Anda di halaman 1dari 116

Menuju Sepakbola Indonesia yang Lebih Baik

Update 22 Januari 2012 Tulisan ini adalah ringkasan dari diskusi Kaskuser mengenai persoalan kisruh PSSI yang terjadi di awal kepemimpinan Djohar Arifin, dalam thread Kaskus yang berjudul Menuju Sepakbola Indonesia yang Lebih Baik. Namun tidak menutup kemungkinan bila masih ditemukan kekeliruan dalam ringkasan ini. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menemukan kesalahan tersebut , dapat membantu meluruskan melalui thread diatas. Akses singkat ke thread: www.dukungpssi.info atau www.saveoursoccer.tk.
***

Hingga pada saat ringkasan ini dirilis, kisruh dalam persepakbolaan nasional masih belum menemui titik temu. KPSI, yang masih ngotot berseberangan dengan PSSI, menghendaki dilaksanakannya KLB untuk menggulingkan Djohar Arifin. Di sisi lain, PSSI tetap tidak bergeming dan memilih untuk terus melanjutkan program-program kerja yang telah disusun. Pun demikian dengan dualisme kompetisi, ISL dan IPL, masing-masing pihak merasa dirinya yang paling benar. Perseteruan kedua kubu ini berlajut pada perang opini melalui media, berbagai macam tuduhan pun dilempar pada lawan. Akhirnya masyarakat awam-lah yang bingung mencerna rentetan potongan informasi yang tidak utuh dan belum tentu kebenarannya itu. Dan betul saja, mayarakat terbukti ikut terseret dalam arus perpecahan, seperti yang bisa diamati pada debat-debat kusir yang terjadi pada berbagai forum dunia maya. Berangkat dari niatan untuk mencari fakta yang sebenarnya, maka dimulailah usaha para kaskuser untuk mengumpulkan kepingan-kepingan informasi menjadi puzzle yang terangkai. Agar masyarakat bisa melihat substansi masalah secara lebih obyektif.

Ringkasan ini terdiri dari beberapa bagian. 1. 2. 3. 4. 5. 6. FAQ to PSSI IPLberisi mengenai tuduhan pada PSSI IPL dan bantahannya. Kesalahan PSSIberisi mengenai tuduhan pada PSSI IPL dan bukti kebenarannya. Kesalahan KPSI PT LI ISLberisi mengenai tuduhan pada KPSI PT LI ISL dan bukti kebenarannya. Manuver kubu pembangkang..berisi mengenai maniver-2 para dedengkot kubu pembangkang. Debatable zone...berisi mengenai area abu-abu yang belum jelas kebenarannya. Lampiran

FAQ to PSSI IPL


PSSI memberikan promosi gratis pada 6 tim!
Fakta: Tidak ada promosi gratis, yang ada adalah klub manapun boleh tampil asal lolos verifikasi sebagai peserta kompetisi professional kelas 1 atau kelas 2. Sementara itu, Djohar juga menjelaskan status kompetisi Indonesia di mata Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). AFC kita undang dan menurut mereka, klub kita sudah tidak ada yang dianggap profesional. AFC sendiri menjelaskan apa itu klub profesional, karena itu kita mulai lagi dari nol, terangnya. Djohar menjelaskan, statistik pertandingan dan nilai-nilai koefisien dari kompetisi musim lalu tidak lagi digunakan musim ini, sehingga semua klub yang ada memiliki posisi yang sama. Kasta musim lalu tidak ada. ranking tidak ada, tapi siapa yang memenuhi syarat profesional (berhak mengisi kompetisi profesional kasta tertinggi), terangnya. Seharusnya yang ikut ada 36 klub, Indonesia sangat besar dan banyak penduduk. kita harapkan semua Indonesia bersatu. peluang itu ada. Kami tetap membuka pintu, tetapi kalau orangnya tak mau, mau bagaimana lagi? tandasnya. http://bola.inilah.com/read/detail/1803443/djohar-kompetisi-mulai-dari-nol Fakta: Penentuan jumlah peserta liga ini adalah hak prerogatif Exco sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi.

Fakta: Tapi ingat 6 tim itu kemarin harus diverifikasi lagi, kalo lolos silahkan ikut kompetisi profesional, kalo ga, ya ga bisa.... Jadi bukan gratis. Djohar menjelaskan, pertimbangan dimasukkannya enam klub baru itu di antaranya adalah untuk eks Liga Primer Indonesia (LPI) (Persema, Persibo dan PSM) telah diputihkan dari sanksi yang diterima.

Untuk pemilihan klub PSMS Medan dan Persebaya Surabaya, kata dia, didasarkan pada banyaknya pendukung dan sejarah serta keinginan dari sponsor. Sedangkan Bontang FC dipilih karena terbaik dari klub yang didegradasi. "Data ini belum final. Jika ada yang tidak lolos verifikasi, maka jumlah klub akan berkurang seiring dengan hasil verifikasi," kata Djohar menegaskan. http://www.tempo.co/read/news/2011/09/22/099357582/24-Klub-Jadi-Peserta-Kompetisi-PSSI Fakta: Kelompok klub pembangkang dan PT LI menuduh PSSI memberikan promosi gratis, padahal ISL 2011/2012 juga memberikan promosi gratis kepada: Persiram, Gresik United, PSAP, dan PSMS. Kali ini apa dasarnya? Tanpa verifikasi?

Kenapa harus ada reset kompetisi! Pasti ini adalah akal-akalan saja untuk melegalkan promosi gratis!
Fakta: Reset kompetisi disebabkan oleh AFC yang menilai klub kita tidak ada yang profesional. Untuk memperbaiki sistem yang bobrok ini sudah sangat sulit. Oleh karena itu, kita merubuhkan bangunan sistem reyot masa lalu, dan membangun sistem liga baru yang profesional. Refresh! Konsekuensi dari refresh adalah membersihkan statistik-statistik pertandingan dan nilai-nilai koefisien musim lalu. Semua klub posisinya sama. Nol kembali. Siapapun yang lolos verifikasi berhak tampil di liga baru! Meskipun tim itu dulunya ada di divisi 2. AFC kita undang dan menurut mereka, klub kita sudah tidak ada yang dianggap profesional. AFC sendiri menjelaskan apa itu klub profesional, karena itu kita mulai lagi dari nol, terangnya. Djohar menjelaskan, statistik pertandingan dan nilai-nilai koefisien dari kompetisi musim lalu tidak lagi digunakan musim ini, sehingga semua klub yang ada memiliki posisi yang sama. Kasta musim lalu tidak ada. ranking tidak ada, tapi siapa yang memenuhi syarat profesional (berhak mengisi kompetisi profesional kasta tertinggi), terangnya. http://bola.inilah.com/read/detail/1803443/djohar-kompetisi-mulai-dari-nol Believe it: Jangan terlalu skeptis pada perubahan. Hanya orang gila yang berharap hasil yang berbeda dengan terus melakukan cara yang sama! Hanya orang gila yang menginginkan Timnas berprestasi dengan menggunakan sistem lama yang sudah terbukti bobrok! Dengan berubah, mungkin saja kita berhasil, dan mungkin saja kita gagal. Tapi bila tidak berubah, kita sudah terbukti gagal! Bangkit dan berubah! Perubahan dimulai dari mengubah pola pikir kita! Contoh Liga Jepang. Tahun 1993, Jepang menghentikan Japan Soccer League yang telah berlangsung sejak 1965. Kemudian merombak liganya menjadi lebih profesional yang bernama J-League. Di musim pertamanya hanya tercatat 10 tim yang tergabung. Namun perlahan tim bertambah dan liga menjadi semakin profesional. Sekarang lihat hasilnya, Jepang mampu berbicara di pentas dunia. Sekarang momentum kita tepat seperti di Jepang 18 tahun lalu. Jangan takut berubah. Jepang telah memberi kita pelajaran bahwa kita masih punya harapan. http://www.j-league.or.jp/eng/history/ Contoh lain dari klub yang tidak perlu berdarah-darah untuk mencapai liga utama adalah Gwangju FC. Meskipun baru berdiri pada Desember 2010, Gwangju FC langsung menjadi peserta K-League 2011. Itu karena memang Gwangju FC memenuhi persyaratan dan verifikasi. Lalu buktinya tidak ada pergolakan dari klub-klub lain yang merasa didzalimi, dan tidak ada tuntutan KLB di Football Association Korea Selatan. Itulah cirri dari bangsa yang cerdas, tidak seperti segelintir pengurus sepakbola Indonesia yang primitif. http://en.wikipedia.org/wiki/Gwangju_FC

At present the K-League is the only professional league in Korea. It contains sixteen member clubs. Below the level of the K-League there is the National League, a closed semi-professional/amateur league with fifteen clubs, established in 2003. The third level of football in Korea is the Challengers League. There is, at present, no official system of promotion and relegation between any of the three leagues. However, beginning in 2006, the champions of the National League had been eligible for promotion to the K-League provided they had met certain criteria. Goyang Kookmin Bank and Ulsan Mipo Dockyard, National League champions in 2006 and 2007 respectively, both rejected the opportunity to move up to the K-League. After back-to-back K-League promotion refusals, the National League committee decided to discontinue the conditional promotion system prior to the 2008 season. http://en.wikipedia.org/wiki/K-League

New Delhi - Dua eks bintang Liga Italia, Fabio Cannavaro serta Hernan Crespo, akan membuka lembaran baru di penghujung karier mereka sebagai pesepakbola. Mulai bulan depan keduanya akan merumput di Liga Primer India. "Saya kembali bermain dengan Asosiasi Sepakboal India, West Bengal," demikian tulis Cannavaro di akun twitter-nya yang dilansir Football Italia. Cannavaro sendiri enam bulan lalu sudah mengatakan pensiun dari sepakbola usai bermain di Liga Uni Emirat Arab. Sedangkan Crespo masih bermain untuk Parma sejak Januari 2010. Kini bersama eks rekan timnya di Parma, Crespo, eks kapten timnas Italia di Piala Dunia 2006 itu akhirnya memilih India sebagai tempat berkarier mereka yang baru. Asosiasi sepakbola India baru saja "merenovasi" liga lokal mereka dan melahirkan apa yang disebut Liga Primer India. Di sana akan ada enam tim franchise yang mewakili enam kota yakni Kolkata, Haldia, Durgapur, Barasat, Siliguri dan Howrah. Kompetisi akan dimulai pada 25 Februari dan berlangsung selama tujuh pekan. Selain Cannavaro dan Crespo, bakal ada bintang-bintang gaek lain macam eks kapten Argentina, Juan Pablo Sorin, mantan bintang Nigeria Jay Jay Okocha, eks bntang Arsenal Robert Pires dan serta penyerang legendaris Liverpool, Robbie Fowler. Keenam pemain bintang itu akan bermain di masing-masing tim tersebut. Nantinya tim-tim itu akan dilatih oleh pelatihpelatih ternama yang akan diproses dalam waktu 10 pekan ke depan,termasuk di antaranya Peter Reid, John Barnes, Tony Adams, Samson Saisia, Marco Etcheverry, Colin Todd, Teitur Thodarson dan Milos Rus. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/14/184419/1815713/73/cannavaro-crespo-akan-bermain-diliga-india?bt1033

Berdasar kongres di Bali, liga cuma boleh 18 klub!


Fakta: Tidak ada keputusan kongres yang menyatakan peserta liga hanya 18 10 poin keputusan kongres bali 1. Pertanggungjawaban Ketua Umum PSSI terkait dengan program kerja 2010 mulai dari kompetisi hingga masalah keuangan bisa diterima peserta kongres dan disahkan secara aklamasi. 2. Penetapan program kerja PSSI selama 2011, termasuk dengan pengelolaan keuangan serta penentuan budget yang dibutuhkan selama 2011.

3. Pengesahan pemecatan klub Persema Malang dan Persibo Bojonegoro yang telah mengundurkan diri dari ISL dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI). Sanksi juga berlaku bagi klub di bawahnya dan berlaku mulai adanya keputusan hingga kongres berikutnya. 4. Kongres merestui pelaksanaan pelatnas jangka panjang bagi timnas U-23 yang akan diturunkan pada SEA Games 2011 nanti. Timnas di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl ditargetkan mampu merebut medali emas. 5. Kongres menetapkan 23 calon anggota baru PSSI, yaitu Lhokseumawe FC, Pidie Jaya, PS Solsel, Tabir FC, PSSL, Porkab Koba, Cilegon Mandiri, Sultan Muda FC, Bandung Barat FC, Blaster FC, Petro Jabrix FC, Maung Bandung FC, Bina Putra FC, PS Tunas Yogya, Gresik Putra, Barabai FC, Persikat Katingan, Persibilmut, Persikokot, Nusaina FC, Persindung, Persidei, Persiyali. 6. Memberikan sanksi kepada PSM Makassar yang mengundurkan dari dari ISL ke LPI, yaitu turun ke kompetisi Divisi I. Sanksi ini bisa berubah menjadi pemecatan, hanya saja sanksi akan diberikan pada kongres berikutnya. Pemecatan akan berlaku jika PSM tetap menjalani pertandingan LPI dan telah menggunakan hak pembelaannya di kongres. 7. Pemberian sanksi oleh FIFA kepada tiga klub yaitu Persma Manado, Gaspa Palopo, dan Persegi Gianyar. Dengan adanya sanksi itu kongres menambah hukumannya dengan memecat ketiga klub itu dari keanggotaan PSSI. 8. Pengembalian 99 persen saham PT Liga Indonesia yang saat ini dikuasi PSSI kepada masing-masing klub yang saat ini turun dikompetisi Indonesia Super League (ISL) mulai tahun ini. 9. Menargetkan pada 2014 seluruh klub yang bertanding di ISL (kompetisi profesional red) terbebas dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 10. Exco PSSI memutuskan kongres pemilihan ketua umum PSSI periode 2011-2015 berlangsungl 19 Maret mendatang di Bintan Kepulauan Riau. Kongres ini digelar satu bulan lebih cepat dibandingkan dengan habisnya masa jabatan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI yaitu bulan April tahun ini.(ANT). http://www.seputarsepakbola.com/hasil-hasil-konggres-pssi-di-bali Fakta: Pasal 23 ayat 1 kongres Bali hanya menyatakan jumlah peserta kongres pada saat itu. Kebetulan ISL musim lalu pesertanya ada 18 tim. Sehingga makna di pasal 23 ayat 1: peserta kongres yang berasal dari ISL adalah 18 orang sesuai jumlah tim saat itu. Pasal ini tidak mengatur jumlah klub peserta liga untuk seterusnya. Pasal 23 Peserta Kongres Ayat 1 Kongres diikuti 108 peserta sebagai berikut: a. 18 (delapan belas) peserta kongres dari Super Liga (satu suara untuk tiap peserta) http://mediasepakbola.com/apakah_pssi_melanggar_statuta_berita1381.html Fakta: Penentuan jumlah peserta liga adalah hak prerogatif Exco sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/09/29/2688576/pssi-jumlah-peserta-liga-super-indonesiademi-akomodir-keinginanFakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. SK yang beredar ini tertanggal 2011 namun di bagian lain 2010. Kini beredar copy surat keputusan hasil Kongres Bali yang diterbitkan pada 22 Januari 2011. Padahal, PSSI tak pernah mengeluarkan surat hasil Kongres Bali pada tanggal tersebut. Parahnya dalam copy surat tersebut hanya ditulis dua poin yakni berkaitan dengan Restrukturisasi Kepemilikan Saham dan format kompetisi.

"Tertanggal 1 Januari sampai 26 Januari 2011 tidak ada surat keputusan itu. Berarti bisa anda simpulkan surat keputusan macam apa itu," tukasnya. http://www.tribunnews.com/2011/10/25/kisruh-soal-kompetisi-karena-beredar-surat-palsu-pssi

Menurut Rudy, dirinya pernah ditunjukkan adanya salinan keputusan yang dipegang oleh anggota Komite Eksekutif PSSI yang selama ini selalu berteriak berdasarkan kongres Bali. Namun saat ingin diminta, tidak diberikan. "Ini apa namanya, kami berkeyakinan mereka-mereka itu ada agenda besar di balik penyelenggaraan kompetisi Liga Super Indonesia yang katanya berdasarkan Kongres Bali, padahal tidak ada keputusan saat di Bali lalu," seloroh Rudy. Selama ini masyarakat Indonesia selalu diberi informasi yang berat sebelah mengenai PSSI. "Kami sebenarnya ingin sekali buka-bukaan bahwa sesungguhnya yang terjadi ini tidak seperti yang dikatakan oleh para peserta Liga Indonesia itu," kata Rudy. http://www.tribunnews.com/2011/12/08/hasil-kongres-bali-kata-direktur-legal-pssi-tak-jelas

Djohar menegaskan, saat ini sudah ada usaha pembohongan atas keputusan hasil kongres Bali berdasarkan rekaman yang dimiliki PSSI. Hasil keputusan kongres di Bali pertama melakukan evaluasi program, kedua paparan rencana tahun depan, ketiga paparan program liga amatir dan keempat pemaparan timnas U-23. Tidak ada yang lain atas permintaan tersebut dari hasil kongres Bali dan tidak ada satu pun keputusan kongres yang dituduhkan telah dilanggar dan terjadi pelanggaran oleh Pengurus PSSI saat ini."Saya akan mengusut kasus pembohongan tersebut dan jangan suka-suka rusak sepak bola Indonesia," kata dia. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/01/07/lxeqhb-ketum-pssi-bantah-lobi-klub-daerah

Keanggotaan PSM, Persibo, dan Persema sudah dicabut! Harusnya tidak boleh ikut kompetisi!
Fakta: Hukuman bagi ketiga klub itu sudah diputihkan oleh Komite Normalisasi yang dipimpin oleh Agum Gumelar. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski para pemilik suara PSSI mengusulkan pemutihan tiga tim yang kini berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI), yakni PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, dan Persema Malang, namun hasil kongres di hotel Sultan 14 April kemarin hanya memutihkan satu klub saja, yakni PSM Makassar. http://www.tribunnews.com/2011/04/16/ini-alasan-komite-normalisasi-hanya-putihkan-psm-makassar

PSSI juga menjelaskan perihal sanksi terhadap klub Persibo dan Persema yang diputuskan dalam Kongres Bali. Menurut juru bicara PSSI, Eddi Elison, sanksi tersebut telah dicabut dalam Kongres yang dilaksanakan oleh KN (Komite Normbalisasi) di Hotel Sultan (Mei 2011) pada pertemuan konsultasi yang kemudian oleh Agum Gumelar sebagai Ketua KN atas permintaan peserta, diubah menjadi kongres. http://mediasepakbola.com/inilah_penjelasan_pssi_tentang_kompetisi_berita1902.html

Menurut hasil kongres Bali, PT LI adalah yang ditunjuk sebagai penyelenggara liga! Bukan yang lain!
Fakta: Tuntutan format kompetisi kemungkinan berlandaskan surat palsu yang sengaja diedarkan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. Bukti telah dipaparkan di atas. Fakta: Sebenarnya PT Liga Prima tidak akan ditunjuk kalau PT LI mau bekerja sama. Rencana awal, PSSI akan mengaudit dulu PT LI. Untuk menganalisa kesehatan perusahaan ini. Tapi niatan ini ditentang PTLI, mereka menolak

diaudit. Bagaimana PSSI bisa menggelar liga? PSSI tidak mau mengambil resiko bekerja-sama dengan perusahaan yang tidak akuntabel dan transparan, sebab mayoritas uang PSSI berputar disana. Di lain pihak deadline kompetisi dari AFC sudah mepet. Maka ditunjuk dulu PT Liga Prima untuk menjalankan kompetisi. Agar terhindar dari sanksi AFC. Jangan sampai gara-gara PT LI, bangsa ini rugi. http://www.tribunnews.com/2011/12/05/pt-liga-indonesia-niatnya-buruk-kepada-pssi

The final deadline between the Football Association of Indonesia (PSSI) and AFC is October 14. PSSI need to select and confirm the number of clubs and the league should commence before October 14. Suzuki was speaking here during a visit by an AFC Special Mission Team (SMT) to Indonesia from Aug 2 to 3 which he led to assist all the clubs to participate in a professional league in Indonesia and ACL. http://www.the-afc.com/en/news-centre/inside-afc/676-afc-news/35950-more-than-100-indonesian-clubs-eye-acl-2012

Gara-gara PSSI, Persipura gagal tampil di LCA! Mendzalimi rakyat Papua!


Fakta: PSSI sudah berupaya mendaftarkan Persipura ke AFC.

Fakta: Sayangnya AFC hanya mengakui liga resmi. Menurut Saleh, sebelum bergulirnya Indonesia Super League (ISL) yang dikelola PT Liga Indonesia, pengurus PSSI mendatangi Gubernur Papua dimana Persipura bernaung, untuk meminta kepada pengurus Papua tidak mengikuti kompetisi di luar PSSI. Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat jawaban, akhirnya Persipura memilih ISL ketimbang Liga Prima Indonesia (IPL) yang dikelola PT LPIS. "Harusnya Persipura sudah tahu jika ada sanksi jika mengikuti kompetisi yang bukan dilaksanakan PSSI. Rudy Maswi yang duduk di pengurusan adhoc AFC harus ditanyai sendiri oleh Persipura," katanya. http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/06/281639/150/4/Jangan-Salahkan-PSSI-Soal-Pencoretan-Persipura

ACL 2011 Criteria - Club who participate in ACL 2013 must be authorized as a licensee from the Member Association/League which are the licensor by 2013, in accordance with the approval procedure in the Club Licensing Regulations. - The league governing body is a legal entity governed by its football association. - The league has an auditor. http://www.the-afc.com/uploads/afc/docs/acl2011criteria.pdf

DECLARATION IN RESPECT OF THE PARTICIPATION IN AFC CLUB COMPETITIONS The licence applicant must submit a legally valid declaration confirming the following: a) it recognises as legally binding the statutas, rules and regulations and decisions of FIFA, AFC, the national association and, if they exist, of the national league d) at national level, it will play in competitions that are recognised and endorsed by the national association (e.g. national championship, national cup) http://www.the-afc.com/en/resources/regulations-a-guidelines/70-general-regulations

Pada 21-22 November 2011, ketua PSSI Djohar Arifin menghadiri pertemuan AFC di Kuala Lumpur. Kemudian Djohar bertanya, apabila Persipura tidak mengikuti kompetisi resmi PSSI, apakah tetap diizinkan mengikuti ACL? Exco AFC dengan tegas menjawab tidak! Dan tidak bisa digantikan oleh runner-up. Sebab untuk runner-up sudah ada kompetisinya sendiri http://www.youtube.com/watch?v=M2Q7KE3Yqik Jadi sekarang terbukti bahwa Persipura gagal tampil di LCA adalah karena kesalahan mereka sendiri. Coba kita kembali pada peristiwa 6 tahun lalu. Saat itu Persipura juga gagal tampil di LCA gara-gara kesalahan PSSI Nurdin Halid, saat itu kemana suara mereka? Kenapa diam saja didzalimi? Kenapa tidak di-KLB? Padahal posisinya terang benderang Persipura yang benar, dan PSSI Nurdin Halid yang salah. Sabtu, 25/02/2006 04:54 WIB Jakarta - Disamping PSSI, Badan Liga Indonesia menjadi pihak yang disorot dalam kasus pencoretan Arema Malang dan Persipura Jayapura di Liga Champions Asia. Tapi otoritas liga tanah air itu tak mau berkomentar soal peristiwa terebut. Diberitakan sebelumnya, AFC mencoret dua wakil Indonesia dari ajang Liga Champions Asia. Gara-gara terlambat menyerahkan formulir daftar pemain, Persipura Jayapura dan Arema Malang harus memupus harapan berlaga bersama klub papan atas Asia. Perwakilan Arema dan Persipura yang dihubungi detiksport mengaku kecewa berat dengan kegagalan mereka berlaga di ajang Liga Champions Asia. Bagaimana tidak, segala syarat yang dibutuhkan sudah mereka laksanakan dan keputusan diskualifikasi yang dijatuhkan AFC bukan karena kesalahan mereka. Kewajiban menyerahkan formulir nama pemain memang sudah dipenuhi dan diserahkan pada liaison officer (LO) AFC untuk Indonesia, yang juga Asisten Manager Urusan Pemain Badan Liga Indonesia (BLI), Barry Sihotang. Arema menyerahkannya pada 9 Februari sementara Persipura pada 7 Februari 2006. Tapi anehnya dokumen tersebut sempat nyasar entah kemana, karena AFC ternyata baru menerimanya tanggal 14 Februari. Alhasil tenggat waktu yang jatuh tanggal 12 Februari pun terlewati. PSSI melalui sekjennya, Nugraha Besoes sudah mengeluarkan komentar yang berisi pengakuan bahwa kesalahan memang berada di pihak mereka. Tapi BLI yang "dititipi" formulir pendaftaran pemain untuk diserahkan ke PSSI sebelum dikirim ke AFC tidak mau berkomentar seputar hal tersebut.

Dihubungi detiksport, Jumat (24/2/2006) malam, Direktur BLI, Andi Darussalam Tabusala menolak memberi komentar seputar kasus memalukan yang menimpa persepakbolaan Indonesia itu. "Saya gak bisa kasih komentar. Pokoknya semua seperti yang dibilang pak Nugraha (Nugraha Besoes, sekjen PSSI). Kami juga dilarang kasih komentar dulu sama pak Nirwan (Nirwan D Bakri*, ketua BLI)," ujar Andi singkat. Siapa yang sebenarnya bertugas mengurus pendaftaran klub ke AFC, apakah PSSI atau BLI, masih rancu. Andi Darussalam Tabusala juga tak mau berkomentar soal hal tersebut. Padahal dengan diketahui siapa yang memiliki kewenangan tersebut maka bisa diketahui siapa yang sebenarnya bersalah atas kejadian ini. Dan kepentingan hukum untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang salah bisa dilakukan. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2006/02/25/045422/546915/76/pencoretan-persipura-arema-blibungkam

ISL lebih seru! Tim besar semua! Pemainnya beken!


Jawaban: Menentukan benar-tidaknya kompetisi bukan dari seru-seruan. Melainkan legalitas. Bagaimana legalitas ISL? Bisa dibaca di FAQ ISL di bawah. Kalau melihat klub besar yang bermain disana, itu tergantung keputusan pengurus klub tersebut. Pertanyaannya, siapa orang-orang yang ada di balik pengurus klub? Ada kepentingan apa?

Klub kebanggaan ane di ISL! Jadi ane dukung ISL!


Jawaban: Mendukung ISL atau IPL adalah hak agan. Tapi yang jelas, kita harus bersatu untuk mendukung kemajuan sepakbola nasional. Jangan diam melihat sepakbola kita dirusak. Boleh dukung klub, tapi jangan lupakan kepentingan nasional yang lebih besar.

Terserah lo ngomong apa! Biarkan seleksi alam yang menentukan! Liat itu tiap pertandingan ISL penontonnya puluhan ribu! Pertandingannya enak ditonton!
Jawaban: Mau nonton ISL atau tidak itu kembali pada agan lagi. Silahkan apresiasi kalau pertandingan yang disuguhkan berkualitas. Tapi kalau ingin mendukung kemajuan sepakbola nasional, dan merindukan Timnas berprestasi di kancah dunia, ayo dukung juga liga yang resmi. Karena liga resmi adalah awal mula pembentukan sistem pembinaan yang baik dan profesional.

Saham PT Liga Prima dikuasai Djohar 70%! Sisanya Farid Rachman! Pasti keuntungan mau dimakan sendiri! Tidak sesuai hasil kongres Bali!
Fakta: Sebenarnya PT Liga Prima tidak akan ditunjuk kalau PT LI mau bekerja sama. Rencana awal, PSSI akan mengaudit dulu PT LI. Kemudian menilai bagaimana keadaan perusahaan tersebut, apakah sahamnya layak dibagikan sekarang pada klub atau ditunda dulu. Kalau misal setelah audit ternyata PT LI sedang menanggung hutang 200 miliar. Tentu akan memberatkan klub bila saham dibagikan sekarang. Artinya hutang warisan itu juga akan dibagi-bagikan. Maukah? Diakui Rudy, PSSI berjanji memberikan saham kepada klub peserta kompetisi PSSI. "Jika kita bagikan sekarang saham kepada peserta kompetisi, maukah peserta kompetisi itu menanggung beban hutang yang Rp 50 Miliar itu? kan pemegang saham harus ikut menanggung. Itulah yang tidak kita kehendaki. Kita tahu dulu hutang piutang kita, kita harus tahu aset kita apa, kita paparkan kepada klub, iniloh PT Liga Indonesia, peserta kompetisi masih mau?" urai Rudy. http://www.tribunnews.com/2011/12/05/pt-liga-indonesia-niatnya-buruk-kepada-pssi Fakta: Sebenarnya klub-2 pembangkang itu paham mengenai penundaan pembagian saham ini. Entah mereka lupa, amnesia, atau bagaimana. Spartacks Cyber. Sebanyak 15 CEO klub peserta kompetisi Indonesia Premier League (IPL) menghadiri pertemuan dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Hotel Alila, Pecenongan, Jakarta. Ke-15 klub itu adalah Arema, Persebaya,

Persema, Persiba Bantul, Persibo, Persidafon, Semen Padang FC, PSMS Medan, Persiraja, Persijap, Persija, Persib, Mitra Kukar, PSM Makassar, dan Persipura. Turut dibicarakan soal tawaran struktur kepemilikan saham LPIS kepada klub. Para CEO menyambut baik skema saham yang dilontarkan LPIS selaku pengelola kompetisi. Ya begini inilah yang kita mau, semuanya diawali dengan transparansi. Tidak seperti dulu-dulu, di awal katanya baik semua tapi pada akhirnya yang terjadi justru sebaliknya, kata Idham Samawi, perwakilan Persiba Bantul. Dirut PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Erizal Anwar, sependapat dengan Idham. Kata dia, saat ini klub sebaiknya jangan dulu berpikir soal berapa prosentase saham yang akan dimiliki di LPIS. Yang lebih penting adalah memikirkan bagaimana agar PT-nya untung dulu. Untuk apa punya PT kalau rugi? katanya. http://spartacks.net/berita/2011/11/09/2202.html

PSSI diktator! Bisanya maen ancam! Degradasi lah, sanksi lah!


Fakta: Sebelum sanksi turun, PSSI sudah berusaha agar klub-2 itu kembali ke IPL. PSSI sudah memberikan kesempatan. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, masih berharap klub peserta Liga Super Indonesia (ISL) bisa ikut bergabung dalam kompetisi Liga Prima Indonesia (IPL) binaan PSSI. Djohar menyerukan klub-klub peserta ISL untuk kembali pada PSSI. Kami ingin satu wadah. Marilah, kembali ke rumah. PSSI ini rumah kita bersama,'' katanya. ''Kami berharap semua Indonesia bersatu dan peluang itu ada.'' http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/12/02/lvkv26-ketum-pssi-kembalilah-klub-isl

Sementara Rudi Kinanta, Direktur Legal PSSI menjelaskan, pertemuan dengan klub ISL merupakan tindak lanjut dari surat AFC dan FIFA yang menyarankan PSSI berdialog dengan klub-klub ISL. Perwakilan PSSI menyebar secara serentak ke seluruh klub ISL guna menyerap aspirasi dan keinginan peserta liga yang dianggap ilegal tersebut.

"Permintaan dari SFC sudah kami terima dan akan segera dilaporkan pada Ketua Umum PSSI. Kami mengambil langkah komunikasi terlebih dahulu kepada klub ISL sebelum mengambil keputusan agar PSSI tetap solid dan kompetisi bisa bergulir sesuai harapan," ujar Rudi. http://bola.okezone.com/euro/read/2011/12/27/49/547558/pssi-berdialog-dengan-manajemen-sfc

Alah! Semua pemberitaan di media membuktikan kalo PSSI yang salah!


Fakta: Hati-hati dalam menerima/membaca/mendengar berita. Beberapa media kini cenderung tidak netral. Kalau ingin mengetahui informasi yang obyektif, cari tahu dari berbagai sumber. Contoh : Viv*news, TV O*e, dan AN*V. Adakah dia mengulas status hukum PT LI? Atau surat pendaftaran Persipura ke AFC oleh PSSI? Kebanyakan berita mengenai kisruh PSSI adalah berupa tuduhan dan opini tanpa menunjukkan fakta-2 yang sesungguhnya. Sepertinya mereka telah mengabaikan Kode etik wartawan Indonesia, khususnya pasal 3.

Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis dan sensasi berlebihan.

http://witantra.wordpress.com/2008/06/06/kode-etik-jurnalistik-wartawan-indonesia/

Tapi kenapa sekarang banyak suporter yang menuduh PSSI salah dan ISL benar! Lihat komen-2 di media online!
Fakta: Ini merupakan efek permainan media. Media tertentu mengaburkan fakta yang sebenarnya, dan lebih banyak mengulas tuduhan dan opini. Bangsa ini adalah bangsa yang pelupa, juga merupakan bangsa yang mudah dipancing emosinya. Media bertanggung-jawab dalam hal ini.

Tunggu dulu! Sistem konsorsium IPL merupakan tindakan monopoli! Sama dengan mengekang klub!
Fakta: Ingat. Pemerintah melalui Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 telah melarang penggunaan APBD untuk klub sepakbola profesional. Sementara selama ini hanya 4 klub yang sanggup bertahan tanpa APBD, yaitu: Persib, Arema, Pelita Jaya, dan Semen Padang. Karena peraturan ini mengikat, maka kelangsungan liga terancam karena mayoritas klub terancam gulung tikar. Solusinya adalah dengan sistem konsorsium. Dengan mekanisme perjanjian tertentu, klub yang butuh bantuan finansial akan ditolong, sehingga klub akan survive, dan liga terus berjalan. Musim kompetisi yang lalu, sebagian besar peserta kompetisi resmi PSSI, Indonesian Super League (ISL), masih mengandalkan pendanaan dari APBD. Apalagi untuk kompetisi Divisi Utama dan Divisi I, hampir semuanya masih mengandalkan uang rakyat tersebut. Tercatat hanya Persib Bandung, Arema Malang, Pelita Jaya Purwakarta dan Semen Padang yang sejauh ini terdeteksi menjalani roda kompetisi dengan dana yang mandiri, bukan uang dari negara. http://beritabola.com/kolom/37-kolom/19162-catatan-sepakbola-klub-sepakbola-tanpa-apbd-masih-impian.html

Rencana pemerintah menghentikan aliran dana APBD bagi klub sepak bola dinilai Ketua Harian PSIS Simon Legiman sebagai langkah yang tergesa-gesa. Jika musim depan keputusan tersebut jadi diterapkan, akan banyak klub yang mundur karena tak memiliki dana. http://www.persijapjepara.com/2011/04/penghentian-dana-apbd-ke-klub-sepak_07.html Fakta: Kenapa harus dibantu konsorsium? Karena selama ini klub-klub sudah pernah diberi waktu sejak 2007/2008 untuk menjadi klub yang mandiri. Tapi selalu gagal. Manajemen yang buruk diduga menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, konsorsium datang bukan hanya sebagai pemberi uang, tapi juga bantuan manajemen. Misalnya, sebenarnya Permendagri serupa pernah dikeluarkan tahun 2007, namun kemudian dianulir lagi di tahun 2008 melalui Kongres Sepakbola Nasional di Malang. Walaupun sudah ada peraturan yang melarang, toh klub masih mengandalkan dana dari APBD. Permendagri saat itu masih memberikan celah uang rakyat mengalir, yaitu melalui KONI. http://beritabola.com/kolom/37-kolom/19162-catatan-sepakbola-klub-sepakbola-tanpa-apbd-masih-impian.html Jawaban: Konsorsium berbeda dengan sponsor klub. Sponsor klub adalah pihak/perusahaan yang melakukan kesepakatan bisnis dengan suatu klub dengan perjanjian timbal balik yang seimbang. Seumpama, Google men-sponsori Persebaya. Google berkewajiban membayarkan sejumlah dana untuk mendapatkan fasilitas promosi yang dimiliki Persebaya selama jangka waktu tertentu, bisa pencantuman logo di jersey, di bus klub, dlsb. Sebaliknya Persebaya harus memfasilitasi itu semua. Perjanjiannya bisnis. Clear. Sedangkan konsorsium maknanya adalah sekumpulan pihak/perusahaan yang berkumpul untuk melakukan pembiayaan atau pekerjaan bersama. Dalam kasusnya di IPL, konsorsium datang untuk membeli saham klub-klub profesional. Artinya posisi konsorsium di klub adalah pemilik. Bukan sponsor.

Dalam pengertiannya sebagai pemilik, pertama, konsorsium wajib menggelontorkan dana untuk biaya operasional klub sekaligus menjadi manajemen untuk mengelola klub tersebut. Kedua, konsorsium berhak mengomersilkan klub. Maksudnya, klub dapat ditawarkan kepada perusahaan-2 lain yang mau menjadi sponsor. Tentu dengan imbalan seperti contoh perjanjian klub-sponsor diatas. Karena kondisi tiap klub di Indonesia berbeda-beda, maka perjanjian dari konsorsium kepada tiap klub pun berbeda. Untuk klub yang sepenuhnya telah mandiri, seperti 4 klub di atas, konsorsium mungkin tidak perlu datang membantu. Namun untuk Persiwa misalnya, konsorsium bisa membeli 90% saham. Apa keuntungan bagi klub? 1. Klub lepas dari APBD. 2. Klub belajar mengelola perusahaan dan profesionalitas dari pihak manajemen yang diterjunkan oleh konsorsium. 3. Jangka panjang klub semakin berkembang dan maju. Apa keuntungan bagi konsorsium? 1. Mengomersilkan klub melalui sponsor atau bentuk lain. 2. Bila dalam jangka panjang klub semakin maju, maka nilai saham akan meningkat, inilah yang diincar oleh konsorsium. Apa keuntungan bagi negara? 1. Beban APBD untuk klub telah lepas. 2. Bila nanti pengelolaan menjadi profesional, diharapkan akan lahir bibit-2 pesepakbola yang bermutu di masa depan. 3. Timnas akan lebih berprestasi. Sebab dengan pengelolaan liga yang bobrok selama ini saja sudah bisa melahirkan Tibo, Andik, Egi melgiansyah, dkk. Apalagi kalau dikelola secara profesional...

Jadi niat PSSI menggulirkan IPL semata-mata karena uang?!


Jawaban: Kesampingkan masalah uang dulu, sekarang kita hanya dihadapkan pada 2 pilihan, mau politisasi sepakbola atau industrialisasi sepakbola. Perbedaan ini sangat mendasar. Politisasi sepakbola hanya menjadikan orang-2 di dalamnya bermental korup, malas, tidak kreatif, dan tidak peduli. Apalagi masih dibekingi APBD. Sedangkan pada industrialisasi sepakbola, jelas tujuannya adalah uang. Dengan orientasinya pada uang, maka pengurus klub dan liga dituntut bekerja keras, profesional, kreatif, dan bersih. Itu dari sisi pengurus. Ditinjau dari sisi pemain dan kualitas sepakbola... Politisasi sepakbola Mental dan kelas permainan para pemain sulit berkembang. Sebab semua pertandingan bisa diatur dengan uang. Pertandingan berjalan dengan tidak fair. Pemain terbiasa emosi, terbiasa bermain kasar, terbiasa berkelahi, terbiasa menyerang wasit, terbiasa mendapat penalti di menit 89, terbiasa kalah dalam away, dlsb. Kualitas permainan sudah tidak penting. Yang penting dengan uang pertandingan lancar sesuai skenario. Industrialisasi sepakbola Seperti yang dijelaskan sebelumnya, liga harus profesional dan bersih untuk bisa meraih keuntungan finansial non APBD. Dengan demikian pengaturan pertandingan harus dihapuskan, dan kualitas kepemimpinan wasit harus ditingkatkan. Sehingga, pertandingan bisa berjalan dengan fair. Hanya tim dengan permainan terbaik-lah yang akan menang. Dari sini, akan mulai adu cerdik antar tim untuk meningkatkan mutu permainan, bukan adu gede uang suap. Akibatnya, mental pemain akan bagus, dan kualitas sepakbola akan meningkat.

Ditinjau dari pembinaan usia dini... Politisasi sepakbola Paham politikus di Indonesia adalah politik praktis. Pokoknya semua serba instan dan harus memberikan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan pemahaman seperti itu, PSSI akan mengabaikan pembinaan usia dini. Prioritasnya adalah naturalisasi. Yang penting bisa juara, supaya bisa cari keuntungan. Di level klub pun demikian, mengontrak pemain yang sudah jadi dianggap lebih baik dari membina pemain muda. Industrialisasi sepakbola Justru pembinaan usia muda yang menjadi prioritas. Sebab pengurus ingin menciptakan pemain-2 hebat di masa depan sehingga bisa dijual dengan harga mahal. Syukur-2 kalau bisa diekspor bahkan ke eropa. Sekarang perhatikan, hebatnya bangsa Indonesia adalah, dengan pembinaan usia dini yang minim selama ini, ternyata bisa muncul bibit-2 alami seperti Andik, Tibo, Wanggai, dll. Apalagi kalau pembinaan dilakukan secara serius? Sulit membayangkan bagaimana hebatnya nanti timnas kita. LAPORAN OLAHRAGA AKHIR TAHUN 2011, KOMPAS, 17 Desember 2011 Sepak Bola dan PSSI yang Terkoyak Di level yunior, prestasi itu tidak menggembirakan. Diwakili tim SAD yang tampil di kompetisi Uruguay, Indonesia kembali gagal lolos ke Piala Asia U-19 2012. Merah Putih Junior juga gagal tampil di Piala Asia U-16 2012. Negeri ini memang tidak punya fondasi pembinaan usia muda. Klub-klub anggota PSSI dan para pengurus daerah (provinsi dan cabang) juga setali tiga uang. Keputusan AFC yang merilis tak satu pun klub Indonesia memenuhi syarat tampil di Liga Champions Asia adalah bukti pengurus klub tidak berbuat apa-apa untuk memajukan klub mereka. Pengurus daerah juga berpangku tangan tidak memutar kompetisi usia muda yang idealnya harus mereka gelar di level regional.

Kalau memang PSSI menuduh kisruh yang terjadi sekarang karena pengurus lama kurang legowo, harusnya PSSI berinisiatif untuk membuka perundingan dong!
Fakta: PSSI lewat Saleh Ismail Mukadar sudah pernah berupaya melakukan itu dengan menemui perwakilan dari keluarga Bakri*. Tapi keluarga Bakri* meminta diberi wewenang mengelola timnas dan liga, dua area dimana berpotensi banyak uang mengalir dan rawan politisasi. Selain itu bisa dibilang dua hal tersebut sangat vital posisinya bagi perkembangan sepakbola tanah air. Tentu saja PSSI pasti berat melepaskannya. Bukti sahih lainnya adalah pengakuan Deputi Sekjen PSSI Saleh Ismail Mukadar di koran Jawa Pos beberapa waktu lalu. Saya yakin koran-koran nasional tidak mengutipnya. Katanya: Saya telah menemui perwakilan keluarga Bakri* yakni Rahim Soekasah (untuk bicara rekonsiliasi). Tapi mereka menjawab hanya mau jika mereka diberi hak mengelola timnas dan kompetisi. Untuk urusan pembinaan usia dini, kompetisi amatir, dan sport science diserahkan pada kami (pengurus sekarang) http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/12/12/ANT*-super-tournament/

PSSI tidak bisa seenaknya memecat anggota Exco!


Fakta: Berkaca pada FIFA, komite etik diperkenankan memecat anggota Exco apabila yang bersangkutan melanggar peraturan. Pada kasus L* Nyall*, Roberto Rouw, Erwin Budiawan, dan Ton* Aprilian*, keempatnya dinilai telah melakukan pembohongan publik. Komite etik PSSI sebenarnya tidak langsung menghukum, melainkan diawali dengan meminta klarifikasi. Sayangnya kesempatan itu diabaikan oleh terhukum, kecuali Roberto Rouw. Lalu komite etik tetap bersabar dengan tidak langsung menjatuhkan sanksi pemecatan, mereka hanya menghukum dengan meminta surat permintaan maaf resmi dari terhukum. Lagi-lagi keempat pembangkang itu menampiknya.

Dari keempat anggota Exco tersebut tercatat cuma Roberto yang sudah memenuhi panggilan Komite Etika yang diketuai Todung Mulya Lubis. Komite Etika sudah menjadwalkan pemanggilan kedua pada Selasa (6/12/2011) besok. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/12/05/192053/1783317/76/tolak-panggilan-komite-etika-lanyalla-cs-tak-takut-dipecat

VIVAnews - Majelis Sidang Komite Etik PSSI memutuskan menjatuhkan sanksi terhadap empat anggota Komite Eksekutif PSSI, yaitu L* Nyall* M Matalitti, Erwin D Budiawan, Robertho Rouw, dan Tony Apriliani. Mereka disanksi harus menyampaikan permintaan maaf secara tertulis kepada Ketua Umum PSSI, Komite Eksekutif PSSI, AFC, dan FIFA dalam waktu 2x24 jam. http://bola.vivanews.com/news/read/273665-4-exco-pssi-terancam-dipecat-permanen

Sebelumnya, Juru Bicara PSSI, Eddi Elison, mengatakan, SK putusan pemacatan atas L* Nyall* M Matalitti, Erwin D Budiawan, Robertho Rouw, dan Tony Apriliani telah disiapkan. SK tersebut tinggal ditandatangani oleh anggota Komite Etik PSSI, sebelum diumumkan ke publik. http://bola.vivanews.com/news/read/275036-dipecat--empat-exco-pssi-tak-acuh

FIFA sebelumnya diketahui telah memecat salah seorang anggota Exco-nya, Mohamed bin Hammam, melalui komite etik. The FIFA Ethics Committee, under the chairmanship of Petrus Damaseb (Namibia), has today decided to ban football officials from taking part in any football-related activity (administrative, sports or any other) for periods of between life and one year, after they were found to have breached various articles of the FIFA Code of Ethics.

The decisions, which were taken during a two-day meeting of the Ethics Committee held in Zurich on 22 and 23 July 2011, are the following: Mohamed bin Hammam (FIFA Executive Committee member) was banned from taking part in any kind of football-related activity (administrative, sports or any other) at national and international level for a period of life. Debbie Minguell (Caribbean Football Union official) was banned from taking part in any kind of football-related activity (administrative, sports or any other) at national and international level for a period of one year. Jason Sylvester (Caribbean Football Union official) was banned from taking part in any kind of football-related activity (administrative, sports or any other) at national and international level for a period of one year. Furthermore, Chuck Blazer (FIFA Executive Committee member) received a warning for comments he made on 30 May at the CONCACAF Caucus held in Zurich. These comments suggested some CFU members were under investigation, when this was not true. http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/news/newsid=1479068/index.html

Kesalahan PSSI
PSSI memecah belah Persija!
2008 - PT. Liga Indonesia mewajibkan klub-klub ISL mendirikan badan hukum (perseroan) untuk menangani persoalan klub. Bambang Sucipto-Benny Erwin-Sonny Sumarsono atas persetujuan Pengprov DKI mendirikan PT. Persija Jaya. Perseroan itu mendapat tugas untuk mengelola panpel pertandingan dan mengurus administrasi klub dengan PSSI-AFC. Sementara Pengprov mengendalikan penuh pengelolaan tim. 2009 - Menjelang bergulirnya kompetisi ISL 2009/2010, klub-klub anggota Persija dikomandoi Toni Tobisa mempermasalahkan status PT. Persija Jaya. Mereka beranggapan perseroan itu tidak mengakomodasi aspirasi klub anggota. Mereka menggelar RUPS untuk membentuk PT. Persija Jakarta. PT. LI atas persetujuan Pengprov DKI mengesahkan perseroan baru ini beroperasi menggantikan posisi PT. Persija Jaya. 2010 - Kinerja PT. Persija Jakarta dipertanyakan Pengprov dan klub-klub anggota. Selain gagal merumuskan formulasi pengelolaan panpel klub yang profesional, posisi Toni Tobisa sebagai Dirut dipertanyakan karena ia aktif di militer. Manajer Persija, Haryanto Badjoeri, wakil Pengprov DKI memberikan mandat kepada PT. Persija Jaya Jakarta yang dimotori Benny Erwin dan mayoritas klub anggota sebagai pengelola klub urusan panpel dan administrasi. PT. Liga Indonesia mengeluarkan SK penunjukan perseroan itu. 31 Juli 2011 - Dalam Rapat Umum Anggota (RUA) yang melibatkan klub anggota Persija, Ferry Paulus terpilih sebagai Ketua Umum Persija 2011-2015. Rapat tersebut dihadiri Sekjen PSSI, Tri Goestoro. Setelah mengantungi izin dari Pengprov DKI, Ferry menggelar RUPS klub anggota Persija. Dalam rapat diputuskan untuk mengangkat Ferry sebagai Direktur Utama PT. Persija Jaya Jakarta. Hasil RUA dilaporkan ke Pengprov DKI, yang menyetujui perseroan. Seiring tidak diperbolehkannya lagi dana APBD, tugas utama perseroan ini menangani urusan panpel, administrasi, dan pembentukan tim. 10 Agustus 2011 - PT. Persija Jaya Jakarta secara resmi mendaftarkan nama Persija sebagai calon peserta kompetisi ke PSSI. 22 Agustus 2011 - PSSI memanggil Ferry Paulus untuk memberitahukan bahwa selain perseroan miliknya, PSSI juga menerima dua pendaftaran lain, dari PT. Persija Jaya yang akan merger dengan klub LPI Jakarta FC, dan PT. Persija Jakarta. 23 Agustus 2011 - PSSI menggelar mediasi namun hanya dihadiri oleh petinggi PT. Persija Jaya Jakarta dan PT. Persija Jaya, sementara perwakilan PT. Persija Jakarta absen. 24 Agustus 2011 - Benny Erwin selaku Direktur Utama PT. Persija Jaya berkomunikasi dan koordinasi dengan Bambang Sucipto karena selaku Dirut PT. Persija Jaya, Benny tidak mengetahui PT. tersebut didaftarkan sebagai pengelola Persija. Bambang yang ditunggu di kantor PSSI tak muncul. 18 September 2011 - PT. Persija Jaya Jakarta dan PT. Persija Jaya menerima surat keputusan Komite Eksekutif (16 September 2011) yang membawa kasus pertikaian pengelolaan Persija ke meja pengadilan. Jika sampai 21 Agustus (???) tidak ada keputusan resmi maka Persija dianggap tidak ikut kompetisi. 22 September 2011 - Komite Eksekutif PSSI menyerahkan kasus dualisme ini ke Gubernur DKI Jakarta, namun ditolak oleh semua pihak yang bertikai. 30 September 2011 - Rapat Komite Eksekutif PSSI memutuskan PT. Persija Jaya sebagai perseroan yang sah untuk mengelola Persija. Sumber : Tabloid Bola edisi 2255 3-5 Oktober 2011

PSSI memecat Riedl secara mendadak dan berdekatan dengan jadwal PPD!
Jawaban: Meskipun PSSI memiliki hak prerogatif mengganti kursi kepelatihan, tapi dengan mepetnya jadwal pertadingan PPD, tentunya ini menjadi pertanyaan bagi sebagian besar orang. Akibatnya kemudian publik menuduh PSSI terlalu gegabah mengambil langkah. Gambar di bawah merupakan salinan kontrak Riedl. Kontrak ini dicurigai tidak dilakukan melalui mekanisme yang legal, sehingga bisa diartikan sebagai kontrak pribadi antara Nirwan Bakri* dengan Riedl. Indikatornya: Pada judul surat tercetak Persatuan Sepakbola Indonesia (PSI) dari yang seharusnya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), lalu kata Assosiation dari yang seharusnya Association.

Oke lah kita reset, tapi kenapa pake nama liga yang mirip dengan breakaway league musim lalu! Ga ada nama lain apa! Kesannya PSSI ga netral!
Jawaban: Yup. Ane jg menyayangkan penggunaan nama IPL. Branding 'IPL' sudah terbentuk sejak musim lalu. Kalau memang niatnya menciptakan brand baru, seharusnya menggunakan nama yang baru pula. Penggunaan nama lama hanya akan merugikan PSSI sendiri dikarenakan bisanya pemahaman masyarakat.

Memang memberikan prioritas klub nominator IPL adalah hak Exco, tapi kenapa harus 6 klub itu!
Jawaban: Oke, memang harus diakui itu tidak etis meskipun secara hukum itu sah. Lalu bagaimanakah seharusnya? Mari kita kembali merunut kejadian 4 bulan yang lalu.......

26/8 - Melalui rapat Exco, PSSI menetapkan kompetisi akan dibagi menjadi level 1 dan 2. Level 1 terdiri dari 32 tim yang dibagi dalam 2 grup. Level 2 terdiri dari 48 tim dalam 4 grup. Nominator pengisi level 1 dan 2 masing-2 adalah 34 dan 36 klub. 16/9 - AFC datang dan melakukan verifikasi. Verifikasi ini bertujuan untuk menilai apakah Liga Indonesia sudah layak profesional atau belum. Kalau layak, maka akan mendapat slot langsung di ACL, bila tidak, slot ACL hilang. Liga dikategorikan profesional apabila liga tersebut berisikan minimal 10 tim yang terakreditasi profesional. Liga profesional = 10 tim profesional. Sayang, setelah melakukan verifikasi, AFC menilai hanya 6 tim yang masuk kategori layak, yaitu: Persis, Persikota, Persebaya, PSIS, Persibo, dan Persik. Karena hanya ada 6 tim, maka liga belum bisa disebut profesional. Mengetahui hal ini, PSSI melalui Exco memutuskan untuk mereset liga. Sepakbola Indonesia dimulai dari nol. Kemudian melalui rapat Exco, dengan memperhatikan masukan klub, akhirnya diputuskan liga akan digulirkan dalam 2 wilayah dengan 32 peserta. Saat itu ada 36 kandidat klub yang harus bersaing. 17/9 - Exco kembali mengadakan rapat, kali ini merevisi keputusan sebelumnya. Jadinya adalah: 1. 2. 3. 4. Jumlah peserta liga level 1 adalah 18 tim, dan level 2 adalah 44 tim. Level 1 diselenggarakan 1 wilayah, level 2 dalam 4 wilayah. Nama liga level 1: ISL, namaliga level 2: Divisi Utama. Calon pengisi liga level 1 diprioritaskan tim ISL musim lalu. Namun tetap harus melalui verifikasi, bila gagal maka akan digantikan tim lain.

21/9 - Exco mencabut lagi keputusan sebelumnya. Kali ini dirumuskan: 1. Jumlah peserta ISL 24 tim. 2. Calon pengisi liga level 1 diprioritaskan tim ISL musim lalu, 3 tim ISL 'yang dipecat' musim lalu, 2 tim rekomendasi sponsor dan faktor sejarah, dan 1 tim terdegradasi terbail ISL musil lalu. 3. Namun tetap harus melalui verifikasi, bila gagal maka akan digantikan tim lain. Nah disinilah letak yang dipermasalahkan banyak pihak. 6 tim itu dituduh gratis. Padahal yang disebut gratis adalah tanpa melalui penyaringan, langsung tembus ke level teratas. Tapi ini harus tetap menjalani verifikasi terlebih dahulu. Bila gagal, maka tidak diizinkan tampil di kasta tertinggi. Pun demikian bagi tim-2 ISL musim lalu. Tergantung hasil verifikasi. Kekeliruan PSSI adalah, kenapa tim yang diprioritaskan untuk mengikuti verifikasi juga pas 24 tim. Kalau mau adil, seluruh tim harus memiliki kesempatan yang sama sebagai nominator, lalu di-verifikasi bersama. Dan bukan sebagai 'tim cadangan' yang baru maju kalau ada salah satu dari ke-24 tim itu gagal verifikasi. Terlebih, 4 dari 6 tim yang dinyatakan profesional sebelumnya tidak diikut-sertakan sebagai salah satu prioritas nominator. Dan yang membuat banyak tim semakin kecewa adalah alasan rekomendasi sponsor dan faktor sejarah yang membuat Persebaya dan PSMS bisa menjadi salah satu prioritas. Meskipun demikian, langkah PSSI sebenarnya secara hukum dinyatakan sah, merujuk Statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi. Tapi, keputusan ini dirasakan tidak memenuhi unsur keadilan. lantas karena PSSI tidak melanggar satu pun statuta, tim-tim yang kecewa tidak bisa melakukan apapun. Celah ini yang kemudian dimanfaatkan oleh pengurus-pengurus lama melalui PT LI. Kelompok tim yang kecewa menamakan diri K-14 bekerja sama dengan PT LI untuk menggelar kompetisi tandingan. Tapi keputusan ini salah, cara penyampaian protes yang baik haruslah tetap berada dalam koridor hukum atau statuta. Mengundurkan diri dari liga resmi PSSI dan mengikuti liga tandingan sangat menabrak statuta. Bahkan membuat masalah semakin runyam. Kesimpulannya: PSSI salah, klub-2 breakaway salah, dan PT LI salah.

Keterangan yang lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran Kronologis 24 tim.

IPL tidak becus mengatur jadwal!


Jawaban: Memang betul PT LPIS belum berpengalaman menyelenggarakan liga. Tapi setidaknya biarkan IPL belajar perlahan-lahan. Itu lebih baik ketimbang PT LI yang sudah sarat pengalaman namun belum becus mengurus jadwal. TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Persib Bandung Drago Mamic mengusulkan perubahan jadwal Liga Super Indonesia untuk laga tandang Persib pada bulan Januari 2012 kepada PT Liga Indonesia melalui PT Persib Bandung Bermartabat. Ia menilai jadwal enam pertandingan kandang dan tandang Maung Bandung selama bulan itu terlalu ketat dan kurang adil. Drago menyebut jadwal laga tandang Persib di kandang Mitra Kukar pada 14 Januari dan di kandang Persisam Samarinda pada 17 Januari yang cuma berselang 2 hari. Ia menilai jarak kedua jadwal ini merugikan Persib yang, sebagai tim tamu, cuma punya waktu rehat 2 hari sebelum dijamu Persisam. http://www.tempo.co/read/news/2011/12/28/099374166/Rugikan-Persib-Drago-Ingin-Jadwal-Laga-Diubah

Kesalahan KPSI PT LI ISL


Membangkangnya klub ternyata juga faktor investor! Bukan berlandaskan keyakinan hukum!
Sebagaimana diberitakan, musim ini Persid memilih bergabung dengan PT Liga Indonesia karena beberapa alasan. Pertama, tidak adanya dana untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama resmi PSSI yang mengharuskan Persid main empat kali di luar Jawa. Kedua, adanya investor yang memiliki kedekatan dengan pengurus PT Liga Indonesia. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2011-1231/122483/Bupati:_ISL_atau_IPL,_yang_Penting_Sepakbola!

ISL bukan liga professional!


Menanggapi pernyataan Gordon, Lal* Mar& menyatakan siap membawa kasus Diego ke ranah hukum. "Kan tadi pak Gordon bilang BOPI tidak bisa karena Pelita (bermain di) ISL. ISL semi profesional. Karena itu kami disarankan menempuh jalur pidana. Ya, saya jalankan dong, menempuh jalur pidana seperti yang disampaikan pak Gordon," kata Lal* Mar&. http://bola.kompas.com/read/2012/01/05/17243040/Ketum.BOPI.Laporan.Pelita.Salah.Alamat

ISL melakukan pembohongan publik! Mengaku sebagai liga, tapi sesungguhnya hanya turnamen biasa!
Bukti: Pernyataan ketua BOPI dalam live Suara Anda Metro TV, 6 Desember 2011 http://www.youtube.com/watch?v=M2Q7KE3Yqik

ISL justru pelaku pemberi promosi gratis!


Bukti: Kelompok klub pembangkang dan PT LI menuduh PSSI memberikan promosi gratis, padahal ISL 2011/2012 juga memberikan promosi gratis kepada: Persiram, Gresik United, PSAP, dan PSMS. Asli gratis karena tanpa alasan atau verifikasi yang jelas. Kalaupun beralasan karena mengambil tim 8 besar dari Divisi Utama musim lalu, seharusnya diputuskan lewat Rapat Exco PSSI, sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1a. Sudahkah dilakukan?

Izin ISL tidak jelas!


Bukti: Menurut UU keolahragaan yang berlaku, kejuaraan olahraga yang mendatangkan banyak massa wajib mendapat rekomendasi dari induk cabang olahraga bersangkutan. Kenyataannya tidak ada izin dari PSSI. Mestinya ISL tidak bisa digelar. Pihak kepolisian pun harusnya mengerti kalau personelnya tidak bisa diterjunkan untuk mengamankan kegiatan yang melawan undang-undang, tapi kali ini kepolisian harus tunduk mengikuti kemauan PT LI. Pasti tidak bisa dianggap remeh bekingan dari ISL. Dalam pasal 51 ayat 2 UU No. 3/2005 disebutkan, setiap penyelenggaraan kejuaraan olahraga yang mendatangkan langsung massa penonton wajib mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga bersangkutan dan memenuhi peraturan perundang-undangan. Menurut Max, LPI berhubungan dengan olahraga sepak bola dan induk organisasi sepak bola di Tanah Air adalah PSSI. http://bola.kompas.com/read/2011/01/06/17190832/PSSI.Kok.BOPI.yang.Beri.Izin.LPI

Okelah, kalau hasil kongres Bali palsu yang diagung-2-kan pembelot itu benar adanya, berarti ISL juga melanggar keputusan kongres Bali!
Bukti: Pada SK yang diragukan kevalidannya ini, namun senantiasa dijadikan tameng kelompok pembangkang, tertulis bahwa Divisi Utama diisi 44 tim yang terbagi dalam 4 wilayah. Kenyataannya Divisi Utama ISL 2011/2012 hanya ada 30 klub dengan 2 wilayah. Screenshot bisa dilihat di atas. Kick Off Divisi Utama ISL akan dimulai pada 15 Desember mendatang dan diikuti oleh sebanyak 30 klub. Kompetisi Divisi Utama juga akan dibagi menjadi dua wilayah dimana satu wilayah ditempati 15 klub. http://bola.inilah.com/read/detail/1805170/30-tim-divisi-utama-berikrar-gabung-isl

ISL tidak diakui FIFA!


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gembar-gembor PSSI bahwa Liga Super Indonesia (LSI) adalah liga ilegal ternyata benar. Sebab, FIFA mengatakan bahwa kompetisi Indonesia yang sah dan legal saat ini adalah yang dikelola PSSI, yakni Liga Primer Indonesia (LPI). Demikian disampaikan Departemen Media FIFA, dalam emailnya yang dikirim kepada wartawan Republika Abdullah Sammy, Selasa (20/12). Dalam email tersebut diungkapkan bahwa FIFA telah melakukan pertemuan dengan petinggi PSSI dan AFC terkait situasi terkini di PSSI. Surat bersama FIFA dan AFC tersebut akan segera dikirim pada akhir minggu ini. Hal itu dilakukan karena FIFA dan AFC sangat berhati-hati dalam menganalisis kondisi atau polemik di PSSI. "Merujuk pasal 18 statuta FIFA, PSSI harus mengontrol semua kompetisi dan harus mengambil tindakan terhadap liga ilegal seperti ISL," tulis Departemen Media FIFA. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/12/20/lwib2u-fifa-isl-ilegal

PT LI sebagai pengelola ISL cacat hukum!


Bukti: PT LI ini 99% sahamnya sebelumnya adalah milik PSSI. Tapi anehnya, saham sejumlah tersebut diserahterimakan ke klub-2 tanpa mengundang pihak PSSI dalam acara RUPS. Judulnya saja Rapat Umum Pemegang Saham, justru PSSI sebagai pemilik mayoritas saham tidak diundang. Baru kali ini terjadi, petinggi-2 sebuah perusahaan melakukan kudeta pada owner. Beruntung, akhirnya Kemenkumham menegaskan bahwa PSSI masih merupakan pemilik sah 99% saham PT LI. Spartacks Cyber. Langkah berani yang dilakukan PT. Liga Indonesia menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dinilai menyalahi aturan. RUPS yang rencananya akan digelar pada 27 Oktober 2011 tersebut diagendakan untuk membagi-bagikan saham PT. LI kepada klub peserta Liga Super Indonesia. Erizal Anwar selaku Direktur Utama PT. KSSP berpendapat bahwa pelaksanaan RUPS PT. LI oleh Andi Darussalam Tabussala (Presiden Direktur PT. LI) dan DJok* Driyon* (CEO PT. LI) cacat hukum dan akan memperkeruh keksiruhan sepakbola nasional. Menurut saya itu hanyalah langkah-langkah sekelompok orang untuk mengacau saja. status Quo punya pintu untuk kembali menggacaukan situasi. Tindakan mereka mengadakan RUPS tanpa mengundang pemilik saham adalah seuatu kebodohan, ungkap Erizal kepada Spartacks Cyber, Senin 24 Oktober 2011 melalui sambungan telepon. Bodoh sekali mereka bukan pemegang saham tapi mengadakan RUPS. Apalagi yang diundang semuanya bukan pemegang saham, itu salah sekali, tambah Erizal RUPS bisa sah jika saja kita masing-masing klub telah diserahkan kepemilikan sahan PT. LI secara legal. Memang berdasarkan hasil kongres Bali dikatakan bahwa pemilik saham PT. LI adalah 99 persen milik klub, namun belum diserahkan secara legal. Menurut undang-undang penyerahan saham tersebut hanya bisa dilakukan juga dalam RUPS, namun sejak kongses Bali hingga saat ini PSSI yang dulu dipimpin Nurdin Halid belum pernah sekalipun mengadakan RUPS

sehingga kita selaku klub belum berhak secara legal atas saham tersebut, makanya SP tidak menghadiri undangan tersebut. Artinya, pengurus PSSI yang lama itu tidak menjalankan amanat dari kongres, harusnya setelah konres Bali mereka melakukan RUPS untuk membagikan saham kepada klub, namun itu tidak mereka lakukan. Artinya, secara legal kita tidak memiliki saham (di PT. LI, red), tambah Erizal. Menanggapi kisruh kompetisi yang terjadi saat ini, Erizal dengan tegas menyatakan akan tetap berada di IPL karena merupakan liga resmin yang digulirkan oleh PSSI. Keputusan ini diambil bukan atas dasar SPFC mendukung secara penuh langkah-langkah yang diambil oleh PSSI sekarang, namun karena mengikuti jalur yang benar. Jadi sikap kita tetap di IPL, imbuh Erizal. Sedangkan mengenai wacana akan digulirkannya kembali Liga Super Indonesia oleh PT. LI yang diawali oleh RUPS PT. LI, Erizal menyatakan bahwa langkah tersebut adalah sebuah kesalahan. Apa yang dilakukan ADT dan DJok* Driyon* itu sudah menyimpang. Mereka itu hanyalah pesuruh dari pemegang saham, bukan pemegang saham dan tidak berhak membagi-bagikan saham, pungkas Erizal. (Rieko) http://spartacks.net/berita/2011/10/24/2057.html

Bola.net - Klaim PT. Liga Indonesia (PT.LI) yang mengaku telah mengubah komposisi kepemilikan saham mereka pasca Kongres Bali mendapat bantahan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Melalui surat yang dikirimkan pada PSSI, Kemenkumham menegaskan bahwa 99% saham PT.LI masih milik PSSI. Dalam surat yang bernomor AHU.2-AH.01.09-13649, Kemenkumham menegaskan bahwa PSSI memiliki 990 ribu dari sejuta lembar saham PT.LI. Sementara 10 ribu lembar sisanya menjadi milik Yayasan Sepakbola When I M 64. Sebelumnya, hal senada telah diungkapkan Catur Agus Saptono. Menurut Wakil Ketua Komisi Disiplin PSSI itu, PT.LI telah melakukan kebohongan publik. "Ada kebohongan publik yang dilakukan oleh pengurus PT. Liga Indonesia, atas nama Presiden Direktur Syahrial Tahir dan Presiden Komisaris, Harbiansyah Hanfiah. Mereka menyatakan saham PSSI telah dialihkan kepada klub, bahkan telah

melaporkan pengalihan saham tersebut kepada FIFA dan AFC," ungkap Catur, yang merupakan Wakil Ketua Komite Disiplin PSSI ini. Lebih lanjut, Catur juga menyatakan bahwa RUPS PT.LI tidak pernah terjadi secara hukum. Pasalnya, PSSI sebagai pemilik 99% saham PT.LI tidak hadir dalam acara tersebut. "Selain itu, berdasar data Sisminbankum per tanggal 09 Nov 2011, PSSI masih terdaftar sah sebagai pemegang 990 ribu lembar saham, atau 99% dari saham PT.LI. Dalam data itu juga tidak terdaftar Presiden Direktur atas nama Syahrir Tahir dan Presiden Komisaris atas nama Harbiansyah. Ini kebohongan yg harus dibongkar," tegasnya. http://www.bola.net/indonesia/kemenk...si-30c4d2.html Giliran masalah hutang, malah dilempar ke PSSI. Kalau mengakunya saham 99% sudah dibagikan ke klub, seharusnya klub yang menanggung. Hal ini mengimplikasikan bahwa PT LI sebetulnya sadar bahwa pemilik PT LI sebenarnya masih PSSI. PSSI diakui Rudy kaget begitu tiba-tiba ada tagihan sebesar Rp 50 Miliar dari PT Liga Indonesia ke PSSI tanpa mengetahui bagaimana proses Rp 50 Miliar itu terjadi. http://www.tribunnews.com/2011/12/05/pt-liga-indonesia-niatnya-buruk-kepada-pssi PT LI juga melanggar UU Keolahragaan nasional tahun 2005. Pasal 51: PT LI tidak mendapat rekomendasi dari PSSI. Pasal 45: PT LI justru memecah belah kesatuan bangsa melalui sepakbola. Pasal 47: PT LI tidak transparan dan akuntabel. Pasal 51 (2) Penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangkan langsung massa penonton wajib mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan memenuhi peraturan perundang-undangan Pasal 45 Penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 bertujuan: e. memelihara persatuan dan kesatuan bangsa; dan f. meningkatkan ketahanan nasional. Pasal 47 Penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dilakukan dengan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas. http://www.dpr.go.id/uu/uu2005/UU_2005_3.pdf

Kewenangan PT LI sudah dicabut! PT LI tidak berhak menggulirkan liga!

JAKARTA, KOMPAS.com PSSI mencabut semua kewenangan PT Liga Indonesia secara resmi. Surat keputusan per tanggal 22 Agustus itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. "PSSI mencabut delegasi penyelenggaraan kompetisi sepak bola profesional dari PT Liga Indonesia, dan menyatakan PT Liga Indonesia sudah tidak memiliki kewenangan apa pun yang berkaitan dengan penyelenggaraan kompetisi profesional di bawah yurisdiksi PSSI," demikian salah satu butir keputusan tertulis. Namun, PSSI juga tetap akan meminta pertanggungjawaban PT Liga Indonesia untuk menyelamatkan aset dan kepentingan PSSI di dalam PT Liga Indonesia. Hal ini, seperti tertulis, dilakukan PSSI dalam kapasitas sebagai pemegang saham mayoritas. http://nasional.kompas.com/read/2011/10/25/20222668/PSSI.Cabut.Kewenangan.PT

PT LI tidak lebih professional disbanding PT LPIS


"Ini di luar dugaan saya, menjadi pelatih Persid. Yang saya dengar, kalau menurut PSSI, pelatih Divisi Utama harus berlisensi A, sementara saya berlisensi B. Tapi kata manajemen tidak masalah, karena kita bertanding di PT LI," kata Santoso. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-0103/122743/PT_LI_Tak_Persoalkan_Pelatih_Persid_Berlisensi_B

PT LI menanggung hutang 50 miliar, tapi bisa membiayai tim-2 yang bergabung di PT LI, bagaimana bisa!
Bukti: Aneh sekali PT LI, saat ini mereka merugi Rp 50 miliar, lalu bukannya berupaya membayar hutang, malahan menyubsidi klub-2 untuk ikut kompetisi yang mereka buat. Lucunya, tagihan Rp 50 miliar dibebankan pada PSSI. Pertanyaannya, siapa penyandang dana PT LI?

PSSI diakui Rudy kaget begitu tiba-tiba ada tagihan sebesar Rp 50 Miliar dari PT Liga Indonesia ke PSSI tanpa mengetahui bagaimana proses Rp 50 Miliar itu terjadi. http://www.tribunnews.com/2011/12/05/pt-liga-indonesia-niatnya-buruk-kepada-pssi

Selain diikuti oleh beberapa klub elit seperti Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC, PT LI juga mengajak klub-klub Divisi Utama. Mereka menawarkan subsidi Rp 500 juta untuk setiap klub, atau meningkat dari musim lalu yang besarnya Rp 300 juta. http://bola.inilah.com/read/detail/1797707/ditawari-pt-li-rp-500-juta-klub-du-minta-rp-1-m

PT LI plin-plan!
Bukti: Pada suatu kesempatan, PT LI melalui Jok* Driyon* menyatakan bahwa PT LI tidak ada kaitannya dengan FIFA dan AFC. Tidak ada kaitannya? Lalu PT LI ini menginduk pada siapa? Pernyataan Jok* Driyon* ini sama dengan membuka boroknya sendiri. Tapi di lain kesempatan, saat merasa membutuhkan kehadiran FIFA, Jok* Driyon* menjilat ludahnya sendiri dengan mengatakan akan berkomunikasi dengan FIFA. Apakah ini yang dinamakan dengan silat lidah? TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia (PT LI) selaku penyelenggara kompetisi Indonesia Super League (ISL) enggan mengomentari surat FIFA dan AFC kepada PSSI tentang kisruh berkepanjangan di internal PSSI. CEO PT Liga Indonesia Jok* Driyon* mengaku tidak ada kaitannya antara FIFA dan ISL. http://www.tribunnews.com/2011/12/22/pt-li-klub-isl-tak-ada-hubungan-dengan-fifa-dan-afc

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia selaku penyelenggara kompetisi Indonesia Super League (ISL) sepertinya belum mau dikatakan sebagai penyelenggara kompetisi tak resmi, bahkan mengaku akan memfasilitasi klubklub untuk segera bertemu FIFA dan AFC. "Inisiatif ini bukan untuk memecah belah, melainkan agar balance dalam konteks meluruskan pokok permasalahan," kata CEO PT Liga Indonesia, Jok* Driyon*, Kamis (29/12/2011). http://www.tribunnews.com/2011/12/29/pt-liga-indonesia-nafsu-ketemu-afc-dan-fifa

Berdirinya KPSI tidak diakui FIFA!


Jawaban: PSSI hanya memungkinkan untuk digulingkan apabila PSSI telah melanggar statuta FIFA atau PSSI. Namun sampai saat ini tidak ada yang sanggup menyebutkan pasal mana yang dilanggar PSSI. Kalaupun betul PSSI salah, apakah harus digulingkan? Seberapa besar dosanya hingga harus buru-buru dilengserkan? Kalaupun betul dosanya teramat parah sehingga membahayakan sepakbola nasional, jalan yang harus ditempuh adalah melalui KLB. Kini FIFA tidak mau mengakui KPSI dan ISL, lantas apakah mereka akan tunduk pada keputusan FIFA? Ternyata tidak, FIFA dilawan! Sungguh heroik perjuangan mereka, mirip perlawanan PSSI jaman Nurdin yang mengakali FIFA agar tetap menjadi ketua umum meskipun sedang dipidana. Kelompok ini sangat liar dan berbahaya yang tidak segan menolak tunduk pada FIFA, waspadalah pada manuvernya. Setelah mengambil wewenang pengurus PSSI, Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) langsung menunjuk sekretaris jenderal yang akan mengurus administrasi. Mantan Ketua Komdis PSSI di era Nurdin Halid, Hinca Panjaitan, terpilih untuk membantu KPSI dalam hal surat-menyurat. Keputusan ini diambil dalam rapat anggota KPSI di Hotel Sultan, Rabu (28/12/2011). http://bola.kompas.com/read/2011/12/29/00552691/KPSI.Bentuk.Komdis.Komding..Tunjuk.Sekjen.dan.Ketua.BLAI

Jakarta - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dinilai tak akan memberi restu terhadap rencana kongres luar biasa yang digagas Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia. Rencana menggelar kongres luar biasa dinilai hanya upaya mencari perkara yang akan berujung pada sanksi FIFA. "FIFA tidak ingin seperti itu. Mereka sudah mengirim surat (ke PSSI), ini satu hal yang harus dihormati dan ditanggapi dengan serius, jangan malah mencari perkara, jangan cari masalah," kata Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin ketika dihubungi Tempo, Kamis, 29 Desember 2011. Surat yang dimaksud Djohar adalah surat pernyataan sikap FIFA yang diterima PSSI 21 Desember lalu. Dalam surat itu, FIFA mengancam akan memberi sanksi jika hingga 20 Maret nanti dualisme kompetisi tak kunjung kelar. FIFA menilai kompetisi Indonesia Super League tak sah dan klub-klub yang bermain di liga itu harus kembali ke PSSI. http://www.tempo.co/read/news/2011/12/29/099374298/FIFA-Tak-Restui-Kongres-Luar-Biasa-PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAKendati Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) telah menyatakan mengambil alih organisasi PSSI, namun federasi sepak bola dunia belum memberikan pengakuan. FIFA dalam suratnya yang diterima Republika, Jumat (30/12) menegaskan tetap mengakui peranan PSSI sebagai pengontrol seluruh kegiatan sepak bola nasional. Hak penuh yang legal dalam menjalankan kegiatan sepak bola juga masih dipegang Djohar Arifin Husin cs. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/01/01/lx4795-fifa-tak-akui-keberadaan-komitepenyelamat-sepak-bola-indonesia

Berikut nukilan dari surat FIFA tersebut: FIFA would like to highlight that the role of the PSSI is to organise and supervise in all its form at national level, as well as to control association football in the territory of its country, as stipulated in the FIFA Statutas (cf. art. 10 and art. 13 of the FIFA Statutas). FIFA and AFC strongly encourage the PSSI and the clubs that have joined the break-away ISL to find an amicable solution to the current situation for the common good of Indonesian football. However, should this not be possible, the PSSI must take appropriate measures to ensure that all football activities remain under its control. As you know on 15 December 2011 a meeting between a FIFA/AFC delegation and PSSI took place in Tokyo. PSSI was reminded that Art. 18 al. 1 of the FIFA Statutas prescribes that Leagues or any other groups affiliated to a Member of FIFA shall be subordinate to and recognized by that Member. The ISL is neither subordinate to nor recognized by PSSI. The clubs playing in the ISL, by their action, are jeopardizing the capacity of PSSI to comply with the FIFA statutas. It is thus essential that PSSI takes appropriate measures in order that the clubs playing in the ISL come back under the control of PSSI. FIFA advises that no PSSI official (in particular referees) should officiate in the ISL. Players playing in the break-away ISL will not be able to be transferred abroad, as the Transfer Matching System (TMS) will be switched off for the ISL clubs. These players should also not be allowed to play in their national team. Should the situation not be resolved by 20 March 2012, FIFA will have to report the case of the PSSI to the FIFA Associations Committee for review and possible sanction Kind regards, FIFA Media department http://www.bola.net/indonesia/fifa-tegaskan-hanya-akui-pssi-bukan-isl-b90d3c.html

Sudah jelas tidak diakui FIFA, AFC, dan PSSI kok ya masih berani catut 3 logo organisasi tersebut.

Permintaan KLB oleh RASN menyalahi statuta!


Bukti: Bagaimanakah KLB bisa diselenggarakan? Berikut salinan statuta PSSI pasal 31.

