PENDAHULUAN
profesional akan menjadi salah satu tolok ukur apakah koperasi termasuk ke
dalam koperasi yang sehat atau tidak. Sebuah koperasi yang sehat akan
koperasi merupakan salah satu masalah terpenting yang ada di koperasi. Oleh
karena itulah masalah akuntansi koperasi merupakan salah satu bagian dalam
koperasi yang menjadi fokus tinjauan dan kajian oleh para insan koperasi.
7
8
sebagai integral tata perekonomian nasional.Koperasi yang pada posisi seperti ini,
perekonomian yang seperti itu, koperasi mempunyai ruang gerak yang sangat luas
persaingan global.
wujud dan perannya, Koperasi harus terlebih dahulu menciptakan efektivitas dan
efisiensi dalam koperasi tersebut, supaya tahap demi tahap dalam proses
keuangan yang ada dalam tata kehidupan koperasi. Akuntansi sebagai media
adanya karakteristik khusus koperasi yang berbeda dengan badan usaha lain,
ada juga koperasi yang sudah menerapkannya, akan tetapi masih terdapat berbagai
Koperasi Karyawan Karya Bhakti Nusantara Medan, yang merupakan salah satu
koperasi Simpan Pinjam yang bergerak dalam pemupukan simpanan dari anggota
dana. Koperasi ini salah satu koperasi yang sudah menerapkan Pernyataan Standar
pengakuan serta perhitungan SHU, serta terdapat beberapa daftar yang belum
10
dibuat seperti Daftar Beban. Sehingga Akhirnya penulis tertarik untuk melakukan
Medan.
Pada saat ini, begitu banyak Koperasi yang sudah berdiri dan hanya
pengelolaan keuangannya. Apabila dilihat Koperasi sudah ada sejak waktu dulu dan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain untuk
semua pihak pembaca, baik dari segi manfaat teoritis maupun manfaat yang
secara praktis :
1. Manfaat Teoritis
1. Manfaat Praktis
membutuhkan, yaitu :
d. Bagi Penulis
BAB II
URAIAN TEORITIS
dengan suatu cara yang sistematis dan dapat dimengerti, dalam satuan
hal-hal yang dicatat, digolongkan, dan diringkas adalah hal-hal yang dapat
tersebut, semakin baik anda dapat mengelola keuangan serta bisnis anda.
organisasi, baik itu organisasi yang profit oriented maupun organisasi yang
nonprofit oriented.
cabang, yaitu :
Tabel 2.1
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
1
Walter T. Harison, dkk., Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Edisi 8, Erlangga, Jakarta, 2011,
hal. 3
2
Ibid, hal 4
15
pihak yang melakukan keputusan investasi, menjamin uang, atau yang melakukan
keuangan lainnya.
keputusan.
16
2.2 Koperasi
melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
3
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi, PT. Gelora Aksara Pratama, Semarang,
2010, hal 2
17
yang lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual
identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna
a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada
koperasi.
diperlukan keluwesan. Dalam hal ini masyarakat tidak boleh kaku dan ketat dalam
koperasi yang lebih khusus jenisnya, misalnya koperasi karet, koperasi susu,
dengan kegiatan ekonomi yang ditunjukan untuk melayani orang banyak, jadi
dimana keanggotaan dicatat dalam buku daftar anggota. Yang dapat menjadi
anggota koperasi adalah warga negara republik indonesia yang bisa dan mampu
koperasi lain dengan dalih apapun. Kerugian yang diderita koperasi baik yang
timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran adalah
kewajiban anggota yang dapat ditetapkan terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal
pada kekayaan koperasi (dalam bentuk cadangan yang telah dipupuk) dan kepada
Dalam kaitan ini, sisa hasil usaha merupakan perubahan kekayaan dari anggota.
1. Rapat Anggota
Dalam rapat ini juga memberi peluang pada para anggota untuk
Koperasi;
Koperasi; dan
4
Ninik Widiyati, Manajemen Koperasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, Hal. 22
22
Undang ini.
2. Pengurus
memimpin organisasi dan usaha koperasi untuk satu periode tertentu agar
efesien.
3. Pengawas
Dasar; dan
menyebutkan alasannya.
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar akuntansi biasanya berisi tentang
keuangan secara bebas dan sesuai dengan keinginan sendiri akan menyajikan
akuntansi yang sama oleh penyusun laporan keuangan, pemakai dan auditor,
waktu tertentu.
Tabel 2.2
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
5
Wiratna Sujarweni, Akuntansi Sektor Publik, Pustaka Baru Press, 2015, hal 88
26
laoran keuangan :
dan sasaran.
pengguna.
mempengaruhi masyarakat.
keuangan entitas yang berguna bagi investor dan calon investor, pemberi
keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
1. Relevan
Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh koperasi harus sesuai
dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu,
dalam proses penyusunan laporan keuangan, pengurus koperasi harus
berfokus pada tujuan umum pemakai laporan keuangan.
2. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang
sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami oleh pihak yang
membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dipahami tidak
akan ada manfaatnya sama sekali.
3. Daya Uji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu koperasi harus dapat diuji
kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama.
29
4. Netral
Informasi keuangan harus diarahkan pada tujuan umum pemakai,
bukan pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada
salah satu pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut.
5. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi. Laporan
keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan
keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan
waktu dibutuhkannya informasi tersebut.
6. Daya Banding
Laporan keuangan suatu koperasi harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang
sejenis pada periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang
penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi, harus ada
klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.
Demikian pula, semua fakta atau informasi tambahan yang dapat
mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan harus
diungkapkan dengan jelas.6
(PSAK No. 27) mengatur tentang Ekuitas, Kewajiban, Aktiva, Pendapatan dan
1. Ekuitas
pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama
1) Modal anggota
6
Rudianto, Akuntansi Koperasi, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2010, Hal. 12
30
atau simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi yang dicatat sebesar
nilai nominalnya.
anggota.
sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
2) Modal penyertaan
jumlah nominal setoran. Dalam hal penyertaan yang diterima selain uang
tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang
3) Modal Sumbangan
keuangan.
4) Cadangan
yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa
hasil usaha telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi hak
pembagiannya belum diatur secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut
dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam
2. Kewajiban
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal
3. Aktiva
tidak dapat dijual untuk menutupi kerugian koperasi sebagi aktiva lain-lain.
koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelasakan dalam catatan atas
laporan keuangan.
sebesar partisipasi bruto, serta pendapatan yang koperasi yang berasal dari
usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok
transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-
1) Neraca
kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Penyajian aset dalam
hasil usaha belum dibagi. Neraca menurut PSAK No. 27 ditampilkan pada
tabel 2.3.
26
Tabel 2.3
Neraca Koperasi Menurut PSAK No. 27
KOPERASI XXX
NERACA
31 DESEMBER 20X1
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas dan Bank Rp xxxxx Hutang Usaha Rp xxxxx
Investasi Jk. Pendek xxxxx Hutang Bank xxxxx
Piutang Usaha xxxxx Hutang Pajak xxxxx
Piutang Pinjaman Anggota xxxxx Hutang Simpanan Anggota xxxxx
Piutang Pinjaman Non Anggota xxxxx Hutang Dana bagian SHU xxxxx
Piutang lain-lain xxxxx Hutang Jk. Panjang Akan jatuh tempo xxxxx
Peny. Piutang tak tertagih (xxxxx) Biaya Harus Dibayar xxxxx
Persediaan xxxxx Jumlah Kewajiban Jk. Pendek Rp xxxxx
Pendapatan Akan Diterima xxxxx
Jumlah Aktiva Lancar Rp xxxxx KEWAJIBAN JK. PANJANG
Hutang Bank Rp xxxxx
INVESTASI JANGKA PANJANG Hutang Jk. Panjang Lainnya xxxxx
Penyertaan pada koperasi Rp xxxxx Jumlah Kewajiban Jk. Panjang Rp xxxxx
Penyertaan pada non-koperasi xxxxx
Jumlah Investasi Jk. Panjang Rp xxxxx EKUITAS
Simpanan Wajib Rp xxxxx
27
AKTIVA TETAP
Tanah/Hak atas Tanah Rp xxxxx Simpanan Pokok xxxxx
Bangunan xxxxx Modal Penyertaan Partisipasi Agt. xxxxx
Mesin xxxxx Modal Penyertaan xxxxx
Inventaris xxxxx Modal Sumbangan xxxxx
Akumulasi Penyusutan (xxxxx) Cadangan xxxxx
Jumlah Aktiva tetap Rp xxxxx SHU belum dibagi xxxxx
Jumlah Ekuitas Rp xxxxx
AKTIVA LAIN-LAIN
Ak. Tetap dalam konstruksi Rp xxxxx
Beban ditangguhkan xxxxx
Jumlah Aktiva lain-lain Rp xxxxx
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian, 1998, Hal. 27.15
2) Perhitungan Hasil Usaha
Perhitungan sisa hasil usaha memuat hasil usaha dengan anggota dan laba
hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa hasil usaha yang
diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor
manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha
atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. Perhitungan
Sisa Hasil Usaha menurut PSAK No. 27 ditampilkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi
Menurut PSAK No. 27
KOPERASI XXX
PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxxx
Beban Pokok (xxxxx)
Partisipasi Neto Anggota Rp xxxxx
1
29
BEBAN USAHA
Beban Usaha (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxxxx
Beban Perkoperasian (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp xxxxx
Pendapatan dan Beban Lain-lain (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha sebelum pos-pos Luar biasa Rp xxxxx
Pendapatan dan Beban Luar Biasa (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxxxx
Pajak Penghasilan (xxxxx)
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp xxxxx
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaaan kas, pengeluaran kas,
Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha
pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha
manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil
Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan
anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha
akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan
anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan
rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa
hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha
Tabel 2.5
Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Menurut PSAK No. 27
KOPERASI X
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian, 1998, Hal. 27.17
koperasi;
laporan keuangan.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Karyawan Karya Bhakti Nusantara Medan yang beralamat di Jl. Gatot Subroto,
pengetahuan atau objek studi, dimana sulit dilakukan pengukuran pada variabel-
variabelnya.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
gambaran umum koperasi yang menjadi objek penelitian, dan data kuantitatif
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari koperasi yang bersangkutan dan hasil wawancara langsung dengan
pihak koperasi.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan dengan baik. Misalnya diperoleh dari buku-buku dan literatur-
1. Observasi Partisipatif
2. Wawancara
pihak yang terkait dengan keuangan koperasi, yaitu bendahara dan para
3. Dokumentasi
yang diambil dari catatan-catatan dan dokumen yang terdapat dalam koperasi
yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Perhitungan Hasil Usaha,
Laporan Arus Kas, Laporan Promosi anggota dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
7
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Kesepuluh : Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2014, Hal. 43.
37
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan
Kesebelas : Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hal. 310
38