Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pembangunan nasional dan kemajuan infrastruktur yang

semakin pesat di Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang

Dasar 1945 menegaskan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk

membangun dan memajukan kesejahteraan umum. Pernyataan tersebut tidak

terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu

Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang

menyatakan: “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar azas

kekeluargaan”.1

Dalam Penjelasan UUD 1945 tersebut dikatakan bahwa membangun

usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi. Dalam hal

ini menempatkan kedudukan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional

dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Dengan demikian,

koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem

perekonomian nasional.

Untuk mewujudkan tata kehidupan ekonomi rakyat Indonesia yang

berdasarkan kekeluargaan tersebut, koperasi dapat dijadikan sebagai badan usaha

sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat yang berwatak sosial, yang terus

1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:hal.84

1
2

ditingkatkan perkembangannya guna mewujudkan demokrasi ekonomi yang

mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan.

Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang

bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya

berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak,

berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan para anggotanya. Dalam usahanya, koperasi akan lebih banyak

dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu,

dalam koperasi anggota bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna

jasa dan usaha yang didirikan, dimiliki, dikelola, diawasi dan dimanfaatkan oleh

para anggotanya. Berhasil tidaknya suatu koperasi bergantung pada bagaimana

para anggota dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin yang diinformasikan

kepada anggota dan masyarakat Salah satu informasi ekonomi yang digunakan

adalah informasi keuangan koperasi, yaitu berupa laporan keuangan yang

digunakan koperasi yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi

keuangannya kepada pihak-pihakyang berpentingan. Laporan keuangan

merupakan laporan pertanggungjawaban periodik oleh pengurus sebagai

manajemen koperasi atas pendayagunaan semua sumber daya yang dimiliki

koperasi. Laporan keuangan terdiri dari: Neraca, Laporan Sisa Hasil Usaha,

laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan Catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut ditujukan kepada semua pihak yang

berpentingan dengan koperasi, meliputi: manajemen koperasi, kreditur, investor,


3

pemerintah, karyawan serta masyarakat umum yang berhubungan dengan

koperasi.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada koperasi meliputi

Neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi

Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Oleh karena itu dilihat

dari sisi format pelaporan, maka laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha

pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dinuat oleh badan

usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara.

Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus

mampu berdiri sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh

laba. Perkoperasian yang ada di Indonesia tidak mengenal istilah ‘‘laba’’, karena

tujuan didirikannya koperasi tersebut, tidak berorientasi pada laba (non-

profitoriented) melainkan berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Laba

dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang terdapat

dalam format Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha. Pada setiap akhir periode

operasinya, koperasi diharapkan dapat memperoleh SHU yang layak. Sisa Hasil

Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun

buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak

dalam tahun buku yang bersangkutan.


4

Sesuai dengan perkembangan koperasi didalam melaporkan laporan

keuangannya, kini dalam penyusunannya masih menggunakan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No.27 tentang akuntansi perkoperasian, walaupun telah

dicabut sejak tanggal 1 januari 2011. Namun, sampai dengan penelitian ini

dilakukan belum ada penggantinya dan baru ada exposure haft tanggal 1 Januari

2018 sehingga peneliti masih mencoba untuk berlandaskan PSAK No.27 tersebut.

Dinyatakan bahwa laporan keuangan koperasi harus disusun berdasarkan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan salah satunya adalah tentang

Perhitungan Hasil Usaha. PSAK No.27 menyatakan bahwa Perhitungan Hasil

Usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan beban-beban usaha, dan

beban perkoperasian selama periode tertentu. Demikian juga bahwa perhitungan

hasil usaha harus memisahkan pendapatan dari transaksi dengan anggota dan

dengan non anggota.

Menurut Rizki Abadi Koperasi Simpan Pinjam adalah Salah satu bentuk

usaha yang selama ini dikenal pro rakyat dan mempunyai badan hukum di

Indonesia adalah Koperasi. Koperasi memiliki sedikit perbedaan dibanding badan

usaha lain seperti PT, CV, Firma, atau Yayasan, dimana koperasi lebih terlihat

dari sisi kekeluargaan dan gotong royong untuk saling membantu anggotanya

demi kesejahteraan bersama sesuai prinsip dasar koperasi yang diatur dalam UU

No 25 Tahun 1992.

Pada dasarnya PSAK No.27 sudah dicabut melalui surat resmi dari IAI

yaitu ED (Expore Draft) PSAK No.8 dan digantikan dengan menggunakan IFRS

sebagai acuannya. Dalam hal ini surat pencabutannya telah terbit pada tgl 23
5

Oktober 2010 dan berlaku secara surat edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan
2
UKM RI Nomor : 200/SE/Dept.1/Xll/2011 tanggal 20 Desember 2011 bahwa

sehubungan pemberlakuan IFRS, maka entitas koperasi dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangannya mengacu Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Entitas Mikro,Kecil dan Menengah (EMKM) baru diberlakukan 1 Januari 2018.

Dalam peraturan mentri negara koperasi dan usaha kecil menengah

republik indonesia nomor 04 tahun 2012

a. Pelayanan kepada anggota adalah transaksi koperasi dengan

anggota yang merupakan hubungan pelayanan barang/jasa.

b. Penjualan kepada non anggota adalah transaksi koperasi dengan

non anggota yang meruoakan hubungan bisnis atas penjualan

barang/jasa.2

Koperai Serba Usaha Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita sudah

seharusnya membuat Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha harus disusun sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk membahas hal tersebut dalam bentuk tulisan Skripsi dengan judul :

PENYAJIAN PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI

BONA MANDIRI JAYA KAMPUNG PELITA.

2 2
Peraturan menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia nomor
04/per/M.KUKM/VII/2012
6

1.2 Rumusan Masalah

Masalah merupakan keadaan atau hal yang tidak sesuai dengan harapan

serta dapat menganggu jalannya operasi perusahaan. Masalah ini dapat berbeda-

beda bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri. Masalah

penelitian berfungsi sebagai dasar dari studi penelitian, yang bila diinformasikan

dengan baik maka dapat diperoleh penelitian yang baik.

Abuzar Asra, Puguh Irawan dan Agus Purwoto mengungkapkan:

“Masalah Penelitian adalah suatu kondisi yang perlu diperbaiki, atau

hambatan yang perlu dihilangkan, atau adanya kemenduaan arti

(ambiguities) dari suatu fenomena, atau bahkan tentang suatu pernyataan

yang belum terjawab dari penelitian-penelitian terdahulu.”3

Penyajian laporan keuangan sesuai SAK ETAP juga ditambahkan dengan

penyajian laporan keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

04/Per/M.KUKM/VII/2012. Peraturan ini mengatur perhitungan sisa hasil usaha

dan pembagiannya, rincian sumber modal koperasi dalam neraca, pemisahan

beban koperasi ke dalam beban operasional, beban perkoperasian dan beban

operasional lainnya dalam laporan sisa hasil usaha. Laporan keuangan yang sesuai

dengan SAK ETAP adalah laporan neraca, laporan sisa hasil usaha.

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di

atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan atas penelitian ini adalah:

“Apakah Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Serba

3
Abuzar Asra, Puguh Irawan dan Agus Purwoto,Metode Penelitian Survei: In Media,
Bogor,2014,Hal 2
7

Usaha Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita, sudah sesuai dengan SAK

ETAP?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah;Untuk mengetahui kesesuaian Penyajian

Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita

berdasarkan SAK ETAP.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh

dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan Koperasi Serba Usaha

Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita untuk meberikan pemahaman

yang lebih mendalam mengenai perhitungan sisa hasil usaha

2. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian dan

menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang yang serupa.


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

Istilah Koperasi dari pendekatan asal kata yaitu Koperasi berasal dari

bahasa latin ‘‘coopere’’, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co

berarti bersama dan operation berarti bekerja. Jadi secara singkatnya, koperasi

berarti bekerja sama. Kegiatan koperasi dilakukan sekelompok orang yang bekerja

sama untuk menggunakan output-output ekonomi dari badan usaha untuk

tercapainya tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota.

a. Pengertian Umum

Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal-hal sebagai berikut;

1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan nya berdasarkan

prinsip koperasi sekaliguws sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas azas kekeluargaan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

2. Koperasi primer adalah kopersai yang didirikan oleh dan beranggotakan

orang-seorang.

3. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

badan hukum Koperasi.

Ada beberapa pengertian yang mengemukakan apa sebenarnya koperasi

itu dan bagaimana fungsi dan kedudukannya.

8
9

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia No.27, koperasi adalah :

“Badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan

sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi

pada khususnya dan masyarakat daerah kinerja pada umumnya, dengan

demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru

perekonomian nasional.”4

Pada dasarnya orang-orang yang membentuk koperasi ingin memenuhi

kebutuhan akan pelayanan tujuannya bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai,

dan dioperasikan serta sebagaimana SHUnya didistribusikan.

Kemampuan dalam mencapai tujuan menjelaskan alasan keunggulan

koperasi bagi anggota pengguna jasa untuk menjadi pelanggannya dari pada

menjadi pemilik perusahaan yang berorientasi pada penanaman modal.

Karakteristik koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah

koperasi memilik identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus

pengguna jasa koperasi.

Banyak penulis yang mendefinisikan koperasi secara berbeda-beda

diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Hendar:

“Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang

berhimpun secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi

4
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan : Salemba Empat,
Jakarta,2007,PSAK No.27,Paragraph 1, Seksi 27.1
10

ekonomi, sosial dan budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha

yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis”.5

Menurut Rudianto:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

asas kekeluargaan”.6

Kesadaran kekeluargaan dan kebutuhan dari setiap pelakunya bahwa

mereka merupakan suatu kelompok yang tak ingin dikucilkan. Keberhasilan

koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan akan lebih mudah diukur. Dasar dan

kekuatan koperasi yang utama adalah kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri

untuk memperbaiki nasib dan memajukan kemakmuran bersama fungsi (peranan

dan tugas) koperasi Indonesia. Disamping adanya faktor kerelaan hati, kerjasama

sosial ini juga disebabkan oleh kesamaan tujuan.

2.1.2 Jenis-jenis Koperasi

Koperasi didirikan dan melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai

kekeluargaan, menolong diri sendiri, demokratis, persamaan, berkeadilan,

kemandirian, kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial dan peduli terhadap

orang lain.

Menurut ketentuan UU No.17 tahun 2012

“Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi


konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi
dapat dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya, yaitu :
5
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi: Erlangga, Semarang,2010 hal.2
6
Rudianto, Akuntansi Koperasi: Kosep dan tehnik Penyusunan Laporan Keuangan,
Edisi kedua: Erlangga, Jakarta, 2010, Hal.3
11

1. Koperasi Konsumen.
2. Koperasi Produsen.
3. Koperasi Jasa.
4. Koperasi Simpan Pinjam.7

Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :

1. Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di

bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.

2. Koperasi Produsen

Koperasi Produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang

pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan

anggota kepada anggota dan non-anggota.

3. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-

simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-anggota.

4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai

simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.

2.1.3 Prinsip-prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi pada dasarnya bersifat tetap dan berlaku dimana

saja dan kapan saja. Adapun koperasi yang melakukan prinsip-prinsip

koperasinya yaitu sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis

7
Undang-undang Republik Indonesia N0. 17 Tahun 2012 Bab IX Pasal 83
12

3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi

4. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan

independen

5. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota,

pengawas pengurus dan karyawannya, serta memberikan informasi

kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan dan manfaat koperasi.

6. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan

koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat

lokal, nasional, regional dan internasional.

7. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan

dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.

Prinsip koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi sumber

inspirasi dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha koperasi

sesuai dengan maksud dan tujuan pendiriannya. Adapun tujuan koperasi adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan

berkeadilan.

2.1.4 Fungsi dan Peran Koperasi

Koperasi memiliki fungsi sebagai alat di dalam mewujudkan

pembangunan, sebagai wadah untuk memberikan pelayanan kepada anggota dan

masyarakat lingkungannya serta sebagai tempat untuk dapat bergeraknya usaha

secara terus menerus untuk menjaga kelangsungan hidup usaha.

Menurut Sudarsono dan Edilius, “ fungsi koperasi terdiri dari :


13

1. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan


rakyat.
2. Alat pendemokrasian nasional.
3. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.
4. Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan
ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana
perekonomian rakyat”.8

Menurut Zulkarnain Lubis, “Peranan koperasi ialah :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,
2. Berperan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat,
3. Memperkuat perekonomian rakyat sebagai asas kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai penopang
utamanya dan
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan ekonomi nasional
yang merupakan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi”.9

2.2 Pendapatan dan Beban Koperasi

1. Pendapatan Koperasi

Dalam pengertian akuntansi, penghasilan meliputi pendapatan dari

penjualan (sales) barang/jasa, pendapatan sewa, dividen, bunga, royalti,

honorarium profesioanal, komisi dan keuntungan (gains) dari penjualan surat

berharga atau aktiva tetap. Tidak termasuk penghasilan adalah peningkatan aktiva

perusahaan yang timbul dari investasi pemilik (investor).

Terjadinya penghasilan mengakibatkan penambahan terhadap aktiva atau

pengurangan terhadap kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi

kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban sebagai akibatnya

8
Sudarsono Dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Cetakan Kelima, Rineka
Cipta, Jakarta, 2010, Hal. 80
9
Zulkarnain Lubis, Koperasi Untuk Ekonomi Rakyat: Untuk Umum Dan Perguruan
Tinggi, Cetakan Pertama,Citapustaka, Bandung,2008, Hal.27
14

telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu penghasilan diakui

sebagai berikut:

• Pendapatan dari penjualan barang (produk) diakui pada saat terjadi

transaksi penjualan.

• Pendapatan dari penjualan jasa diakui pada saat terjadi transaksi

penyerahan jasa.

• Pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas penggunaan sumber

ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan sewa, bunga atau.

royalti diakui secara proporsional (sebanding) dengan waktu penggunaan

sumber ekonomi yang bersangkutan.

• Keuntungan (gains) yang diperoleh dari penjualan aktiva selain barang

dagangan seperti aktiva tetap atau surat berharga, diakui pada saat terjadi

transaksi penjualan.

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah

Republik Indonesia,

Akuntasi koperasi adalah sistem pencatatan yang sistematis yang

mencerminkan pengelolaan koperasi yang transparan dan

bertanggungjawab sesuai dengan nilai,norma dan prinsip koperasi10.

Dalam laporan laba rugi, penghasilan perusahaan secara garis besar

diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu: (1) penghasilan usaha, dan (2)

penghasilan di luar usaha.

10
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia No 04
Tahun 2012, Op.Cit Hal 8
15

1. Pendapatan usaha (operating income) adalah penghasilan yang diperoleh

dari aktivitas usaha pokok (utama) perusahaan. Misalnya aktivitas usaha

pokok perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan barang

dagangan. Penghasilan yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang

utama dilakukan perusahaan dagang adalah “hasil penjualan barang

dagangan”. Dengan demikian penghasilan usaha perusahaan dagang

adalah hasil penjualan barang dagangan, biasa disingkat dengan istilah

“penjualan” (sales). Sementara, penghasilan usaha perusahaan yang

bergerak di bidang jasa adalah “hasil penjualan jasa”.

2. Pendapatan di luar usaha (non-operating income) adalah penghasilan yang

diperoleh dari aktivitas di luar aktivitas pokok perusahaan, atau dari

kegiatan usaha sampingan yang dilakukan sewaktu-waktu. Misalnya: (a)

perusahaan bengkel selain menjual jasa bengkel, kadang-kadang

menyewakan kendaraan, (b) perusahaan dagang yang menyewakan

sebagian gedung kantornya. Sewa yang diterima oleh perusahaan tersebut

merupakan penghasilan di luar usaha. Termasuk juga penghasilan di luar

usaha adalah laba penjualan surat berharga, laba penjualan aktiva tetap

yang dihentikan penggunaannya.

Nelson Lam dan Peter Lau mengemukakan pengertian pendapatan adalah

sebagai berikut.

Pendapatan (revenue) adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomis selama periode berjalan yang muncul dalam rangkaian kegiatan


16

biasa dari sebuah entitas ketika arus masuk dihasilkan dalam penambahan

modal, selain yang berkaitan dengan kontribusi pemegang ekuitas’’11.

Menurut Hery dalam bukunya Teori Akuntansi mengatakan :

Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas

aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya)

dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang

merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.12

Menurut Peraturan menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah

republik indonesia no 04 tahun 2012

Pendapatan dari non anggota adalah pendapatan atau penghasilan yang bersumber

dari aktivitas utama usaha koperasi dengan non anggota. Pendapatan barang atau

jasa ini terdiri dari:

a. Penjuaan barang/jasa kepada non anggota yaitu pendapatan

koperasi yang timbul dari transaksi bisnis dari pihak non anggota

b. Beban pokok penjualan non anggota yatu nilai beli yang

dikeluarkan ditambah biaya perolehan hinggan barang/jasa siap

dijual dengan non anggota dalam suatu periode akuntansi.

2. Beban Koperasi

Terjadinya beban (expenses) adalah berkurangnya nilai aktiva atau

bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang

tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada

11
Nelson Lam and Peter Lau, Intermediate Financial Reporting: An IFRS Perspective,
And Edition, Akuntansi Keungan : Perspektif IFRS, Alih bahasa: Taufik Arifin,Edisi kedua,
Buku Satu : Salemba Empat,Jakarta,2014, hal 317
12
Heri, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Kedua: Kencana, Jakarta, 2011, Hal.145
17

13
penanam modal. Seperti halnya penghasilan, beban dalam laporan laba rugi

dikelompokkan menjadi: (1) beban usaha (operating expenses), dan (2) beban

diluar usaha (non-operating expenses).

1. Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsung atau tidak

langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Beban

usaha digolongkan menjadi:

a) Harga pokok penjualan (cost of goods sold) tepatnya beban pokok

penjualan, adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu

periode akuntansi.

b) Beban penjualan (selling expenses), adalah beban-beban yang

berhubungan dengan usaha memperoleh pembeli (pelanggan) dan

usaha melayani pelanggan. Termasuk beban penjualan, antara lain:

gaji pegawai bagian penjualan, beban iklan, dan beban pengiriman

barang ke luar.

c) Beban administrasi (administrative expenses) atau beban umum

(general expenses), yaitu beban-beban yang berhubungan dengan

aktivitas umum perusahaan, misalnya: gaji pegawai kantor,

perlengkapan kantor yang habis dipakai, beban penyusutan gedung

dan peralatan kantor.

2. Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar usaha

pokok perusahaan, misalnya: rugi penjualan aktiva tetap, dan beban bunga.

Disamping beban usaha dan beban di luar usaha tersebut di atas, harus di

13
Peraturan menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia,
Op.Cip Hal 36
18

informasikan terpisah dalam laporan laba rugi adalah kerugian yang

sifatnya tidak biasa seperti kerugian akibat kebakaran atau bencana banjir.

Beban mencakup baik kerugian maupun yang timbul dalam pelaksanaan

aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

perusahaan yang biasanya meliputi beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.

Beban mencakup kerugian maupun timbul dalam pelaksanaan aktivitas

perusahaan yang biasa, seperti depresiasi mesin, sewa, gaji pegawai, beban listrik

dan air.

2.2.1. Unsur Pendapatan Koperasi

a. Pendapatan usaha dari anggota/ partisipasi anggota, diantaranya adalah :

1. Pendapatan penjualan barang toko

2. Pendapatan usaha simpanan pinjam

3. Pendapatan usaha kredit barang

4. Pendapatan operasi lainnya.

b. Pendapatan usaha dari non anggota,diantaranya adalah :

1. Pendapatan pengadaan

2. Pendapatan penjualan barang toko

3. Pendapatan lainnya.

Pendapatan non usaha, pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bukan

usaha, yang antara lain berupa bunga, denda, laba penjualan aktiva, dan laba

selisih kurs.

Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui

sebesar partisipasi bruto. Partisipasi bruto pada dasarnya adalah penjualan


19

barang/jasa kepada anggota. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi

dengan non anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan secara

terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar

nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non

anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non anggota.

