Disusun Oleh :
NIM. 125020304111026
SKRIPSI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
2
1. PENDAHULUAN
kerja di jajaran BPK, serta individual para pegawai BPK. Sistem manajemen
kinerja BPK yang berdasarkan metode BSC tersebut dituangkan ke dalam bentuk
Rencana Strategis (Renstra) 2011 s.d. 2015 dengan memfokuskan pada
peningkatan hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui peningkatan
kualitas hubungan kelembagaan, penyempurnaan proses bisnis utama melalui
pelaksanaan pemeriksaan yang terintegrasi, serta meningkatkan kapasitas
kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM melalui perwujudan BPK sebagai
organisasi yang efisien dan efektif. Dalam memonitor pencapaian Renstra BPK
tersebut, BPK telah mengembangkan suatu Sistem Manajemen Kinerja (SIMAK)
untuk pengukuran kinerja lembaga dan satuan kerja di jajaran BPK, serta
Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) untuk pengukuran kinerja individual para
pegawai BPK.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
analisis/evaluasi mengenai penerapan pendekatan BSC sebagai sistem pengukuran
kinerja di BPK. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis sampai sejauh mana
pendekatan BSC telah diterapkan di dalam sistem perencanaan strategis dan
pengukuran kinerja BPK melalui Renstra 2011 s.d. 2015.
2. KAJIAN PUSTAKA
pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai.
Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan dan alasan keberadaan
suatu organisasi.
Untuk menentukan sebuah pernyataan visi, Luis dan Biromo (2008)
menjelaskan beberapa atribut dari pernyataan visi yang efektif, yaitu imaginable,
desirable, feasible, fokus, flexible dan communicable. Niven (2003) menjelaskan
beberapa atribut dari pernyataan misi yang efektif, yaitu sederhana dan jelas,
menginspirasi perubahan, bersifat jangka panjang serta mudah dimengerti dan
dikomunikasikan.
Adanya beberapa perbedaan antara BSC pada sektor swasta dan sektor
publik ini mengakibatkan diperlukannya adaptasi untuk BSC sektor publik,
khususnya pada strategy mapping. Oleh karena tujuan organisasi sektor publik
lebih berorientasi pada pelayanan publik, maka setiap target kinerja pada
perspektif keuangan, proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran akan
diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan.
Perspektif Keuangan
Perspektif Proses
Internal
Perspektif Pertumbuhan
dan Pembelajaran
(Sumber: Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)
Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004,
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan
dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja
Pemerintah. Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa
Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis
kinerja. Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang
dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran
7
dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan
keluaran tersebut. Untuk itu kementerian negara/lembaga diharuskan menyusun
anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi
kinerja. lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)
merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja.
Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran
terhadap prioritas program dan kegiatan. Sistem ini terutama berusaha untuk
menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai
dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang
dialokasikan.
Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam
dokumen anggaran (DIPA/RKA-KL). Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. RKA-KL adalah dokumen perencanaan
dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian
Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan
Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu
tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari
penyusunan APBN.
3. METODE PENELITIAN
4. PEMBAHASAN
5. Sasaran Strategis
7. Peta Strategis
Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam
Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun
2012
Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK
dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun
2012:
1. Perspektif Keuangan
di atas, diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja
yang baik (IS 5.2, 8.1, 8.2 dan 9.2) di mana realisasi kegiatan telah melebihi
rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai
rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 5.1, 6.1, 6.2, 7.1, 8.3, 8.4, 8.5 dan
9.1) belum memiliki kinerja kegiatan, penyerapan anggaran maupun keluaran
yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana.
3. Perspektif Proses Internal
dan 4.2) yang belum memiliki kinerja kegiatan, penyerapan anggaran maupun
keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga
inisiatif strategis (IS 2.10, 2.13 dan 3.1) yang perlu mendapat perhatian karena
realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya
mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah
ditetapkan.
4. Perspektif Pelanggan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4, dapat
diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan
strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut:
20
dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah
nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai
diterapkan pada 1 Januari 2014.
Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu
sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai
berikut:
1. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam
menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya
terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya.
2. BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan
rencana dan target yang telah ditetapkan, baik dari sisi jadwal penyelesaian
kegiatan, rencana keluaran, maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS
merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam
implementasi Renstra BPK 2011-2015.
3. BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya, sehingga
dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3, eselon 4 dan struktur
fungsional tim pemeriksaannya.
4. BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan
sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Robert S., dan David Norton. 1992. The Balanced Scorecard: Measures that Drive
Performance. Harvard Business Review.
Luis, S. dan Biromo, P.A. 2008. Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to
Fundamental Scorecards. PT Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Niven, P.R. 2003. Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and
Nonprofit Agencies. John Wiley & Sons, Inc. New York.
22
Yuwono, S., Sukarno, E., dan Ikhsan, M. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Peraturan