Jawaban:
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum, koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi “MAKMUR” merupakan salah satu bentuk perusahaan karena memiliki unsur-unsur
perusahaan didalamnya yaitu:
1) Badan usaha Koperasi “MAKMUR” sudah mempunyai badan hukum pada tanggal 20
Maret 2021 dengan Nomor Badan Hukum: 4/BH/KPPP/XV/III/2021
2) Koperasi “MAKMUR” secara terang-terangan diketahui oleh umum bebas berhubungan
dengan pihak lain diakui, dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.
3) Dalam menjalankan manajemennya Koperasi “MAKMUR” dibagi menjadi pengawas,
pengurus, dan karyawan.
4) Koperasi “MAKMUR” memiliki Visi dan Misi serta tujuan pendirian yang jelas
yakni, memajukan kesejahteraan anggota serta ikut membangun tatanan
perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil, dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan menjadi gerakan ekonomi
rakyat serta ikut membangun tatatan perekonomian nasional
1 b. Koperasi” MAKMUR” pada kasus diatas merupakan pengertian koperasi dari segi
hukum? Coba Anda analisis Kopreasi “MAKMUR” dari segi hukumnya bagaimana?
Jawaban:
Pengertian koperasi menurut Pasal 1 Angka (1) Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian koperasi, maka perlu dibedakan antara koperasi dari segi ekonomi dan
Koperasi dari segi hukum.
Koperasi dari segi hukum dapat dilihat dari ciri khusus yaitu apabila Anggaran Dasar
perkumpulan koperasi telah disahkan dan didaftarkan oleh pejabat koperasi setempat menurut
ketentuan undang-undang Perkoperasian.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hak yang timbul dari hasil olah pikir otak manusia,
melalui daya cipta, Karsa, dan rasanya berupa karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra ataupun teknologi yang berguna untuk manusia. Pada dasarnya HKI adalah hak untuk
menikmati secara ekonomi hasil dari suatu kreativitas intelektual. HKI merupakan kekayaan
pribadi yang dapat dimiliki dan diperlakukan sama dengan bentuk kekayaan-kekayaan lainnya.
Pada kasus soal, menyimpulkan bahwa Merek Guchi milik pengusaha lokal dibatalkan lantaran
mendompleng merek terkenal Gucci asal Italia. Merek dagang Guchi walaupun telah diterima
HKI pendaftaran merek pada tahun 2006, telah melakukan pelanggaran, dikarenakan hal ini
dapat mengecoh ataupun menipu konsumen dari Merek terkenal Gucci.
Hal ini berdasarkan Bab II Lingkup Merek, Bagian Kedua “Merek Yang Tidak Dapat Didaftar
dan yang di Tolak”, Pasal 4, 5, 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, yaitu:
Pasal 4: “Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang
beriktikad tidak baik”.
Pasal 5:
Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut mengandung salah satu unsur di bawah ini:
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum; atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.
Pasal 6:
(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak
lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis
yang sudah dikenal.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat pula diberlakukan terhadap
barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
Kesimpulannya adalah Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan gugatan
pembatalan merek Guchi milik pengusaha lokal Harianto. Merek itu dinilai mendompleng
ketenaran merek Gucci asal Italia milik Guccio Gucci SpA. Kedua merek dinilai memiliki
persamaan unsur dominan huruf pada pokoknya, kecuali pada huruf keempat yakni H dan C.
Karena kesamaan dominan itu kedua label juga mempunyai persamaan ucapan.
Menurut saya, apabila saya memiliki merek dan merasa bahwa hak saya dilanggar, maka saya
terlebih dahulu melakukan penyelesaian secara musyawarah, namun ketika penyelesaian itu
tidak mendapatkan jalan keluar yang baik, maka saya akan melakukan gugatan perdata, aduan
pidana
atau alternatif penyelesaian lainnya.
Karena Merek adalah unsur penting dalam sebuah bisnis. Merek berfungsi sebagai pembeda
barang atau jasa yang diproduksi atau dijual. Namun, semakin terkenal sebuah merek, semakin
berpotensi juga akan ditiru atau dibajak lalu digunakan orang lain tanpa izin atau lisensi. Maka
disinilah diperlukan adanya paying hukum untuk melindungi hal tersebut. Salah satunya hukum
yang mengatur adalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (selanjutnya disebut “UU No.20 Tahun 2016), yang menggantikan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
Referensi:
- Nindyo Pramono, (2023). Hukum Bisnis, Edisi 2 EKMA4316 Modul 3. Hal 3.3 – 3.22.
Penerbit Universitas Terbuka. Tangerang Selatan.
- Nindyo Pramono, (2023). Hukum Bisnis, Edisi 2 EKMA4316 Modul 4. Hal 4.27. Penerbit
Universitas Terbuka. Tangerang Selatan.
https://www.harmony.co.id/blog/5-alasan-utama-perusahaan-
melakukan-merger-dan-jenisnya-jenisnya
https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol21979/pengadilan-
kembali-tegaskan-iguccii-sebagai-merek-terkenal?page=2
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4584/1402
00369.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- Artikel Berita Hukumonline dengan Judul “Pengadilan Kembali Tegaskan Gucci Sebagai
Merek Terkenal”, link https://www.hukumonline.com/berita/a/pengadilan-kembali-tegaskan-
iguccii-sebagai-merek-terkenal-hol21979/. By Mon, tanggal 12 Mei 2009. Di akses 17 Mei
2023 di Balikpapan.