Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086

Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

MANAJEMEN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKTOR PERINDUSTRIAN


PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAERAH PROVINSI
SULAWESI UTARA

ELLEN T. SUMANTO
DAUD M. LIANDO
WEHELMINA RUMAWAS

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana manajemen kinerja Pegawai
Negeri Sipil di sector perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi dengan focus penelitian adalah indicator menggunakan teori Ken
Blanchard dan Gerry Ridge tentang model manajemen kinerja yang terdiri dari 3 bagian yaitu,
performance planning (perencanaan kinerja), day to day coaching (pelaksanaan setiap hari),
performance evolution (evaluasi kinerja) atau review dan learning (peninjauan ulang dan belajar).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan manajemen kinerja Pegawai Negeri Sipil di
sector perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara
belum maksimal. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada proses perencanaan program
kerja dan pelaksanaannya sudah berjalan baik namun dalam pelaksanaan evaluasi belum maksimal
karena ternyata pegawai merasa beban kerjanya besar karena harus merangkap tugas dan tanggung
jawab akibat kurangnya pegawai di sector perindustrian. Oleh karena itu, disarankan untuk
melakukan penambahan pegawai disektor perindustrian, melakukan pengawasan secara periodik,
memberikan pelatihan dan pendidikan seperti penyuluh perindustrian dan analis data IKM, untuk
meningkatkan kemampuan yang merata kepada para pegawai serta menjaga komunikasi antara
pimpinandan staf dengan membuat laporan individu berbasis aplikasi.

Kata Kunci : Manajemen Kinerja, Sektor Perindustrian

PENDAHULUAN Kinerja secara umum dapat dipahami


Pegawai merupakan faktor sentral sebagai besarnya kontribusi yang diberikan
yang menggerakkan dinamika organisasi. pegawai terhadap kemajuan dan
Sarana dan prasarana yang dimiliki perkembangan di lembaga tempat dia
organisasi dinamis apabila dikelola secara bekerja. Dengan demikian diperlukan kinerja
baik oleh pegawai yang memiliki kualitas yang lebih intensif dan optimal dari pegawai
kinerja yang baik. Secara konkret individu sebagai bagian organisasi demi optimalisasi
pegawai yang berprestasi membawa bidang tugas yang diembannya. Kinerja suatu
keuntungan dan kemajuan organisasi, organisasi sangat penting, oleh karena
sedangkan pegawai yang tidak berprestasi dengan adanya kinerja maka tingkat
merugikan organisasi. Oleh karena itu,setiap pencapaian hasil akan terlihat sehingga akan
organisasi harus menyadari eksistensinya dapat diketahui seberapa jauh pula tugas
dimasa depan sangat tergantung kepada yang telah dipikul melalui tugas dan
prestasi pegawai. Tanpa dukungan pegawai wewenang yang diberikan yang dilaksanakan
yang memiliki kinerja yang baik, organisasi secara nyata dan maksimal.
mengalami kemunduran. Untuk mencapai Sistem manajemen kinerja
tujuan organisasi salah satu faktor yang merupakan proses tata kelola kerja yang akan
sangat penting adalah kualitas dan kuantitas memberikan umpan balik bagi perencanaan
pegawai sebab dapat menjaga kelangsungan strategis. Dengan adanya sistem kinerja
tujuan organisasi. tersebut, diharapkan suatu organisasi mampu

ISSN 2338-9613 1
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

memiliki perencanaan yang lebih baik karena Pasar Dalam Negeri Daerah dan Penguasaan
didasarkan pada proses pembelajaran dari Pangsa Pasar Ekspor Daerah.” Artinya tugas
hasil kinerja sebelumnya. Pengukuran kinerja prioritas Dinas berada pada sektor
adalah inti dari proses manajemen kinerja perindustrian dan perdagangan yang bekerja
yang menyediakan data untuk dilaporkan dan membantu Gubernur untuk meningkatkan
dianalisis. Hasil pengukuran atas kinerja pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
tersebut dapat berupa hasil positif atau industri demi kesejahteraan masyarakat di
negatif, dan akan dijadikan sebagai dasar Sulawesi Utara.
perbaikan kinerja melalui perumusan rencana Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
tindakan dan program. Hasil ini ada dua Utara Nomor 77 Tahun 2016 tentang
manfaat yaitu pertama, perumusan rencana Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
tindakan dan program akan menjadi masukan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian
bagi perencanaan kinerja organisasi di masa dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara
depan. Yang kedua yaitu perumusan rencana maka tupoksi Dinas Perindustrian dan
tindakan dan program penyediaan informasi Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara
mengenai perlunya dilakukan penyesuaian yaitu membangun dan mengembangkan
strategi (Moeheriono 2012:131-132). bidang industri dan perdagangan.Dengan
Dalam Undang-Undang Nomor 5 beban kerja yang begitu besar dan penting,
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara maka diperlukan peran Dinas Perindustrian
pada Pasal 1 disebutkan Aparatur Sipil dan Perdagangan untuk membantu aparat
Negara yang selanjutnya disingkat ASN dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan organisasi tersebut secara profesional.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Kelancaran pelaksanaan kinerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. pegawai, Dinas Perindustrian dan
Dalam menjalankan tugasnya Aparatur sipil Perdagangan Daerah Provinsi Sulut secara
Negara harus bersikap profesional dan konsisten membuat perencanaan kinerja
berkualitas serta menghasilkan kinerja yang setiap tahun yang kemudian dimasukkan
sesuai dengan amanat undang-undang dan dalam rencana strategi Dinas (renstra) sesuai
harapan masyarakat. Hal ini didukung dengan RPJMD Provinsi Sulawesi Utara
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 yang kemudian dituangkan dalam perjanjian
Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS dalam kerja. Perjanjian Kinerja pada dasarnya
Bab VI disebutkan bahwa penilaian kinerja adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
PNS dilakukan berdasarkan perencanaan merepresentasikan tekad dan janji untuk
kinerja tingkat individu dan tingkat unit atau mencapai kinerja yang jelas dan terukur
organisasi, dengan memperhatikan target, dalam rentang waktu satu tahun tertentu
capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, dengan mempertimbangkan sumber daya
serta perilaku PNS. yang dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian
Visi Dinas Perindustrian dan kinerja antara lain untuk meningkatkan
Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
yakni “Terwujudnya Sulawesi Utara aparatur sebagai wujud nyata komitmen
Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam antara penerima amanah dengan pemberi
Pemerintahan Dan Politik, serta amanah. Perjanjian kinerja digunakan
Berkepribadian Dalam Budaya dengan sebagai dasar penilaian
menjadikan Industri dan Perdagangan keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
Sulawesi Utara yang Tangguh dan Berdaya dan sasaran organisasi, menciptakan tolak
Saing menuju Kesejahteraan Masyarakt ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
melalui Kemandirian Ekonomi, Penguatan aparatur, dan sebagai dasar pemberian

ISSN 2338-9613 2
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

penghargaan (reward) dan sanksi 8. Penyelenggaraan urusan industri kecil


(punishment). menengah logam, mesin, elektronik,
Penyelenggaraan tugas pokok dan kimia, sandang, aneka dan kerajinan
fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan 9. Penyelenggaraan urusan bina usaha,
Daerah Provinsi Sulawesi Utara terbagi atas sarana dan standarisasi dan promosi
5 (lima) bidang dan 1 (satu) Unit Pelayanan industri kecil menengah
Terpadu Daerah (UPTD) yaitu Bidang Dalam rangka menunjang
Perindustrian, Bidang Fasilitas dan penyelenggaraan tugas dan fungsi dari sektor
Pengembangan Industri Kecil Menengah perindustrian, maka masing-masing bidang
(FPIKM), Bidang Perdagangan Dalam dibentuk 3 seksi. Bidang Perindustrian
Negeri, Bidang Perdagangan Luar Negeri, terbagi atas Seksi Sarana pengembangan dan
Bidang Sekretariat dan UPTD Balai pemberdayaan masyarakat industry, seksi
Pengujian Mutu Barang. Sektor Perindustrian bina usaha sarana standarisasi dan
terdiri atas Bidang Perindustrian dan FPIKM. pengawasan lingkungan dan seksi industry
Bidang Perindustrian mempunyai tugas agro, hasil hutan dan promosi industri,
melaksanakan urusan dibidang industri besar sedangkan bidang FPIKM yakni seksi logam,
termasuk bina usaha sarana dan pengawasan mesin, elektronik, kimia, sandang, aneka dan
lingkungan, industri, agro kimia dan hasil kerajinan, seksi bina usaha, sarana dan
hutan, industri logam, mesin elektronika, standarisasi dan promosi industri kecil
tekstil, aneka alat transportasi dan telematika menengah dan seksi pangan, barang dari
serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala kayu dan furniture. Bidang Perindustrian dan
Dinas sedangkan Bidang FPIKM memiliki Bidang FPIKM sangat memegang peranan
tugas di bidang industri kecil dan menengah penting dalam keberhasilan organisasi.
pangan, barang dari kayu dan furniture, Pada tahun 2018 Pencapaian kinerja
logam, mesin, elektronik, kimia, sandang, sektor industri menunjukkan perkembangan
aneka dan kerajinan, bina usaha, sarana, positif namun dari sisi investasi mengalami
standarisasi, dan promosi industri kecil perlambatan. Hal ini disebabkan karena
menengah serta tugas lain yang diberikan kurang efektifnya promosi dan misi dagang
pimpinan. Adapun Fungsi dari sektor yang dilakukan untuk menarik investor dan
Perindustrian adalah: pembinaan IKM yang tidak maksimal karena
1. Pemberian pelayanan administrasi kurangnya personil pelaksana dan penyuluh
dilingkungannya; perindustrian. Dari sisi realisasi penggunaan
2. Penyusunan rencana dan pelaporan anggaran juga mengalami perlambatan
kegiatan; dibanding tahun 2017. Faktor penyebabnya
3. Pengkoordinasian, pembagian dan seperti perencanaan program kegiatan yang
pengaturan pelaksanaan tugas; tidak konsisten sehingga selalu dilakukan
4. Penyelenggaraan urusan bina usaha perubahan kegiatan dan pergeseran anggaran,
sarana dan pengawasan lingkungan; waktu pelaksanaan, kurangnya tenaga teknis
5. Penyelenggaraan urusan industri dan alasan internal lainnya.
agrokimia dan hasil hutan; Data awal laporan evaluasi kinerja
6. Penyelenggaraan urusan industri logam, Disperindag menunjukkan masih terdapat
mesin, elektronika, tekstil, aneka alat permasalahan/kelemahan pada sektor
transportasi dan telematika perindustrian padahal sektor ini sangat
7. Penyelenggaraan urusan industri kecil penting dan strategis. Apabila dilihat dari
menengah pangan, barang dari kayu dan kinerja pegawai berdasarkan pengamatan
furniture awal peneliti belum maksimal, hal ini
didasari adanya ketidakdisiplinan pegawai

ISSN 2338-9613 3
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

dalam menjalankan tugas seperti sering izin penyebab para pegawai enggan
tidak masuk kantor, izin pada saat jam kerja melaksanakan tugas pada bidang tersebut.
tanpa alasan yang jelas, dan yang paling Persoalan-persoalan ini ternyata berdampak
signifikan sering menunda-nunda pekerjaan pada kinerja pegawai di kedua bidang
sehingga menyebabkan penyelesaian tersebut dimana beban kerja pegawai
pekerjaan tidak tepat waktu. semakin banyak yang menyebabkan hasil
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2014 kerja tidak optimal karena multi tasking.
disebutkan bahwa untuk menjamin Beban kerja yang menumpuk membuat para
terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pegawai justru melimpahkan tugas kerja
pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi bahkan yang bersifat teknis kepada para THL
disiplin PNS. PNS dituntut memiliki disiplin sehingga akhirnya hasil kerja yang diperoleh
waktu dan disiplin kerja sebagai bagian dari tidak sesuai target karena tugas THL hanya
bentuk tanggung jawab terhadap kerja yang membantu saja bukan sebagai pelaksana
diembannya atau yang diberikan kerja atau pembuat keputusan.
atasan.Setiap pegawai dituntut untuk Instruksi Gubernur Sulawesi Utara
melaksanakan setiap tugas kerja dengan Nomor 100 Tahun 2019 tentang Optimalisasi
penuh rasa tanggung jawab namun dalam Kerja Tahun 2019 menuntut setiap Perangkat
pelaksanaannya tidak demikian. Banyak Daerah untuk melaksanakan kegiatan yang
pekerjaan justru dikerjakan oleh Tenaga telah direncanakan sesuai waktu, melakukan
Harian Lepas (THL) padahal perkerjaan konsolidasi internal, menjaga soliditas,
tersebut memerlukan analisis teknis. kekompakan, profesionalisme dan
Permasalahan lain muncul ketika integritas.PNS baik sebagai pejabat pembuat
pembagian pekerjaan yang tidak sesuai seksi keputusan maupun sebagai staf pelaksana
atau bidang yang disebabkan karena dituntut untuk melaksanakan tugas kerjanya
kurangnya pegawai pada Bidang sesuai tupoksi, program kerja masing-masing
Perindustrian dan Bidang FPIKM. Beberapa bidang, dan sasaran kerja pegawai (SKP)
pekerjaan dilakukan oleh staf bidang lain untuk kemudian dilakukan penilaian dan
padahal pekerjaan tersebut seharusnya evaluasi oleh pimpinan. PNS harus lebih
dilakukan oleh pegawai di bidang tersebut, proaktif dalam melaksanakan kerja apalagi
misalnya ketika ada pelatihan penyuluh yang menyangkut pelayanan publik.
perindustrian dimana peserta yang mengikuti Pembagian kerja yang tidak merata
kegiatan berasal dari bidang perdagangan oleh pimpinan atau menugaskan hanya
sehingga ketika selesai mengikuti pelatihan kepada bawahan tertentu saja hal ini
tidak bisa melaksanakan hasil pelatihan menyebabkan seseorang merangkap tugas
karena harus kembali ke bidangnya sehingga dan lainnya tidak mendapatkan pekerjaan,
tidak ada penambahan penyuluh sehingga munculnya istilah pegawai
perindustrian atau regenerasi sehingga saat “kesayangan” yang mendapat perlakuan
ini tercatat hanya 1 orang penyuluh. Tidak istimewa. Hal ini menimbulkan kecemburuan
adanya penambahan personil pegawai di antar pegawai dan membuat performa kerja
kedua bidang tersebut bukan karena tidak ada seseorang menurun karena kecewa tidak
permintaan pegawai namun karena diakomodir atau dikucilkan. Jumlah THL
kecenderungan terlalu selektif terhadap yang lebih banyak dari PNS juga
pegawai yang akan ditempatkan di bidang menimbulkan polemik karena PNS
tersebut. Sebelumnya sudah ditempatkan 2 cenderung memanfaatkan mereka untuk
pegawai pada bidang tersebut namun mereka mengerjakan tugas kerja PNS sehingga hasil
mengajukan diri untuk pindah bidang lain kerja yang diperoleh tidak maksimal. Ada
sehingga mengundang pertanyaan apa kesan target kinerja tercapai namun tidak

ISSN 2338-9613 4
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

tepat sasaran sehingga kurang memberikan manajemen kinerja yang terdiri dari 3 bagian
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi :
daerah.Belum lagi dukungan prasarana 1. Performance planning (perencanaan
kantor yang belum memadai seperti kinerja)
komputer, printer dan scanneryang terbatas 2. Day to day coaching (pelaksanaan
menjadi salah satu kendala dalam setiap hari)
optimalisasi kinerja PNS. Kinerja organisasi 3. Performance evolution (evaluasi
akan terus dikritik jika manajemen kinerja kinerja) atau review dan learning
pegawai tidak berjalan sebagaimana (peninjauan ulang dan belajar) yaitu
mestinya. duduk bersama meninjau ulang kinerja
Beberapa permasalahan yang diakhir periode waktu.
timbulpada bidang FPIKM dan bidang Data yang dikumpulkan melalui
Perindustrian baik dari perencanaan kerja penelitian ini adalah data yang sesuai dengan
pegawai, proses pelaksanaan kerjadan objek penelitian, Jenis data dalam penelitian
evaluasi kerja pegawai, maka dinilai perlu ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1)
dilakukan penelitian tentang manajemen Data primer dan (2) Data sekunder.
kinerja PNS di sektor Perindustrian pada Informan dalam penelitian ini adalah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah : Kepala Dinas, Kepala Bidang Perindustrian,
Provinsi Sulawesi Utara. Kepala Bidang FPIKM, PNS pada Bagian
Perindustrian dan FPIKM.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data yaitu melalui
Metode penelitian yang di gunakan observasi, wawancara mendalam (in depth
pada penelitian ini yaitu metode kualitatif interview) dan studi dokumen (Sugiono,
untuk dapat menggambarkan Manajemen 2007:147). Data yang diperlukan dalam
Kinerja PNS di sektor Perindustrain pada penelitian ini adalah data primer dan data
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah sekunder, yaitu melalui Wawancara,
Provinsi Sulawesi Utara. Menurut Bogdan Observasi dan Studi Dokumen.
dan Tylor (Moleong, 2006:3) merupakan Teknik analisa data yang berifat
prosedur meneliti yang menghasilkan data deskriptif, dimana suatu jenis penelitian yang
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan memberikan gambaran atau uraian atas fakta-
dari orang-orang dan perilaku yang dapat fakta berdasarkan data yang terkumpul di
diamati. lapangan yang berkaitan erat dengan objek
Lokasi penelitian ini dilakukan di penelitian, kemudian data tersebut dipadukan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah dan dianalisa secara kualitatif dengan
Provinsi Sulawesi Utara khususnya di bidang memberikan gambaran-gambaran,
Perindustrian dan Bidang Fasilitasi dan interpretasi atau penafsiran atau fakta-fakta
Pengembangan Industri Kecil Menegah tersebut.
(FPIKM) terkait dengan sistem manajemen
kinerja Pegawai Negeri Sipil yang ada pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua bidang tersebut. Penelitian ini 1. Performance planning (perencanaan
dilakukan pada tahun 2019. kinerja)
Fokus penelitian ini adalah bagaimana Hasil penelitian menunjukkan
Manajemen Kinerja PNS di sektor bahwa perencanaan kinerja di
Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Disperindag Sulut terlihat telah ada
Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara perencanaan yang matang dari
dengan menggunakan teori dari Ken Organisasi Disperindag Sulut dengan
Blanchard dan Gerry Ridge tentang model adanya Rencana Strategis Dinas dalam 5

ISSN 2338-9613 5
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

tahun 2016-2019, Program perjanjian keyakinan atas kemampuan


kerja serta menetapkan indicator kinerja produksi daerah dan bernilai jual;
Utama untuk capaian tahun berjalan. 5. Menjadikan Sulawesi Utara sebagai
Selain itu dalam rangka meningkatakan Pelabuhan Ekspor Langsung di
kinerja setiap pegawai diadakan Asia Timur Pasifik serta
perencanaan pada masing-masing terbentuknya tim terpadu;
bidang. 6. Peningkatan daya saing ekspor
Data sekunder dilapangan melalui komoditi utama dan
ditemuim dalam rangka menjalankan komoditi potensial ekspor,
tugas pokok dan fungsi, maka Kepala penetrasi pasar non-tradisional,
Dinas juga telah menetapkan Visi Dinas diversifikasi pasar tujuan ekspor
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan pengendalian impor.
Sulawesi Utara, yaitu “Terwujudnya Penjabaran dari misi tersebut,
Sulawesi Utara Berdikari Dalam ditetapkan tujuan yang merupakan
Ekonomi, Berdaulat Dalam sesuatu yang akan dicapai atau
Pemerintahan Dan Politik, serta dihasilkan pada kurun waktu tertentu,
Berkepribadian Dalam Budaya dengan yaitu satu sampai lima tahun kedepan
menjadikan Industri dan Perdagangan dalam tahun 2016-2021, serta
Sulawesi Utara yang Tangguh dan menggambarkan arah strategis
Berdaya Saing menuju Kesejahteraan organisasi, perbaikan-perbaikan yang
Masyarakat melalui Kemandirian ingin dicapai sesuai dengan tugas dan
Ekonomi, Penguatan Pasar Dalam fungsi, serta meletakkan kerangka
Negeri Daerah dan Penguasaan Pangsa prioritas untuk memfokuskan program
Pasar Ekspor Daerah.” dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalam rangka mencapai visi Tujuan Dinas Perindustrian dan
tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk periode 2016-2021
Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi sebagai berikut :
Utara menetapkan 6 (enam) misi, yaitu: 1. Terwujudnya wirausaha baru,
1. Mewujudkan sektor industri lapangan kerja, Ekonomi Kreatif
sebagai penggerak ekonomi serta meningkatnya pendapatan
kerakyatan yang mampu masyarakat secara merata melalui
menghasilkan produk berkualitas, persebaran industri kecil dan
bernilai ekonomis, berdaya saing menengah di Kabupaten/Kota.
dan berorientasi pasar; 2. Terwujudnya Sulawesi Utara
2. Mewujudkan sektor perdagangan sebagai Pelabuhan Ekspor ke Asia
yang mampu menciptakan atau Timur dan Pasifik.
meningkatkan sistem distribusi 3. Terwujudnya sistem distribusi
barang dan jasa yang efisien dan barang kebutuhan pokok dan
efektif dan perlindungan barang penting yang efisien dan
konsumen; efektif serta iklim usaha yang
3. Meningkatkan kesadaran, kondusif yang berdampak pada
kemampuan dan kemandirian stabilitas harga dan terkendalinya
konsumen untuk melindungi diri inflasi.
atas transaksi perdagangan; 4. Terwujudnya tertib niaga dan
4. Mewujudkan wahana promosi serta perlindungan konsumen.
mengapresiasikan kecintaan, 5. Terwujudnya Kawasan Ekonomi
kepercayaan, kebanggaan dan Khusus KEK Bitung.

ISSN 2338-9613 6
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

Untuk menjabarkan tujuan agar Dengan adanya perencanaan yang


terukur dan dapat dicapai secara nyata, matang, maka akan dengan mudah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan pimpinan menjalankan tugas
menyusun sasaran strategis. Sasaran pengawasan kepada bawahan dan
Strategis Dinas Perindag untuk tahun mengevaluasi setiap program kerja.
2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Jumlah Unit Usaha 2. Day to day coaching (pelaksanaan
IKM. setiap hari)
2. Meningkatnya Jumlah Tenaga Berdasarkan perencanaan kinerja
Kerja sektor Industri. yang telah disepakati bersama antara
3. Meningkatnya Investasi sektor pimpinan dan pegawai, dilakukan
Industri. implementasi. Pelaksanaan merupakan
4. Meningkatnya Jumlah Kelompok implementasi dari perencanaan dalam
Usaha Bersama (KUB). bentuk kegiatan nyata. Selama proses
5. Meningkatnya Jumlah Produk Hilir pelaksanaan seorang manajer
Terstandarisasi. mempunyai tugas penting untuk
6. Meningkatnya Ekspor. menggerakkan para anggotanya.
7. Ketersediaan Barang Kebutuhan Menurut Terry yang dikutip oleh Syaiful
Pokok dan Barang Penting dalam Sagala dalam buku manajemen
jumlah yang cukup dan harga strategik, menggerakkan merupakan
terjangkau. aktivitas merangsang anggota kelompok
8. Menguatnya Perlindungan agar melaksanakan tugas dan tanggung
Konsumen dan Standarisasi. jawabnya dengan baik Pada tahap
9. Berkembangnya Kawasan Ekonomi pelaksanaan, manajer mengamati dan
Khusus memonitor kinerja orangnya, memuji
Mewujudkan target kerja yang kemajuan dan mengarahkan ulang apa
telah ditetapkan,Dinas Perindustrian dan bila diperlukan. (Wibowo 2013:73).
Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Hasil penelitian melalui
Utara mendapatkan alokasi Anggaran wawancara dengan para informan,
Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar khususnya dengan pimpinan dan staf,
Rp. 18.776.470.400. Anggaran tersebut peneliti menganalisis bahwa dalam
terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung pelaksanaan tugas kerja sehari-hari,
(BTL) sebesar Rp. 7.860.293.000 dan masih memiliki kendala yakni bahwa
Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. staf merasa beban yang ditetapkan
10.916.177.400. terlalu berat bagi pegawai, apalagi jika
Dari hasil yang didapat baik dibandingkan dengan jumlah pegawai
sekunder dan wawancara dilapangan, yang tidak seimbang dengan beban
peneliti menganalisis bahwa kerja, belum lagi sikap pimpinan yang
perencanaan kinerja yang dilakukan hanya mempercayakan pegawai tertentu
oleh pegawai di Disperindag Sulut untuk mengerjakan pekerjaan tertentu
berlangsung dengan baik terstruktur, tanpa membuat terobosan dengan
terprogram dengan baik yang kemudian memberdayakan pegawai yang memiliki
diikat dalam suatu aturan yang jelas dan skil yang kurang.Dalam pelaksanaan
berlaku untuk setiap pegawai. Hal ini kerja setiap hari, pegawai dinas
menegaskan bahwa dalam rangka berpedoman pada target kerja yang telah
meningkatkan kinerja pegawai, telah ditetapkan oleh organisasi. Dalam
ada manajemen perencanaan yang baik. menjalankan pekerjaanya tersebut pada

ISSN 2338-9613 7
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

tahun 2018 dapat dinilai berhasil karena pegawai mampu menjalankan tugasnya
berdasarkan hasil dokumen sekunder dengan baik dengan tercapainya target
yakni laporan kinerja terlihat bahwa yang telah ditetapkan.

3. Performance evolution (evaluasi a. Memberi informasi yang valid


kinerja) atau review dan learning mengenai kinerja kebijakan, program
(peninjauan ulang dan belajar) dan kegiatan, yaitu mengenai
Efektifitas dan efisiensi suatu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
rencana pengelola diketahui dengan kesempatan telah dicapai. Dengan
melakukan evaluasi. Evaluasi kinerja evaluasi dapat diungkapkan
merupakan proses mengevaluasi pekerja mengenai pencapaian suatu tujuan,
pada berbagai dimensi yang berkaitan sasaran dan target tertentu.
dengan pekerjaan. Menurut Bacal, yang b. Memberi sumbangan pada klarifiaksi
dikutip oleh Wibowo dalam buku dan kritik. Evaluasi memberi
manajemen kinerja, evaluasi kinerja sumbangan pada klarifikasi dan
merupakan proses untuk menilai dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mengevaluasi kinerja perorangan mendasari tujuan dan target. Nilai
(Wibowo 2013:151). Evaluasi kinerja diperjelas dengan mendefinisikan
merupkan tahapan yang penting dalam dan mengoperasikan tujuan dan
manajemen kinerja. Evaluasi kinerja target.
dapat dilakukan oleh pegawai itu sendiri c. Memberi sumbangan pada aplikasi
(self-assessment) ataupun oleh metode analisis kebijakan, termasuk
pimpinan. Karena pemimpin perlu perumusan masalah dan
menggali data dan informasi yang rekomendasinya. Informasi
akurat yang berkaitan dengan kinerja mengenai tidak memadainya suatu
pegawai. Agar dilakukannya evaluasi kinerja kebijakan, program dan
kinerja mendapatkan hasil yang baik, kegiatan memberikan kontribusi bagi
pemimpin melakukan review karena perumusan ulang kebijakan, program
review bisa menjadi gambaran akan dan kegiatan. Evaluasi dapat pula
kondisi kinerja pegawai sehingga dapat menyumbangkan rekomendasi bagi
menjadi salah satu informasi untuk pendefinisian alternatif kebijakan,
penilaian kinerja (Suharsaputra yang bermanfaat untuk mengganti
2011:164). kebijakan yang berlaku dengan
Evaluasi merupakanpenilaian yang alternatif kebijakan yang lain (Tim
secara sistimatis untuk melihat sejauh Penyusun Modul Sistem AKIP;2007)
mana efisiensi suatu program masukan Berdasarkan Peraturan Daerah
(input) untuk memaksimalkan keluaran Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun
(output), evaluasi juga digunakan untuk 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
mencapai tujuan dari program Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi
pencapaian hasil atau afaktifitas, dan Utara, Peraturan Gubernur Sulawesi
kesesuaian program kebijakan dan Utara Nomor 77 Tahun 2016 tentang
kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
termasuk salah satu kegiatan yang dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
dilakukan untuk mengukur keberhasilan Perindustrian dan Perdagangan Daerah
suatu kebijakan. Provinsi Sulawesi Utara Tipe A. Dalam
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi melaksanakan tugas tersebut Dinas
yaitu : Perindustrian dan Perdagangan Daerah

ISSN 2338-9613 8
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

dituntut untuk melaksanakannya dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi


transparan, akuntabel, efektif, dan Pemerintah, dan Instruksi Presiden
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip Nomor 5 Tahun 2004 tentang
good governance. Percepatan Pemberantasan Korupsi,
Salah satu azas penyelenggaraan Peraturan Menteri Pendayagunaan
good governance yang tercantum dalam Aparatur Negara dan Reformasi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
adalah azas akuntabilitas yang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian
menentukan bahwa setiap kegiatan dan Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu
hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Atas Laporan Kinerja.
negara harus dapat Hasil penelitian melalui wawancara dan
dipertanggungjawabkan kepada penelusuran data sekunder, terlihat
masyarakat atau rakyat sebagai secara organisasi kinerja organisasi
kedaulatan tertinggi negara sesuai dapat dikatakan berhasil dengan
dengan ketentuan peraturan perundang- tercapainya sebagian besar target yang
undangan yang berlaku. Akuntabilitas direncanakan pada tahun 2018. Hal
tersebut salah satunya diwujudkan tersebut membuktikan manajemen
dalam bentuk penyusunan Laporan kinerja pegawai yang dilaksanakan di
Kinerja. Laporan Kinerja Instansi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pemerintah disusun sebagai salah satu Sulut berjalan efektif pada setiap
bentuk pertanggungjawaban Dinas pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh
Perindustrian dan Perdagangan Darah setiap bidang. Hal tersebut dapat dilihat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari tabel 7 tentang Rekapitulasi
selama tahun 2018 dalam rangka Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja
melaksanakan misi dan mencapai visi Perangkat Daerah danPencapaian
Gubernur Sulawesi Utara dan sekaligus Renstra Perangkat Daerah s/d Tahun
sebagai alat kendali dan pemacu 2018Dinas Perindustrian dan
peningkatan kinerja setiap unit Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi
organisasi di lingkungan Dinas Utara.
Perindustrian dan Perdagangan Daerah Namun dibalik keberhasilan tersebut,
Provinsi Sulawesi Utara, serta sebagai peneliti menganalisis ternyata memiliki
salah satu alat untuk mendapatkan kekurangan dan kendala yang bersifat
masukan bagi stakholders demi jangka Panjang, dimana para pegawai
perbaikan kinerja. merasa mereka terlalu dipaksakan
Selain untuk memenuhi prinsip dengan target yang telah ditetapkan.
akuntabilitas, penyusunan Laporan Menyebabkan pegawai tidak begitu
Kinerja tersebut juga merupakan amanat Bahagia. Selain itu masih adanya
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun pegawai yang malas dalam bekerja dan
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan ada pegawai yang merangkap pekerjaan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan dalam satu bidang bahkan lebih.
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

ISSN 2338-9613 9
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

KESIMPULAN DAN SARAN organisasi terlihat berhasil dengan


Kesimpulan ketercapaian beberapa target-target yang
1. Proses perencanaan kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018.
dikerjakan oleh pegawai di Disperindag Namun dari keberhasilan tersebut,
Sulut dilaksanakan berdasarkan visi dan ternyata hanya dilaksanakan oleh
misi daerah dan peraturan daerah beberapa pegawai saja yang memiliki
tentang Tugas pokok dan Fungsi Dinas kemampuan yang baik dan dipercayai
Perindustrian dan Perdagangan Daerah oleh atasan, sehingga pegawai merasa
Provinsi Sulawesi Utara kemudian terbebani dengan beban kerja, selain itu
dijabarkan dalam rencana kerja dinas masih adanya pegawai yang merangkap
tahun 2016-2018, selanjutnya pekerjaan yang bekerja bukan pada
dituangkan dalam rencana kerja tahunan tugas pokok dan fungsinya.
dinas. Untuk memberikan arahan dan
memastikan pelaksanaan kerja pegawai Saran
dinas berjalan dengan baik, pimpinan 1. Untuk tetap menjaga keberhasilan
dinas menetapkan program perjanjian organisasi yakni Dinas Perindustrian dan
kerja serta menetapkan indicator kerja Perdagangan daerah Provinsi Sulawesi
utama (IKU) dalam keputusan Kepala Utara disarankan untuk tetap
Dinas. Dengan adanya aturan yang memeprtahankan strategi perencanaan
berjenjang dan lengkap, dapat yang dilakukan sekarang ini. Dengan
disimpulkan bahwa dari segi adanya perencanaan yang baik, maka
perencanaan kinerja untuk pegawai tujuan organisasi akan dapat dicapai dan
direncanakan dengan baik. mudah untuk dievaluasi dan dianalisis
2. Pada tahap pelaksaan kerja sehari-hari factor pendukung dan penghambat
dilaksanakan berpedoman pada kinerja serta langkah-langkah yang dapat
peraturan yang berlaku serta sejalan diambil.
dengan kebijakan pemerintah Provinsi 2. Dalam rangka meningkatkan kinerja
Sulawesi Utara dengan menggunakan pegawai dalam pelaksanaan kerjanya
tolak ukur kinerja perindustrian dan sehari-hari, disarankan untuk
perdagangan melalui pengukuran 9 memaksimalkan kamera pengawas,
indikator. Dalam pelaksanaan kerja untuk melihat satu persatu kinerja
setiap hari pegawai, pimpinan pegawai, selain itu komitmen pimpinan
melaksanakan pengawasan melekat dalam melaksanakan pengawasan
kepada bawahan. Dan dari indicator melekat terhadap pegawai perlu
absensi terlihat kehadiran pegawai ditingkatkan, agar pegawai bekerja
dikantor cukup baik, hal ini terlihat dari dengan maksimal. Selain itu perlunya
tingginya penerimaan tunjangan kerja pemerataan jumlah pegawai sesuai
daerah yang diterima oleh pegawai. dengan beban kerja pada bidang tertentu.
3. Evaluasi Kinerja untuk individu 3. Demi menjaga keberlangsungan
pegawai menggunakan laporan kinerja organisasi dan kesejahteraan pegawai,
pegawai yang dilaporakan pada atasan disarankan kepada pimpinan untuk
secara berjenjang yang kemudian memberikan pelatihan dan Pendidikan
ditanda tangani. Dalam perkembangnya serta kemampuan yang merata kepada
sekarang dalam tahapan uji coba semua pegawai agar semua pegawai
penggunaan e-kinerja untuk evaluasi mampu mengerjakan pekerjaan yang
kinerja pegawai. Dalam evaluasi kinerja diberikan serta tidak ada lagi pekerjaan

ISSN 2338-9613 65
Jurnal Administrasi Publik Vol V Nomor 086
Universitas Sam Ratulangi Sept- Des 2019

yang terlalu membebani seorang Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja


pegawai. Berbasis Kompetensi. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Moleong, J. Lexy,2006. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Adisasmita R, 2011. Pengelolaan pendapatan
Safroni, Ladzi, 2012. Manajemen dan
dan anggaran daerah, Yogyakarta:
Reformasi Pelayanan Publik dalam
Graha Ilmu
Konteks Birokrasi Indonesia. Aditya
Afifatusholih, 2012. Manajemen Kinerja Media Publishing, Surabaya.
Pegawai Kantor Urusan Agama
Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian
Kecamatan Bangsal Kabupaten
Kualitatif & Kuantitatif. Alfabeta,
Mojokerto. Institut Agama Islam
Bandung.
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Sukarna, 2011. Dasar-Dasar Manajemen.
Atik & Ratminto, 2012. Manajemen
CV. Mandar Maju, Bandung.
Pelayanan. Pustaka Pelajar,
Yogjakarta. Ranupandojo, Heidjrachman, 1996. Dasar-
dasar Manajemen. UPPAMP YJPN,
Azis,Arwan, 2014. Manajemen Kinerja
Edisi revisi cetak ke-2, Yogjakarta.
Sumberdaya Manusia Studi pada
Komunitas Studio Taksu. Institut Seni Rumawas W. 2018. Manajemen Sumber
Indonesia Jakarta. Daya Manusia. Manado. Unsrat Press.

Fadilah, Noor, 2017. Implementasi Wibowo, 2013. Manajemen Kinerja. PT.


Manajemen Kinerja Pengurus Rajagrafindo Persada, Yogjakarta.
Pelayanan Sosial Asuhan Anak Budi Yani, Mulya, 2014. Peran Manajemen
Asih Bandar Lampung.Universitas Kinerja Dalam Meningktkan Kinerja
Bandar Lampung. Pegawai Kantor Kementerian Agama
Hasibuan, Malayu S.P, 2009. Manajemen: Kota Pekanbaru. UIN Sultan Syarif
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Kasim Riau.
Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Yuli Aryadi, 2013. Praktik-praktik
Handoko, T. Hani, 2001. Manajemen Manajemen Kinerja pada Organisasi
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Sektor Publik dan Hubungannya
BPFE, Yogyakarta. dengan Kinerja Organisasi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Hadari Nawawi, 2005.Penelitian
Terapan.Gajah Mada University
Press., Yogjakarta.
Hari Sabarno, 2007, Mamandu Otonomi
Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa.
Sinar Grafika, Jakarta.
Ibnu Syamsi, 1994. Pokok-pokok Organisasi
dan Manajemen. Rineka. Cipta,
Jakarta.

ISSN 2338-9613 66

Anda mungkin juga menyukai