Anda di halaman 1dari 20

The Balance Scorecard and

Strategy Map
22030500007 Nur Andhyk Prihatmoko
23030500001 Rio Eryco Vebriadi
23030500002 Dony Saputro
Balance Scorecard
Balance scorecard merupakan suatu system management strategi yang menjabarkan visi dan
strategi suatua perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur
dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perfektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (2001: 117) ukuran kinerja keuangan saja tidaklah
cukup untuk menilai kinerja perusahaan yang diharapkan berhasil di masa depan tetapi juga harus
memperhatikan empat aspek ukuran kinerja yaitu: perspektif belajar dan tumbuh (learning and
growth perspective), perspektif proses internal / bisnis (customer perspective), dan perspektif
keuangan (financial perspective).
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut (Robert S. Kaplan, 2001) adalah sebagai
berikut: (1) Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai
tujuan jangka pendek dan jangka panjang; (2) Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk
melihat bisnis dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh), dan (3) Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah
mereka investasikan dalam pengembangan sumberdaya manusia, sistem dan prosedur demi
perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Balanced Scorecard yang dirancang dengan baik
mengkombinasikanantara pengukuran keuangan dari kinerja masa lalu dengan pengukuran
daripemicu kerja masa depan perusahaan. Balance Scorecard adalah metodologi perangkat
evaluasi dengan empat perspektif yang dikembangkan oleh Norton dan Kaplan. Balanced Scorecard
menilai kinerja suatu organisasi atau perusahaan dalam suatu rentang waktu tertentu (Maiga &
Jacobs, 2003).
Strategy Map
Strategy Map yaitu peta strategi harus mampu menggambarkan apakah
proses internal yang dimiliki suatu perusahaan (terutama aset nirlabanya),
sejalan dengan strategi yang ada. Dengan kata lain, apabila suatu
perusahaan menginginkan Balanced Scorecard yang baik (measuring and
actioning), harus mempunyai map yang baik (describing) pula. Strategy Map
adala gambaran yang menghubungkan antara faktor-faktor yang ada pada
critical success factor suatu organisasi. Juga menggambarkan strategi,
tujuan dan pengukuran (Kaplan and Norton, 2004:176).
Strategi tidak dapat berdiri sendiri pada suatu proses manajemen, karena merupakan suatu
tahapan logis yang menggerakkan organisasi dari misi atasan sampai karyawan tingkat
bawah. Dari gambar berikut dapat dilihat bahwa Strategy Map dan Balanced Scorecard
merupakan jembatan penghubung antara visi, misi, nilai, dan strategi dengan target dan
inisiatif, dan tujuan individu. Dapat juga dijelaskan bahwa kesuksesan Balanced Scorecard
dimulai dari Strategy Map. Strategy Map menjelaskan hubungan antara non-finansial
sehingga menghasilkan ukuran finansial dan juga digunakan untuk menjelaskan strategi
organisasi pada karyawan dengan menunjukkan bagaimana tugas mereka berhubungan
dengan visi organisasi secara keseluruhan. Dan menggambarkan meningkatnya motivasi
karyawan untuk memperbaiki produktivitas untuk menggambarkan aktifitas pegawai untuk
mencapai visi organisasi.
Balance Scorecard & Strategy Map
Balanced Scorecard menyediakan kerangka untuk menterjemahkan strategi menjadi
tindakan operasional. Selain keseimbangan pengukuran kinerja, Balanced Scorecard
membentuk jalinan sebab akibat antara tolok ukur kinerja operasional (lead
indicator), dengan sasaran umum (lag indicator), masing-masing perspektif, juga
menghubungkan jalinan tersebut dengan strategi dan misi yang akan diraih. Dalam
Balanced Scorecard strategi dipandang sebagai seperangkat hipotesis (hubungan),
atau yang dikenal dengan istilah the cause-effect relationships hypothesized, tujuan
dipandang sebagai akibat dan tolak ukur kinerja non-financial ke arah pencapaian
perspektif finansial dalam jangka panjang.
Balanced Scorecard dan Peta Strategi
Penerapan pada sektor Publik
Kementerian Keuangan RI – Direktorat
Jenderal Pajak
Pendahuluan
BSC didefinisikan oleh kementerian keuangan sebagai suatu alat manajemen strategis yang dapat
menerjemahkan visi, misi, tujuan, dan strategi ke dalam kerangka operasional. Sebagai sistem
pengukuran kinerja sekaligus manajemen kinerja pada organisasi nonprofit seperti pemerintahan
memang tidak mudah, butuh proses belajar yang memadai untuk mencapai kesempurnaan.
Penyempurnaan dimaksud terlihat dari adanya pemberlakukan aturan yang mewajibkan implementasi
BSC secara koheren yaitu pemberlakuan penerapan konsep BSC pada semua level organisasi tanpa
terkecuali dari level menteri sampai pada unit kerja terkecil bahkan sampai kepada level pegawai, dan
adanya tindakan perbaikan terhadap standardisasi implementasi BSC melalui penyempurnaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di internal Kementerian Keuangan
Lanjutan
Melihat pada perkembangan implementasi konsep BSC pada Kementerian Keuangan, dengan case
study pada DJP, maka saat ini dapat dilihat adanya perubahan yang signifikan di internal organisasi DJP
antara lain setiap pegawai telah mempunyai Indikator Kinerja Utama (IKU) dan target kinerja masing-
masing, dan pada level organisasi (corporate) telah dibuat peta strategi yang dapat menggambarkan
strategi unit kerjanya secara jelas (clear), yang kesemuanya dibuat secara top down melalui
proses cascading dan alignment. Bagi pegawai atau unit kerja yang melebihi target kinerja maka ia akan
diberikan reward. Hal tersebut tidak lain adalah untuk mewujudkan misi dan visi organisasi.
Lanjutan
Contoh Indikator Kinerja Utama (IKU) Fungsional Pemeriksa Pajak
di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan saat ini tahun
2023 :
1. Persentase penyelesaian pemeriksaan tepat waktu
2. Persentase penyelesaian pemeriksaan
3. Persentase nilai SKP disetujui dibandingkan dengan nilai SKP terbit tahun berjalan
4. Persentase penyampaian surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan tepat waktu
5. Persentase penyediaan data potensi perpajakan dari kegiatan pemeriksaan
Visi Misi DJP Kemenkeu
Visi, Misi dan Tujuan (Hasil Studi Dokumen)
Visi :
Menjadi Mitra Tepercaya Pembangunan Bangsa untuk Menghimpun Penerimaan Negara
melalui Penyelenggaraan Administrasi Perpajakan yang Efisien, Efektif, Berintegritas, dan
Berkeadilan dalam rangka mendukung Visi Kementerian Keuangan: "Menjadi Pengelola
Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif,
Inklusif dan Berkeadilan".
Misi :
merumuskan regulasi perpajakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia;
meningkatkan kepatuhan pajak melalui pelayanan berkualitas dan terstandardisasi, edukasi
dan pengawasan yang efektif, serta penegakan hukum yang adil; dan
mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital didukung budaya organisasi yang adaptif
dan kolaboratif serta aparatur pajak yang berintegritas, profesional, dan bermotivasi.
Tujuan :
Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan;
Penerimaan negara yang optimal; dan
Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.
Maklumat Pelayanan: Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan
sesuai standar pelayanan yang sudah ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini, kami
siap menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai