Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia tidak pernah berhenti
melaksanakan pembangunan di segala bidang. Untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan tersebut diperlukan peran serta dari para pelaku ekonomi yaitu
pemerintah, swasta dan koperasi. Para pelaku ekonomi berupaya membangun
perekonomian dengan melakukan usaha seperti di sektor jasa keuangan dan
pembiayaan.
Para pelaku ekonomi memiliki masing-masing badan usaha yang bersaing
untuk menyalurkan dana nya dalam rangka membantu masyarakat maupun sektor
UMKM. Hal ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat (8) yang
menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk
penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (1) menjelaskan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa
kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang
dan bentuk usaha. Dalam hal ini usaha yang sesuai dengan pasal tersebut adalah
koperasi. Hal ini juga sejalan dengan UU No.25 tahun 1992 Pasal 1 bahwa
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau badan
hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Tetapi dalam perkembangan perekonomian yang berjalan demikian cepat,
pertumbuhan Koperasi belum sepenuhnya menampakkan wujud dan peranannya.
Sehingga menjadi tugas pemerintah untuk memperhatikan keberadaan koperasi
agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien, dalam rangka menggalang

1
2

dan memperkokoh perekonomian rakyat. Koperasi diharapkan mampu menjadi


dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan menentukan suatu
kebijakan serta strategi yang terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Sehubungan dengan kehadiran koperasi dalam suatu badan usaha, maka
dalam pengelolaan nya koperasi harus memiliki sistem yang baik agar tujuan
koperasi tercapai. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam rangka memberi peluang bagi masyarakat untuk melakukan
kegiatan produktif, dipandang perlu untuk menumbuhkembangkan koperasi agar
masyarakat memperoleh manfaat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Sehingga
koperasi dapat menghimpun dan menyalurkan dana nya. Ketentuan dalam UU No.
25/1992 tentang perekonomian ini menjadi dasar hukum yang kuat bagi Koperasi
untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Jumlah anggota akan menjadi penentu
bagi kedudukan koperasi yang kuat sebagai suatu badan usaha, sebab dalam
koperasi dikelola dan dibiayai oleh anggota. Dinyatakan dalam Pasal 17 ayat (1)
UU No. 25/1992 bahwa anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna
jasa koperasi.
Berdasarkan jenisnya dalam UU No 25 Tahun 1992 Pasal 16, koperasi
terbagi menjadi lima jenis yaitu (1) Koperasi Produsen, (2) Koperasi Konsumen,
(3) Koperasi Simpan Pinjam, (4) Koperasi Pemasaran dan (5) Koperasi Jasa.
Dalam hal ini penulis hanya menitikberatkan pada Koperasi Simpan Pinjam.
Disebutkan dalam Pasal 44 Angka 2 bahwa Kegiatan usaha simpan pinjam dapat
dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha Koperasi.
Dalam memberikan kredit, Koperasi harus memperhatikan kemampuan para
anggota dalam melakukan pembayaran atas kredit tersebut. PP No 9/1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi Bab I Pasal 1
menyebutkan, yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dengan :
1) Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan
3

pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.
2) Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha
simpan pinjam.
3) Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha
simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang
bersangkutan.
Koperasi dalam UU No. 25/1992 Tentang Perkoperasian merupakan suatu
Badan Usaha, sehingga koperasi wajib tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan
dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Koperasi yang merupakan perwujudan
ke arah amanat konstitusi bangsa Indonesia harus menjadi bangunan usaha yang
sesuai dengan susunan perekonomian sehingga diharapkan mampu memegang
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Semakin berkembangnya
kegiatan Koperasi di Indonesia maka semakin dituntut untuk lebih profesional dan
lebih baik dalam hal penanganan dan pengelolaannya. Dalam melakukan hal
tersebut dibutuhkan pertanggungjawaban yang baik dan relevan atas informasi
yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan, pengambilan dan pengendalian
kebijakan Koperasi.
Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam sebagai salah satu lembaga
keuangan mikro telah menjadi fenomena yang menarik untuk diamati. Hal ini
disebabkan Koperasi memiliki karakter unik dari sistem ekonomi yang lain.
Koperasi menyediakan berbagai macam kebutuhan ekonomi, baik dibidang
konsumsi, perkreditan dan jasa yang beranggotakan orang – orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Untuk itu seluruh kegiatan wajib direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi.
Dalam menjamin pelaksanaan kegiatan dengan efektif dan efisien dibutuhkan
manajemen yang mampu mengelola dan membuat kebijakan sesuai dengan
tujuan. Penilaian kinerja keuangan terhadap Koperasi sangat penting untuk
dilakukan, karena dari penilaian tersebut akan memberikan gambaran mengenai
hasil yang telah dicapai di masa lalu yang akan dibandingkan dengan masa
sekarang.
4

Tantangan yang dihadapi Koperasi dan dapat menghambat perkembangan


Koperasi menjadi problematika. Pengelolaan Koperasi dari segi keuangan yang
kurang efektif, menjadi salah satu hambatan berkembangnya Koperasi. Tantangan
lainnya bagi Koperasi yaitu adanya praktik usaha yang keluar dari prinsip dan jati
diri Koperasi, praktik rentenir, dan penyediaan jasa keuangan yang terindikasi
investasi illegal.
Melalui penilaian kinerja keuangan dapat diketahui kekuatan maupun
kelemahan yang dimiliki koperasi. Hal ini bertujuan untuk melakukan
perencanaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, diperlukan suatu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan Koperasi agar semua
manajemen dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya. Salah satu alat ukur
kinerja keuangan itu adalah laporan keuangan yang bermanfaat sebagai pedoman
dan informasi mengenai keberhasilan dan permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan koperasi.
Berhasil atau tidaknya Koperasi sangat berpengaruh terhadap anggotanya,
sehingga Koperasi dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin dalam
mengelolanya, khususnya dalam segi keuangan yaitu bagaimana menyusun
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan proses akuntansi yang dapat
dipakai untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pengertian lain laporan keuangan menurut PSAK No. 1/ 2015:1
laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Koperasi meliputi informasi mengenai jumlah aset, kewajiban dan ekuitas.
Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan. Analisis
laporan keuangan meliputi penerapan berbagai alat dan teknik analisis dalam
rangka untuk memperoleh ukuran dan hubungan yang akan menghasilkan
informasi. Analisis sangat penting bagi pengurus maupun pengelola dan pihak
luar yang berkepentingan langsung. Bagi pengurus atau pengelola, laporan
keuangan digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menyusun
rencana dan pengambilan keputusan terutama dalam bidang keuangan. Sedangkan
bagi pihak luar seperti, BUMN atau perbankan laporan keuangan digunakan untuk
kelayakan pengadaan program kemitraan. Ada beberapa teknik yang biasa
5

digunakan dalam melakukan suatu analisis, yaitu analisis vertikal, analisis


horizontal dan analisis rasio. Teknik yang lazim digunakan dalam menganalisa
laporan keuangan adalah teknik analisa rasio, sehingga rasio keuangan sangat
penting untuk mengetahui kenerja keuangan perusahaan.
Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menggabungkan
berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan
(Zedadra et al., 2019). Analisis rasio merupakan salah satu dari teknik analisis
yang dapat memberikan gambaran terkait kondisi koperasi dalam bidang
finansialnya. Analisis rasio ini mampu menjelaskan hubungan antara variabel-
variabel yang bersangkutan dan dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi
tertentu. Menurut Kasmir (2012:104), Rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Dari hasil rasio keuangan ini nantinya
akan terlihat kondisi kinerja koperasi.
Rasio keuangan yang umum digunakan untuk menilai kinerja keuangan
koperasi adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Likuiditas
diperlukan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Solvabilitas penting diketahui untuk mengukur kemampuan
koperasi untuk memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.Selain likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas juga penting
untuk diperhatikan. Rasio rentabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
koperasi dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Bagian keuangan merupakan bagian yang sering menimbulkan masalah
yang menyangkut input dan output perusahaan. Dengan melakukan penelitian
tentang kinerja keuangan, diharapkan bisa mendapatkan gambaran tentang
performa suatu koperasi tanpa mengesampingkan faktor- faktor lainnya. Kinerja
keuangan koperasi merupakan cerminan dari koperasi yang menunjukkan
seberapa jauh koperasi tersebut melangkah. Kajian terhadap kinerja keuangan
merupakan faktor yang patut dipertimbangkan untuk melihat sejauh mana hasil
yang didapatkan oleh koperasi selama menjalankan kegiatan operasionalnya.
Salah satu Koperasi Simpan Pinjam di Kota Jakarta Utara yang berperan
memberikan jasa keuangan melalui usaha simpan pinjam kepada anggota dan
6

masyarakat pada umumnya yaitu KSP Credit Union Bererod Gratia. KSP ini
adalah koperasi simpan pinjam yang memiliki program meningkatkan kualitas
hidup masyarakat melalui pemberdayaan berbasis komunitas dan sudah berjalan
selama 15 tahun bertujuan untuk menolong orang agar orang tersebut dapat
menolong dirinya sendiri. Keberadaan KSP Credit Union Bererod Gratia menjadi
wadah untuk menjawab kebutuhan anggotanya melalui pemberdayaan untuk
membangun hidup anggota menjadi lebih sejahtera dengan wujud nyata
memberikan dana pinjaman dengan mudah, pendidikan, modal usaha dan lain-
lain.
Untuk memahami kondisi keuangan Koperasi secara benar dibutuhkan suatu
standar dalam bidang akuntansi koperasi. Dalam pelaksanaan kegiatan usaha
simpan pinjam akan disesuaikan dengan Standar Pedoman Akuntansi Usaha
Simpan Pinjam yaitu Permen No.13/Per/M.KUKM/IX/2015.
KSP Credit Union Bererod Gratia terus tumbuh dan berkembang. Akan
tetapi pencapaian target tahunan periode 2016-2020 terakhir tidak tercapai secara
stabil. Hal ini dapat dilihat pada Laporan keuangan pada tabel berikut ini.

Tabel I.1
Sisa Hasil Usaha Bersih
Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Bererod Gratia
Untuk Tahun yang Berakhir s.d 31 Desember 2020

Sumber : Laporan Keuangan KSP CU Bererod Gratia

Berdasarkan tabel I.1 dapat dilihat bahwa sisa hasil usaha bersih koperasi
dari tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif. Jumlah sisa hasil usaha dipengaruhi
oleh usaha simpan pinjam.
7

Tabel I.2
Data Pencapaian Anggaran Tahunan Koperasi Simpan Pinjam Credit
Union Bererod Gratia
Tahun 2016 – 2020

Sumber : Laporan Keuangan KSP CU Bererod Gratia

Meskipun KSP Credit Union Bererod Gratia selalu mengalami peningkatan


asset, tetapi belum tentu kinerja keuangan yang dihasilkan Koperasi baik. Dan
sejak perjalananya, belum pernah sekalipun dilakukan penelitian untuk
mengetahui kinerja keuangan menggunakan metode Analisis Rasio.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asri Amelia Sihombing (2017)
dengan judul penelitian “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas
Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Koperasi di KPRI”, dapat ditarik
kesimpulan bahwa (1) Tingkat likuiditas yang ditinjau dari current ratio
dikategorikan buruk. (2) Tingkat solvabilitas yang ditinjau dari total asset to total
debt ratio dikategorikan buruk. (3) Tingkat rentabilitas yang dilihat dari ROA,
ROE, dan NPM dikategorikan baik. (4) Analisis trend dapat dikatakan kinerjanya
kurang baik dan perlu ditingkatkan. Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh M Rizky Alqodri (2019) dengan judul penelitian “Analisis Laporan
Keuangan Dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada Koperasi Simpan Pinjam
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang”, dapat ditarik kesimpulan bahwa Koperasi
Simpan Pinjam PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang termasuk dalam kategori
“Kurang Baik” berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006.
8

Analisis Rasio atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk


mengadakan penilaian atas keadaan keuangan Koperasi dan potensi atau
kemajuannya melalui laporan keuangan. KSP Credit Union Bererod Gratia
melakukan penilaian kinerja keuangan berdasarkan dari sisa hasil usaha bersih
yang tercantum di laporan keuangan. Mengingat pentingnya pembahasan tentang
analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk mengetahui kinerja
keuangan koperasi serta memastikan apakah laporan keuangan Koperasi Simpan
Pinjam Credit Union Bererod Gratia disajikan sesuai dengan Pedoman Akuntansi
Usaha Simpan Pinjam, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
“Analisis Laporan Keuangan Sebagai Ukuran Kinerja Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Credit Union Bererod Gratia”.

1.2. Perumusan Masalah


Berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang
penelitian ini, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Apakah penyajian laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Credit Union
Bererod Gratia sudah sesuai dengan Pedoman Akuntansi Usaha Simpan
Pinjam?
2) Seberapa besar kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Credit Union
Bererod Gratia periode 2016-2020?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan pokok permasalahan yang diangkat, penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut :
1) Menjelaskan dan membuktikan penyajian laporan keuangan sudah sesuai
dengan pedoman akuntansi koperasi
2) Menjelaskan ukuran kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Credit
Union Bererod Gratia dari tahun 2016-2020 dengan menggunakan rasio
likuiditas.
3) Menjelaskan tentang ukuran kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam
Credit Union Bererod Gratia dari tahun 2016-2020 dengan menggunakan
rasio solvabilitas.
9

4) Menjelaskan tentang ukuran kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam


Credit Union Bererod Gratia dari tahun 2016-2020 dengan menggunakan
rasio rentabilitas.

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan, maka penulis berharap
agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi :
1). Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Bagi Penelitian lain, dapat menjadi referensi bagi peneliti yang melakukan
studi penelitian selanjutnya terhadap topik yang sama dengan penelitian ini
secara lebih sistematis atau luas khususnya terhadap hal-hal yang belum
diungkap dalam penelitian ini
Bagi Koperasi lain, diharapkan dapat memberikan masukan yang positif
untuk mengevaluasi kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Credit
Union Bererod Gratia di masa yang akan datang
2). Regulator (Pembuat Kebijakan)
a. Bagi Kementrian Koperasi dan UKM, sebagai bahan dalam membuat
kebijakan di bidang koperasi usaha mikro, kecil dan menengah.
b. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai bahan untuk
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang selaras
tentang seluruh kegiatan dalam sektor jasa keuangan.
3). Investor (Pemilik Modal)
a. Investor yang dimaksud, yaitu pemilik koperasi, dijelaskan dalam Pasal
17 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 yaitu Anggota sebagai pemilik dan
pengguna jasa koperasi.
Memberikan infomrasi kepada anggota koperasi terkait kinerja
keuangan koperasi.

Anda mungkin juga menyukai