Anda di halaman 1dari 12

KARYA ILMIAH

EVALUASI
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(SAKIP)
DI KANTOR KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG

Diajukan sebagai syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ekonomi

Oleh :
NAMA : NANANG WAHYUDI WIBOWO
NIM : 030844662
PROGRAM STUDI : Manajemen
EMAIL : dzakiyyahalthafunnisa@gmail.com
POKJAR : Rembang

FAKULTAS MANAJEMEN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ )
UNIVEITAS TERBUKA SEMARANG
2022

i
ABSTRAK

EVALUASI
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(SAKIP)
DI KANTOR KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG

Penelitian ini dengan judul Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah (SAKIP) Di Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang . Dalam
rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan
Peraturan Bupati Rembang Nomor 26 Tahun 2019 tanggal 25 Juli 2019 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rembang, maka dilakukan revieu
atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Pendekatan ini dipilih karena bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang mendalam tentang isu penelitian dan dapat digunakan untuk menjelajahi topik
baru atau memahami masalah yang kompleks (Hennink et al. 2012). Creswell (2015)
juga mengatakan bahwa pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk menyelidiki
dan memahami makna masalah sosial yang berasal dari individu atau kelompok. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yakni untuk menemukan data
yang dapat dipercaya dalam upaya mengeksplorasi sistem pengukuran kinerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang
dalam upaya menerapkan manajemen kinerja di lingkungan Kecamatan Gunem
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang berorientasi hasil (result-oriented
goverment) sebagai bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi.

Kata Kunci: Evaluasi, Akuntabilitas.

ii
I. PENDAHULUAN
Pemerintah sebagai organisasi publik memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat guna mewujudkan sistem tata kelola yang yang lebih efektif dan
efisien. Akan tetapi, saat ini instansi cenderung mengabaikan aspek efisiensi (Hafiez &
Akbar, 2013). Oleh sebab itu, pemerintah mulai berfokus untuk peningkatan sistem
akuntabilitas publik agar instansi pemerintah lebih memperhatikan aspek efektif dan
efisien. Akuntabilitas di Indonesia telah diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) No 7 th
1999. Dalam Inpres tersebut mengatur mengenai pelaporan akuntabilitas kinerja di instansi
pemerintah. Peraturan tersebut selanjutnya disempurnakan dengan adanya Peraturan
Pemerintah No 8 th 2006. Peraturan tersebut menjelaskan mengenai pelaporan keuangan
dan kinerja instansi pemerintah. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
merupakan sistem yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah
yang akan berorientasi pada outcome. Dimana SAKIP di Indonesia telah diatur dalam
Peraturan Presiden No 29 th 2014 dan PermenPAN dan RB No 12 th 2015. Kedua
peraturan tersebut mengatur perihal pedoman dalam melaksanakan evaluasi atas
implementasi SAKIP yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pelaksanaan SAKIP disajikan
dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik. Agar terciptanya akuntabilitas dalam penerapaan kinerja tersebut maka
diperlukannya penerapan sistem akuntabilitas kinerja yang baik melalui 5 (lima) tahapan
proses yaitu:
1. Perencanaan Anggaran
2. Pengukuran Kinerja
3. Pelaporan Kinerja
4. Evaluasi Kinerja
5. Pencapaian Sasaran / Kinerja Organisasi

Berdasarkan yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian diatas, peneliti merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenahi Evaluasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah Di Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, peneliti
berkeyakinan bahwa penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan dan memperluas

1
wawasan mengenai factor – factor yang secara potensial dapat meningkatkan kinerja
pemerintah khususnya di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diambil rumusan masalah
dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana Evaluasi terhadap Sitem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) di
Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang ?
2. Bagaimana Akuntabilitas terhadap hasil Evaluasi Sitem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (SAKIP) di Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang ?

TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh Evaluasi SAKIP terhadap peningkatan kinerja Di Kantor
Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang.
2. Untuk mengetahui implementasi evaluasi SAKIP terhadap peningkatan kinerja Di
Kantor Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang.

LANDASAN TEORI
Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan penting dalam setiap kegiatan, karena tanpa evaluasi akan
menyebabkan analis tidak pernah mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan mencapai
sasaran atau tidak. Evaluasi perlu dilakukan karena bagaimanapun baiknya program,
konsekuensinya baru dapat diketahui apabila program tersebut telah dilaksanakan. Tujuan
dilakukannya evaluasi kinerja adalah agar organisasi yang bersangkutan mengetahui
pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai atau sebab-sebab tidak
tercapainya kinerja dalam rangka pencapaian misi yang sudah direncanakan sehingga
diharapkan instansi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dimasa yang akan datang,
sehingga dengan adanya evaluasi kinerja yang dilakukan dengan baik diharapkan akan
mampu meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Evaluasi diatur dalam
Permenpan dan RB No 12 th 2015. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa evaluasi dari
penerapan SAKIP bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah.

2
Pengertian Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo (2009), akuntabilitas adalah suatu kewajiban pemerintah untuk
melaporkan segala aktivitas yang telah dilaksanakan kepada masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintah dituntut untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja agar kinerjanya semakin lebih
baik dari tahun ke tahun. Dengan begitu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
instansi pemerintah semakin tinggi. Selain itu, instansi pemerintah akan lebih
bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas dan fungsinya yang manfaatnya akan dapat
dirasakan masyarakat.

II. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pendekatan ini dipilih karena bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam
tentang penelitian dan dapat digunakan untuk memahami permasalahan yang ada. Pendekatan
kualitatif dapat digunakan untuk menemukan data yang dapat dipercaya dalam upaya
mengeksplorasi evaluasi sistem pengukuran kinerja.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan
dengan melakukan sesi tanya jawab langsung terhadap narasumber yang berkaitan dengan
penelitian. Responden yang diwawancarai dipilih dengan teknik snowball sampling karena
bertujuan untuk menemukan informan-informan kunci yang memiliki banyak informasi.
Teknik wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur (semistructured interview).
C. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan alat analisis tematik. Braun & Clarke, (2006) menjelaskan
bahwa analisis tematik dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
menyajikan pola atau tema berdasarkan data-data yang telah diperoleh.
Beberapa tahapan-tahapan dalam analisis ini diantaranya:
1. Mentranskripkan data Data yang diperoleh dari hasil wawancara dikumpulkan
kemudian kemudian diubah dari bentuk lisan ke bentuk tulisan.
2. Membuat kode data awal Membuat kode data awal kemudian data-data tersebut
dikelompokan dan disusun sesuai kodenya masing-masing.
3. Mencari tema Selanjutnya dilakukan analisis terhadap kode-kode data awal tersebut
untuk pencarian tema yang selanjutnya digabungkan menjadi tema.

3
4. Melakukan evaluasi tema Meninjau kembali dan disempurnakan sehingga tema yang
dihasilkan menjadi relevan dengan topik.
5. Menamakan dan mendefinisikan tema Mengidentifikasi esensi dari setiap tema
secara keseluruhan dan menentukan aspek data pada tiap tema.
6. Pembuatan laporan Laporan analisis disajikan ringkas dan menjelaskan tentang
argumen dalam kaitannya dengan pertanyaan penelitian.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2021
Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai dari 0 sampai
dengan 100. Kecamatan Gunem pada SAKIP Tahun 2021 memperoleh kategori B (Baik)
dengan nilai capaian sebesar 67,07 yang berarti akuntabilitas kinerjanya sudah baik,
memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
Nilai sebagaimana tersebut diatas merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh
komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan Kecamatan Gunem pada
(rincian hasil penilaian terlampir), komponen manajemen kinerja tersebut, yaitu :

No. Aspek Bobot Nilai


A. Perencanaan Kinerja 30% 23,35
B. Pengukuran Kinerja 25% 15,63
C. Pelaporan Kinerja 15% 10,42
D. Evaluasi Internal 10% 6,33
Pencapaian Sasaran/
E. Kinerja Organisasi 20% 11,35
Total 100% 67,07

Dibandingkan dengan hasil evaluasi pada tahun 2020 sebesar 66,66, terdapat kenaikan
nilai sebesar 0,41%. Nilai sebagaimana tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap
seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan Kecamatan Gunem.

4
ANALISIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA KECAMATAN
GUNEM
Analisis Perencanaan Kinerja
Kecamatan Gunem telah menyusun Rencana Strategis Tahun 2019-2021 dan
menandatangani Perjanjian Kinerja Tahun 2021. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap
perencanaan strategis, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Renstra telah memuat tujuan Renstra, sasaran strategis Renstra, sasaran program dan
indikator kinerjanya tujuan dan sasaran program serta dilengkapi dengan penetapan
target tahunan;
2. Renstra telah memuat hal-hal yang seharusnya ditetapkan, antara lain memuat tugas
dan fungsi, core bussiness, isu strategis yang berkembang di lingkungan Kecamatan
Gunem;
3. Perjanjian Kinerja telah menyajikan IKU (Indikator Kinerja Utama) yang ditetapkan
secara formal;
4. Rencana Aksi atas Kinerja yang merupakan sarana bagi Kepala Dinas telah
memberikan informasi kepada Kepala Dinas dan para pemangku kepentingan
mengenai strategi Kecamatan Gunem untuk mencapai target yang ditetapkan dalam
perjanjian kinerja telah ditetapkan.
5. Perjanjian Kinerja telah menyajikan IKU (Indikator Kinerja Utama) belum
dipublikasikan dalam laman Kecamatan Gunem.
Analisis Pengukuran Kinerja
Dalam rangka mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja di
Kecamatan Gunem telah mengikuti Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2019 Tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Camat Gunem menandatangani Perjanjian Kinerja pada
Tanggal 4 Januari 2021 yang kemudian diikuti oleh pejabat eselon III dan IV. Di dalam
Perjanjian Kinerja tersebut memuat informasi terkait indikator kinerja serta target yang akan
dicapai. Berdasarkan hasil evaluasi atas pengukuran kinerja, diperoleh informasi sebagai
berikut:
1. Terdapat ukuran kinerja pejabat struktural eselon III dan IV sebagai turunan kinerja
atasannya;
2. Indikator kinerja eselon III dan IV telah selaras dengan indikator kinerja Camat
Gunem;

5
3. Pengukuran kinerja sudah dilakukan secara berjenjang.
4. Pengumpulan data kinerja atas rencana aksi belum dilakukan secara berkala.
5. Pengukuran kinerja belum dikembangkan dengan menggunakan teknologi informasi.
Analisis Pelaporan Kinerja
Atas pelaksanaan kegiatan periode Tahun 2021 dan bentuk pertanggungjawaban
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, Kecamatan Gunem menerbitkan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2021. Hasil evaluasi terhadap pelaporan kinerja,
diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Laporan Kinerja Kecamatan Gunem telah disampaikan tepat waktu;
2. Laporan Kinerja telah menyajikan informasi atas pencapaian IKU (Indikator Kinerja
Utama) Kecamatan Gunem;
3. Laporan Kinerja telah menyajikan informasi mengenai pencapaian sasaran program
yang berorientasi hasil (outcome);
4. Laporan Kinerja telah menyajikan informasi kinerja yang diperjanjikan dalam
Perjanjian Kinerja Kecamatan Gunem Tahun 2021;
5. Informasi kinerja yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan, dan
penilaian pelaksanaan program dan kegiatan organisasi.
Analisis Evaluasi Internal
Dalam melakukan evaluasi internal, komponen yang dievaluasi ialah SAKIP. Sebagai
bentuk penilaian atas kualitas kinerja, SAKIP juga bertujuan untuk mendorong peningkatan
kinerja agar instansi pemerintah di lingkungan Kantor Kecamatan Gunem Kabupaten
Rembang semakin akuntabel. Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil dari pelaksanaan program-program dan kegiatan yang telah direncanakan.
Dalam evaluasinya, Kecamatan Gunem dinilai telah cukup baik dalam menjalankan
akuntabilitas kinerja, tetapi ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki antara lain :
1. Terdapat pemantauan/evaluasi mengenai pencapaian kinerja sebagaimana ditetapkan
dalam perjanjian kinerja tahun 2021 dalam Laporan Triwulan Kinerja Kecamatan
Gunem;
2. Evaluasi program/kegiatan belum dilakukan terhadap pelaksanaan keberhasilan
program/kegiatan, dan belum memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan
perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan;
3. Hasil evaluasi kegiatan belum memberikan rekomendasi mengenai perencanaan dan
peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan.

6
Analisis Evaluasi Atas Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi
Capaian kinerja Kecamatan Gunem terdiri atas:
1. Output
Capaian output pada Kecamatan Gunem Tahun 2021 rata-rata mencapai 100%,
dengan perincian sebagai berikut:

Sasaran Indikator Target Realisasi Capaian (%)


Meningkatnya Nilai keterbukaan 2,30% 2,30% 100%
kualitas informasi publik
penyelenggaraan Kecamatan
pelayanan Gunem
pemerintahan
kecamatan
Rata-rata Capaian Output Tahun 100%
2021

2. Outcome
Capaian outcome pada Kecamatan Gunem Tahun 2021 rata-rata mencapai 100%,
dengan perincian sebagai berikut:
Sasaran Program Capaian (%)
1. Persentase lembaga kesejahteraan masyarakat 100%
desa/kelurahan yang aktif, persentase penyelenggaraan
penunjang kesejahteraan masyarakat yang ditangani
(Program penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik)
2. Persentase pelaksanaan pembangunan secara swakelola 100%
(Program pemberdayaan masyarakat Desa dan
Kelurahan)
3. Persentase penetapan APBDes tepat waktu (Program 100%
pemberdayaan masyarakat Desa dan Kelurahan)
4. Persentase penyelesaian masalah K3 (Ketertiban, 100%
Ketentraman dan Keindahan) (Program Koordinasi
Ketentraman dan Ketertiban Umum)
5. Persentase ketercapaian penyelenggaraan pemerintahan 100%
umum (Program Koordinasi Ketentraman dan
Ketertiban Umum)
6. Persentase ketercapaian penyelenggaraan pemerintahan 100%
umum (Program Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Umum)
7. Tingkat Kinerja seksi Pemerintahan Desa (Program 100%
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum)
8. Persentase pemerintahan Desa/Kelurahan yang tertib 100%
administrasi (Program Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Desa)
9. Persentase pemerintahan yang lunas bayar PBB 100%
(Program Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan
Desa)
Rata-rata Capaian Outcome Tahun 2021 100%
7
Faktor-Faktor yang Berperan dalam Sistem Pengukuran Kinerja
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pelaksanaan sistem pengukuran kinerja, diantaranya:
1. Kualitas Pegawai Kualitas sumber daya manusia sangatlah berperan penting dalam
pelaksanaan penilaian kinerja. Akan tetapi, masih ada pegawai-pegawai yang
kesulitan dalam pendistribusian pekerjaan. Beberapa pegawai hanya menguasai apa
yang biasa mereka kerjakan. Apabila terjadi mutasi pegawai, pegawai tersebut akan
kesulitan beradaptasi pada pekerjaan barunya. Oleh sebab itu, ketika terjadi mutasi
atau rotasi harus dilakukan pelatihan ulang bagi pegawai yang baru. Hal ini juga
sejalan dengan hasil temuan dalam penelitian (Syachbrani & Akbar, 2013) yang
menyatakan bahwa kondisi pegawai memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan sistem
penilaian kinerja.
2. Peraturan-peraturan Peraturan juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam
pelaksanaan sistem penilaian kinerja SPK. Temuan ini diperoleh dari hasil
wawancara. Meskipun peraturan berdampak pada sebuah pemaksaan, tetapi dengan
adanya peraturan-peraturan yang mengikat akan lebih mendorong instansi untuk
bekerja lebih baik lagi. Selain itu, peraturan yang jelas dapat dimanfaatkan sebagai
pedoman atau acuan dalam melaksanakan sistem penilaian kinerja, sehingga akan
memperjelas arah gerak dalam pelaksanaan kinerja.
3. Komitmen Atasan Peran pimpinan sangatlah penting dalam peningkatan kinerja
instansi. Hal tersebut dikarenakan, pimpinan merupakan teladan atau motivasi bagi
pegawai untuk terus meningkatkan kinerja pegawai. Komitmen pimpinan
memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kinerja SKPD. Dengan
pimpinan yang senantiasa memegang komitmennya, maka akan memotivasi pegawai
untuk memberikan kinerja yang optimal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Akbar et al., 2012) yang menyatakan bahwa komitmen dari atasan dapat
membantu dalam pelaksanaan sistem penilaian kinerja.
4. Ketersediaan Data dan Sistem Informasi Ketersediaan sistem informasi berkaitan
dengan pengumpulan data kinerja dan ketepatan waktu. Sistem informasi itu
merupakan salah satu faktor pendukung yang dapat membantu proses pelaksanaan
sistem penilaian kinerja. Dengan adanya sistem tersebut, data kinerja dapat
dikumpulkan secara terstruktur. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian
8
(Syachbrani dan Akbar, 2013) yang menyatakan bahwa jika sistem informasi tidak
tersedia, pelaksanan SAKIP akan dilaksanakan secara manual dan hal tersebut dapat
menghambat alur komunikasi informasi.
KESIMPULAN
1. Evaluasi SAKIP Kecamatan Gunem dari mulai perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal hingga pencapaian kinerjanya sudah baik
meskipun masih belum sepenuhnya optimal.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam pelaksanaan sistem penilaian kinerja yakni:
a. Kondisi kualitas SDM yang masih kesulitan dalam pendistribusian pekerjaan.
b. Peraturan perundangundangan yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan SAKIP.
c. Komitmen atasan untuk terus berusaha meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi.
d. Ketersediaan data dan sistem informasi yang memadai agar pelaporan dapat
berjalan tepat waktu.
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka direkomendasikan untuk upaya perbaikan sebagai berikut:
a. Mempublikasikan Perjanjian Kinerja yang telah menyajikan IKU dalam laman
Kecamatan Gunem.
b. Mengumpulkan data kinerja atas rencana aksi secara berkala.
c. Mengembangkan pengukuran kinerja dengan menggunakan teknologi informasi.
d. Menyusun Laporan Monitoring/Evaluasi Internal dengan rekomendasi yang dapat
dilaksanakan dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja;
e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keberhasilan program/kegiatan;
f. Hasil evaluasi kegiatan mampu memberikan rekomendasi mengenai perencanaan dan
peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan

9
DAFTAR PUSTAKA

Hennink, M., Hutter, I. & Ajay Bailey 2012. Qualitatif Research Methods. Washington D.C.:
SAGE.
Hafiez, S. & Akbar, R. 2013. Hubungan Faktor Internal Institusi dan Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia (JAKI), Vol.10, No.2, p.184-205.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPKP .2007. Modul Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(Revisi). Jakarta: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Braun, V. & Clarke, V. 2006. Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in
Psychology. 3: 77– 101.

Syachbrani, W. & Akbar, R. 2013. Faktor-faktor Teknis dan Keorganisasian yang


Mempengaruhi Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Reviu
Akuntansi.

10

Anda mungkin juga menyukai