1. Komite Exco (sebagai tim, bukan perorangan) berhak mengadakan KLB setiap saat. 2. Exco dapat melaksanakan KLB apabila diminta secara tertulis oleh setidaknya 2/3 anggota PSSI berikut agenda apa yang akan diusung. Tapi tidak sembarangan pengurus pengprov/pengcab/klub yang bisa mengajukan permintaan, melainkan harus resmi dari ketua umum atau yang mewakilinya secara sah. KLB harus digelar maksimal 3 bulan sejak diterimanya permintaan resmi. 3. Apabila ternyata tidak diadakan, maka anggota bisa menggelar KLB sendiri, sekaligus meminta bantuan pada FIFA Sekarang apakah surat permintaan itu sudah terkumpul di meja Exco? Rasanya tidak, justru PSSI sendiri yang harus repot-repot berkeliling Indonesia untuk menanyai para anggota satu persatu, apakah betul mereka mendukung KLB atau tidak. Aneh sekali. Jadi deadline 3 bulan belum dihitung sebelum surat resmi terbukti ada. "Mereka mengklaim telah didukung oleh 452 anggota PSSI. Namun, sejauh ini masih belum ada verifikasi apakah benar 452 anggota itu benar-benar mendukung mereka. Dari fakta yang kami temukan, justru ada yang mencatut nama dari anggota PSSI. Seakan-akan yang memberi dukungan adalah pengurus sah dari anggota PSSI, padahal bukan," sambungnya.

http://www.bola.net/indonesia/pssi-tanggapi-dingin-berdirinya-organisasi-tandingan-6412b3.html

Seperti diketahui KPSI akan menggugat PSSI berupa aduan ke AFC, tentang klub-klub ISL dan akan mengadakan KLB. Tapi Djohar tetap akan meladeni itu meski bukan dia langsung yang akan mengurusinya. Dia akan membuat tim khusus yang akan menangani masalah ini. "Itu hak mereka melakukan itu semua jadi kita tidak bisa halangi, jadi silahkan saja. Tapi kami juga punyak hak, di mana kami merupakan organisasi yang sah yang diakui oleh FIFA," ungkap Djohar, saat ditemui wartawan di kantor PSSI, Selasa (3/1/2012). "Tapi Kami sudah mempersiapkan tim verifikasi yang dipimpin oleh pak Sekjen (Tri Gustoro) untuk menangani masalah ini. KPSI telah menyerahkan surat itu ke kami berikut data-data pendukungnya," tambah Djohar. http://bola.okezone.com/read/2012/01/03/51/551107/djohar-siapkan-tim-verifikasi-tanggapi-kpsi Lanjut, kalaupun betul ada 2/3 anggota yang menghendaki KLB, untuk menggelarnya secara mandiri, mereka tetap harus menunggu sampai lewatnya deadline 3 bulan tersebut, kalau KLB belum digelar, baru mereka menyusun rencana KLB sendiri. Dan yang perlu digaris-bawahi, mereka harus tetap bersabar sampai pada kongres tersebut untuk menurunkan kepemimpinan yang sekarang. Bukan langsung pada detik RASN berlangsung, seketika membuat PSSI tandingan. Ini melabrak statuta PSSI yang seharusnya dipatuhi bersama. Hinca Panjaitan selaku Sekjen KPSI menyatakan bahwa KPSI merupakan komite ad hoc. Apa itu komite ad hoc? Merujuk pada statuta PSSI pasal 67, komite ad hoc dibentuk oleh komite Exco untuk jangka waktu tertentu dengan tugas dan fungsi khusus di luar komite tetap. Jadi komite ad hoc secara struktur harus tetap di bawah PSSI, bukan badan independen. Sedangkan sebagaimana diketahui, komite ad hoc KPSI tidak dibentuk melalui rapat Exco. Jadi jelas sudah, KPSI melanggar statuta. Metrotvnews.com, Jakarta: Hinca Panjaitan, Sekretaris Jenderal Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) menyebut, pengambil alihan mandat kepengurusan PSSI dari Djohar Arifin merupakan kudeta konstitusional. Sebab, KSPI merupakan badan Ad Hoc yang dibentuk untuk memastikan terlaksananya kongres luar biasa (KLB) sebelum dipilih kepengurusan baru. http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/12/29/142358/KSPI-KLB-Sesuai-Statuta-PSSI/14

Sampai saat ini tidak ada keputusan yang dikeluarkan Exco PSSI terkait pembentukan badan atau komite ad-hoc baru sebagaimana diatur oleh pasal 37 dan 61 Statuta PSSI. Kalau memang dibentuk Majelis Etik, itu pun harus dilakukan lewat rapat Komite Eksekutif yang sampai sekarang tidak pernah dilakukan. http://suropeji.com/empat-anggota-exco-cuekin-panggilan-pssi-3/# Ketua KONI juga tidak menyetujui KLB. Jakarta - Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman menolak ide digelarnya Kongres Luar Biasa untuk menuntaskan kisruh di PSSI. KLB disebutnya tak perlu dilakukan kalau persoalan yang ada bisa dirembukkan bersama. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/04/170200/1806793/76/koni-akan-pertemukan-pssi-dan-kpsi Ternyata kalau setelah diverifikasi, hasilnya menemukan bahwa KPSI didukung kurang dari 2/3 anggota PSSI, KPSI tetap tidak peduli, pokoknya maju terus. Jelas ini melabrak statuta. KLB hanya bisa digelar kalau ada dukungan 2/3 anggota. Tampaknya kubu Status Quo tidak pernah mau tau apa itu statuta, tapi selalu berteriak-teriak statuta. Bola.net - Verifikasi yang dilakukan PSSI terhadap hasil Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) di Jakarta 18 Desember 2011, dinilai tetap tidak berpengaruh pada pelaksanaan kongres luar biasa. "Verifikasi yang dilakukan PSSI tidak ada pengaruh dengan rencana akan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) 6 Maret 2012.Kita tetap maju apa pun hasil verifikasi itu," kata Sekretaris Jenderal Komite Penyelamat Sepakbola Nasional (KPSI) Hinca Panjaitan di Medan, Minggu (08/01). http://www.bola.net/indonesia/hinca-klb-tidak-terpengaruh-verifikasi-pssi-947722.html Ternyata dugaan bahwa pendukung KLB kurang dari 2/3 anggota itu betul adanya. Dari 452 anggota yang diklaim sebagai pendukung oleh KPSI, ternyata setelah verifikasi tahap 1, hanya 320 yang sah. Padahal masih ada verifikasi tahap 2, kemungkinan angka ini masih bisa terus berkurang. Artinya? Lagi-lagi KPSI berbohong dengan mengakungaku memiliki 452 dukungan suara. Terkait dengan hasil verifikasi dari dukungan untuk menggelar KLB yang disampaikan KPSI, Sekjen PSSI Tri Goestoro selaku ketua tim verifikasi menyampaikan, dari 460 berkas yang diterima, hanya 320 berkas yang lolos verifikasi. "Jumlah ini menciut karena ditemukan ada 11 surat dukungan yang ganda, 80 suara tidak sah karena bukan anggota PSSI, serta adanya 49 tim dari Divisi Satu dan Divisi Dua yang memberikan fakta integritas terkait bantahan atas klaim dari KPSI," beber Tri. Masih kata Tri, sesuai data base yang ada melalui buku besar yang masih ditulis secara manual, anggota PSSI tercatat 588. Karena itu, dari hasil verifikasi tahap pertama yang dilakukan, bisa dipastikan tidak memenuhi persyaratan untuk menggelar KLB, yakni permintaan 2/3 dari jumlah anggota. "Verifikasi tahap pertama ini pun belum kami dalami secara detail. Jadi kemungkinan berkurangnya dukungan dari 320 tersebut di atas masih sangat terbuka," tandas Tri. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-01-11/123554/Hasil_Rapat_Exco_PSSI:_KLB_Ditolak! Tapi memang dasar pembohong, sekali kebohongannya terkuak, muncul manuver yang berbeda lagi, begitu terus tidak habis-habis. Setelah kebohongan 452 suara dukungan terungkap, sekarang mereka bilang masih punya 70 suara cadangan yang masih dirahasiakan. Wow! Maksudnya? Kan mekanisme permintaan KLB harus ada permintaan tertulis dari minimal 2/3 anggota, jadi surat dukungan harus diserahkan dan dibuktikan kevalidannya. Bukan disembunyi-sembunyikan lalu dibilang pokoknya ada dukungan. Kebohongan apa lagi ini. JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), Tony Apriliani, mengaku tak kaget dengan pernyataan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, terkait sejumlah berkas dukungan kongres luar biasa PSSI yang dinilai tidak sah. Menurutnya, KPSI sudah memiliki rencana terhadap untuk mengantisipasi kejadian ini.

Tidak ada yang perlu diherankan, kami sudah memprediksi bakal seperti ini. Satu yang pasti, kami juga masih memiliki sekitar 70 suara cadangan yang belum kami serahkan, jika memang jumlah itu masih kurang, ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (11/1/2012). http://bola.kompas.com/read/2012/01/11/14111121/KPSI.Klaim.Masih.Punya.Cadangan.Suara FIFA dan AFC pun sudah tidak dipedulikan oleh KPSI. Pokoknya harus KLB. Sangat mengherankan, FIFA adalah induk organisasi sepakbola dunia, kalau mereka tidak mau menuruti FIFA, sama saja mereka menantang FIFA untuk menurunkan sanksi. Kalau sampai betul sanksi turun, KPSI adalah kelompok yang patut disalahkan. Mereka pengkhianat negara. "Untuk KLB ini kami juga tidak perlu meminta restu dari FIFA maupun AFC karena ini diinginkan oleh anggota PSSI sendiri," jelasnya. http://bandung.detik..com/read/2012/01/07/195915/1809518/486/klb-akan-tetap-digelar-meski-koni-mediasi

Dalam judul Hasil Verifikasi tidak Pengaruhi KLB, Sekretaris Jenderal KPSI Hinca Panjaitan berkata Jika ada yang ingin mengubah keputusan rapat akbar tersebut, harus melakukan rapat akbar yang sama hingga kualitasnya sama. Sungguh aneh sekali. Seperti sudah dituliskan di awal, dalam organisasi PSSI tidak mengenal istilah rapat akbar yang ada dan valid hanyalah kongres. Dan dalam mekanisme permintaan KLB, yang diperlukan adalah permintaan tertulis dari minimal 2/3 anggota bukan lewat sebuah rapat akbar. (Pasal 31 ayat 2 Statuta PSSI : The Executive Committee shall convene an Extraordinary Congress if 2/3 (two-thirds) of the members of PSSI make such a request in writing. The request shall specify the items for the agenda. An Extraordinary Congress shall be held within three months of receipt of the request. If an Extraordinary Congress is not convened, the Members who requested it may convene the Congress themselves. As a last resort, the Members may request assistance from FIFA.). http://www.bicarabola.com/2012/01/11/kudeta-pssi-semakin-serampangan/ Akhirnya pada tanggal 17 Januari 2012 turun surat penegasan dari FIFA mengenai KLB. FIFA meminta PSSI menyelesaikan polemic yang terjadi melalui kongres tahunan dengan deadline 20 Maret 2012. Tapi seperti biasa, KPSI memelintir isi surat FIFA dan mempropagandakan kebohongan melalui media-media yang mereka miliki.

As you are no doubt aware, FIFA and AFC are in receipt of the enclosed request to convene an extraordinary congress by supposedly more than 2/3 s of PSSI members. (Seperti yang anda ketahui, FIFA dan AFC telah menerima dokumen permohonan pertemuan Kongres Luar Biasa yang diajukan oleh terduga 2/3 Anggota PSSI).

FIFA and AFC understand from your report that following a verification process, PSSI concluded that the request was made by 320 of 588 PSSI members, an amount less than the 2/3s required under article 31 (2) of the PSSI Statutes force an extraordinary congress. We wish to advise that given the information submitted by you, FIFA and AFC are not in a position to comment on the validity of the request. (FIFA dan AFC menerima laporan anda dimana menyusul hasil proses verifikasi, PSSI menyimpulkan bahwa permintaan tersebut di atas dibuat oleh 320 dari 588 anggota PSSI, jumlah yang tak mencukupi 2/3 suara yang disyaratkan pada Pasal 31(2) Statuta PSSI untuk melakukan Kongres Luar Biasa. Dengan demikian kami ingin tegaskan bahwa dengan informasi yang anda berikan, FIFA dan AFC tak lagi memiliki kewenangan untuk menyuarakan keabsahan permohonan dimaksud.) We do however refer you to article 29(1) of the PSSI Statutes, which provides PSSI shall convene an Ordinary Congress each year. (Namun demikian, kami meminta anda untuk kembali meninjau pasal 29(1) Satuta PSSi yang menyebutkan bahwa PSSI harus mengadakan Kongres Tahunan seiap tahunnya) Accordingto the information at our disposal the last PSSI ordinary congress was held on 22 January 2011 in Bali, approximately one year ago (Menurut informasi yang kami miliki, kongres tahunan PSSI terakhir kali diadakan di Bali tanggal 22 januari 2011) In view of the above and considering the on-going problems facing Indonesia football, FIFA and AFC strongly recommend that PSSI convene as soon as possible an ordinary Congress to ensure compliance with its statutes and to provide a forum for resolution. (Berdasarkan hal-hal tersebut diatas serta menimbang permasalahan yang tengah dihadapi oleh Persepakbolaan Indonesia, FIFA dan AFC merekomendasikan dengan sangat agar PSSI segera melaksanakan rapat Kongres Tahunan demi kesesuaian dengan statuta PSSI serta menjadikannya forum penyelesaian untuk masalah yang dihadapi. We also remind you of the deadline set in our letter dated 21 December 2011 and further advice that the Ordinary Congress should be held before 20 March 2012 to avoid the referral to the FIFA Associations Commitee for possible sanction. (Hendak pula kami ingatkan mengenai tenggat waktu yang kami sebutkan sebelumnya dalam surat kami tertanggal 21 Desember 2011, serta juga perlu kami ingatkan bahwa hendaknya Kongras Tahunan diadakan sebelum 20 Maret 2012 untuk menghindari kemungkinan sangsi oleh Komite Asosiasi FIFA. Dari surat ini ada dua hal penting yang hendak saya garis bawahi: 1. We wish to advise that given the information submitted by you, FIFA and AFC are not in a position to comment on the validity of the request. Dalam kalimat diatas, apabila diterjemahkan secara kontextual berarti "Kami ingin tegaskan bahwa dengan informasi yang anda berikan, FIFA dan AFC tak lagi memiliki kewenangan untuk menyuarakan keabsahan permohonan dimaksud. (To be In position to = berwenang untuk, i.e. To be in position to make a decission = berwenang untuk mengambil keputusan) Ini berarti bahwa FIFA dan AFC mengamini keputusan PSSI untuk menolak kongres luar biasa berdasarkan hasil verifikasi. 2 ...FIFA and AFC strongly recommend that PSSI convene as soon as possible an ordinary Congress to ensure compliance with its statutes and to provide a forum for resolution. Apabila kita pilah kalimat diatas maka akan ditemukan "parent sentences/Kalimat utama": 1) ...recommend PSSI convene as soon as possible an Ordinary Congress, dan "Child sentences/Kalimat turutan" yaitu 2) ...to ensure compliance with its statutes dan 3)...to provide a forum for resolution. Dalam tata bahasa inggris, pola kalimat "[Parent Sentence] to/for [child sentence] and to/for [child sentence]" dipergunakan untuk menjelaskan subfungsi dari kalimat utama (parent sentences), i.e We go To school to study and to socialize (We go to school(kita ke sekolah) adalah kalimat utama, to

study(untuk belajar) dan to socialize(untuk bersosialisasi) adalah child sentences untuk menjelaskan subfungsi "we go to school". Maka dari pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat surat FIFA ini dapat diartikan "FIFA dan AFC merekomendasikan PSSI untuk segera mengadakan pertemuan Kongres Tahunan untuk memenuhi amanat statuta dan untuk menjadikan (Kongres Tahunan Itu (ingat Parent Sentence)) sebagai forum penyelesaian masalah yang dihadapi.." Jadi FIFA tidak meminta PSSI untuk membuat forum baru untuk menyelesaikan Konflik dengan KPSI tapi malah meminta agar di Kongres Tahunan itulah Konflik PSSI dapat diselesaikan. Ini adalah pemahaman saya terhadap surat FIFA kepada PSSI berdasarkan pengetahuan Bahasa Inggris saya (2008 TOEFL TEST SCORE 600). Surya Ningrat Datunsolang Begitu tahu FIFA telah memberikan tanggapan, KPSI segera mengambil langkah antisipasi. Pertama mereka tetap ngotot membangkang, meskipun sudah jelas FIFA meminta kisruh diselesaikan lewat kongres tahunan, tapi KPSI tidak peduli, KLB harus jalan terus. Luar biasa. Hinca mengatakan FIFA mengakui 2/3 anggota PSSI meminta KLB. What? Kita bisa cek lagi surat diatas, adakah penyataan FIFA yang seperti itu. Dapat dilihat pula, di berita di bawah, kalau KPSI pernah mengirimkan surat ke FIFA mengenai permintaan KLB. Tapi nyatanya sampai sekarang FIFA tidak merespon (atau merespon tapi disembunyikan oleh KPSI). Apakah dengan tidak merespon bisa diartikan FIFA mendukung? Logika yang aneh. Lalu FIFA memang mengakui mengakui kongres Bali 2011, tapi bukan hasil kongres Bali palsu yang sekarang dijadikan pedoman KPSI. Hasil kongres palsu bisa dicek di FAQ PSSI-IPL. KLB JALAN TERUS! JAKARTA, KOMPAS.com Komite Penyelamat Sepak Bola Seluruh Indonesia (KPSI) tetap menjalankan Kongres Luar Biasa (KLB) meskipun FIFA dan AFC telah meminta agar persoalan PSSI diselesaikan melalui mekanisme kongres tahunan. Justru surat FIFA dan AFC tersebut membuat PSSI tertekan. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal KPSI, Hinca Pandjaitan, saat dihubungi wartawan, Selasa (17/1/2012). Dalam surat tertanggal 13 Januari, FIFA dan AFC tidak ingin mengomentari soal KLB. Kedua badan tersebut hanya meminta PSSI menggelar kongres tahunan sebelum 20 Maret untuk menyelesaikan masalah di tubuh PSSI demi menghindari kemungkinan sanksi dari Komite FIFA. Namun, anjuran FIFA dan AFC tersebut tidak menyurutkan langkah KPSI melaksanakan KLB yang rencananya digelar di Surabaya pada 6 Maret mendatang. KPSI memang mendapatkan mandat menggelar KLB setelah 452 anggota PSSI menyatakan mosi tidak percaya pada kepemimpinan Djohar Arifin Husin. "Tidak (mematikan KLB). Itulah kenapa KPSI bikin kongres Januari ini supaya kita tidak melanggar deadline kongres Januari," jelas Hinca. Hinca menjelaskan, ada tiga poin dalam surat FIFA dan AFC yang harus dipandang jernih oleh PSSI. Judul surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal AFC Alex Soosay dan Sekjen FIFA Jerome Valcke, kata Hinca, menunjukkan bahwa FIFA mengaku fakta hukum adanya permintaan KLB dari dua per tiga anggota PSSI. "Kedua, FIFA dan AFC tidak mau berkomentar soal hasil verifikasi data permintaan KLB. Kemudian, FIFA mengakui hasil kongres Bali dan meminta PSSI untuk segera menggelar kongres tahunan supaya tidak langgar statuta," tutur Hinca. Dikatakan Hinca, FIFA juga masih berbaik hati mengingatkan PSSI untuk gelar kongres sebelum batas waktu. "Seharusnya kongres tahunan digelar Januari. Jadi bisa dibilang PSSI dalam kondisi tertekan," tegasnya. http://bola.kompas.com/read/2012/01/17/20282810/KLB.Jalan.Terus.

KPSI Kirim Tuntutan KLB ke AFC-FIFA Metrotvnews.com, Jakarta: Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) akhirnya mengirimkan tuntutan Kongres Luar Biasa (KLB) ke AFC dan FIFA. Ini adalah tuntutan mayoritas anggota PSSI berdasarkan Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Hotel Pullman Jakarta, 18 Desember silam. Sekjen KPSI Hinca Panjaitan di Jakarta, Senin (2/1), mengatakan, berkas yang berisi rekomendasi dan legalitas dukungan pelaksanaan KLB itu sudah dikirimkan ke dua federasi sepak bola Asia dan Dunia itu per 31 Desember. "Kami berharap surat bisa diterima secepatnya. FIFA baru akan buka besok, Selasa (3/1)," kata Hinca di Kantor KPSI di Pintu I Gelora Bung Karno Jakarta. Menurut dia, khusus untuk legalitas pendukung pelaksanaan KLB, KPSI juga menyertakan dukungan dari masing-masing anggota PSSI mulai dari klub Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama. Divisi I hingga III serta pengurus provinsi (Pengprov) PSSI. http://metrotvnews.com/read/news/2012/01/02/77281/KPSI-Kirim-Tuntutan-KLB-ke-AFC-FIFA/14 Tentunya surat FIFA ini juga mementahkan kebohongan KPSI sebelumnya yang mengatakan bahwa FIFA-AFC secara lisan menyetujui KLB. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) terus melakukan komunikasi dengan AFC dan FIFA terkait dengan rencana pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) yang diinginkan mayoritas anggota PSSI. Ketua KPSI Tony Apriliani di Jakarta, Senin (16/1) mengatakan, komunikasi terakhir dengan federasi sepak bola Asia atau AFC itu dilakukan pekan lalu dan sambutan yang diberikan sangat positif. "Sambutannya sangat positif. Secara lisan AFC sangat memberikan dukungan, tapi secara resmi kami masih menunggu," katanya di sela Diskusi Sepak Bola dengan tema 'Tinjauan KLB Dari Sisi Hukum Sepak Bola' di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta. Menurut dia, dengan bagusnya respons dari AFC, pihaknya berharap federasi sepak bola Asia itu bisa mengirimkan perwakilannya saat Kongres Tahunan di Bandung, Jawa Barat, pada 21 Januari mendatang yang diprakarsai KPSI. http://www.kaskus.us/showpost.php?p=631156310&postcount=5385 Langkah kedua dari KPSI: membatalkan kongres tahunan tanggal 21 Januari 2012 dan mengubahnya menjadi pra kongres. Lagi-lagi membuat keputusan seenak jidat. Pra kongres tidak diatur dalam statute PSSI, AFC, dan FIFA. Jadi forum ini illegal dan keputusan yang dihasilkan tidak akan bisa diakui. Terlebih, sebelumnya Ton* Aprilian* menegaskan bahwa kongres tahunan tidak bisa digagalkan, harus maju terus. Tapi kini adegan jilat ludah kembali terulang. Sayangnya media-media mereka masih terus mengompori hingga yang salah jadi benar, dan benar jadi salah. "Semua sudah dipersiapkan dengan matang. Kami juga sudah menentukan lokasi kongres, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak menyangkut persiapan tersebut. Jadi tinggal mengumpulkan para pemilik suara PSSI saja. Hari ini undangannya saya langsung tanda tangan, dan secepatnya disebarkan," ujar Tony di kantor KPSI, Senayan, Jumat 5 Januari 2012. Menurut Tony, upaya KPSI menggelar Kongres Tahunan sebelum digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) tak bisa dibendung lagi. Meski sejumlah tawaran rekonsiliasi ditujukan kepada KPSI, termasuk dari Ketua Umum KONI Pusat, namun Tony menegaskan upaya tersebut tak akan membatalkan agenda semula. "Rencana ini sudah final. Tidak bisa dibatalkan. Semua sudah siap untuk kongres tahunan, tinggal dijalankan saja," tegas Tony. http://bola.vivanews.com/news/read/278006-kpsi-segera-sebar-undangan-kongres-tahunan/

INILAH.COM, Jakarta - Menanggapi surat yang dikirimkan FIFA kepada PSSI, akhirnya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) memutuskan untuk membatalkan Kongres Tahunan. Pada jumpa pers yang digelar KPSI hari Rabu sore (18/1/2012), ketua KPSI Ton* Aprilian* mengungkapkan bahwa Kongres Tahunan yang saat ini dijadwalkan 21 Januari berubah menjadi Pra-Kongres. http://bola.inilah.com/read/detail/1820472/kpsi-batalkan-kongres-tahunan

Pra-kongres telah terlaksana. KPSI mengklaim acara tersebut dihadiri oleh 542 anggota PSSI. Tapi coba kita hitung berapa peserta yang sesungguhnya. Gambar di bawah menunjukkan suasana pra-kongres. Perkiraan kursi kesamping dan kebelakang adalah 20 x 20, bisa jadi kurang dari itu. Jadi total orang yang hadir 400. Karena pernyataan KPSI sebelumnya bahwa tiap anggota yang diundang 2 orang. Maka berarti total ada 200 perwakilan yang dating, bukan 542. Itu pun belum diverifikasi lagi, jangan-jangan seperti kebohongan-kebohongan sebelumnya, orang-orang yang datang bukanlah yang memiliki wewenang di klubnya. "Hari ini, setelah dilakukan perhitungan akhir, dihadiri oleh 517 klub dan 25 Pengprov yang berarti berjumlan 542 anggota PSSI," ujar Hinca disela-sela Pra-Kongres di Swiss-BelHotel, Jakarta. "Ini menunjukan kami masih solid." http://bola.inilah.com/read/detail/1821628/542-anggota-pssi-hadiri-pra-kongres-kpsi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Pengurus klub Persatuan Sepak Bola Deli Serdang, Sumatera Utara, membantah informasi yang menyebutkan bahwa klub itu telah mengirim utusan untuk mengikuti Pra-Kongres Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia di Jakarta, Sabtu (21/1). "Kami tidak ada mengirim utusan ke Pra Kongres KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) di Jakarta," kata Sekretaris Umum Persatuan Sepak Bola Deli Serdang (PSDS) Erwin Nurdin Pelos di Medan, Minggu. Dia mengakui bahwa PSDS diundang untuk mengikuti Pra Kongres KPSI yang diikuti 488 anggota PSSI itu. Alasan PSDS tidak mengirim secara resmi utusan ke Pra Kongres KPSI, menurut dia, acara itu bukan sebuah kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh PSSI. http://id.berita.yahoo.com/psds-bantah-ikut-pra-kongres-kpsi-052121175--soccer.html

Dan gambar dibawah juga menerangkan apa saja yang terjadi dalam pra-kongres. Silahkan dinilai sendiri.

Berikut 7 pokok keputusan Pra Kongres KPSI: 1. Memastikan PT. Liga Indonesia sebagai pengelola liga dan meminta semua pihak ketiga untuk tidak berhubungan dengan liga di luar itu untuk menghindari tuntutan-tuntutan hukum yang muncul di kemudian hari. Sementara mengenai pengelolaan liga amatir, diputuskan bahwa akan dikelola oleh Badan Liga Amatir Indonesia sesuai keputusan Kongres Bali 2011. 2. Pengesahan Manifesto PSSI, yang kemudian disebut Paradigma Baru PSSI. 3. Mengenai jadwal KLB, dengan tetap menghormati anjuran FIFA dan AFC, Kongres Luar Biasa tetap dijalankan, tanggal 9 Maret 2012. 4. Peneguhan kembali untuk memecat Djohar Arifin Husin, Farid Rahman, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso, Sihar Sitorus, Tuty Dau, dan Bob Hippy sebagai ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota komite eksekutif karena secara nyata telah melanggar statuta PSSI. 5. Tetap mengakui empat anggota Komite Eksekutif La Nyala Mattaliti, Erwin, Robertho, dan Tony Apriliani karena secara nyata telah menjalankan kewajiban hukumnya untuk mematuhi statuta. 6. Menolak hasil keputusan Komite Etik PSSI, dan membubarkan Komite Etik pimpinan Todung Mulya Lubis tersebut. 7. Menolak semua keputusan yang telah dijatuhkan oleh Komdis PSSI baik untuk pemain, klub, wasit, dan seluruh perangkat pertandingan dan lain-lain. http://bola.vivanews.com/news/read/281994-7-pokok-keputusan-pra-kongres-kpsi KPSI memang sekumpulan pembohong dan pengkhianat Negara, tidak bosan-bosannya mereka membual dan memfitnah. Mari kita amati hasil keputusan pra kongres diatas. Sebelumnya yang patut digaris-bawahi, suara anggota hanya diakui apabila ditelurkan melalui kongres resmi, bukan RASN, pra kongres, atau apapun. Ini sudah ketentuan statute PSSI yang hanya mengakui adanya kongres tahunan PSSI dan kongres luar biasa PSSI. 1. Seperti yang dijelaskan pada FAQ to PSSI-IPL, PT LI dicabut mandatnya karena menolak diaudit. Enak saja memutar uang triliunan tanpa pertanggung-jawaban. Sangat sangat sangat rawan penggelapan. 2. Statute tidak mengatur adanya manifesto, keputusan hanya bisa ditelurkan melalui kongres resmi, bukan manifesto. 3. FIFA, melalui surat terakhir yang bisa dibaca diatas, sudah jelas meminta untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui kongres tahunan, bukan KLB. KPSI lagi-lagi melawan keputusan FIFA. 4. Pemecatan hanya bisa dilakukan melalui mekanisme kongres. KPSI lagi-lagi melawan statuta. 5. Pengangkatan exco kembali hanya bisa dilakukan melalui mekanisme kongres. KPSI lagi-lagi melawan statuta.

6. Penunjukan komite etik menurut aturan resmi dilakukan oleh exco, jadi sewajarnya exco juga-lah yang berhak memecat komite etik. KPSI lagi-lagi melawan aturan. 7. Yang berhak memberikan penilaian ulang pada hukuman adalah komite banding. KPSI lagi-lagi melawan aturan.

Kinerja KPSI belum apa-apa sudah sangat tidak professional!


Bukti: KPSI yang mengaku mengambil alih wewenang PSSI ini pun ternyata melempem. Bukannya menegakkan aturan liga, malah sibuk buru-buru mengkudeta PSSI. Mana ada aturan di dunia ini yang menunda waktu berlaku efektif dari kartu kuning dan kartu merah. Orang-orang yang ada di kelompok ini sejak dulu senantiasa kreatif membuat hukum sendiri. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hukuman kartu kuning maupun merah yang diterima beberapa pemain Persija Jakarta saat melawan Sriwijaya FC, diputuskan berlaku efektif saat pertandingan melawan Mitra Kukar. Pemain-pemain yang terkena skorsing di antaranya, Hasim Kipuw (akumulasi kartu kuning), Fabiano Beltrand, dan Andritany (kartu merah). Dengan keputusan tersebut, Persija sedikit bisa bernapas lega. Pasalnya, Persija akan melakoni partai tandang yang cukup berat melawan PSPS Pekanbaru, Minggu (15/1/2012). Karena belum berlaku efektif skorsing untuk ketiga pemain tersebut, Persija memiliki stok pemain yang cukup untuk diturunkan.(*) http://www.tribunnews.com/2012/01/06/skorsing-belum-efektif-3-pilar-persija-tampil-lawan-psps Komdis bentukan KPSI juga melempem, seolah-olah tidak melihat peristiwa apa yang terjadi di sebuah hotel di Palembang pasca Sriwijaya vs Persija. Sampai ringkasan ini ditulis, semua pemain yang terlibat tawuran bebas sanksi. Dan lagi insiden menanduk wajah wasit oleh salah seorang pemain Persiram saat berhadapan dengan Arema. Memprotes wasit dengan keras saja bisa dikartu merah, apalagi menanduk? Kemudian mencekik leher lawan pun ternyata hukumannya hanya kartu kuning. Seharusnya komdis KPSI turun tangan.

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Adegan ke-12 prarekonstruksi kasus pemukulan yang dilakukan pemain Persija Jakarta terhadap Hilton Moreira dan Thierry Gathuessi di Hotel Swarna Dwipa, Minggu (18/12/2012) lalu, menunjukkan peristiwa pemukulan terhadap Thierry. Dalam adegan itu, berdasarkan keterangan para saksi Duddy Parmawan dan Dedi Oktara serta MK, Thierry yang melihat Hilton dikeroyok, datang dan bermaksud menengahi perkelahian yang terjadi.

Namun, pria asal Kamerun berpaspor Perancis ini justru diincar. Ia kemudian terlibat perkelahian dengan pemain Persija Ismed cs dan dikeroyok. Tidak mau menjadi bulan-bulanan, ia melarikan diri ke lantai dua hotel Swarnadwipa. Namun di lantai II, sudah menunggu belasan pemain pemain Persija. Saksi MK yang melihat ini langsung membantu Thierry untuk meloloskan diri ke lantai III. "Saya usahakan dia lolos dari serangan para pemain yang sudah kesal itu," jelas MK. Di lantai tiga inilah Thierry mengalami luka di tangan kanan. Saat dihajar beramai-ramai oleh pemain Persija, Thierry berusaha keluar melalui tangga darurat. Nahasnya, ketika berusaha keluar tanganya terjepit pintu dan ia tetap ditarik oleh beberapa pemain Persija. Akibatnya, kaca pintu samping itu pecah, kemudian tangan Thierry mengalami luka. Selanjutnya, pada adegan ke-16, Thierry yang lari ke lobby tetap dikejar oleh pemain Persija. Di sini Thierry dipukul dengan kayu untuk menjepit koran, papan, serta kursi, bahkan ada yang melemparkan racun api. Pemain Persija kemudian melemparkan kursi ke arah Thierry namun meleset dan beruntung kaca lobby hotel tidak pecah. Namun, kaca lobby hotel itu akhirnya pecah jugaakibat lemparan pemain Persija menggunakan tabung racun api yang diperuntukkan untuk memukul Thierry. Karena merasa nyawanya terancam Thierry pun lari keluar dari hotel menuju jalan raya. Di sini Thierry menghentikan pengendara motor yang kebetulan melintas dan langsung kabur.(*) http://www.tribunnews.com/2011/12/23/pemain-persija-lempar-thierry-pakai-racun-api

Tak terima diganjar kartu merah, Bomsong menanduk wajah wasit asal Bogor itu. Suasana pun panas. Kedua pemain samasama coba meredam. Official Persiram yang ikut terpancing, membuat pertandingan sempat dihentikan beberapa menit lamanya. Bomsong yang masih emosi, tak mau meninggalkan lapangan. Ia memilih tetap duduk dibangku official dan menghardik inspektur pertandingan.

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-0104/122913/Ricuh,_Arema_Ditahan_10_Pemain_Persiram

Heru Nerly sendiri hanya diganjar kartu kuning oleh wasit meski dalam tayangan ulang tampak ia lebih dulu mencekik leher Zaenal Arief. Dikeluarkannya Zaenal seakan memancing kemarahan pasukan Mundari Karya. http://bola.vivanews.com/print_detail/printing/278124-aksi-pemukulan-warnai-duel-psps-versus-mitra

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pertandingan lanjutan Divisi Utama versi PT Liga Indonesia antara Perssin Sinjai dan PSB Biak berlangsung di Stadion Mattoanging, Makassar, sore ini. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Perssin Sinjai 2-1. Namun ini menimbulkan ketidakpuasan di pemain PSB Biak. Pasalnya, gol kemenangan dibuat di menit akhir. Akibatnya wasit menjadi bulan-bulanan pemain PSB Biak. Tak hanya dikeroyok, wasit juga diinjak-injak. http://makassar.tribunnews.com/2012/01/12/sinjai-menang-pemain-psb-biak-injak-injak-wasit

Usai pertandingan, asisten pelatih Persebaya, Bambang Sumantri sangat menyesalkan sikap panpel dan pemain tuan rumah. Ia mengaku mendapat teror dasi suporter tuan rumah. Saking panasnya, dua kartu merah keluar dari kantong wasit Untung Suhendra. Masing-masing untuk Kuncoro dan Han Ji Ho. Dua menit setelah kartu merah, Persebaya DU kena penalti. "Saya kira penaltinya mengada-ada. Sebab, kiper kami Aditya hanya berusaha membayangi Purwanto, tapi tiba-tiba dia jatuh dan wasit langsung menunjuk titik putih," terangnya. Karena kesal, official Persebaya pun protes ke Pengawas Pertandingan (PP), Budi Winarko. Namun, mereka justru mendapat perlakukan kurang bagus. Panpel tuan rumah melemparinya dengan botol air mineral. Pertandingan sempat terhenti sekitar lima menit. Menurut Bambang, Panpel mengeroyok mereka. Bambang juga menuturkan, asisten wasit 1, Wilhelmus Kadubun sempat mendapatkan cekikan dari pemain tuan rumah. "Karenanya, dia ketakutan dan tidak pernah mengangkat bendera offiside," beber Bambang. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2011-0419/98625/Kalah,_Persebaya_DU_Ngaku_Diperlakukan_Tak_Adil

Berbagai makian bercampur amarah dialamatkan kepada Saha. Tak tinggal diam, pemain asal Nigeria itu pun membalas aksi Simon dengan layangan jari tengah ke arahnya bertubi-tubi. Meski sudah dilerai wasit, Saha tetap mengacungkan jari tengah ke arah Simon. Beruntung tak sampai bikin suasana makin runyam karena skuad kedua tim melerai peristiwa itu. Tingkah Saha ini tampaknya bakal tak dapat sanksi. Sebabnya kedua pihak sudah saling memaafkan usai laga. Menurut arsitek PSMS, Raja Isa, pertikaian itu hanya terjadi di lapangan. Selesai laga maka selasai pula masalah. Saya tidak lihat dengan jelas masalah itu. Mungkin saya akan lihat rekaman ulang pertandingan kemarin untuk memastikannya, terang pelatih asal Malaysia itu. Setahu saya McMenemy juga tak persoalkan masalah itu, sambung mantan pelatih Persipura dan Persidafon itu. Menariknya, aksi itu juga tak masuk daftar pelanggaran Pengawas Pertandingan. Jadi besar kemungkinan tak akan ada sanksi untuk Saha, yang musim lalu mencetak 29 gol bersama PSAP Sigli itu. PP juga tak ada membahas masalah itu. Jadi sudah clear, lanjut Raja Isa. (ful) http://www.hariansumutpos.com/2011/12/20698/aksi-jari-tengah-saha-luput-sanksi.htm Bukan hanya itu, meskipun sudah 8 tahun berpengalaman menggelar ISL, tapi tetap saja tidak mampu memperbaiki kinerja wasit. Kalau kinerja wasit IPL belum sempurna itu wajar, karena pengelola adalah orang baru yang masih belajar. Kalau sudah 8 tahun masih tidak becus, apakah pantas orang-orang KPSI diberi jalan memimpin PSSI lagi?

MANAJER Persib Bandung, Umuh Muchtar mengaku siap melepaskan statusnya sebagai pengurus Persib. Umuh kecewa oleh kinerja wasit di kompetisi sepak bola Indonesia yang tak kunjung membaik. Umuh menyatakan sudah merasa capek dan malas untuk terus mengomentari kinerja korps pengadil lapangan hijau di Indonesia. Ia bahkan menyatakan sudah cukup menahan diri saat Persib kalah 0-3 dari Mitra Kukar, akhir pekan lalu. Namun, kekecewaannya kepada wasit kembali memuncak saat Maung Bandung dikandaskan Persisam Samarinda 1-2 di Stadion Segiri, Samarinda, Selasa (17/1/2012). Sama halnya dengan kepemimpinan wasit Suwandio yang dinilai banyak melakukan keputusan keliru saat Persib kalah 0-3 dari Mitra Kukar. Keputusan wasit Prasetyo Hadi pun dinilai sering merugikan Persib. "Saya terima jika Persib kalah karena pertandingan. Tapi kalau kalahnya sama wasit, itu tidak masuk akal. Saya juga tidak mau terus di anggap menyalahkan wasit. Tapi mau bagaimana, semua mungkin bisa melihat seperti apa wasit di Indonesia, terang Umuh saat dihubungi persibholic.com, Selasa petang. Kalau memang perwasitan Indonesia masih seperti ini, saya. Lebih baik mundur sebagai Manajer Persib, karena sudah terlampau kecewaan, tandasnya.(Ziyan M Nasyith) http://www.persibholic.com/3110/kecewa-wasit-umuh-siap-mundur

INILAH.COM, Malang - Hasil imbang 2-2 saat Persiram Raja Ampat dijamu tuan rumah Arema Indonesia, membawa kekesalan dibenak Bambang Nurdiansyah (Banur), pelatih Persiram. "Wasitnya bodoh. Kalau bodoh beneran sih mending. Tapi yang repot, kalau pintar tapi berlagak bodoh," kata Banur dengan logat Jawa Timuran dengan kental.

Ia mengatakan, jangan sampai wasit bodoh atau wasit titipan dari sponsor, memimpin laga sekelas Indonesia Super League (ISL). Kalau demikian adanya, ia tidak terima. Kata Banur lagi, dari hasil seri ini, ia sudah menganggap jika pertandingan sore ini dimenangi timnya. " http://bola.inilah.com/read/detail/1815322/wasit-isl-dinilai-sangat-bodoh

"ISL mulai memainkan lagu lama, wasitnya sudah diatur. Gol off-side masih disahkan. Yongki dilanggar, tidak ada hukuman. Kalau begini caranya, tidak usah lagi Persisam di ISL," sambung Tommy "Kalau kita setia di ISL dengan harapan ada perubahan lebih baik. Tidak tahunya, kita ikut ISL, mafia muncul lagi, terutama soal wasit," tegas Tommy yang juga menjabat sebagai General Manager Persisam Putra. Tommy pun meminta jika ISL sudah seharusnya melakukan pembenahan dan perubahan lebih baik dibanding yang duludulu, di mana isu pengaturan skor dan mafia wasit banyak beredar, "Terserah mau IPL (Indonesia Premier League) kah, mau kemana kah. IPL itu sejauh ini, wasitnya tidak pernah bermasalah. Sekali lagi, untuk apa mati-matian ikut ISL dan berharap ada perubahan tapi dibuat seperti ini?," jelasnya. "Jangan-jangan ISL sekarang, identik dengan yang dulu. Pengaturan wasit dan skor itu hal biasa," tutup Tommy. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/14/140102/1815556/76/secepatnya-persisam-harus-keluardari-isl?b99220170 Bukti lain 8 tahun wasit rusak, bisa dilihat dari pernyataan GM Persisam sekaligus Petinggi PT LI di bawah. Harbiansyah juga meminta agar semua pihak bersikap sportif dan memahami benar kompetisi yang berjalan saat ini, dengan tujuan perubahan menjadi lebih baik. "Jangan kita terlalu cinta (Persisam), buat kita lupa karena ingin menang terus. Tim lawan (Pelita Jaya) memang bagus, kita harus akui itu. Saya bisa pastikan, musim ini ISL tidak ada mafia dalam pertandingan seperti tahun-tahun lalu. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/16/202926/1817164/76/persisam-tanggapi-dingin-desakansuporter-agar-mundur-dari-isl Memang kinerja wasit mungkin masih belum bisa benar-benar professional karena sudah terlalu lama di-nina-bobokan oleh masa gelap sepakbola Indonesia dulu, maka dari itu, PSSI yang sekarang harus berupaya meningkatkan kinerja mereka dan mengawasi pertandingan dengan baik. Kalau beberapa kasus dalam pertandingan diatas dibiarkan saja oleh KPSI yang notabene orang-orang lama, beda halnya dengan PSSI pimpinan Djohar. Dalam rekaman pertandingan Persija vs Arema, De Porras tertangkap kamera memukul salah seorang pemain Arema namun lolos dari pengamatan wasit. Akhirnya PSSI turun tangan dengan menjatuhkan sanksi pada De Porras. Salut! Fair Play!

Tidak hanya itu, Catur juga menjatuhkan hukuman kepada pemain Persija IPL, Emmanuel De Porras, terkait pemukulan yang dilakukannya terhadap Gunawan Dwi Cahyo, saat pertandingan Persija melawan Arema tanggal 7 Januari lalu. ''Kita sudah secara bersama-sama melihat rekaman pertandingan, ia awalnya bilang mendapat pukulan, tapi ia tidak bisa mengelak, ia pun menyesal dan meminta maaf,'' lanjutnya. ''Kami menetapkan berupa larangan bermain selama tiga kali pertandingan dan denda 50 juta, yang segera ditransfer ke rekening PSSI. Apabila sampai tanggal 13 Februari denda belum dibayar, ia dinyatakan pemain tidak sah,'' tegas Catur. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/13/195411/1815277/76/pssi-jatuhkan-hukuman-untukpersipura?b99220170

KPSI terlihat ingin mengembalikan lagi peran APBD dalam sepakbola nasional!
Bukti: Di bawah adalah pendapat Hinca mengenai APBD dalam sepakbola. Dan saat ini Hinca terdaftar sebagai salah satu pengurus KPSI. Dan tentunya yang sesuai kongres Bali, tidak peduli pemerintah sudah melarang, tapi keputusan kongres tidak bisa diganggu gugat. Hinca juga mengomentari pro kontra penggunaan dana APBD untuk membiayai klub sepakbola. Ia dengan tegas mengatakan bahwa penggunaan dana APBD seperti itu justru merupakan kewajiban konstitusional negara. Karenanya, tidak masalah kompetisi sepakbola Indonesia dibiayai oleh APBD.

http://hukumonline.com/berita/baca/lt4d58665641cba/hinca-panjaitan-apbd-untuk-sepakbola-kewajiban-konstitusionalnegara

10 Poin keputusan kongres Bali 9. Menargetkan pada 2014 seluruh klub yang bertanding di ISL (kompetisi profesional red) terbebas dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). http://www.seputarsepakbola.com/hasil-hasil-konggres-pssi-di-bali

KPSI tidak lebih dari rezim lama yang bernafsu bangkit lagi!

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAKeputusan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk mengambil alih kegiatan sepak bola nasional dari tangan PSSI memupus harapan rekonsiliasi yang didengungkan FIFA. Sebaliknya, KPSI justru membentuk formatur PSSI tandingan yang dihuni oleh sejumlah eks pengurus PSSI periode Nurdin Halid. Nama Mahfudin Nigara, Gusti Randa, dan Hinca Pandjaitan yang sempat mengisi kepengurusan PSSI Nurdin, kini menduduki posisi strategis di KPSI. Pengamat sepak bola, Budiarto Shambazy menilai sudah bukan rahasia lagi kalau KSPI merupakan representasi dari kekuatan status quo PSSI. Kalau diilihat Hinca Panjaitan dan Gusti randa adalah representasi rezim lama. Kalau mereka menamakan diri sebagai penyelamat saya keberatan. Karena selama bertahun-tahun mereka berkuasa, hasilnya apa. Kita terpuruk. Liga kita hancurhancuran, ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (29/12). Menurutnya, sudah bukan rahasia lagi bahwa motor dari manuver yang dilakukan untuk menggoyang PSSI adalah orangorang rezim lama. Menurutnya, pengurus lama seperti masih memiliki banyak urusan yang belum selesai di sepak bola, sehingga ingin kembali menguasai PSSI. Kelihatannya pengurus lama seperti anak kecil yang tidak ingin kehilangan mainan,

Padahal, lanjut dia, kepengurusan PSSI baru berjalan dalam hitungan bulan. Sulit baginya untuk mencerna dengan akal sehat adanya tuntutan mengambil alih PSSI yang diutarakan KSPI. Langkah fourum ini (KSPI) akan memukul balik mereka sendiri. Karena masyarakat tahu siapa orang-orang ini. Banyak kalangan yang semakin muak melihat langkah seperti ini. Mengapa yang terus diributin pengurus, bukan justru prestasi, Budiarto yakin akan ada sebuah konsensus bersama jika semua pihak mampu menahan diri. Dia tidak menampik jika pengurus PSSI kini memiliki sejumlah kesalahan yang harus diperbaiki. Namun kinerja rezim status quo PSSI selama delapan tahun berkuasa merupakan fakta yang tidak bisa terelakkan. Semua sudah tahu kok, apa yang selama delapan tahun mereka hasilkan bagi sepak bola Indonesia. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/12/29/lwy9rq-kpsi-representasi-status-quo-pssi Apakah faktor penyebab ngototnya rezim lama maju lagi adalah untuk kepentingan politis dan ekonomi? Sepertinya betul demikian. Lantas apa untungnya menjadi Ketua Umum PSSI. Mantan Ketua Bidang Organisasi PSSI Tondo Widodo pun punya komentar. "Ketua Umum PSSI itu jabatan gengsi," ujar Tondo ketika dihubungi, Senin (3/1). Tondo menilai jabatan Ketua Umum PSSI menjanjikan sebuah masa depan yang cerah. Sebab, sepak bola merupakan olahraga yang paling diminati di Indonesia. Sehingga, kata Tondo, orang-orang yang menjadi Ketua Umum PSSI bakal mendapat nama harum di mata masyarakat jika mereka sukses di PSSI. Tondo menganggap apa yang terjadi pada Nurdin juga tidak jauh berbeda. Tondo melihat ada indikasi jabatan ketua umum PSSI menjadi batu loncatan bagi karier politik Nurdin. "Itu ingin dia pakai sebagai investasi politik," tegas Tondo. Nurdin sendiri mengatakan: "Justru orang-orang yang menuduh saya politis itu punya kepentingan politik." Selain itu, lanjut Tondo, PSSI sebenarnya menjanjikan keuntungan ekonomi. "Karena sponsornya begitu besar," ujar Tondo. Menurut Deputi Sekretaris Jenderal PSSI Bidang Keuangan dan Akuntansi PSSI Achsanul Qosasih (jaman Nurdin), PSSI menuai laba sekitar Rp 7-10 miliar. Namun, Achsanul belum bisa memastikan jumlahnya karena perhitungan resminya belum ia terima. Menurut politikus Partai Demokrat tersebut, PSSI menerima sekitar Rp 10 miliar dari Piala AFF bulan lalu. Sebelumnya, Ketua Panitia Lokal Piala AFF Jok* Driyon* mengatakan dari hasil penjualan tiket dari Piala AFF, PSSI mendapat laba mencapai Rp 20 miliar. Namun, menurut Achsanul, dana tersebut belum dikurangi bonus pemain dan lain-lain. PSSI selama ini juga mendapat pemasukan melalui sponsor Liga Super Indonesia. Perusahaan Djarum sebagai sponsor Liga Super Indonesia mengucurkan Rp 37,5 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari Liga Super Indonesia sebelumnya yang mencapai Rp 35 miliar. Nilai sponsor itu belum termasuk sponsor dari koran Top Skor dan PT Mitra Adiperkasa. Selain itu, PSSI mendapat pemasukan dari subsidi Federasi Sepak Bola Internasional Indonesia (FIFA) senilai Rp 2,3 miliar untuk satu tahun. Setiap tahun, PSSI juga mendapat dana segar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp 20 miliar setiap tahun. PSSI juga meraup pendapatan dari klub karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para pemain di Liga Super Indonesia. Meski terus mendapat kucuran dana yang cukup, prestasi tim nasional Indonesia di masa kepemimpinan Nurdin tidak juga bersinar. Sejak Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI tahun 2003, sepak bola Indonesia paceklik prestasi. Di tingkat Asia Tenggara, Indonesia tidak pernah menjadi juara terutama di SEA Games dan Piala AFF yang sebelumnya bernama Piala Tiger. http://www.tempo.co/read/news/2011/01/03/099303311/Apa-Untungnya-Menjadi-Ketua-Umum-PSSI

Bandingkan permintaan dana Nurdin Halid dulu yang 1,5 T tanpa pertanggung-jawaban dengan permintaan anggaran Djohar Arifin 360 miliar yang disertai kerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ketua Umum PSSI Nurdin Halid membenarkan telah mengajukan dana sebesar Rp 1,5 triliun kepada pemerintah. Menurutnya, dana tersebut akan digunakan memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia yang tengah terpuruk. "Kami memang mengajukan dana tersebut kepada DPR. Pada pertemuan itu, kami mengajukan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk mengembangkan pembinaan sepak bola khususnya di daerah. Dana tersebut juga dipergunakan untuk membangun sarana dan prasana seperti stadion," papar Nurdi, saat meninjau persiapan timnas melawan Uruguay di lapangan Timnas, Selasa (5/10/2010). "Dana itu bukan untuk PSSI. Namun, diserahkan kepada daerah. Mereka nanti menggunakan dana untuk pengembangan dan pembinaan di daerah masing-masing," lanjut Nurdin. Dana tersebut sudah termasuk satu paket persiapan timnas menghadpi SEA Games 2011 senilai Rp 50 miliar. Namun, DPR akan berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengkaji keinginan PSSI. http://bola.kompas.com/read/2010/10/05/21292680/Demi.Perbaikan.Prestasi..PSSI.Ajukan.Dana.Rp.1.5.Triliun..-5

Jakarta - Berbagai program dan kejuaraan yang akan diikuti tim nasional selama dua tahun ke depan membutuhkan biaya cukup besar. PSSI menganggarkan Rp 360 miliar untuk membangun timnas. "Koordinator Timnas Bob Hippy mengajukan dana sebesar Rp 360 milyar, untuk biaya Timnas. Di dalamnya termasuk untuk biayai PPD 2014 dan SEA Games 2013, namun hal itu akan dibahas lagi," ujar Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, Kamis (12/1/2012) di Aula Gandhi, Gedung BPKP Jakarta.

Dana itu juga untuk dimaksudkan untuk mensukseskan program regenerasi timnas Indonesia. PSSI telah bentuk Timnas mulai usia 15 tahun (U-15), U-17, U-19, U-21, U-23, dan senior. Timnas U-17 sendiri akhir bulan ini direncanakan tampil turnamen di Hongkong. Sementara U-21 akan diberangkatkan Brunei Darussalam. Di sana, mereka akan tampil di turnamen Sultan Hasana Bolkiah Cup akhir Februari. Timnas U-23 dan senior ini juga akan dimatangkan diberbagai turnamen. Seperti, ke Palestina Mei nanti dan satu kejuaraan lagi bulan Juni serta Piala AFF 2012 pada November mendatang. "Masyarakat akan membantu pendanaan jika ada kepercayaan. Makanya, kami kerja sama dengan BPKP. Biar ada keterbukaan dalam mengelola keuangan yang menghadirkan kepercayaan dari masyarakat," lanjut Djohar. "Prestasi itu mahal kita perlukan dana yang besar," tuntas Djohar. http://www.detiksport.com/read/2012/01/12/192824/1814189/76/timnas-butuh-dana-rp-360-m

Diduga telah terjadi pemalsuan suara dukungan pada RASN!


Fakta: Ditemukan bukti daftar hadir yang sangat mencurigakan. Tidak ada nama dan tanda tangan peserta pertemuan. Lagipula hanya diwakili absen hadir yang memiliki kesamaan gaya penulisan. Mungkinkah penulis hadir ini adalah orang yang sama?

Fakta: Lucunya, meskipun pada gambar diatas tertera Pengprov Jambi dan Jateng hadir, namun ternyata kedua Pengprov tersebut melalui ketua umumnya membantah kalau mereka mendukung RASN. So? Siapa yang mengisikan hadir disitu? Lalu juga bisa diartikan, apakah hadir-hadir yang lain valid? Jangan-jangan asal catut seperti dua Pengprov ini. Pengakuan yang menarik juga muncul dari perwakilan Persenga Nganjuk, mereka hanya diundang menghadiri rapat akbar, tapi tidak diberitahu rencana KLB, tahu-tahu saja di pemberitaan muncul 452 anggota PSSI melalui rapat akbar menyatakan menginginkan diadakannya KLB. Ketua umum PSSI Jambi, Nalim, melalui Sekretaris Umum, Mukti Sa'arimembantah keras, bahwa PSSI Jambi mendukung pelaksanaan KLB PSSI dan menegaskan bahwa Pengprov PSSI Jambi tetap loyal kepada PSSI Pusat di bawah kepemimpinan Djohar Arifin. "Tadi Ketua Umum PSSI Jambi, Nalim, telah memberi mandat bahwa PSSI Jambi tidak mendukung untuk digelarnya KLB," kata Mukti di kantor Sekretariat PSSI Jambi di Stadion Tri Lomba Juang KONI Jambi kepada wartawan. http://www.bola.net/indonesia/pengprov-jambi-bantah-dukung-digelarnya-klb-e07e89.html

SEMARANG, suaramerdeka.com - Ketua Pengprov PSSI Jateng Sukawi Sutarip membantah bahwa PSSI Jateng mendukung KLB. Menurutnya berita yang sempat ke luar di beberapa media itu tidak benar. http://gresnews.me/topic/Mantan-Wali-Kota-Semarang#Latest/id/DOC-2888491/PSSI-Jateng-Bantah-Dukung-KLB

YOGYA (KR) - Mayoritas klub anggota PSSI dari DIY menolak digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menyelesaikan permasalahan di tubuh PSSI saat ini. Perwakilan klub menilai, pemecahan masalah yang ada di PSSI sebaiknya dilakukan dengan arif yakni rekonsiliasi. Pernyataan tersebut terungkap dalam pertemuan seluruh perwakilan klub se DIY di Hotel Melia Purosani, Selasa (27/12). Pertemuan dihadiri Persiba Bantul, PSIM Yogya, PSS Sleman, Protaba Bantul, Tunas Jogja, Persikup Kulonprogo, Persig Gunungkidul, dan Gelora Handayani. Pertemuan yang dihadiri perwakilan Pengurus Cabang PSSI se DIY ini juga memertanyakan sikap Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI DIY, yang memutuskan mendukung KLB. Pasalnya, selama ini Pengprov belum pernah menggelar pertemuan untuk menggali aspirasi anggotanya terkait dukungan tersebut. http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=136926&actmenu=35

JOGJA-Sikap Pengprov PSSI DIJ yang mendukung diselenggarakannya Kongres Luar Biasa (KLB) dan menghadiri Rapat Akbar Sepakbola Nasional ditentang. Kehadiran Sekretaris Pengprov PSSI DIJ Dwi Irianto dan jajarannya ke acara itu tanpa sepengetahuan dan tidak pernah mengajak bicara pengcab-pengcab anggota Pengprov PSSIDIJ. Kemarin (27/12) sebuah pertemuan digelar di Hotel Melia Purosani. Pertemuan ini dihadiri perwakilan lima pengcab PSSI se DIJ, serta klub-klub anggota termasuk tim-tim Divisi II. Pertemuan ini dipimpin Ketua Umum PSSI Pengcab Bantul H.M. Idham Samawi. Saya heran tahu-tahu Pengprov PSSI DIJ ke Jakarta kemudian mendesak PSSI menyelenggarakan KLB. Padahal jujur saja, kami tak pernah diajak bicara, ujar mantan bupati Bantul ini. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengirimkan surat gugatan ke Pengprov PSSI DIJ. Mereka memrotes langkah Dwi Irianto dkk yang dianggap seenaknya mendesak digelarnya KLB PSSI tanpa berbicara dengan para anggota. http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/23072-pengprov-pssi-dij-digugat-anggota.html

"Silakan saja pihak lain meragukan keabsahan anggota yang hadir di RASN. Tapi kami punya data otentik yang bermaterai dan ditandangani oleh seluruh anggota yang hadir. Bahkan data ini sudah kami legalisir," kata Hinca. Akan tetapi Hinca berkelit ketika ditanyakan tentang keabsahan status wakil dari Pengprov Sumut. "Saya tidak bersedia menanggapi," jawabnya singkat. Untuk diketahui, dari Sumut yang hadir di RASN adalah Kamaludin Harahap dan Azzam Nasution. Selain mengaku sebagai pengurus Pengprov PSSI Sumut versi Presidium, keduanya juga mengaku diundang oleh Panitia RASN. Padahal baik nama Kamaludin maupun Azzam tidak ada dalam jajaran kepengurusan Pengprov PSSI Sumut yang diketuai Darwin Syamsul (terpilih pada Musprovlub, pada September 2011) yang telah dikukuhkan secara resmi Ketua Umum PSSI Pusat Djohar Arifin Husein. (rel/mp) http://www.analisadaily.com/news/read/2011/12/31/28449/pt_liga_indonesia_siap_pertemukan_klub_dengan_a fc_dan_fifa/#.TworxKUVOI8

TANGERANG - Pengcab Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Tangerang menyatakan dengan tegas menolak Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang dipelopori Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (PSBI) "Kami dengan tegas menolak KLB yang tidak sesuai dengan statuta PSSI, kami tetap memilih untuk mengikuti kompetisi dibawah naungan PSSI yaitu Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS)," tegas Ketua Pengcab PSSI Kota Tangerang, Ahmad Marju Qodri. Dikatakan Qodri KLB hanya akan memicu lahirnya KLB-KLB lain, sehingga kisruh persepakbolaan di Indonesia tak akan selesai. "Kalo ada KLB maka ini akan berkepanjangan dan hanya memunculkan KLB lain yang tak kunjung selesai, jadi kapan olah raga ini dapat dengan tenang berjalan. Harusnya musyawarah saja dulu, tidak langsung KLB," katanya lagi. Hal senada juga dikatakan Sekum Pengcab PSSI Kota Tangerang, Sahril mengatakan hingga saat ini Persikota yang merupakan klub Pengcab PSSI Kota Tangerang masih konsisten mengikuti kompetisi LPIS. Untuk diketahui, sebelumnya PSBI mengajukan KLB atas kepengurusan Djohar Arifin Husein. http://bola.okezone.com/read/2012/01/10/51/554976/pengcab-pssi-tangerang-tolak-klb

Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nanggroe Aceh Darussalam menolak rencana kongres luar biasa (KLB) PSSI yang digagas Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia. "Berjalanlah di atas rel, sesuai statuta, selesaikan secara baik semua kisruh. Jadi buat apa KLB?" kata Ketua Pengprov PSSI Aceh Zainuddin Hamid kepada Tempo di Banda Aceh, Selasa, 17 Januari 2012. http://www.bolaindo.com/?page=berita&sub=detail&id=24750

Pengcab Dan Pengurus Klub Amatir Se-Jabar Tolak KLB Tak mau melihat persepakbolaan Indonesia semakin kisruh, beberapa Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI dan pengurus klub-klub Divisi Amatir se-Jawa Barat yang berjumlah 48 orang mendatangi Kantor PSSI guna memberikan dukungan kepada Ketua Umum Djohar Arifin. Penolakan terhadap aksi perlawanan dari Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pun dilakukan. Salah satunya dengan mengutuk keras rencana Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar KPSI pada Maret mendatang.

Hal itu ditegaskan langsung oleh Ketua klub Divisi 3, PSKC Cimahi, Nurhasan saat memberikan keterangan di kantor PSSI, Jakarta, Rabu (19/1). "Tidak ada satu pasal pun dalam statuta harus diselenggarakannya KLB. Kita yang berjumlah 48 orang ini sudah satu suara akan hal itu. Tadi kita juga sudah sampaikan kepada pengurus dan Ketum PSSI," kata Nurhasan. Terkait akan digelarnya Kongres Tahunan pada Sabtu, (21/1) nanti, Nurhasan pun menegaskan bahwa Pengcab dan Pengurus Klub Divisi Amatir se-Jawa Barat tak akan hadir. "Kalau pun mendapat undangan, saya bisa pastikan orangorang yang hadir di PSSI hari ini tidak akan hadir," lanjutnya. Atas dasar itulah, Nurhasan menolak jika ada yang mengatakan bahwa Pengcab dan Pengurus klub se-Jawa Barat menjadi salah satu peserta Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) Desember lalu dan mendukung KPSI menggelar KLB. "Yang mendukung KLB mungkin teman-teman yang lain, yang tidak hadir hari ini (ke kantor PSSI). Saya pernah diundang (ke RASN), tapi saya tidak hadir. Karena saya tidak tahu maksud dan tujuan pertemuan saat itu," tegas Nurhasan. http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Indonesia/PSSI/Pengcab-dan-Pengurus-Klub-Amatir-Se-Jabar-Tolak-KLB

Merasa Dibohongi KPSI, Persenga Tolak KLB PSSI Minggu, 15 Januari 2012 19:30 WIB REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suara dukungan KLB PSSI yang digalang Komite penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) kian gembos. Setelah pengurus propinsi dan beberapa klub asal Jambi menyatakan menarik dukungan KLB, kini giliran klub Persenga Nganjuk yang memutuskan mundur dari kongsi bersama KPSI. Persenga menuding KPSI sengaja mencatut alasan kehadiran mereka di Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) sebagai dukungan KLB. Ketua Umum Persenga Nganjuk, Sukarno Putro menuding KPSI telah menyalahgunakan dukungannya saat menghadiri Rapat Akbar Sepak Bola Nasional di Jakarta, 18 Desember lalu. ''Sama sekali tidak ada penjelasan bahwa dalam pertemuan itu, nantinya akan meminta dukungan peserta yang hadir untuk menggelar KLB," ujar Sukarno kepada wartawan di sela-sela acara pertemuan pengurus klub Divisi Satu PSSI musim 2011-2012, di Hotel Kaisar Jakarta, Sabtu (14/1) malam. Sukarno menjelaskan, kehadirannya di RASN dikarenakan undangan dari oknum pengurus di Pengprov PSSI Jawa Timur. Dalam undangan itu sama sekali tidak disebutkan agenda dukung mendukung atau wacana KLB. Persinga pun hanya mengisi absensi kehadiran yang disediakan panitia RASN. "Mereka yang mengundang kami, mengatakan pertemuan bertujuan membuat sejumlah usulan perbaikan dan perubahan. Jadi kami merasa, KPSI telah menyalahgunakan dukungan kami untuk mengusulkan perubahan kepada PSSI dengan menyatakannya sebagai dukungan menggelar KLB,'' ungkapnya. Secara tegas, Sukarno menyatakan program-program perbaikan sepak bola Indonesia yang digembar-gemborkan KPSI, palsu. ''Bagaimana mau memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia, wong perbuatannya saja tidak jujur. Buktinya, barubaru ini kita diundang oleh KPSI, disebutkan dalam undangan acaranya adalah managers meeting di Jakarta. Eh, tak tahunya kita disuruh demo di DPR,'' ujar Sukarno membeberkan manuver KPSI. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/01/15/lxuaqa-merasa-dibohongi-kpsi-persenga-tolakklb-pssi

Ketum Persik Kediri Cabut Dukungan KLB Mensinyalir sarat akan muatan kepentingan kelompok tertentu, ketua umum tim sepakbola Persik Kediri Samsul Ashar yang semula mendukung adanya Kongres Luar Biasa (KLB) bulan Maret mendatang, mendadak menarik kembali dukungannya.

Pria yang juga menjabat sebagai Walikota Kediri ini mengatakan, latar belakang dirinya untuk menarik kembali dukungannya dikarenakan tujuan dari KLB yang digalang oleh pemilik klub sangat berbeda dengan tujuan awal dahulu. "Awal-awal saya setuju rencana KLB karena bertujuan untuk memperbaiki sistem persepakbolaan Nasional. Tetapi, saat ini tujuan itu bergeser. Saya mensinyalir untuk kepentingan kelompok tertentu. Oleh karena itu, saya tidak setuju dengan rencana tersebut," tegas Samsul Ashar kepada GOAL.com Indonesia, Minggu (15/1) Samsul Ashar menambahkan, semula pemilik klub sangat setuju digelar KLB. Semua ingin mengevaluasi PSSI atas kebijakan yang dianggap telah melanggar statuta peraturan yang sudah dibuatnya. Tetapi tujuan KLB kemudian mengembang pada pergeseran Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Seperti sudah diketahui bersama bahwa mantan anggota normalisasi PSSI ini pernah menyatakan sikap mendukung KLB yang digagas oleh Pengurus Provinsi PSSI diberbagai daerah. Usulan KLB tidak untuk mengkudeta ketua umum waktu itu, melainkan untuk melakukan evaluasi Bahkan, Samsul Ashar sempat menyambut gembira upaya yang dilakukan oleh KONI pusat beberapa waktu lalu yang sempat melakukan upaya rekonsiliasi terhadap dua kubu PSSI yang sedang berseteru waktu itu. Melalui ketua umum, KONI sendiri akhirnya tidak menyetujui adanya KLB yang mengarahkan pada pemakzulan ketua umum. (gk-29) http://m.goal.com/s/id-ID/news/2848180/

Pengprov Banten Yakin KLB Gagal Menurut Ketua Pengrov Banten itu, kemarin, selain tak memenuhi kuorum sesuai hasil verifikasi PSSI, ternyata banyak juga anggota KPSI yang sudah kehilangan hak suara karena sudah berkompetisi di liga ilegal, klub-klub yang berkompetisi di liga ilegal lainnya. Karena itu, kata Satim Sofyan, bila KLB tetap digelar seperti yang dijadwalkan KPSI pada Maret mendatang, maka hal itu tidak akan berdampak apa-apa terhadap kepengurusan PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin. "Tapi, bila mereka memang ingin menggelar KLB maka yang harus dilakukan adalah tetap menjadi anggota PSSI yagn sah, lalu kemudian melakukan pemberontakan dari dalam, bukan dari luar seperti yang terjadi saat ini," paparnya seperti dirilis PSSI, Minggu (16/1/2012). "Kalau sekarang ini kan aneh. Masak yang bukan anggota PSSI ikut-ikutan meminta KLB. Kalau mau KLB harus anggota resmi PSSI, bukan seperti klub-klub yang bermain di kompetisi ilegal, suara mereka otomatis tidak sah untuk meminta KLB karena bukan lagi anggota PSSI," kata Satim. Menurut Satim Sofyan, FIFA sebagai lembaga pemegagang otoritas sepakbola dunia tidak mengenal yang namanya pergerakan, seperti halnya KPSI. FIFA hanya mengenal anggotanya, yakni federasi sepakbola di masing-masing negara. "Karena itu, kehadiran KPSI saat ini tentu tidak akan membuat FIFA bertindak apa-apa karena memang lembaga seperti KPSI memang tidak dikenal. Namun, tidak halnya dengan kompetisi break-way league (kompetisi tandingan) yang terjadi saat ini di Indonesia," paparnya. Untuk itu, Satim optimis KLB tidak bisa dilaksanakan sesuai keinginan KPSI, apalagi sudah ditolak Komite Eksekutif (Exco) PSSI melalui rapat yang digelar di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Selasa (10/1) lalu. Dari tujuh Exco yang ikut dalam pertemuan itu, sepakat menolak permintaan melaksanan KLB PSSI. "Exco PSSI sudah tepat karena tidak ada aturan yang dilanggar PSSI. Jika PSSI melakukan pelanggaran statuta seperti yang dituduhkan, AFC maupun FIFA tidak akan tinggal diam," katanya. [sya/but] http://www.m.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-01-16/124002/Pengprov_Banten_Yakin_KLB_Gagal Tidak hanya klub, pengcab, dan pengprov, perangkat pertandingan pun juga mendukung PSSI.

Sementara itu Perangkat Pertandingan PSSI yang terdiri dari Pengawas Pertandingan Nasional, Inspektur Wasit Nasional, dan Wasit Nasional asal Pengprov PSSI Sulawesi Tenggara, juga menolak rencana Kongres Luar Biasa (KLB) yang digagas KPSI. Demikian inti dari surat Dukungan ke PSSI yang dikirim ke Ketua Umum PSSI dari Pemrakarsa Kesepakatan Perangkat Pertandingan yang dikirim dari Kendari, pada 11 Januari 2012. Surat itu ditandatangani oleh Wakil Ketua V Bidang SDM, Diklat & Perwasitan Elvis Basri Uno, SE dan Ketua Biro Status dan Alih Status Ir. Sugito. http://www.tribunnews.com/2012/01/15/giliran-pengprov-tangerang-tolak-kpsi

Omongan pengurus KPSI sulit dipegang, karena terus berubah-ubah!


Fakta: Sebelumnya pengurus KPSI berkoar-koar kalau akan menduduki kantor PSSI secara paksa per 2 Januari 2012. Kenyataannya? Mereka tidak menunjukkan batang hidungnya di kantor PSSI pada tanggal tersebut, ketika dikonfirmasi balik, mereka mengaku tidak berniat menduduki PSSI. Oh ajaib sekali. Kemarin bilang apa, besok lain lagi. Sekarang masihkah kita harus percaya pada omongan-omongan mereka? Jangan-jangan minggu depan sudah berbeda lagi. "Kami akan mulai berkantor di PSSI per 2 Januari dan setelah itu akan melaporkan semua kegiatan kepada KONI/KOI dan Kemenpora," ujar sekretaris jendral KPSI Hinca Pandjaitan di Jakarta, Kamis (29/12). http://www.mediaindonesia.com/read/2011/12/29/287890/150/4/KPSI-Segera-Duduki-Kantor-PSSI-

Perseteruan PSSI dengan KPSI kian mendidih. KPSI dikabarkan akan merebut Kantor PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin. Sebelumnya, salah satu pentolan KPSI, Roberto Rouw, menegaskan, bahwa pihaknya akan menduduki Kantor PSSI yang terletak di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. PSSI sendiri telah siaga. Puluhan pria berbadan tegap tampak berjaga-jaga di depan Kantor PSSI. Berseragam hitam-hitam, para "bodyguard" mengawasi setiap tamu yang datang. Benarkah? "Siapa yang bilang begitu? Saya enggak pernah bilang seperti itu. Yang benar kami berkantor di wilayah di sekitar PSSI. Semua sudah siap," kata Tony Apriliani, saat dihubungi wartawan Senin (2/1) siang. http://m.supersoccer.co.id/index.php/liga-indonesia/berita/content/read/kpsi+bakal+rebut+kantor+pssi%3F

KPSI tidak berhak menggelar kongres tahunan PSSI!


Bukti: Diatas sudah dipaparkan ilegalnya KPSI ini, mulai dari ketidak-jelasan dukungan dari 2/3 anggota PSSI, sampai tidak adanya pengakuan oleh FIFA. Tapi mereka ngeyel menggelar kongres tahunan PSSI. Mereka tidak berhak menyandang kata PSSI di akhir kata kongres tahunan. Mungkin lebih tepatnya kongres tahunan KPSI. Bandung - Kongres Tahunan PSSI direncanakan digelar di Bandung pada 21 Januari mendatang. Namun hingga kini belum dipastikan akan digelar di mana. Panitia masih mencari tempat representatif untuk pelaksanaan Kongres. "Untuk tempat memang masih ada kendala, kita masih mencari tempat yang dinilai representatif dan mampu menampung semua peserta Kongres," kata Ketua Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) Ton* Aprilian* saat ditemui di Sekretariat PSSI Jabar, Jalan Lodaya, Sabtu (7/1/2012). "Untuk KLB ini kami juga tidak perlu meminta restu dari FIFA maupun AFC karena ini diinginkan oleh anggota PSSI sendiri," jelasnya. http://bandung.detik..com/read/2012/01/07/193431/1809503/486/kongres-tahunan-pssi-di-bandung-masihterkendala-tempat?g991102485

Kalau keberatan dengan kebijakan PSSI, KSPI harusnya lapor ke pengadilan arbitrase! Bukan DPR!
Sewajarnya itulah yang harus lakukan. Pengadilan arbitrase olahraga (CAS) adalah tempat yang paling tepat untuk menjadi pengadil dalam kisruh dunia olahraga. Sebagai lembaga internasional dan ahli pada bidangnya, CAS lebih bisa dipercaya ketimbang DPR. Langkah KPSI melapor ke DPR hanya upaya untuk mempolitisasi kasus ini, ingin semakin merusak, bukan memperbaiki. Lebih-lebih kita semua sudah tahu bagaimana kualitas anggota DPR, menyedihkan.

JAKARTA - Susah mengakurkan pihak-pihak yang bertikai di persepakbolaan nasional. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin sepertinya sudah kehabisan cara untuk mengajak klub-klub yang dinilai balela kembali ke PSSI. Dia menyarankan agar pihak-pihak yang selama ini "bertempur" melawan PSSI membawa semua persoalan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). "Kita selesaikan saja di pengadilan arbitrase. Kalau nanti terbukti kami yang bersalah kami siap menerima semua konsekuensinya. kami akan hormati apapun yang diputuskan pengadilan arbitrase," beber Djohar. http://www.jpnn.com/read/2012/01/11/113833/Tantang-ke-Pengadilan-Arbitrase-

Dipimpin oleh ketua KPSI Ton* Aprilian*, KPSI memaparkan apa saja masalah-masalah dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PSSI selama dipimpin Djohar Arifin Husin selama lima bulan masa jabatnya didepan Komisi X yang dipimpin oleh Wakil Ketua Umum Komisi X, Rully Chairul Azwar. Usai penjelasan tersebut, para wakil rakyat pun mulai memaparkan pendapat mereka usai mendengar audiensi tersebut. Dan ternyata mayoritas mereka terbuka dengan wacana KLB yang didengungkan. "Ini pribadi saya yah, Kalau itu memang untuk memperbaiki dan mempersatukan dualisme sepakbola, yah untuk apa kami menolak hal tersebut (KLB). Jika memang benar ada pelanggaran dan "otoriter' itu bisa jadi alasan digelarnya KLB," ujar

salah satu anggota Komisi X fraksi Partai G*lkar, Popong Otje Djunjunan, yang disambut tepuk tangan riuh perwakilan pengprov yang turut hadir di ruang rapat tersebut. http://m.inilah.com/read/detail/1818149/kpsi-datangi-dpr-ri-komisi-x-dukung-klb

JAKARTA - Anggota Komisi X DPR, Hetifah meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng tidak melepas tanggungjawabnya terhadap kekisruhan yang kini berulang di tubuh PSSI. "(Ini) merupakan konsekuensi dari keberpihakan Menpora terhadap kepemimpinan PSSI sekarang, dan ujungnya kompetisi ISL dianggap ilegal oleh PSSI," kata politisi Partai G*lkar itu. "Potensi kekisruhan PSSI saat ini lebih buruk dibandingkan dengan yang terjadi di masa kepemimpinan Nurdin Halid karena mereka sudah main pecat. Untuk itu Menpora harus kita panggil," tegasnya. http://www.jpnn.com/read/2012/01/10/113804/Dianggap-Dukung-Djohar,-Menpora-Diminta-Bertanggung-Jawab-

Profil ketua KPSI vs ketua PSSI (politisi vs professor sarat pengalaman sepakbola)
Drg. H. Tonny Apriliani, M.sc Ketua Umum KPSI 2011-???? Pekerjaan : DPR-RI Partai G*lkar Pendidikan SMA Negeri di Bandung S-1 FKG UNPAD (1981) S-2 Manajemen & Pendidikan Kesehatan UNAIR (1989 Jabatan yang pernah dipegang Dosen FKG UNPAD 1983 1987 Dosen Pasca Sarjana UNPAD 1989 1999 Bendahara Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Prov. Jabar 1991 1995 Ketua PPM Mada Jabar 1994 1998 Bendahara LPK/AMG Prop. Jabar 1999 2004 Wakil Ketua PDGI tahun 1989 1993 Bendahara Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Prov. Jabar 1991 1995 Bendahara LPK/AMG Prop. Jabar 1999 - 2004 Sekretaris Patriot Panca Marga, Jabar 2000 2003 Jabatan Legislatif Anggota DPRD I Jawa Barat 1997-1999 (Era Orde Baru,Ormas G*lkar) Anggota DPRD Jawa Barat 1999-2004 (Era Orde Reformasi, Partai G*lkar) Anggota DPRRI Komisi 10 ,Fraksi Partai G*lkar 2004-2009 , 2009-2014 Pengalaman Olah Raga Ketua Pengprov PSSI Jawa Barat era NH sampai 2011 Anggota Komite Eksekutif PSSI 2011-Diganti Ketua Komite Futsal PSSI 2011-2015 Wakil ketua kompetisi , Komite wasit,Komite Hukum 2011-2015

Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin Ketua Umum PSSI 2011-2015 Pekerjaan : Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK UISU Jabatan Terakhir : Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Keahlian Khusus : Pertanian Perkebunan, Perencanaan Kota dan Wilayah Pendidikan Doktor (Ph.D) Bidang Perencanaan Kota & Wilayah, Universiti Malaya, Malaysia. Akta Mengajar (Akta V) Universitas Terbuka, Indonesia Sarjana Pertanian Perkebunan (Ir) Fakultas Pertanian USU, Medan. Sarjana Muda (BSc) Bidang Perkebunan, Fakultas Pertanian USU, Medan. Madrasah Rendah, Menengah Pertama, Menengah Atas di Tanjung Pura, Langkat. SD, SMP, SMA Negeri di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara Penghargaan Penghargaan Dosen Teladan Tkt Nasional, (Adihtya Tridharma Nugraha) 1985. Penghargaan Pembina Olahraga Sumatera Utara, 2003.3. Satya Lencana Pengabdian 20 tahun PNS.4. Gelar Adat Dari Kesultanan Serdang Sumatera Utara Datuk Pandita Indra Wangsa Tahun 2007. Pengalaman olahraga Pemain PSL Langkat 1968-1969 Pemain PSMS Medan 1973- 1976 Wasit Nasional dan Internasional 1976- 1987 Pelatih Sepakbola bersertifikat S35. Macht Inspector PSSI 1987 International Football Match Inspector 20037. Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asia di Bangkok,1994 Pelatih Tim Nasional Timnas Mahasiswa ke POM Asean di Singapora,1994 Menejer Tim Nasional PSSI dalam rangka uji coba ke Myanmar, 2003 Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asean di Vietnam, 2003 Ketua Komisi wasit PSMS Medan 1977-1980 Ketua komisi Wasit Komda PSSI Sumut 1981-198413. Wakil Sekretaris Komda PSSI Sumut 1984-1988 Sekretaris Komda PSSI Sumut 1988-1996 Wakil Ketua Komda PSSI Sumut 1996-2000 Wakil Ketua Umum Pengda Tae Kwon Do Sumatera Utara 1994-1998 Ketua Komda PSSI Sumut 2000-2004 Ketua Harian KONI Sumut 2003 Ketua Bidang Litbang KONI Pusat 2003 Sekretaris Jenderal KONI Pusat 2003-2005 Anggota Sea Games Federation 2003-2005 Vice President The Islamic Solidarity Sports Federation 2005-2009 Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Zulkarnaeh Indonesia Ketua Umum PB Persatuan Taugh Seluruh Indonesia Vice Presiden Federasi Olahraga Sambo Asia Ketua Umum PB Persatuan Sambo Indonesia

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/11/djohar-arifin-vs-tony-apriliani-dosen-olahragawan-vs-dosenpolitisi/

Manuver Kelompok Pembangkang


Jok* Driyon* menyelenggarakan liga tandingan ISL 2011/2012!
Fakta: Ternyata Jok* Driyon* dulu sempat ditawari oleh Djohar Arifin untuk membantu PSSI menyelenggarakan liga. Tapi uluran tangan ini disia-siakan oleh Joko. Upaya Djohar merangkul pengurus lama pun kandas. Padahal bisa saja perpaduan dua kepengurusan ini akan mengikis pergesekan antara pengurus lama dan baru. Sehingga tidak perlu terjadi ketegangan-ketegangan di kemudian hari yang semakin merugikan kepentingan nasional. Eh, tidak lama kemudian Joko muncul lagi dengan menggelar ISL, yang memantik klub-klub membelot dari PSSI. Tidak jelas apa maunya Joko ini. Kalau niatnya baik, mestinya dia ikut membidani liga profesional baru bersama PSSI, bukan dengan liga tandingan.

Jok* Driyon* dipercaya gemar membohongi publik


Bukti: Jok* Driyon* ngotot mengaku bahwa PT LI sama sekali tidak menggunakan uang negara. Padahal yang betul, 75% pengeluaran PSSI adalah melalui PT LI, sementara PSSI mendapatkan bantuan dana dari APBN. Jadi intinya sama saja, PT LI sebetulnya memakai uang negara. "Saya perlu tegaskan bahwa PT Liga Indonesia tak satu rupiah pun menggunakan uang negara. Tuduhan itu jelas tidak berdasar dan terkesan mengada-ada," kata CEO PT LI Jok* Driyon*, Kamis (29/12/2011), dilansir ligaindonesia.co.id.

http://www.tribunnews.com/2011/12/30/joko-tak-ada-uang-negara-serupiah-pun-dipakai-pt-li

Dia mengatakan, Andi dan Joko harus bertanggungjawab atas dugaan korupsi dana PSSI itu. Pasalnya, 75 persen transaksi keuangan PSSI berada di BLI dan PT LI. Sedangkan sisanya, perputaran uang ada di PSSI sebagai induk organisasi. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/12/22/104927/Mantan-Ketua-Liga-PSSI-Dilaporkan-keKPK-

La Nyall* Mattalitt* terindikasi merupakan seorang provokator. Tuduhan-2-nya banyak yang dimentahkan!
Kepada beritajatim.com, L* Nyall* membeberkan semua hasil Kongres tahunan PSSI di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, 21-22 Januari 2011 lalu. Salah satu yang dibeberkan L* Nyall* adalah transkrip dan beberapa SK hasil Kongres PSSI itu. Dalam transkrip itu, peserta Kongres PSSI II mengesahkan format kompetisi 2011-2012 berisi 18 klub yang berlaga di ISL, 44 klub yang dibagi 4 wilayah untuk Divisi Utama, 66 klub Divisi I, dan 100 klub untuk Divisi II serta Divisi III dengan jumlah klub tidak terhingga. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2011-1209/120337/Tertawakan_Saleh,_La_Nyalla_Beber_Bukti_Hasil_Kongres_Bali Fakta: SK kongres Bali yang dipamerkan L* Nyall* ini terindikasi palsu, bisa dilihat kembali di FAQ to PSSI-IPL

Kutipan di bawah tidak kalah provokatif dengan ucapan-ucapan L* Nyall* yang lain, sejak kapan dia lebih pintar dari akademisi-akademisi terbaik tanah air seperti Anis Baswedan dan Komarudin Hidayat.

L* Nyall* menolak keputusan Komite Etik PSSI yang memecat dirinya. Karena itu, L* Nyall* mengaku, dirinya tidak akan menganggap Bob atau siapa pun yang akan menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Pengprov PSSI Jatim. "Saya tetap Ketua Pengprov Jatim sekalipun dipecat sama orang-orang bodoh, seperti Todung Mulya Lubis, Anis Baswedan, dan Komarudin Hidayat," ujarnya. http://bola.kompas.com/read/2011/12/30/16372669/La.Nyalla.Tetap.Bersikeras

Sekarang siapa yang diktator?


L* Nyall* sangat memaksakan kehendak KLB pada pengcab-pengcab PSSI di jawa timur. Kalau ada yang lebih memilih dukung PSSI, ditendang! Menuduh PSSI arogan, tapi ternyata dia sendiri yang arogan. Surabaya (beritajatim.com) - Lantaran Ketua Umumnya, Cholid Goromah mendukung kepengurusan PSSI di bawah nahkoda Djohar Arifin Husin, Pengcab PSSI Surabaya terancam dibekukan Pengprov PSSI Jawa Timur (Jatim). Hal itu disampaikan Ketua Pengprov L* Nyall* Mahmud Mattalitti dalam Rapat Paripurna Daerah (Raparda). Dalam Raparda yang dilakukan di Hotel Elmi, Rabu (11/1/2012) siang, Nyalla mengusulkan agar pembekuan Pengcab PSSI Surabaya dibahas dalam Raparda. "Saya minta dukungan peserta Raparda hari ini untuk membekukan kepengurusan Pengcab PSSI Surabaya," kata Nyalla dalam sambutannya. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-01-11/123578

Lal* Mar& patut diduga gemar memainkan opini publik yang menyesatkan!
JAKARTA, KOMPAS.com - Bintang muda sepak bola Diego Michiels kemungkinan besar akan kesulitan bermain di klub lain setelah memutuskan kontrak secara sepihak dengan Pelita Jaya. Pasalnya, "The Young Guns" enggan melepas International Transfer Certificate (ITC) milik Diego. "Dia dipastikan kesulitan main di klub di mana pun karena ITC-nya di Pelita Jaya," kata Manajer Pelita Jaya, Lal* Mar&, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/1/2012). Pemain memerlukan ITC dalam proses transfer dari satu klub ke klub lain. Dalam kasus Diego, bek berusia 21 tahun itu melakukan pemutusan kontrak sepihak. Lal* Mar& menegaskan tidak akan melepas ITC milik Diego. Pelita juga akan mengumumkan ke seluruh dunia melalui media release agar tak ada klub yang mengontrak dia, jika tak mau berurusan dengan Pelita dan FIFA. Sekalipun masa kontraknya dengan Pelita sudah habis, Diego belum boleh dikontrak klub mana pun sebelum tuntutan ganti rugi dari Pelita dibayarkannya. "Enggak akan kita lepas ITC-nya. Main di kutub pun dia membutuhkan ITC, kecuali main di Tarkam(antarkampung, red)," kata Lal* Mar&. Terkait pernyataan Diego bahwa dirinya tidak berada dalam tekanan dari siapa pun di balik keputusannya meninggalkan Pelita, Lal* Mar& tidak mempersoalkan pernyataan itu. "Faktanya saat dia bertemu Ketua Umum Pelita Jaya Pak Gunawan Tamsir, dia menyatakan demikian karena begitu dikasih tahu konsekuensinya. Surat dari agen resminya pun mengatakan ada tekanan dan ancaman (terlampir) dan surat ini sudah saya publikasi terlebih dahulu ketimbang berita jumpa pers Diego," ujarnya. Lal* Mar& juga menyesalkan sikap PSSI yang menyebarkan draft kontrak Diego ke kalangan wartawan. Ia menilai langkah PSSI itu telah melanggar pasal 13 terkait kerahasiaan. Dalam pasal tersebut tertulis, "Para pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan seluruh isi perjanjian ini pada setiap saat, kecuali berdasarkan suatu persetujuan tertulis dari para pihak dan kewajiban pengungkapan yang diwajibkan berdasarkan peraturan hukum yang berlaku." "Apa yang dilakukan pengurus PSSI bertambah lagi kesalahannya yaitu melanggar pasal ini. Saya dapat informasi bahwa kontraknya sudah dibagikan kepada media dan itu melanggar pasal ini," tegas lalu http://bola.kompas.com/read/2012/01/03/18502870/ITC.Ditahan.Pelita..Diego.Sulit.Dapatkan.Klub.Baru

Fakta: Berikut bantahan dari Catur Agus Saptono (wakil ketua komdis PSSI) melalui akun twitternya mengenai permasalahan ITC. - ITC adlh International Transfer Certificate yg dikeluarkn o/ Federasi Asal ketika pemain transfer antar club yg bbeda Federasi (Negara) - ITC tdk ada hubungan dg status kewarganegaran, ITC adlh data mutasi pemain antar negara agar FIFA ttp bs monitor - ITC berasal dari Federasi terakhir dia bermain bukan keWNannya - Jika Pemain Indonesia ingin bermain ke luar negeri, maka yg mngeluarkan ITC adalah PSSI yg ditujukan pada federasi negara yg dituju - Jika pemain sdh pegang ITC di 1 negara, maka utk pindah klub sepanjang msh dlm 1 neg sdh tdk diperlukan ITC lg. Sumber: TL @caturagussapton Fakta: ITC hanya berlaku pada pemain asing. Bukankah Diego sudah menjadi warga negara Indonesia? Bahkan bagi yang benar-baner pemain asing, penggunaan ITC ini pun sebetulnya tidak diperlukan selama transfernya ke klub di dalam negeri. Kalaupun mau pindah keluar negeri, maka ITC dirilis oleh Football Association sebelumnya tempat dia bermain. seksi 9 : International Transfer Certificate 1. Players registered at one association may only be registered at a new association once the latter has received an International Transfer Certificate (hereinafter: ITC) from the former association. The ITC shall be issued free of charge without any conditions or time limit. Any provisions to the contrary shall be null and void. The association issuing the ITC shall lodge a copy with FIFA. The administrative procedures for issuing the ITC are contained in Annexe 3, article 8, and Annexe 3a of these regulations. 2. Associations are forbidden from requesting the issue of an ITC in order to allow a player to participate in trial matches. 3. The new association shall inform the association(s) of the club(s) that trained and educated the player between the ages of 12 and 23 (cf. Article 7 Player passport) in writing of the registration of the player as a professional after receipt of the ITC. 4. An ITC is not required for a player under the age of 12 years. http://www.fifa.com/mm/document/affederation/administration/01/27/64/30/statusandtransfereinhalt2010.pdf Tidak hanya itu, Lal* Mar& juga merupakan tipe orang yang asbun alias asal bunyi. Sebelumnya dia berjanji untuk sunat 2x dan potong kuping kalau Diego Michiels pindah dari Pelita Jaya. Akhirnya waktu membuktikan kalau kabar itu benar, namun hingga saat ringkasan ini ditulis, Lal* Mar& tidak kunjung merealisasikan ucapannya. Sekarang apabila Lal* Mar& melontarkan janji-janji yang lain, apakah masih pantas dipercaya?

Pemain naturalisasi Diego Michiels mengungkapkan, ia memilih mundur dari klub Superliga Indonesia (ISL) Pelita Jaya Karawang, karena ingin menjaga peluangnya tampil bersama tim nasional. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2012/01/03/2828322/diego-michiels-saya-hanya-ingin-perkuattimnas

"Ini bahan koreksi buat pengelola kompetisi ISL. Ada harga yang harus dibayar, pemain tidak bisa memperkuat timnas. Ini mengecewakan, tetapi ini konsekuensi," kata Ponaryo, Kamis (22/12/2011) malam, saat dimintai tanggapan soal surat FIFA yang ditujukan kepada PSSI. Ia menjelaskan, dalam kontrak pemain dengan semua klub, ada klausul yang menyatakan klub-klub itu harus tampil di kompetisi resmi PSSI. Jika tidak, pemain bisa membatalkan kontrak. Meskipun demikian, kata Ponaryo, pelaksanaan di lapangan tidak akan semudah itu. "Saya melihat, ini starting point bagi PSSI dan pihak lain untuk rekonsiliasi. Tidak bisa (kompetisi) jalan dua kaki seperti sekarang," ungkap Ponaryo. http://bola.kompas.com/read/2011/12/23/08201144/Asosiasi.Pemain.Surat.FIFA.Koreksi.bagi.Pengelola.ISL.

Bila ingin lebih dalam memahami kontrak Diego Michiels, sebetulnya terasa janggal. Sebab Diego ini dinaturalisasi dan dibeli dari klub asalnya di Belanda dengan menggunakan dana PSSI (BTN). Tapi PSSI jaman Nurdin memilih Pelita Jaya sebagai klub yang dititipi untuk menampung Diego. Sebetulnya ini bisa memancing kecemburuan tim lain, tapi tidak tahu kenapa saat berhadapan dengan PSSI jaman Nurdin, klub lain jadi melempem tak bersuara. Kalau ditelusuri lagi, masih ada beberapa pemain naturalisasi lain di tubuh Pelita Jaya. Wow betapa enaknya Pelita Jaya, sangat dimanjakan oleh PSSI jaman Nurdin. Jadi kini seharusnya Pelita Jaya tidak koar-koar serasa pemainnya dirampok oleh PSSI, karena Diego sesugguhnya memang hanya dititipkan saja untuk sementara. CALON pemain naturalisasi asal Belanda, Diego Michiels akan bergabung dengan tim Liga Super Indonesia (ISL), Pelita Jaya. Penandatangan kontrak Diego akan digelar besok, Jumat (25/2/2011). Sebelumnya, Deputi Bidang Teknik Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Iman Arif membenarkan kalau Diego telah dilepas klubnya, Go Ahead Eagles. Menurut Iman, Diego selanjutnya akan dititipkan kepada salah satu klub yang ada di Indonesia. Namun saat ditanya klub yang bersedia menampung Diego, Iman belum bersedia memberitahunya. Iman hanya mengatakan kalau biaya transfer dan kontrak Diego di Pelita Jaya akan menjadi tanggungan BTN PSSI.(Sumber:Vivanews) http://www.medantalk.com/diego-akan-bermain-di-pelita-jaya/

"Saya sudah mempertimbangkan. Ini murni keputusan pribadi saya. Tidak ada tekanan dari siapapun. Mengambil keputusan ini saya sudah mengetahui konsekuensinya. Kalau ada masalah hukum saya akan menghadapi," lanjut Diego yang masih harus dibantu penerjemah. "Tidak ada deal khusus sebelum tanda tangan kontrak dengan Pelita. Sampai sebulan lalu saya mencoba mendapat klarifikasi soal kontrak. Namun tidak ada penjelasan dari pihak Pelita. Semua yang dikatakan Lal* Mar& itu tidak benar,"tuntas dia. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2012/01/03/153716/1805705/76/diego-tidak-ada-tekanan-darisiapapun?b99110170

JAKARTA -Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menilai, kepindahan Diego Michiels dari Pelita Jaya ke Persija Jakarta tidak menyalahi aturan kontrak yang berlaku. Menurut Ketua Umum BOPI Gordon Mogot, BOPI sebagai pihak yang melindungi hak-hak pemain menyatakan apa yang dilakukan Diego tidak melanggar kontrak di Pelita Jaya. "Sebagai pemain profesional, Diego berhak memutuskan kontraknya jika tidak sesuai. BOPI bekerja sesuai dengan UU yang berlaku di Indonesia," ujar Gordon kepada wartawan, di kantor BOPI, Selasa (10/1/2012). BOPI sendiri mengaku sudah bertemu dengan pihak Persija IPL dan mendapatkan surat resmi dari mereka mengenai status Diego. " http://m.okezone.com/read/2012/01/10/49/554943/bopi-diego-tak-salahi-kontrak

Dana bantuan FIFA untuk Indonesia (PSSI) yang dikucurkan pada tahun 2007 yang lalu ternyata digunakan untuk merenovasi sebagian komplek latihan klub ISL, Pelita Jaya. Bantuan yang dikucurkan FIFA melalui Financial Assistance Programme(FAP) tersebut sebesar 400.000 USD.

Dari dokumen yang penulis unduh melalui situs FIFA, tujuan pemberian bantuan ini adalah untuk membangun sebuah komplek sepakbola satu atap yang antara lain terdiri dari : kantor pusat PSSI, ruang kelas, penginapan, lapangan futsal, kolam renang dan beberapa lapangan sepakbola dan fasilitas pendukung lainnya untuk tim nasional. Namun seperti yang sudah penulis singgung di awal, tujuan dari proyek ini adalah untuk renovasi komplek latihan klub ISL, Pelita Jaya. Pencinta sepakbola Indonesia tidak bisa menutup mata mengenai keterkaitan klub Pelita Jaya dengan pengurus teras PSSI. Berikut diantaranya: 1. Klub Pelita Jaya dimiliki oleh Wakil Ketua PSSI, Nirwan Bakri*; 2. Ketua PSSI Nurdin Halid pernah menjadi manajer ketika klub ini bernama PS. Pelita Mastrans; 3. Direktur Kompetisi Badan Liga Sepak Bola Indonesia(BLI) Jok* Driyon* pernah menjadi manajer ketika klub ini bernama PS. Pelita Krakatau Steel; 4. Rahim Soekasah, Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Usia Muda(BPPUM) dan mantan Ketua Badan Tim Nasional(BTN) juga pernah menjadi manajer Pelita Jaya.(anto) http://www.sumbarpost.com/berita-382-dana-bantuan-fifa-dinikmati-pelita-jaya.html#.TvprOXpq2zE Kilas balik ke peristiwa setahun silam. Djayusman Triasdi dan 4 rekannya meninggalkan PSM secara sepihak karena keputusan klub tersebut bermain di LPI. Kenapa dulu PSSI Nurdin juga merestui Djayusman membatalkan kontrak di tengah jalan dengan PSM? Kenapa dulu bisa dengan mudah keluar, sedangkan kini diancam pidana? Jawabannya adalah kelompok Status Quo menerapkan standar ganda. VIVAnews - Lima pemain PSM Makassar telah berada di Jakarta untuk menemui PT Liga Indonesia. Mereka merupakan pemain yang memilih untuk tidak tampil di Liga Primer Indonesia (LPI) bersama PSM. Demikian disampaikan Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusala kepada wartawan, Senin, 3 Januari 2011. Namun Andi enggan merinci kelima nama pemain tersebut. "Kelimanya telah berada di Jakarta dan sudah bertemu dengan saya tadi pagi di kantor PT Liga Indonesia. Untuk sementara kami akan tampung mereka sebelum mendapatkan klub baru," kata Andi. Tiga klub telah memutuskan mundur dari ISL. Masing-masing adalah Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan PSM Makassar. Rencananya ketiga klub ini akan bermain di liga tandingan, Liga Primer Indonesia (LPI). PT Liga telah memutuskan untuk menampung para pemain ketiga klub ini yang tidak menyeberang ke LPI. Untuk sementara para pemain tersebut akan dibiayai oleh PT Liga sampai mendapat klub baru. "Seluruh pemain yang tidak dapat klub akan menjadi tanggung jawab PT Liga sampai mereka dapat klub baru," kata Andi. http://bola.vivanews.com/news/read/197366-lima-pemain-psm--ngungsi--ke-jakarta

Ton* Aprilian* dicurigai menjebak PSSI untuk membuat keputusan yang kontroversial!
Bukti: Salah seorang dari 4 Exco yang gemar menggembar-gemborkan PSSI menyalahi jumlah 18 tim dalam liga, Ton* Aprilian*, ternyata dulunya turut membidani lahirnya keputusan 24 tim. Dia sendiri yang membuat keputusan, dan dia sendiri yang berkoar-koar bahwa keputusan itu menyalahi aturan. Lantas dijadikan amunisi untuk merontokkan PSSI. Sangat provokatif. PSSI awalnya sempat menetapkan format kompetisi dua wilayah yang diikuti 36 klub. Namun, PSSI mengubah keputusannya. Format kompetisi menjadi satu wilayah diikuti 18 klub. Tidak berselang lama, PSSI kembali melakukan perubahan bahwa 24 klub akan mengikuti kompetisi kasta tertinggi pada musim depan. Tony menjelaskan, penambahan jumlah peserta kompetisi dilakukan sebagai antisipasi bila ada klub yang tidak lolos verifikasi. Pasalnya, Tony memprediksi akan ada tiga sampai empat klub yang tidak lolos dalam proses verifikasi. "Saya prediksi pasti drop karena skornya saya prediksi 40-50. Saya lupa, pokoknya klub dari timur. Mereka masih ingin melengkapi (syarat), tetapi dari hasil verifikasi terakhir di Hotel Sahid, saya prediksi ada tiga atau empat yang nilainya di

bawah 50. Satu klub dari timur, Jawa Timur, barat dan utara. Kita gak mau sebutkan karena masih dalam proses. Ini supaya tidak membingungkan," ucap Tony kepada wartawan di Kantor PSSI, Jumat (23/9/2011). Lagi pula, menurut Tony, tidak ada batasan jumlah klub peserta kompetisi. "Awalnya 18 klub. Adanya saat di Kongres PSSI di Bali. Setelah dikaji, kemudian dilihat, tidak ada batasan jumlah klub peserta kompetisi. Yang ada adalah suara di kongres atau voter. Menurut AFC, masih ada toleransi waktu kami kirimkan 36 klub itu. Mereka menyarankan bikin satu wilayah saja, tetapi ditoleransi sampai 24 klub. Itu pernyataan Direktur Kompetisi AFC. Makanya, kami memakai dasar guidance dari mereka juga," beber Tony. "Makanya diberi ruang sesuai aturan FIFA dan AFC, yang menyarankan maksimal 24 klub. Waktu bertemu Direktur Kompetisi AFC di Kuala Lumpur, minimal peserta kompetisi 12 klub," sambungnya. Keputusan mengubah jumlah perserta kompetisi menjadi 24 klub menuai kontroversi karena ada enam klub baru yang ditunjuk oleh PSSI dengan alasan berbeda. Keenam klub tersebut adalah Persema Malang, PSM Makassar, PSMS Medan, Bontang FC, Persibo Bojonegoro, dan Persebaya Surabaya. Keanggotaan Persibo dan Persema sempat dicabut oleh PSSI di era Nurdin Halid setelah mereka membelot ke Liga Primer Indonesia. "Menurut saya memang kalau Persema, Persibo, PSM itu saya kembalikan ke hasil kongres. Kami punya catatan tersendiri. Artinya, mereka belum bisa dipastikan ikut. Jadi, jangan sudah disanksi, semua anggota PSSI kemudian direhabilitasi, lalu tiba-tiba mendapatkan posisi di atas. Pasti ada kecemburuan dari klub-klub lain," urai Tony. http://bola.kompas.com/read/2011/09/24/01082852/Kuota.24.Klub.Direstui.AFC

Kehabisan akal, fitnah pun dilakukan


Menjelang pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB)PSSI yang akan digelar di Bandung 21-22 Januari, beberapa pengurus sepak bola di Jatim mengaku mendapat tawaran uang Rp10 juta dari pendukung PSSI pimpinan Djohar Arifin untuk mencabut dukungan KLB. Pengakuan tersebut terlontar dari testimoni Nur Ali Hasan ketua Persikapro Kabupaten Probolinggo yang menjadi salah satu koordinator wilayah timur. Ia mengaku diajak oleh Ketua Pengcab PSSI Surabaya, Cholid Goromah yang selama ini pro terhadap kepemimpinan PSSI Djohar Arifin di sebuah mal di Surabaya. Pada pertemuan yang dihadiri oleh delapan Korwil itu, Cholid menawarkan uang Rp10 juta agar mencabut dukungan pelaksanaan KLB. "Saya lupa tepatnya kapan, waktu itu saya dan delapan korwil Jatim ditawari uang Rp10 juta untuk mencabut dukungan pada KLB. Tapi sampai saat ini uang itu belum kami terima," katanya saat ditemui pada acara Rapat Paripurna Daerah (Raparda) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jatim di Hotel Elmi Surabaya, Rabu (11/1). Ditemui ditempat yang sama, Ketua PS Mojokerto Putra Hariyanto mengatakan kalau uang Rp10 juta itu untuk meredam dukungan kepada Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang sudah memberikan mosi tidak percaya pada kepengurusan Johar Arifin. "Banyak saksinya mas, karena yang diajak ketemuan tidak hanya korwil tapi beberapa pengurus klub divisi sati dan dua Jatim," kata Haryanto yang juga menjabat sebagai Korwil wilayah tengah itu. Meski mendapat tawaran Rp10 juta, namun keduanya tetap mendukung penuh KLB, mereka beranggapan banyak kebijakan Djohar Arifin cs yang justru menjadi preseden buruk perkembangan sepakbola Indonesia. Salah satunya naiknya beberapa klub di kompetisi yang tidak melalui prosedur sesuai ketetapan kongres Bali. "Sudahlah pokoknya KLB harga mati dan tidak bisa ditawar lagi, kami dan klub-klub Jatim tetap solid mendukung KPSI," tegasnya. Dihubungi secara terpisah, Cholid Goromah membantah telah menjanjikan uang Rp10 juta untuk mencabut dukungan KLB. Bahkan ia mengaku kalau para pengurus itu mendatangi dirinya dan siap mencabut dukungan KLB jika diberi imbalan uang. "Mereka yang datang kepada saya dan sampai saat ini saya tidak memberikan apa yang mereka minta," katanya. http://www.harianbhirawa.co.id/utama/41055-isu-rp10-juta-untuk-cabut-dukungan-klb

Anggota Komisi X DPR pun tidak mau ketinggalan bermanuver.


Entah logika berpikirnya yang melenceng atau niatnya yang memang ingin melakukan pembodohan public, Djamal Aziz menyatakan karena Bambang Pamungkas gajinya dibayar dari APBD, maka tenaganya harus dipakai Timnas. Kalau jalan berpikirnya seperti ini, dapat dibayangkan betapa gemuknya skuad Timnas, karena masih ada ribuan pemain lain yang dibayar melalui APBD. Lebih lanjut, Djamal menilai bahwa kebijakan PSSI yang mencoret sejumlah pemain timnas seperti Bambang Pamungkas merupakan kesalahan besar. Menurutnya, kontrak pemain bernomor punggung 20 di Persija Jakarta versi ISL tersebut memakai dana APBD. Artinya, Bambang merupakan aset negara dan harus dimanfaatkan tenaganya untuk bergabung di timnas Garuda. Kalau Bambang Pamungkas tidak dipakai, KPK bisa bertindak mengusutnya karena kontraknya pakai uang negara, terangnya. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/01/17/173915/DPR-Ancam-Tak-Setujui-Pencairan-DanaPSSI

Debatable Zone
PSSI melarang pemain yang tampil di ISL untuk memperkuat Timnas!
Pemain mengakui sendiri perihal adanya larangan ini. "Hari ini kebetulan kita menghadap PSSI dan juga ISL, karena kita ingin tahu bagaimana permasalahannya. Karena sebagai pemain, sedikit banyak kita berada di dalam pihak yang dirugikan. Kalau kita melihat secara kasar, pasal 79 itu (yang mengatakan pemain yang tidak bermain di bawah liga PSSI, tidak bisa bermain di timnas, red) memang betul demikian," sahut Bepe. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/12/13/204929/1790457/76/asosiasi-pemain-minta-pintu-timnasterbuka-untuk-semua?b991101mainnews

"Terlebih ada perkataan pemain di liga super (ISL) dilarang bermain di timnas. Memang betul ada aturan larangan, tapi ada celah. Kita masih bisa berargumentasi ke FIFA. Terlepas apa pun hasilnya, kita serahkan pada mekanisme berlaku," ujar Ponaryo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/12/2011). http://bola.kompas.com/read/2011/12/13/21295821/Asosiasi.Pemain.Minta.PSSI.dan.PT.LI.Rujuk Fakta: Statuta FIFA terbaru menghapus Article 79 ayat 2 yang menyatakan larangan bagi pemain yang berlaga di liga tidak resmi untuk memperkuat Timnas. Statuta FIFA edisi Agustus 2010 Article 79 1. Matches may not be played or sporting contacts made between members and Associations that are not Members of FIFA or provisional members of the Confederations, or their clubs, without the approval of FIFA.

2. Matches against teams whose players do not belong to a club or a League af liated to a FIFA Member are prohibited. 3. Members and their clubs may not play on the territory of another Member without the latters approval. http://www.fifa.com/mm/document/affederation/generic/01/29/85/71/fifastatutan2010_e.pdf

Statuta FIFA edisi Agustus 2011 Article 79 1. Players and teams affi liated to Members or provisional members of the Confederations may not play matches or make sporting contacts with players or teams that are not affi liated to Members or provisional members of the Confederations without the approval of FIFA. 2. Members and their clubs may not play on the territory of another Member without the latters approval. http://www.fifa.com/mm/document/affederation/generic/01/48/60/05/fifastatutan2011_e.pdf Pemain yang berlaga di ISL baru tidak bisa memperkuat Timnas kalau klub yang tampil di ISL sudah dipecat dari keanggotaan PSSI. Namun pemecatan ini tidak mudah dilakukan, sebab harus melalui mekanisme kongres. Yang menarik, pelarangan pemain ISL tampil di Timnas justru diperingatkan sendiri oleh Direktur Pengembangan Organisasi dan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass. PSSI menegaskan, bahwa mengacu dari Statuta FIFA, tim nasional Indonesia tertutup bagi pemain yang bermain di kompetisi Indonesian Super League (ISL). PT. Liga Indonesia dinilai sebagai penyebabnya. "Acuan yang dipakai adalah Statuta FIFA Pasal 79. Bunyinya, pertandingan yang dilakukan oleh timnas, di mana pemainnya tidak berada dalam klub atau liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah dilarang," ujar Ketua Umum PSSI Djohar dalam pertemuan klub-klub Divisi Utama PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (8/12/11). Djohar menambahkan, kebijakan itu harus ditegaskan oleh PSSI karena telah diingatkan oleh FIFA melalui Direktur Pengembangan Organisasi dan Asosiasi, Thierry Regenass. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/12/08/202946/1786566/76/pssi-timnas-tertutup-untuk-pemainyang-main-di-isl Apakah Thierry Regenass merujuk pada pasal lain? Atau Djohar yang mengada-ada soal peringatan dari Regenass ini? Itu yang saat ini belum diketahui. Tapi kita bisa melihat apakah Safee bisa memperkuat Malaysia, kalau tidak, maka aturan ini benar adanya. Jakarta (beritajatim.com) - Menteri Olahraga Malaysia Seri Shabery Cheek meminta pemain penyerang Pelita Jaya asal Malaysia, Safee Sali, segera meninggalkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) agar terhindar dari sanksi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Safee diminta bermain di kompetisi resmi di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-01-02/122640 Namun demikian ternyata PSSI masih berupaya mencarikan solusi tentang ini. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator timnas Indonesia, Bob Hippy, mengaku tengah mencari solusi agar pemain yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) bisa memperkuat timnas Indonesia. Masalah itu merupakan salah satu pembahasan penting dalam rapat yang diikuti oleh seluruh pelatih timnas dan jajaran PSSI di Jenggala, kediaman Arifin Panigoro.

"Saya sebagai pembina dan pengurus ingin seluruh warga negara Indonesia bisa menjadi pemain timnas yang baik. Itu keinginan saya, lepas dari aturan-aturan yang ada. Mungkin di FIFA ada aturan seperti itu," kata Bob, Senin (12/12/2011). Bob mengatakan, di beberapa negara ada pemain yang belum memiliki klub tapi masih bisa membela timnas. Atas dasar itulah, pihaknya kini coba mencari peluang untuk memboyong pemain yang merumput di ISL. http://www.tribunnews.com/2011/12/12/pssi-cari-solusi-pemain-isl-bisa-perkuat-timnas

24 tim terlalu banyak untuk liga!


Pro: 1. Klub yang lolos verifikasi sebenarnya ada 36. Kemudian Exco PSSI merapatkan hal ini, dari 36 tim berapakah yang akan diambil untuk berlaga di kasta teratas. Akhirnya dipilih 24 tim. Pertimbangannya mungkin ingin mengambil tidak terlalu sedikit klub sehingga banyak klub yang pantas tampil di liga utama tapi tersisih. Dan juga tidak terlalu banyak, mengingat akan sangat tidak efisien. Penentuan jumlah peserta liga ini adalah hak prerogatif Exco sesuai statuta PSSI pasal 37 ayat 1 (a): Exco berwenang mengatur tanggal, tempat, dan jumlah peserta kompetisi. 2. Awalnya untuk mengatasi masalah jadwal padat, maka dibuat 2 wilayah, tapi karena ditolak klub-2, jadi ditentukan 1 wilayah. 3. kalau memang ada 24 tim, sepertinya jadwal tidak terlalu padat. Ambillan kompetisi harus selesai dalam 8 bulan, berati tiap tim hanya bertanding 5-6 kali per bulan. Jumlah ini tidak terlalu padat seperti yang digemborkan. Kontra: 1. Jadwal pertandingan terlalu padat. Perbandingan dari Liga Primer Inggris. Manchester - Padatnya jadwal kompetisi di Inggris mengundang kritik dari Roberto Mancini. Ia menyebut hal itu sebagai faktor penyebab menurunnya performa pemain kala membela tim nasionalnya. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/11/29/075217/1777753/72/mancini-kritik-jadwal-padat-ligainggris

Liverpool - Hanya dalam selang dua hari Liverpool harus menghadapi dua tim papan atas Liga Inggris: Manchester City dan Chelsea. Jadwal bertandingan yang berdekatan tersebut dapat kritik tajam dari Jose Enrique. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/11/29/015503/1777707/72/enrique-keluhkan-jadwal-padat-thereds 2. Tidak ada liga eropa yang kualitasnya sudah teruji menetapkan 24 tim di kasta teratasnya: La Liga ada mewacanakan 16 tim, USA 19, Rusia 16, China 16... 3. Dengan 24 tim, maka musim depan terancam tidak bisa mengirimkan wakil ke pentas asia. Karena liga belum selesai. 4. Salah satu aspek verifikasi yang digemborkan adalah finansial. Bukankah dengan 24 tim justru semakin memberatkan? 5. Dengan padatnya jadwal, akan menguras stamina pemain. Solve: Tidak perlu bahas 24 tim lagi. Karena IPL hanya tersisa 13 tim. Jangan buang energi untuk pembahasan yang tidak perlu.

Lampiran - Kronologis 24 Tim

A Untuk musim kompetisi 2011/12 mendatang, PSSI membuat dua strata kompetis yakni level 1 dan level 2. Tercatat 34 klub yang menjadi kandidat level teratas dan 36 klub nominator level 2. http://www.bolanews.com/liga/liga-indonesia/31788-Klub-untuk-Level-Klub-untuk-Level.html B Untuk kompetisi level 1 terdiri dari 32 klub yang dibagi dalam dua wilayah. Untuk peserta level kedua akan diikuti oleh 48 klub yang terbagi dalam empat grup. http://www.bolanews.com/liga/liga-indonesia/31788-Klub-untuk-Level-Klub-untuk-Level.html

Sihar Sitorus, mengatakan pihaknya akan terus menunggu kelengkapan persyaratan klub ikut Liga Profesional. Termasuk pembayaran deposit partisipasi sebesar Rp 5 miliar untuk Level I dan Level II dibebani sebesar Rp 2 miliar, meski sudah melewati batas akhir. Yaitu waktu pengumuman peserta liga profesional, besok (25/8). http://www.jpnn.com/read/2011/08/24/101503/PSSI-Verifikasi-Berkas-67-KlubC Level satu dihuni 18 klub warisan ISL dan 14 klub yang berbadan hukum PT. Saat ini terdapat 34 klub yang masuk nominasi level teratas tersebut. Untuk peserta level kedua akan diikuti oleh 48 klub yang terbagi dalam empat grup. http://www.bolanews.com/liga/liga-indonesia/31788-Klub-untuk-Level-Klub-untuk-Level.html

D Enam klub yang dinyatakan lulus verifikasi AFC itu adalah Persis Solo (memperoleh 96,7 poin), Persikota Tangerang (96), Persebaya Surabaya (95,7), PSIS Semarang (92,3 poin), Persibo Bojonegoro (95,6 poin), dan Persik Kediri (95,6 poin). http://www.tribunnews.com/2011/09/16/inilah-6-klub-yang-lulus-verifikasi-afc E Director of Competitions AFC Tokuaki Suzuki menyatakan, syarat minimal peserta kompetisi di setiap federasi adalah diikuti 10 klub. Sementara itu, untuk syarat maksimal peserta kompetisi, AFC atau Konfederasi Sepak Bola Asia tak menentukannya. http://bola.kompas.com/read/2011/10/14/02121276/Sepuluh.Klub..Syarat.Minimal.Kompetisi F AFC kita undang dan menurut mereka, klub kita sudah tidak ada yang dianggap profesional. AFC sendiri menjelaskan apa itu klub profesional, karena itu kita mulai lagi dari nol, terangnya. Djohar menjelaskan, statistik pertandingan dan nilai-nilai koefisien dari kompetisi musim lalu tidak lagi digunakan musim ini, sehingga semua klub yang ada memiliki posisi yang sama. Kasta musim lalu tidak ada. ranking tidak ada, tapi siapa yang memenuhi syarat profesional (berhak mengisi kompetisi profesional kasta tertinggi), terangnya. http://bola.inilah.com/read/detail/1803443/djohar-kompetisi-mulai-dari-nol G Ketua Bidang Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus mengatakan, rencana PSSI membagi kompetisi musim depan dalam dua wilayah, didasarkan masukan dari beberapa klub. http://m.tribunnews.com/2011/09/16/pssi-kompetisi-2-wilayah-itu-atas-masukan-klub

Pesertanya adalah 32 klub dan dibagi dalam dua wilayah. http://www.jpnn.com/read/2011/09/17/103075/Format-Kompetisi-Musim-Depan,-Kembali-Satu-WilayahH "Dari 15 syarat itu, ada 36 klub yang mengajukan. Jadi kami bukan memilih satu wilayah atau dua wilayah. Keputusannya karena masukan dari klub sendiri. Itu kan suara klub. Bahwa dengan menyerahkan dokumen itu mereka menyatakan kesiapan ikut liga profesional yang kebetulan ada 36 klub," katanya. http://m.tribunnews.com/2011/09/16/pssi-kompetisi-2-wilayah-itu-atas-masukan-klub I Djohar menyatakan, alasan dikembalikannya format kompetisi ke satu wilayah karena PSSI ingin taat azas. Format kompetisi satu wilayah adalah salah satu keputusan dari kongres tahunan PSSI di Bali pada Januari lalu. "PSSI ingin mematuhi aturan yang ada," tegasnya. Rapat pleno exco tadi malam juga memutuskan nama kompetisi tetap bertitel Indonesia Super League (ISL). Sedangkan untuk level kedua adalah Divisi Utama. ISL akan diikuti oleh 18 klub, sama seperti musim lalu. Sedangkan Divisi Utama diikuti 44 klub dan dibagi menjadi empat wilayah. http://www.jpnn.com/read/2011/09/17/103075/Format-Kompetisi-Musim-Depan,-Kembali-Satu-Wilayah-

J Sihar mengatakan, PSSI akan memanggil 18 klub ISL untuk menyerahkan berkas-berkas yang diperlukan pada 21 September nanti. "18 klub itu belum tentu lulus verifikasi. Jika ada yang tidak lulus, mereka akan digantikan klub-klub di bawahnya," katanya. http://www.jpnn.com/read/2011/09/17/103075/Format-Kompetisi-Musim-Depan,-Kembali-Satu-WilayahK Menurut dia, 24 klub yang turun di kompetisi tertinggi itu adalah 14 klub Indonesia Super League (ISL), empat klub promosi, serta enam klub baru berdasarkan penunjukan dan penyaringan oleh PSSI. Djohar menjelaskan, pertimbangan dimasukkannya enam klub baru itu di antaranya adalah untuk eks Liga Primer Indonesia (LPI) (Persema, Persibo dan PSM) telah diputihkan dari sanksi yang diterima. Untuk pemilihan klub PSMS Medan dan Persebaya Surabaya, kata dia, didasarkan pada banyaknya pendukung dan sejarah serta keinginan dari sponsor. Sedangkan Bontang FC dipilih karena terbaik dari klub yang didegradasi. http://www.tempo.co/read/news/2011/09/22/099357582/24-Klub-Jadi-Peserta-Kompetisi-PSSI L "Data ini belum final. Jika ada yang tidak lolos verifikasi, maka jumlah klub akan berkurang seiring dengan hasil verifikasi," kata Djohar menegaskan. http://www.tempo.co/read/news/2011/09/22/099357582/24-Klub-Jadi-Peserta-Kompetisi-PSSI M 24 tim sudah dipastikan akan menjadi peserta kompetisi baru, musim 2011/2012 mendatang. Kini, hanya tinggal menunggu AFC untuk menjalankan proses verifikasi, agar nantinya kampiun Indonesia dapat berlaga di pentas Asia. http://bola.okezone.com/read/2011/09/27/49/507800/pssi-menanti-verifikasi-afc N Tim verifikasi dari Asosiasi Sepakbola Asia (AFC), memberikan penilaian terbaik bagi tim Semen Padang untuk bisa berlaga di Kompetisi profesional Indonesia Level I. Semua aspek yang disyaratkan, berhasil dipenuhi oleh Semen Padang. Bahkan, secara khusus Semen Padang dapat nilai tertinggi dibandingkan dengan dua klub lain yang sudah diverifikasi sebelumnya, yaitu Persiraja Banda Aceh dan PSMS Medan. http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/10/02/2692832/semen-padang-lolos-verifikasi-afc O Kami sangat heran dan bingung dengan sikap PSSI yang dengan seenaknya memberikan tiket gratis kepada enam klub masuk level I, kata Agus Susanto, Asisten Manajer Persiwa Wamena. http://www.tribunsport.com/liga-indonesia/persiwa-heran-pssi-beri-tiket-gratis-bagi-6-klub/ P PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara ISL juga akan menyelenggarakan Divisi Utama sebagai kompetisi yang berada tepat di bawah ISL. http://www.bolanews.com/mobile/liga/liga-indonesia/38320-Tak-Hanya-ISL-ANT*-Juga-Siap-Tayangkan-DivisiUtama.html

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesian Premier League (IPL) musim 2011/2012 yang rencananya digelar Sabtu (15/10) terancam bubar di tengah jalan. Ini setelah 14 klub menolak mengikuti liga yang dirancang oleh PSSI itu. Mereka bahkan telah sepakat membentuk aliansi yang dinamakan K-14. http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/10/14/lt1sb1-k14-siap-gulirkan-liga-indonesiatandingan

JAKARTA--MICOM: Klub-klub Kelompok 14 yang menolak digelarnya kompetisi sepak bola level tertinggi oleh PT Liga Prima Indonesia tetap pada sikap mereka bahwa yang berhak menggelar kompetisi adalah PT Liga Indonesia, kata CEO PT Liga Indonesia DJok* Driyon*. "Mereka tetap pada pendiriannya, bahwa yang berhak menggelar kompetisi adalah PT Liga Indonesia yang kebetulan saya masih sebagai Chief Excecutif Officer (CEO) PT itu," ujar DJok* Driyon* kepada wartawan di Jakarta, Minggu (23/10), setelah Pra Rapat Umum Pemegang Saham (Pra RUPS) yang dihadiri 12 klub. http://www.mediaindonesia.com/read/2011/10/10/270579/33/4/Kelompok-14-Tetap-Tolak-Kompetisi-PSSI Q ... Karena itulah, adanya PT Liga Prima Sportindo (LPIS) diakui oleh Rudy, PSSI tidak ingin menunggu pertanggung jawaban PT Liga Indonesia yang memang tidak ada niat baik menyelesaikan tanggung jawabnya, sementara Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mendesak agar kompetisi harus berjalan sesuai jadwal... http://www.tribunnews.com/2011/12/05/pt-liga-indonesia-niatnya-buruk-kepada-pssi R tim kebanggaan warga bandung dan jawa barat, persib bandung, secara resmi telah mengajukan surat pengunduran diri dari kompetisi indonesian premier league (ipl) atau liga prima indonesia. http://medan.tribunnews.com/2011/11/29/alasan-persib-mundur-dari-lpi S djohar berharap klub-klub yang hengkang ke lsi bisa kembali ke lpi. Karena, sambung djohar, lpi adalah kompetisi sah yang ada di indonesia saat ini. "marilah kita kembali ke naungan rumah kita sendiri (pssi), pintunya akan selalu terbuka untuk kita semua," ujar djohar. http://indonesiarayanews.com/berita/berita/olahraga/2011/12/02/4397/ketum-pssi-kembalilah-ke-rumah-kita T menurut catur, kedelapan klub yang dijatuhi sanksi tersebut adalah, persib bandung, mitra kukar, persisam samarinda, persela lamongan, persiba balikpapan, psps pekanbaru, deltras sidoarjo, dan pelita jaya fc. "kami telah bersidang menyangkut klub-klub yang mundur dari ipl. Mereka kami kenakan pasal kode disiplin pasal 57 ayat 1, dan ayat 2, junto pasal 32, dan junto pasal 23," ungkap catur saptono. http://www.cekskor.com/news/read/10704/komdis-pssi-menjatuhkan-sanksi-kepada-8-klub-isl

Lampiran Sejarah J-League


1988 Maret, JSL (Japan Soccer League) mendirikan komite Revitalisasi. Oktober, Komite Revitalisasi Kedua 1991 1st Nov.Japan Professional Football League dibentuk sebagai perusahaan (mulai merintis sebagai Industri) Saburo Kawabuchi becomes the J.League's first chairman 1992 September, Verdy Kawasaki menang J.League Yamazaki-Nabisco Cup, cikal bakal dari turnamen. 1993 15 Mei, Kick Off pertandingan pertama J-league. 1994 J.League berkembang menjadi 12 klub. 1995 J.League berkembang menjadi 14 klub. Agustus, Yokohama Flugels juara Asian Super Cup ! 1996 J.League berkembang menjadi 16 klub. Maret, slogan "The One Hundred Year Vision" diadopsi untuk aktivitas promosi J-Lague. 1997 J.League berkembang menjadi 17 klub. 1998 J.League berkembang menjadi 18 klub. Jepang pertama kali tampil di Piala Dunia FIFA !! 1999 Feb. Merger antara Yokohama Marinos and Yokohama Flugels. Divisi Kedua dimulai, 16 klub di J1 (Divisi 1) dan 10 di J2 (Divisi 2). November, Jubilo Iwata juara Asian Super Cup. 2000 16 clubs in J-League 1,11 in J2 2001 16 clubs in J1,12 in J2 2002 Jepang menjadi tuan rumah FIFA World Cup bersama KorSel Akademi J-League dimulai. J.League Career Support Centre dimulai. 2003 JFA House dibuka di Hongo. 2005 J-League Div.1 mengganti sistem 2-stage menjadi kompetisi penuh. 18 klub di J1, 12 klub di J2. 2006 18 klub in J1,13 in J2. Maret, sistem afiliasi keanggotaan J-League diperkenalkan. Juni, parsitipasi ketiga Jepang di FiFA World Cup !! 2007 J-League U-13 dimulai. November, Urawa Reds juara AFC Champions League.Desember, Urawa Reds ikut bermain di FIFA Club World Cup. 2008 18 klub in J1, 15 in J2. J-League U-14 League dimulai. Nama perusahaan berganti, dari J.League Pictures, Inc. menjadi J.League Media Promotion, Inc. November, Gamba Osaka juara AFC Champions League. Desember, Gamba Osaka bermain di FIFA Club World Cup 2009 18 klub in J1, 18 in J2. Maret, total suporter yang datang ke stadion secara resmi sepanjang JLeague bergulir mencapai 100 juta. Desember, Kashima Antlers menjadi tim pertama yang juara 3x J-League championships berurutan. 2010 18 clubs in J1, 19 in J2. Juni, partisipasi keempat Jepang di FIFA World Cup. Juli, Kazumi Ohigashi menjadi chairman keempat J-League. 2011 18 clubs in J1, 20 in J2 http://www.j-league.or.jp/eng/history/

Lampiran Pengurus Klub


Sebagai pemilik resmi, masa depan PSSI ada di tangan anggotanya, yaitu klub. Kalau para pengurus memiliki niatan suci memajukan sepakbola, maka majulah sepakbola, tapi kalau mereka ternyata adalah orang-orang oportunis, yang selalu ingin mengambil untung di setiap kondisi, maka bisa dipastikan sepakbola nasional akan hancur. Namun yang terjadi sekarang adalah seperti yang dikatakan Budiarto Shambazy, wartawan senior, sebenarnya yang brengsek itu pengurus klub, bukan yang lain. Pada saat Nurdin Halid mendekam di balik jeruji penjara, kenapa para pengurus klub diam saja? Bukankah itu melanggar statuta FIFA? Malahan pada saat kongres 2007 mereka memilih kembali Nurdin. Memalukan. "Kalau Nurdin Halid maju lagi, berarti ini karena anak buahnya. 108 orang tanggung jawab. Dalam dekade ini, apa yang dilakukan kepengurusan Nurdin Halid ini sejarah hitam. Kalau berpegang pada moral dan aturan, tahun 2007 seharusnya Nurdin Halid sudah tidak boleh. Kalau begitu, mengapa mereka (para pemilik suara--red) tidak gelar KLB?" ujar Dedi dalam perbincangan dengan detikSport, , Sabtu (26/3/2011) malam WIB. http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2011/03/27/001800/1602016/76/pemilik-suara-pssi-juga-harusbertanggung-jawab Pada saat kongres Bali 2011, kenapa para anggota PSSI juga kompak mendukung Nurdin Halid maju untuk ketiga kalinya? Padahal mereka tahu, statuta FIFA melarang mantan narapidana menjadi ketua asosiasi sepakbola nasional, dan mereka tahu selama 8 tahun kepemimpinan Nurdin, prestasi Timnas nol besar. Persaingan untuk memperebutkan posisi PSSI 1 bakal ketat meski suara mayoritas, 82, mengusung Nurdin. Sementara, Toisutta mendapat 12 suara yang mendukungnya dan dua lagi untuk Nirwan. Masih ada lima suara yang belum memberi dukungan karena total 100 suara yang akan memilih ketua umum dalam kongres di Bintan, 19 Maret. http://www.bolanews.com/mobile/liga/liga-indonesia/21205-Incumbent-Sudah-Selangkah-Depan.html Salah satu keputusan kongres Bali, mereka menerima secara aklamasi laporan keuangan PSSI. Kenapa sebegitu mudahnya mereka menerima? Atas dasar apa mereka memutuskan itu? Padahal seperti diketahui, PT LI, tempat mayoritas uang PSSI berputar, diminta audit oleh auditor independen internasional saja susahnya minta ampun. 1. Pertanggungjawaban Ketua Umum PSSI terkait dengan program kerja 2010 mulai dari kompetisi hingga masalah keuangan bisa diterima peserta kongres dan disahkan secara aklamasi. http://www.seputarsepakbola.com/hasil-hasil-konggres-pssi-di-bali Setelah publik menentang Nurdin maju lagi, eh tiba-tiba para pengurus klub ikut berbalik arah menyerang Nurdin dan membela GT-AP. Sangat drastic sekali perubahannya. Sulit untuk tidak mencurigai bahwa mereka oportunis. Mereka (K-78) semua itu pada awalnya adalah penentang Nurdin Halid, tapi sekarang kok berubah. Saya khawatir, jangan-jangan itu adalah orang-orang titipan Nurdin Halid yang ingin menggagalkan kongres PSSI, kata Asmuri di Malang, Rabu (1/6/2011). http://www.tribunnews.com/2011/06/02/k-78-itu-orang-orang-titipan-nurdin-halid Kini, sebagian pengurus klub berbalik kembali membela pengurus PSSI lama untuk menyerang Djohar Arifin. Ada apa ini? Melihat banyaknya pejabat publik lokal yang menjadi ketua umum klub, sangat terbuka lebar peluang untuk politisasi klub. Kuatnya pengaruh G*lkar dalam tubuh PSSI sebenarnya bukan informasi baru lagi karena sudah lama tercium oleh publik. Namun ketika konflik PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin mencuat ke publik sinyalemen itu kian menguat.

Apalagi sejumlah klub yang disebut-sebut dikelola kader G*lkar menolak bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI). Klub ini memilih bergabung dengan Indonesia Super League (ISL). Sejumlah informasi yang dikumpulkan Tribunnews.com menunjukkan beberapa klub yang bergabung dalam ISL dan dikelola kader Partai G*lkar. Club ini tidak bergabung dengan LPI yang dibawah kepemimpinan Djohar Arifin. Klub itu diantaranya Sriwijaya Fc yang dikelola Dodi Reza Alex (CEO Sriwijaya FC) yang merupakan Anggota DPR RI dari Fraksi G*lkar. Ayahnya Gubernur Sumsel Alex Nurdin adalah ketua DPD G*lkar Sumsel. PSPS yang diketuai Herman Abdullah (ketus Kosgoro Riau), Walikota Medan yang diusung G*lkar Rahudman Harahap (Ketua Umum PSMS), Ketua Umum Persipura Benhur Tommy Mano (Walikota Jayapura dari G*lkar), CEO Mitra Kukar Endri Erawan (kader G*lkar), Manajer Pelita Jaya Lal* Mar& (Wakil Sekjen G*lkar), dan beberapa klub lainnya dikelola kader Partai G*lkar di daerah. http://www.tribunnews.com/2011/12/18/nurdin-halid-masih-punya-pengaruh-di-pssi

Hanya sekedar iseng aja gugling-gugling tentang K-13 yang sedang hangat diperbicangkan. Saya hanya melihat dengan sudut pandang pribadi. Berikut ini klub-klub yang masuk ke dalam K-13 1. Sriwijaya FC. CEO PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) H Dodi Reza Alex merupakan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi G*lkar dan ayahnya Alex Noerdin yang merupakan gubernur Sumsel juga berasal dari partai G*lkar. 2. Persela Lamongan Ketua Umum Persela Fadeli Hasan merupakan Bupati Lamongan hasil pilkada 2010. Fadeli Hasan diusung oleh partai G*lkar dalam pilkada tersebut. 3. PSPS Pekanbaru

Ketua Uum PSPS Pekanbaru Herman Abdullah merupakan ketua Kosgoro Riau. Kosgoro adalah organisasi undrbow G*lkar. 4. Mitra Kukar CEO Mitra Kukar Endri Erawan merupakan mantan bendaharawan partai G*lkar yang sekarang menjabat ketua Kadin Kukar. 5. Persipura Ketua Umum Persipura 2010-2014 Benhur Tommy Mano yang merupakan Walikota Jayapura berasal dari Partai G*lkar. Ketua umum periode sebelumnya MR Kambu juga berasal dari partai G*lkar. 6. Persidafon Ketau Umum Persidafon Habel Melkias Suwae merupakan calon gubernur Papua persiode 2011-2016 dari Partai G*lkar. 7. Pelita Jaya Wah, kalau yang ini sih ga usah di gugling juga udah ketahuan nih klub milik Bakri* yang salah satu kelurganya merupakan mbahe G*lkar. 8. PS Deltras Ketua Umum Mafiron merupak eks. Exco era Nurdin Halid, kabarnya Mafiron mengambila alih Deltras dengan sokongan keluarga Bakri*. (sumber: Sindo) 9. Persebaya (Wisnu Wardhana) Kalau saya bilang Persebaya yang satu ini ada berkat campur tangan PSSI era Nurdin Halid. Persebaya ini lah yang di dukung oleh L* Nyall*. L* Nyall* sendiri merupakan ketua Kadin Jawa Timur dan Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur. Sebelum mendirikan partai Patriot Pancasila, kader Pemuda Pancasila memberikan aspirasinya kepada Partai G*lkar. 10. Persiba Balikpapan Ketua Persiba Balikpapan Syahril HM Taher merupakan Ketua MPC Pemuda Pancasila Balikpapan. Sama dengan L* Nyall* mereka adalah tokoh Pemuda Pancasila. 11. Persisam - 12. Persija Untuk Ketua Umum Pesisam Harbiansyah Hanfiah dan Ketua Umum Persija Ferry Paulus belum menemukan suatu link, mungkin terlalu capek buat gugling-gugling lagi hehehehe http://kompasiana.com/post/bola/2011/10/25/mari-lebih-mengenal-k-13-12/ Ketua umum Gresik United Sambari Halim Radianto Ketua umum Arema ISL Rendra Kresna G*lkar Jatim mencatat kemenangan di sejumlah daerah yang selama ini dikuasai partai lain. Misalnya, di Kabupaten Gresik. Calon G*lkar Sambari Halim Radianto mengandaskan Khusnul Khuluk yang diusung PKB dan PPP. G*lkar juga memposisikan kader terbaiknya Rendra Kresna di kursi bupati Malang. Padahal, selama 10 tahun terakhir, baik Kabupaten Malang maupun Gresik, dikuasai kader PDIP dan PKB. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-0820/109726/Taruhan_Politik_Ical_di_Pilgub_Jatim_

Lampiran Program kerja PSSI yang terkubur di media tertentu


Di bawah ada kabar-kabar positif mengenai program kerja PSSI. Sayangnya kabar yang menyejukkan ini tidak disampaikan oleh media tertentu, kita tahu siapa, segencar mereka memberitakan KLB, KPSI, dan berbagai manuver kelompok pembangkang. Sangat berbeda dengan saat kepemimpinan Nurdin, kabar baik tentang PSSI kerap menarik perhatian lebih media tertentu tersebut, sedangkan berita miring tentang Nurdin diminimalisir. Indonesia-Malaysia Gagas Liga Sepak Bola ASEAN Indonesia dan Malaysia sedang menggagas terselenggaranya liga sepak bola se-Asia Tenggara. Hal ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Andi Malaranggeng bersama Menteri Belia dan Sukan Malaysia YB Dato Sri Ahmad Shabery Cheek di Hotel Garden Palace Surabaya, Rabu, 28 Desember 2011. Menurut Andi, ide kompetisi liga Asean itu tercetus ketika para menteri olahraga se-Asia Tenggara bertemu di Yogyakarta seminggu lalu. Mereka, kata Andi, sepakat menggalang persatuan lewat olahraga khususnya sepak bola. "Sekarang ini lingkup Asean makin terintegrasi, dan kami ingin makin mempererat komunitas ini melalui sepak bola," kata Andi. Sepak bola, kata Andi, dinilai sebagai media yang tepat untuk merekatkan hubungan. Apalagi di setiap negara Asean, antusiasme penonton sepak bola luar biasa. Andi berharap ide ini dapat terealisasi pada 2013 atau 2014 mendatang. "Mengenai formatnya bagaimana, nanti biar dibahas oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan Malaysia Super League (MLS)," ujar Andi. Jika liga Asean terwujud, Andi berharap dapat meningkatkan mutu sepak bola Asia Tenggara sejajar dengan Asia Barat atau Asia Timur. Selama ini, imbuh dia, level kemampuan antara belahan Asia itu masih timpang. "Siapa tahu nanti sepak bola Asia Tenggara makin maju dan mengalahkan mereka," ucap Andi. Dato Sri Ahmad Shabery Cheek menambahkan, penduduk Asia Tenggara sekitar 600 juta jiwa. Sebagian besar dari mereka, kata Dato, menggemari olahraga, khususnya sepak bola. Dia mencontohkan saat tim nasional Indonesia bertemu Malaysia dalam final SEA Games baru-baru ini. "Jalan-jalan di Indonesia dan Malaysia lengang karena warganya nonton final di televisi," ujar Dato. CEO PT LPIS Widjajanto mengatakan, dirinya diminta Andi Malarangeng untuk menjajaki ide tersebut. Sebagai langkah awal, kata dia, Indonesia dan Malaysia menyelenggarakan pertandingan Unity Cup yang mempertemukan Persebaya Surabaya melawan Kelantan FC. Pertandingan kedua tim digelar dua kali, yakni di Kelantan pada Jumat pekan lalu dan di Surabaya pada Rabu malam ini. "Kebetulan saya dekat dengan CEO MLS Stuart Ramalingan, jadi bisa langsung mengawali ide tersebut," kata Widjayanto. http://www.bolaindo.com/?page=berita&sub=detail&id=24149

[JAKARTA] Dalam rangka memperkuat akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan membangun tata kelola yang baik, PSSI dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menandatangi Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta, Kamis (12/1) sore. MoU ditandatangani Ketua PSSI Djohar Arifin Husin dan Kepala BPKP Mardiasmo disaksikan Ketua Umum KONI Tono Suratman dan Staf Ahli bidang Sumber Daya Olah Raga Kementerian Pemuda dan Olahraga Tunas Dwidharto. Dalam keterangan pers tertulis yang diterima wartawan sebelum acara itu dimulai disebutkan, PSII berkomitmen mengelola keuangannya secara akuntabel dan membangun tata kelola yang baik organisasinya.

"Kontribusi yang akan diberikan BPKP kepada PSSI berupaya menyempurnakan kebijakan dan sistem akuntansi, inventaris aset, pengembangan perangkat lunak, pendampingan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan," bunyi rilis tersebut. [A-21] http://www.suarapembaruan.com/home/pssi-jalin-kerjasama-dengan-bpkp/15931

Djohar Diangkat Jadi Anggota Komisi FIFA JAKARTA - Kabar gembira datang dari Federasi sepakbola tertinggi di Dunia, yaitu FIFA. Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husein resmi diangkat sebagai Anggota Komisi FIFA untuk U-20 World Cup. Kabar itu disampaikan melalui surat resmi FIFA yang dikirim pada 30 Desember 2011 lalu langsung dari Zurich, Swiss. Surat itu berisikan pengangkatan Djohar untuk menjadi bagian dari anggota komite organisasi FIFA, sesuai dari rapat kongres FIFA ke 61 yang berlangsung pada 31 Mei-1 Juni 2011 lalu. "Jadi FiFA meminta kesediaan saya untuk menjadi anggota FIFA U-20," ujar Djohar saat ditemui wartawan, Selasa (3/1/2012). Bagi Djohar, ini merupakan suatu kehormatan bukan saja buat dirinya, tetapi bagi rakyat Indonesia. "Ini suatu kehormatan bagi Indonesia," ujarnya dengan bangga. Di sisi lain untuk tahun ini PSSI akan disibukkan oleh berbagai program. Di antaranya, akhir Januari Timnas U-17 akan mengikuti kompetisi U-17 Asia di Hongkong. Kemudian, Timnas U-20 pada akhir Februari akan mengikuti Piala Sultan Bolkiah di Brunei Darussalam. "Saya juga meminta kepada yang menangani Timnas, untuk mempersiapkan SEA Games 2013. Masalahnya waktu sangat mepet tinggal setahun lagi," tambahnya. Djohar juga memfokuskan untuk meng-upgrade para pelatih dari Papua mulai tanggal 15 Januari di Papua untuk mengorek kembali mutiara-mutiara pemain yang terpendam di Papua, terutama di Papua Barat. "Juga pada tanggal 15 Januari ini kami akan mempersiapkan enam sentra pusat pelatihan usia dini. Karena kompetisi SSB akan kami mulai pada 2012 ini," pungkasnya. (fit) http://bola.okezone.com/read/2012/01/03/51/551119/djohar-diangkat-jadi-anggota-komisi-fifa

PSSI Jalin Kerjasama dengan Boca Juniors TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjalin kerjasama dengan salah satu klub besar di Liga Argentina, Boca Juniors. Anggota Komite Eksekutif dan Koordinator Tim Nasional PSSI, Bob Hippy, mengatakan kerjasama lebih difokuskan pada pembinaan. "Jadi, tidak hanya bertanding uji coba antara Boca Juniors dengan Indonesia, tapi lebih dari itu," ujar Bob di Jakarta, Selasa, 3 Januari 2011. Kerjasama, kata dia, nantinya juga menyangkut pembinaan pelatih. "Bisa juga mereka menerima pemain muda kita untuk magang di sana," ujar Bob Namun, Bob tidak merinci bentuk kerjasama tersebut. "Soal teknis kerjasama, mereka berhubungan langsung dengan Pak Sihar Sitorus (anggota Komite Eksekutif Bidang Kompetisi). Saat ini ia masih ada di Amerika Serikat," ujar Bob. Bob berharap, kerjasama dengan Boca Juniors itu memberi peluang bagi pemain Indonesia untuk berkembang dan membangun sepakbola Indonesia secara umum.

Boca Juniors merupakan salah satu klub sepakbola besar di Argentina yang bermarkas di Buenos Aires. Klub berjuluk 'Si Biru dan Emas' itu telah mengoleksi 51 gelar di level domestik, regional, dan internasional. Mereka pernah memenangkan enam gelar Copa Libertadores, empat Recopa Sudamericana, tiga gelar Piala Intercontinental, dan dua gelar Copa Sudamericana. http://www.tempo.co/read/news/2012/01/03/099375164/PSSI-Jalin-Kerjasama-dengan-Boca-Juniors

Inilah Agenda PSSI di Tahun 2012 INILAH.COM, Jakarta - Sejumlah agenda akbar telah dicanangkan oleh PSSI di tahun 2012 ini. Demikian menurut penuturan Ketua Umum Djohar Arifin. Hal itu ditegaskannya di Kantor Sekretariat PSSI, Selasa (3/1/2012) sore WIB, saat ditemui wartawan. Djohar menegaskan bahwa PSSI saat ini tengah fokus untuk mengurusi agenda-agenda tersebut dan tak mau ambil pusing dengan berbagai konflik yang saat ini mendera federasi sepakbola tertinggi Indonesia itu. "Bagi kita. kita konsentrasi saja ke program-program. Rapat pengurus, saya bilang kita konsentrasi saja di program Karena rakyat sepakbola telah lelah dan mungkin muak dan bosan dengan situasi ini," ujarnya. "Kita punya program banyak sekali di tahun ini. Akhir Januri Timnas U-17 kita akan mengikuti Asia di Hongkong. Akhir Februari, kita harus siapkan tim u-20 Piala Hassanal Bolkiah di Brunei." "Pra-Piala dunia yang tinggal satu pertandingan lagi yang harus diselesaikan. Kami juga meminta menangani untuk mempersiapkan SEA Games." "Pada saat ini juga harus kita siapkan, wakunya singkat hanya setahun lagi.Upgrade pelatih 15 Januari di Papua untuk meningkatkan kualitas mereka, sehingga mutiara luar biasa Papua semakin banyak kita angkat, termasuk Papua barat." "15 januari akan disiapkan siapkan enam sentra pelatihan usia dini. Indonesia bisa berada di level atas Asia dan bisa ikut Piala dunia," tandasnya. http://bola.inilah.com/read/detail/1814806/inilah-agenda-pssi-di-tahun-2012

PEMBINAAN USIA MUDA (12-HABIS) Merajut Talenta Indonesia Indonesia berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa, terbanyak keempat dunia. Namun, mengapa dengan penduduk melimpah negeri ini, Indonesia tandus gelar juara, bahkan di level Asia Tenggara pun tak kuasa? Mungkin tak cukup sehari-semalam mendiskusikannya. Bukan diskusi atau retorika yang diperlukan saat ini, melainkan rencana matang dan aksi nyata. Lelah dan bosan publik sepak bola negeri ini mendengar jargon-jargon pentingnya pembinaan usia muda. Namun, belum pernah ada wujud konkretnya. Bagaimana memulai pekerjaan besar di wilayah dengan bentang setara London-Moskwa ini? Di tangan pria Jerman, Timo Scheunemann (38), peta jalan pembinaan usia muda itu dicoba direkonstruksi. Garis besar peta jalan pembinaan usia muda di Indonesia, seperti dijabarkan Timopanggilan akrabnyadalam modul lebih dari 200 halaman yang dipaparkan pada pelatihan di Malang, Jawa Timur, 15-25 Januari, berkisar pada pendirian enam Akademi Nusantara dan posisi pengurus cabang (pengcab) sebagai garda terdepan pengelola kompetisi usia muda antar-SSB (U-12, U-14, U-16, dan U-18).

Pengcab yang berada di level kabupaten atau kota diharapkan bisa memutar kompetisi empat kelompok umur itu antarSSB di daerahnya setiap pekan. Tak harus berbentuk liga atau turnamen. Yang penting banyak pertandingan dan berjalan tiap pekan, papar mantan Pelatih Persema Malang itu. Kompetisi, turnamen, atau apa pun istilahnya menjadi dasar pemanduan bakat talenta-talenta muda di Tanah Air. Tim juara tiap kelompok umur di setiap pengcab diadu di level provinsi. Juara provinsi kembali diadu di tingkat wilayahada enam wilayah yang juga menjadi lokasi Akademi Nusantaradan keenam juara wilayah itu tampil di tingkat nasional dengan arena Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Model kompetisi seperti itu tidak akan mengganggu sekolah pemain. Turnamen di level provinsi, wilayah, dan nasional itu kira-kira hanya sepekan, ujar Timo. Enam wilayah lokasi Akademi Nusantara adalah Padang, Bandung, Malang, Balikpapan, Makassar, dan Manokwari. Kecuali Padang yang mengambil tempat di Universitas Negeri Padang, akademi itu memanfaatkan fasilitas TNI atau Angkatan Laut (AL). Timo menjelaskan, selain untuk menekan biaya, lapangan fasilitas TNI dan AL itu bagus, ada suasana disiplin, dan memudahkan pengawasan. Siswa akademi tidak dipungut biaya, termasuk biaya pendidikan mereka di sekolah terdekat. Setiap akademi diisi 44 talenta muda terbaik di tiap wilayah (22 pemain U-17 dan 22 pemain U-19), berawal dari hasil pemanduan bakat di 37 kota dari Banda Aceh hingga Jayapura. Talenta terbaik dari semua akademi itulah bahan baku tim elite kelompok umur nasional yang digodok lagi di Jakarta. Begitulah ringkasnya. Peta jalan pembinaan usia muda ini belum melibatkan klub, tetapi tergambar beratnya tantangan. Masalah sumber daya manusia, dana, konsistensi, koordinasi, kasus pencurian umur, pemain titipan, dan lain-lain merupakan tantangan yang tak ringan. Namun, aksi nyata harus dimulai. Jepang melakukan itu 20-an tahun silam. Jika tak sekarang, kapan lagi? (SAM) Ini bagian terakhir rangkaian tulisan pembinaan sepak bola usia muda yang dimuat berseri dua pekan terakhir. Redaksi. http://bola.kompas.com/read/2012/01/15/06505363/Merajut.Talenta.Indonesia

Bola.net - Setelah sekian lama dinanti, akhirnya program pembinaan usia muda PSSI bakal dimulai. Minggu (15/01) siang, akan dilaksanakan pembukaan kepelatihan dan standarisasi Akademi Nusantara, sebagai awal program pembinaan usia muda. Menurut Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann, acara yang bakal digelar di markas Arhanud, Karangploso, Malang ini akan diikuti oleh 60 peserta. "Dari tiap Akademi Nusantara akan dikirimkan delapan orang perwakilan. Selain itu, akademi satelit di Ternate juga akan mengirimkan wakilnya," papar Timo. "Kami akan mengadakan workshop kepelatihan bagi pelatih dan staff di enam Akademi Nusantara. Workshop ini sangat vital agar program kepelatihan dan cara melatih di enam Akademi Nusantara itu bisa sama," sambung pemegang Lisensi A UEFA ini. Setelah itu, Timo melanjutkan, akan ada tur ke enam kota lokasi Akademi Nusantara untuk melakukan persiapan bagi berjalannya program tersebut. "Bukan hanya lokasi akademi, kami juga akan mempersiapkan mengenai pendidikan formal bagi peserta akademi. Rencananya akan ada program tutoring bagi para peserta. Selain itu, kami juga akan mempersiapkan asrama bagi mereka dan tak ketinggalan juga lapangan yang memenuhi standar," tutupnya. Berikut Jadwal Selengkapnya Rangkaian Program Akademi Nusantara 1. Workshop Kepelatihan Pelatih "Akademi Nusantara" di Malang: 15-25 Januari 2012

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Survey Akademi Balikpapan dan Scouting U-12: 30 Januari-01 Februari 2012 Survey Akademi Manokwari dan Scouting U-12: 06-09 Februari 2012 Survey Akademi Makassar dan Scouting U-12: 09-11 Februari 2012 Seleksi di Malang: 13-14 Februari 2012 Survey Akademi Padang dan Scouting U-12: 16-19 Februari 2012 Scouting U-12 di Medan: 19-21 Februari 2012 Survey Akademi Bandung dan Scouting U-12: 22-24 Februari 2012 Persiapan U-12 ke Jepang: Maret-Mei 2012 (bola/rev) http://www.bola.net/

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menganggarkan dana Rp 36 miliar untuk memutar kompetisi liga amatir Indonesia. Dana itu, menurut Deputi Sekretaris Jenderal Kompetisi Liga Amatir PSSI Saleh Mukaddar, akan digunakan untuk memutar kompetisi Divisi I, Divisi II, Divisi III, Piala Suratin, Piala Medco, dan kompetisi antarsekolah sepakbola (SSB). "Jadi nantinya akan ada kompetisi berjenjang untuk pembinaan tim," ujar Saleh Mukaddar, Kamis, 12 Januari 2012. Saleh menjelaskan kompetisi Divisi I nantinya hanya akan diikuti pemain dengan batas usia maksimal 23 tahun. Sedangkan Divisi II dan Divisi III akan diikuti pemain dengan batasan maksimal usia masing-masing 21 tahun dan 19 tahun. "Kalau Piala Suratin untuk U-19, Piala Medco untuk U-15, Piala Danone U-13, dan kompetisi antarsekolah sepakbola untuk usia 11 tahun," ujar Saleh. Divisi II, kata Saleh, akan digulirkan mulai 22 Januari dan Divisi III putaran nasional direncanakan akan dimulai pada Maret. PSSI, lanjutnya, sudah menyurati semua pengurus provinsi agar segera memutar kompetisi Divisi III di tiap wilayahnya. "Beberapa sudah membalas surat kami dan mengatakan akan memutar Divisi III wilayah secepatnya. Kami berharap mereka segera menggelar kompetisi wilayah agar pada Maret putaran nasional bisa dilaksanakan," ucap Saleh menambahkan. Sementara itu, Piala Suratin, menurut Saleh, diproyeksikan bisa mulai berlangsung pada Februari. "Kami masih proses mencari sponsor untuk mendukungnya," katanya. Piala Medco U-15, ungkap Saleh, menurut rencana akan dilaksanakan pada Maret, kompetisi Danone U-13 akan dilaksanakn Juni, dan kompetisi SSB akan dilaksanakan pada Juli, bertepatan dengan libur sekolah. "Nantinya kami juga akan menyebar pencari bakat untuk mencari pemain yang bagus. Salah satunya adalah Timo Scheuneman," ujarnya. http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/099376974/PSSI-Anggarkan-Rp-36-Miliar-untuk-Liga-Amatir

PSSI Gelar Seminar Standardisasi Kepelatihan Standardisasi Kepelatihan khususnya untuk sepak bola usia muda dilakukan ole PSSI selama kurang lebih 10 hari bertempat di Arhanud TNI AD-Karangploso Malang sejak Minggu (15/1). Sekitar 60 peserta kepelatihan terlibat. Mereka mewakili simpul-simpul Akademi Nusantara antara lain Padang, Malang, Makasar, Manokwari, Bandung dan undangan khusus dari Akademi Satelit (Termate). Acara dimulai pada Minggu siang dan dibuka oleh Exco PSSI yang juga Ketua Bidang Pembinaan Usia Muda, Bob Hippy. "Kita berharap ada standardisasi dan persamaan pandangan soal pembinaan, sebab ini merupakan ujung tombak terbentuknya timnas kelak," jelas Bob Hippy. Timo Scheunemann, yang memang dikenal dekat dengan sepak bola Malang, menjadi pemberi materi. Materi pembelajaran secara teori seluruhnya diberikan di kawasan Arhanud. Sedangkan untuk praktek pelatihan yang benar

dilakukan di Wesley Internasional school yang notabene tempat mengajar Timo sebelum terjun sebagai pelatih di klub profesional. "Semua yang saya sampaikan merupakan panduan resmi di UEFA yang saya dapatkan ketika mencari lisensi," jelas mantan pelatih Persema Malang yang mendapatkan A lisen dari UEFA tepatnya dari Jerman. Tampak sekali antusiasme peserta selama mengikuti kepelatihan. Bahkan manajer Akademi Nusantara Malang, Haris Toffly, tampak antusias mengikuti dari awal hingga akhir materi di hari pertama. (Fikar/DuniaSoccer) http://www.bolaindo.com/?page=berita&sub=detail&id=24712 Ada lagi yang unik dari media kita, ada media yang ternyata juga mempunyai peran penting dalam mengatur-ngatur liga sesuai dengan kepentingannya, inilah yang disebut dengan intervensi pihak luar. General Marketing ANTV Monica Desideria menambahkan, guna mengantisipasi agar tim-tim besar tidak hengkang ke Liga Primer Indonesia (LPI), pihak marketing ANTV sudah melakukan beberapa terobosan. "Kami dan sponsor berharap agar Persib tetap di LSI, ini dikarenakan Persib menjadi tim favorit yang setiap pertandingan digelar pertandingan selalu mendapat rating tertinggi" .... http://www.inilahjabar.com/read/detail/1191972/rating-paling-tinggi-persib-diminta-tetap-di-lsi Tidak semua anggota komisi X DPR setuju KLB, kecuali tentu saja fraksi tertentu, herannya berita tentang penolakan KLB oleh anggota komisi X DPR yang lain tidak terliput oleh media-media tertentu itu. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS, Rohmani, menyatakan bahwa tawaran kongres luar biasa (KLB) PSSI bukanlah obat mujarab. KLB tidak serta merta bisa menyelesaikan berbagai persoalan sepak bola nasional. "Tidak ada jaminan kalau nanti ada pergantian pengurus, sepak bola kita akan lebih baik. Tidak ada jaminan pula bila nanti ada pengurus baru, maka konflik akan hilang," kata Rohmani, di Jakarta, Selasa. Untuk itu, ia meminta semua pihak harus bijaksana dalam menyikapi kemelut di tubuh PSSI itu. Dewan meminta semua pihak mengedepankan kebersamaan dan persatuan dalam memperbaiki sepak bola Tanah Air. Anggota Komisi X yang membidangi masalah pendidikan, olahraga, pariwisata dan kebudayaan itu menyayangkan kisruh berkepanjangan yang melanda dunia sepak bola nasional. "Sampai kapan kita memelihara konflik ini. Kalau begini terus, kapan kita bisa membangun sepak bola,'' katanya. ''Konflik ini kemunduran dan bukan lagi semangat untuk membangun dunia sepak bola." http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/01/17/lxxd2s-anggota-fpks-klb-pssi-bukan-obatmujarab

Timo Scheunemann
Timo: Timnas Kuat Tak Lepas Dari Pembinaan Usia Dini Berkualitas Bola.net - Tim nasional yang kuat tidak bisa dipisahkan dari pembinaan usia dini yang berkualitas. Pernyataan ini dilontarkan Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann. "Timnas yang kuat membutuhkan pemain-pemain bagus yang berlaga di liga profesional. Pemain-pemain bagus di liga pro berasal dari sistem pembinaan amatir yang berkualitas," ungkap Timo pada pembukaan "Kepelatihan dan Standarisasi Akademi Nusantara" di Malang, Minggu (15/01). Timo menambahkan,agar menghasilkan sebuah sistem pembinaan amatir berkualitas, mesti ada standarisasi, baik di bidang kurikulum maupun juga cara melatih. "Sebagai contoh, restoran cepat saji di Padang atau di Jakarta akan ada standarisasi baik dari menu juga cara memasak. Ini demi menjaga kualitas. Hal ini pula yang akan kami terapkan," ujar pemegang Lisensi A UEFA ini. Lebih lanjut, demi menjaga kualitas pula, Timo berjanji bahwa dalam sistem pembinaan usia muda ini tidak akan ada lagi istilahnya pemain titipan. "Tidak akan ada pemain titipan, yang tidak jelas kemampuannya, bisa masuk Akademi Nusantara," tandasnya. Program "Kepelatihan dan Standarisasi Akademi Nusantara" ini sendiri bakal berlangsung sampai 24 Januari mendatang. Setelah itu, program akan dilanjutkan dengan survey dan scouting di enam daerah lokasi Akademi Nusantara. (den/mxm) http://m.bola.net/tim_nasional/timo-timnas-kuat-tak-lepas-dari-pembinaan-usia-dini-berkualitas-ce6932.html

Timo Scheunemann Sepak Bola Membangun Karakter Salam Perspektif Baru, Tamu kita adalah Timo Scheunemann, berkewarganegaraan Jerman yang menjalani sebagian besar hidupnya di Indonesia dan bahkan berada di sini atas pilihannya sendiri. Timo eksis di Jerman, main bola di Jerman, dan melakukan kegiatan di Jerman. Dia juga pernah studi di Los Angeles, Amerika Serikat mendapat beasiswa olahraga dan menjadi pemain maupun pelatih di Los Angeles, tapi dia akhirnya memilih Indonesia. Indonesia sangat beruntung ada Timo Scheunemann yang tanpa disuruh dan tanpa dipaksa menanamkan atau mempertahankan akarnya di kota Malang dan menikah dengan wanita Jawa Timur. Sekarang dia akan sangat berperan dalam menghidupkan kembali dunia sepak bola Indonesia. Timo mengatakan sepak bola adalah kegemaran bangsa ini. Dalam kontrak sosial seperti Socrates katakan yaitu harus ada timbal balik. Kita memberikan hak-hak kita kepada pemerintah dan pemerintah memberikan kepada kita rasa nyaman dan aman termasuk juga memberikan yang kita inginkan sebagai rakyat. Rakyat menginginkan sepak bola Indonesia maju. Jadi bukan hanya masalah sepak bola atau masalah kulit hitam dan putih tapi masalah kebangsaan dan nasionalisme. Menurut Timo, sepak bola bisa menumbuhkan nasionalisme karena bisa menggugah rasa kebersamaan. Nasionalisme itu adalah apa yang kita lakukan untuk kepentingan bangsa. Kalau saya menjadi pelatih di Persema, nasionalisme saya ditunjukkan dengan menjadi pelatih terbaik yang saya bisa lakukan di Malang. Kalau semua pelatih seperti itu maka ujungujungnya prestasi Indonesia akan terangkat. Timnas tergantung kualitas tim-tim liga profesionalnya, liga profesional tergantung pemain-pemainnya. Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Timo Scheunemann. Pembaca, sejak beberapa minggu terakhir ini Perspektif Baru selain terbit dalam bentuk cetak di koran-koran dan website sepanjang masa yaitu perspektifbaru.com kini juga ditelevisikan agar Anda bisa melihat orangnya selain mendengar katakatanya. Pertama, kami menyediakan keseluruhan tayangannya di beoscope.com, selain itu kami menyediakan cuplikan-

cuplikan yang dipilih untuk station kami sendiri yaitu tvTWO yang disiarkan di Youtube. Isinya sangat tidak main-main karena menyajikan hal-hal yang tidak selalu ke luar di media lain. Sekarang saya ingin bertanya kepada Timo terkait Anda punya banyak pilihan, banyak bakat, dan banyak penggemar tapi memilih posisi di Indonesia. Pilihan itu bukan posisi yang mudah sebab terlibat dalam kontroversi dengan adanya Liga Primer Indonesia (LPI) dan Liga Super Indonesia (LSI). Anda sebagai pelatih Persema dan pemain Anda yaitu Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan mempunyai masalah di status Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), pendek kata dengan seluruh kemelut PSSI. Mengapa pilihan Anda kepada Indonesia? Keluarga kami pemegang rekor keluarga asing atau ekspatriat terlama di Indonesia untuk katagori keluarga. Papa saya masuk ke Indonesia pada 1950-an, bahkan ditawarkan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) oleh almarhum Presiden pertama kita, Bung Karno. Mengapa sampai presiden menawarkan WNI pada papa Anda? Saya kurang tahu, tapi memang dari awal papa saya datang ke Indonesia untuk Indonesia, dan itu yang ditanamkan kepada anak-anaknya. Waktu kami kecil sudah terbiasa hidup di kampung. Kami bermain di lapangan bola yang sangat jelek yang sampai sekarangpun masih seperti itu. Karena itu hari ini saya vokal, sebab ada sesuatu yang salah kalau lapangan-lapangan bola di Indonesia masih seperti sewaktu saya kecil. Saya belajar main bola di lapangan yang memiliki kemiringan sekitar 20 derajat. Kemarin saya berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saya melihat anak-anak bermain bola di lapangan yang antara ke dua gawang atau di tengah lapangan ada pohon-pohon kelapa. Jadi mereka harus menghindari hadangan lawan dan hadangan pohon-pohon kelapa. Ini sedikit lucu dan sedih. Kita bergurau soal itu, tetapi sebetulnya itu sesuatu hal yang serius. Itu karena Indonesia bukan negara yang miskin, tetapi Indonesia adalah negara yang besar. Suka atau tidak, sepak bola adalah kegemaran bangsa ini. Dalam kontrak sosial seperti Socrates katakan, harus ada timbal balik. Kita memberikan hak-hak kita kepada pemerintah dan pemerintah memberikan kepada kita rasa nyaman dan aman termasuk juga memberikan yang kita inginkan sebagai rakyat. Rakyat menginginkan sepak bola Indonesia maju. Jadi bukan hanya masalah sepak bola atau masalah kulit hitam dan putih tapi masalah kebangsaan dan nasionalisme. Karena itu saya perjuangkan. Saya ingin Indonesia masuk ke Piala Dunia. Apakah mungkin tercapai dalam masa hidup Anda? Kita harus selalu berharap. Kalau harapan itu hilang maka kita tidak punya apa-apa lagi. Saya percaya lewat sepak bola rasa nasionalisme bangsa ini bisa ditumbuhkan lagi. Saya rasa sepak bola punya power untuk itu. Kalau menurut Pak Wimar, apa yang bisa menggugah rasa nasionalisme? Sepak bola nomor satu. Kita bisa melihat contohnya bukan hanya di negara berkembang, tapi juga ada Jerman, Belanda, Brazil dan negara lainnya. Mengapa sepak bola bisa menggugah nasionalisme? Sepak bola bisa menggugah rasa kebersamaan. Saya percaya, kalau Bung Karno masih hidup pasti sangat sedih melihat nasionalisme bangsa Indonesia sangat rendah. Nasionalisme itu adalah apa yang kita lakukan untuk kepentingan bangsa. Tukang sampah melakukan kerjanya di suatu tempat, kalau kita lihat secara mikro mungkin tidak berpengaruh. Namun kalau ribuan atau jutaan tukang sampah melakukan tugasnya dengan baik maka Indonesia akan bersih. Begitu juga orang yang melakukan tugasnya mengerjakan jalan raya. Jika mereka tidak berpikir untuk diri sendiri tapi betul-betul membuat jalan raya menjadi bagus, tidak korupsi, maka itulah nasionalisme. Jadi berfikir untuk bangsa dan bukan berpikir untuk sendiri dan daerahnya sendiri. Itu nasionalisme yang pragmatis. Sedangkan nasionalisme yang slogan atau diundang datang ke acara, saya tidak tertarik terhadap hal seperti itu. Saya pernah membaca seorang penulis bernama Monica Simbolon yang mengatakan apapun yang kita lakukan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bagaimana menurut Anda? Kalau saya pribadi, hidup untuk sesama dan untuk Tuhan dalam kapasitas masing-masing. Kalau untuk diri sendiri, saat kita mendapat kebanggaan atau harta atau apapun maka itu tak akan membuat kita senang. Saya melihat hal itu bisa dilakukan melalui sepak bola. Di level bangsa untuk nasionalisme. Kalau untuk level pemain seperti yang dilakukan di akademi sepak bola saya yaitu Malang Football Club (www.malangfc.org) yang hadir sejak 2000. Akademi tersebut gratis. Kita tiap tahun membiayai sekitar 25 anak untuk sekolah secara gratis, dan mereka bisa memilih sekolahnya sendiri. Jadi itu cara kita untuk bisa membantu orang-orang yang kurang mampu menyelesaikan sekolahnya dan kita

menggunakan sepak bola untuk memberikan motivasi mereka. Kalau saat di akademi atau klub saya, mereka mendapatkan nilai jelek di sekolah maka kita akan keluarkan. Jadi untuk para orang tua yang ada di rumah, tolong anak-anaknya jangan tidak diperbolehkan main bola. Terserah jika mau main bola, tapi ancam jika nilainya tidak naik maka tidak boleh main bola. Apapun kesukaan mereka, kita gunakan untuk menjadi motivasi mereka. Iya, itu seperti sewaktu Anda sekolah di Los Angeles, AS. Kalau Anda memiliki nilai buruk maka tidak bisa mendapatkan beasiswa, betulkah? Iya. Saya lahir di Kediri pada 1973 di zaman semuanya masih sederhana. Bahkan kakak saya Rainer Scheunemann lahir pada 1966 di zaman Partai Komunis Indonesia (PKI). Saat itu Papa dan Mama saya mau berangkat ke Kota Kediri, tapi tidak bisa karena ada perang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan PKI di hutan, antara Kota Batu dan Kota Kediri. Mereka harus berbalik dan berputar lewat Kota Malang. Akhirnya kakak saya lahir di Kota Turen, di atas balai-balai. Saya sekolah di Indonesia kemudian kuliah di AS dan mendapatkan beasiswa. Di sana kalau kita mendapatkan beasiswa sepak bola atau olahraga apapun, maka kita harus mendapatkan Grade Point Average (GPA) minimal 2,5. Kalau kita mendapatkan nilai GPA di bawah standar tertentu, kita tidak boleh ikut kegiatan olah raga. Kegiatan olah raga merupakan nomor dua, sekolah nomor satu. Pemain bola kadang menomorduakan pendidikan. Pengurus PSSI di Jawa Timur dalam suatu seminar pernah mengatakan kalau anaknya berbakat tidak usah sekolah, main bola saja. Dia membandingkan antara gaji dokter dan gaji pemain bola profesional. Pandangan tersebut kacau sekali, siapa yang menjamin bahwa dia akan menjadi pemain bola dan siapa yang menjamin tidak cedera. Kalaupun dia jadi pemain dan tidak cedera tapi tanpa pendidikan maka dia pasti tidak bisa mengolah uangnya, tidak bisa berhubungan dengan orangorang dari manca negara atau manca kelas sosial. Jadi pendidikan penting sekali, tidak bisa dinomorduakan. Darimana kehadiran Anda dalam dunia kepelatihan di Persema karena saya lihat Anda sudah sering menjadi pelatih? Saya melatih sejak umur 15 tahun. Pemain pertama yang saya latih yaitu Mathias Ibo, yang sekarang menjadi fisioterapis dari Tim Nasional. Dia termasuk challenge terbesar saya. Waktu itu kita masuk final Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, mereka masih berumur 10-11 tahun. Saat kedudukan 1-1 setelah main 2x30 menit, mereka kecapekan dan ditambah kondisi hujan lebat membuat mereka tidak mau main lagi dan mau pulang saja. Jadi saya harus mengangkat semangat dan moral mereka. Akhirnya mereka main kembali dan Mathias Ibo membuat gol yang menjadikan kita menang 2-1. Dari situ, saya pulang dan mencatat bahwa jiwa saya lebih merasa menjadi pelatih daripada pemain. Sebagai orang Jerman, apakah Anda tidak merasa mutu persepakbolaan di Indonesia terlalu rendah untuk Anda? Kalau level kita berada di bawah negara lain tentu saja iya, tapi itu karena policy bukan karena bangsa ini atau bukan karena kemampuan kita. Dari segi bakat, besarnya bangsa dan negara ini, serta dari segi talenta maka kita seharusnya berada di tingkat World Cup. Tidak bisa di Asean Football Federation (AFF) atau Sea Games lagi. Saya paling jengkel jika orang bicara yang kecil-kecil seperti itu. Semua tentu harus dilakukan, tapi hanya sebatas batu loncatan (tapping stone). Tujuannya harus Piala Dunia karena kita negara yang besar dan kita bisa ke sana kalau policynya benar. Karena itu saya mendukung perpindahan Persema ke Liga Primer Indonesia (LPI). Kalau pembaca mungkin tahu saya yang tidak pernah mengkritik satu atau dua orang di PSSI. Misalnya kepada Nurdin Halid, saya tidak pernah mengatakan kata-kata kasar. Saya tidak pernah mempermasalahkan bahwa dia narapidana. Saya selalu mempermasalahkan policy. Orang yang bekerja di bidang sepak bola harus nasionalis, mementingkan bangsa karena ini keinginan bangsa. Kedua, orang tersebut harus profesional, yang betul-betul mampu dan punya waktu bekerja secara maksimal. Itulah yang saya kritik. Lapangan bola di Indonesia dari saya kecil sampai sekarang tetap tidak rata dan malah tergusur. Di mana akademi-akademi sepak bola di Indonesia? Mengapa harus ada orang seperti saya, yang warga negara Indonesia saja bukan, untuk membuat akademi dan mencari sponsor ke kiri-kanan. Saat dapat sponsor pun dari orang AS. Saya mempunyai tujuh anak Papua yang sewaktu saya ambil berumur 14 tahun. Mereka sekarang sudah berumur 16-17 tahun, tinggal di asrama dan akan menjadi bintang-bintang ke depan. Saya tidak mau instant. Saya selalu mendidik karena mereka datang dari daerah yang sangat terpencil. Satu pekan lalu, saya mendapat telepon dari orang AS yang mendukung akademi saya. "Saya lagi di suku Dani, apakah masih ada tempat lagi untuk dua anak? Nanti saya biayai." Saya mengatakan rumahnya sudah tidak memadai, sudah ada tujuh anak. Satu dari Bali, satu dari Surabaya dan lima dari Papua sehingga kita kewalahan karena anak-anak muda ini harus kita ajari dan atasi permasalahannya sehari-hari.

Apakah dia tidak pernah ke sini? Kebetulan dia di sini. Sama dengan saya, tapi dia lahir di Papua. Kebetulan kakak saya juga ada di Papua, dia juga pelatih yang memiliki lisensi B, sedangkan saya memiliki lisensi A. Namun kakak saya hebat sekali, dia doktor filsafat, pendeta di Papua dan pelatih Persipura U-18 Puteri. Semoga Rita Subowo Ketua KONI Pusat membaca wawancara ini bahwa kemarin yang juara di Indonesia untuk Puteri adalah tim Papua. Tim puteri Papua dikalahkan oleh tim puteri kakak saya 3-0. Jadi pemain-pemain terbaik di Papua ada bersama kakak saya. Tetapi mereka tidak ada satupun masuk Tim Nasional yang dipersiapkan untuk Tim futsal SEA Games. Hal itu sebenarnya tidak boleh karena ini menyangkut bukan masalah sepak bola saja tetapi juga persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Cari sponsornya gampang, saya bisa bayangkan wanita memakai baju kebaya atau daerah dan masing-masing membawa bola. Inikan Kartini modern dan mereka sebenarnya nasionalismenya luar biasa. Tapi kenapa tim Sea Games untuk futsal puteri hanya dari dua kota yaitu Jakarta dan Bandung. Apakah Indonesia hanya terdiri dari Jakarta dan Bandung? Itu skandal yang saya tidak mengerti. Cerita sepak bola dan nasionalisme dari Timo Scheunemann ini sungguh menakjubkan dan terlalu banyak untuk dicakup dalam satu wawancara. Saya yakin pembaca ingin mendapat pandangan, bagaimana kita membayangkan krisis yang ada di persepakbolaan Indonesia? Apa perbedaan LPI dengan LSI, dan bagaimana perspektifnya? Saya bukan pembuat kebijakan (policy maker), tapi terus terang saya mendukung sewaktu Walikota Malang Peni Suparto mengalihkan kita dari Insonesia Super League (ISL) ke LPI. Itu karena sudah jelas tidak fair, di ISL banyak sekali pertandingan yang diatur. Kemudian yang paling utama adalah masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Para pembaca harus mengerti mengapa APBD merusak sepak bola Indonesia. Satu, uang dari APBD hanya bisa digunakan tahun per tahun, tidak bisa jangka panjang. Padahal sepak bola Indonesia harus berpikir jangka panjang, tidak bisa mengubah seluruh tim tiap tahun. Kedua, kalau uang dari APBD maka yang mengelola uang adalah orang pemerintah, padahal orang pemerintah belum tentu profesional dalam sepak bola. Ketiga, kalau yang mengelola orang pemerintah, ada kepentingan. Misalnya, si A mau jabatan tertentu dan si B juga mau jabatan tertentu, tapi walikota memilih si A. Si B pasti akan mengupayakan dengan segala cara agar si A tidak berhasil. Akhirnya banyak tantangan yang muncul dari dalam, bukan hanya dari luar. Masalah lain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), banyak sekali orang yang ikut campur karena itu menggunakan uang rakyat (APBD). Akhirnya itu memunculkan banyak koki, sehingga menghancurkan masakan. Kemudian, kalau memakai APBD berarti APBD itu tidak dipakai untuk hal lain. Tidak dipakai untuk lapangan, tidak dipakai untuk akademi. Padahal saya punya perkiraan, dana Rp 3 miliar saja sudah bisa menghidupi akademi untuk SMP dan SMA di seluruh Indonesia dengan setiap kota atau kabupaten memiliki satu akademi. Selama ini dana untuk satu klub katakanlah Rp 20-25 miliar. Dana Rp 25 miliar ini bisa digunakan untuk banyak hal. Misal, Rp 3 miliar untuk akademi, Rp 5 miliar untuk lima lapangan setiap tahun. Bayangkan bagaimana dampaknya untuk lima tahun ke depan. Jadi saya mendukung Arifin Panigoro sewaktu menggagas LPI. Saya tidak mengenal Arifin, saya bukan orang politik, memilih di Indonesia saja tidak bisa. Saya hanya berpikir apa yang bagus untuk Indonesia. Lepas dari APBD ada hal yang bagus, mengapa? Uang yang tadinya untuk tim profesional, bisa untuk akademi dan ke lapanganlapangan bola. Itu alasan utama mengapa saya ke LPI. Apakah tim profesionalnya bisa atau tidak mendapatkan sumber dana menggantikan APBD? Tentu saja ada daerah-daerah yang akan mati. Menurut saya, dua tim teratas di divisi teratas harus bisa menghidupi diri sendiri. Kalau tidak, maka tidak bisa menjadi tim profesional. Kalaupun hanya delapan tim, maka biarkan saja. Namun kalau di divisi tiga bisa mendapatkan dana APBD, maka jumlahnya tidak akan besar. Paling banyak Rp 4 miliar, dan itu sudah bisa untuk menghidupi satu klub asalkan sistem persepakbolaannya regional bukan nasional. Kita selalu berpikir nasional. Kalau nasional butuh banyak uang. Jadi itu tinggal menatanya saja. Menata sistemnya bagaimana caranya agar kita bisa lepas dari APBD. Tapi selama ini, banyak sekali orang-orang yang senang dengan status tersebut karena orang pemerintahan pun banyak sekali yang menikmatinya. Saya tidak mau menuduh, tapi uang Rp 20 - 25 miliar banyak sekali dan bisa main di situ. Kemudian dari pusat juga banyak sekali uang masuk dari sponsor untuk kiri-kanan, mereka bisa pakai untuk dirinya sendiri, bisa dibagi-bagi untuk kalangannya sendiri. Jadi pusat senang. Uang dari sponsor bisa untuk diri sendiri karena tidak perlu diberi ke klub. Klub sudah dapat uang dari APBD. Jadi, pusat senang dan daerah senang. Ini yang merusak Indonesia selama puluhan tahun. Kalau pengurus PSSI diganti, apakah hal-hal yang merupakan kesalahan sistem itu bisa lebih cepat diperbaiki?

Tergantung, orang pesimis mengatakan kalau di Indonesia ada dua macam orang yaitu yang sudah korupsi dan yang belum sempat. Kalau Anda pesimis, maka akan berpandangan seperti itu. Tapi kita tidak bisa hidup pesimis. Saya berharap betul, orang yang masuk nanti berjiwa nasionalis dan profesional. Kompetisi berpengaruh besar pada tim nasional. Kalau kita bicara Piala Dunia maka bisa by pass dengan cara membuat Tim Nasional yang super kuat melalui cara tertentu, sementara masalah kompetisi dibiarkan berlarut-larut? Tidak bisa, itu semua bersangkut-paut. Kalau saya menjadi pelatih di Persema, nasionalisme saya ditunjukkan dengan menjadi pelatih terbaik yang saya bisa lakukan di Malang. Kalau semua pelatih seperti itu maka ujung-ujungnya prestasi Indonesia akan terangkat. Timnas tergantung kualitas tim-tim liga profesionalnya, liga profesional tergantung pemainpemainnya. Dari mana kita mendapatkan pemainnya? Harus dari akademi karena kalau asal dapat saja berarti tidak dididik. Padahal sepak bola juga butuh pendidikan. Jadi akademi di setiap kota akan ada jika APBD dipakai untuk itu, dan itu akan mengangkat kualitas liga profesional. Kalau liga profesional terangkat, Timnas akan terangkat. Jadi dengan semua catatan itu, apakah Anda tetap berpikir wajar untuk mengharapkan Indonesia masuk ke Piala Dunia dengan keterbatasan? Kalau wajar, tidak. Yang berpikir sepertinya sedikit sekali karena mereka sudah apatis. Bagaimana kalau dari segi kualitas pemain? Wah kalau dari segi kualitas pemain, pemain Indonesia bukan hanya jago, tapi jago sekali. Selama ini selalu dicari kambing hitam bahwa pemain Indonesia terlalu pendek, makan tidak benar. Siapa bilang tempe itu jelek? Saya menyuruh para pemain makan nasi merah, tidak boleh nasi putih, kadang nasi jagung, nasi yang zaman saya kecil dulu untuk orang susah. Itu justru bagus. Mengapa petani memiliki tubuh yang kuat? Itu karena mereka makan ketela pohong (singkongred), itu hal yang bagus sekali karena protein dan karbohidrat kompleks itu yang dibutuhkan badan. Banyak sekali hal-hal yang murah tapi sebenarnya bagus. Kalau itu diajarkan di akademi tiap kota/kabupaten di Indonesia, pemain kita akan jago bukan hanya tekniknya tapi hal-hal lainnya juga. http://www.perspektifbaru.com/wawancara/783

Suporter cerdas Suporter teladan

Keinginan DPP Pasoepati memilih agar Persis Solo berlaga di kompetisi resmi PSSI bukannya tanpa sebab dan hanya bersifat emosional. DPP Pasoepati menilai bahwa dengan mengikuti kompetisi di bawah naungan PSSI merupakan jaminan kenyamanan dan masa depan yang lebih baik bagi tim dan juga pemain, dibandingkan mengikuti kompetisi di luar kompetisi resmi PSSI. Dalam siaran persnya Minggu (18/12) siang di RM. Adem Ayem, DPP Pasoepati melalui presiden Pasoepati, Bimo Putranto, bahkan telah memberikan penilaian khusus terhadap liga resmi PSSI dengan liga non resmi PSSI, dalam hal ini liga di bawah naungan PT. Liga Indonesia. Dan berikut ini penilaian DPP Pasoepati terhadap adanya dua liga/kompetisi di Indonesia :

LIGA PT. LIGA PRIMA INDONESIA SPORTINDO (PT. LPIS) : Liga ini diadakan atas sepengetahuan ketua umum PSSI. Ketua umum PSSI sendiri terpilih melalui kongres dan diakui oleh pemerintah Indonesia. Ketua umum PSSI juga diakui oleh AFC dan FIFA. Keuntungan : 1. 2. 3. 4. Nasib masa depan para pemain terjamin aman karena mengacu pada PSSI, AFC dan FIFA. Untuk pencarian sponsor lebih mudah karena liga Legal. Untuk perijinan lebih mudah dikarenakan kegiatan ini di bawah naungan pemerintah. Untuk pembiayaan sudah ada.

Kerugian : TIDAK ADA. LIGA PT. LIGA INDONESIA (PT. LI) : Liga ini diadakan dengan mengatas namakan insan/tokoh sepak bola yang sudah lama bercokol di PSSI sekian puluh tahun dan berkeinginan untuk mengadakan makar atau KLB di tubuh PSSI hasil kongres Solo. Keuntungan : ??? Kerugian : 1. Nasib para pemain pasti terkena sanksi organisasi. Dan ini menyebabkan terhambatnya karir pemain 2. Terpecahnya penikmat bola di Solo. Atas dasar penilaian itulah, DPP Pasoepati berani mengambil keputusan bahwa Pasoepati akan mendukung Persis Solo berlaga di kompetisi resmi di bawah naungan PSSI. Sebaliknya, Pasoepati akan menolak secara tegas keputusan pengurus Persis Solo yang membawa tim mengikuti liga non resmi dari PSSI. Sebagai bagian langkah penolakan terhadap keberadaan liga non resmi PSSI, DPP Pasoepati akan mengadakan pertemuan antara Pasoepati dengan para pengurus Persis Solo yang pro terhadap liga non resmi PSSI. Rencananya, acara pertemuan tersebut akan dilaksanakan pada Kamis (21/12) malam mendatang di Balai Persis Solo. http://pasoepati.net/2011/12/20/inilah-alasan-dpp-pasoepati-pilih-liga-resmi-pssi/ JAKARTA - Di tengah maraknya pembangkangan sejumlah klub dengan memilih tampil di kompetisi yang tidak diakui PSSI, dukungan kepada Djohar Arifin Husin terus mengalir. Kali ini datang dari pendukung setia Persis Solo, Pasoepati. Berbarengan dengan pertemuan yang dilakukan untuk menindaklanjuti dukungan kepada PSSI, tim suporter asal Surakarta ini mengadakan rapat besar sekaligus pengukuhan Korwil Bekasi di Cikarang, Jawa Barat baru-baru ini. Pertemuan dihadiri sejumlah pengurus pusat dari suporter lain, seperti Bonek (Persebaya Surabaya), Lanus (PSCS Cilacap), Paserbumi (Persiba Bantul), Patriot Mania (Persipasi Bekasi), Snex (PSIS Semarang), dan Slemania (PSS Sleman). Semua kelompok suporter tersebut sepakat mendukung penuh kepada Djohar, agar melanjutkan tugas memimpin PSSI hingga empat tahun mendatang, sebagaimana yang diamanatkan dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, beberapa waktu lalu. "Terima kasih kepada Pasoepati, Bonek, dan semua suporter yang memberikan dukungan, Satu pertanda bahwa mereka mengerti permasalahan sepakbola nasional saat ini," kata Djohar menanggapi dukungan dari kalangan suporter atas kepemimpinanya di PSSI.

"Satu hal lagi, mereka mendukung reformasi yang sedang dijalankan pengurus PSSI saat ini," lanjut Djohar menambahkan. Dari Solo, Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Solo menyatakan komitmennya tetap berjalan di jalur yang legal, yaitu tetap di bawah naungan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS). Hal ini bisa dikatakan bahwa Pengcab PSSI Solo tetap akan bekerja sama dengan PT Solo Indomandiri Profesional (PT SIP), perusahaan yang membawahi Persis di PT LPIS saat ini. Tentu hal ini bertentangan dengan pernyataan Pengcab PSSI Solo sebelumnya yang menyatakan mayoritas klub internal Persis lebih memilih bergabung di bawah payung PT Liga Indonesia (PT LI) bentukan Jok* Driyon*. Sekretaris Umum Pengcab PSSI Solo, Ruhban Ruzziyatno, mengungkapkan bahwa Persis yang dibentuk oleh Paulus Haryoto adalah ilegal. Ditambahkan, Rudy (sapaan Hadi-red) sempat marah besar tatkala mengetahui Paulus mendaftarkan Persis ke PT LI secara sepihak dalam pertemuan di Surabaya beberapa waktu lalu plus memalsukan tandatangan Ketum Persis. Saya bingung mereka berani memalsukan tandatangan. Ini jelas menyalahi aturan organisasi. Jangan bikin resah dan kecewakan masyarakat Solo, karena Persis milik warga Solo, bukan segelintir pengurus dan klub anggota, cetus Ruhban. http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=226691:djohar-terus-dapatdukungan&catid=22:rnasional&Itemid=41

Lampiran: ANTV Super Tournament


Penulis: Samdy Saragih
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/12/12/ANT*-super-tournament/ *** Musim lalu sebuah perusahaan rokok menjadi sponsor utama kompetisi sepak bola kasta tertinggi Tanah Air, Indonesia Super League. Djarum namanya. Kalau kita juga suka saksikan liga-liga luar negeri yang ditayangkan televisi Indonesia, perusahaan ini juga sering kita lihat iklannya. Tahun lalu Djarum membayar sekitar 40 miliar rupiah kepada PT Liga Indonesia yang mengelola ISL. Sayang, perginya tiga kontestan ke Liga Primer Indonesia membuat ISL harus rela kehilangan beberapa miliar. Lain ISL lain LPI. Sejak awal break away league ini mengharamkan perusahaan rokok menjadi sponsor. Alasannya bukan murni kesehatan melainkan karena liga profesional di negara lain yang menjadi rujukan sudah tidak lagi disponsori raksasa-raksasa rokok. Karena itu, ketika orang-orang LPI menguasai PSSI, mereka bilang mau-mau saja menerima kembali Djarum asal membayar beberapa kali lipat dibanding perusahaan nonrokok. Pengurus baru PSSI sedari awal gembar-gembor berhasil menggaet perusahaan besar sebagai sponsor kompetisi baru. Apalagi jumlah pesertanya ada 24 yang artinya ada 552 pertandingan semusim! Dan tentu saja klub-klubnya bukan asal-asalan karena punya sejarah dan basis suporter yang kuat. Sayang, entah dapat backing dari mana segelintir pemilik klub menentang kompetisi yang katanya tidak sesuai statuta itu. Beberapa klub itu tetap berkeyakinan kompetisi yang sah diikuti 18 klub dan dikelola oleh PT Liga Indonesia. Liga ini sudah bergulir sejak 1 Desember lalu. Liga resmi PSSI pun hanya diikuti oleh 13 klub. Entah ada hubungannya atau tidak, perusahaan rahasia itu pun sampai kini belum terpampang namanya di pinggir lapangan pertandingan-pertandingan IPL. Bisa jadi, melihat klubklub besar main di ISL, mereka mengurungkan niat karena bisa-bisa buntung yang didapat. Hal yang sama terjadi pula di ISL. Boro-boro dapat sponsor, kompetisi yang memang diragukan sportivitasnya ini, mengalami nasib sama. Bagaimana bisa klub peserta hidup dalam kondisi seperti ini? Kompetisi tahun lalu saja yang punya sponsor lumayan besar seperti Djarum, klub-klubnya masih menyusu APBD. Apalagi sekarang ketika APBD diharamkan. Saya tidak tahu bisikan maut apa yang diberikan PT LI kepada klub-klub. Tak mungkinlah seorang Harbiansyah Hanafiah atau Syahril Taher mau mengelurkan uangnya untuk menyusidi anggotanya. Orang-orang pun mulai menduga bahwa Bakri* berada di belakang semua ini. Dan tampaknya itu benar! Tengok saja siapa yang jadi sponsor utama ISL. Di pinggir lapangan kita hanya lihat logo ANT*selain sponsor klub tentu sajabeserta program-program di stasiun tv milik Nirwan Bakri* itu. Mana mungkinlah sebuah program seperti Kampiun jadi sponsor. Itu artinya, tidak ada sponsor kompetisi selain sebuah stasiun televisi yang menayangkan pertandingan siaran langsung ISL! Hal yang sama berlaku di IPL. Tidak ada lagi berusahaan berprestise seperti Coca Cola ataupun Microsoft. Cuma ada logo MNC Grup beserta tiga stasiun televisinya. Di awal konon MNC mau membayar hingga 100 miliar agar mendapat hak siar. Sudah pasti, berkurangnya jumlah peserta membuat kontrak itu menurun. Paling juga ditambah imbalan bagi perusahaan milik Hary Tanoe itu untuk mendapatkan kembali hak siar timnas yang sebelumnya diserahkan pada SCTV. Inilah keanehan kasta tertinggi liga Indonesia. Saking larisnya, perusahaan televisi mau bayar mahal demi mendapatkan hak siar. Di luar negeri, tentu hal ini sebanding dengan membanjirnya sponsor lain yang bakal membuat kaya operator liga. Sayangnya tidak di Indonesia.

Kalau kita mau cari biang kerok pastilah hidungnya Bakri* yang kita tunjuk. Meski saya kurang suka dengan kepemimpinan Djohar, saya setuju dengan ucapannya ini: Serahkanlah pada kami untuk memimpin PSSI untuk empat tahun ke depan. Jangan diganggu-ganggu seperti ini! Ini adalah ungkapan paling jujur dari seorang yang kita anggap boneka. Betatapun jeleknya, orang-orang LPI jelas lebih mampu membuat sepak bola menjadi industri. LPI si breakaway league yang cuma bermodal Persebaya dan PSM saja bisa mendatangkan perusahaan besar. Apalagi jika klub-klub papan atas lainnya bergabung. Bagaimana perbandingan ISL musim lalu? Yang ada cuma jadi sapi perah oleh Nurdin Halid! Terus dengan Nirwan Bakri*? Saya agak ragu kalau dikatakan pengusaha satu ini mau habiskan uang banyak demi sepak bola Indonesia. Karena saya yakin dia lebih mendapat untung besar dari keterlibatannya di PSSI. Bukan cuma keuntungan politik untuk partai abangnya. Tapi juga uang dari siaran langsung liga Indonesia. Coba kita buat kalkulasi seperti ini: ANT* cuma membayar 10 miliar tiap tahun. Padahal rating laga ISL cukup tinggi hingga berani beradu tayang dengan liga Inggris pada jam-jam prime time. Tentu para pengiklan membayar banyak untuk ini. Hitung dalam semusim berapa pertandingan yang siaran langsung. Ukuran betapa berharganya hak siar adalah tawaran dari ANT* yang mau membayar 13 kali lipat alias 130 miliar (!) apabila PSSI tetap memberi mereka hak siar kompetisi tahun ini. Kalau kita pakai pikiran anak SD, dari selisih 120 miliar ini saja kita bisa menduga: Bahwa selama dua musim ini ANT* sudah dapat keuntungan paling sedikit 240 miliar dari siaran-siaran ISL. Apalah artinya proyek SAD yang katanya dibiayai Nirwan seorang; apalah artinya anggaran Pelita Jaya yang paling 30 miliar semusim; berapalah ongkos naik pesawat timnas ke luar negeri sana. Jelas, dari sini saja keluarga Bakri* bukan rugi, malah untung besar. Saya yakin, ini sudah menjadi pengetahuan di kalangan para pebisnis Tanah Air. Karena itu mereka tak mau mensponsori kompetisi selama masih dikelola keluarga Bakri*. Karena yang paling untung bukanlah klub, bukan pula timnas melainkan Bakri* sendiri ataupun pesuruh-pesuruh mereka di PSSI. Mereka tak ambil pusing apakah klub bisa mandiri atau masih tergantung uang rakyat. Yang penting kompetisi berada dalam genggaman. Bukti sahih lainnya adalah pengakuan Deputi Sekjen PSSI Saleh Ismail Mukadar di koran Jawa Pos beberapa waktu lalu. Saya yakin koran-koran nasional tidak mengutipnya. Katanya: Saya telah menemui perwakilan keluarga Bakri* yakni Rahim Soekasah (untuk bicara rekonsiliasi). Tapi mereka menjawab hanya mau jika mereka diberi hak mengelola timnas dan kompetisi. Untuk urusan pembinaan usia dini, kompetisi amatir, dan sport science diserahkan pada kami (pengurus sekarang). Coba bayangkan kalau kita jadi pengurus PSSI. Ketika sudah jelas segala sesuatu terkait sepak bola berada dalam genggaman PSSI, tiba-tiba wewenang kita diminta oleh orang luar yang jelas-jelas telah gagal selama 8 tahun (bukti kegagalan ini dapat dilihat dari analisis kompasianer Gilang Mahesa di sini). Apa yang bakal kita lakukan? Pilihannya hanya dua: dukung PSSI atau ISL. Secara lebih luas: dukung Bakri* atau Panigoro. Kalau ada orang yang berani bilang netral sedang dia tahu kondisi sebenarnya seperti yang sedikit saya sampaikan di atas, maka tidak ada yang namanya tidak dukung siapa-siapa. Kalau solusinya menghilangkan keterlibatan kedua orang kaya itu jelas tak mungkin karena jaringan mereka yang meluas. Menggabungkan keduanya? Yang ini apalagi! Bahkan pemerintah pun tak bisa berbuat banyak. Karena itu, kisruh ini tidak akan bisa berakhir dalam tempo sesingkat-singkatnya. Polarisasi pendukung sudah semakin jelas. Saya sedari awal mendukung Liga Primer Indonesia. Sekarangpun akan memihak pengurus PSSI. Sebab mereka masih belum kotor dan perlu membuktikan diri lebih baik dari pengurus sebelumnya. Tapi hati saya sulit kalau ditanya kompetisi. Bagaimanapun adanya klub-klub besar, pemain-pemain bagus, serta fanatisme suporter tetap menarik hati saya untuk membuka ANT* tiap pukul tiga sore dan setengah tujuh malam. Sudah bisa ditebak, saya menyaksikan laga-laga sebuah turnamenbukan kompetisi seperti yang diakui ketua umum BOPIyang disponsori oleh ANT*. Melihat dari kacamata legal serta sponsor, bolehlah turnamen ini dinamai ANT* Super Tournament. Bukan Indonesia Super League karena kompetisi resmi yang sah membawa nama negara dan benar-benar sebuah liga hanyalah: Indonesia Premier League. Kejujuran dimulai dari lapangan hijau!

Anteve Bisa Bayar 100 Milyar Untuk Sponsorship? IPO Ini Awal Muasal Kenapa Mereka Harus Mempertahankan ISL
Penulis:Subagyo Hartono
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/09/anteve-bisa-bayar-100-milyar-untuk-sponsorship-ipo-ini-awalmuasal-kenapa-mereka-harus-mempertahankan-isl/ *** Saatnya saya membela ISL dan yang mengaku pemilik Sepak Bola Indonesia. Dengan ketelanjangan laporan keuangan dan janji kepada pembeli saham akan mendapat keuntungan jika membeli saham. Saya jadi mengerti, saya faham. Tapi caranya saja tidak pintar. Untuk membodohi orang Indonesia.

Cuplikan dari penawaran IPOnya Vivanews. Per 31 Desember 2010, TVone dan ANT* menguasai pangsa pemirsa televisi sebesar 11,8% dengan cakupan seluas 170 kota di Indonesia mencapai 143 juta penduduk atau sekitar 63% dari total penduduk Indonesia. Tahun 2010, pendapatan perseroan mencapai Rp. 889,1 miliar atau naik 33% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp. 668,4 miliar yang ditopang oleh peningkatan harga (net rate) per spot ikan, khususnya harga retail spot dan sponsorship. Beberapa rencana pengembangan usaha yang dilakukan perseroan adalah meluncurkan stasiun televisi olahraga baru VIVA Sport di 3Q11, meluncurkan portal internet sepak bola baru untuk memaksimalkan konten sepak bola dari TVone dan ANT*, mengaplikasikan konten gaya hidup lainnya seperti interactive multi -player online game dan e - commerce yang selektif. (Ini Artinya Keuntungan besar sudah depan mata.) Jika dilihat di atas, jika ANTEVE mengeluarkan biaya Promosi 100 Milyar itu tidak masuk akal. Karena itu sama dengan 25% dari revenue. itu baru untuk sepak bola, promosi lainnya? Kalo ini ditanya ke orang marketing jawabannya bisa jadi hahahahahahahaguling-gulingan jangan suka ngelebih-lebihkan ahmau bohong kok ditempat lain dimuat laporan keuangan dengan telanjang. Memangnya orang Indonesia bodoh semua ya????? Hati-hati ah. Lebih baik jujur, bahwa VIVAnews sudah terlanjur janji ke pembeli saham jadi harus ditepati pada pemegang saham. cukup,

Blunder Johar Arifin (lagi 18)


Penulis:Subagyo Hartono
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/13/blunder-johar-arifin-lagi-18/ *** Memang harus ada yang harus dikambing hitamkan dari sebuah kepentingan. Agar masyarakat mendapat kesan bahwa PSSIlah biang keladi. Dan ini menjadi kasus nasional. Ini sama dengan kasus Lumpur, dari eksplorasi perusahaan swasta di arahkan menjadi bencana nasional, agar perusahaan tidak mengganti biaya kerugian, tapi negaralah yang wajib mengganti kesalahan perusahaan swasta. Dari cara bermain yang tidak cantik itu, sayangnya cara-cara itu dipaksakan untuk membuat persepsi yang salah dari buah kesalahan langkah mereka. Djohar arifin telah membuat blunder bagi pihak yang telah menjanjikan saham mereka untung ditahun yang akan datang. VIVA Bola yang direncanakan akan dibuat dengan biaya investasi yang sudah dibayarkan para pembeli lembaran saham bisa berantakan. Pemasukan ANTEVE yang didalam penawaran IPO yang hampir 50% pemasukan group itu juga jadi berantakan. Sekali lagi lihat penawaran IPO ini.

Lihat detail janji Usaha ini maka kelihatan apa yang terjadi

Disini Djarum dijanjikan sebagai income Djohar Arifin memang secara terang-terangan membuat blunder, lihat table dimana DJARUM SUPER LIGA menjadi andalan bagi pemegang saha sebagai income bagi perusahaan di 2011, tapi dalam kenyataannya sekarang di 2011 jadi berantakan. Djohar Arifin juga membuat blunder dengan menggatikan PT LIGA INDONESIA dengan lembaga lain, sehingga mereka tidak bisa menjadi penguasa penuh dunia sepak bola, padahal mereka mempersiapkan portal VIVA BOLA yang menjadi salah satu janji rencana sumber income yang besar bagi group ini. Jadi Djohar dan PSSInya harus dikambing hitamkan daripada pembeli saham, secara serentak menjual saham VIVAnews menjadi berantakan dan sangat murah, atau tidak ada harganya sama sekali. Atau bisa jadi di suspend karena menjanjikan barang yang tidak mereka punyai, seperti janji akan income dari Liga yang sekarang ini jadi turnamen. Jadi persepsi akan sebuah Liga tetap mereka kampanyekan. Sssstttttt, ada api perpecahan dalam VIVANEWS Suka tidak suka mereka dalam sebuah rapat di redaksi (katatanya teman saya yang cerita tentang temannya, yang tidak mau disebutkan namanya) akhirnya mereka berdebat kecil untuk menyelamatkan anti klimaks media. Artinya mereka harus kembali meraih perhatian masyarakat dengan informasi sepak bolanya. Dengan semakin besarnya perlawanan, penulis jalanan melawan media yang terstruktur, membuat media berita ini berkurang populernya, dan

berdasarkan catatan alexa klik ke website yang selama ini menjadi yang terpopuler, trendnya turun! Karena tidak hanya penulis recehan, tapi juga masyarakat yang mulai melihat ketidaksehatan dalam mengambil angle penulisan dan keperpihakan yang kental. Saya harus mengucapkan selamat pada VIVAnews bahwa sekarang dia memasukan klasemen Indonesia Premier League di dalam laporan sepak bola mereka, artinya mereka sudah berusaha membuat cover both side. Dan mereka mengakui PSSI dan Liganya sebagai Liga yang benar. Walaupun jangan berharap pada reportasenya. Mereka akhirnya menyerah pada trend masyarakat yang signifikan tidak membuka site itu. Karena jika mereka meneruskan kegiatan mereka melawan PSSI dan tidak membungkusnya dengan manis, mereka kehilangan masyarakat yang ternyata diam-diam mendukung fakta yang benar, tidak perduli itu PSSI, IPL, ISL atau KPSI. Sayangnya Kelompok KPSI ini kurang mulus dalam membuat strategi, walaupun dana yang digelontorkan ke mereka sudah cukup banyak. Dalam diskusi di dalam Vivanews akhirnya kelompok yang mempunyai idealisme itu akhirnya didengarkan suaranya walaupun dengan segala berat hati dan kalimat, ini bukan berarti kita mengakui kegiatan IPL tapi lebih untuk meraih hati masyarakat. Tapi tidak untuk pemberitaan. Anyway, mereka menyerah juga. Tapi saya harus mengucapkan selamat! Karena berani mengakui IPL walaupun dengan berat hati. Nggak usah malu-malu masyarakat bisa kembali respek jika media memang berani menampilkan kebenaran, saya seperti masyarakat lainnya, berpihak pada hal yang kami pikir benar dengan pilihan berita yang seimbang. Jangan masyarakat dibohongi dan dianggap bodoh, karena sebenarnya semuanya terbuka dan terlihat. Dan cara masyarakt menghakimi adalah dengan tidak mengunjungi website, dan ini bisa jadi awal bencana selanjutnya. Dan janji pada pembeli saham dijamin akan berantakan. Tapi api dalam sekam ini sedang disorot kelompoknya, mereka dibuatkan situasi yang tidak nyaman (ini hanya katanya lho, mungkin juga kabar angin, belum tentu benar) Djohar Arifin telah mebuat blunder banyak pihak. Sehingga dia harus dipaksa mundur karena merusak system yang sudah ada. Dan harus dicari segala macam alasan agar kesannya semua itu kesalahan Djohar Arifin, hingga masyarakat punya persepsi bahwa Djohar yang salah. Kelompok yang dibuat blunder itu adalah: 1. Kelompok usaha yang menggunakan PSSI dan sepak bola sebagai vehicle dan menjanjikannya pada pembeli saham, yang dananya telah dibpakai untuk membayar hutang usaha dan membeli alat untuk perluasan usaha. 2. Kelompok yang biasa menerima setoran dari klub yang klub ambil dari APBD, ini salah satunya juga untuk kepentingan kepala daerah setempat agar tetap popular di masyarakat dengan sepak bola. 3. Kelompok yang selama ini mengatur pertandingan, mengatur hasil dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan ini. 4. Kelompok yang mengatur manipulasi gaji pemain dan dibebankan pada APBD dan juga menjadi pengendali pemain untuk memberikan setoran kepada mereka. Dan juga mereka memilih beberapa pemain untuk bermain di Timnas dengan setoran setelah gaji mereka naik dratis ketika dipasangi title sebagai Timnas. Dan mengagen-i pemain dari lingkar pembuat regulasi, agar mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi pembelian pemain. 5. Kelompok pemain usia tidak produktif yang bermain di liga amatir, yang seharusnya liga amatir itu harus di isi oleh pemain usia U19 dan tanpa pemain asing kelas kambing. Karena liga amatir boleh dibiayai oleh APBD. 6. Kelompok yang selama ini memainkan proyek PSSI dengan segala fasilitas untuk mendapatkan pemasukan pribadi sehingga kebocoran dana dukungan sponsor bocor entah kemana tanpa laporan yang jelas. 7. Kelompok yang memainkan suaranya pada saat konggres, karena memegang suara berarti menunggu siapa yang berani membayar lebih besar. Jadi memang Djohar Arifin telah mebuat blunder banyak pihak, maka dia wajib diturunkan. Lihat berapa jumlah kelompok itu dibanding dengan orang-orang yang ingin sepak bola ini baik. Djohar seperti berjuang melawan raksasa hanya dengan idealisme semata. Mungkinkah? Saya harus mengatakan Djohar memang membuat blunder, kalimat ini tidak salah untuk beliau. Saya hanya bisa melihat dari luar arena, dan beropini dengan apa yang saya bisa lihat. Inilah opini saya tentang blunder yang dibuat oleh Djohar Arifin, yang di bully oleh kelompok anti Djohar Arifin dan PSSI yang profesional. Salam blunder!

Lampiran - Sepakbola Profesional Kita Berada di Level Terendah Asia


Penulis: Gilang Mahesa
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/12/12/sepakbola-profesional-kita-berada-di-level-terendah-asia ***

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa sejak 3 tahun yang lalu AFC sebagai Induk Organisasi Sepakbola di Asia telah mengeluarkan satu ketentuan pemenuhan syarat klub profesional bagi klub klub peserta Liga Profesional yang teregistrasi di AFC. Ketentuan tersebut harus diimplementasikan selambat lambatnya 3 tahun sejak AFC mensosialisasikan ketentuan syarat klub profesional. Ketentuan ini dibuat selain untuk melakukan standarisasi kompetisi sepakbola profesional di Asia dan mendorong percepatan kualitas kompetisi suatu negara sehingga ujungnya akan mendorong level dan prestasi sepakbola suatu negara, regulasi ini digunakan juga untuk melakukan grade klub suatu negara untuk mengetahui prosisi negara tersebut terkait kuota AFC Champhion Leage dan Cup. AFC menetapkan Liga Sepakbola Profesional di Japan, Korea, Qatar, Saudi Arabia, UEA, China, Uzbekistan, Iran, Australia, Thailand dan Indonesia sebagai negara negara yang wajib memenuhi ketentuan klub profesional tersebut. PSSI era Nurdin Halid dengan Badan Liga Indonesia di bawah Andi Darusalam Tabusala dan CEO PT. Liga Indonesia DJok* Driyon* memiliki kewajiban untuk membantu, mendorong dan mengkondisikan klub sepakbola profesional Indonesia selama 3 tahun terakhir sejak 2008 untuk dapat memenuhi ketentuan ketentuan sebagai klub sepakbola profesional.

Adapun yang disyaratkan di dalam ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :

Dan setelah 3 tahun berlalu, tahukah anda dimana prosisi Liga Sepakbola Profesional Indonesia termasuk klub-klub di dalamnya ? ini dia posisi kita sesuai dengan penilaian AFC

Paling rendah dibandingkan dengan seluruh negara yang diverifikasi oleh AFC, bahkan jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia hanya bisa mengumpulkan point separuhnya saja.

Jadi saya tidak tahu apa yang dilakukan PSSI era NH, BLI dan PT.LI selama 3 tahun terakhir ini jika kemudian AFC mengkasifikasi dan menilai pelaksanaan Liga Profesional ( ISL ) dan klub Profesional Indonesia berada dalam level terendah. Bahkan yang lebih menyedihkan, dalam dokumen putusan EXCO AFC soal grade klub profesional di Asia, ada pernyataan AFC sebagai berikut : Indonesia will not be allowed to get an ACL direct slot since they failed to meet many items of AFC Champions League Criteria; however, it will be given one ACL play-off slot to support the development of football in Indonesia

Indonesia dengan ISL-nya di bawah PT. LI dinyatakan AFC sebagai gagal menenuhi banyak kriteria dan hanya belas kasih AFC lah untuk membantu pengembangan sepakbola di Indonesia, Indonesia kemudian diberikan 1 jatah slot play off di AFC Champhions League, menyedihkan. Padahal dengan standar kompetisi yang coba dibuat oleh PSSI dan PT. LPIS di era sekarang ini, Indonesia sebenarnya harusnya mendapatkan jatah slot maksimum sebesar 4 wakil sesuai dengan hitungan AFC sebagai berikut :

Coba kita lihat berapa jumlah maksimal klub sepakbola profesional yang direstui AFC berputar di dalam Liga Profesional di Indonesia, ya benar ada 24 klub dengan maksimum ACL Slot 4 klub Nah, kondisi seperti ini harusnya menjadi perhatian dan pemikiran klub sepakbola Indonesia yang mengaku profesional bahwa ternyata level kita di Asia selama ini sangatlah mengecewakan. Kita semua ( PSSI era Nurdin, BLI dan PT. LI, Klub, Supporter, Pengamat sepakbola, Media ) telah membuang 3 tahun waktu yang diberikan AFC kepada kita untuk membenahi diri kita dan PT. LI dengan ISL nya yang sudah terbukti gagal menurut penilaian AFC dan beberapa klub yang entah mengapa tidak bisa berfikir jernih ditambah beberapa EXCO PSSI yang entah berfikir untuk apa masih juga belum sadar bahkan menambah ruwetnya sepakbola Indonesia dengan tidak mau bergabung dengan langkah langkah yang sedang dilakukan Federasi ( PSSI era Djohar Arifin ) untuk berusaha berjuang menaikkan level sepakbola kita baik secara level kompetisi, level klub dan level prestasi di Asia. Kita tidak bisa memaksa Jepang, Korea, Qatar, Iran, Saudi untuk turun level sehingga sama levelnya dengan kita, tapi kita yang harus bekerja keras dan berjuang menaikkan level kita sehingga berada di level yang sama dengan para raksasa sepakbola Asia tersebut dan itu semua bisa terwujud jika pembenahan sepakbola dilakukan dengan road map yang benar, tidak diganggu dan tidak di politisasi. Saya cukup terkejut dengan pernyataan bahwa hanya PT. LI, DJok* Driyon*, Nirwan Bakri* dan ISL yang paling pantas mengelola sepakbola profesional di Indonesia, 3 tahun berlalu sepakbola ditangan mereka dan lihatlah dimana posisi Indonesia saat ini. Masihkah kita percaya bahwa mereka yang terbaik ? Memang benar bahwa PSSI di era Arifin Djohar juga memiliki beberapa catatan, tapi jika melihat usia mengelolanya yang masih 5 bulan dan terus diganggu oleh kekuatan lama yang tidak mau tahu diri rasanya kita harus memberikan kesempatan kepada PSSI untuk melakukan rencana kerjanya memperbaiki level sepakbola Indonesia. Mungkin setelah 1 tahun kita akan bisa mengukur dengan baik dan jernih berdasarkan variable ukur yang sudah lebih jelas. Korban pertama dari kelakukan PT. LI dengan ISL nya adalah Persipura Jayapura yang tidak dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan AFC kepada Indonesia di ajang AFC Champhions League. PSSI sebenarnya sudah mendaftarkan Persipura pada tanggal 31 Oktober 2011 ( jadi tidak benar bahwa PSSI tidak mendaftarkan Persipura ke AFC seperti yang disampaikan beberapa pihak belakangan ini di Media dan jejaring sosial )

Hanya kemudian ada persyaratan yang tidak bisa dipenuhi oleh Persipura sebagai syarat kepesertaan AFC Champions League berdasarkan regulasi AFC dan itu akibat dari terbujuknya Persipura mengikuti ISL nya DJok* Driyon* yang jelas jelas berada di luar struktur kompetisi yang diakui seluruh federasi ( PSSI, AFC, FIFA ) Di dalam regulasi AFC soal kriteria klub peserta ACL disebutkan : Club who participate in ACL 2013 must be authorized as a licensee from the Member Association / League, which are the licencor by 2013 in accordance with the appoval prosedure in the Club Licensing Regulations. The league governing body is legal entity governed by its football association. The league has an auditor. Di ketentuan yang lain disebutkan sebagai berikut : (a) It recognises as legally binding the statutas, rules and regulations and decisions of FIFA, AFC, The National Association and if they exist of the national league (d) at national level, it will play in competitions that are recognises an d endorses by the national association ( e.g national champhionship, national cup ) untuk melihat semua regulasi tersebut anda tinggal masuk ke situs AFC di http://www.theafc.com/en/resources/regulations-a-guidelines

Jadi ketika kemudian PSSI menyampaikan sebuah fakta bahwa Persipura memilih untuk tidak bermain di struktur kompetisi resmi di bawah PSSI, maka AFC dengan kewenangannya membuat keputusan berdasarkan fakta fakta yang disampaikan oleh PSSI untuk mencoret Persipura sebagai salah satu peserta play off ACL 2012. Regulasi lah yang mencoret kepesertaan Persipura, tapi kalau kita mau jujur menilai siapa yang sebenarnya mencoret Persipura maka kita harus jujur mengatakan rayuan bodoh dan gombal nya PT. LI dan ISL serta DJok* Driyon* lah yang telah menyebabkan Persipura memposisikan dirinya untuk di coret sebagai peserta play off ACL, jadi mengapa kemudian sekarang ada langkah langkah sistematis yang menyalahkan PSSI terkait hal ini bahkan sebagai pintu masuk untuk pelaksanaan KLB, bukankah PSSI sudah menjalankan fungsinya dengan baik dan benar sesuai dengan regulasi, mereka mendaftarkan Persipura pada tgl 31 Oktober 2011 dan mereka juga menyampaikan fakta fakta soal Persipura kepada AFC, Persipura harus berani menanggung konsekuensi dari langkah yang sudah diambil. Persipura bukannya tidak tahu bahwa jika ia memilih bersama DJok* Driyon* dan ISL ia akan kehilangan kesempatan bermain di ACL sebagaimana yang disampaikan oleh Benhur Tommy Manu Ketua Umum Persipura ke beberapa media jauh sebelum Persipura akhirnya memilih bergabung dgn DJok* Driyon* dan ISL nya. Korban kedua tentunya adalah Klub dan para pemain, pengakuan BOPI yang hanya memberi izin PT. LI untuk menyelenggarakan Turnamen dan bukan Liga telah membuka mata kita bahwa klub dan pemain yg bermain di ISL sudah terperangkap dalam kebohongan yang dibuat oleh DJok* Driyon* dkk. Mereka menjadi klub dan pemain yang bukan apa apa, bukan siapa siapa dan tidak akan kemana mana dalam struktur kompetisi sepakbola Indonesia. Coba lihat struktur kompetisi mana yang diakui FIFA sebagai otoritas tertinggi sepakbola dunia, anda tinggal masuk ke situs FIFA untuk melihat bahwa saat ini FIFA hanya mengakui struktur kompetisi resmi di bawah PSSI dan PT. LPIS Indonesia Premier League http://www.fifa.com/associations/association=idn/nationalleague/results.html

Saya jadi cukup kaget, kecewa dan sedih juga ketika ada pemain klub ISL yang dengan bangganya mengatakan lebih baik memilih klub daripada bermain untuk Team Nasional bahkan ada yang dengan bangganya mengatakan bahwa bisa apa Team Nasional tanpa kami padahal mereka saja tidak bisa memberikan prestasi apa apa bagi bangsa ini. Jika saya adalah pelatih team nasional saya sudah pastikan tidak akan merekrut pemain model begini kedalam sebuah team nasional sebelum dia belajar arti loyalitas kepada bangsa dan loyalitas kepada bangsa itu bukan sesuatu yang dikatakan di depan media, ditulis di dalam sebuah blog pribadi atau dinyatakan dalam curhat di twitter, loyalitas itu harus di buktikan dengan sikap dan tindakan bukan sekedar kata-kata dan curhat lebay di twitter. Saatnya sekarang seluruh insan sepakbola Indonesia menyadari mau dibawa kemana masa depan sepakbola Indonesia, dengan fakta - fakta yang dirilis oleh AFC dan FIFA tadi harusnya membuka mata siapa saja untuk melihat siapa sesungguhnya yang menyebabkan kisruh sepakbola Indonesia 3 tahun belakangan ini. Kita berharap PSSI yang

secara legal adalah federasi yang sah dari sisi hukum formal dan regulasi FIFA/AFC untuk dapat memerankan dirinya dengan benar melakukan pembenahan sepakbola nasional, dimulai dengan secara bijaksana mengundang klub - klub yg saat ini mungkin sedang lupa untuk berbicara dari hati ke hati seperti bapak kepada anaknya. Mungkin mereka memang nakal dan harus di hukum, tapi lakukanlah dengan bijaksana. kalaulah kemudian mereka tetap membandel untuk tidak kembali ke Rumah Sepakbola yang resmi, itu adalah sebuah pilihan, kita harus menghormati itu, dan ketika telah memilih mereka seharusnya konsekuen terhadap dampak dan akibat yang akan diterima dari pilihan tersebut, jangan jadi pengecut dan jangan jadi pengganggu ! Semoga penilaian AFC dan FIFA soal sepakbola kita lebih jujur dan membuka mata hati kita semua atas semua kisruh yang terjadi di sepakbola kita saat ini. Catatan : Foto diambil dari situs surat kabar harian pelitaonline.com berdasarkan search di google.co.id Data - data diambil dari situs http://www.the-afc.com/en/resources/regulations-a-guidelines Dokumen surat didapat dari sumber yang dapat dipercaya langsung di terima oleh penulis dalam bentuk surat elektronik, nama sumber tidak dapat dipublish sesuai dengan kesepakatan dengan penulis @gilang_mahesa

Lampiran - Prof. Djohar Arifin Belajarlah dari Platini Memimpin UEFA (Perjuangan Melawan LUPA)
Penulis: Ken Hirai
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/11/27/prof-djohar-arifin-belajarlah-dari-platini-memimpin-uefaperjuangan-melawan-lupa/ ***

Membandingkan seorang Djohar Arifin dengan legenda sepakbola dunia Platini tentulah sangat tidak layak dan tidak pada tempatnya. Tetapi mencontoh langkah PLATINI dalam membangun REKONSILIASI sepakbola Eropa tentu bukanlah sebuah kesalahan. Platini mampu mensinergikan klub-klub besar penguasa Liga Eropa yang sudah mapan dengan klub-klub gurem Eropa Timur melalui program rekonsiliasinya. Masalahnya Platini di pilih secara sah dalam pemilihan normal tanpa ada revolusi berdarah-darah, sedangkan Djohar Arifin dipilih melalui Kongres Luar Biasa dan didahului oleh REVOLUSI PSSI. Memimpin paska revolusi tentu berbeda suasana dan kondisinya dengan memimpin dalam kondisi normal. Dalam revolusi ada pihak yang merasa disingkirkan secara tidak hormat. Jadi dalam kasus Djohar Arifin ada tiga kata kunci yaitu REVOLUSI, KONGRES LUAR BIASA dan REKONSILIASI. Tiga kata kunci REVOLUSI, KONGRES LUAR BIASA dan REKONSILIASI inilah yang sudah dilupakan oleh pecinta sepakbola di Indonesia. Mereka tidak sabar menanti buah REVOLUSI dan REKONSILIASI PSSI. Untuk ke-sekian kalinya saya harus menggunakan kata kunci MELAWAN LUPA dalam tulisan saya. Sungguh, bangsa besar ini sepertinya benar-benar telah menjadi bangsa yang pelupa. Rasanya sangat berat perjuangan MELAWAN LUPA. Sepertinya belum lama ketika ribuan supporter Indonesia dan para pecinta sepakbola di seluruh penjuru tanah air turun ke jalan menyerukan Revolusi PSSI untuk menurunkan rezim TRIO N (Nurdin Halid-Nirwan Bakri*-Nugraha Besoes) yang dianggap gagal memajukan sepakbola nasional. Ketika itu, Pemerintah melalui MENPORA, KONI, DPR, LSM, pecinta sepakbola dan SUPORTER pun bahu-membahu beramai-ramai mendukung revolusi PSSI tersebut. Hingga akhirnya gema Revolusi PSSI pun sampai ke markas besar FIFA di Swiss. Hingga FIFA pun akhirnya turun tangan dan meng-AMANAT-kan kepada PSSI untuk melakukan REKONSILIASI dan hanya menyelenggarakan sebuah kompetisi di bawah naungan PSSI. Dan seperti kita ketahui bersama, Prof. Djohar Arifin pun berusaha memenuhi amanat FIFA tersebut dengan merangkul klub-klub ISL dan klub-klub IPL untuk berkompetisi bersama di bawah panji PSSI dengan syarat klub harus professional TANPA DANA APBD. Sekali lagi saya tekankan disini professional TANPA DANA APBD. Langkah Djohar Arifin sejalan dengan tindakan Platini yang mengakomodasi klub-klub gurem Eropa Timur yang telah mendukungnya dalam kongres pemilihan ketua UEFA namun tetap memberi tempat pada kelompok G-14 yang berisi klub-klub kaya Eropa. Sayangnya niat baik Prof. Djohar Arifin untuk melakukan REKONSILIASI sesuai AMANAT FIFA tersebut ditolak oleh mayoritas klub-klub ISL yang sudah terlanjur nyaman dengan DANA APBD. Maka berbagai alasan pun mereka caricari, dari isu pelanggaran statuta, pemecatan Riedl, klub gratisan hingga klaim bahwa PT Liga Indonesia lebih professional di bandingkan PT lain yang belum bekerja. Sungguh alasan yang sengaja dicari-cari sehingga TIDAK MASUK AKAL dan menunjukkan gejala AMNESIA SEJARAH.

Sekarang mari kita bedah satu per satu alasan-alasan yang dikemukakan oleh para pembangkang PSSI. Sekedar mengingatkan kembali, mari kita menengok ke belakang sejenak. Lebih dari 8 tahun, PSSI era NH-NB-NB dan PT LI menjanjikan upaya untuk mendongkrak profesionalisme klub. Tapi 8 tahun telah berlalu hasilnya TIDAK ADA SATU pun klub professional murni yang lahir di era NH-NB-NB. Bahkan yang terjadi adalah PENGGUNAAN DANA APBD yang berlangsung secara terus menerus, penggunaan DANA APBD besar-besaran di hampir semua daerah untuk kepentingan klub yang disebut profesional. PSSI era NH-NB-NB telah meracuni klub-klub ISL dengan janji professionalisme klub melalui uang rakyat APBD. Lucunya, klub-klub ISL pengemplang APBD meng-klaim sebagai klub professional, mereka merasa nyaman menggunakan dana APBD, sungguh gejala AMNESIA AKUT.

PENGGUNAAN Dana APBD untuk klub-klub ISL telah memunculkan ketergantungan yang sangat akut. Ibarat pecandu Narkoba, klub-klub ISL tidak bisa hidup tanpa suntikan Dana APBD. Para Pengurus klub tinggal main lobi ke pimpinan daerah (PEMDA) dan DPRD agar setiap tahun mendapat kucuran Dana APBD. Tentu saja dengan potongan sana-sini dan amplop yang berseliweran. Hingga kini, saya punya beberapa pertanyaan yang belum tahu jawabannya. PT LI dibawah kendali Andi Darussalam Tabussala (ADT) dan Jok* Driyon* (JD) sudah mengelola kompetisi selama bertahun-tahun. Kemana kah uang hasil kontrak hak siar TV, miliaran rupiah dana APBD, dana sponsor, bantuan pemerintah dll?????????? Mengapa PT LI tidak mau di audit oleh auditor independent berkelas intersional????? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang sulit menemukan jawabannya Jadi masihkah anda berpikir PT LI lebih professional dibandingkan PT lain????? Alasan lain yang mereka kemukakan adalah mengenai Klub Gratisan. Alasan tersebut justru telah menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengidap amnesia. Amanat FIFA sudah sangat jelas REKONSILIASI. Masuknya klub LPI adalah bagian dari pelaksanaan amanat FIFA, untuk mengakomodasi LPI. Lagipula, empat klub tersebut adalah anggota lama federasi yang telah berjasa sebagai pemicu REVOLUSI PSSI. Klub-klub lain peserta LPI justru dibubarkan dan melebur dengan klub-klub yang sudah ada. Peleburan dua kompetisi juga bukan barang asing bagi Indonesia. INGATINGAT!!!!! Penggabungan kompetisi Galatama dan Perserikatan. Liga Sepakbola Utama (Galatama) yang tidak mengenal sistim degradasi-promosi dilebur dengan Divisi Utama Perserikatan yang bertahun-tahun menganut sistim degradasi dan promosi. INGATINGAT!!!! Platini yang lahir dan besar dalam kultur sepakbola Eropa juga tetap mengakomodasi klub-klub gurem Eropa Timur yang telah mendukungnya dalam pemilihan ketua UEFA dan memberi kesempatan pada klub-klub tersebut berkompetisi bersama klub-klub besar Eropa yang sudah mapan secara ekonomi dan prestasi. Jadi masihkan kita lupa sejarah??????? AYO Saatnya MELAWAN LUPA Saran saya buat PSSI, daripada sibuk menuruti keinginan klub-klub ISL yang tidak masuk akal dan selalu mencari-cari kesalahan, lebih baik PSSI fokus menggelar kompetisi yang benar-benar bersih, professional dan bebas dari dana APBD. INGAT!!!! BERSIH, PROFESSIONAL, Bebas dari DANA APBD. Toch, AFC hanya mensyaratkan minimal 10 klub dan syarat tersebut sudah dipenuhi oleh PSSI. Biarkanlah klub-klub ISL pembangkang itu LUPA dan AMNESIA SEJARAH, yang penting PSSI di bawah kepemimpinan Prof. Djohar Arifin terus berjuang MELAWAN LUPA. Seperti PLATINI yang menolak secara tegas permintaan klub-klub besar Eropa yang sudah mapan secara ekonomi. Platini telah memberi pelajaran berharga pada pimpinan federasi bahwa dalam REKONSILIASI diperlukan KETEGASAN. Jadi mari kita bergandengan tangan untuk perjuangan melawan lupa dan kita sambut Kompetisi Liga Prima Indonesia dengan sebuah harapan besar UNTUK SEPAKBOLA NASIONAL YANG LEBIH BAIK dan BERPRESTASI.

Kejahatan Media: Dubbing di Laga Sepakbola


Penulis : Bubup Prameshwara, SH
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/01/09/kejahatan-media-dubbing-di-laga-sepakbola/ *** Lagi, lagi, dan lagi. Entah ini yang keberapa kalinya ngebahas soal kejahatan media dalam menyikapi kekisruhan yang terjadi di persepakbolaan tanah air. Mungkin tim P.S.K sudah menyorotinya dalam 7 artikel yang mengambil tema yang berbeda-beda (tetapi tetap satu juga! satu parahnya maksudnya). Lantas, P.S.K punya kabar baru apa nich mas Bup? Hmmz, gimana yah. Soalnya ini modus kejahatan terbaru yang sangat-sangat menyedihkan. Modus yang sangat aktual, cadas, edan, licik, dan seabrek sebutan lainnya yang sengaja nggak gue tulis karena ntar malah jadi panjang jek (kalo jadi panjang kan gue gk enak, soalnya takut dikira nyindir yg ingkar nadzar). Baiklah, tanpa harus menunggu jeda iklan, langsung saja ane beberin hasil investigasi asal-asalan yang dihimpun oleh P.S.K didapat dari pasukan telik sandi. Tapi sebelumnya, sebagai pengantar dari redaksi, bagaimana kalau kita refresh sejenak biar otak tidak tegang? Santaaaai Masih suka menyaksikan stasiun televisi kepunyaan bos kamu tahu siapa nggak nich jek, gan, coy, brur? Kalau ini artikel mau menceritakan bentrok pemain Persiram atau juga Aremania ngamuk di Stadion Kanjuruhan saat laga lanjutan ISL Aremania vs Persiram, pasti dibilang basi dan mengundang komentar ah, basi itu mas, emang bentrok kaya gitu disini udah langganan koq. Yasudah, kalau soal striker PSPS, Zaenal Arif yang memukul Heru Nerli saat laga PSPS vs Mitra Kukar, pasti juga dijawab itu juga sama seperti diatas maaaas, tawur juga. Sudah pernah dibahas toh, yaudah nggak usah ngotot, gitu aja koq repot. Tapi nggak dibahas di ANT* dan Tv0ne kan? (halah, pertanyaanmu tendensius mas) Baiklah, sekarang serius. Mohon ijin dulu buat nyiapin kopi, yuk serius yuk. Mas, mbak, pak, bu, admin, mulai serius yuk. Oke, setuju? Sipp, lanjut gan *** Menyaksikan laga lanjutan ISL antara tuan rumah Arema melawan tamunya Sriwijaya FC, sungguh sangat menarik sekali. Terutama dukungan Aremania yang membludak dan menambah pertandingan makin semarak untuk ditonton. Tapi disini kita akan mencoba membahas mengenai angle camera pada pertandingan tersebut. Camera beberapa kali men-take antusiasme suporter membludak yang luar biasa tersebut. Bahkan saat pemain mendribel bola di sisi jauh, sebagian suporter yang ada di tribun pun ikut tersorot. Coba bandingkan angle camera saat laga lanjutan Divisi Utama PT LI antara Persebaya melawan Persih. Berikut ini adalah 3 kejanggalan dalam laga tersebut : 1. Sangat jarang sekali camera mengambil gambar suporter yang mendukung kesebelasan yang berlaga ini. Camera lebih banyak difokuskan pada pergerakan bola, pun saat bola berada di pinggir sisi jauh lapangan, sedapat mungkin memotong perbatasan tribun penonton. 2. Dari poin no.1 memunculkan keanehan baru dan mungkin sangat tidak masuk akal. Hal yang sangat aneh tersebut yakni suara suporter terdengar sangat nyaring sekali di televisi. Lagu-lagu sebagai penyemangat tim yang bertanding pun sangat lantang dan serempak seperti dinyanyikan oleh ribuan atau bahkan puluhan ribu suporter (emang pas laga itu ada berapa juta suporter mas Bup?). Tentu saja ini menimbulkan kejanggalan yang sangat berdasar, entah dimana suporternya tapi koq suaranya membahana riuh sekali. 3. Keanehan yang sangat-sangat ganjil dan tidak masuk akal adalah, diantara riuh-rendah nyanyian para suporter yang membahana memenuhi speaker di televisi, terdapat yel-yel atau nyanyian penyemangat yang berbunyi Andi Oddank, Bonek haus golmu. Plakk, emangnya Andi Oddank itu pemain mana ya? Halooo, sekarang Andi Oddank sudah jadi kapten klub di PSM Makassar tuh boss ***

Mengingat : stasiun tivi ini kerap melakukan kebohongan Menimbang : kejanggalan poin 1-3 diatas Menyimpulkan : Laga Divisi Utama, Persebaya Surabaya melawan Persih Tembilahan yang disiarkan oleh ANT* pada (7/1) adalah kebohongan publik karena menggunakan DUBBING Tidak ada bukti? Ada saksi banyak pasang telinga yang MENDENGAR fenomena ini di tivi saat laga ini digelar. Hal ini juga menjadi bahan perbincangan hangat di forum lintas suporter. Yaa meskipun yang menangkap fenomena ini tidak sebanyak orang yang menjadi saksi Nadzar sunat Lal* Mar&, tapi dari pertimbangan dan investigasi diatas setidaknya ente-ente semua bisa menyimpulkan sesuai pendapat pribadi masing-masing. Sebagai penutup kali ini, gimana kalau kita akhiri dengan pantun saja, setuju? (yg gk setuju bisulan) 6 x 4 = 24 Sempat gk sempat, wajib sunat! *********** ~~{[["P.S.K"]]}~~ Pengamat Sepakbola Koplaksiana oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

Lampiran - Rapat Akbar Sepakbola Nasional, Hanya Menumpuk Masalah?


Penulis: Lourensius Indra
http://www.bicarabola.com/2011/12/16/rapat-akbar-sepakbola-nasional-hanya-menumpuk-masalah/ *** Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) direncanakan akan digelar di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2011 nanti. RASN ini diprakarsai oleh forum yang mengatasnamakan Forum Pengprov PSSI dan mendapat dukungan dari anggota EXCO PSSI diantaranya L* Nyall* Mattalitti (Ketua Pengprov Jawa Timur) dan Ton* Aprilian* (Ketua Pengprov Jawa Barat). Meskipun agenda masih simpang siur, RASN mengklaim RASN akan dihadiri setidaknya oleh 29 perwakilan Pengprov PSSI dan diharapkan dihadiri oleh 580 anggota PSSI. Meski mengaku mendapat dukungan dari 29 Pengprov PSSI, nyatanya hanya ada empat (4) perwakilan Pengprov yang hadir dalam Forum Pengprov yang diselenggarakan di Hotel Borobudur 14 Desember 2011 lalu yaitu dari dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Maluku Utara dan DKI Jakarta. Selain itu keberadaan perwakilan Pengprov RASN inipun juga patut dipertanyakan setelah Ketua PSSI Sumatera Utara (Sumut) dan Ketua PSSI Sulawesi Utara (Sulut) menyatakan tidak pernah memberi mandat kepada anggotanya dalam pertemuan dengan Sekjen PSSI Tri Goestoro dan beberapa utusan yang mengklaim diri dari Pengprov PSSI Se-Indonesia, di Sekertariat PSSI, Senayan, Jakarta, 23 November 2011. Bahkan Edy Anthony Wendry yang mengklaim sebagai wakil Pengprov Sumut ternyata tidak lagi masuk dalam jajaran pengurus baru periode 2011-2014. Belum lagi ada isu yang beredar adanya rumor bagi-bagi uang dalam RASN tersebut, wajar saja isu ini muncul karena RASN bukanlah agenda resmi PSSI jadi tidak dibenarkan apabila menggunakan uang kas Pengprov untuk menghadiri acara tersebut. Di luar kontroversi diatas dan jadi atau tidaknya RASN, wacana diadakannya RASN ini patut diapresiasi, dengan catatan para penggagas dan pesertanya betul-betul tulus datang dan berdiskusi demi kemajuan sepakbola Indonesia. Semoga harapan ini tidak akan sia-sia belaka melihat wacana agenda yang beredar bahwa muara dari pertemuan ini adalah untuk membentuk PSSI tandingan dengan nama Komite Penyelamatan PSSI yang dipimpin secara presidium oleh beberapa perwakilan anggota. Bahkan kalau pun RASN ini adalah upaya untuk mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) patut dipertanyakan mengapa isu utama dari masalah kompetisi dibelokkan menjadi isu pergantian pengurus. Membentuk PSSI tandingan jelas tidak tidak dibenarkan dalam Statuta PSSI, AFC maupun FIFA. Ketika RASN berdalih bahwa RASN ini adalah wujud dari keprihatinan terhadap kinerja kepengurusan PSSI yang dianggap telah melanggar Statuta dan keputusan Kongres Bali 2011, sungguh lucu apabila mereka melanggar sendiri idealisme mereka untuk menegakkan Statuta. Sedangkan KLB sendiri diperbolehkan dan sesuai dengan Statuta PSSI. Namun mekanismenya jelas seperti yang tertuang dalam Statuta PSSI yaitu diminta oleh Komite Eksekutif (EXCO) atau 2/3 (dua per tiga) anggota PSSI secara tertulis dan mencantumkan agenda yang jelas. Apabila kedua syarat tersebut dipenuhi maka KLB harus diselenggarakan paling lama 3 bulan setelah permintaan dan apabila KLB ini belum diselenggarakan barulah anggota boleh membuat kongres sendiri dan atau meminta bantuan FIFA. Isu Utama Tak Tersentuh KLB sendiri tidak melulu harus mengagendakan pergantian pengurus. Apabila anggota merasa ada kesalahan atau kebijakan yang tidak tepat dari PSSI, maka anggota berhak meminta KLB. Selama ini isu utama adalah carut marutnya kompetisi sepakbola Indonesia yang tercermin dengan adanya dualisme kompetisi. Solusinya tentu saja adalah menggelar KLB dengan agenda membahas mengenai kompetisi sepakbola Indonesia. Isu utama ini malah luput dari perhatian para penggagas RASN. Belum lagi isu pengelolaan sepakbola yang kredibel, transparan dan akuntabel yang belum juga dilaksanakan oleh PT. Liga Indonesia (sebagai penyelenggara kompetisi terdahulu) dan kepengurusan PSSI sebelumnya. Isu ini penting demi kemajuan sepakbola Indonesia, namun sekali lagi

malah tidak tersentuh dalam wacana pembentukan RASN malahan wacananya berbelok untuk mengganti kepengurusan PSSI saat ini dan membentuk PSSI tandingan. Melencengnya wacana pembentukan RASN dari isu utama tersebut jelas menimbulkan tanda tanya besar, apakah memang tujuan utama RASN ini adalah demi kemajuan sepakbola Indonesia, atau hanya sekedar untuk mengambil alih kekuasaan. Sungguh disayangkan apabila penggagas dan peserta RASN yang rasanya mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi tentang sepakbola Indonesia berpikir instan dan memasang kacamata kuda bahwa solusi bagi sepakbola Indonesia saat ini hanya sekedar mengganti kepengurusan. Pergantian Kepengurusan Bukan Solusi Selama ini para penggagas RASN selalu berbicara di media bahwa kepengurusan PSSI saat ini sudah melanggar Statuta dan keputusan Kongres Bali 2011. Namun tidak ada yang pernah bicara gamblang pasal Statuta yang mana yang dilanggar dan kalau melanggar keputusan Kongres Bali 2011, keputusan mana yang dilanggar. Sebagai catatan, penulis pernah mendapat gambar SK PSSI tentang Kongres Bali Januari 2011, namun ada kejanggalan disitu dimana di atas tanda tangan Sekretaris dan Ketua Umum PSSI masih tertulis Kongres tahun 2010. Anggaplah SK Kongres Tahunan PSSI 2011 itu benar adanya, namun keputusannya sebenarnya tidak mengikat. Keputusan yang ada berdasar asumsi yang terjadi pada saat pelaksanaan kongres. Di dalam SK Kongres Tahunan PSSI 2011 yang pernah dibaca penulis, terdapat keputusan dimana kompetisi tertinggi di Indonesia diikuti 18 klub, dan Divisi Utama diikuti oleh 44 klub dan dibagi dalam 4 (empat) wilayah. Nyatanya Divisi Utama PT. Liga Indonesia yang dianggap representasi dari keputusan Kongres Tahunan PSSI 2011 hanya diikuti oleh 22 klub. Hal ini dapat diartikan bahwa sebenarnya keputusan Kongres Tahunan PSSI 2011 tidak mengikat atau PT. Liga Indonesia yang dianggap representasi dari hasil keputusan hasil Kongres Tahunan PSSI 2011 juga telah melanggar keputusan kongres tersebut? Mari kita berandai-andai pula bahwa RASN berjalan dan membentuk kepengurusan PSSI baru. Apakah permasalahan sepakbola Indonesia selesai, ternyata tidak. Kita hitung saja, KLB diadakan 3 bulan sejak pelaksanaan RASN, artinya akan terjadi KLB pada Maret 2012. Lalu dalam KLB memutuskan pergantian pengurus maka akan diadakan KLB lanjutan tentang pemilihan kepengurusan baru yang sebelumnya akan didahului dengan pembentukan Komite Pemilihan, hitung saja akan berjalan selama dua bulan, dan Pemilihan akan terjadi pada Mei 2012. Masalah sepakbola Indonesia bukan hanya sampai disitu, kepengurusan baru nanti harus bisa mengakomodir klub-klub yang sekarang berada di IPL sebagai liga resmi PSSI kalau tetap ingin menggunakan format Liga Super, belum lagi soal dualisme klub-klub yang ada saat ini. Bisa jadi selama setahun sepakbola Indonesia hanya akan berkutat pada kepengurusan dan tidak ada perkembangan sama sekali dari sekarang. Bahkan belum tentu juga dalam setahun tersebut masalah organisasi sepakbola Indonesia dapat selesai. Mari berpikir jernih dan menyatukan tekad untuk secara tulus memperbaiki sepakbola Indonesia. Pergantian pengurus tidak menjamin terciptanya iklim sepakbola Indonesia yang kondusif. Mari kita kembali pada isu utama yaitu pondasi sepakbola Indonesia yang kredibel, transparan dan akuntabel. Untuk itu penulis mempunyai pandangan dan ide untuk memperbaiki sepakbola Indonesia, yaitu ; 1. Dorong kepengurusan lama dan PT. Liga Indonesia untuk melakukan dan menyerahkan laporan pertanggung jawaban beserta laporan keuangan. Kalau perlu lakukan audit ulang supaya dasar kebijakan dari kepengurusan PSSI sekarang maupun nanti menjadi jelas. 2. Wujudkan kepastian hukum dari PT. Liga Indonesia yang selama ini menjadi sengketa, seandainya dianggap perlu bisa diselesaikan lewat peradilan perdata. 3. Kepada kepengurusan PSSI saat ini untuk mengagendakan pertemuan antar klub untuk membahas mengenai kompetisi sepakbola Indonesia setelah adanya kepastian hukum PT. Liga Indonesia, apapun hasilnya. Penggagas dan peserta RASN dapat meminta perjanjian/kontrak terhadap kepengurusan PSSI saat ini untuk secepatnya mengagendakan pertemuan membahas kompetisi Indonesia sekaligus meminta perjanjian/kontrak diadakan KLB dengan agenda pembenahan kompetisi sepakbola Indonesia apabila pertemuan antar klub tidak segera dilaksanakan setelah adanya kepastian hukum terkait sengketa PT. Liga Indonesia.

Rasanya itulah solusi bagi sepakbola Indonesia saat ini. Semoga saja ada kearifan dari penggagas dan peserta RASN nanti dan juga kepengurusan PSSI saat ini untuk lebih mengutamakan kepentingan sepakbola Indonesia, daripada sekedar mencari kekuasaan. Majulah sepakbola Indonesia! *) Lourensius Indra owner : bicarabola.com email : lourensius.indra@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai