Anda di halaman 1dari 29

Activity Based Costing

Sistem Akuntansi Managemen

Pitra Prasetya
Teory Activity Based Costing
Dalam sebuah perusahaan, penetapan harga produk merupakan keputusan yang harus dilakukan dengan teliti
bahkan terbilang sulit

Activity based costing adalah sistem akuntansi guna mencari tahu berapa total keperluan biaya
aktivitas untuk membuat suatu produk.

Pengertian activity based costing menurut Cooper dan Kalpan adalah sistem untuk menghitung biaya kegiatan
individu dan menentukan biaya ke objek biaya sebagai contoh barang dan jasa berbasis aktivitas yang dilakukan
guna menghasilkan setiap produk dan layanan.

Menurut Horngren ABC adalah sistem yang berfokus pada aktivitas dan objek biaya dasar dan
menggunakan biaya aktivitas ini sebagai blok bangunan atau kompilasi biaya objek biaya
lainnya.
Activity based costing merupakan sebuah sistem yang dilandasi oleh empat paradigma manajemen
yang terdiri dari :
Customer value  penciptaan value bagi konsumen dengan proses yang cost effective, yaitu
merupakan sebuah kondisi di mana biaya yang timbul sedapat mungkin dikarenakan sebagai
akibat dari proses yang mengandung nilai tambah.
Continuous improvement  sistem informasi yang memacu personel melakukan peningkatan sevara
berkelanjutan para proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan value bagi konsumen

Cross functional  sebuah sistem informasi yang menunjang keterpaduan antar fungsi dalam
menciptakan value bagi konsumen. Paradigma ini mengisyaratkan perusahaan yang sesuai untuk
menggunakan activity based costing adalah perusahaan yang menerapkan cross functional organization

Employee empowerment  sistem informasi yang memberdayakan para karyawan untuk


melakukan pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Activity
based costing merupakan sebuah sistem informasi biaya yang menempatkan aktivitas sebagai
faktor utama (focal point).
Fungsi Activity Based Costing
01
Untuk memberikan akurasi yang lebih tinggi dalam penghitungan biaya produk dan layanan dibandingkan dengan sistem
penetapan biaya tradisional, karena semua produk tidak diproduksi secara merata dan beberapa produk diproduksi dalam
jumlah besar dan beberapa dalam jumlah kecil, sehingga biaya overhead produksi telah meningkat secara signifikan dan
tidak lagi berkorelasi dengan jam kerja mesin produktif atau jam kerja langsung

02 Untuk memahami biaya produk dan pelanggan

03 Untuk memahami profitabilitas berdasarkan proses produksi atau pelaksanaan

04 Untuk memiliki analisis terstruktur sehubungan dengan proses yang kompleks

05 Untuk menyediakan banyak informasi kepada manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
Serta menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai karena keragaman produk.

Untuk meningkatkan aktivitas nilai tambah karena keragaman permintaan


06 pelanggan berkembang pesat
Activity-Based Costing

Mengalokasikan overhead ke beberapa kumpulan biaya berdasarkan aktivitas


dan menetapkan kumpulan biaya aktivitas ke produk melalui Cost Driver
Aktivitas adalah setiap peristiwa, tindakan, transaksi, atau urutan kerja yang
menyebabkan timbulnya biaya dalam menghasilkan produk atau menyediakan
layanan
1. Cost Driver biaya adalah faktor atau aktivitas apa pun yang memiliki
hubungan sebab-akibat langsung dengan sumber daya yang dikonsumsi
Activity-Based Costing
Mengalokasikan biaya untuk kegiatan terlebih dahulu, dan kemudian
ke produk, berdasarkan penggunaan produk dari kegiatan tersebut
Kegiatan mengkonsumsi sumber daya
1. Produk mengkonsumsi aktivitas
How Costs are Treated Under
Activity–Based Costing

Biaya Tradisional ABC


Tingkat overhead yang telah Produk dibebankan untuk
ditentukan didasarkan biaya kapasitas yang mereka
pada kegiatan yang gunakan – bukan untuk biaya
dianggarkan. Ini kapasitas yang tidak mereka
menghasilkan penerapan gunakan. Biaya kapasitas
semua biaya overhead yang tidak digunakan
termasuk biaya kapasitas diperlakukan sebagai biaya
yang tidak digunakan. periode.
Activity Based Costing
ABC berfokus pada kegiatan dalam proses
Costs penetapan biaya.
Biaya ditelusuri dari kegiatan ke produk,
berdasarkan permintaan produk untuk kegiatan
Driver Sumber Daya : ini selama proses produksi.
Consumed by: Biaya dialokasikan untuk 1. Teori ABC berpendapat bahwa, hampir
kegiatan berdasarkan upaya semua kegiatan perusahaan ada untuk
yang dikeluarkan mendukung produksi dan pengiriman
layanan, semuanya harus dimasukkan
sebagai biaya produk.
Activities Penggerak Aktivitas:
Biaya aktivitas ditetapkan untuk
produk dengan pola konsumsi
yang unik

Consumed by:

Products
Characteristics of Successful
ABC Implementations

Strong
Strongtop
top
Dukungan
Dukungandari
dariManajemen
Manajemen
Link
Linkto
toevaluations
evaluations
and rewards
and rewards

Keterlibatan
KeterlibatanLintas
LintasFungsi
Fungsi--Departement
Departement
Designing an ABC System
Steps for Implementing ABC

Mengidentifikasi dan menentukan aktivitas dan kumpulan biaya aktivitas.


Lacak biaya ke aktivitas dan objek biaya.
Tetapkan biaya ke kumpulan biaya aktivitas.
Hitung tingkat aktivitas.
Tetapkan biaya ke objek biaya.
1. Siapkan laporan manajemen.
Activity-Based Costing
Direct
Direct Direct
Direct Shipping
Shipping Overhead
Overhead Costs
Costs
Materials
Materials Labor
Labor Costs
Costs

First-Stage Allocation

Order
Order Customer
Customer Product
Product Customer
Customer Other
Other
Size
Size Orders
Orders Design
Design Relations
Relations

Second-Stage
Second-Stage Allocations
Allocations

$/MH
$/MH $/OrderOrder
$/OrderOrder $/Design
$/Design $/Customer
$/Customer

Cost
Cost Objects:
Objects:
Products,
Products, Customer
Customer Orders,
Orders, Customers
Customers Unallocated
Unallocated
Benefits of Activity-Based Costing
Perbaikan terhadap mutu  sistem biaya activity based costing dapat meyakinkan perusahaan untuk
mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif
1. Perusahaan berada dalam posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar 
Activity based costing mendatangkan ketepatan untuk menghitung harga pokok produk
sehingga mampu menetapkan harga jual yang tepat sesuai dengan tingkat laba yang diharapkan
2. Kemampuan menentukan keputusan membuat dan membeli
3. Activity based costing bermanfaat untuk mendatangkan perbaikan yang berkesinambungan 
Activity based costing memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap aktivitas
yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan masalah
produktivitas perusahaan.
4. Activity based costing bermanfaat untuk meningkatkan transparansi biaya  Metode activity
based costing dengan analisis biaya dan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut
mendatangkan peningkatan akan transparansi biaya.
5. Kemampuan melakukan analisis impas yang lebih baik Activity based costing memperbaiki
proses analisis biaya, sehingga analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi yang
diperlukan untuk mencapai impas (break event) dapat dilakukan lebih baik.
Perbandingan Metode Konvensional dengan Activity Based Costing

Perbandingan Activity Based Costing Konvensional

Dasar alokasi Aktivitas yang memicu terjadinya Berdasarkan basis tertentu


biaya
Fokus Biaya, mutu, dan jangka panjang Kinerja keuangan untuk jangka
pendek
Peran departemen Membutuhkan peran dari seluruh Tidak membutuhkan peran dari
departemen karena melakukan seluruh departemen karena
tinjauan pada seluruh aktivitas melakukan tinjauan untuk
faktor tertentu
Peluang adanya Peluang yang sangat kecil untuk Peluang yang besar untuk
penyimpangan biaya terjadi penyimpangan biaya, akibat terjadi penyimpangan biaya,
alokasi lebih representatif dengan akibat alokasi tidak
berdasarkan aktivitas representatif
ABC Limitations

Substantial resources Resistance to


required to implement unfamiliar numbers
and maintain. and reports.

Desire to fully Potential


allocate all costs misinterpretation of
to products. unfamiliar numbers.

Does not conform to


GAAP. Two costing
systems may be needed.
When to Use ABC
Lini produk sangat berbeda dalam volume dan kompleksitas manufaktur
Lini produk banyak, beragam, dan membutuhkan tingkat layanan dukungan yang berbeda
Biaya overhead merupakan bagian yang signifikan dari total biaya
Proses pembuatan atau jumlah produk telah berubah secara signifikan
1. Manajer produksi atau pemasaran mengabaikan data yang disediakan oleh sistem biaya
tradisional dan menggunakan informasi biaya bootleg untuk membuat keputusan
penetapan harga
PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUKSI PADA PT. TROPICA COCOPRIMA

Era global saat ini, mengharuskan setiap jenis perusahaan untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya. Untuk perusahaan manufaktur,
diharuskan dapat memproduksi produk yang berkualitas tinggi dengan
harga yang dapat bersaing di pasar. Oleh karena itu, proses penentuan
harga sangat penting dalam setiap perusahaan, termasuk pada PT. Tropica
Cocoprima. Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem
perhitungan harga pokok produksi yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas
dalam perusahaan sehingga dapat menghasilkan harga pokok produksi
yang lebih akurat. Metode ini diharapkan dapat diterapkan pada PT.
Tropica Cocoprima yang masih menggunakan Sistem Tradisional dengan
metode full costing. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
bagaimana harga pokok produksi perusahaan jika menerapkan metode
Activity Based Costing.
Latar Belakang
Setiap perusahaan saat ini dihadapkan dengan persaingan. Bagi perusahaan manufaktur dituntut untuk dapat menciptakan
produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Pengalokasian biaya dan penentuan harga produk dalam perusahaan
merupakan hal yang penting, agar tidak terjadi overcosting atau undercosting dalam penentuah harga pokok. Metode
perhitungan yang tradisional sering memberi hasil yang kurang akurat jika melihat kondisi perusahaan yang memiliki banyak
aktivitas. Untuk menghindari hal tersebut, maka diperlukan suatu metode yang lebih baik dan tepat

Salah satu metode perhitungan harga pokok produksi adalah Metode Activity Based Costing. Metode
ini dapat membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya overhead secara akurat. Selain itu
dapat menelusuri biaya-biaya secara lebih menyeluruh. Penggunaan metode ini akan mampu
memberikan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat. Metode Activity Based Costing (ABC)
memiliki penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh dibanding dengan metode tradisional.
Metode ini mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak
ke unit output, tetapi ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.
TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Harga Pokok ABC Cost Driver


Manajemen Produksi
menyatakan pemicu biaya
Merupakan (cost driver) adalah faktor-
pengidentifikasian, mendefinisikan ABC (Activity faktor yang menyebabkan
Based Costing) sebagai suatu perubahan biaya aktivitas.
pengukuran, Soemarso (2007: 86), sistem pendekatan perhitungan Cost driver merupakan faktor
pengumpulan, mendefinisikan biaya biaya yang dilakukan berdasarkan yang dapat diukur, yang
penganalisasian, yang telah aktivitas-aktivitas yang ada di digunakan untuk
diselesaikan selama perusahaan. Sistem ini dilakukan membebankan biaya ke
penyiapan,
dengan dasar pemikiran bahwa aktivitas dan dari aktivitas ke
penafsiran, dan suatu periode disebut penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas lainnya, produk atau
pengkomunikasian harga pokok produksi aktivitas yang dilakukan dalam jasa
informasi yang barang selesai (cost suatu perusahaan, sehingga wajar
of good bila pengalokasian biaya-biaya
membantu para
tidak langsung dilakukan
eksekutif dalam manufactured) berdasarkan aktivitas tersebut.
mencapai sasaran Sedangkan menurut Simamora
organisasi. (2012: 96
Hirarki Biaya Mursyidi (2010: 288), menjelaskan ada empat hirarki biaya dalam metode Activity Based Costing, yaitu sebagai
berikut.

Product (or services)-


Output unit-level Batch-level cost sustaining cost
Facility-sustaining cost
cost merupakan sumber
sumber daya yang sumber daya yang terkait daya yang terkait
sumberdaya yang terkait dengan
dengan aktivitas dari dengan aktivitas yang
berhubungan langsung aktivitas untuk mendukung
dengan satuan unit sekelompok unit produk atau pembuatan satuan produk atau tidak dapat ditelusuri
jasa, dari pada satuan produk jasa secara individual. langsung
produk atau jasa. atau jasa secara individual (untraceable) ke
satuan produk atau
jasa secara
individual, bahkan
aktivitas yang
mendukung satuan
organisasi secara
keseluruhan
Hasil Penelitian
Proses produksi Tepung Kelapa pada PT. Tropica Cocoprima mengeluarkan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berikut rinciannya.

Perhitungan harga pokok produksi dengan


sistem tradisional pada PT. Tropica Cocoprima
melalui dua tahap yaitu.
Tahap pertama Biaya overhead pabrik diakumulasi menjadi
satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik dengan
menggunakan dasar pembebanan biaya berupa unit
produk. Perhitungannya dapat disajikan sebagai berikut.
Tahap kedua yaitu biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan
biaya yang digunakan masing-masing produk.
Hasil Penelitian
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing
Prosedur tahap Pertama 
a. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas dengan penentuan cost driver Aktivitas PT. Tropica Cocoprima dapat digolongkan
menjadi empat level aktivitas.
Prosedur tahap Pertama 
b. Penentuan tarif pool rate
.
Prosedur tahap Kedua
Berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik yang telah dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode Activity Based Costing pada PT. Tropica Cocoprima.
Hasil perhitungan sebelumnya, dapat dilihat bahwa perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Tradisional untuk
Tepung Kelapa Biasa Rp 25.007.047.842 atau Rp 23.800/kg dan untuk Tepung Kelapa Halus Rp 18.826.365.167 atau Rp
26.900/kg. Perhitungan dengan Metode ABC untuk Tepung Kelapa Biasa Rp 25.173.890.366,83 atau Rp 24.000/kg dan
untuk Tepung Kelapa Halus Rp 18.659.522.641,47 atau Rp 26.700/kg

Pembahasan
1. PT. Tropica Cocoprima dalam perhitungan Harga Pokok Produksi masih menggunakan Sistem Tradisional. Sistem
ini dalam membebankan biaya overhead ke masing-masing produk hanya menggunakan satu cost driver saja yaitu
jumlah unit produksi. Hasil perhitungan Harga Pokok Produksi dengan sistem tradisional, untuk produk Tepung
Kelapa Biasa adalah Rp. 25.007.047.842 atau Rp 23.800/kg dan Tepung Kelapa Halus Rp 18.826.365.167 / Rp
26.900/kg.
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT. Tropica Cocoprima dengan Metode Activity Based Costing dilakukan
dalam dua tahap. Tahap pertama terdiri dari mengidentifikasi, menggolongkan dan menghubungkan berbagai biaya
dengan berbagai aktivitas, menentukan cost driver yang tepat untuk masing-masing aktivitas, pembentukan
kelompok-kelompok biaya yang homogen, dan penentuan tarif kelompok. Tahap kedua adalah membebankan tarif
kelompok berdasarkan cost driver. Berdasarkan hasil perhitungan, Harga Pokok Produksi dengan metode ABC
untuk jenis produk Tepung Kelapa Biasa Rp 25.173.890.366,83 atau Rp 24.000/kg dan untuk jenis produk Tepung
Kelapa Halus Rp 18.659522.641,47 atau Rp 26.700/kg.
3. Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisional dan metode ABC disebabkan
karena pembebanan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional, biaya overhead
pabrik pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah unit produksi.
Akibatnya terjadi distorsi biaya pada pembebanan biaya overhead pabrik. Pada metode Activity Based Costing,
terdapat lebih dari satu cost driver sehingga pengalokasian biaya tiap aktivitas ke setiap produk akan lebih tepat.
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Diterapkannya
Metode Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada PT. Tropica Cocoprima dapat
dilihat adanya perbedaan hasil. Hasil ini menunjukkan bahwa produk Tepung Kelapa Biasa tergolong
undercost sedangkan Tepung Kelapa Halus overcost. Hal ini disebabkan karena perbedaan dasar
pembebanan biaya overhead pabrik. Sistem Tradisional hanya menggunakan unit produksi sebagai cost driver
sedangkan metode ABC menggunakan lebih dari satu cost driver sehingga pembebanannya menjadi lebih
tepat
Contoh di Perusahaan

◙ Proses Beverage
Lini Produksi
Masak Nata Cooking Filling Packaging

Air Proses
… … …
Blending Syrup
Lini Produksi
Cooking Filling Packaging

Formula
… … …
Contoh di Perusahaan
Contoh di Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai