Anda di halaman 1dari 6

THE BALANCED SCORECARD AND STRATEGY MAP

OLEH :

NAMA : MOH. ALI WAFA

NPM : 19062020012

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

TAHUN 2019-2020
BAB I

PENDAHULUAN

Untuk mencapai tujuan perusahaan, sangat diperlukan strategi yang tepat.


Perencanaan strategi merupakan informasi mengenai kinerja perusahaan pada periode-
periode sebelumnya. Informasi keuangan dan nonkeuangan merupakan informasi umpan
balik yang mengungkapkan kualitas implementasi strategi. Selama ini entitas hanya
menitikberatkan pada aspek finansial saja dalam pengukuran kinerjanya sedangkan aspek
nonfinansial kurang diperhatikan karena dianggap tidak mempunyai pengaruh yang besar.
Sehingga kesuksesan diukur hanya dari keuntungan yang diperoleh.
Balanced scorecard (BSC) dapat dijadikan pilihan yang tepat untuk menilai secara
lebih objektif tingkat kinerja suatu entitas. BSC dapat diterapkan pada perusahaan
manufaktur, perusahaan dagang, perusahaan jasa dan organisasi sektor publik. BSC
sebagai suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan yang memadukan secara
komprehensif ukuran dari aspek keuangan maupun non keuangan yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat internal
maupun eksternal perusahaan.
Pada dasarnya, BSC bukanlah alat untuk membuat sebuah strategi, akan tetapi merupakan
alat untuk menterjemahkan strategi menjadi sesuatu yang dapat diukur, jelas, dan siap
untuk dilaksanakan. Untuk mempermudah komunikasi strategi, maka perlu dibuat peta
strategi (strategy map). Pembangunan strategy map harus didahului dengan mempelajari
dokumen strategi organisasi, termasuk visi dan misi organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

 Balanced Scorecard Objectives, Measures, and Target


Istilah Balanced ScoreCard (BSC) terdiri dari dua kata, yaitu balanced (berimbang)
dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja
yang diukur secara berimbang dari dua sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan,
mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan
eksternal. Sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang
digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk
perencanaan di masa yang akan datang.
Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari balanced scorecard adalah kartu
skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan
antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang
serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Dari hasil studi dan riset yang dilakukan
disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang
komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses
bisnis/internal, dan pembelajaran-pertumbuhan. Berdasarkan konsep balanced
scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non
keuangan (costumer, proses bisnis, dan pembelajaran). Pada awal perkembangan
penerapan konsep balanced scorecard, perusahan-perusahaan yang ikut sebagai
"kelinci percobaan" mengalami pelipatgandaan kinerja pada keuangan mereka.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sebelumnya pengukuran kinerja
pada mulanya hanya mengukur dari sisi finansial semata, sehingga terjadi pengabaian
kinerja lainnya diluar sisi finansial, seperti kepuasan pelanggan, kesejahteraan pekerja,
dan juga kefektifitas proses dalam menghasilkan produk barang dan jasa. Dengan BSC
diharapkan terjadinya keseimbangan antara kesuksesan organisasi perusahaan jangka
pendek dengan jangka panjang.
Kaplan dan Norton mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah “suatu
kerangka kerja baru untuk mengintergrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari
strategi perusahaan. Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai
yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan motivasi
tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek, yaitu melalui perspektif
finansial, Balanced Scorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai hal yang menjadi
pendorong tercapainya kinerjanya dan kompetitif jangka panjang yang superior”.
Pada dasarnya, BSC bukanlah alat untuk membuat sebuah strategi, akan tetapi
merupakan alat untuk menterjemahkan strategi menjadi sesuatu yang dapat diukur,
jelas, dan siap untuk dilaksanakan. Untuk mempermudah komunikasi strategi, maka
perlu dibuat peta strategi (strategy map). Pembangunan strategy map harus didahului
dengan mempelajari dokumen strategi organisasi, termasuk visi dan misi organisasi.
Pada umumnya, strategy map BSC terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif
finansial (financial perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif
internal (internal perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning
& growth perspective). Perspektif-perspektif ini tidak bersifat baku, artinya masih bisa
dimodifikasi sesuai dengan kondisi organisasi.
 Creating A Map
Strategy Map adalah sebuah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi organisasi
yang diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap unit bisnis dengan
menggunakan Key Performance Indicators (KPI). KPI sering digunakan untuk menilai
aktivitas-aktivitas yang sulit diukur dengan satuan uang, seperti pengukuran keuntungan
pengembangan kepemimpinan, pelayanan, dsb. Dengan menggunakan strategy map
bisa dilihat dengan jelas keterkaitan antar visi, misi organisasi dengan KPI. Strategy
map dibuat dengan menghubungkan strategic objectif organisasi secara eksplisit
dengan masing-masing KPI yang dikelompokan dalam keempat perspektif balance
scorecard (financial, customer, internal business process dan learning & growth).
Pembangunan strategy map harus didahului dengan mempelajari dokumen strategi
organisasi, termasuk visi dan misi organisasi. Perspektif-perspektif di atas tidak bersifat
baku, artinya masih bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi organisasi.
Setiap perspektif dalam strategy map memiliki hubungan sebab akibat yang jelas.
Financial perspective menggambarkan apa yang harus kita capai dari sisi keuangan,
seperti profit, revenue, cost, dan lain sebagainya. Financial perspective pada umumnya
merupakan gambaran harapan dari shareholder dan stakeholder utama terhadap
organisasi. Khusus untuk organisasi non profit (non-profit organization), banyak yang
merubah financial perspective menjadi stakeholder perspective.
Customer perspective menggambarkan apa yang harus kita hasilkan dari pelanggan
kita, seperti kualitas yang bagus, pelayanan yang ramah, ketersediaan barang yang
terjamin, dan lain sebagainya. Pada umumnya, customer perspective merupakan
gambaran dari customer value proposition. Hubungan sebab akibat yang terjadi adalah
apabila customer perspective dapat dicapai dengan baik, maka financial perspective
kemungkinan besar akan ikut tercapai.
Internal perspective/process menggambarkan kondisi pencapain dari proses internal
organisasi yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan pencapaian customer
perspective dan financial perspective. Internal perspective pada umumnya terbagi
menjadi empat domain proses, antara lain yaitu proses operasional manajemen
(operational management processes), proses manajemen pelanggan (customer
management processes), proses inovasi (innovation processes), serta proses yang
bersifat sosial dan pemenuhan terhadap regulasi (regulatory & social processes).
Learning and growth perspective/infrasturcture merupakan gambaran mengenai
komponen-komponen yang harus dimiliki oleh organisasi agar mampu melaksanakan
proses yang ada pada internal perspective dengan baik, sehingga customer perspective
dan financial perspective dapat tercapai. Komponen-komponen tersebut dalam strategy
map pada umumnya berjumlah minimal 3 domain yaitu, human capital, information
capital, serta organization capital.
Kaplan memperkenalkan strategy map sebagai transformasi balance scorecard dari
sistem pengelolaan kinerja menjadi sistem manajemen strategik. Konsep ini
diperkenalkan pada tahun 2001. Strategi objektif dideploy menjadi beberapa strategi
pada setiap perspektif. Strategi-strategi tersebut saling terkait dalam hubungan yang
disebut sebagai cause effect relationship. Beberapa strategi akan mendukung strategi
yang lain, demikian pula sebaliknya beberapa strategi didukung oleh strategi yang lain.
Dalam strategy map tidak ada strategi yang berdiri sendiri. Strategy map menjadi
bagian dari framework balance scorecard untuk mendapatkan tampilan visual dari
strategi untuk value creation organisasi. Strategy map memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Semua informasi strategy map berada dalam satu diagram, untuk mempermudah
melihat hubungan antar perspektif.

2. Strategi-strategi yang dibuat mengacu pada strategi objektif organisasi.

3. Ada empat perspektif yang digunakan sesuai dengan framework BSC, yaitu
financial, customer, internal business process, learning and growth.

4. Setiap perspektif memiliki strategi-strategi yang saling berhubungan baik dalam


satu perspektif maupun dengan strategi yang ada pada perspektif yang lain.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai