Indonesia
Abstract: This study reveals the interests behind football conflicts news in three newspapers in
Indonesia: Kompas, Bola, and Seputar Indonesia. The analysis is based on the political economy
of media theory developed by Vincent Mosco, Graham Murdock, and Peter Golding. Using critical
paradigm with Norman Fairclough’s model of Critical Discourse Analysis (CDA) method, the
findings show that the conflicts in Indonesian football have been produced as issues that legitimate
the strategic position of the football elite power. The media and journalists were drag into the
creation or the legitimation of football elite domination.
Kata Kunci: analisis wacana kritis, ekonomi politik media, sepak bola
Konflik antara Persatuan Sepak Bola anggota Komek tersebut selalu membantah
Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Komite dan menanggapi miring keputusan Djohar
Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) Arifin (Yosia, 2012).
bermula saat Ketua Umum PSSI, Djohar Akibat perlawanan itu, PSSI menindak
Arifin, memutuskan LPI sebagai kompetisi tegas keempat anggota Komek tersebut.
resmi PSSI menggantikan Indonesia Super Mereka dinyatakan melanggar Kode Etik
League (ISL) pada tahun 2012. Keputusan PSSI dan dipecat sebagai anggota Komek
itu tidak didukung bulat oleh semua PSSI. Pelanggaran mereka antara lain,
anggota Komite Eksekutif (Komek) PSSI. memprovokasi klub dan Pengurus Provinsi
Empat dari sembilan anggota Komek yang (Pengprov) PSSI untuk melakukan
menolak keputusan itu, yakni La Nyalla pertemuan di Surabaya, berkirim surat ke
Mattalitti, Toni Apriliani, Erwin Dwi Asian Football Confederation (AFC) dan
Budiawan, dan Roberto Rouw. Keempat Fédération Internationale de Football
213
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
214
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
PSSI. Jumlah tersebut belum memenuhi Sementara itu, PSSI pimpinan Djohar
kuorum untuk menggelar KLB (Kongres Arifin juga menggelar Kongres PSSI di
Tahunan PSSI, 2012). Palangkaraya, bersamaan dengan kongres
Upaya KPSI merebut kantor PSSI KPSI. Hasil kongres itu antara lain
tidak terlaksana. Sekretariat Negara, selaku menyepakati penguatan skorsing bagi 32
pengelola kompleks olah raga Gelora klub yang mengikuti kompetisi di bawah
Bung Karno, Senayan, Jakarta, menolak PT LI. Namun klub-klub tersebut tetap
permohonan KPSI. Usaha melaksanakan berkesempatan untuk kembali ke pangkuan
KLB juga tidak disetujui oleh Menteri PSSI melalui pengajuan permohonan
Pemuda dan Olahraga (Menpora) waktu kepada PSSI dan terpublikasi di media
itu, Andi Mallarangeng. Menurut Andi massa. Langkah masing-masing kubu yang
Mallarangeng, KLB yang diajukan KPSI berseteru tersebut memperkeruh suasana
terlalu prematur untuk menyelesaikan konflik.
permasalahan. Andi Mallarangeng Perhatian media massa terhadap konflik
mengusulkan masing-masing pihak yang PSSI dan KPSI itu, pada kurun waktu 2011-
berkonflik menyelesaikan masalahnya di 2012, cukup serius. Hampir semua media
arbitrase olahraga. memberitakan persoalan-persoalan tersebut
melalui perspektif masing-masing. Kompas,
Perseteruan makin panjang dan berliku
misalnya, setiap hari, antara Januari-
karena masing-masing pihak menyatakan
Desember 2011, menurunkan berita terkait
diri sebagai organisasi sah federasi sepak
PSSI dan KPSI (Tabel 1). Demikian pula
bola Indonesia. KPSI mengaku didukung
dengan Bola dan Sindo.
oleh 452 anggota PSSI. Sebaliknya, kubu
Djohar Arifin mengaku masih sah karena Konflik sepak bola di Indonesia
dipilih oleh kongres PSSI di Solo pada memang sarat kepentingan ekonomi dan
Juli 2011. Pemerintah juga tetap mengakui politik, serta tali-temali dengan industri
Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI. media. Keinginan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) menyelenggarakan
Pada 18 Maret 2012, KPSI
Kongres Sepak Bola Nasional (KSN)
menyelenggarakan kongres di Hotel
pada Maret 2010, misalnya, pertama kali
Mercure Ancol, Jakarta. Kongres ini bagi
diungkapkan saat bertemu dengan pengurus
KPSI disebut sebagai KLB PSSI versi
KPSI. Pada spanduk yang dipasang di Tabel 1 Pemberitaan Konflik Kepengurusan Sepak
Bola Indonesia Januari-Juni 2011
belakang panggung utama kongres tertulis
Media Jumlah Berita
“PSSI-KPSI Extraordinary Congress”. Hasil
Kompas 136
kongres tersebut menetapkan La Nyalla
Sindo 118
Mattalitti sebagai Ketua KPSI, Rahim Bola 479
Soekasah sebagai wakil ketua, dan Hinca Sumber: Diolah dari Kumpulan Kliping Berita PSSI dan
Panjaitan sebagai sekretaris jenderal. LPI di Kompas, Sindo, dan Bola
215
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
216
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
Viva Group melalui ANTV dan TV One. informasi yang salah, maka opini publik
Dualisme liga sepak bola, yakni ISL dan yang timbul adalah opini yang salah
LPI, membuka kesempatan bagi media pula.
lain, selain ANTV dan TV One, untuk Berangkat dari persoalan di atas,
mendapatkan hak siar pula. tulisan ini mendiskusikan konstruksi
Menurut kaidah jurnalistik, konflik ketiga media cetak, yakni Kompas, Bola,
kepentingan sering kali memicu lahirnya dan Sindo dalam konflik PSSI dan KPSI,
bias pemberitaan. Bentuk bias tersebut termasuk di dalamnya kepentingan ekonomi
bisa terwujud pada berita yang memihak politik yang diperjuangkan masing-masing
kelompok tertentu yang berkonflik media dalam memberitakan konflik PSSI
(imbalance), melakukan stigmatisasi dan KPSI. Tulisan ini dibuat berdasarkan
(prejudice), dan memperoleh keuntungan pada penelitian yang mengelaborasikan
pribadi/kelompok atas pemberitaan teori-teori ekonomi politik media dengan
yang dibuatnya. Konflik kepentingan Critical Discourse Analysis (CDA).
pemilik media terkadang membuatnya Gee (1999, h. 95) menjelaskan wacana
mengintervensi kebijakan redaksional (discourse) melalui dua aspek. Pertama,
dan menghilangkan independensi para discourse dengan ‘d’ kecil yang merujuk
redaktur (Wilson, 1996, h. 166). pada bahasa yang digunakan dalam
Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers berkomunikasi. Kedua, discourse dengan
dengan tegas menyebutkan larangan konflik “D” besar yang diartikan sebagai praktik
kepentingan. Larangan itu tercantum pada penggunaan bahasa yang digabungkan
Pasal 1 yang menyatakan “Wartawan dengan praktik sosial keseharian, seperti
Indonesia bersikap independen, menghasilkan cara perpikir, tingkah laku, sikap, nilai-
berita yang akurat, berimbang, dan tidak nilai, dan kebiasaan sang pengguna bahasa.
beritikad buruk”. Tafsir Dewan Pers atas Oleh karena itu, menurut Gee (1999, h.
pasal ini menyatakan “Independen berarti 95), wacana bukan persoalan linguistik
memberitakan peristiwa atau fakta sesuai semata, tetapi juga menggabungkan unsur-
dengan suara hati nurani tanpa campur unsur non-linguistik. Teori-teori wacana
tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain yang berkembang tidak bisa dilepaskan
termasuk pemilik perusahaan pers”. dari pengaruh Michel Foucault. Menurut
Dilema yang timbul dari praktik Foucault (dalam Aur, 2005, h. 145), wacana
konflik kepentingan tersebut yakni dipahami sebagai penjelasan, pendefinisian,
terabaikannya hak publik untuk pengklarifikasian, dan pemikiran tentang
mengetahui infomasi yang benar orang, pengetahuan, serta sistem-sistem
(neglecting the public interest) dan abstrak. Wacana tidak lepas dari relasi
mencederai keberagaman (Croteau & kekuasaan.
Hoynes, 2006, h. 156). Bila informasi Penelitian tentang topik sepak bola
yang diterima oleh publik adalah pernah dilakukan oleh David Kennedy dan
217
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
Peter Kennedy pada 2011. Penelitian yang Sementara itu, Grant (2007) melakukan
berjudul “Toward a Marxist Political Economy kajian ekonomi politik sepak bola Inggris
of Football Supporters” tersebut mengamati dengan judul “An Analytical Framework
kasus pendukung klub sepak bola Liga for a Political Economy of Football”.
Inggris, Everton, melalui pendekatan ekonomi Grant menemukan bahwa ekonomi politik
politik Marxis. Kedua peneliti menyoroti sepak bola menjadi lebih esensial semenjak
rencana perpindahan markas Everton dari terkooptasi oleh elemem-elemen bisnis.
Goodison Park ke stadion Kirkby yang Muncul perdebatan antara paradigma yang
digulirkan sejak 2006. Pewujudan rencana memahami sepak bola sebagai sebuah
tersebut dilakukan manajemen Everton institusi bisnis dan paradigma sepak bola
dengan menggandeng pengembang Tesco sebagai gerakan kultural dan aktivitas
Plc. Di dalam proposalnya, Tesco berencana demokrasi. Perdebatan tersebut diwakili
membangun supermarket raksasa yang buka oleh industri media yang melihat sepak bola
24 jam, restoran, bar, taman bermain, dan sebagai komoditas, suporter yang melihat
hotel berbintang dalam kompleks stadion sepak bola sebagai kegiatan kesenangan
Kirkby. Rencana itu menuai pro dan kontra (pleasure) dan praktik identitas, serta
dari pendukung fanatik Everton. pemerintah yang berusaha menciptakan
Pendukung yang setuju kepindahan ruang regulasi tentang sepak bola dan
itu dianggap telah terjebak propaganda dijadikan ajang promosi gaya hidup sehat.
komersialisasi klub. Suporter Everton Grant (2007) menyimpulkan bahwa sepak
dijadikan sebagai “komoditas palsu” bola membutuhkan kebijakan politik yang
(fictitious commodity) oleh pengembang. lebih “canggih” untuk memastikan bahwa
Sebaliknya, mereka yang menolak sepak bola bukan sekadar komoditas.
kepindahan tersebut dianggap sebagai kaum Meskipun peran pemerintah diperlukan,
tradisional. Kaum tradisional berargumen namun tetap berhati-hati agar tidak
bahwa antara pendukung dan klub terdapat mencederai semangat kompetisi.
ikatan emosional. Kepindahan stadion Penelitian Gustavo Madeiro (2007)
seakan-akan memisahkan jiwa klub dengan yang berjudul “Sport and Power:
pendukungnya. Meskipun Goodison Park Globalization and Merchandizing in the
merupakan stadion tua, mulai digunakan Soccer World” menemukan bahwa pola
sejak tahun 1892, tetapi di stadion itulah transfer pemain tak berbeda dengan teori
klub jatuh bangun untuk menegakkan center-periphery. Klub-klub kaya Eropa
reputasi di kancah persepakbolaan Inggris. membeli pemain bertalenta dari klub-
Kedua peneliti tidak mengingkari bahwa klub miskin Amerika Latin dengan harga
sepak bola Inggris saat ini bersifat sangat murah. Setelah pemain tersebut mengantar
kapitalistik, sehingga suporter dijadikan klubnya berjaya di liga masing-masing,
ladang pemujaan komoditas (fetishism of mereka dijual dengan harga selangit.
commodity) (Kennedy & Kennedy, 2007). Fenomena ini, menurut Madeiro, sesuai
218
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
219
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
220
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
Hal ini telah memberikan kontribusi Wacana, dalam CDA, tidak dipahami
penting pada bangunan penelitian sebagai studi bahasa semata. Bahasa
ekonomi politik tentang bagaimana bisnis digunakan untuk melihat ketimpangan
(produsen), pemerintah, dan aspek lainnya kekuasaan yang terjadi dalam masyarakat.
sebagai kekuatan struktural, berpengaruh Menurut Faiclough (2010, h. 28), dalam setiap
pada praktik komunikasi. wacana terdapat power relation (relasi kuasa),
class relation (relasi kelas), social struggle
METODE (perjuangan sosial), dan hidden agendas
Metode penelitian studi ini adalah (agenda tersembunyi).
Critical Discourse Analysis (CDA) model
HASIL
Norman Fairclough yang didukung
dengan wawancara mendalam dan studi Analisis Teks
kepustakaan. Fairclough membangun suatu Pada isu perseteruan KPSI dan
model yang mengintegrasikan analisis PSSI, Sindo menyikapi langkah-langkah
wacana yang didasarkan pada linguistik KPSI dengan nada sinis. Sindo juga
dan pemikiran sosial dan politik, serta menilai kehadiran KPSI hanya membawa
pada perubahan sosial. Penulis berasumsi kepentingan barisan status quo yang
bahwa pemberitaan media seputar konflik sebelumnya tersingkir dari PSSI. Sindo
persepakbolaan di Indonesia sarat konflik setidaknya melibatkan dua elemen
kepentingan dan kekuasaan. Oleh karena narasumber, yakni KPSI yang direlasikan
itu, CDA model Fairclough tepat untuk sebagai kelompok ilegal serta pengacau, dan
digunakan. Salah satu kelebihan CDA PSSI yang direlasikan sebagai konfederasi
model Fairclough adalah kontribusinya sepak bola yang legal serta diakui oleh
dalam analisis sosial dan budaya, serta pemerintah dan FIFA. Pilihan kata dan
mengombinasikan tradisi analisis teks dalam kalimat yang digunakan Sindo antara lain,
konteks masyarakat yang lebih luas. Fokus “Niat KPSI hanya untuk mengganggu
utama Fairclough adalah bahasa sebagai kinerja kepengurusan PSSI”, “Ancaman
praktik kekuasaan. Fairclough membagi KPSI diabaikan”, “KPSI bukan anggota
analisis wacana dalam tiga dimensi, yaitu dari PSSI”, dan “KPSI tidak dikenal FIFA
teks, praktik wacana, dan praktik sosial- dan AFC maupun lembaga sepak bola
kultural (Fairclough, 2001). Analisis Wacana manapun”.
Kritis yang diperkenalkan Fairclough adalah Ketika memberitakan isu KPSI dan
suatu pendekatan interdisipliner untuk PSSI, Sindo mengidentikkan diri ke PSSI
mempelajari wacana yang memandang (identitas). Hal tersebut bisa dilihat dari
bahasa sebagai bentuk praktik sosial dan cara Sindo menyusun teks-teks beritanya
berfokus pada cara dominasi sosial dan yang selalu mendahulukan kutipan dari
politik yang direproduksi secara tekstual kelompok PSSI. Di samping itu, pendapat-
maupun lisan. pendapat KPSI juga senantiasa diminorkan.
221
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
222
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
223
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
Tiga media cetak tersebut menjadikan Salah satu sintesis dari kuasa
dirinya sebagai “arena pertarungan” wacana simbolik itu adalah instrumen pengetahuan
sekaligus ikut bertarung dalam arena konflik. dan komunikasi, kekuasaan simbolik
Kelompok status quo (PSSI Nurdin Halid) menstrukturkan dan distrukturkan
mendefinisikan kelompoknya sebagai kekuasaan. Kekuasaan simbolik merupakan
kelompok paling sah di mata FIFA dan berhak kuasa untuk mengonstruksi realitas.
mengurus sepak bola di Indonesia. Sedangkan Media nampaknya tidak menyadari bahwa
kelompok reformis (LPI Arifin Panigoro) cara mereka menempatkan subjek yang
dianggap sebagai kelompok yang bersifat lain berkonflik secara binary melahirkan
(the other) karena ditentang oleh FIFA. FIFA kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik
dijadikan sebagai senjata untuk melegitimasi merupakan bentuk kekerasan halus dan
kelompok dominan. Kompas dan Bola tak tampak serta tersembunyi di balik
menunjukkan warna pemberitaan berbeda, pemaksaan dominasi.
meskipun berada pada induk korporasi Kompas, Bola, dan Sindo, sebagai
yang sama, Kompas-Gramedia. Mereka industri media, berusaha memproduksi
seolah-olah “bermusuhan” karena kebijakan teks-teks pemberitaan konflik sepak bola di
redaksional yang berbeda. Indonesia dalam rangka menjaga institusi
Kedua media tersebut menggambarkan bisnis mereka. Ketiga media tersebut
aktor-aktor yang berkonflik dalam struktur terlihat tunduk pada kepentingan pasar
oposisi biner, seperti Nurdin Halid (koruptor) dan kepentingan elit sepak bola nasional.
>< Arifin Panigoro (pembaru), LPI (kompetisi Oleh karena itu, ketiga media tersebut
menjanjikan) >< ISL (pengekang), dan KPSI menyajikan berita konflik persepakbolaan
(Penyelamat Sepak Bola) >< PSSI (tidak di Indonesia dalam metafora pertarungan.
eligible). Praktik oposisi biner yang dilakukan Dua kelompok yang berbeda kepentingan
oleh Kompas dan Bola menunjukkan tersebut dibingkai dalam tajuk pertarungan.
bekerjanya kuasa simbolik sebagaimana Satu kelompok dilabeli status quo, yaitu
digambarkan oleh Bourdieu, yakni bahasa/ mereka yang berada dalam gerbong
wacana merupakan bagian dari aktivitas di kepengurusan PSSI Nurdin Halid, dan
mana sebagian orang mendominasi yang lain. kelompok lain dijuluki reformis, yaitu bagi
Pelaku sosial yang mampu mengakumulasi mereka yang berada dalam kubu George
modal linguistiknya mempunyai kendali atas Toisuta dan Arifin Panigoro.
mereka yang terbatas modal linguistiknya. Ketiga media tersebut, pada tingkatan
Oleh karena itu, bahasa/wacana berperan bisnis, berusaha untuk tetap bertahan. Oleh
penting untuk mendefenisikan suatu karena itu, masing-masing media berusaha
kelompok, memberikan otoritas bagi pelaku mengemas berita konflik persepakbolaan
sosial, serta menghadirkan kekuasaan untuk dengan mengungkapkan commonsense
berbicara atas nama kelompok itu (Bourdieu, publik yang bisa dipahami oleh imaji
1991, h. 166). khalayak, misalnya commonsense publik
224
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
tentang wacana LPI versus Nurdin Halid liput. Fakta menunjukkan bahwa masing-
dan KPSI versus PSSI yang dibuat dalam masing media tidak mengindahkan rambu
nuansa dikotomi salah dan benar. Masing- tersebut. Wartawan dari masing-masing
masing media terjebak dalam perdebatan media menjadi bagian dari konflik tersebut.
dikotomi, sesuai atau tidaknya kedua pihak Misalnya, Yesayas Octavianus (Kompas)
dengan statuta FIFA dan Undang-Undang yang memiliki kedekatan khusus dengan
Sistem Keolahragaan Nasional. Arifin Panigoro (Inisiator LPI), dan Sindo,
Di dalam dimensi ekonomi dan secara institusi, dekat dengan pengurus
politik, peristiwa konflik persepakbolaan PSSI, Djohar Arifin, karena membeli hak
Indonesia diproduksi menjadi isu yang siar LPI. Inilah yang mendorong munculnya
melegitimasi posisi strategis kekuasaan konflik kepentingan pada pemberitaan
elit persepakbolaan. Media dan wartawan konflik persepakbolaan tersebut.
terhanyut dalam penciptaan atau Di balik cara pemberitaan media
pengukuhan kekuasaan dominasi elit yang berbeda-beda itu, tampaknya muara
persepakbolaan. Peristiwa itu dikemas dari itu semua adalah perebutan hak siar
dalam teks sedemikian rupa, sehingga pertandingan sepak bola di Indonesia.
menarik bagi publik. Salah satu hal yang Hak siar adalah kepentingan tersembunyi
sering dilakukan oleh media adalah memberi yang dipendam oleh Kompas-Gramedia
kesan dramatis atas suatu peristiwa. dan MNC Group. Hal tersebut terlihat
Media dan wartawan sering terhanyut saat Kompas TV, bersama MNC Group,
dalam praktik pemberian kesan bombastis menyiarkan pertandingan play off LPI pada
kepada khalayak dengan pemberitaan Oktober 2013. Pada 2014, K-Vision (divisi
yang mengarah pada penciptaan atau TV berbayar Kompas-Gramedia) dan MNC
pengukuhan stereotip. Group menjadi pemegang hak siar ISL.
Cara media memberitakan konflik Untuk memuluskan langkah-langkah
tersebut menunjukkan rapuhnya meraih keuntungan dari sepak bola, CEO
independensi media. Untuk menjaga MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, “rela”
netralitas, media dituntut tidak memihak menjadi Ketua Umum Asosiasi Futsal
kepada salah satu kelompok yang bertikai. Indonesia (AFI). AFI adalah salah satu
Namun, dalam kasus konflik kepengurusan divisi di bawah naungan PSSI. Padahal,
sepak bola Indonesia, media menabrak dalam rekam jejaknya, Hari Tanoesoedibjo
rambu-rambu tersebut. Media membela belum pernah bersinggungan dengan sepak
mati-matian suatu isu bila hal itu menyangkut bola.
kepentingannya dan membiarkannya bila MNC Group menempuh strategi
tidak berkenaan dengan kepentingannya. sinergi antarmedia. Strategi ini menciptakan
Semua ditentukan berdasarkan prinsip efisiensi yang membawa pengaruh pada
pragmatisme. Wartawan dituntut tidak biaya yang dikeluarkan dan profit yang
menjadi bagian dari peristiwa yang mereka diperoleh. Guna mendongkrak keuntungan,
225
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
Sindo tanpa segan-segan melakukan praktik LPI. Sementara yang ada di ISL tidak ditulis.
diskriminatif terhadap ISL. Kompetisi Padahal, Persija LPI itu tidak bermarkas di
tandingan dari LPI ini tidak diberitakan Jakarta. Mereka keliling, kadang-kadang
sama sekali. di Madiun” (Wawancara dengan Decky
Menurut Decky Irawan Jasri, Irawan Jasri, 14 Desember 2014).
wartawan Sindo, sejak saat itu warna Konflik tersebut juga menjadi
pemberitaan Sindo mengenai konflik momentum untuk mengakhiri dominasi
PSSI berubah drastis. Sindo yang awalnya kelompok Bakrie (ANTV & TV One) terhadap
bersikap netral berubah menjadi pembela pengelolaan hak siar pertandingan ISL
PSSI dan LPI. KPSI dan ISL dikecilkan, sejak 2008. Hal ini menunjukkan bahwa
bahkan tidak diberitakan. Produksi teks pertarungan memperebutkan tayangan ISL
selalu mengutamakan narasumber PSSI memasuki babak baru dengan munculnya
dan LPI. Pendapat narasumber dari pihak Kompas-Gramedia (K-Vision). Namun, pada
KPSI, seperti La Nyalla dan Toni Apriliani, sisi lain, sekaligus menunjukkan terjadinya
jarang dikutip. “Keputusan induk usaha praktik oligopoli dalam penentuan hak siar
membeli hak siar LPI membuat semua tersebut. Komisi Pengawasan Persaingan
media di bawah MNC Group mendukung Usaha (KPPU) menengarai terjadi persaingan
keputusan induk. Kita yang di koran juga usaha tidak sehat pada penayangan kompetisi
harus seirama dengan grup” (Wawancara sepak bola nasional itu.
dengan Decky Irawan Jasri, 14 Desember Tingginya animo masyarakat untuk
2014). menonton pertandingan sepak bola
Hattrick, halaman olahraga Sindo, membuat semua yang berkaitan dengan
dipenuhi pemberitaan seputar LPI, seperti sepak bola menjadi objek komodifikasi.
prediksi pertandingan LPI, ulasan hasil Hak siar memiliki nilai jual yang tinggi.
pertandingan LPI dan profil klub atau Oleh karena itu, pemilik media berusaha
pemain LPI. Sindo tidak memberitakan memperolehnya. Keberpihakan MNC
prediksi atau hasil pertandingan di ISL. terhadap LPI tidak lepas dari kebijakan
Menurut Decky, keputusan MNC grup media tersebut membeli hak siar
membeli hak siar LPI menjadi dilema bagi LPI. Pembelian hak siar LPI tersebut
Sindo karena kenyataannya kompetisi ISL melancarkan jalan memiliki hak siar seluruh
jauh lebih baik daripada LPI. Klub-klub pertandingan tim nasional Indonesia.
yang berlaga di ISL adalah klub-klub papan Praktik Sosial Kultural
atas Indonesia. Pengelolaan PT LI juga Berita sepak bola tidak bisa lagi
lebih profesional dibanding PT Liga Primer dianggap sebagai wacana pinggiran yang
Indonesia Sportindo (PT LPIS). Basis bersifat remeh-temeh. Berita sepak bola
penonton ISL juga lebih banyak dibanding telah sejajar dengan berita-berita lain. Tahun
LPI. “Kita dilematis saat itu. Saya, selama 2005 menjadi titik balik industri media
satu musim, hanya menulis Persija yang di cetak di Indonesia. Industri ini mengalami
226
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
titik jenuh yang ditandai dengan terus membeli tabloid. Sedangkan pembaca
tergerusnya jumlah pembaca yang beralih tabloid berjenis kelamin perempuan
ke media online. Namun, pemain-pemain menjadikan berita sepak bola sebagai alasan
besar dan berpengalaman terus melakukan terbesar ketujuh untuk membeli tabloid.
konsentrasi kepemilikan, misalnya praktik Berita sepak bola di tabloid juga menjadi
yang dilakukan oleh dua perusahaan besar pilihan semua kalangan.
media, yakni Kompas-Gramedia dan Jawa Maka, media cetak umum kemudian
Pos. Kompas-Gramedia berkembang berbenah diri dengan cara menempatkan
melalui Tribun Media, sedangkan Jawa berita olahraga sebagai sajian utama mereka
Pos melalui Radar. dan memberi nama halaman olahraga
Permintaan pembaca tentang berita- mereka identik dengan sepak bola, seperti
berita olah raga justru berkembang Sindo yang menamakan halaman olahraga-
signifikan. Data Persatuan Perusahaan nya dengan Hattrick. Hattrick diambil
Periklanan Indonesia (PPPI), pada 2010, dari istilah dalam sepak bola yang berarti
menunjukkan bahwa minat mengikuti seorang pemain mencetak tiga gol dalam
berita sepak bola menjadi alasan kelima satu laga. Berita sepak bola menempati 80%
terbesar konsumen laki-laki dan perempuan sajian olahraga dalam Hattrick, termasuk
pembaca surat kabar. berita mengenai sepak bola Eropa, yakni
Jika dilihat dari sisi status sosial Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia.
ekonomi (SES), golongan AB menempatkan Hattrick menyediakan satu halaman penuh
berita sepak bola pada urutan ketujuh untuk laporan sepak bola nasional. Pada
alasan mereka membaca koran, golongan awal Sindo terbit, 2010, Hattrick muncul
C kelima, dan DE keenam. Umur 20-29 delapan halaman. Namun, kemudian turun
tahun adalah kelompok usia yang paling menjadi empat halaman.
menggemari berita sepak bola. Di Jakarta, Menurut Decky Irawan Jasri, berita
misalnya, pada 2010 harian olahraga Top olahraga identik dengan berita sepak bola,
Skor menempati peringkat ketiga koran sehingga hampir semua media olahraga,
harian terbesar dengan oplah 250 ribu baik yang terbit khusus sebagai koran
eksemplar setiap hari. Top Skor hanya harian olahraga maupun sisipan di media
kalah dari Pos Kota dan Kompas. Bahkan, induknya, menjadikan berita sepak bola
Top Skor mengalahkan media-media besar, sebagai sajian utama (Wawancara dengan
seperti Media Indonesia, Republika, dan Decky Irawan Jasri, 14 Desember 2014).
Suara Pembaruan. Top Skor adalah harian
olahraga pertama di Indonesia dengan berita PEMBAHASAN
sepak bola sebagai sajian berita terbanyak. Pengelola media menyadari bahwa
Sementara itu, pembaca tabloid berjenis sepak bola merupakan olahraga terpopuler
kelamin laki-laki menempatkan berita di Indonesia, sehingga berita-berita yang
sepak bola di urutan pertama alasan mereka berkaitan dengan sepak bola selalu menarik
227
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
228
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
229
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
mendefinisikan sesuatu bahwa yang ini Bangun, H. Ch. (2010, Februari 4). PWI-
KONI lakukan kongres sepak bola.
benar dan yang lain tidak. Diskursus tertentu
Kompas.com. <http://tekno.kompas.com/
yang membatasi pandangan khalayak read/2010/02/04/04333971/pwi-koni.lakukan.
mengarahkan jalan pikiran tertentu dan kongres.sepak.bola>
menghayati itu sebagai sesuatu yang benar. Barker, C. (2004). Cultural studies: Teori & praktek
(terjemahan). Yogyakarta, Indonesia: Kreasi
SIMPULAN Wacana.
Black, J., at all. (1993). Doing ethic in journalism:
Kompas, Bola, dan Sindo adalah
A handbook with case studies. Birmingham,
media massa yang merupakan bagian UK: Greencastle.
dari dua rantai konglomerasi media di Bourdieu, P. (1991). Language and symbolic
Indonesia. Kompas dan Bola dikendalikan power. <https://monoskop.org/images/4/43/
oleh Kompas-Gramedia Group, sedangkan Bourdieu_Pierre_Language_and_Symbolic_
Power_1991.pdf>
Sindo di bawah payung usaha MNC Group.
Croteau, D. & Hoynes, W. (2006). The business
Ketiga media tersebut belum mampu
of media: Corporate media and the public
menjadi kekuatan kontrol atas proses
interest. California, USA: Pine Forge Press
politik yang berlangsung. Media-media (an Imprint Sage Publication Inc).
tersebut justru menjadi corong bagi elit- Detik.com (2011, Februari 9). PSSI tunggu dewan pers
elit yang berkonflik. Media massa nyaris panggil dua media massa. <http://sport.detik.
tak memiliki idealisme dan konsistensi atas com/sepakbola/liga-indonesia/1567609/pssi-
tunggu-dewan-pers-panggil-dua-media-massa>
misi penyampaian kebenaran. Kebebasan
Downing, J. D. H. (2011). Media ownership,
pers pun hanya dipahami sebagai bebas
concetration and control: The evolution
dari intervensi negara dan aparat militer,
debate. Dalam Janet Wasko, Graham Murdock
namun belum dipahami sebagai bebas dan Helena Sousa, The handbook of political
dari intervensi kepentingan pemilik dan economy of communication, (eds.). Oxford,
tekanan pasar. Sementara itu, para pekerja UK: Wiley-Blackwell.
media terjebak pada pelayanan terhadap Fairclough, N. (2001). Languange and power.
kepentingan pemodal dan pasar, sehingga Edinburgh, Scotland: Pearson Education Limited.
230
Afdal Makkuraga Putra, Heru Nugroho, Budiawan. Ekonomi Politik...
231
Jurnal
ILMU KOMUNIKASI VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016: 213-232
232