Disusun Sebagai Nilai Kehadiran Pada Mata Kuliah Hukum Administrasi Negara
Oleh :
Diah Melinda
205030100111101
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
SDS (Smart Discussion Series) merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh
platform SMARTID setiap hari kamis dalam setiap minggunya. Pada tanggal 15 April 2021,
pembahasan SDS mengenai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP),
tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman
para peserta diskusi dalam implementasi SAKIP di Pemerintah, baik kabupaten/kota maupun
propinsi se-Indonesia. Komponen SAKIP yang sudah ditetapkan permenPANRB terdiri dari
5 komponen, yaitu: perencanaan; pengukuran; pelaporan; evaluasi; dan capaian kinerja.
Penyampaian materi kedua oleh Pak Agus selakui Plt. Deputi Bidang Reformasi
Birokrasi, Akuntanbilitas Aparatur dan Pengawasan KemenPANRB. Beliau memberikan
pemahaman tentang implementasi reformasi birokrasi dan SAKIP pada pemerintah daerah.
Trannsformasi birokrasi sampai 2024, dampak Good Governance pada sasaran
pembangunan. Dua hal itu menjadi hal yang harus dikejar dan dicapai dalam kerangka
reformasi pemerintah daerah. Prinsip pelaksanaan RB: Outcomes Oriented, Terukur, Efisien,
Efektif, Realistik, Konsisten, Sinergi, Inovatif, Kepatuhan, dan Dinamonitor. Proses
perbaikan SAKIP dititik beratkan pada 8 area perubahan yakni pelayanan publik;
pengawasan; akuntabilitas; kelembagaan; tata laksana; sdm asn; peraturan; manajemen
perubahan. Target indeks reformasi diharapkan diseluruh kabupaten/kota dan provinsi pada
tingkat B. Road Map RB 2020-2024 merupakan bentuk operasional Grand Design Reformasi
Birokrasi dan rencana rinci Reformasi Birokrasi selama 5 tahun, yaitu tahun 2020-2014 serta
dilaksanakan secara berkelanjutan. Road Map disusun untuk membantu menjabarkan visi
misi dan RPJM sehingga menjadi acuan bagi K/L/D dalam melaksanakan RB. Hal-hal baru
dalam Road Map 2020-2024 yaitu pada strategi yang lebih implementatif, lebih melibatkan
banyak pihak (vertikal dan horizontal), program dan kegiatan didesain hingga unit kerja.
Penyampaian materi ketiga oleh Pak Setiawan selaku SEKDA Provinsi Jawa Barat.
Beliau menyampaikan tentang manajemen kinerja dalam sistem MERIT. Sistem MERIT
akan terbangun apabila tecapai SAKIP yang baik. Model manajemen talenta ASN dilakukan
dengan akuisisi, pengembangan, retensi, lalu penempatan. Hal ini bertujuan agar ASN yang
direkrut sesuai dengan jabatan fungsionalnya. Lebih menitik beratkan pada digitalisasi dalam
melalukan strategi akuntabilitasnya.
Penyampaian materi keempat oleh Pak Didid selaku Inspektur Jenderal Kementerian
Perdagangan. Beliau menjelaskan tentang implementasi manajemen kinerja pada kementerian
perdagangan. Peran ITJEN KEMENDAG yaitu Assurance (meyakinkan dsb.) dan Consulting
(melakukan pembinaan dsb.) secara umum. ITJEN KEMENDAG lebih fokus kepada arah
kebijakan pengawasan. Hal yang menjadi ultimate goalnya adalah Indeks RB, Opini BPK,
dan Skor SAKIP. Untuk mencapai hal itu unit eselon I dengan temuan <2%, unit kerja
dengan predikat WBK, unit eselon I dengan indeks PB >77, TL temuan BPK, maturitas SPIP,
penilaian WTA, dan unit eselon I dengan skor SAKIP>80. Perbaikan organisasi didasarkan
pada faktor kunci keberhasilan (hasil evaluasi) pada manajemen kinerja yang terdiri dari
developer, dimensi institusional, dimensi operasional, dan dimensi nilai tambah yang semua
itu secara institusional saling mengikat.