Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan nikmat sehat dan rahmat beserta petunjuk-Nya kepada kita semua,
tepat waktu.
memadai hasil analisisnya. Oleh karena itu, setiap perangkat daerah perlu
menyusun laporan kinerja yang mampu mengukur kinerja sesuai dengan format
ruang lingkup substansi materi secara normatif dan teoritis, sebagaimana akan
disampaikan oleh instruktur terdiri dari pembuat kebijakan, praktisi, dan akademisi.
Selain itu, tercantum pula ruang lingkup substansi materi secara teknis yang akan
dapat memberikan penguatan bagi ASN, mahasiswa, dan masyarakat umum yang
i
sedang memperdalam kompetensi dalam bidang tata kelola pemerintahan
sepenuhnya bahwa Term of Reference (TOR) ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penyusun. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari berbagai pihak sangat kami terima demi terciptanya Term of
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
1. Tema SmartCourse 4
2. Latar Belakang Tema 4
3. Dasar Hukum 7
4. Tujuan Tema 8
5. Ruang Lingkup Materi dan Instruktur 9
6. Gambaran Umum Peserta 9
7. Metode Pembelajaran 10
9. Penutup 12
Daftar Pustaka 13
iii
1. Tema SmartCourse
4
akan memberikan tingkat kepercayaan pada pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan. Hal ini akan sangat berarti pada langkah menuju good governance
bagi pemerintah dengan monitoring dan evaluasi sebagai poin penting untuk
mencapai akuntabilitas.
Dalam rangka menciptakan sistem pemerintahan yang bersih dan
bertanggung jawab serta mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang mampu
menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien, maka pada setiap instansi
pemerintah diwajibkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi, salah satunya
adalah melalui penyusunan laporan kinerja. Laporan tersebut harus disusun secara
jujur, obyektif, akurat dan transparan. Selain itu laporan kinerja juga harus
memenuhi beberapa ciri laporan antara lain relevan, tepat waktu, dapat
dipercaya/diandalkan, mudah dimengerti, dalam bentuk yang menarik, berdaya
banding tinggi (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, padat dan
mengikuti standar pelaporan yang ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pentunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya
disingkat dengan LKjIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Selain itu, Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah terhadap keberhasilan atau kegagalan tingkat kinerja yang
dicapai. Disisi lain berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dimana dalam
Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2021 dijelaskan terhitung sejak terbitnya Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020, pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi tidak menyusun laporan kinerja tersendiri. Hal tersebut
disebabkan laporan kinerja pemerintah kabupaten/kota/provinsi disusun menjadi
satu dengan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) yang merupakan
laporan atas penyelenggaraan pemerintah daerah selama 1 (satu) tahun anggaran
berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disampaikan oleh Kepala
Daerah kepada Pemerintah Pusat.
5
Adanya laporan kinerja ditujukan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) diartikan sebagai prasyarat setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai cita-cita
bangsa. Dalam rangka mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berdayaguna,
berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan,
akuntabel, efisien dan efektif. Dari pelaporan kinerja juga menghindari berbagai
kemungkinan tindakan negatif yang dapat dilakukan. Upaya ini juga selaras dengan
tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah
perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat,
termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan
kinerja pemerintah daerah. Dalam konteks kebijakan desentralisasi tersebut,
Pemerintah Pusat maupun Daerah memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi tingkat keberhasilan pemerintahan daerah, khususnya
dalam hal pencapaian tujuan otonomi daerah melalui penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang kewenangannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
LKjIP dan LPPD adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada
masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran.
Kinerja Pemerintah Daerah telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan
dalam bentuk LKjIP dan LPPD. Adapun tujuan penyusunan LKjIP adalah untuk
menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta keberhasilan
capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian
kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan LKjIP
juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip good governance,
yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di lingukungan
pemerintah. Sedangkan LPPD digunakan sebagai bahan monitoring evaluasi pada
6
penyelenggaran Pemerintahan Daerah, sehingga dapat dinilai kinerjanya yang
diukur dari indikator-indikator yang telah ditentukan pada setiap sektor atau pada
masing-masing urusan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, menjelaskan bahwa laporan kinerja
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran
perangkat daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan retrospeksi dan dalam kajian
teori dan analisis penyusunan LKjIP dan LPPD di kalangan ASN (ASN).
Selama ini, laporan kinerja instansi pemerintah masih banyak memiliki
kekurangan, seperti adanya kurang penggambaran dari penerapan dokumen
perencanaan dan ketidakseragaman format dokumen antar perangkat daerah. Oleh
karena itu, perlu dilaksanakan sebuah bimbingan teknis, pendidikan, dan pelatihan
bagi ASN, mahasiswa, serta masyarakat umum yang sedang memperdalam
pengetahuan tentang penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah, sehingga
SmartCourse mengangkat tema Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja.
3. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
7
g. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pentunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
4. Tujuan Tema
Materi Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja
melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) disusun dengan tujuan:
a. Meningkatkan kompetensi ASN terkait penyusunan laporan kinerja agar
dapat mengukur kinerja yang telah dilakukan berdasarpkan pada
perencanaan strategis yang sebelumnya telah diterapkan dan harus dicapai.
b. Meningkatkan pemahaman ASN dalam melakukan identifikasi tentang
upaya yang kedepannya akan dilaksanakan dalam perbaikan
berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan
kinerjanya.
c. Meningkatkan kualitas ASN dalam mengembangkan penyusunan laporan
kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga mampu
menghasilkan dan memberikan informasi terkait kinerja yang terukur
kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
d. Memberikan pengetahuan mengenai keterkaitan laporan kinerja dengan
dokumen perencanaan yang sebelumnya disusun oleh instansi pemerintah
bagi mahasiswa yang sedang memperdalam keilmuan bidang laporan
kinerja.
e. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat umum mengenai laporan kinerja
instansi pemerintah dalam upaya memberikan informasi kinerja yang
terukur sebagai wujud perbaikan instansi pemerintah teutama dalam
8
menciptakan sistem pemerintahan yang akuntabel dan bertanggungjawab
serta kinerja sistem pemerintahan yang baik (good governance).
Suhartono
Tips dan Trik Penyusunan LKjIP
4. Winoto, S.AP., 180 Menit
dan LPPD
M.AP
9
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja melalui Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) ini memiliki kelompok sasaran peserta yang terdiri dari ASN.
7. Metode Pembelajaran
10
yang terlibat untuk berdiskusi terkait dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). Diskusi
interaktif merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran interaktif yang dapat
meningkatkan komunikasi, menstimulasi critical thinking, serta kolaborasi antara
peserta dengan instruktur (Petru, 2010). Dalam diskusi interaktif, dapat
diaplikasikan metode pembelajaran lainnya seperti contextual teaching and
learning. Pada metode contextual teaching and learning, peserta dapat
menghubungkan teori dengan kondisi di kehidupan nyata dan memberikan contoh
studi kasus untuk didiskusikan. Contextual teaching and learning terbukti dapat
meningkatkam pemahaman konsep pembelajar (Dewi & Primayana, 2019).
c) Metode Mind-mapping
Agar penyampaian materi dapat dipahami secara utuh dan dapat
diaplikasikan, kegiatan ini memanfaatkan pendekatan melalui Mind-map (peta
pikiran) merupakan diagram yang digunakan untuk mewakili kata-kata, ide, dan
konsep lainnya yang disusun di sekitar ide utama (Adilah, 2020). Pada metode ini,
peserta dapat memetakan konsep- konsep materi yang diperoleh dari penjabaran
pemateri dalam bentuk simbol-simbol, kata-kata, gambar, serta garis-garis dengan
warna. Sehingga poin-poin penting materi terlihat dengan jelas. Penyelenggara
seminar dapat memberikan selembar kertas, atau menggunakan media eksternal
untuk mengumpulkan mind map yang dibuat oleh peserta
1) Pelaksanaan kegiatan:
a. Pemateri memulai dengan memberikan gambaran sekilas topik yang
akan diberikan dalam bentuk peta konsep/mind-mapping berisi alur
substansi topik.
b. Mind-map cukup berisikan kata atau kalimat singkat substansi materi
c. Poin-poin konsep dalam mind-map dapat disertai ilustrasi
gambar/simbol yang berkaitan.
d. Penggunaan warna berbeda untuk masing-masing alur konsep mind-
map dapat membantu peserta lebih mudah menggambarkan konsep
materi.
e. Penggunaan mind-map dapat ditampilkan menyesuaikan kebutuhan
pemateri.
11
f. Mind-mapping juga dapat digunakan untuk penugasan peserta untuk
dibahas pada sesi diskusi.
g. Khusus poin f, pelaksanaannya lebih maksimal digunakan pada
seminar luring.
2) Media pembelajaran:
a. PowerPoint Presentation
b. Prez
c. Xmin
8. Penutup
Penyusunan LKjIP dan LPPD adalah wujud pertanggungjawaban pejabat
publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun
anggaran. Kinerja Pemerintah Daerah telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan
dijabarkan dalam bentuk LKjIP dan LPPD. Adapun tujuan penyusunan LKjIP
adalah untuk menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah,
serta keberhasilan capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan
kualitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui
penyusunan LKjIP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip
good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di
lingukungan pemerintah. Sedangkan LPPD digunakan sebagai bahan monitoring
evaluasi pada penyelenggaran Pemerintahan Daerah, sehingga dapat dinilai
kinerjanya yang diukur dari indikator-indikator yang telah ditentukan pada setiap
sektor atau pada masing-masing urusan.
Dalam rangka memahami mengenai penyusunan LKjIP dan LPPD lebih
mendalam bagi ASN maka diselenggarakannya bimbingan teknis pada kegiatan
SmartCourse. Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran dan indikator
capaian pembelajaran, diharapkan peserta dapat memperoleh wawasan yang lebih
baik dan dapat membantu meningkatkan kompetensi baik ASN, mahasiswa
maupun masyarakat umum dalam memahami penyusunan dokumen LKjIP dan
LPPD sebagai salah satu upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance)
12
Daftar Pustaka
Argote, L., & Ingram, P. (2000). Knowledge transfer: A basis for competitive
advantage in firms. Organizational Behavior and Human Decision Processes,
82(1), 150–169. https://doi.org/10.1006/obhd.2000.2893
Rathakrishnan, M., Raman, A., Haniffa, M. A., & Mariamdaran, S. D. (2017). the
Effectiveness of Drill and Training Methods in Science Subject, (November),
1–9.
13
Lampiran 1. Flyer
14
15
16
Lampiran 2 Rundown Acara
17
18