OLEH:
AZZAHRA FAZRIANI
A1A122083
DAFTAR ISI.....................................................................................................I
A. Pendahuluan.................................................................................................1
B. Ruang Lingkup Koperasi.............................................................................5
C. Laporan Keuangan koperasi.........................................................................14
D. Sumber dan Penggunaan Dana koperasi......................................................32
E. Akuntansi Penerimaan dan Penyeluaran Kas..............................................45
F. Prosedur Pemberian Kredit..........................................................................57
G. SistemPengendalian Internal Koperasi........................................................67
H. Piutang.........................................................................................................77
I. Analisis Kinerja Keuangan............................................................................83
J. Koperasi simpan Pinjam...............................................................................95
K. Koperasu Konsumen....................................................................................107
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
A . PENDAHULUAN
Koperasi merupakan lembaga yang didalamnya terdiri dari
kepentingan-kepentingan yang sama yang terhimpun untuk meningkatkan
taraf hidup atau kesejahteraan. Dengan kata lain koperasi merupakan
sekumpulan orang-orang yang berbadan hukum yang bertujuan untuk
meningkatkan social ekonomianggotanya dengan cara saling membantu yang
berdasar pada azaz kekeluargaan.Pada UU 1995 sistem perekonomian
Indonesia mengenal 3 pelaku ekonomi yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi.
Ketiga pelaku inilah yang diharapkan memilik peranan penting dalam
perekonomian Indonesia nantinya.Pembangunan koperasi sebagai badan
usaha ditujukan untuk penguatan dan perluasan usaha serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia sehingga pengelolaan koperasi harus dilakukan
dengan baik agar usahanya dapat bertahan dan berkembang. Peran pemerintah
dalam mendukung pembangunan dan pengembangan koperasi adalah
mewujudkan pengelolaan koperasi yang profesional dengan menerapkan
prinsip keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas yang dapat diakui,
diterima dan dipercaya, baik oleh anggota pada khususnya maupun
masyarakat luas pada umumnya.
Akuntansi koperasi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan
pelaporan transaksi keuangan koperasi. Tujuan utama akuntansi koperasi
adalah untuk menyediakan informasi yang akurat dan relevan mengenai
keuangan koperasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti anggota
koperasi, manajemen, pemerintah, dan pihak lain yang terkait.Akuntansi
koperasi melibatkan berbagai aktivitas, termasuk pencatatan transaksi harian,
penyusunan laporan keuangan, pengendalian internal, dan analisis keuangan.
Pencatatan transaksi harian meliputi pembelian dan penjualan barang atau
jasa, penerimaan dan pengeluaran kas, serta transaksi lainnya yang terkait
dengan operasional koperasi.
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi koperasi
yang mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan
laporan arus kas. Laporan-laporan ini memberikan gambaran mengenai posisi
keuangan koperasi, kinerja operasional, serta arus kas yang
dihasilkan.Pengendalian internal juga merupakan bagian penting dari
akuntansi koperasi. Hal ini melibatkan pengaturan sistem akuntansi yang
efektif, pemisahan tugas yang jelas, serta pelaksanaan prosedur pengendalian
untuk mencegah penyelewengan dan kesalahan dalam pencatatan keuangan.
1
Badan usaha koperasi merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2012. Koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hkukum koperasi
dengan melandaskan kegitannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan (Rudianto,
2010:3). Penerapan akuntansi dan penyampaian laporan keuangan koperasi
menunjukkan kekhususan disbanding dengan akuntansi dan laporan keuangan
badan usaha pada umumnya kegitannya pada prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan
(Rudianto, 2010:3). Penerapan akuntansi dan penyampaian laporan keuangan
koperasi menunjukkan kekhususan disbanding dengan akuntansi dan laporan
keuangan badan usaha pada umumnya (Musyafa’ah:2014). Muhammad
Khafid, dkk. (2010) mengatakan bahwa, untuk mencapai tujuan-tujuan
koperasi, maka pengelolaan koperasi harus dilakukan dengan benar dan
profesional. Salah satu tolak ukur koperasi yang sehat adalah koperasi yang
melakukan pengelolaan keuangan yang benar. Sebagai sebuah lembaga
ekonomi yang menghasilkan suatu laporan keuangan maka masalah akuntansi
koperasi merupakan salah satu masalah penting yang ada di koperasi.Suatu
kegiatan ekonomi pastinya akan menghasilkan suatu hasil akhir yang disebut
juga laporan keuangan. Laporan keuangan secara umum mempunyai arti hasil
akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Bagi para analisis laporan keuangan merupakan media yang penting
untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan.Dan laporan
keuangan juga menjadi bahan sarana informasi bagi para analis dalam proses
pengambilan keputusan karena laporan keuangan dapat menggambarkan
posisi keuangan perusahaan,hasil usaha perusahaan,dan arus kas perusahaan
dalam periode tertentu.Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945 (Rudianto, 2010:4).
Untuk bisa menghasilkan laporan keuangan yang wajar terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah komponen laporan
keuangan yaitu LaporanLaba/Rugi. Laba dalam suatu koperasi lebih dikenal
2
dengan sebutan Selisih Hasil Usaha (SHU). Laporan Laba/Rugi berguna
untuk mengetahui kinerja koperasi berupa pendapatan dan beban.
Koperasi Unit Desa Bina Tani merupakan salah satu koperasi besar
dan merupakan koperasi yang cukup lama berdirinya. KUD Bina Tani
berdirisejak tahun 1975 yang diprakarsai oleh Instruksi Presiden (Inpres) No.3
Tahun 1975 dengan nama Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Sudah sejak
kurang lebih 46 Tahun berdirinya Koperasi Unit Desa ini hingga sekarang,
KUD Bina Tani sudah memiliki usaha dibidang jasa diantaranya : jasa
penjualan gabah, penjualan beras, penjualan benih, penjualan palawija,
penjualan pupuk pestisida, jasa angkutan umum (tebu) yaitu untuk melayani
anggota dan masyarakat dalam usaha angkutan dan pendistribusian hasil
pertanian tebu, Simpan Pinjam, Pembayaran Rekening Listrik. Usaha yang
dimiliki KUD Bina Tani ini adalah usaha yang sudah ada sejak berdirinya
Koperasi tersebut. Dengan adanya usaha yang cukup banyak dan
membutuhkan suatu laporan keuangan, sudah semestinya dalam prakteknya
Koperasi Unit Desa Bina Tani membuat dan menyajikan laporan keuangan
sesuai dengan standart dan acuan yang berlaku. Tetapi pada kenyataannya,
laporan keuangan KUD Bina Tani masih belum menggunakan Standar
Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang
berlaku sejak tahun 2011.
Negara Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita untuk memakmurkan
masyarakat secara menyeluruh.untuk mencapai tujuan tersebut,pemerintah
menyelenggarakan tata aturan kegiatan perekonomian bagi seluruh
masyarakat,dengan tujuan agar sekuruh kegiatan ekonomi menuju kesatu
sasaran,yaitu pencapaian masyarakat yang adil dan Makmur.dengan
demikian,peran sektor-sektor ekonomi yang ada diindonesia diharapkan dapat
bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita tersebut dalam rangka menumbuh
kembangkan perekonomian bangsa.
Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan
didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan,agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
sosial,sehingga lebh mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi
rakyat.
3
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. (2010). Akuntansi Koperasi Edisi 2 Konsep dan Teknik Penyususnan
Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 12/Per/M.KUKM/IX/2015
4
B. RUANG LINGKUP KOPERASI
1.Pengertian Koperasi
Salah satu badan usaha penopang ekonomi rakyat Indonesia adalah
koperasi. Bagaimana tidak? Pada tahun 2019 saja, Kementerian Koperasi dan
UKM menyebutkan bahwa koperasi di seluruh Indonesia berjumlah 123.048 dan
anggota yang sudah tercatat sebanyak 22 juta orang. Besar sekali kan, Grameds?
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, yakni cooperation. Jika diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia, artinya kerja sama.
Menurut Anonimus UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan
sebagai sebuah badan usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang
kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
kerakyatan yang berasas kekeluargaan. Sementara itu, menurut bapak proklamator
kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah
suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan gotong
royong.
Dengan demikian, tidak heran jika pengelolaan koperasi mengarah pada
kegiatan tolong-menolong untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggotanya. Itulah salah satu sebab mengapa koperasi sangat bermanfaat
untuk banyak orang.
2.Sejarah Koperasi
Sejarah mencatat bahwa gerakan koperasi di dunia dimulai pada
pertengahan abad 18 dan awal abad 19. Saat itu, koperasi masih disebut dengan
Koperasi Pra Industri. Gerakan ini lahir akibat dari revolusi industri yang gagal
mewujudkan semboyan Liberte-Egalite-Fraternite (kebebasan-persamaan-
kebersamaan).
Semboyan tersebut dianggap gagal karena revolusi industri tidak membawa
perubahan terhadap kondisi ekonomi rakyat. Liberte atau kebebasan hanya
dirasakan oleh mereka yang memiliki kapital sehingga dapat meraup untung
sebanyak-banyaknya. Sementara Egalite dan Fraternite atau persamaan dan
kebersamaan hanya menjadi milik pemilik-pemilik modal besar.
Di Inggris, koperasi pertama kali didirikan pada tahun 1844 di kota
Rochdale. Didirikan oleh 28 anggota, koperasi ini dapat bertahan dan dianggap
sukses karena didasari oleh kebersamaan yang kuat dan kemauan untuk
menjalankan usaha.
5
Para anggotanya duduk bersama untuk bermusyawarah guna menyusun
langkah agar dapat menghasilkan sebuah satuan usaha yang bisa dijalankan
bersama. Bahkan, mereka membuat pedoman kerja dan Standard Operational
Procedure (SOP). Semua itu mereka lakukan agar dapat mewujudkan visi dan cita-
cita mereka. Akhirnya terbentuklah Rochdale Equitable Pioneers Cooperative
Society.
Pada awalnya, mereka mendapatkan banyak hujatan dari banyak pihak.
Namun, mereka mampu membuktikan bahwa toko yang mereka kelola dapat
berkembang dengan baik. Adapun prinsip-prinsip yang mereka pakai dalam
koperasi tersebut, yaitu:
1. Keanggotaan yang sifatnya terbuka.
2. Pengawasan yang sifatnya demokratis.
3. Bunga terbatas yang bermodal dari sesama anggota.
4. Sisa hasil usaha dibagi berdasarkan besarnya kontribusi pada koperasi.
5. Penjualan barang-barang disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku dan
pembayaran harus tunai.
6. Tidak ada diskriminasi dalam suku bangsa, ras, agama, dan aliran politik.
7. Barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barang-barang yang asli,
bukan barang rusak, palsu, atau KW.
8. Anggota menerima edukasi secara berkesinambungan.
Prinsip-prinsip tersebut menjadikan koperasi Rochdale sukses dan maju.
Karena itu, prinsip-prinsip di atas menjadi inspirasi bagi koperasi-koperasi lain
yang ada di seluruh dunia. Walaupun tampak masih sederhana, apa yang telah
diperjuangkan oleh Rochdale dengan segala prinsipnya menjadi tonggak bagi
gerakan koperasi seluruh dunia. Pada tahun 1937, prinsip-prinsip tersebut
disampaikan sekaligus dibakukan dalam kongres International Co-operative
Alliance (ICA).
Pergerakan koperasi di seluruh dunia berjalan tidak spontan dan
memerlukan proses yang panjang. Pada umumnya, koperasi tidak diperjuangkan
oleh orang-orang yang sangat kaya. Gerakan ini bermula sebagai bentuk
perlawanan terhadap kapitalisme yang saat itu melahirkan penderitaan ekonomi
dan sosial terhadap rakyat.
Dalam keadaan yang serba sulit, pihak-pihak kapitalis, kolonial, dan
rentenir memperkeruh suasana. Mereka mengambil keuntungan yang besar dari
memeras rakyat kecil dan menengah. Orang-orang kecil dan menengah yang
kesulitan untuk melunasi hutangnya terpaksa melepaskan tanah milik mereka
6
karena sistem pinjaman berbunga yang mencekik. Ditambah kesewenangan pihak
kolonial yang suka memonopoli banyak bidang.Common sorrow, rasa senasib
sepenanggungan menggerakkan orang-orang yang berpenghasilan sederhana,
berkemampuan ekonomi terbatas, dan menderita karena beban ekonomi, untuk
bersatu dan bersama-sama menolong diri mereka sendiri. Karena itulah, mereka
berpikir bagaimana caranya agar bisa keluar dari keadaan tersebut dan
membentuk gerakan perlawanan. Kemudian lahirlah koperasi yang memfasilitasi
para buruh agar bisa saling tolong menolong. Koperasi yang ada di jaman itu
dinamakan Koperasi Pra Industri.
Ada banyak kisah perkembangan koperasi di negara-negara lain yang
memiliki cerita yang hampir sama. Sebut saja perkembangan koperasi di Prancis,
Jerman, Denmark, Swedia, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.
Saat ini, koperasi semakin berkembang di negara-negara lain dengan
tujuan untuk memberikan kesejahteraan pada anggotanya. Hal ini terbukti dengan
banyaknya permasalahan ekonomi yang dapat diatasi dengan adanya koperasi
3.Perkembangan Koperasi di Indonesia
Pada jaman penjajahan, banyak sekali rakyat Indonesia yang merasakan
penderitaan. Mulai dari monopoli penjajah dan pemimpin lokal yang bersekutu
dengan mereka, tingginya bunga yang mencekik leher oleh para rentenir, hingga
kerja paksa.
Pada tahun 1896, R. Aria Wiriaatmadja, yang saat itu menjadi patih
Purwokerto, tergerak untuk mendirikan koperasi kredit. Koperasi tersebut
bertujuan untuk membantu rakyat yang terlilit hutang dengan cara memberikan
kredit.
Kemudian, pada tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin
oleh H.Samanhudi dan H.O.S Cokroaminoto menyebarkan impian-impian
berdirinya toko koperasi yang menyerupai warung serba ada (waserda) KUD.
Fasilitas tersebut digaungkan oleh SDI untuk mengimbangi pemerintah kolonial
Belanda yang memberikan kemudahan kepada pedagang asing.
Namun demikian, koperasi-koperasi yang pernah diperjuangkan tersebut
mengalami kegagalan karena banyak kendala. Baik yang diperjuangkan oleh Budi
Utomo, Serikat Dagang Islam (SDI), dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI).
Koperasi di Indonesia mengalami kestabilan setelah Indonesia merdeka dan
memiliki UUD 1945.
7
Dr. (h.c.) Drs. Mohammad Hatta memberikan perhatian dan dukungan
akan adanya koperasi. Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan edukasi agar
rakyat Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya koperasi.
Atas jasa beliau dalam memperjuangkan koperasi, beliau dijuluki sebagai Bapak
Koperasi Indonesia.
4.Mengapa Koperasi Berjaya di Indonesia?
Masyarakat kita yang menjunjung tinggi kekeluargaan dan gotong royong
menjadikan koperasi sebagai lembaga ekonomi yang sangat cocok untuk
diterapkan di Indonesia. Kebiasaan kekeluargaan dan gotong royong tersebut
sudah menjadi kebiasaan yang sudah turun-menurun sehingga tidak mengherankan
jika asas kekeluargaan dan gotong royong yang diusung oleh koperasi bisa
menyatu dengan bangsa ini.
Bahkan, sistem perekonomian Indonesia memiliki fundamen yang
berbunyi, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.” Hal ini tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Tahun
1945 ayat 1. Dilansir dari website Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR-RI), makna dari pasal tersebut adalah sistem ekonomi yang dikembangkan
di Indonesia seharusnya tidak berbasis persaingan dan asas individualistik.
Ditambah lagi ayat kedua dalam pasal yang sama menyebutkan secara
gamblang bahwa pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan
ekonomi negara. Dengan demikian, masih melansir sumber yang sama, pemerintah
memiliki wewenang agar pembangunan negara tidak lagi eksklusif. Agar
terwujudnya pembangunan yang inklusif, maka pembangunan yang dilakukan
perlu difokuskan kepada pembangunan manusianya, bukan sekadar ekonominya.
Karena kemajuan ekonomi yang berbasis kemajuan sumber daya manusia, mampu
mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang merata.
5.Fungsi Koperasi
Didirikannya koperasi tentu memiliki tujuan dan fungsi. Di bawah ini akan
kita bahas apa saja fungsi dan tujuan dari didirikannya koperasi.
1. Membangun dan Mengembangkan
Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus mengembangkan
potensi dan kemampuan anggotanya secara khususnya dan masyarakat secara
umum. Demikian juga, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi
rakyat.
8
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Fungsi kedua dari koperasi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin meningkat
akan memberikan manfaat bagi perekonomian.
3. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan
Fungsi ketiga dari koperasi, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi
kerakyatan. Fungsi ini bisa dikatakan sebagai pondasi kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan menjadikan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional
Fungsi keempat dari koperasi, yaitu mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional dengan menggunakan asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
5. Tujuan Koperasi
Rasanya belum lengkap kalau hanya membahas pengertian, sejarah, fungsi
koperasi, tetapi tidak membahas tujuan koperasi itu sendiri. Berikut tujuan-
tujuan koperasi.
1. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
2. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya.
3. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat
yang adil dan Makmur
4. Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.
5. Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang relatif
lebih tinggi.
6. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang relatif
lebih terjangkau.
7. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala
mikro dan kecil.
6. Prinsip Koperasi
Setiap organisasi, badan usaha, bahkan hingga komunitas tentunya memiliki
idealisme dalam menjalankan operasionalnya. Tidak terkecuali koperasi yang
juga memiliki idealisme yang dirangkum dalam prinsip-prinsip koperasi.
9
Dirangkum dari UU 25 tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai
berikut:
1. Keanggotaan tidak dipaksa. Oleh karenanya harus berdasarkan sukarela
dan terbuka.
2. Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis.
3. Pembagian hasil usaha diberikan secara adil sesuai dengan porsi
kontribusi masing-masing anggota terhadap koperasi.
4. Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal
yang diberikan.
5. Mengutamakan kemandirian.
6. Dalam mengembangkan koperasi, akan diadakan pendidikan
perkoperasian dan kerja sama antar koperasi.
7. Dasar-dasar Hukum Koperasi
Koperasi memiliki dasar hukum sehingga koperasi merupakan badan
usaha yang legal untuk dijalankan. Beberapa dasar hukum koperasi adalah
sebagai berikut:
1. UU Nomor 25 Tahun 1992: Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994: Pembubaran koperasi oleh
pemerintah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994: Persyaratan dan Tata Cara
4.Pengesahan
4. Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995: Pelaksanaan kegiatan usaha
simpan pinjam oleh koperasi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998: Modal penyertaan pada
koperasi.
7. Kepmen Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004: Notaris pembuat akta
koperasi.
8. Permen Koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015: Kelembagaan
koperasi.
9. Permen Koperasi dan UKM Nomor 15 Tahun 2015: Usaha simpan pinjam
oleh koperasi.
10. Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018: Penyelenggaraan dan
pembinaan perkoperasian.
11. Kepmen Nomor 22 Tahun 2020: Tata cara penyampaian data debitur
koperasi dalam rangka pemberian subsidi bunga/subsidi margin untuk
10
kredit/pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka
mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
8. Jenis-Jenis Koperasi
Ada beberapa jenis koperasi yang disebutkan di dalam UU nomor 25
tahun 1992 Pasal 15 ada dua jenis koperasi, yaitu:
1. Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang-seorang serta
beranggotakan lebih dari 20 orang.
2. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi yang
beranggotakan koperasi juga.
Jenis Koperasi Berdasarkan Jenis Usaha
Berdasarkan jenis usaha yang dijalankan, koperasi terbagi menjadi empat
jenis, yaitu:
1. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang menyediakan sarana
kepada produsen untuk melakukan produksi. Produk berasal dari
anggota dan ditawar dengan harga relatif lebih tinggi untuk kemudian
dijual kepada anggota dan non-anggota.
2. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyediakan
kegiatan usaha berupa barang untuk kebutuhan anggota dan non-
anggota.
3. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyediakan jasa (kecuali
simpan pinjam) untuk kebutuhan anggota dan non-anggota.
4. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani
anggota dan non-anggota dengan melakukan jasa simpan-pinjam
sebagai satu-satunya kegiatan usaha lembaga.
9. Keuntungan Menjadi Anggota
mungkin ada yang bertanya apa sih keuntungannya menjadi anggota
koperasi? Bagi sebagian orang, menjadi anggota koperasi memiliki
11
keuntungan tersendiri. Adapun keuntungan yang kemungkinan bisa
didapatkan dengan menjadi anggota koperasi adalah:
1) Anggota koperasi berhak mendapatkan pembagian sisa hasil usaha (SHU).
Besarnya bagi hasil yang didapatkan berdasarkan jumlah modal yang
ditanam dan besarnya keuntungan yang didapatkan oleh koperasi.
2) Anggota dapat membeli barang dan jasa dengan harga yang lebih
terjangkau dibandingkan beli di luar koperasi.
3) Bagi anggota, dapat meminjam dana kepada koperasi baik secara sistem
konvensional berbunga ataupun bagi hasil sistem syari’ah.
4) Anggota bisa mendapatkan pelatihan entrepreneur dan memperluas
jaringan bisnis. Dengan demikian, Anda bisa berkembang menjadi pribadi
yang lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1997. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
(dilengkapi dengan UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian). Jakarta: Aneka Ilmu.
13
C. LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
Laporan keuangan koperasi adalah dokumen resmi yang memberikan
gambaran tentang kondisi keuangan koperasi. Laporan keuangan ini
mencakup informasi tentang aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, dan
laba rugi koperasi selama periode tertentu, biasanya satu tahun.
Laporan koperasi keuangan terdiri dari tiga bagian utama:
a. Laporan laba rugi: laporan ini mencantumkan pendapatan koperasi dan
biaya-biaya yang terkait dengan pengelolaan koperasi selama periode
tertentu, biasanya satu tahun. Laba rugi menunjukkan apakah koperasi
menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian selama periode
tersebut.
b. Neraca: neraca koperasi adalah laporan yang menunjukkan posisi
keuangan koperasi pada akhir periode tertentu. Neraca mencantumkan aset
koperasi (seperti kas, piutang, atau inventaris) dan kewajiban koperasi
(seperti Hutang dan kewajiban lainnya).
c. Laporan arus kas: laporan ini menunjukkan arus kas masuk dan keluar
dari koperasi selama periode tertentu. Laporan arus kas membantu
mengungkap sumber dan penggunaan kas koperasi, yang dapat membantu
manajemen koperasi dalam merencanakan kegiatan keuangan di masa
depan.
Laporan keuangan koperasi sangat penting bagi anggota, pengurus,
dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengetahui kondisi keuangan
koperasi dan menilai apakah koperasi tersebut beroperasi dengan efektif dan
efisien.
Manfaat laporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Update kinerja koperasi keuangan: Laporan koperasi keuangan
memberikan gambaran tentang kinerja koperasi keuangan, termasuk
pendapatan, biaya, laba, dan arus kas. Dengan mengevaluasi laporan
keuangan, anggota dan pengurus koperasi dapat mengetahui apakah
koperasi beroperasi dengan baik atau tidak.
2. Pengambilan keputusan yang tepat: Laporan koperasi keuangan
memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang
tepat terkait dengan operasi koperasi, seperti pengelolaan dana dan
investasi, pembelian atau penjualan aset, Pengeluaran dan penghitungan
koperasi, dan sebagainya.
14
3. Transparansi: Laporan keuangan koperasi membantu meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas koperasi terhadap anggota dan pemangku
kepentingan lainnya. Anggota dan pemangku kepentingan dapat menilai
kinerja keuangan koperasi dan memperoleh kepercayaan terhadap
koperasi.
4. Penilaian: Laporan keuangan koperasi membantu anggota dan pengurus
koperasi untuk menilai risiko dan peluang dalam kegiatan koperasi.
Dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kinerja koperasi
keuangan, mereka dapat mengambil tindakan untuk mengurangi risiko dan
meningkatkan keuntungan.
5. Memenuhi persyaratan hukum: Laporan koperasi keuangan biasanya
dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu seperti pemerintah atau lembaga
keuangan untuk memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.
Ada beberapa pihak yang dapat mengecek laporan keuangan koperasi, antara
lain:
1. Pengurus koperasi: Pengurus koperasi bertanggung jawab untuk
menyusun dan memeriksa laporan keuangan koperasi. Mereka harus
memastikan bahwa laporan keuangan tersebut akurat dan mencerminkan
kondisi keuangan koperasi dengan sebenar-benarnya.
2. Auditor: Auditor independen dapat ditugaskan oleh koperasi untuk
memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan koperasi. Auditor akan
melakukan audit keuangan untuk memastikan bahwa laporan keuangan
koperasi disusun secara akurat dan dapat dipercaya.
3. Dewan Pengawas: Dewan Pengawas koperasi memiliki tugas untuk
memastikan bahwa kegiatan koperasi dilakukan secara benar dan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Salah satu tugas
utama Dewan Pengawas adalah menilai dan mengevaluasi laporan
keuangan koperasi.
4. Anggota koperasi: Anggota koperasi juga berhak untuk memeriksa
laporan keuangan koperasi. Dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
koperasi, anggota dapat menilai dan mengevaluasi laporan keuangan serta
memberikan masukan dan masukan kepada pengurus koperasi.
Dalam semua kasus, penting bagi pihak yang memeriksa laporan
keuangan koperasi untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
memadai tentang aspek keuangan dan akuntansi. Hal ini akan membantu
mereka dalam menilai dan mengevaluasi laporan keuangan koperasi secara
efektif.
15
Prinsip dasar laporan keuangan koperasi
Prinsip Dasar Laporan Keuangan Koperasi Akuntansi adalh aktivitas
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka , mengklasifikasi
mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas atau transaksi suatu badan usaha
dalam bentuk informasi keuangan. (Rudianto, 2010). Pada dasarnya laporan
keuangan disusun dengan alasan untuk:
1. Mengetahui jumlah dana yang diterima.
2. Mengetahui jumlah dana yang dikeluarkan.
3. Mengetahui jenis dan tanggal transaksi yang dilakukan.
Data Informasi
Pencatatan Komunikasi
Identifikasi
laporan keuangan
16
akuntansi adalah proses terencana untuk menyediakan informasi akuntansi
keuangan yang bermanfaat bagi manajemen.
Tahap Identifikasi
Sebelum mencatatnya ke dalam Jurnal maka, transaksi yang terbentuk akibat
aktivitas bisnis diidentifikasi lalu dikelompokan terlebih dahulu berdasarkan
jenis transaksinya. Pada jenis koperasi Niaga hanya ada transaksi: Penjualan
barang dagang, Pembelian barang dagang, dan pencatatan beban operasi yang
terjadi selama satu periode.
Tahap Pencatatan
Pada sistem penyimpanan atau pencatatan transaksi yang telah
diidentifikasi, ada beberapa proses pencatatan yaitu, tahap penjurnalan,
pencatatan jumlah persediaan dan peng ikhtisaran pada buku besar tiap akun.
Setelah tahap ini dilaksanakan, maka nantinya akan menghasilkan Laporan
keuangan koperasi.
Akun Perkiraan dalam Akuntansi Koperasi
Dalam menjurnal transaksi dan menyusun Laporan keuangan untuk
suatu koperasi, maka harus mengenal beberapa perkiraan atau akun yang
sering digunakan dalam akuntansi koperasi, berikut penjelasan setiap bagian
akun perkiraan:
a. Aktifa Lancar
Aktiva Lancar Adalah sumber daya koperasi yang dicatat dalam
jangka waktu tertentu, yang sifatnya likuid. segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk usaha (memiliki manfaat ekonomi). (Sudarwanto, 2013)
Berdasarkan Peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah
Republik Indonesia Nomor 12/PER/M.KUKM/IX/2015 Aset lancar yaitu aset
yang memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun.
o Pengklasifikasian aset lancar antara lain :
1. Diperkirakan akan dapat direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas.
2. Dimiliki untuk diperdagangkan (diperjual belikan).
3. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan.
o Yang termasuk kelompok Aktiva Lancar dalam koperasi, yaitu :
1) Kas adalah aset yang siap digunakan untuk pembayaran dan bebas
digunakan untuk membiayai kegiatan umum organisasi.
17
2) Piutang Anggota adalah hak koperasi kepada anggota, yang timbul
karena koperasi telah meminjamkan uang kepada anggotanya atau
karena koperasi menjual barang secara kredit.
3) Piutang Non Anggota hak yang timbul akibat koperasi menjual
barang secara kredit atau meminjamkan uang kepada Non anggota.
4) Perlengkapan Kantor Perlengkapan adalah material penunjang
yang digunakan untuk operasional koperasi dengan masa manfaat
kurang dari satu tahun.
b. Aktiva Tetap
Aset yang diperoleh dari sumbangan, yang tidak terikat
penggunaannya, diakui sebagai aset tetap. Asset tetap dibagi menjadi dua ,
yaitu :
1) Aktiva Tetap Berwujud Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi organisasi, yang tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal organisasi dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun. Aset tetap berwujud mencakup perkiraan : tanah,
gedung kantor, peralatan kantor. Dalam neraca, akun ini disajikan sebesar
harga pokok dikurangi akumulasi pemyusutan (kecuali tanah)
2) Aktiva Tetap Tak Berwujud Contohnya seperti,hak paten,good will,
merek dagang, hak lease dan sebagainya. Penyajian akun-akunini pada
neraca berdasarkan harga pokok dikurangi amortisasi yang telah dibentuk
koperasi
c. Kewajiban Lancar
adalah kewajiban yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar, dan
paling lama harus dibayar dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Akun
yang termasuk Kewajiban Lancar yaitu :
18
d. Ekuitas Koperasi,
Ekuitas adalah bukti penyertaan dan kepemilikan anggota sebagai
pihak yang telah menenamkan uanganya dalam koperasi. Ekuitas koperasi
terdiri dari :
1) Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang besarnya sama yang wajib
dibayarkan oleh para anggota koperasi pada saat pertama kali masuk
sebagai anggota. Simpan jenis ini hanya dapat diambil bila anggota
tersebut mengundurkan diri.
2) Simpanan Wajib adalah sejumlah uang yang besarnya bervariasi yang
wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu. Simpanan ini hanya dapat diambil bila anggota tersebut
mengundurkan diri.
3) Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan pemodal untuk menambah dan
memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan usaha koperasi.
4) Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota
selama koperasi masih beroperasi.
5) Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.
6) Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan
laba/rugi kotor dengan nonanggota, ditambah/dikurangi dengan
pendapatandan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak
penghasilan badan koperasi
Laporan hasil
usaha
19 Pendapatan
beban
Neraca
TRANSAKSI
BUKU NERACA
JURNAL SALDO Aktiva
Penjualan BESAR DAN
UMUM PERSEDIAA Kewajiban
SEMENTARA Laporan
Pembelian Aus Kas
N Ekuitas
beban
Aktivitas
koperasi
Olperasi
Aktiviatas Investasi
Aktivitas Pendanaan
20
mengenai kondisi perusahaan. Perusahaan yang baik tentunya harus memiliki
sistem pelaporan keuangan yang baik dan tertata. Tanpa adanya laporan
keuangan, perusahaan akan kesulitan menganalisis apa yang terjadi dalam
perusahaan dan bagaimana kondisi dan posisi perusahaan perusahaan.
Dasar Hukum , UU No 17 Tahun 2012 1. Pasal 37 ayat 1 c Laporan
keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan
hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen
tersebut.
a. Perhitungan Hasil Usaha
Perhitungn hasil usaha adalah Laporan Perhitungan Hasil Usaha adalah
laporan yang memberikan informasi tentang perhitungan tentang penghasilan
dan beban KOPERASI SMK. Perhitungan Hasil Usaha Periode Juli 2018
Pendapatan
Penjualan atk Rp 5.000.0000
Penjualan Makanan
Penjualan seragam
Harga Pokok Penjualan (Rp 2.500.000) +
Sisa Hasil Usaha Kotor Rp 2.500.000
Beban Operasi :
Beban Operasional Rp 100.000
Beban Gaji Rp 200.000 +
Jumlah Beban Operasi (Rp450.000)+
SISA HASIL USAHA (LABA) Rp 2.050.000
21
b. Laporan Arus Kas
c. Neraca
23
Total Kewajiban & Ekuitas Rp xxxxx
Total Aktiva Rp
xxxxx
d. Bukti transaksi
Bukti transaksi merupakan dokumen dasar untuk membuat jurnal dan
merupakan bukti bahwa telah terjadi transakasi di koperasi. Semua bukti
transaksi dari bagian pembelian, bagian penjualan, dan bagian lain-lain ke bagian
akuntansi. Bukti-bukti persebut harus dianalisis kebenarannya. Hal ini dilakukan
untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan. Masing-masing koperasi
mempunyai bukti-bukti transaksi yang berbeda dan akan tergantung pada jenis
koperasinya. Berikut ini diberikan contoh bukti-bukti transaksi yang ada di unit
koperasi "Maju Bersama". Bukti transaksi yang ada di unit toko kopersi "Maju
Bersama' sama seperti bukti transaksi yang terjadi diprusahaan dagang lainnya,
yang dapat dikelompokkan menjadi :
Bukti Penerimaan Kas Adalah bukti transaksi yang membuktikan bahwa
koperasi telah menerima sejumlah uang tunai atau alat pembayaran yang sama
dengan uang tunai (cek). Bukti penerimaan kas digunakan sebagai tempat
mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang tunai.
Sumber penerimaan uang tunai antara lain dari :
a. Penerimaan simpanan dari anggota koperasi
b. Penerimaan dari penjuala tunai
c. Penerimaan tagihan dari debitur
d. Penerimaan uang dari pihak lain yang merupakan realisasi hak
koperasi.
e. Penerimaan bunga
f. Penerimaan berupa uang jasa seperti komisi
g. Penerimaan kembali urang karyawan koperasi
h. Penerimaan lainnya yang dapat menambah uang tunai koperasi.
24
Bukti Pengeluaran Kas Adalah bukti transaksi yang membuktikan bahwa
koperasi telah membayar sejumlah uang tunai atau alat pembayaran
lainnya yang disamakan dengan uang tunai. Bukti pengeluaran kas
merupakan alat untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan
dengan pengeluaran uang kas atau tunai. Pengeluaran uang tunai amtara
lain digunakan untuk :
a. Pembayaran kembali simpana sukarela
b. Pengembalian simpanan pokok dan wajib kepada anggota koperasi
yang keluar
c. Pembelian barang secara tunai
d. Pemberian pinjaman kepada anggota koperasi
e. Pembayaran gajih karyawan dan menajer
f. Pengeluaran-pengeluaran lainnya.
25
e. Jurnal
Pencatatan Dengan Metode Perpetual Jika dicatat dengan metode
perpetual, koperasi diwajibkan memiliki kartu stok/kartu persediaan untuk
mencatat arus keluar masuknya barang dagangan. Setiap jenis produk harus
memiliki satu kartu stok/kartu persediaan Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mencatat arus keluar masuknya persediaan barang dagangan,
antara lain FIFO, LIFO, dan Rata-rata (Average). Kartu persediaan berguna
untuk melihat dan mengendalikan arus keluar masuknya barang serta
menghitung harga pokok penjualan barang dari suatu transaksi tertentu atau
secara keseluruhan. (Mengenai metode pencatatan dan pembuatan kartu
stok/kartu persediaan akan dibahas secara khusus)
26
f. Buku Besar Dan Buku Pembantu
Buku Besar Setelah transaksi-transaksi selesai dicatat dalam jurnal,
berikutnya harus dipindahkan atau posting transaksi-transaksi tersebut ke buku
besar. Buku besar (ladger) adalah kumpulan akun-akun suatu prushaan.
Pencatatan atas tambahan atau berkurangnya suatu akun dalam buku besar akan
mempengaruhi satu atau lebih akun lainnya. Hal ini merupakan akibat dari
sistem pencatatan berpasangan (double entry system). Pengaruh dari kenaikan
atau penurunan suatu akun adalah bertambahnya atau berurangnya akun lain.
Dalam pencatatan akun-akun di buku besar membutuhkan akunakun yang
tersusun dengan baik. Untuk membantu penyusunan akun-akun tersebut,
dibutuhkan kode akun. Kode akun yaitu simbol berupa angka, hurusf , atau
gabungan keduanya yang menunjukan akun tertentu. Bagan atau daftar yang
menunjukan kode akun dan akun dikodenya disebut bagan akun. Dalam
pembuatan kode akun harus diingat bahwa prusahaan (koperasi) akan berdiri /
beroperasi selamanya (prinsip going concern). Dengan demikian kode yang
dibuat harus dirancang untuk kepentingan jangka panjang.
27
Laporan keuangan
a) Penyusunan neraca
Neraca awal adalah neraca yang disusun pertama kali oleh pemerintah.
Neraca awal menunjukkan nilai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal neraca awal.Sistem pencatatan yang digunakan selama ini tidak
memungkinkan suatu entitas menghasilkan neraca, sehingga perlu dilakukan
pendekatan untuk menentukan nilai yang akan disajikan dalam neraca.
Pendekatan yang dimaksud adalah dengan melakukan identifikasi atas pos-pos
neraca dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen sumber
lainnya.
Kebijakan akuntansi perlu disiapkan untuk penyusunan neraca awal.
Kebijakan akuntansi Ini mencerminkan ketentuan-ketentuan yang digunakan
dalam penyusunan neraca awal seperti pengertian, pengukuran, dan hal
penting lainnya yang perlu diungkapkan dalam neraca. Apabila neraca awal
yang disusun pertama kali ini belum dapat memenuhi ketentuan- ketentuan
yang diatur dalam PSAP maka terhadap pos-pos neraca tersebut dapat
dilakukan koreksi sebagaimana mestinya di kemudian hari.
28
b) Perhitungan Laporan Rugi/Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba
dalam ilmu ekonomimurni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan
seorang investor sebagai hasil penanammodalnya, setelah dikurangi biaya-
biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut(termasuk di
dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikansebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Perbedaan diantara keduanyaadalah dalam hal pendefinisian biaya.
(Wikipedia)Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan
harga pokok penjualan
.Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari
aktivitas-aktivitas yangtermasuk rencana perusahaan kecuali ada
perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat
diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angkaini
menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai
laba yang pantassebagai jasa pada pemilik modal.
Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax) ,
Laba sebelumdikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah
hasil dan biaya diluar operasi biasa.Bagi pihak-pihak tertentu
terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpentingkarena
jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai
perusahaan.d.
Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah
dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan.
29
Dari perkiraan labaditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan
sebagai Deviden kepada para pemegang saham.
Rugi adalah loss yaitu (kerugian), jumlah pengeluaran atau biaya yang
lebih besardibandingkan dengan pendapatan yang diterima dalam asuransi
dapat pula diartikan sebagai besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh
penanggung kepada tertanggung atas terjadinyahal yang diasuransikan.
(Referensi : KBBI)
Jadi Laporan Laba-Rugi merupakan suatu bentuk laporan keuangan
yang menyajikaninformasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari
pendapatan usaha dan beban usahauntuk satu periode akuntansi tertentu.
Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profitand Loss Statement)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban
perusahaansehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.Laporan Rugi
Laba akan menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenis-jenis biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Yaitu dengan melihat ataumemperhatikan selisih antara
pendapatan (revenues) dengan biaya (expenses), disini akan dapatditetapkan
berapa jumlah laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu
periodetertentu. Pengkategorian perusahaan di katakan laba atau rugi adalah
sebagai berikut :
Jika pendapatan (revenues) > (lebih besar) daripada biaya (expenses)
pada periodetertentu, berarti perusahaan memperoleh laba.
Jika pendapatan (revenues) < (lebih kecil) daripada biaya (expenses)
pada periodetertentu, berarti perusahaan menderita kerugian.
Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan
memprediksikan arus kasmasa depan dengan berbagai cara. Para kreditor dan
investor dapat menggunakaninformasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi
untuk :
Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan
dan beban, Kita bisa mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan
membandingkannyadengan para pesaing.
Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.
Informasimengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan
kecenderungan penting yang, jika berlanjut, menyediakan informasi
tentang kinerja masa depan.
30
Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa
depan.Informasi tentang berbagai komponen laba (pendapatan, beban,
keuntungan, dankerugian) memperlihatkan hubungan di antara komponen-
komponen tersebut dandapat digunakan untuk menilai resiko kegagalan
perusahaan meraih tingkat aruskas tertentu di masa depan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
D. SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KOPERASI
1.Pengertian Dana dan Modal Kerja
33
Dalam praktiknya secara umum, modal kerja perusahaan dibagi ke dalam dua
jenis, yaitu:
a) Modal kerja kotor (gross working capital), Modal kerja kotor (gross
working capital) adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara
keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank,
surat- surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai
total komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang
dimiliki perusahaan.
b) Modal kerja bersih (net working capital).
Modal kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh komponen
aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang
jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang
bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang lancar
lainnya. Pengertian ini sejalan dengan konsep modal kerja yang sering
digunakan.
1.Tujuan Modal Kerja
Modal kerja memiliki arti yang sangat penting bagi operasional suatu
perusahaan. Di samping itu, manajemen modal kerja juga memiliki tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha
memenuhi kebutuhan modal kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya.
Kemudian, dengan terpenuhi modal kerja, perusahaan juga dapat
memaksimalkan perolehan labanya. Kemudian, tujuan manajemen modal
kerja bagi perusahaan adalah:
34
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para
kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat;
5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik
minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.
6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan
penjualan dan laba;
7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai
aktiva lancar. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva
lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja yang layak dan
menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Manajemen modal kerja pada
perusahaan sangatlah penting guna mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
35
1.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
36
mudah, akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula sebaliknya,
Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan juga memiliki
kaitannya dengan sediaan.
b. Syarat penjualan barang. Syarat penjualan berbeda dengan di atas.
Dalam syarat penjualan, apabila syarat kredit diberikan relatif lunak
seperti potongan harga, modal kerja yang dibutuhkan semakin besar
dalam sektor piutang. Syarat-syarat kredit yang diberikan apakah
2/10 net 30 atau 2/10 net 60 juga akan memengaruhi penjualan
kredit.
c. Waktu produksi; Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya
memroduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk
memroduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja
yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu
yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin
kecil modal kerja yang dibutuhkan.
Menurut (Riyanto) modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yakni :
37
3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak
lancar lainnya yaitu sumber lain untuk menambah modal kerja dari
hasil penjualan aktiva tetap.
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik yaitu
obligasi, dan saham.
5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya yaitu
pinjaman jangka pendek.
Menurut Kamsir ( 2010) sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal
dari :
38
ini sifatnya hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak
terlalu lama.
b. Keuntungan penjualan surat-surat berharga; Keuntungan penjualan surat-
surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar
keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual
surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual
surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal
kerja.
c. Penjualan saham; Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah
saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil
penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.
d. Penjualan aktiva tetap; Pada penjualan aktiva tetap, maksudnya yang
dijual di sini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih
menganggur.
e. Penjualan obligasi; Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan
sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini
juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih
diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.
f. Memperoleh pinjaman; Mengenai memperoleh pinjaman dari kreditor
(bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek, khusus untuk
pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan
pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
Dalam praktiknya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang
dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak
menambah aktiva lancar.
g. Dana hibah; Mengenai perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini
juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak
dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban
pengembalian.
39
Dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan modal
kerja disebabkan:
40
perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang wesel juga
tidak mengubah posisi utang lancar. Modal kerja dibagi menjadi 3 konsep
yaitu (Labib):
41
2. Perubahan modal kerja;
3. Komposisi modal kerja;
4. Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham,
5. Jumlah modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang.
6. Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap;
7. Jumlah aktiva tetap yang telah dijual;
42
contoh perbandingan neraca Pada PT. Rahayu :
Barang
Hutang Lancar
Rp. 1.500 Rp. 1.000 Rp. 500 Rp. –
Hutang perniagaan
Rp. 1.000 Rp. 1.200 Rp. – Rp. 200
Hutang wesel
2.500 Rp. 2.200
Jumlah hutang
lancar
43
Dari tabel diatas, nampak besarnya modal kerja pada akhir tahun 2016 lebih besar
daripada jumlah modal kerja pada saat tahun 2015, berarti ada tambahan modal kerja.
Kenaikan modal kerja ini disebabkan sumbernya lebih besar daripada
penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
44
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
Kencana, Jakarta.
Riyanto, 2001. Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh,
BPFE, Yogyakarta.
45
A. Sistem Akuntansi Kas
a. Pengertian Sistem
Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika dipandang sebagai suatu
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Dengan
adanya sistem, maka kegiatan operasional perusahaan diharapkan berjalan
lancar dan terkoordinir sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Sistem berasal dari bahasa latin systema atau bahasa Yunani sustema yang
berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau
energi. Menurut Laponsa (2018)[6] sistem diartikan sebagai sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk
menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Sistem
adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
b. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan
(Saifudin dan Ardani, 2017)[1].
Menurut Fahmi, dkk (2015)[9] sistem akuntansi merupakan gabungan
dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah data dalam suatu badan usaha dengan tujuan
menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen
dalam mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Dari beberapa pengertian diatas, sistem akuntansi dapat diartikan
sebagai suatu proses untuk mencatat, menggolongkan, meringkas,
melaporkan, dan menganalisa informasi-informasi tentang data keuangan
suatu perusahaan.
c. Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu aktiva yang paling lancar yang sering
digunakan dalam operasional perusahaan (Rohmatulloh, 2016)[2]. Kas
merupakan pembayaran yang siap dan bebas digunakan perusahaan sewaktu-
waktu apabila diperlukan. Setiap perusahaan baik perusahaan dagang,
perusahaan jasa, maupun perusahaan industri harus dapat mengelola kasnya
46
dengan baik agar tidak terjadi gangguan terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut.
Menurut Laponsa (2018)[6] kas adalah suatu alat pertukaran dan juga
digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kas
merupakan alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan
dapat diterima sebagai setoran ke bank dalam jumlah sebesar nominalnya,
juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
Menurut Rosita (2005)[10] kas dalam arti sempit berarti uang. Di
dalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang luas karena meliputi
juga uang kertas, uang logam, dan cek, pos wesel, simpanan di bank, dan
segala sesuatu yang disamakan dengan uang.
Sedangkan menurut Esteria, dkk (2016)[11] kas adalah uang tunai dan
seluruh benda atau sumber lainnya (surat berharga) yang segera tersedia untuk
memenuhi kewajiban.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan sistem akuntansi
kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-bagian, formulir-formulir,
catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang saling berkaitan satu
sama lain yang digunakan perusahaan untuk menangani penerimaan dan
pengeluaran kas yang terjadi dalam perusahaan.
B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
a. Pengertian Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang
berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat
segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan
tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas
perusahaan. Menurut Rohmatulloh (2016)[2] sumber penerimaan kas terbesar
suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai.
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai mengharuskan:
a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan internal check.
47
b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
b. Fungsi yang Terkait Penerimaan Kas
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan
kas dari penjualan tunai menurut Adibah (2015)[12], yaitu:
a. Bagian Penjualan
Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke bagian
kas.
b. Bagian Kas
Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab
sebagai penerimaan kas dari pembeli.
c. Bagian Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke bagian
pengiriman.
d. Bagian Pengiriman
Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari pembeli.
e. Bagian Akuntansi atau billing Bagian ini bertanggung jawab sebagai
pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan
penjualan.
c. Formulir yang Digunakan pada Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2001)[15] formulir adalah secarik kertas yang
memiliki ruang untuk diisi. Formulir merupakan dokumen yang digunakan
untuk merekam data. Formulir atau dokumen yang digunakan dalan sistem
akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Harmanto (2011)[13]
adalah sebagai berikut:
a. Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai penjualan tunai.
b. Pita register kas
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh
bagian kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
48
c. Credit card sales slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi
anggota kartu kredit.
d. Bill off loading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
e. Faktur penjualan COD (Cash On Delivery Sales) Dokumen ini digunakan
untuk merekam penjualan COD.
f. Bukti setor bank Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank.
g. Rekap harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode.
d. . Catatan Akuntansi yang Digunakan pada Penerimaan Kas
Bahari, dkk (2017)[14] menjelaskan adapun catatan akuntansi yang
digunakan dalam system akuntansi penerimaan kas kecil dari penjualan tunai
adalah:
a. Jurnal penjualan/Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas/Untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber,
diantaranya dari penjualan tunai.
c. Jurnal umum/Untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Kartu persediaan/Untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang
dijual. Selain itu kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan
persediaan barang yang disimpan di gudang.
e. Kartu gudang/Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
e. Prosedur yang Dilaksanakan pada Penerimaan Kas
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga
prosedur yaitu: prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales, prosedur
penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales), dan prosedur
penerimaan kas dari credit card sales. Menurut Rosita (2005)[10] penerimaan
kas dari over-the-counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini:
a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di
Bagian Penjualan.
49
b. Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang
tunai, cek pribadi (personal check), atau kartu kredit.
c. Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan
barang kepada pembeli.
d. Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank.
f. Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g. Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam
jurnal penerimaan kas.
f. Unsusr Pengendalian Intern pada Penerimaan Kas
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan adanya internal
control maka kinerja dari masing-masing bagian dapat berjalan efisien. Unsur
pengendalian intern secara garis besar adalah sebagai berikut: (Adibah, 2015)
[12]
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
1. Fungsi Penjualan harus terpisah dari Fungsi Kas.
2. Fungsi Kas harus terpisah dari Fungsi Akuntansi.
3. Transaksi penjualan harus dilakukan oleh Fungsi Penjualan, Fungsi
Pengiriman, dan Fungsi Akuntansi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh Fungsi Penjualan
dengan menggunakan formulir faktur penjualan.
2) Penerimaan kas diotorisasi oleh Fungsi Kas dengan cara
membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan dan menempelkan
pita register kas pada faktur tersebut. Penjualan dengan kartu
kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi kredit dari bank
penerbit kartu kredit.
3) Penyerahan barang diotorisasi oleh Fungsi Pengiriman dengan
cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan.
50
4) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi
dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
1) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dalam pemakaian
dipertanggung jawabkan oleh Fungsi Penjualan.
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya
ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari
kerja berikutnya.
3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan Fungsi Kas secara
periodik dan secara mendadak oleh Fungsi Pemeriksa Intern.
d. Karyawan yang mutunya berkualitas sesuai dengan tanggung jawabnya.
C. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
a. Pengertian Pengeluaran Kas
Secara garis besar pengeluaran kas perusahaan dilakukan melalui dua
sistem, yaitu sistem pengeluaran kas dengan cek dan sistem pengeluaran kas
dengan uang tunai melalui dana kas kecil (petty cash). Pengeluaran kas yang
dilakukan dengan tunai biasanya karena jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran
kas dengan cek dinilai lebih aman dibanding dengan pengeluaran kas secara
tunai. Adapun kebaikan pengeluaran kas melalui cek ditinjau dari
pengendalian internnya, sebagai berikut: (Rosita, 2005)[10]
a. Dengan menggunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan diterima
oleh pihak yang namanya tertulis dalam formulir cek.
b. Dengan menggunakan cek, pencatatan transaksi pengeluaran kas juga
akan direkam oleh pihak Bank.
c. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check
issuer, pengeluaran kas dengan cek memberi manfaat tambahan bagi
perusahaan dengan dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda
terima kas dari pihak yang menerima pembayaran. Sistem akuntansi
pengeluaran kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-bagian,
formulir-formulir, catatan-catatan,prosedur-prosedur, dan alat-alat
yang saling berkaitan satu sama lain yang digunakan perusahaan untuk
menangani pengeluaran kas.
51
b.Fungsi yang Terkait Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2001)[15] fungsi yang terkait dalam sistem
akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
a.Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas misalnya untuk pembelian
jasa dan untuk biaya perjalanan dinas, fungsi ini mengajukan permintaan cek
kepada fungsi akuntansi, setelah mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi
yang bersangkutan.
b. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan
otorisasi atas cek dan menyerahkan cek kepada kreditur via pos atau
membayarkan langsung kepada pihak yang memerlukan pengeluaran kas.
c. Fungsi Akuntansi Bertanggung jawab atas pencatatan yang berkaitan
dengan pengeluaran kas.
d. Fungsi Pemeriksa Intern
Melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil
penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan rekening Kas dalam buku
besar. Fungsi ini juga melakuka pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo
kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas tunai
dengan dana kas kecil adalah sebagai berikut: (Mulyadi, 2001)[15]
a. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan
otorisasi atas cek dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil
pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
b. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi dalam sistem dana kas kecil
bertanggung jawab atas:
Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan
persediaan.
Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil.
Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran
kas atau register cek.
Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana
kas kecil.
52
Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi
kas dalam mengeluarkan cek sebesar dokumen tersebut. Fungsi ini
juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan
kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan
bukti kas keluar.
c. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpangan dana kas kecil,
pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang
ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
d. Fungsi yang Memerlukan Pembayaran Tunai
Fungsi ini bertanggung jawab terhadap pemakai dana kas kecil serta
mempertanggung jawabkan kepada pemegang dana kas kecil.
e. Fungsi Pemeriksa Intern.
Bagian ini bertanggung jawab atas perhitungan dana kas kecil secara
periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi
ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo
dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
c. Formulir yang Digunakan pada Pengeluaran Kas Formulir yang digunakan
dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah: (Mulyadi, 2001)[15]
a. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada
bagian Kasa sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut.
b. Cek
Cek merupakan dokumen untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek.
c. Permintaan Cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti
kas keluar.
Mulyadi (2001)[15] menambahkan bahwa formulir yang digunakan
dalam sistem akuntansi pengeluaran tunai dengan kas kecil adalah:
53
a. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi
akuntansi kas sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut. Dalam sistem
dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil
dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
b. Cek
Dokumen ini digunakan sebagai perintah kepada bank untuk
melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau pihak yang yang
tercantum dalam cek tersebut.
c. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil.
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta
uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen
ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil.
d. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri
dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana
kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.
e. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta
kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali
dana kas kecil.
d.. Catatan Akuntansi yang Digunakan pada Pengeluaran Kas
Adapun Mulyadi (2001)[15] menjelaskan tentang catatan akuntansi
yang digunakan dalam system pengeluaran kas dengan cek adalah:
a. Jurnal Pengeluaran Kas Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas.
b. Register Cek Untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.
Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
pengeluaran tunai dengan kas kecil yaitu: (Mulyadi, 2001: 532)[15]
54
a. Jurnal pengeluaran kas
Catatan akuntansi ini dalam sistem dana kas kecil, digunakan
untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan
pengisian kembali dana kas kecil. b. Register cek
Catatan ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan
untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
b.Jurnal pengeluaran dana kas kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan
jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi
pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil. Jurnal
ini hanya digunakan dalam sistem dana kas kecil dengan sistem saldo
berfluktuasi.
e. Prosedur yang Dilaksanakan pada Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan
permintaan cek, terdiri dari jaringan prosedur berikut: (Mulyadi, 2001)[15]
a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
b. Prosedur pembayaran kas
c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
Sedangkan dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuating fund-
balance system dibagi menjadi tiga prosedur: (Mulyadi, 2001)[15]
a. Prosedur pembentukan dana kas kecil/Pembentukan dana kas kecil dicatat
dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
b. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dan akas
kecil/Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening
Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
c. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil/Pengisian kembali dana kas
kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat
dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil. Dalam sistem ini, saldo
rekening Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
f. Unsur Pengendalian Intern pada Pengeluaran Kas
Menurut Saragih (2018)[3] sistem pengendalian intern pengeluaran
kas meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
55
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
a. Organisasi
56
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin & Ardani. (2017). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Internal atas Pendapatan pada
RSUP dr. Kariadi Semarang. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan Vol. 2 No.
2, April 2017
Rohmatulloh. (2016). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada PT. Multi Technindo. Proposal. Universitas Islam
Majapahit.
Laponsa. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas (Studi Kasus
pada Koperasi Wahana Multi Sukabumi). Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.
Fahmi, dkk. (2015). Analisa Sistem Akuntansi Penerimssn dan Pengeluaran Kas
Guna Mendukung Pengendalian Intern Perusahaan (Studi pada PT.
Tambora Mulyorejo Malang Jatim). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.
26 No. 2.
Rosita. (2005). Sistem Akuntansi Penerimssn dan Pengeluaran Kas pada PT.
Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Semarang. Tugas Akhir. Universitas
Negeri Semarang
57
F. PROSEDUR PEMBELIAN KREDIT
A. Pengertian Prosedur
a.prosedur
Prosedur sangat penting dimiliki bagi suatu perusahaan agar segala
sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Karena, untuk mecapai tujuan yang
efesien dan efektif perusahaan harus melakukan rangkaian atau langkah-
langkah yang detail dan melakukan nya dengan sebaik mungkin. Pada
akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam
menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu.
Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:23)
“Serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis
berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat
menyelesaikan suatu permasalahan”. Sedangkan pengertian prosedur
Menurut Mulyadi (2016:4) prosedur adalah suatu urutan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Menurut Irra Crisyanti (2014:43) pengertian dari prosedur adalah “
Tata cara kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus
dilakukan olehh seseorang dan merupakan cara yang tepat untuk dapat
mencapai tahap tertentu dalam hubungan mencapai tujuan akhir”.
Dari beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa prosedur
merupakan serangkaian langkah yang tersusun dalam suatu perusahaan yang
melibatkan beberapa orang dalam suatu departement, dan dilakukan untuk
menangani kegiatan perusahaan atau transaksi-transaksi yang terjadi berulang-
ulang.
1. Pembelian
(Adawiyah, R 2018) menyatakan bahwa: “Pembelian dapat diartikan
serangkaian untuk mendapatkan atau memperoleh barang maupun yang
dibutuhkan.”
(Sofyan, 2013) menyatakan bahwa: “Pembelian adalah salah satu
fungsi yang krusial pada berhasilnya operasi suatu perusahaan.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian
58
merupakan suatu tindakan untuk memperoleh barang atau jasa yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produksi.
Adapun jenis-jenis pembelian sebagai berikut:
a) Pembelian secara kas atau tunai adalah pembelian yang dilakukan
sekali transaksi dengan menerima barang yang dibeli dan memberikan
yang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati.
b) Pembelian kredit atau berkala adalah pembelian yang dilakukan lebih
dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberikan
sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan barang
yang dibeli dengan catatan akan terjadi pembayaran kedua.
Menurut (Tjiptono, 2015) mendefinisikan keputusan pembelian
merupakan sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya.
Tujuan pembelian adalah:
1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara
eksternal.
2. Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan supplier, harga,
dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
2. Pembelian Kredit
Pembelian kredit merupakan pembelian yang dilakukan oleh
perusahaan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap atau
dilakukan secara angsuran kepada pemasok. Dalam pembelian kredit,
pada umumnya sebelum melakukan transaksi maka pembelian harus
mendapatkan otorisasi terhadap pembelian yang akan dilakukan. Pada
sistem pembelian kredit umumnya memerlukan informasi-informasi
dalam pembelian kredit, sebagai berikut:
59
Sistem akuntansi pembelian merupakan sistem yang digunakan oleh
sebuah perusahaan dalam melakukan pengelolaan bahan baku, bahan untuk
keperluan kantor dan aktiva tetap yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan kantor secara keseluruhan. Sistem pembelian berguna untuk dapat
mengenali kebutuhan dalam pembelian persediaan fisik seperti bahan baku
dan melakukan pesanan kepada pemasok. Ketika barang diterima maka sistem
pembelian akan mencata peristiwa tersebut dengan menambah persediaan dan
membuat akun utang untuk dibayarkan pada tanggal yang ditetapkan.
B. Penerapan Sistem Akuntansi Pembelian Kredit
Mulyadi (2016:243) menyatakan bahwa: “Sistem akuntansi pembelian
digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan pengadaan barang-barang apa saja
yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.”
Secara umum, pembelian yang dilakukan perusahaan yaitu pembelian
persediaan yang bertujuan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu
yang digunakan perusahaan membuat suatu produk, pembelian persediaan
yang dibutuhkan perusahaan, pembelian peralatan, pembelian perlengkapan
dan sebagainya. Sistem akuntansi pembelian kredit merupakan sistem
pembelian dimana pembelian barang dengan pembayaran tempo atau
menunda pembayaran atau kredit serta pembayarannya dilakukan setelah
barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati
oleh kedua belah pihak.
a. Fungsi yang terkait
Adapun fungsi yang terkait pembelian kredit menurut Mulyadi (2016:244)
yaitu:
1. Fungsi Gudang
Fungsi Gudang mempunyai tanggung jawab untuk membuat dan
mengajukan surat permintaan pembelian sesuai dengan jumlah persediaan
yang ada digudang. Permintaan pembelian yang diajukan harus sesuai
dengan persediaan yang ada digudang, untuk memudahkan penyimpanan
oleh fungsi penyimpanan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi Pembelian mempunyai tanggungjawab untuk mencari tahu
dan mendapatkan informasi mengenai harga barang terbaru dari pemasok
yang dipilih. Setelah mendapatkan pemasok dengan kriteria dan harga
barang yang diinginkan, fungsi pembelian akan membuat surat order
pembelian kemudian akan dikirim ke pemasok yang telah dipilih.
60
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi Penerimaan mempunyai tanggungjawab dalam menerima
dan melakukan pengecekan terhadap jenis, jumlah, mutu dan kualitas
barang yang diterima dari pemasok untuk dapat menilai barang yang
diterima perusahaan sudah sesuai dengan pesanan yang telah diajukan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi Akuntansi mempunyai tanggung jawab dalam fungsi
pencatatan persediaan dan fungsi pencatatan utang. Fungsi pencatatan
persediaan bertanggung jawab dalam mencatat harga pokok persediaan
barang yang telah dibeli ke dalam kartu persediaan. Sedangkan, fungsi
pencatatan utang bertanggung jawab dalam melakukan pencatatan atas
transaksi pembelian ke dalam register bukti pengeluaran bank yang
berfungsi sebagai catatan utang atau kartu utang sebagai buku pembantu
utang.
Di dalam sistem akuntansi, pembelian adalah fungsi yang sangat
diperlukan pada perusahaan demi lancarnya penyediaan barang dagang
yang dibutuhkan.
b.Jaringan Prosedur
Dengan adanya prosedur yang tepat dalam sistem pembelian, maka
dapat memaksimalkan kinerja perusahaan (Nurlaili & Kurniawan, 2021).
Transaksi pembelian mencangkup beberapa prosedur, berikut ini merupakan
jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian kredit
menurut Mulyadi (2016:244):
1.Prosedur Permintaan Pembelian
Dalam prosedur ini surat permintaan pembelian diajukan oleh bagian
fungsi gudang dalam bentuk formulir permintaan pembelian, kemudian
dikirim ke bagian fungsi pembelian. Kemudian barang habis pakai yang tidak
disimpan didalam gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai
maka fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian
langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.
2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok Dalam
prosedur ini fungsi pembelian bertanggung jawab mengirimkan surat
permintaan penawaran harga kepada pemasok yang telah dipilih oleh
perusahaan untuk dijadikan sebagai pemasok barang dan untuk mendapatkan
sebuah informasi mengenai harga barang kepada pemasok tersebut. Dalam
61
pemilihan pemasok, sistem pembelian dibagi menjadi tiga yang diantaranya
sebagai berikut ini:
62
4. Prosedur Penerimaan Barang
Pada prosedur ini fungsi penerimaan barang memiliki tanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang telah diterima
dari pemasok dan membuat laporan penerimaan sesuai dengan barang yang
telah diterima.
5. Prosedur Pencatatan Utang
Pada prosedur ini fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk
melakukan pencatatan utang, mengarsipkan dokumen sebagai catatan utang
dan memeriksa dokumen-dokumen yang memiliki kaitan dengan pembelian
seperti surat order pembelian, faktur dari pemasok dan laporan penerimaan
barang.
6. Prosedur Distribusi Pembelian
Pada prosedur ini meliputi pembuatan laporan manajemen berdasarkan
distribusi akun yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan
manajemen.
c.. Dokumen yang digunakan
Fungsi-fungsi yang ada dalam sistem akuntansi memerlukan dokumen
sebagai penyalur informasi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
melaksanakan aktivitas pembelian bahan baku. Adapun beberapa dokumen
yang dibutuhkan dalam sistem akuntansi pembelian kredit menurut Mulyadi
(2016:246):
1. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang
kemudian diserahkan kepada fungsi pembelian untuk melakukan permintaan
pembelian barang kepada pemasok. Surat permintaan pembelian ini berisi
mengenai jenis, jumlah dan kualitas suatu barang.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini merupakan surat yang dibuat untuk meminta penawaran
harga kepada pemasok. Surat permintaan penawaran harga ini biasanya dibuat
untuk permintaan barang dengan pembelian yang besar.
3. Surat Order Pembelian
63
Dokumen ini merupakan surat yang diotorisasi oleh bagian pembelian
apabila akan melakukan pembelian barang kepada pemasok. Jika pemasok
telah dipilih maka bagian pembelian mengirimkan dokumen surat order
pembelian kepada pemasok tersebut. Dokumen ini memiliki berbagai
tembusan dengan fungsi yang sebagai berikut:
a. Surat order pembelian
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang
dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
b. Tembusan pengakuan oleh pemasok
Tembusan order pembelian ini dikirimkan kepada pemasok,
dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut dan dikirim kembali ke
perusahaan sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order pembelian,
serta kesanggupan pemasok memenuhi janji pengirim barang seperti tersebut
dalam dokumen tersebut.
c. Tembusan bagi unit peminta barang
Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi yang meminta pembelian
bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.
d. Arsip tanggal penerimaan
Tembusan order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar untuk
mengadakan tindakan jika barang tidak datang pada waktu yang telah
ditetapkan.
e. Arsip pemasok
Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut nama pemasok, sebagai dasar untuk mencari informasi mengenai
pemasok.
f. Tembusan fungsi penerimaan
Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi penerimaan
sebagai otoritas untuk menerima barang yang sejenis, spesifikasi, mutu,
kuantitas, dan pemasoknya seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut.
g. Tembusan fungsi akuntansi
64
Tembusan surat order pembelian ini dikirim fungsi akuntansi sebagai
salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.
4. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi
penerimaan untuk menunjukkan barang yang telah diterima sudah sesuai
dengan surat order pembelian.
5. Surat Perubahan Order Pembelian
Dokumen ini merupakan dokumen yang dibuat jika terjadi perubahan
terhadap isi surat order pembelian sebelumnya seperti perubahan pada
kuantitas, spesifikasi, dan jadwal penyerahan barang.
6. Bukti kas keluar
Dokumen merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi akuntansi
untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok
dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran.
d. Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian yaitu :
1. Register Bukti Kas Keluar (Voucher Register)Jika dalam pencatatan
utang perusahaan menggunakan voucher payable procedure, jurnal
yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register
bukti kas keluar.
2. Jurnal Pembelian Jika dalam pencatatan utang perusahan
menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Kartu Utang Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan
account payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk
mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang. Jika dalam
pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas
kelaur yang belum dibayar.
65
4. Kartu persediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini
digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
G. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KOPERASI
1. Pengertian Pengendalian Internal
68
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan secara efisien, yang terdiri dari suatu
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dari operasi perusahaan COSO mengemukakan bahwa
terdapat 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur yang didesain dan
diimplementasikan untuk penerapan suatu perusahaan guna untuk mencapai
tujuan pengendalian intern kelima komponen tersebut diantaranya:
a) Lingkungan pengendalian
69
b) Pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
4. Struktur organisasi
b) .Penilaian Resiko
70
entitas, dan resiko terhadap pencapian seluruh tujuan dari entitas di anggap
relatif terhadap toleransi resiko yang di tetapkan, maka dari itu penilian resiko
harus dikelola oleh organisasi. Jadi setiap suatu perusahaan yang berdiri harus
menyadari bahwa terdapat resiko yang harus dihadapinya. Oleh karena itu
koperasi harus menetapkan tujuan yang harus dikedepankan dengan bagian
kegiatan keuangan serta bagian kegiatan lainnya agar dapat sejalan secara
kompak dan terorganisasi. Koperasi juga mempertimbangkan bagaimana
mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan bagaimana cara
memecahkan masalah untuk jalan keluar resiko yang terkait, dengan adanya
suatu penilaian resiko ini dapat teridentifikasi dan dapat dianalisis sehingga
kita dapat memperkirakan tindakan apa yang harus diperlukan apabila terjadi
permasalahan dan bagaimana cara untuk meminimalisirkannya. Menurut
(Tunggal, 2013) menyebutkan bahwa penilian resiko manajemen harus
mencangkup pertimbangan-pertimbangan khusus terhadap resiko yang timbul
dari perubahan keadaan seperti:
1. Personil baru
71
4. Kegiatan diluar
c. Aktivitas Pengendalian
1. Penilaian kinerja
72
b) Pemantauan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan
2. Pemrosesan informasi
3. Pengendalian fisik
4. Pemisahan tugas
73
internal guna mendukung pencapaian tujuan-tujuannya. Informasi yang
diperlukan manajemen adalah informasi yang bersifat relevan dan berkualitas
baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang
digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain dari
pengendalian internal. Informasi ini dapat diperoleh ataupun dihasilkan
melalui proses komunikasi antar pihak internal maupun pihak eksternal yang
dilakukan secara terus menerus, berulang, dan berbagi. Kebanyakan
organisasi membangun sistem infromasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang andal, relevan, dan tepat waktu. Selanjutnya menurut COSO
(2013: 7) menegaskan mengenai prinsip-prinsip dalam organisasi yang
mendukung komponen informasi dan komunikasi yaitu sebagai berikut:
74
1. Organisasi memilih untuk mengembangkan dan melakukan suatu evaluasi
yang terus menerus dan atau terpisah untuk memastikan apakah komponen-
komponen pengendalian internal sudah adan dan apakah berfungsi
75
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mendapatkan
pencapaian tujuan suatu perusahaan maka manajemen menetapkan
kebijakan dan prosedur yang di atur oleh perushaan yang berguna untuk
memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi
oleh seluruh karyawan. Untuk mencapai suatu kegunaan maupun tujuan
pengendalian internal tersebut maka diperlukan adanya sistem informasi
akuntansi yang benar untuk memberikan suatu bantuan terutama pada
menjaga kekayaan suatu perusahaan dengan cara pencatatan aktiva yang
baik serta struktur pengendalian suatu perusahaan melemah maka akan
menimbulkan suatu permasalahan, ketidakakuratan dan dapat mengalami
suatu kerugian bagi pihak perusahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
77
H.PIUTANG
2.1. Piutang
78
Berikut ini merupakan tujuan dari piutang usaha, adalah sebagai berikut :
1. Piutang Lancar Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam
masa satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih
panjang.
2. Piutang Tidak Lancar Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan
tertagih lebih dari satu tahun. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam
neraca yaitu sebagai :
a. Piutang dagang
79
Piutang non dagang berasal dari berbagai transaksi. Berikut
merupakan contoh piutang non dagang, yaitu :
6. Klaim terhadap :
80
Menurut Kieso D. (2018) mengklasifikasikan piutang dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut :
81
1. Wesel Tagih Tidak Berbunga (non-interst bearing note) Jenis wesel tagih
dimana nilai nominal wesel (nilai yang tertera dalam lembar wesel) sama
besarnya dengan nilai jatuh tempo.
2. Wesel Tagih Berbunga (interest bearing note) Jenis wesel tagih dimana
nilai nominal wesel (nilai yang tertera pada lembar wesel) tidak sama
besarnya dengan nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo terdiri dari nilai
nominal ditambah dengan bunga yang diperoleh selama masa periode
tertentu.
Piutang usaha yang tak tertagih merupakan jumlah yang akan ditagih
dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Pada
penjualan kredit, penerimaan dan keuntungan akan meningkat, tetapi kerugian
yang dialami perusahaan akan meningkat pula karena meningkatnya jumlah
piutang yang tidak tertagih. Kerugian ini biasanya disebut beban piutang tak
tertagih
82
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Martani, dkk. 2014. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Kieso, et. al., (2018), Akuntansi Keuangan Menengah Volume 1. Alih Bahasa: Nia
83
I. ANALISIS KINERJA KEUNGAN
2.1. Kinerja Keuangan
84
Menurut Hery (2016:25) mengatakan bahwa analisis kinerja keuangan
merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang
meliputi peninjauan data keuangan, penghitungan, pengukuran, interpretasi,
dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan
beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat
dibedakan menjadi 9 macam, yaitu:
85
g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari suatu periode ke
periode berikutnya serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor
tersebut.
h. Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
i. Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai
layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada kreditor, seperti
bank.
86
informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perushaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Berikut ini merupakan beberapa tujuan
penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2016:10):
87
diharapkan pemegang saham, menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai,
pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk
kepentningan ekspansi perusahaan, dan menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang; memungkinkan
untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba;
memberikan informasi yang diperlakukan lainnya tentang perubahan aset
dan kewajiban; dan mengungkapkan informasi relevan lainnya yang
dibutuhkan oleh para pemakai laporan.
88
berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya,
dan tidak menginginkan pinjaman yang diberikan menjadi beban nasabah
dalam pengembaliannya.
4. Pemerintah Pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan
kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan
perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi
pemerintah adalah untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan
seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan mengetahui
kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang
dilaporkan.
5. Investor Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu
usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu
memertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan
investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang
akan ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini
sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah
keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai
saham ke depan.
89
c. Neraca Laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan yang
meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu.
d. Laporan Arus Kas Laporan keuangan yang memperlihatkan aliran kas
selama periode tertentu, serta memberikan informasi terhadap sumber-
sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang
dicakup.
e. Catatan atas laporan keuangan Laporan keuangan yang dibuat berkaitan
dengan laporan keuangan lain yang disa jikan. Laporan ini memberikan
informasi atau penjelasan secara rinci atau detail yang dianggap perlu
terhadap laporan keuangan yang ada. Tujuannya agar pengguna laporan
keuangan menjadi jelas dengan data yang disajikan.
90
4. Dengan rasio lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan
terhadap perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodik.
Rasio Likuiditas
91
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset
sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tidak termasuk
persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya.
Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk
membayar utang jangka pendek.
1) Rasio Solvabilitas
92
merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa
kali) kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban.
2) Rasio Aktivitas
93
e. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) Perputaran aset
tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengujur
seberapa efektif kapasitas aset tetap turut berkontribusi
menciptakan penjualan.
3) Rasio Profitabilitas
94
DAFTAR PUSTAKA
95
J . KOPERASI SIMPAN PINJAM
2.1 Pengertian Koperasi
Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam
bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata
co dan operation yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal I, Ayat I
dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya.
96
2) Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit atau
Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam
lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para
anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan
kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat
untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
3) Koperasi Produksi Koperasi Produksi adalah Koperasi yang bergerak
dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang, baik
yang dilakukan oleh Koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang
anggota Koperasi.
4) Koperasi Jasa Koperasi Jasa adalah Koperasi yang berusaha di bidang
penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.
5) Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha adalah Koperasi yang
berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai
dengan kepentingan para anggota..
97
Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan Pinjam (USP)
Koperasi. Dengan cara itulah koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana
milik anggota untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada anggota yang
membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi
dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi simpan pinjam.
98
rangka mendorong dan melancarkan produksi, perdagangan dan konsumsi,
sehingga pada akhirnya akan menaikkan pendapatan masyarakat (Firdaus,
2004).
99
2.2.1 Prosedur Pemberian
2. Evaluasi atau analisis kredit Fungsi utama dari evaluasi atau analisis
pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan
oleh calon peminjam dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk
melunasi pinjamantersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut :
100
Reputasi dan kondisi calon peminjam
Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan
kondisinya sampai saat ini.
Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga.
c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis
usaha calon peminjam benarbenar memerlukan untuk ditinjau guna melihat
sejauh mana perkembangannya.
3. Keputusan pinjaman
101
Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan
sebelumkredit di cairkan.
Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya
keputusanpinjaman dari hasil evaluasi.
Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat
perjanjian pinjamandan surat kuasa menjual memindah hak.
Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi
Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.
Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.
5. Pencairan pinjaman
102
koperasi adalah sangat ditentukan sekali dari para anggotanya. Keanggotaan
koperasi didasarkan pada kesadaran dan kehendak secara bebas. Didalam
koperasi dijunjung tinggi asas persamaan derajat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam keanggotaan koperasi dikenal adanya sifat bebas, sukarela dan
terbuka. Di dalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) UU No.25 Tahun 1992,
dinyatakan bahwa keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan
kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Kewajiban dari setiap
anggota koperasi yang tercantum dalam pasal 20 ayat (1) UU No. 25 tahun
1992, dapat disimpulkan sebagai berikut:
103
a) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya , yang wajib
dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok ini sifatnya permanen, artinya tidak
dapat di ambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Modal
koperasi bertambah besar jumlahnya apabila terjadi pertambahan anggota.
b) Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada
periode tertentu dan tidak dapat di ambil selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
Oleh karena itu simpanan wajib setiap angota tidak akan sama
jumlahnya, hal ini tergantung seberapa rajin dan seberapa besar para anggota
itu menyetorkan uangnya. Sumber pendanaan utama yang membiayai
kegiatan pemberian kredit berasal dari dana simpanan anggota koperasi yaitu
simpanan pokok serta simpanan wajib maka volume dana yang berhasil
dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang
dapat dikembangkan oleh koperasi dalam penanaman dana yang dapat
menghasilkan (pemberian kredit). Semakin besar simpanan yang berhasil
dihimpun oleh koperasi, maka akan semakin besar pula pengalokasian dana
koperasi untuk pemberian kredit dengan tujuan memperoleh keuntungan atau
laba yang optimum (Thomas Suyatno, 2005).
104
2.4.2 Modal Koperasi
105
b) Koperasi lain atau anggotanyapinjaman dari koperasi lain atau anggotanya
didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.Biasanya pinjaman dari
koperasi lainnya berasal dari koperasi induk, atau pusat koperasi.
c) Bank dan lembaga keuangan lainnya pinjaman dari bank dan lembaga
keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku. Jika tidak terdapat ketentuan khusus,
koperasi sebagai debitur dari bank atau lembaga keuangan lainnya
diperlakukan sama dengan debitur lain, baik mengenai persyaratan
pemberian dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit. Modal
pinjaman ini dari lembaga keuangan atau bank dalam bentuk kredit modal
kerja, kredit usaha mikro, atau kredit lainnya yang telah disediakan oleh
pihak bank untuk koperasi.
e) Sumber lainnya yang sah, yaitu modal pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran secara umum dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
106
DAFTAR PUSTAKA
107
K. KOPERASI KONSUMEN
108
barang konsumsi untuk keperluan anggota dan di samping pelayanan untuk
anggota. Koperasi Konsumsi juga boleh melayani unum Berdasarkan uraian di
atas, maka aktivitas utama koperasi konsumen terdiridari
1. Pembelian
2 Pengeluaran kas
3. penjualan
4. Penerimaan kas
d. Pendapatan dari non anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak
selain anggota koperasi
109
f. Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang
diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan itu. SHU mi setelah dikurangi dengan
beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan
perimbangan jasanya masing-masing
i. Beban pokok adalah harga beli dari barang yang dijual kepada anggota
koperasi. Jadi pada dasarnya beban pokok adalah harga pokok penjualan
untuk barang yang dijual kepada anggota koperasi
110
n. Beban administrasi dan umum digunakan untuk menampung keseluruhan
beban operasi kantor Beban ini mencakup gaji manajer koperasi, gaji
manajer produksi, beban listrik air dan telepon, beban depresiasi, dan lain-
lain
3. Metode pencatatan
1) Metode Perpetual, adalah metode yang digunakan untuk mencatat hal- hal
yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam koperasi
konsumen, dimana persediaan dicatat dan dihitung secara detail. baik pada
waktu dibeli maupun dijual Metode ini lebih cocok digunakan di dalam
koperasi yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi
nilai transaksinya besar
2) Metode Periodik (Fisik) adalah metode yang digunakan utk mencatat hal-hal
yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan di dalam koperasi
konsumen dimana persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir
periode akuntansi saja unnik menentukan harga pokok penjualannya Metode
ini paling banyak dipakai oleh koperasi yang Seleuensi transaksinya tinggi
111
anggota Pembelian barang dapat dilakukan melalui agen yang ditunjuk oleh
produsen
1. Permodalan
2.Keuntungan sedikit
112
DAFTAR PUSTAKA
https://redaksi.duta.co/permasalahan-koperasi-di-masa-kini/
https://id.scribd.com/document/502978890/Makalah-Koperasi-Konsumen
113