Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG PADA USAHA

SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI

Susi Susanti, Aminuyati, F.Y.Khosmas


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN Pontianak
Email: sesiliasusi95@gmail.com

Abstract:
The purpose of this research is to know Accounting Receivables Accounting Analysis on
Savings and Loans at Primary Cooperative of West Kalimantan Regional Police. This
research is a type of descriptive evaluative research. The subject of this research is Primary
Cooperative of Regional Police of Kalimantan. From the analysis obtained through
interviews with the chairman of the cooperative (board) cooperatives show that: 1)
Accounting Savings and Loans already in accordance with the provisions of SAK. 2) The
absence of an allowance account for allowance for doubtful accounts should be presented for
the purpose of deleting the special receivables on the balance sheets and special accounts
receivable account on the balance sheet should be presented separately from current assets
and presented on other assets items. Depreciation value presented in the balance sheet
exceeds the asset's acquisition value and must be adjusted. Unpaid tax liability. Payment of
rent on the occupied premises. No reports of changes in equity and notes to the financial
statements.
Keyword : Accounting Receivables Treatment, Savings and Loans.

Dalam perkembangan dunia usaha yang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup
semakin pesat dan tingginya tingkat persaingan anggota pada khususnya dan masyarakat daerah
perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi
berbagai macam kebijakan dalam melaksanakan merupakan gerakan ekonomi rakyat dan
aktivitas laba. Begitu juga dengan Koperasi yang sokoguru perekonomian nasional”. Dan tujuan
merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dari koperasi yaitu sebagai penggerak ekonomi
perkembangannya kurang lebih sama dengan rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. Hal
bentuk badan usaha lainnya. Dalam UU Nomor ini sesuai dengan UUD 1945 khususnya pasal 33
25 tahun 1992 tentang Koperasian dijelaskan ayat (1) Manyatakan bahwa perekonomian
bahwa Koperasi adalah badan usaha yang Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas
beranggotakan orang seorang atau badan hukum asas kekeluargaan, kemakmuran masyarakatlah
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya yang diutamakan bukan kemakmuran orang
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai seorang. Bentuk badan usaha atau perusahaan
gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasarkan yang sesuai dengan maksud tersebut adalah
atas asas kekeluargaan. Koperasi.
Adapun tujuan dari Koperasi bukan hanya Peranan Koperasi sangat penting dalam
untuk mendapatkan atau meningkatkan laba, menumbuh kembangkan potensi ekonomi rakyat,
tetapi lebih ditekankan untuk meningkatkan selain itu Koperasi juga berperan dalam
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat mewujudkan kehidupan ekonomi yang
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan,
perekonomian nasional. Menurut Stantar kekeluargaan dan terbuka. Pembangunan
Akuntansi Keuangan (SAK) No 27 tahun 2007 Koperasi perlu diadakan pembinaan sehingga
“Koperasi adalah badan usaha yang makin berperan dalam perekonomian nasional.
mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan Begitu juga pembangunannya perlu diarahkan
sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar agar Koperasi benar-benar menerapkan prinsip
prisnsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Koperasi

1
memiliki jenis menurut bidang usahanya salah menerapkan akuntansi terhadap piutang usaha
satunya adalah Koperasi kredit (simpan pinjam). yang dimilikinya. Namun penerapan terhadap
Koperasi simpan pinjam adalah Koperasi piutang usahanya belum dipraktikan secara utuh.
yang kegiatan atau usaha utamanya menyediakan Pihak Koperasi belum membuat pos penyisihan
jasa penyimpanan dan peminjaman untuk piutang tidak tertagih (dana cadangan resiko)
anggotanya. Koperasi simpan pinjam terhadap piutang usaha yang dimilikinya,
memberikan pelayanan kepada anggotanya sehingga dalam neraca terlihat jumlah piutang
dalam bentuk pinjaman dan dibayarkan kembali usaha pada akhir periode disajikan sebesar nilai
secara angsuran dengan bunga serendah mungkin kotornya. Hal ini dikarenakan pengurus
sehingga tidak memberatkan anggota (si berkeyakinan bahwa semua piutang tersebut
peminjam). Oleh sebab itu, dalam kegiatan usaha dapat ditagih. Tetapi kenyataannya, pihak
Koperasi muncul piutang usaha dari kegiatan operasi Primer Koperasi Kepolisian Daerah
simpan pinjam. Kalimantan Barat mengalami kesulitan dalam hal
Piutang merupakan salah satu bagian dari penagihan piutang, khususnya pada pegawai atau
aktiva lancar, piutang terdiri dari piutang usaha, anggota operasi Primer Koperasi Kepolisian
piutang dagang, piutang tak tertagih, wesel bayar Daerah Kalimantan Barat yang dimutasi, pensiun
dan piutang lain- lain. Piutang biasanya timbul ataupun yang sedang mengalami musibah
karena adanya penjualan barang atau jasa sehingga tidak mampu untuk mewujudkan
secara kredit ataupun karena adanya penundaan pembayaran atas piutang. Dengan demikian
pembayaran oleh pelanggan, dan menerima janji perlakuan akuntansi untuk piutang usaha operasi
bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah Primer Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan
uang kepada perusahaan pada suatu waktu Barat belum sesuai dengan Standar Akuntansi
dimasa yang akan datang, piutang ini nantinya Keuangan (SAK).
akan menjadi kas apabila telah jatuh tempo dan Kegiatan simpan pinjam koperasi dapat
dilakukan penagihan. meningkatkan permodalan pada koperasi itu
Semakin besar jumlah penjualan barang atau sendiri. Kegiatan simpan pinjam adalah kegiatan
jasa secara kredit maka semakin besar jumlah untuk menghimpun dan menyatukan dana dari
piutang yang akan menyebabkan jumlah kas anggota yang bersangkutan. Primer Koperasi
yang tertanam dalam piutang tersebut. Piutang Kepolisian Daerah Kalimantan Barat adalah
yang terlalu besar dapat membahayakan salah satu koperasi yang berbadan hukum No.
kelangsungan hidup perusahaan, hal ini 1031/BH/X,- tanggal 1 Juli 1982,
disebabkan karena adanya resiko yang harus menyelenggarakan usaha simpan pinjam serta
dihadapi perusahaan yaitu kegagalan dalam usaha lainnya. Unit usaha yang ditangani oleh
penagihan, piutang juga merupakan elemen Primer Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan
modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar Barat yaitu:1. Unit Usaha Simpan Pinjam, 2.
secara terus menerus dalam rantai perputaran Unit Usaha Prekreditan Barang, 3. Unit Usaha
modal kerja. Semakin besar jumlah penjualan Waserda, 4. Unit Usaha Sekolah mengemudi, 5.
barang atau jasa secara kredit maka semakin Unit Usaha Kantin, 6. Unit Usaha Angkutan
besar jumlah piutang yang akan menyebabkan Umum. Secara umum semua unit usaha Primer
jumlah kas yang tertanam dalam piutang tersebut Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
menjadi lebih besar, oleh karena itu, hal ini melayani anggota maupun non anggota. Namun
merupakan aktivitas usaha yang berisiko tinggi, empat dari unit usaha Primer Koperasi
dan kemungkinan menjadi piutang tak tertagih Kepolisian Daerah Kalimantan Barat yaitu Unit
akan semakin besar serta menimbulkan kerugian Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Perkreditan
yang lebih besar lagi. Dengan bertambah Barang, Unit Usaha Waserda dan Unit Usaha
besarnya jumlah piutang menyebabkan jumlah Kantin yang lebih utama dalam melayani
kas yang tertanam dalam piutang menjadi besar. anggota, sedangkan dua unit usaha lainnya yaitu
Oleh karena itu maka piutang merupakan Unit Usaha Sekolah Mengemudi dan Unit Usaha
aktivitas usaha yang beresiko tinggi. Angkutan Umum Lebih banyak melayani
Dalam praktiknya Koperasi Primer Koperasi masyarakat umum.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat telah

2
Pada kegiatan usaha simpan pinjam Kepolisian Daerah Kalimantan Barat sesuai
diperuntukan bagi anggota Primer Koperasi dengan SAK ETAP.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Usaha Hasil penelitian ini diharapkan akan
simpan pinjam merupakan unit usaha yang memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang
memiliki tingkat intensitas yang tinggi, dan berkometen sebagai berikut: Bagi KoperasI:
dalam pemberian pinjaman perlu adanya suatu Sebagai pengambilan keputusan dalam perlakuan
peraturan yang tepat terhadap perlakuan akuntansi piutang pada usaha simpan pinjam
akuntansi simpan pinjam. Dengan adanya koperasi, sehingga informasi atau laporan yang
perlakuan akuntansi simpan pinjam tersebut dihasilkan lebih bermanfaat bagi pihak-pihak
dapat membantu ketua koperasi mengambil suatu yang membutuhkan. Bagi PenuliS: Untuk
keputusan tentang kelayakan pemberian menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
pinjaman kepada anggotanya. Mengingat Piutang dalam perlakuan akuntansi piutang. Untuk
pinjaman merupakan modal kerja yang memperjelas batasan masalah yang dibahas
diharapkan dapat memperoleh tambahan dalam penelitian ini perlu ditetapkan fokus
penghasilan dan laba, maka kehadiran piutang penelitian dan definisi operasional dengan
pinjaman dapat menimbulkan suatu resiko penjelasan sebagai berikut: Fokus penelitian
kerugian yang cukup besar untuk koperasi. dalam penelitian ini adalah Perlakuan Akuntansi
Dalam hal ini tentunya diperlukan pengelolaan Piutang. Dengan Indikator sebagai berikut: 1)
piutang dari prosedur, pencatatan piutang dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha, 2) Neraca, 3)
penyajian piutang dalam laporan keuangan pada Laporan arus kas. Untuk menyatukan persepsi
Koperasi. Berdasarkan uraian diatas dan dan kesalahan penafsiran yang berbeda terhadap
pentingnya perlakuan akuntansi piutang simpan penggunaan istilah definisi penelitian ini, maka
pinjam, penulis tertarik untuk membahas dan peneliti perlu mempertegas istilah tersebut ke
menyusunnya kedalam sebuah penelitian lanjut dalam operasional konsep sebagai berikut:
“Analisis Perlakuan Akuntansi Piutang Pada Perlakuan Akuntansi Piutang: Akuntansi
Usaha Simpan Pinjam Pada Primer Koperasi keuangan merupakan suatu proses yang
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat”. berakhir pada penyusunan laporan
Adapun permasalahan yang timbul keuangan dari perusahaan secara integral,
berdasarkan latar belakang yang telah penulis untuk digunakan baik oleh pihak – pihak
kemukakan, maka yang menjadi permasalahan ekstren maupun intern perusahaan. Piutang
utamanya adalah “Bagaimana Perlakuan adalah “Hak untuk menagih sejumlah uang
Akuntansi Piutang Pada Usaha Simpan Pinjam dari si penjual kepada si pembeli yang
Pada Primer Koperasi Kepolisian Daerah timbul karena adanya suatu transaksi. Pada
Kalimantan Barat?. Dengan sub-sub umumnya transaksi piutang timbul karena
masalahanya adalah sebagai berikut: 1) Apakah adanya transaksi penjualan secara kredit.”
perlakuan akuntansi piutang pada usaha simpan Jadi perlakuan akuntansi piutang yang dalam
pinjam Primer Koperasi Kepolisian Daerah penelitian ini dilihat dari laporan perhitungan
Kalimantan Barat sudah sesuai dengan SAK hasil usaha, neraca dan laporan arus kas di
ETAP? 2) Bagaimana perlakuan akuntansi Primer Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan
piutang tak tertagih dan perlakuan akuntansinya Barat. Usaha Simpan Pinjam Yaitu adalah
yang diterapkan koperasi Kepolisian Daerah simpanan atau tabungan anggota Primer
Kalimantan Barat sudah sesuai dengan SAK Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.
ETAP?. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari Simpanan terdiri dari 3 macam yaitu Simpanan
penelitian ini berdasarkan masalah sub-sub Pokok (SP), Simpanan Wajib (SW) dan
masalah adalah sebagai berikut untuk Simpanan Sukarela (SS). Secara khusus yang
mengetahui: 1) Perlakuan akuntansi piutang pada dapat ditingkatkan adalah simpanan sukarela,
usaha simpan pinjam Primer Koperasi karenan simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat sesuai besarnya tetap. Piutang Tak Tertagih: Secara
dengan SAK ETAP. 2) Bagaimana perlakuan umum, suatu piutang diindikasikan sebagai
akuntansi piutang tak tertagih dan perlakuan piutang tak tertagih apabila telah jauh melewati
akuntansinya yang diterapkan koperasi tanggal jatuh temponya, piutang yang telah

3
ditentukan sebagai piutang tak tertagih piutang lain-lain sebagai berikut :1) Piutang
merupakan suatu kerugian yang harus dicatat usaha timbul dari penjualan secara kredit agar
sebagai beban (expense), yaitu beban piutang dapat menjual lebih banyak produk atau jasa
tak tertagih (bad debt expense) dalam laporan kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang
laba rugi, semua penghapusan ini harus menciptakan piutang usaha adalah penjualan
dicatat dengan tepat dan teliti karena barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut
berhubungan langsung dengan laporan dicatat dengan mendebit akun piutang usaha.
keuangan yang digunakan manajemen dalam Piutang usaha semacam ini normalnya
pengambilan keputusan. 1) Pengertian Perlakuan diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu
Akuntansi Piutang yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari.
Menurut Poerwadarminta (2005:651) Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai
pengertian perlakuan adalah “perbuatan yang aktiva lancar.2) Wesel tagih adalah jumlah yang
dikenakan kepada atau terhadap sesuatu atau terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
orang”. Maksudnya adalah perbuatan atau menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel
tindakan yang dikenakan kepada sesuatu yang tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun.
bukan orang maupun terhadap orang itu Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca
sendiri. Kaitannya dalam laporan keuangan sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan
adalah bagaimana unsur-unsur laporan keuangan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel
itu dicatat dan disajikan. bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang
Sedangkan Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang
bahwa pengertian piutang “meliputi semua hak usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal
atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk itu kadang-kadang disebut piutang dagang (trade
menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di receivable.3) Piutang lain-lain biasanya
masa yang akan datang sebagai akibat kejadian disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika
pada masa yang lalu”. Menurut Warren Reeve piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu
dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut: sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih
”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan
uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan
perusahaan atau organisasi lainnya”.Sedangkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other
menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud receivable) meliputi piutang bunga, piutang
dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan
adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang perusahaan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
nantinya akan dimintakan pembayarannya Besarnya Piutang.
bilamana telah sampai jatuh tempo”. Piutang merupakan aktiva yang penting
Dari beberapa definisi yang telah dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian
diungkapkan diatas,dapat disimpulkan bahwa yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar
yang dimaksud dengan piutang adalah semua kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa
tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya seperti yang dikemukakan oleh Bambang
penjualan secara kredit.2) Klasifikasi Piutang. Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut :a) Volume
Piutang merupakan aktiva lancar yang Penjualan Kredit: Makin besar proporsi
diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam penjualan kredit dari keseluruhan penjualan
waktu satu tahun atau dalam satu periode memperbesar jumlah investasi dalam piutang.
akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari Dengan makin besarnya volume penjualan kredit
hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, setiap tahunnya bahwa perusahaan itu harus
piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya menyediakan investasi yang lebih besar lagi
usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan. dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang
Warren Reeve dan Fess (2004:54) berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan
mengklasifikasikan piutang kedalam tiga dengan iu juga memperbesar profitability. b)
kategori yaitu piutang usaha, wesel, tagih, dan Syarat Pembayaran Penjualan Kredit: Syarat

4
pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat perputaran piutang tersebut (turn over
atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan receivable), yaitu dengan membagi total
syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.
perusahaan lebih mengutamakan keselamatan Sedangkan menurut Bambang Riyanto
kredit daripada pertimbangan profitabilitas. (2001:90) menyatakan bahwa tingkat perputaran
Syarat yang ketat misalnmya dalam bentuk batas piutang (receivable turn over) dapat diketahui
waktu pembayaran yang pendek, pembebanan dengan membagi jumlah credit sales selama
bunga yang berat pada pembayaran piutang yang periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang
terlambat. c) Ketentuan Tentang Pembatasan (average receivable). Dari pengertian yang telah
Kredit. Dalam penjualan kredit perusahaan dapat diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
menetapkan batas maksimal atau plafond bagi perputaran piutang terdiri dari dua variabel yaitu
kredit yang diberikan kepada para langganannya. total penjualan kredit dan rata-rata piutang. 5)
Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi Resiko Kerugian Piutang: Setiap usaha yang
masing-masing langganan berarti makin besar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan
pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. mengandung resiko yang tidak dapat dihindari.
Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan
rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang
kecil. d) Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan timbul karena transaksi penjualan secara kredit
Piutang. Perusahaan dapat menjalankan disebut resiko kerugian piutang. Menurut
kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang S.Munawir (2002:67) berpendapat bahwa :
secara aktif atau pasif. Perusahaan yang Semakin besar day’s receivable suatu perusahaan
menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka semakin besar pula resiko kemungkinan tidak
perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak
besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan membuat cadangan terhadap kemungkinan
piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, kerugia yang timbul karena tidak tertagihnya
maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, piutang (allowance for bad debt) berarti
sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan telah memperhitungkan labanya
perusahaan. terlalu bear (overstated)Resiko kerugian piutang
Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan terdiri dari beberapa macam yaitu :a) Resiko
kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
piutang akan lebih lama, sehingga jumlah Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat
piutang perusahaan akan lebih besar.e) direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa
Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
Kebiasaan para langganan untuk membayar karena seleksi yang kurang baik dalam memilih
dalam periode cash discount akan langganan sehingga perusahaan memberikan
mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, kredit kepada langganan yang tidak potensial
sedangkan langganan membayar periode setelah dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi
cash discount akan mengakibatkan jumlah adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara
piutang lebih besar karena jumlah dana yang yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat
tertanam dalam piutang lebih lama untuk dikembalikan. b) Resiko tidak dibayarnya
menjadi kas. 4) Perputaran Piutang \; sebagian piutang Hal ini akan mengurangi
Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran pendapatan perusahaan, bahkan bisa
baik tidaknya investasi dalam piutang dapat menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang
diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran diterima kurang dari harga pokok barang yang
piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dijual secara kredit. c) Resiko keterlambatan
dari suatu perusahaan selama periode tertentu. pelunasan piutang. Hal ini akan menimbulkan
Definisi perputaran piutang dikemukakan oleh adanya tambahan dana atau untuk biaya
beberapa ahli berikut ini : Menurut S.Munawir penagihan. Tambahan dana ini akan
(2002:75) memberikan keterangan bahwa posisi menimbulkan biaya yang lebih besar apabila
piutang dan taksiran waktu pengumpulannya harus dibelanjai oleh pinjaman. d) Resiko tidak
dapat dinilai dengan menghitung tingkat tertanamnya modal dalam piutang. Resiko ini

5
terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang koperasi, tujuan koperasi, ruang lingkup
yang rendah sehingga akan mengakibatkan koperasi, definisi–definisi koperasi, standar
jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang penyajian laporan keuangan koperasi. Menurut
semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
adanya modal kerja yang tidak produktif. ini, laporan keuangan koperasi itu terdiri dari
Menurut Suyanto dan Nurhadi. (2003:43) neraca, perhitungan hasil usaha (PHU), laporan
simpan pinjam adalah simpanan yang arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan
dikumpulkan bersama dan pinjamkan kepada catatan atas laporan keuangan.
anggota yang memerlukan pinjaman dalam
berbagai usaha dimana anggota mengajukan METODE
permohonan tertulis kepada pengurus dengan Metode penelitian merupakan cara alamiah
mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, untuk memperoleh data dengan kegunaan dan
kemudian pengurus mempertimbangkan dan tujuan tertentu. Melalui penelitian manusia
memutuskan permohonan pinjaman sesuai dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data
dengan kemampuan koperasi, pada saat itu yang telah diperoleh dari penelitian dapat
dimana pengurus berhak menentukan besarnya digunakan untuk memahami, memecahkan dan
jumlah pinjaman, syarat-syarat pengembalian, mengantisipasi masalah, terutama dalam
dan bentuk nilai.Koperasi Simpan Pinjam adalah penelitian ini adalah dalam bidang pendidikan.
didirikan bertujuan untuk memberi kesempatan Menurut Sugiyono (2013:6) Metode penelitian
kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
dengan mudah dan dengan bunga ringan. mendapatkan data yang valid dengan tujuan
Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
mencegah para anggotanya agar tidak terlibat suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu giliranya dapat digunakan untuk memahami,
mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam
menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian bidang pendidikan.
pinjaman uang dengan bunga yang serendah- Metode penelitian yang digunakan peneliti
rendahnya, Koperasi simpan pinjam dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian
menghimpun dana dari para anggotanya yang Deskriptif. Menurut Usman Rianse dan Abdi
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut (2008:30), “Metode penelitian Deskriptif dapat
kepada para anggotanya. diartikan sebagai metode penelitian yang
Koperasi adalah badan usaha yang digunakan untuk membuat deskripsi mengenai
beranggotakan orang seorang atau badan hukum situasi-situasi dan kejadian-kejadian”. Jadi
koperasi dengan melandaskan kegiatannya metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai adalah untuk mengetahui Perlakuan Akuntansi
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas Piutang Pada Usaha Simpan Pinjam Pada Primer
kekeluargaan. Sedangkan akuntansi koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Adapun
adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, bentuk penelitian yang dipakai dalam penelitian
pelaporan dan penafsiran laporan keuangan ini adalah survey (Survey Studies), yang
koperasi dalam satu periode tertentu. Periode bertujuan untuk mengetahui Perlakuan Akuntansi
tersebut mungkin bulanan, tiga bulanan, enam Piutang Pada Usaha Simpan Pinjam Pada Primer
bulanan atau tahunan. Biasanya periode Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Penulis
pelaporan di koperasi adalah satu tahun. Sesuai menggunakan teknik-teknik sebagai berikut : 1)
dengan perkembangan koperasi di dalam Teknik komunikasi langsung, 2) Teknik Studi
melaporkan laporan keuangannya, kini dalam Dokumenter Adapun alat pengumpul data dalam
penyusunannya telah dikeluarkan Pernyataan penelitian ini adalah : 1) Pedoman Wawancara 2.
Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Buku catatan digunakan untuk mencatat
akuntansi perkoperasian yang telah mendapat data-data yang berkenaan dengan penelitian ini
revisi pada tahun 1998. PSAK No. 27 ini yang ada dalam arsip, buku-buku atau dokumen.
berisikan tentang karakteristik koperasi, struktur Pengolahan Data. Agar mempermudah peneliti
pengorganisasian koperasi, usaha dan jenis menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan,

6
maka langkah-langkah yang dilakuakn peneliti Daerah Kalimantan Barat sudah sesuai dengan
antara lain: 1. Mengumpulkan data melalui SAK ETAP. Berdasarkan hasil penelitian yang
wawancara, dan catatan-catatan/dokumen. 2. dilakukan di Primer Koperasi Kepolisian Daerah
Memeriksa kembali angket yang sudah Kalimantan Barat berkaitan dengan perlakukan
disebarkan. 3. Mengeolah dan menganalisis data akuntansi piutang sudah sesuai dengan Standar
serta menarik kesimpulan Analisis yang Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Publik (SAK-ETAP) hal ini dapat dilihat dari
deskriptif. Data yang akan dianalisis adalah laporan keuangan yang disajikan oleh pengurus
partisipasi anggota. Rumusan persentase menurut koperasi. Perlakuan akuntansi berdasarkan SAK-
Mardalis (2007:81-82) adalah: Pesentase. ETAP akuntansi yang terdapat dalam Primkop
Polda Kalbar Pontianak yaitu: Pengakuan:
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam laporan keuangan neraca yang telah
Hasil Penelitian dibuat Primkop Polda Kalbar menggunakan
Dari analisis yang diperoleh melalui dasar akrual basis yaitu mencatat transaksi-
wawancara dengan ketua koperasi (pengurus) transaksi atau mengakui pendapatan dan beban
koperasi menunjukkan bahwa: 1) Akuntansi pada saat terjadinya dan bukan pada saat
Piutang simpan pinjam sudah sesuai dengan pendapatan tersebut diterima ataupun biaya
ketentuan SAK. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual
untuk masalah akuntansi piutang simpan pinjam mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan
sudah sesuai dengan ketentuan SAK. Pihak kas, dan juga mencatat jumlah hutang dan
pengurus koperasi dalam menyajikan laporan piutang perusahaan.
keuangannya tidak mengacu pada Pernyataan Oleh karena itu, akuntansi dengan dasar
Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Akuntansi akrual basis memberikan gambaran yang lebih
Perkoperasian karena hanya menyajikan Neraca akurat atas kondisi keuangan perusahaan
dan Perhitungan Hasil Usaha (PHU), yang daripada akuntansi berbasis kas dan juga
seharusnya terdiri dari neraca, perhitungan hasil penggunaan basis akrual lebih kompleks
usaha (PHU), laporan arus kas, laporan promosi daripada basis kas. Akrual basis juga mendukung
ekonomi anggota, dan catatan atas laporan penggunaan anggaran sebagai teknik
keuangan. Dalam penyajian neraca koperasi pengendalian. Pada basis kas, pembayaran hanya
masih terdapat kekeliruan dalam penulisan nama dicatat jika telah dibayarkan, sementara
akun pada penulisan juga tidak sesuai dengan pembayaran kewajiban dapat dilakukan dengan
tata urutan dalam standar akuntansi keuangan. 2) jarak waktu tertentu setelah timbulnya kewajiban
Penerapan perlakukan akuntansi di Primkop itu sendiri. Pengukuran: Kas diukur dari saldo
Polda Kalbar ditinjau berdasarkan SAK ETAP, tunai yang dimiliki koperasi per 31 Desember.
yaitu sebagai berikut: Tidak adanya akun Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan
cadangan penyisihan piutang tak tertagih yang dikurangi akumulasi penyusutan tanpa
seharusnya disajikan untuk menghapus piutang memperhitungkan nilai residu, karena SAK
khusus pada neraca dan akun piutang khusus ETAP tidak mengatur tentang adanya
tersebut pada neraca seharusnya disajikan nilai residu. Penyusutan dihitung dengan
terpisah dari dari pos aktiva lancar dan disajikan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
pada pos aktiva lain-lain. Nilai penyusutan yang taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap.
tersaji pada neraca melebihi nilai perolehan aset Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan
dan harus disesuaikan. Kewajiban membayar pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
pajak yang belum diterapkan. pembayaran sewa Piutang usaha diakui pada saat terjadinya
atas gedung yang ditempati tersebut. Tidak transaksi pinjaman uang atau barang oleh
adanya laporan perubahan ekuitas dan catatan anggota koperasi. PenyajiaN: Aset tetap Primkop
atas laporan keuangan. Polda Kalbar melakukan penyusutan dengan
menggunakan metode garis lurus. Berdasarkan
Pembahasan pencatatan Primkop Polda Kalbar dilakukan
Perlakuan akuntansi piutang pada usaha penyesuaian, menunjukkan bahwa telah sesuai
simpan pinjam Primer Koperasi Kepolisian dengan SAK ETAP.

7
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual diestimasi tersebut. Penyajian neraca terdiri dari
menggunakan konsep biaya historis. Laporan beberapa klasifikasi, yaitu: 1. Klasifikasi aset
keuangan tersebut disajikan secara relevan untuk lancar dan aset tetap. Entitas mengklasifikasikan
kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh aset sebagai aset lancar apabila: a) Diperkirakan
pemakai dan andal. Penggunaan biaya historis akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
dipilih karena: 1) Biaya dapat ditelusuri atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi
diverifikasi kembali dan merupakan harga normal entitas; b) Dimiliki untuk
transaksi yang sudah direalisasi. 2) Biaya timbul diperdagangkan; c) Diharapkan akan direalisasi
dari transaksi yang wajar, yang disepakati dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir
bersama oleh pembeli dan penjual dalam suatu periode pelaporan; atau d) Berupa .kas .atau
perekonomian bebas, yang merupakan nilai .setara .kas, .kecuali .jika .dibatasi
minimum aset bagi pembeli. 3) MNilai minimum .penggunaannya .dari pertukaran atau digunakan
merupakan biaya yang mencerminkan nilai untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12
aktual aset bagi koperasi pada saat diperoleh. bulan setelah akhir periode pelaporan. Neraca
Perlakuan akuntansi piutang tak tertagih dan Primkop Polda Kalbar dalam penyajian pos aset
perlakuan akuntansinya yang diterapkan koperasi lancar, tidak sesuai dengan klasifikasi SAK
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat sudah ETAP karena ada akun piutang khusus yang
sesuai dengan SAK ETAP. yang tersaji pada pos aset lancar dan seharusnya
Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang akun tersebut disajikan pada pos aktiva lain-lain
dilakukan berkaitan dengan Penyajian Laporan dan untuk menghapus akun piutang khusus
Keuangan Primkop Polda Kalbar berdasarkan tersebut harus dibentuk akun cadangan
perlakuan akuntansi piutang serta penerapan penyisihan piutang tak tertagih yang seharusnya
yang dilakukan oleh pengurus koperasi sebagai akun tersebut disajikan untuk menghapus piutang
berikut: Neraca: Dalam Standar Akuntansi tak tertagih.
Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntanbilitas Sedangkan adanya penayjian nilai gedung
Publik (SAK ETAP) laporan neraca menyajikan dalam aset lainnya sebagai aset tetap tidak sesuai
aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. dengan SAK ETAP karena gedung yang
Dimana pos-pos minimal mencakup kas dan disajikan dalam neraca tersebut bukan hak milik
setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, koperasi.2) Klasifikasi hutang jangka pendek
persediaan, properti investasi, aset tetap, aset dan hutang jangka panjang. Entitas
tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban
aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, jangka pendek apabila:a) Diperkirakan akan
dan ekuitas. Namun urutan dan format pos tidak diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
ditentukan oleh Standar Akuntansi Keuangan operasi entitas;b) Dimiliki untuk
untuk Entitas tanpa Akuntanbilitas Publik SAK diperdagangkan; c) Kewajiban akan diselesaikan
ETAP. Dalam neraca Primkop Polda Kalbar dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir
tidak terdapat pos properti investasi, aset tidak periode pelaporan; atau d) Entitas .tidak
berwujud, aset dan kewajiban pajak, dan .memiliki .hak .tanpa .syarat .untuk .menunda
kewajiban diestimasi. Tidak adanya pos properti .penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan
investasi, dikarenakan Primkop Polda Kalbar setelah akhir periode pelaporan Primkop Polda
tidak melakukan sewa gedung untuk untuk unit- Kalbar telah menyajikan pos kewajiban lancar
unit yang ada pada koperasi, melainkan hanya sesuai dengan klasifikasikan kewajiban lancar
menjalankan usahanya di yang telah disediakan yang diatur dalam SAK ETAP dimana kewajiban
Primkop Polda Kalbar, dan tidak memiliki aset lancar tersebut akan diselesaikan dalam jangka
tidak berwujud. Pos aset dan kewajiban pajak waktu paling lambat 12 bulan setelah akhir
tidak juga tersaji pada neraca yang menunjukkan periode pelaporan.
bahwa Primkop Polda Kalbar belum melakukan Laporan Laba Rugi: Dalam penyajian
pembayaran pajak. Kewajiban diestimasi adalah laporan laba rugi Primkop Polda Kalbar tidak
kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum terdapat akun atau pos bagian laba atau rugi dari
pasti sehingga memerlukan estimasi dan koperasi investasi yang menggunakan metode ekuitas dan
Primkop Polda Kalbar tidak memiliki kewajiban juga beban pajak, yang dapat dilihat pada

8
penyajian laporan laba rugi. Penyajian pos atau itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang
rugi, telah sesuai dengan SAK ETAP yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh
bertujuan untuk memahami kinerja keuangan dan arus kas dari aktivitas operasi adalah:
juga entitas tidak menyajikan atau a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan
mengungkapkan pos pendapatan dan beban jasa; b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi
sebagai pos luar biasa, dalam laporan laba rugi. dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada
Akun beban pajak juga tidak terdapat dalam pemasok barang dan jasa; d. Pembayaran kas
laporan laba rugi yang menunjukkan bahwa kepada dan atas nama karyawan; e. Pembayaran..
Primkop Polda Kalbar belum memenuhi kas.. atau ..restitusi.. pajak.. penghasilan..
kewajiban membayar pajak sebagaimana yang kecuali.. jika.. dapat diidentifikasikan secara
telah diwajibkan dalam SAK ETAP. SAK ETAP khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan
juga mewajibkan format laporan keuangan laba dan investasi; f.Penerimaan dan pembayaran kas
rugi entitas dengan menggunakan analisa sifat dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya
beban dan analisa fungsi beban. yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang
Di dalam kedua metode analisa tersebut, sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan
tidak diperkenankan untuk membandingkan untuk dijual kembali. Beberapa transaksi, seperti
pendapatan dengan piutang usaha dan selisih penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan
persediaan akhir bulan lalu dengan bulan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan
berjalan. Dalam penyajian laporan laba rugi, dalam perhitungan laba atau rugi. Tetapi, arus
Primkop Polda Kalbar menggunakan analisa sifat kas yang menyangkut transaksi tersebut
beban. Analisa sifat beban dipilih karena tidak merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
memerlukan pengungkapan tambahan seperti Dalam penyajian laporan arus kas Primkop Polda
pada analisa fungsi beban yang dapat dilihat Kalbar, pada pos arus kas aktifitas operasi telah
pada laporan laba ruginya. Laporan Arus Kas: sesuai dengan ketentuan SAK ETAP dimana
Laporan arus kas menyajikan informasi perub akun-akun yang terdapat pada pos arus kas
ahan historis atas kas dan setara kas entitas, aktifitas operasi telah sesuai dengan kriteria SAK
yang menunjukkan secara terpisah perubahan ETAP. Arus kas dari aktivitas investasi
yang terjadi selama satu periode dari aktivitas mencerminkan pengeluaran kas sehubungan
operasi, investasi, dan pendanaan. Setara kas dengan sumber daya yang bertujuan untuk
adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas depan.
jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya investasi adalah: (a) Pembayaran kas untuk
diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang
akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset
atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan jangka panjang lainnya; (b) Penerimaan kas dari
bank pada umumnya termasuk aktivitas penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan
pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika aset jangka panjang lainnya; (c) Pembayaran kas
cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain
pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan
termasuk komponen kas dan setara kas. sebagai kas atau setara kas atau dimiliki untuk
Entitas menyajikan laporan arus kas yang diperdagangkan); (d) Penerimaan kas dari
melaporkan arus kas untuk suatu periode dan penjualan efek ekuitas atau efek utang dari
mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, entitas lain dan bunga dari joint venture (selain
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, dan penerimaan dari efek yang diklasifikasikan
Primkop Polda Kalbar telah menyajikan sesuai sebagai setara kas atau dimiliki untuk
dengan pengklasifikasian tersebut. Arus kas dari diperdagangkan); (e) Uang muka dan pinjaman
aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas yang diberikan kepada pihak lain; (f) Penerimaan
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena

9
kas dari pembayaran kembali uang muka dan adanya laporan perubahan ekuitas dan catatan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. atas laporan keuangan.
Dalam penyajian laporan arus kas Primkop Saran
Polda Kalbar, pada pos arus kas aktifitas Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
investasi telah sesuai dengan SAK ETAP, yaitu menyampaikan saran sebagai berikut: 1) Untuk
akun-akun yang tersaji dalam pos arus kas pihak manajemen koperasi sebaiknya dalam
aktifitas investasi merupakan akun-akun yang melakukan proses penyajian laporan keuangan
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan harus mengacu pada Pernyataan Standar
arus kas masa depan. Adanya penyusutan secara Akuntansi Keuangan Perkoperasian (PSAK No.
terus-menerus sehingga melebihi nilai dari pada 27) Akuntansi Perkoperasian karena dengan
aset, tidaklah dibenarkan. Adanya penyajian adanya laporan keuangan yang lengkap dan
gedung yang merupakan bukan aset koperasi memadai maka dapat digunakan sebagai alat
seharusnya tidak disajikan pada daftar aset analisa dalam menyusun proses perencanaan dan
koperasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat pengambilan keputusan pada periode berikutnya.
dikatakan bahwa pengungkapan aset tetap yang 2) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dimilik Primkop Polda Kalbar kurang sesuai anggota dan masyarakat pada umumnya,
dengan SAK ETAP. koperasi merupakan sokoguru dan tulang
punggung perekonomian maka sudah seharusnya
SIMPULAN DAN SARAN koperasi di kelola dengan baik, yaitu dengan
Simpulan mengacu pada aturan-aturan yang ada yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat sesuai dengan ketentuan pemerintah dan
disimpulkan: Akuntansi Piutang simpan pinjam perundang-undangan termasuk dalam kewajiban
sudah sesuai dengan ketentuan SAK. sebagai obyek pajak. 3) Dengan perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian untuk masalah koperasi selama ini sangat disayangkan sekali
akuntansi piutang simpan pinjam sudah sesuai apabila Koperasi Primer Kepolisian Daerah
dengan ketentuan SAK. Pihak pengurus koperasi Kalimantan Barat tidak didukung dengan
dalam menyajikan laporan keuangannya tidak penyusunan laporan keuangan yang baik maka
mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi pihak manajemen koperasi sebaiknya lebih
Keuangan No. 27 Akuntansi Perkoperasian memperhatikan hal-hal yang berkaitan pada
karena hanya menyajikan Neraca dan kegiatan administrasi koperasi (pembukuan).
Perhitungan Hasil Usaha (PHU), yang
seharusnya terdiri dari neraca, perhitungan hasil DAFTAR RUJUKAN
usaha (PHU), laporan arus kas, laporan promosi Bambang Riyanto (2001). Manajemen
ekonomi anggota, dan catatan atas laporan Koperasi, Penerbit BPFE-UGM,Yoyakarta
keuangan. Dalam penyajian neraca koperasi FKIP Untan. (2013). Pedoman Penulisan
masih terdapat kekeliruan dalam penulisan nama Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi press
akun pada penulisan juga tidak sesuai dengan FKIP Untan.
tata urutan dalam standar akuntansi keuangan. Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian
2. Penerapan perlakukan akuntansi di Primkop Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada
Polda Kalbar ditinjau berdasarkan SAK ETAP, University Press.
yaitu sebagai berikut: Tidak adanya akun Ikatan Akuntan Indonesia, 1999: 27 .1, Prinsip
cadangan penyisihan piutang tak tertagih yang Koperasi, Lembaga Penerbit, Fakultas
seharusnya disajikan untuk menghapus piutang Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta.
khusus pada neraca dan akun piutang khusus Lexy J. Moleong. (2013). Metodologi Penelitian
tersebut pada neraca seharusnya disajikan Kualitatif. Bandung: PT Remaja
terpisah dari dari pos aktiva lancar dan disajikan Rosdakarya.
pada pos aktiva lain-lain. Nilai penyusutan yang M.Munandar (2006). Manajemen Lembaga
tersaji pada neraca melebihi nilai perolehan aset keuangan, Lembaga Penerbit, Fakultas
dan harus disesuaikan. Kewajiban membayar Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta
pajak yang belum diterapkan. pembayaran sewa
atas gedung yang ditempati tersebut. Tidak

10
Mohammad Muslich (2003). Koperasi Di Suyanto dan Nurhadi. (2003). Badan Hukum
Indonesia, Lembaga Penerbit, Fakultas Koperasi, Andi Offset, Yogyakarta
Ekonomi Universitas Indonesia T. Hani Handoko. (2001). Manajemen
PSAK 27. PSAK (Pernyataan Standar Personalia dan SDM edisi 2. Yogyakarta:
Akuntansi Keuangan) Nomor 27 Tahun BPEF Yogyakarta.
2007 Tentang Akuntansi Perkoperasian. Tim Penyusun, pusat pembinaan dan
Rusdi Akbar (2004). Prinsip Koperasi, Pengembangan. Kamus Besar Bahasa
Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Universitas Indonesia Jakarta Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang
S.Munawir (2002). Perkoperasian, Bina Aksara Perkoperasian Indonesia.
Jakarta Undang-Undang No. 33 Tahun 1945 Tentang
Sadili Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Perekonomian Indonesia
Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia. Warren Reeve dan Fess (2005). Pengantar
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Akuntansi. Edisi 21. Edisi Bahasa
Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Indonesia. Terjemahan Aria Farahmita,
Bandung: Alfabeta. Amanugrahani dan Taufik Hendrawanan.
Suharsimi Arikunto. (2012). Prosedur Jakarta: Salemba Empat
Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik
(Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sukanto Reksohadiprodjo. (2010). Manajemen
Koperasi (Edisi Kelima). Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai