Anda di halaman 1dari 1

Implementasi Regulatory Impact Analysis (RIA) Guna Meningkatkan Kualitas

Regulasi Pemerintah
Image not found or type unknown

Jakarta - Dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan tugas Pemerintah sesuai dengan Instruksi
Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) mengadakan Pendidikan dan
Pelatihan Regulatory Impact Analysis (RIA) di Graha Sawala, Jakarta (19/3).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengamanatkan agar setiap Menteri dan Kepala Lembaga dapat
melakukan analisa dampak kebijakan, termasuk analisa risiko serta melakukan konsultasi publik sesuai
peraturan perundang-undangan. Terlebih jika kebijakan tersebut berskala nasional, strategis dan berdampak
pada seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai tindak lanjutnya, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pejabat Eselon I dan II untuk
memahami RIA dalam rangka penyusunan kebijakan dan regulasi pemerintah yang efektif dan efisien.

“RIA sebagai metode evaluasi kebijakan sudah dikenal sejak dahulu, hanya kita belum memanfaatkannya
secara tepat. Hal yang perlu dipahami adalah apa yang mau dicapai, tidak hanya secara kuantitatif tapi juga
secara kualitatif,” ujar Menko Darmin.

Pada dasarnya RIA menyediakan ruang lingkup untuk mengeksplorasi alternatif peraturan berbasis kinerja
dan pasar serta alternatif non-peraturan. Selain itu, RIA juga digunakan untuk memeriksa dan mengukur
kemungkinan manfaat, biaya dan dampak dari kebijakan.

“Apabila pejabat Kemenko Perekonomian memahami dan kedepannya dapat mengimplementasikan RIA,
maka kualitas regulasi juga akan meningkat,” kata Menko Darmin.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam mendukung implementasi
RIA. Pertama, merumuskan proses bisnis pelaksanaan RIA, baik untuk internal Kementerian/Lembaga
maupun saat proses peninjauan regulasi di Kemenko Perekonomian. Kedua, meningkatkan kapasitas SDM
dalam implementasi RIA. Ketiga, menyusun Permenko tentang tata cara penerbitan peraturan dimana
didalamnya menjelaskan mengenai kewajiban untuk melakukan proses RIA terhadap peraturan yang akan
ditetapkan.

“Kita harus pandai mengimplementasikan RIA. Jangan menggunakannya secara mekanistik sehingga Anda
kehilangan esensi dan substansi yang akan dipakai,” tegas Menko Darmin.

Turut hadir sebagai pembicara, Managing Director, Jacobs, Cordova & Associates Scott Jacobs, yang
merupakan perwakilan dari Asian Development Bank (ADB). Diharapkan melalui Pendidikan dan
Pelatihan Regulatory Impact Analysis (RIA), para pejabat yang hadir dapat mengimplementasikan RIA
sesuai dengan Inpres 7 Tahun 2017 sehingga bisa lebih efisien dalam mengkoordinasikan kebijakan yang
akan diambil oleh kementerian dan lembaga di bawah Kemenko Perekonomian. (ekon)

***

Anda mungkin juga menyukai