Sebagai turunan amanat Pasal 61 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, ketentuan teknis tentang
Penilaian Kinerja PNS tersebut diatur lebih lanjut dalam Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021
tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil yang dapat memperjelas
peran, tugas, dan tanggungjawab pegawai dalam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Dengan begitu penilaian kinerja dapat dilakukan secara adil dan obyektif
sehingga dapat memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik, meningkatkan kualitas
dan kompetensi pegawai, membangun kebersamaan dan kohesivitas pegawai dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah dan hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
penentuan tindak lanjut penilaian kinerja yang tepat.
Salah satu alat analisis yang digunakan penulis adalah tree diagram atau
diagram poho. Menururt Silverman, sebagaimana dikutip Asmoko (2014), istilah tree
diagram atau diagram pohon dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat
suatu permasalahan. Pohon Masalah atau sering disebut tree diagram, merupakan
teknik untuk memecahkan konsep apa saja, seperti kebijakan, target, tujuan, sasaran,
gagasan, persoalan, tugas-tugas, atau aktivitas-aktivitas secara lebih rinci ke dalam sub-
subkomponen, atau tingkat yang lebih rendah dan rinci.
Alat analisis lain yang digunakan penulis adalah stakeholder analysis. Dalam
menganalisa pengaruh banyak pihak dalam sebuah kebijakan, Freeman (2015)
mengenalkan metode pendekatan stakeholder analysis yang pada intinya berguna
untuk menganalisa hubungan antar pihak, baik yang dipengaruhi maupun yang
mempengaruhi sebuah kebijakan. Analisis ini melakukan pemetaan dan asesmen
terhadap para pemangku kepentingan dan tingkat partisipasi dan keterlibatan mereka
terhadap sebuah kebijakan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada analisis masalah ini, penulis menggunakan metode diagram pohon yang
dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat suatu permasalahan dari
permasalahan yang ada pada bab sebelumnya. Permasalahan terkait penerapan sistem
manajemen kinerja yang belum optimalkan diakibatkan oleh beberapa sebab,
diantaranya: belum optimalnya perencanaan kinerja, belum optimalnya penilaian
kinerja dan belum optimalnya tata kelola kinerja. Lebih jauh, keterkaitan sebab-akibat
dapat dilihat pada gambar pohon masalah di bawah ini:
Pada analisis tujuan ini, penulis menggunakan metode diagram pohon yang
dirancang untuk mengurutkan hubungan sebab-akibat suatu tujuan. Berdasarkan pohon
masalah sebelumnya, maka penulis menetapkan tujuan utama penerapan sistem
manajemen kinerja yang optimal melalui optimalnya perencanaan kinerja, optimalnya
penilaian kinerja, dan optimalnya tata kelola. Lebih jauh, keterkaitan tujuan dapat
dilihat pada gambar pohon tujuan di bawah ini:
Gambar 3.1 Pohon Tujuan
(I.A.8 Menyajikan Data dan Informasi = 0.1)
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Monitoring/Evaluasi
Oleh karena itu, stategi pelibatannya adalah dalam sistem manajemen kinerja
mencakup keseluruhan lingkup sistem manajemen kinerja ASN yaitu: perencanaan
kinerja; pelaksanaan; pemantauan kinerja; pembinaan kinerja; penilaian kinerja; tindak
lanjut; dan sistem informasi kinerja ASN. Selain itu dalan sistem manajemen kinerja
perlu menyusun sistem reward dan punishment secara jelas dan memperkuat
penerapannya secara konsiten.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah semua tahap dilakukan, mulai dari penentuan latar belakang masalah,
analisis masalah dan tujuan menggunakan diagram pohon, analisis USG, penyusunan
program dan kegiatan/ output dengan pendekatan manajemen perubahan, sampai
dengan analisis pemangku kepentingan. Penelitian dengan metode studi pustaka ini
menghasilkan sebuah program dan kegiatan/output yang sudah mempertimbangkan
pemangku kepentingan yaitu program pemerataan pemahaman metode penyusunan
rencana kinerja dengan kegiatan/output diantara lain: sosialisasi di setiap K/L/D
melalui banner, poster, sticker, internal portal, website, buku saku, majalah, tiktok,
media elektronik lainnya; penyelenggaran pelatihan (e-learning atau video learning);
sharing session/coaching clinic/rapat koordinasi rutin; dan kompetisi antar K/L/D
melalui penghargaan atas keberhasilan rencana kinerja dan capaiannya. Diharapkan
program dan kegiatan/ output tersebut nantinya dapat mengoptimalkan penerapan
sistem manajemen kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu
penelitian ini tidak dapat langsung diterapkan dan harus dipresentasikan secara hati-
hati sehingga para pihak yang ingin menggunakan penelitian ini perlu berhati-hati.
Selain itu program dan kegiatan/output yang direkomendasikan hanya melihat dari
salah satu aspek sistem menajemen kinerja yaitu perencanaan kinerja. Disarankan
untuk penelitian selanjutnya melakukan kajian lebih mendalam dan didukung data-data
yang lebih banyak. Selain itu, diharapkan juga tidak hanya melihat sistem manajemen
kinerja dari siklus perencanaan saja tetapi juga mempertimbangkan pelaksanaan
kinerja, pemantauan kinerja, dan pembinaan kinerja; penilaian kinerja; tindak lanjut;
dan sistem Informasi Kinerja PNS.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil