Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan nikmat sehat dan rahmat beserta petunjuk-Nya kepada kita semua,

sehingga Term of Reference (TOR) kegiatan SmartCourse yang mengangkat tema

Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kinerja melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) ini dapat terselesaikan dengan

tepat waktu.

Laporan kinerja adalah suatu bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas

maupun fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Dalam penyusunan laporan kinerja diperlukan dengan dasar

dalam mengukur kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisisnya. Oleh karena itu, setiap perangkat daerah perlu

menyusun laporan kinerja yang mampu mengukur kinerja sesuai dengan format

yang telah diatur pada kebijakan.

Penyusunan Term of Reference (TOR) kegiatan SmartCourse dengan tema

Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kinerja melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) bertujuan untuk memberikan

ruang lingkup substansi materi secara normatif dan teoritis, sebagaimana akan

disampaikan oleh instruktur terdiri dari pembuat kebijakan, praktisi, dan akademisi.

Selain itu, tercantum pula ruang lingkup substansi materi secara teknis yang akan

disampaikan oleh fasilitator. Dengan demikian kegiatan SmartCourse diharapkan

dapat memberikan penguatan bagi ASN, mahasiswa, dan masyarakat umum yang

i
sedang memperdalam kompetensi dalam bidang tata kelola pemerintahan

khususnya terkait penyusunan laporan kinerja.

Dalam penyusunan Term of Reference (TOR) ini, kami menyadari

sepenuhnya bahwa Term of Reference (TOR) ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penyusun. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari berbagai pihak sangat kami terima demi terciptanya Term of

Reference (TOR) yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Malang, 12 Januari 2023


Ketua Pelaksana SmartCourse,

Mochammad Ubaidillah, S.AP

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
1. Tema SmartCourse 4
2. Latar Belakang Tema 4
3. Dasar Hukum 7
4. Tujuan Tema 8
5. Ruang Lingkup Materi dan Instruktur 9
6. Gambaran Umum Peserta 9
7. Metode Pembelajaran 10
9. Penutup 12
Daftar Pustaka 13

iii
1. Tema SmartCourse

Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan


Kinerja

2. Latar Belakang Tema


Monitoring dan evaluasi merupakan komponen perencanaan yang sangat
penting yang merupakan alat yang mengontrol kinerja perencanaan yang telah
dilakukan di suatu wilayah tertentu. Suatu program ataupun perencanaan pada
dasarnya memiliki tujuan umum dan pengaturan aktivitas yang sangat kompleks
sehingga dibutuhkan monitoring dan evaluasi terhadap suatu perencanaan tersebut
agar nantinya jika ditemui adanya kendala atau permasalahan, maka akan
memudahkan pemerintah dalam melakukan pemecahan masalah yang ada tersebut.
Monitoring dan evaluasi menjelaskan informasi yang relevan dari masa lalu,
aktivitas yang sedang dilakukan saat ini yang dapat dijadikan basis data untuk
program dan orientasi di masa yang akan datang, sehingga nantinya dalam
melakukan monitoring dan evaluasi akan didapatkan data-data mengenai
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya sampai saat ini untuk diolah dan
dievaluasi untuk keperluan di masa yang akan datang Monitoring dan evaluasi
merupakan bagian penting dalam tahapan pelaksanaan pembangunan. Proses ini
merupakan tahapan untuk menilai capaian kinerja kegiatan yang kemudian
dilakukan reviu atas dampak yang ditimbulkan dari pencapaian kinerja tersebut.
Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah sangat penting dilakukan,
sebagai proses pemantauan dan supervisi dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan pembangunan Pengukuran capaian kinerja dan dampak yang ditimbulkan
adalah titik krusial dalam tahap pelaksananaan pembangunan karena dapat
memberikan gambaran seberapa besar hasil dari usaha yang dilakukan. Dengan kata
lain, mengukur kecukupan usaha yang sudah dilakukan untuk mencapai output atau
perlu ada usaha lain yang harus dilakukan. Monitoring dan evaluasi juga
memberikan gambaran tentang kesesuaian proses perencanaan yang telah
dilakukan terhadap fokus dan target yang ditetapkan.
Pengembangan metode monitoring dan evaluasi dilakukan semua negara
untuk mencari bentuk yang paling ideal sesuai dengan karakteristik dan kondisi
khusus yang dimiliki. Metode yang tepat ditambah dengan pelaksanaan yang benar

4
akan memberikan tingkat kepercayaan pada pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan. Hal ini akan sangat berarti pada langkah menuju good governance
bagi pemerintah dengan monitoring dan evaluasi sebagai poin penting untuk
mencapai akuntabilitas.
Dalam rangka menciptakan sistem pemerintahan yang bersih dan
bertanggung jawab serta mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang mampu
menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien, maka pada setiap instansi
pemerintah diwajibkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi, salah satunya
adalah melalui penyusunan laporan kinerja. Laporan tersebut harus disusun secara
jujur, obyektif, akurat dan transparan. Selain itu laporan kinerja juga harus
memenuhi beberapa ciri laporan antara lain relevan, tepat waktu, dapat
dipercaya/diandalkan, mudah dimengerti, dalam bentuk yang menarik, berdaya
banding tinggi (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, padat dan
mengikuti standar pelaporan yang ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pentunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya
disingkat dengan LKjIP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Selain itu, Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban
instansi pemerintah terhadap keberhasilan atau kegagalan tingkat kinerja yang
dicapai. Disisi lain berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dimana dalam
Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2021 dijelaskan terhitung sejak terbitnya Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020, pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi tidak menyusun laporan kinerja tersendiri. Hal tersebut
disebabkan laporan kinerja pemerintah kabupaten/kota/provinsi disusun menjadi
satu dengan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) yang merupakan
laporan atas penyelenggaraan pemerintah daerah selama 1 (satu) tahun anggaran
berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disampaikan oleh Kepala
Daerah kepada Pemerintah Pusat.

5
Adanya laporan kinerja ditujukan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) diartikan sebagai prasyarat setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai cita-cita
bangsa. Dalam rangka mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berdayaguna,
berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan,
akuntabel, efisien dan efektif. Dari pelaporan kinerja juga menghindari berbagai
kemungkinan tindakan negatif yang dapat dilakukan. Upaya ini juga selaras dengan
tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah
perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat,
termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan
kinerja pemerintah daerah. Dalam konteks kebijakan desentralisasi tersebut,
Pemerintah Pusat maupun Daerah memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi tingkat keberhasilan pemerintahan daerah, khususnya
dalam hal pencapaian tujuan otonomi daerah melalui penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang kewenangannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
LKjIP dan LPPD adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada
masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran.
Kinerja Pemerintah Daerah telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan
dalam bentuk LKjIP dan LPPD. Adapun tujuan penyusunan LKjIP adalah untuk
menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta keberhasilan
capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian
kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui penyusunan LKjIP
juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip good governance,
yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di lingukungan
pemerintah. Sedangkan LPPD digunakan sebagai bahan monitoring evaluasi pada

6
penyelenggaran Pemerintahan Daerah, sehingga dapat dinilai kinerjanya yang
diukur dari indikator-indikator yang telah ditentukan pada setiap sektor atau pada
masing-masing urusan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, menjelaskan bahwa laporan kinerja
merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran
perangkat daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan retrospeksi dan dalam kajian
teori dan analisis penyusunan LKjIP dan LPPD di kalangan ASN (ASN).
Selama ini, laporan kinerja instansi pemerintah masih banyak memiliki
kekurangan, seperti adanya kurang penggambaran dari penerapan dokumen
perencanaan dan ketidakseragaman format dokumen antar perangkat daerah. Oleh
karena itu, perlu dilaksanakan sebuah bimbingan teknis, pendidikan, dan pelatihan
bagi ASN, mahasiswa, serta masyarakat umum yang sedang memperdalam
pengetahuan tentang penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah, sehingga
SmartCourse mengangkat tema Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja.

3. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

7
g. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
h. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pentunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

4. Tujuan Tema
Materi Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja
melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) disusun dengan tujuan:
a. Meningkatkan kompetensi ASN terkait penyusunan laporan kinerja agar
dapat mengukur kinerja yang telah dilakukan berdasarpkan pada
perencanaan strategis yang sebelumnya telah diterapkan dan harus dicapai.
b. Meningkatkan pemahaman ASN dalam melakukan identifikasi tentang
upaya yang kedepannya akan dilaksanakan dalam perbaikan
berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan
kinerjanya.
c. Meningkatkan kualitas ASN dalam mengembangkan penyusunan laporan
kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga mampu
menghasilkan dan memberikan informasi terkait kinerja yang terukur
kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
d. Memberikan pengetahuan mengenai keterkaitan laporan kinerja dengan
dokumen perencanaan yang sebelumnya disusun oleh instansi pemerintah
bagi mahasiswa yang sedang memperdalam keilmuan bidang laporan
kinerja.
e. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat umum mengenai laporan kinerja
instansi pemerintah dalam upaya memberikan informasi kinerja yang
terukur sebagai wujud perbaikan instansi pemerintah teutama dalam

8
menciptakan sistem pemerintahan yang akuntabel dan bertanggungjawab
serta kinerja sistem pemerintahan yang baik (good governance).

5. Ruang Lingkup Materi dan Instruktur

Untuk memudahkan pemberian materi dalam kegiatan SmartCourse dengan


tema Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Kinerja melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), berikut ini adalah penyajian ruang
lingkup outline materi dan instruktur yang mengisi masing-masing sesi:

No. Materi Instruktur Waktu

Evaluasi dan Pelaporan


1. Penyelenggaraan Pemerintah Dr. Drs. Akmal 180 Menit
Daerah Malik, M.Si

Monitoring dan Evaluasi


2. Pelaporan Kinerja Instansi Drs. Agus Uji 180 Menit
Pemerintah Hantara, M.E

Konsep Integrasi Monitoring, Dr. M.R. Khairul


3. Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Muluk, S.Sos., 180 Menit
Pemerintah M.Si

Suhartono
Tips dan Trik Penyusunan LKjIP
4. Winoto, S.AP., 180 Menit
dan LPPD
M.AP

5. Building Motivation and Integrity dr. Arief Alamsyah, 180 Menit


MARS, DipI, FM

Praktik Penyusunan LKjIP dan 480


6. Fasilitator
LPPD Menit

6. Gambaran Umum Peserta

SmartCourse dengan tema Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas

9
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja melalui Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) ini memiliki kelompok sasaran peserta yang terdiri dari ASN.

7. Metode Pembelajaran

Kegiatan SmartCourse akan menggunakan beberapa metode


pembelajaran dalam penyampaian materi yaitu:
a) Offline Lecturing Menggunakan Ceramah Interaktif
Pelaksanaan kegiatan SmartCourse untuk ASN ini menggunakan metode
transfer knowledge yang merupakan salah satu metode dalam membagikan
ilmu pengetahuan maupun pemahaman sesuai pada tujuan yang telah
ditetapkan. Metode tersebut sebagai bentuk dalam pengkomunikasian
pengetahuan dari sumber sehingga dipelajari dan diterapkan oleh penerima
(Argote & Ingram, 2000). Dalam memaksimalkan metode transfer
knowledge diterapkan offline lecturing sebagai bentuk penyampaian materi
dari narasumber yang terdiri dari pembuat kebijakan, praktisi, akademisi,
serta peneliti/fasilitator secara offline kepada peserta SmartCourse serta
diskusi interaktif.
1) Pelaksanaan kegiatan;
a. Pemateri memulai dengan memberikan gambaran sekilas topik yang
akan diberikan;
b. Pemateri menjelaskan capaian pembelajaran pada hari tersebut;
c. Pemateri mulai menjelaskan substansi topik;
d. Jeda untuk kuis secara lisan (review materi) atau ice breaking.

2) Media pembelajaran yang digunakan;


a. Power Point Presentation;
b. Infografis, video, atau foto yang mendukung materi presentasi.

b) Diskusi Interaktif Menggunakan Contextual Teaching and Learning


Untuk meningkatkan daya tarik dan efisiensi pelaksanaan kegiatan
SmartCourse, moderator dan instruktur memfasilitasi diskusi interaktif bagi peserta

10
yang terlibat untuk berdiskusi terkait dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). Diskusi
interaktif merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran interaktif yang dapat
meningkatkan komunikasi, menstimulasi critical thinking, serta kolaborasi antara
peserta dengan instruktur (Petru, 2010). Dalam diskusi interaktif, dapat
diaplikasikan metode pembelajaran lainnya seperti contextual teaching and
learning. Pada metode contextual teaching and learning, peserta dapat
menghubungkan teori dengan kondisi di kehidupan nyata dan memberikan contoh
studi kasus untuk didiskusikan. Contextual teaching and learning terbukti dapat
meningkatkam pemahaman konsep pembelajar (Dewi & Primayana, 2019).

c) Metode Mind-mapping
Agar penyampaian materi dapat dipahami secara utuh dan dapat
diaplikasikan, kegiatan ini memanfaatkan pendekatan melalui Mind-map (peta
pikiran) merupakan diagram yang digunakan untuk mewakili kata-kata, ide, dan
konsep lainnya yang disusun di sekitar ide utama (Adilah, 2020). Pada metode ini,
peserta dapat memetakan konsep- konsep materi yang diperoleh dari penjabaran
pemateri dalam bentuk simbol-simbol, kata-kata, gambar, serta garis-garis dengan
warna. Sehingga poin-poin penting materi terlihat dengan jelas. Penyelenggara
seminar dapat memberikan selembar kertas, atau menggunakan media eksternal
untuk mengumpulkan mind map yang dibuat oleh peserta
1) Pelaksanaan kegiatan:
a. Pemateri memulai dengan memberikan gambaran sekilas topik yang
akan diberikan dalam bentuk peta konsep/mind-mapping berisi alur
substansi topik.
b. Mind-map cukup berisikan kata atau kalimat singkat substansi materi
c. Poin-poin konsep dalam mind-map dapat disertai ilustrasi
gambar/simbol yang berkaitan.
d. Penggunaan warna berbeda untuk masing-masing alur konsep mind-
map dapat membantu peserta lebih mudah menggambarkan konsep
materi.
e. Penggunaan mind-map dapat ditampilkan menyesuaikan kebutuhan
pemateri.

11
f. Mind-mapping juga dapat digunakan untuk penugasan peserta untuk
dibahas pada sesi diskusi.
g. Khusus poin f, pelaksanaannya lebih maksimal digunakan pada
seminar luring.
2) Media pembelajaran:
a. PowerPoint Presentation
b. Prez
c. Xmin
8. Penutup
Penyusunan LKjIP dan LPPD adalah wujud pertanggungjawaban pejabat
publik kepada masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun
anggaran. Kinerja Pemerintah Daerah telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan
dijabarkan dalam bentuk LKjIP dan LPPD. Adapun tujuan penyusunan LKjIP
adalah untuk menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah,
serta keberhasilan capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan
kualitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui
penyusunan LKjIP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip
good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di
lingukungan pemerintah. Sedangkan LPPD digunakan sebagai bahan monitoring
evaluasi pada penyelenggaran Pemerintahan Daerah, sehingga dapat dinilai
kinerjanya yang diukur dari indikator-indikator yang telah ditentukan pada setiap
sektor atau pada masing-masing urusan.
Dalam rangka memahami mengenai penyusunan LKjIP dan LPPD lebih
mendalam bagi ASN maka diselenggarakannya bimbingan teknis pada kegiatan
SmartCourse. Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran dan indikator
capaian pembelajaran, diharapkan peserta dapat memperoleh wawasan yang lebih
baik dan dapat membantu meningkatkan kompetensi baik ASN, mahasiswa
maupun masyarakat umum dalam memahami penyusunan dokumen LKjIP dan
LPPD sebagai salah satu upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance)

12
Daftar Pustaka

Argote, L., & Ingram, P. (2000). Knowledge transfer: A basis for competitive
advantage in firms. Organizational Behavior and Human Decision Processes,
82(1), 150–169. https://doi.org/10.1006/obhd.2000.2893

Petru, G. (2010). Interactive Methods – Applications within the Seminar Activities


Interactive Methods – Applications within the Seminar Activities, (January
2010).

Rathakrishnan, M., Raman, A., Haniffa, M. A., & Mariamdaran, S. D. (2017). the
Effectiveness of Drill and Training Methods in Science Subject, (November),
1–9.

13
Lampiran 1. Flyer

14
15
16
Lampiran 2 Rundown Acara

17
18

Anda mungkin juga menyukai