Secara umum komponen Laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) bagian pendapatan

terdiri dari :

a. Penjualan barang konsumsi.

Pendapatan yang diperoleh dari transaksi ini merupakan yang diperoleh dari

anggota atau partisipasi anggota. Penjualan ini dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi setiap anggota koperasi yang mana penjualan terdiri dari

penjualan berupa beras, minyak goreng, gula, rokok, berbagai jenis sabun dan

barang-barang lainnya.

b. Penjualan barang kepada pihak ketiga.

Penjualan dilakukan karena koperasi memiliki tujuan bukan untuk

memakmurkan anggota koperasi saja melainkan turut serta memakmurkan

masyarakat disekitar koperasi berada. Oleh karena itu koperasi menyediakan

barang-barang atau peralatan yang dibutuhkan oleh pihak ketiga. Pendapatan yang

diperoleh koperasi dari transaksi merupakan pendapatan dari bukan anggota, hasil

usaha dari pendapatan ini tidak dibagikan kepada anggota melainkan digunakan

untuk pengembangan koperasi. Tetapi ada juga sebagian koperasi yang mana hasil

usaha yang bersumber dari bukan anggota dapat dibagikan. Hal ini ditentukan

dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).


20

c. Jasa pinjaman.

Pendapatan yang diperoleh dari jasa pinjaman diakibatkan karena adanya

pemberian pinjaman kepada anggota dengan tingkat bunga yang cukup rendah.

Dimana koperasi dalam hal memberikan pinjaman bukan untuk mencari

keuntungan melainkan tujuannya untuk mensejahterakan anggotanya.

d. Pendapatan lain-lain.

Pendapatan lain-lain terdiri dari : pendapatan dari jasa giro, fotocopy dan

biaya administrasi pinjaman anggota. Prinsip pengakuan pendapatan menjelaskan

bahwa pendapatan yang diakui tergantung pada transaksi yang dilakukan seperti :

1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang

biasa diinterprestasikan berarti bukan tanggal penerimaan kepada

pelanggan.

2. Pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa-jasa telah

dilaksanakan dan dapat ditagih.

3. Pendapatan dari memberi kemungkinan bagi pihak lain untuk

menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti,

diakui pada saat berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.

4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal

penjualan.

2.2.2. Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan Koperasi

1. Pengakuan Pendapatan

Merupakan proses pembentukan suatu pos/akun dalam neraca atau laporan

perhitungan hasil usaha(PHU) yang mempunyai nilai atau biaya yang dapat
21

diukur, dimana manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos/akun tersebut

mengalir dari atau ke dalam entitas koperasi.

2. Pencatatan Pendapatan

Pengakuan,Pengukuran,Penyajian dan Pengungkapan

Penerapan akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan- Entitas Tanpa

Akuntanbilitas Publik (SAK-ETAP), penyusunan laporan keuangan setiap

transaksi keuangan atau kejadian akuntansi pada koperasi harus mengikuti azas-

azas :

a. Pengakuan Pendapatan

Merupakan proses pembentukan suatu pos/akun dalam neraca atau laporan

perhitungan hasil usaha(PHU) yang mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur, dimana manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos/akun tersebut

mengalir dari atau ke dalam entitas koperasi.

b. Pengukuran

Merupakan proses penetapan jumlah uang yang digunakan koperasi untuk

mengukur nilai aset, kewajiban, pendapatn dan beban dalam laporan keuangan.

c. Penyajian

Merupakan proses penempatan pos/akun dalam laporan keuangan koperasi

secara tepat.

d. Pengungkapan

adalah pemberian informasi tambahan yang dibutuhkan untuk penjelaskan

unsur-unsur pos/akun kepada pihak yang berkepentingan sebagai catatan atas

laporan keuangan koperasi.


22

3. Pencatatan Pendapatan Koperasi

Pendapatan pada suatu koperasi atau perusahaan lainnya menduduki suatu

tempat utama dalam literatur akuntansi keuangan atau akuntansi manajemen.

Pendapatan yang merupakan aliran masuk atau penambahan aktiva suatu

perusahaan atau penyelesaian hutang (kombinasi diantara keduanya) dari

penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau kegiatan lain yang

merupakan kegiatan utama badan usaha tersebut. Pendapatan dapat mengambil

banyak bentuk seperti penjualan, jasa pinjaman, sewa dan sebagainya.

Contoh kasus 1 (Koperasi “Mandiri Bahagia”)

Koperasi “Mandiri Bahagia” yang jumlah simpanan pokok dan simpanan

wajib anggotanya sebesar Rp 100.000.000,- menyajikan perhitungan sisa hasil

usaha singkat pada 31 Desember 2007 sebagai berikut : (hanya untuk anggota):

Penjualan Rp 460.000.000,-

Harga Pokok Penjualan Rp 400.000.000,-

Laba Kotor Rp 60.000.000,-

Biaya Usaha Rp 20.000.000,-

SHU Bersih Rp 40.000.000,-

Berdasarkan RAT, SHU dibagi sebagai berikut:

• Cadangan Koperasi 40%

• Jasa Anggota 25%

• Jasa Modal 20%

• Jasa Lain-lain 15%

Dari data diatas dapat dihitung:


23

a. Pembagian SHU dan pencatatannya

b. Perhitungan persentase jasa modal

c. Perhitungan persentase jasa anggota

d. Jumlah yang diterima seorang anggota koperasi. Misal: Nona Yohana jika

jumlah simpanan pokok dan simpanan wajibnya Rp 500.000,- dan ia telah

berbelanja di koperasi Mandiri Bahagia senilai Rp 920.000,

a. Perhitungan pembagian SHU

Jika SHU Rp 40.000.000, maka

Cadangan Koperasi 40% x Rp 40.000.000 =Rp 16.000.000,-

Jasa Anggota 25% x Rp 40.000.000 =Rp 10.000.000,-

Jasa Modal 20% x Rp 40.000.000 =Rp 8.000.000,-

Jasa Lain-lain 15% x Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000,-

Jumlah =Rp 40.000.000,-

b. Jurnal

SHU Rp 40.000.000,-

Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-

Hutang SHU Anggota Rp 10.000.000,-

Hutang SHU Modal Rp 8.000.000,-

Hutang SHU Lain-lain Rp 6.000.000,-

c. Persentase jasa modal

(Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100%

= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100% = 8%


24

Keterangan:

– Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib

– Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang

d. Persentase jasa anggota

(Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi) x 100%

= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100% = 2,17%

Keterangan:

– perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi

– untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman.

e. Yang diterima Nona Yohana:

- Jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Nona
Yohana
= 8% x Rp.500.000 = Rp 40.000
- Jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan
Koperasi) x Pembelian Nona Yohana
=2,17% x Rp 920.000 = Rp 20.000
Keterangan: Jika koperasi tersebut adalah koperasi simpan pinjam, maka

pembelian Nona Yohan diganti menjadi pinjaman Nona Yohana pada koperasi .

Yang diterima Nona Yohana :

Jasa Modal Rp 40.000.000

Jasa Anggota Rp 20.000.000

Jumlah Rp 60.000.000

Contoh Kasus 2 (‘‘Maju Terus’’)

Koperasi "Maju Terus" tahun 2015 adalah sbb :


25

- Modal koperasi Rp. 100.000.000,-

- Pembelian yang dilakukan oleh anggota Rp. 200.000.000,-

- SHU sebesar Rp. 80.000.000,-

SHU tersebut dilokasikan untuk :

- Jasa modal 20%

- Jasa usaha anggota (pembelian di koperasi) 50%

Khairul seorang anggota koperasi mempunyai simpanan Rp. 10.000.000,- dan

telah melakukan pembelian sebesar Rp. 20.000.000,-, Maka besarnya SHU yang

diterima Khairul adalah :

SHU = Rp. 80.000.000,-, dibagikan untuk :

- Bagian Jasa modal = 20% x Rp.80.000.000,- = Rp. 16.000.000,-

- Bagian Jasa usaha = 50% x Rp.80.000.000,- = Rp. 40.000.000,-

Rp. 56.000.000,-

Bagian SHU Khairul :

- Jasa Modal = modal / simpanan Khairul x bagian SHU jasa modal

Jumlah modal koperasi

= Rp. 10.000.000,- x Rp. 16.000.000,- = Rp. 1.600.000,-

Rp. 100.000.000,

- Jasausaha(pembelian) = pembelianoleh khairul x bagian jasa usaha(pembelian)

Jumlah pembelian

= Rp.20.000.000,- x Rp. 40.000.000,- =Rp.4.000.000,-

Rp 200.000.000
26

SHUyangditerima khairul dari dua jasa tersebut (jasamodal + jasa pembelian)


adalah :
Rp. 1.600.000,- + Rp. 4.000.000,- = Rp. 5.600.000,-

2.2.3. Unsur Beban Koperasi

Beban usaha, terdiri dari biaya bunga hutang SPD dan pihak III, biaya

pengembangan simpanan bunga harian (sibuhar), biaya pengembangan Simpanan

Sukarela (Sisuka), biaya pengembangan Tabah Mama (Tabungan Bahagia

Makmur Bersama), biaya balas jasa pinjaman.

2.2.4. Pengakuan Beban Pada Koperasi

1. Pengakuan Beban

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikemukakan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia, pengakuan beban dinyatakan sebagai berikut :

a) Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat


ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset
atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset.
b) Beban diaksui dalam laporan laba rugi atas dasar hubunga
langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu
yang diperoleh. Prosese yang biasanya disebut pengaitan biaya
dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini
melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan
atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-
sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.
c) Jika manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa
periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya
dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung, beban diakui
dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang
rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam
pengakuan beban yang berkaitan dengan pengunaan aset seperti
aset tetap, goodwill, paten, merek dagang. Dalam kasus semacam
itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi.
d) Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran
tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau
sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat,
27

atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca


sebagai aset.
e) Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabila timbul
kewajiban akibat garansi produk.14

Menurut menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah

republi indonesia no 04 tahun 2012 pengukuran unsu-unsur laporan

keuangan.

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang

digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan

dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk

pemilihan dasar pengukura tertentu.

Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai

wajar:

a. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan

untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat


15
sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai

wajar dari aset non kas yang diterima sebagai penukar dari

kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.

Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya

perolehan.

14
Op.Cit, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, hal.21of24
28

b. Nilai wajar adalan jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan

suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban antara

pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan

memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. 15

2. Pencatatan Beban koperasi

Akrual basis, proses pencatatan transaksi dicatat pada saat sedang

terjadi, meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas.

pada tanggal 1 januari PT. X membayar sewa gedung sebesar

2.000.000 untuk 2 bulan, maka pada tanggal yang bersangkutan

PT. X akan menjurnal :

Sewa dibayar dimuka 2.000.000

Kas 2.000.000

2.3. Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi

2.3.1. Pengertian Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)

Secara umum dapat diketahui bahwa tujuan setiap koperasi adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang diperoleh dari sisa hasil usaha

tersebut pada periode yang bersangkutan. Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial,

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih dari total seluruh pemasukan dan

penerimaan dikurang dengan total biaya-biaya dalam satu tahun buku atau periode

tertentu.

Menurut UU.No 25/1992, tentang perkoperasian

Sisa Hasil Usaha adalah :


29

1. SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh


dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusustan dan
kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang
bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan koperasi, sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam
Rapat Anggota”.16

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia :

“Perhitungan Hasil Usaha menyajikan informasi mengenai


pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama
periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang
disebut sisa hasil usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi dengan non-
anggota. Istilah perhitungan sisa hasil usaha digunakan mengingat
manfaat dari hasil usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa
hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi para
anggota”.17

Menurut Peaturan Menteri Negarakoperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah


Republik Indonesia No 04 Tahun 2012
Perlakuan khusus akuntansi koperasi
Tujuan Laporan Keuangan Koperasi Adalah menyediakan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerjadan informasi yang bermanfaatbagi pengelola, anggota
koperasi dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan.
penyajian informasi ;laporan keuangan koperasi harus memperhatikan ketentuan
SAK ETAP yang merupakan informasi kualitatif antara lain:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk dipahami pengguna

16
UU No. 25 Tahun 1992, Bab IX Pasal 45, Hal. 87
17
Ikatan Akuntansi Indonesia, Op,Cit.PSAK No.27, Paragraf 33, Seksi 27.5
30

2. Relevan Ikatan Akuntan Indonesia, Informasi keuangan harus relevan


dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan
membantu dalam melakukan evaluasi.
3. Materialitas
Informasi yang disampaikan dalam jumlah yang cukup material.pos-pos
yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan keuangan.
Sedangkan yang jumlahnya tidak materail dapat digabungkan sepanjang
memiliki sifat atau fungsu yang sejenis. Informasi dianggap material jika
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
mempengaruhu keputusan yang diambil.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan materian dan bias
(jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembutan suatu keputusan atau
kebijakan untuktujuan mencapai suatu hasil tertentu).
5. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi.
6. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
pertimangan yang diperlukan dalam konsdisi ketidak pastian, sehingga aset
atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi jika
ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
31

Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar


koperasi atau koperasi dengan badan usaha lain, untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
9. Tepat Waktu
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi para penggunanya. Tepat waktumeliputi penyediaaninformasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
susbstansial. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami
bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh
pengguna eksternal.
Dari pengertian tersebut Perhitungan Sisa Hasil Usaha menurut Ikatan

Akuntan Indonesia diatas maka laporan keuangan koperasi tidak mengenal yang

namanya laporan atas laba/rugi, tetapi dalam koperasi menggunakan metode

Perhitungan Sisa Hasil Usaha untuk mengetahui apakah koperasi mengalami

keuntungan atau kerugian. Perhitungan hasil usaha koperasi dapat dibagi menjadi

dua bagian, yaitu dengan anggota dan bukan anggota. Sehingga kita dapat

menentukan perlakuan perpajakan sisa hasil usaha untuk kedua kelompok

tersebut.

Pada laporan keuangan Perusahaan Konvensional disebut juga dengan

Laporan Laba Rugi (Income Statement). Adapun unsur-unsur dari laporan laba

rugi adalah :

a. Pendapatan

Pendapatan perusahaan selama satu tahun periode akuntansi ini harus kita

rinci, mana yang termasuk pendapatan yang merupakan usaha pokok (pendapatan
32

operasional) dan yang mana merupakan pendapatan diluar usaha pokok

(pendapatan non operasional).

b. Beban

Demikian juga beban yang dikeluarkan oleh perusahaan selama satu

periode akuntansi ini harus diperinci mana yang termasuk beban operasional yaitu

beban yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha pokok perusahaan, dan

beban non operasional yaitu beban yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan

diluar usaha pokok perusahaan.

c. Saldo laba rugi

Saldo laba rugi ini diperoleh dengan membandingkan jumlah pendapatan dan

jumlah saldo laba rugi.

1. Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan

Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan, yaitu penghasilan usaha bersih

ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar

usaha.

2. Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan

Laba (Rugi) setelah pajak penghasilan,yaitu penghasilan bersih sebelum

pajak dikurangi pajak penghasilan.

Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih

sesudah pajak ditambah dan /atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak

biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

Menurut pendapat Rudianto tentang laporan laba rugi adalah :


33

“Suatu laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dalam satu periode akuntansi atau satu tahun”.18

Bentuk laporan laba-rugi yang menggabungkan semua unsur pendapatan menjadi

satu kelompok dan semua beban menjadi satu kelompok.

Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha merupakan laporan utama untuk

melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi

tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan

untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola suatu

perusahaan masa yang akan datang.

Data tersebut bermanfaat antara lain :

1. Mengadakan analisis tentang rentabilitas koperasi yang berhubungan

dengan masalah, kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha

dari kegiatan usaha yang dilakukan.

2. Untuk mengetahui berapa besar hasil usaha yang diperoleh pada periode

tertentu dan sebagai dasar untuk mengetahui berapa besar hasil uasaha

yang dibagikan kepada masing-masing anggota.

3. Membandingkan Laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama berapa tahun,

yang dapat digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui

perkembangan koperasi.

4. Mengadakan analisis-analisis yang berguna sebagai dasar pengurus

koperasi untuk mengambil kebijakan-kebijakan tertentu.

Komponen Perhitungan Sisa Hasil Usaha

18
Rudianto, Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Erlangga, Jakarta,2009,hal.15
34

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia No.27 :

“ Komponen sisa hasil usaha terdiri dari :


1. Partisipasi anggota
2. Partisipasi dari non-anggota
3. Beban operasi
4. Pendapatan dan beban lain-lain
5. Pendapatan dan beban luar biasa
6. Pajak penghasilan"19

Dengan uraian penghasilan diatas sebagai berikut :

1. Partisipasi anggota, terdiri dari :

a. Partisipasi bruto anggota,Yaitu kontribusi anggota kepada koperasi

sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang

mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Atau dengan kata lain,

partisipasi bruto adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota,

partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau

dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi

neto.

b. Beban pokok, Yaitu kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi

merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan partisipasi neto.

Dengan kata lain, beban pokok ialah harga pokok penjualan barang

atau jasa kepada anggota.

c. Partisipasi neto,Yaitu kontribusi anggota terhadap hasil usaha

koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan

beban pokok.

2. Partisipasi dari non-anggota, terdiri dari :

a. Penjualan,Yaitu penjualan barang atau jasa kepada non-anggota.

19
Ikatan Akuntan Indonesia,Op,Cit., PSAK No.27, Paragraf 29, Seksi 27.5
35

b. Harga pokok,Yaitu harga pokok penjualan dari barang atau jasa

yang dijual kepada non-anggota.

c. Laba (rugi),Yaitu selisih antara penjualan dengan non-anggota

dengan harga pokok penjualan non-anggota.

3. Beban operasi, terdiri dari:

a. Beban operasi,Yaitu beban-beban yang berasal dari usaha koperasi

untuk melakukan penjualan barang atau jasa dan juga beban-beban

dari administrasi umum.

b. Beban perkoperasian,Yaitu beban-beban yang berasal dari

kegiatan koperasi untuk meningkatkan sumber daya anggota, baik

secara khusus maupun sumber daya koperasi secara nasional.

Beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini ialah beban

pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota dan beban

iuran untuk gerakan koperasi (Dewan Koperasi Indonesia).

4. Pendapatan dan beban lain-lain,Yaitu pendapatan atau beban yang tidak

berasal dari aktivitas normalkoperasi.

5. Pendapatan dan beban luar biasa,Yaitu pendapatan dan beban yang tidak

biasa dan tidak sering terjadi.

6. Pajak penghasilan,Yaitu pajak yang berasal dari pemerintah pusat dan

daerah atas sisa hasil usaha dari koperasi yang berkelanjutan. Pajak

penghasilan yang berkaitan dengan operasi yang berkelanjutan dilaporkan

sebagai suatu bagian terpisah dan dikurangkan untuk mendapatkan sisa

hasil usaha bersih.


36

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012,

Komponen laporan keuangan koperasi

Dalam Undang-undang no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian,pasal 35,

disebutkan bahwa setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu)

bulan sebelum diselenggarakn rapat anggota tahunan, pengurus mengurus

laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1.) Neraca

2.) Perhitungan hasil usaha

3.) Catatan atas laporan keuangan; Dalam pedoman umum akuntansi

koperasi ini,komponen laporan keuangan dilengkapi sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK

ETAP),yaitu:

4.) Laporan perubahan ekuitas (modal)

5.) Laporan arus kas20

Komponen Perhitungan Hasil Usaha Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi

Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2012

yaitu:

1. mPelayanan Anggota

a. Adalah pendapatan atau penghasilan yang bersumber dari aktivitas utama usaha

koperasi dengan anggota. Pelayanan ini terdiri dari:

20
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik
Indonesia no 04 Tahun 2012 Op.Cit.12
37

• Pelayanan Bruto anggota yaitu pendapatan koperasi yang timbul dari

transaksi pelayanan ekonomi kepada anggota

• Beban pokokpelayanan yaitu nilai beli yang dikeluarkan ditambah biaya

perolehan hingga barang/jasa siapdijaldengan anggota dalam suatu periode

akuntansi

b. Total Pelayanan Anggota dikurangi dengan beban pokok pelayanan merupakan

pelayanan neto anggota.

c. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan bagi koperasi

konsumen/pemasaran :

- Persediaan barang awal periode Rp.xxx

- Pembelian barang periode yang bersangkutan Rp.xxx

- Persediaan barang tersedia untuk dijual Rp.xxx

- Persediaan barang akhir periode (Rp.xxx)

- Beban Pokok/Harga Pokok Penjualan Rp.xxx

d. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan bagi


kegiatan produksi barang/jasa :

- Persediaan bahan baku awal periode Rp.xxx

- Pembelian bahan baku periode yang bersangkutan Rp.xxx

- Persediaan bahan baku tersedia untuk


Digunakan Rp.xxx
- Persediaan bahan baku akhir periode (Rp.xxx)

(1) Bahan baku yang dipakai dalam produksi Rp.xxx


38

(2) Biaya tenaga kerja langsung Rp.xxx


(3) Biaya overhead pabrik Rp.xxx

Total Biaya Produksi Rp.xxx


(+) Persediaan barang dalam proses awal periode Rp.xxx
(-)Persediaan barang dalam proses akhir periode (Rp.xxx)

Beban Pokok Produksi Rp.xxx


(+) Persediaan barang jadi awal periode Rp.xxx
(-) Persediaan barang jadi akhir periode (Rp.xxx)

Beban Pokok Penjualan Rp.xxx

2.Sisa Hasil Usaha Kotor

Adalah penjumlahan dari pelayanan neto anggota dan laba/rugi dengan non

anggota.

3.Beban Operasional

a. Adalah biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas penjualan

barang/jasa oleh koperasi kepada anggota dan non anggota.

b. Komponen Beban operasional meliputi :

Beban Usaha, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh koperasi yang

berkaitan langsung dengan kegiatan usaha penjualan barang/jasa koperasi,

meliputi biaya administrasi, umum dan penjualan diantaranya:

a. Biaya gaji karyawan;


b. Biaya alat tulis kantor;
c. Biaya perjalanan dinas yang berkaitan dengan kegiatan penjualan
barang/jasa;
39

d. Biaya upah;
e. Biaya penyusutan dan amortisasi;
f. Biaya listrik;
g. Biaya telephone;
h. Biaya promosi.

4.Beban Perkoperasian, adalah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi yang tidak

berkaitan langsung dengan kegiatan operasional koperasi tersebut, tetapi ditujukan

untuk pengembangan organisasi koperasi diantaranya: biaya pendidikan dan

latihan SDM koperasi, biaya rapat organisasi, biaya pengembangan wilayah kerja,

honor pengurus/pengawas dan biaya lain yang berkaitan dengan perkoperasian

5.Beban Operasional Lainnya, adalah biaya operasional lainnya yang

tidak dapat dikelompokan pada beban usaha dan beban

perkoperasian.

6.Pendapatan dan atau Beban Lainnya

a. Pendapatan Lain, adalah pendapatan yang diterima

sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang bukan

merupakan aktivitas utama usaha koperasi. Diantaranya:

pendapatan bunga (koperasi konsumsi/produksi/pemasaran),

pendapatan deviden, keuntungan penjualan aset.

b. Beban Lainnya, adalah beban yang dikeluarkan oleh koperasi

sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang bukan

merupakan aktivitas utama usaha koperasi. Diantaranya

berupa : beban bunga (koperasi

konsumen/produksi/pemasaran), kerugian penjualan aset.


40

7.Beban Pajak

Adalah beban yang dikeluarkan koperasi berkaitan dengan

ketentuan perpajakan. Jenis Pajak Penghasilan (PPh).

8.Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak

Pos ini mencantumkan besaran sisa hasil usaha bersih setelah pajak.

2.3.2 Format dan Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) Sesuai SAK

ETAP

Tujuan utama koperasi bukan untuk mengejar laba sebesar-besarnya tetapi

untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya secara khusus dan masyarakat pada

umumnya. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari koperasi digunakan untuk

menutup semua pembiayaan seperti: biaya pegawai, biaya kantor, biaya rapat

anggota tahunan (RAT), dan sebagainya. Adapun sisa dari pendapatan setelah

dikurangi biaya disebut laba, dan laba diperoleh koperasi dari usahanya disebut

hasil usaha.

Laporan sisa hasil usaha menunjukkan pendapatan-pendapatan yang

diperoleh koperasi, biaya-biaya yang terjadi serta hasil usaha sebagai hasil dari

koperasi selama periode tertentu, sehingga laporan hasil usaha yang

diperbandingkan menunjukkan penghasilan dari biaya. Sehingga pendapatan yang

diperoleh dari koperasi digunakan untuk menutup semua, pembiayaan seperti:

biaya pegawai, biaya kantor, biaya rapat anggota tahunan (RAT), dan sebagainya.
41

Adapun sisa dari pendapatan setelah dikurangi biaya disebut laba, dan laba yang

diperoleh koperasi dari usahanya disebut sisa hasil usaha.

Perhitungan hasil sisa usaha harus disusun sedemikian rupa agar dapat

memberikan gambaran mengenai sisa hasil usaha koperasi. Perhitungan laba rugi

menyajikan hasil akhir yang disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa Hasil

Usaha (SHU) koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk

anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. Pada Rapat

Anggota Tahunan (RAT) sisa hasil usaha ini diputuskan untuk dibagi sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang dan anggaran dasar

koperasi.

Pada akhir tahun pada penutupan buku, kalau terbukti dari hasil usaha

yang dicadangkan untuk pembiayaan-pembiayaan tersebut terdapat sisa maka

SHU disebut akan dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai dengan jasa

modal dan jasa usaha yang dilakukannya. Jasa modal adalah bagian dari sisa hasil

usaha yang disediakan untuk para anggota berdasarkan uang simpanan mereka

pada koperasi. Sedangkan jasa usaha adalah bagian dari sisa hasil usaha yang

disediakan untuk anggota sesuai dengan jasanya dalam usaha koperasi untuk

memperoleh sisa hasil usaha.

Pada dasarnya sisa hasil usaha akan dibagikan koperasi kepada anggota

hanyalah sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan dengan

anggota. Sedangkan sisa hasil usaha yang berasal dari bukan anggota, hal ini tidak

dibagikan kepada anggotanya melainkan digunakan untuk pembiayaan lainnya.


42

Laporan sisa hasil usaha diuraikan menurut klasifikasinya masing-masing

untuk memudahkan memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan.

Kelebihan penjualan terhadap harga pokok penjualan disebut sisa hasil usaha

kotor. Pendapatan yang berasal dari anggota disajikan sebagai partisipasi anggota,

sedangkan pendapatan yang bukan berasal dari anggota disajikan pos pendapatan

non anggota. Beban yang timbul dari administrasi dan umum adalah gaji pegawai,

penyusutan peralatan kantor dan perlengkapan kantor yang digunakan.

Pada format dan isi dari laporan sisa hasil usaha diuraikan menurut

klasifikasinya masing-masing seperti pada tabel 2.1. dengan penyajian seperti ini

akan memudahkan untuk memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan.

Perbandingan sisa hasil usaha koperasi dalam dua periode atau lebih dapat

dilakukan sebagai : Apabila laporan sisa hasil usaha dianalisis dengan

mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama beberapa periode

dinamakan analisis horizontal atau analisis dinamis. Sedangkan apabila laporan

sisa hasil usaha dianalisis hanya menggunakan satu periode saja (hanya

membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan hasil sisa

usaha tersebut), analisis yang seperti ini disebut analisis vertikal atau analisis

statis.

Dengan menggunakan analisi yang dinamis akan diperoleh analisa yang

lebih akurat karena dengan laporan sisa hasil usaha yang diperbanding untuk

beberapa periode yang akan diketahui sifat dan jenis perubahan yang terjadi dalam

koperasi tersebut. Dalam melakukan analisa perbandingan, metode ini dapat

digolongkan dalam beberapa bentuk antara lain :


43

1. Data yang digunakan adalah data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

2. Menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah.

3. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio.

4. Dinyatakan dalam persentase dari nol.

Tabel 2.1
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT
PERHITUNGAN HASIL USAHA
Untuk Tahun Yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20XI Dan 20X0
Uraian 20XI 20X0
Pelayanan Anggota Xxxx Xxxx
Pelayanan Bruto Anggota Xxxx Xxxx
Beban Pokok Pembayaran (xxxx) (xxxx)
Xxxx Xxxx
Pelayanan Neto Anggota (a)

Pendapatan Dari Non Anggota


Penjualan Pada Non Anggota xxxx xxxx
Beban Pokok Penjualan
(xxxx) (xxxx)

Laba/Rugi Non Anggota (b) xxxx xxxx


SHU Kotor (a+b) xxxx xxxx
Beban Operasional
- Beban Usaha Xxxx xxxx
- Beban Perkoperasian Xxxx
xxxx
- Beban Operasional Xxxx xxxx
xxxx
- Lainnya xxxx
Total Beban Operasional (c) (xxxx) xxxx
SHU Operasional ((a+b) – c) xxxx xxxx
Pendapatan Dan Beban Lain
- Pendapatan Lain xxxx xxxx
(xxxx) xxxx
44

- Beban Lain Xxxx xxxx


SHU Sebelum Bunga Dan Pajak
(xxxx) (xxxx)
- Beban Bunga xxxx xxxx
SHU Sebelum Pajak xxxx
xxxx
Pajak Penghasilan xxxx xxxx
SHU Setelah Pajak
Sumber : http://www.keuangandesa.com/wp-content/uploads/2015/02/KMKUKM-No.-
4-Tahun-2012.com
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha yang

diteliti di Koperasi Serba Usaha Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita,

Koperasi ini bergerak dalam bidang kegiatan usaha pelayanan simpanan,

pelayanan bidang pendidikan dan pelayanan Daperma Pembahasan difokuskan

pada perhitungan dan penyajian SHU sesuai dengan SAK-ETAP berdasarkan Sk

murni no.04/k.umkm/2012

3.2 Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

3.2.1 Metode Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan Data sekunder :

Data Sekunder, sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang ada,

atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara

umum.

3.2.2 Sumber Data


23
Sumber data penelitian yang digunakan adalah data sekunder. Data

sekunder umumnya merupakan bukti, catatan, atau laporan historis yang telah

23
Sugiyono,Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Edisi Terbaru
Alfabeta, Bandung, 2016,hal.225.

45
46

disusun dalam arsip yang dipublikasi dan tidak dipublikasi. Dalam penelitian ini

data yang digunakan yaitu laporan keuangan koperasi tentang Perhitungan Sisa

Hasil Usaha antara 2017.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data

skripsi ini yaitu :

1. Penelitian Perpustakaan (Library Research)

Menurut Mardalis tujuan penelitian perpustakaan yaitu :

“Bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi


denganbantuan bermacam-macam material yang terdapat
diruangan perpustakaan, seperti : buku-buku, majalah, dokumen,
catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya”.24

Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan adalah data

sekunder yang terdiri dari hasil-hasil riset tentang akuntansi perkoperasian dan

buku-buku teks yang datanya masih relevan digunakan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada

perusahaan yang bersangkutan yang menjadi objek penelitian untuk memperoleh

datayang dibutuhkan. Penelitian ini pada koperasi karyawan,Koperasi Serba

Usaha Bona Mandiri Jaya Kampung Pelita dengan cara meminta langsung

kepada kepala bagian penyusunan laporan keuangan yang dianggap berwenang

24
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Edisi Pertama, Cetakan
Kesepuluh: PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal.28.
47

untuk memberikan data-data yang berupa dokumen serta keterangan yang

dibutuhkan untuk mendukung penyelesaian skripsi ini.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah :

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakam adalah metode deskriptif,yaitu metode yang

dilakukan dengan mengumpulkan,mengklasifikasikan atau menafsir data yang

diperoleh hingga dapat memberikan gambaran ataupun keterangan yang lengkap

pada pengendalian intern atas asset tetap pada KOPERASI SERBA USAHA

BONA MANDIRI JAYA KAMPUNG PELITA.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut;

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian pada koperasi bona

mandiri jaya kampung pelita

b. Memperoleh data perhitungan SAK ETAP sesuai perhitungan koperasi

bona mandiri jaya kampung pelita

c. Menghitung data koperasi bona mandiri jaya kampung peilta sesuai

dengan SAK ETAP dengan menggunakan data gaji karyawan

d. Membandingkan perhitungan sisa hasil usaha Bona Mandiri Jaya

Kampung Pelita dengan perhitungan menurut SAK ETAP

e. Menyimpulkan masalah yang terjadi hasil analisis untuk memberi

gambaran dan mengetahui penyebab terjadinya masalah yang ada pada

Koperasi Bona Mandiri Jaya.


48

Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha


Pada Koperasi Bona Mandiri Jaya Kampung
Pelita

Kesesuaian penyajian perhitungan sisa hasil


usaha pada Koperasi Bona Mandiri Jaya
Kampung Pelita menurut SAK ETAP

Perhitungan Sisa Hasil Usaha menurut SAK


ETAP

2. Metode Komparatif

“Metode Komparatif adalah ingin membandingkan dua atau tiga

kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.26 Maka metode

ini membuat perbandingan mengenai penyajian perhitungan sisa hasil

usaha pada periode 2017 dengan pernyataan standar akuntansi

keuangan no.27, selanjutnya membuat kesimpulan dan memberikan

saran-saran mengenai masalah yang diteliti.

26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
Cetakan Keempat belas. Rineka Cipta, Jakarta,2010,hal.311

Anda mungkin juga menyukai