Anda di halaman 1dari 28

Aktivitas Koperasi

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-


orang atau badan hukum dengan meliputi kegiatannya pada prinsip
sekaligus sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan (pasal 1 UU No. 25/1992). dan menurut PSAK No.27
tahun 200.

Koperasi ialah satu badan usaha yang mengorganisir  pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya dari dasar cara kerja dan kaidah usaha ekonomi untuk
meningkatkan taraf hidup anggota.

Pada tertama dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan demikian gerakan
ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

Simpan pinjam khususnya ialah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman


dana kepada anggota koperasi.

Siklus Koperasi

Berikut di bawah ini Siklus pada Koperasi

1). Jurnal

Untuk jurnal akuntansi koperasi akan diberikan contoh yang berkaitan dengan
penggunaan perkiraan, yang membedakannya dengan bentuk usaha lainnya dan
dilengkapi dengan transaksi yang bersifat umum.

Transaksi akuntansi koprasi memungkinkan memisahkan dengan jelas transaksi yang


dilakukan kepada anggota serta dilakukan kepada yang bukan anggota.

2). Buku Besar

Buku besar adalah kumpulan dari perkiraan yang disusun dalam bentuk lembaran–
lembaran yang berupa kartu. Perkiraan yang sebanyak itu disusun sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan yang jumlahnya besar.

3). Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu adalah rincian dari sebuah jenis harta, utang atau modal. Untuk
membuat laporan keuangan lebih sederhana maka sebaiknya hal yang pokok yang di
munculkan.

Baca Juga :  Pengertian Ekuitas Koperasi

Dan membuat rincian nya di tampilkan pada buku besar pembantu. Jadi buku besar
pembantu merupakan buku atau daftar yang dibuat untuk menjelaskan atau rincian
dari sebuah jenis harta, utang atau modal.

Namun pada uraian di bawah ini akan dijelaskan tiga jenis buku besar pembantu
yakni buku simpanan anggota, buku piutang dan buku aktifa tetap.

a). Buku Simpanan Anggota

Buku simpanan anggota adalah buku tempat mencatat simpanan dari masing–masing
anggota. Buku simpanan ini dibuat untuk semua anggota. Pada buku simpanan ini
dicatat juga saldo awal, penambahan serta pengurangan simpanan.

b). Buku Piutang

Masing-masing jenis harta, utang, dan modal butuh dibuat rincian nya atau
keterangannya. Rincian merupakan suatu bukti pendukung atau bahan keterangan dari
harta, utang, atau modal tersebut.

Bagi koprasi yang memiliki banyak langganan perlu membuat rincian dari
tagihannya. Buku piutang sering juga dinamai dengan buku besar pembantu piutang
dicatat setiap hari dari bukti–bukti pembukuan.

c). Buku Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang masa penggunaan nya lebih dari satu tahun,
dipakai dalam kegiatan perusahaan dan nilainya cukup material.

Walaupun masa penggunaan lebih dari satu tahun dan digunakan dalam kegiatan
perusahaan, namun apabila nilainya tidak cukup material maka aktiva tersebut di
masukan sebagai aktiva lancar.

Kertas Kerja Akuntansi Koprasi

Kertas kerja adalah sebuah lembaran kerja yang disusun sesuai dengan lajur – lajur
yang berisi neraca saldo (daftar sisa), penyesuaian, nerca saldo(daftar sisa)
disesuaikan, rugi-laba, dan neraca.

Kertas kerja adalah susunan angka – angka yang dipakai sebagai bahan untuk
menyusun laporan keuangan.
Laporan Keuangan

Berikut dibawah ini beberapa laporan keuangan

1). Laporan Hasil Usaha

merupakan suatu laporan yang menyampaikan kemampuan koperasi dalam


menghasilkan keuntungan dalam sebuah periode akuntansi atau satu tahun.

Baca Juga :  Koperasi Unit Desa

Untuk mengetahui profit yang didapat koperasi dalam suatu periode, bisa dihitung
dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi dalam satu periode dari
pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.

2). Laporan Perubahan Ekuitas

apabila sudah diketahui Sisa Hasil Usahanya maka pada tahap selanjutnya harus
disusun laporan perubahan ekuitas sebelum disusun neraca.

3). Neraca

merupakan sebuah daftar yang menunjukkan keberadaan sumber daya yang dimiliki
koperasi dan informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.

Neraca koperasi ini bisa disusun dengan memasukkan semua rekening aktiva di dalam
neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua rekening utang dan ekuitas ke
sisi pasiva neraca.

SISTEM PEMBUKUAN DALAM ADMINISTRASI KOPERASI

REVIEW 2
SISTEM PEMBUKUAN DALAM ADMINISTRASI KOPERASI
Oleh : Achma Hendra Setiawan
(Pembahasan Masalah)
Nama: Fenita
NPM : 22211809
Kelas: 2EB09

Administrasi Koperasi
Administrasi koperasi sangat penting bagi koperasi dalam melakukan kegiatan
operasionalnya, karena administrasi koperasi dapat berfungsi untuk memberikan
kejelasan
dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan ekonomi anggota
pada
khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung
arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama
koperasi
melalui pelayanan usaha..Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama koperasi
dibandingkan dengan masyarakat umum.
Dalam praktik perkoperasian, baik administrasi organisasi maupun administrasi
usaha koperasi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Keduanya terikat dalam hubungan
timbal balik, dalam artian administrasi organisasi menjadi instrumen fundamental
bagi
terselenggaranya administrasi usaha, sebaliknya administrasi usaha menjadi semacam
"ujung tombak" bagi keberhasilan administrasi organisasi.
Agar sistem administrasi koperasi dapat berjalan dengan baik maka harus
diperhatikan kaidah-kaidah dari sistem administrasi seperti berikut ini (J.C. Rietvelt
dalam
M.H. Sutrisno, 1982):
1. Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap pejabat ditetapkan secara tertulis.
Perlu dihindari perangkapan tugas, sebab tiap-tiap pejabat telah ditentukan tugasnya
secara tertulis sesuai bidangnya masing-masing.
2. Dalam administrasi harus terdapat prosedur yang tetap.
Prosedur merupakan urutan atau cara kerja untuk melakukan sesuatu yang tetap dan
berulang-ulang, tujuannya agar pekerjaan dapat dilalcukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
3. Tulis-menulis yang banyak harus dihindarkan.
Dalam praktik, banyak dijumpai pegawai pembukuan menyalin secara lengkap
seluruh
faktur pembelian dan faktur penjualan ke dalam buku harian. Hal demikian tidak
perlu,
sebab faktur-faktur itu dapat secara mudah diberi nomor dan jumlahnya dicatat.
4. Sistem kearsipan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penempatan arsip yang berisi surat-surat atau bukti-bukti pembukuan ash harus baik,
tersusun rapi sesuai urutan waktu, mudah dilihat atau diambil sewaktu-waktu jika
diperlukan.
5. Harus diadakan pembagian pekerjaan.
Pekerjaan administrasi harus dibagi-bagi sehingga tiap-tiap pegawai administrasi
memiliki satu macam pekerjaan yang berbeda dengan pegawai lainnya, baik ditinjau
dari segi efisiensi maupun dari segi penggunaan perlengkapan administrasi. Misalnya:
mesin hitung, mesin ketik, cashregister, komputer, dan lain-lain.
6. Pengawasan internal harus terjamin.
Pengawasan internal (internal control) merupakan syarat utama dalam administrasi
organisasi, karena dapat mencegah dan menghindarkan bentuk-bentuk ketidakberesan
atau penyelewengan dalam kegiatan administrasi.

Administrasi Organisasi
Dalam penyelenggaraan administrasi organisasi koperasi diperlukan antara lain
buku daftar anggota, buku daftar pengurus dan pengawas, buku simpanan anggota,
kartu
anggota, buku notulen rapat-rapat pengurus dan rapat anggota. Buku daftar anggota
memuat
nomor unit anggota, nama lengkap, umur, jenis kelamin, mata pencaharian, tempat
tinggal,
tanggal masuk menjadi anggota, cap ibu jari tangan atau tanda tangan anggota.
daftar anggota ditandatangani ketua dan tanggal berhentinya anggota dan memuat
catatan
tentang penyebab berhentinya anggota.
Buku daftar pengurus dan pengawas antara lain berisi jumlah dan susunan nama
lengkap pengurus dan pengawas, periode masa bakti pengurus dan pengawas, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab pengurus dan pengawas. Buku simpanan anggota
memuat
antara lain nama dan nomor anggota beserta, alamat, dan jumlah transaksi ekonomi
anggota
atau posisi simpanan anggota.
Administrasi Usaha
Dalam mengelola administrasi usaha koperasi, pengurus menyelenggarakan
pembukuan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Menurut
pendapat
Henry Simamora (2000), akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, dan
pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun
bukan
perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan.
Akuntansi (accounting) berbeda dengan tata buku (book-keeping) karena tata buku
merupakan fungsi pencatatan dari proses akuntansi. Tata buku mencatat transaksi
ekonomi
dan kejadian ekonomi lainnya, sebaliknya akuntansi melibatkan analisis transaksi dan
kejadian ekonomi, memutuskan bagaimana melaporkannya dalam laporan keuangan,
dan
menafsirkan hasil-hasilnya. Dengan demikian, akuntansi memiliki cakupan yang lebih
luas daripada tata buku.

Menurut Niswonger, C. Rollin et al. (1992), sistem akuntansi (accounting system)


adalah bidang khusus yang menangani perencanaan dan penerapan prosedur-prosedur
untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan. Dengan kata lain, sistem
akuntansi
adalah proses terencana untuk menyediakan informasi akuntansi keuangan yang
bermanfaat
bagi manajemen

Berdasarkan pengertian sistem akuntansi di atas dapat diketahui bahwa sistem


pembukuan adalah bagian dari sistem akuntansi yang khusus menangani pencatatan
transaksi dan kejadian ekonomi yang dipersiapkan untuk penyusunan laporan
keuangan.
Salah satu sistem pembukuan yang baik dikenal dengan sistem tata buku berpasangan
(double entry system), yaitu pencatatan yang menunjukkan keseimbangan debet dan
kredit
untuk setiap transaksi. Keseimbangan antara jumlah debet yang selalu sama dengan
jumlah
kredit ini merupakan "aturan umum" mengenai debet dan kredit (Niswonger, C.
Rollin et
al., 1992). "Aturan umum" tentang keseimbangan debet dan kredit tersebut dapat
diilustrasikan secara ringkas sebagai berikut:

Judul Perkiraan
Sisi Kiri = DEBET
Menambah perkiraan aktiva
Mengurangi perkiraan kewajiban
Mengurangi perkiraan modal pemilik
Sisi Kanan = KREDIT
Mengurangi perkiraan aktiva
Menambah perkiraan kewajiban
Menambah perkiraan modal pemilik

Karakteristik Akuntansi Koperasi Terlengkap Beserta Penjelasannya

Sponsors Link

Koperasi sebagai badan usaha, mengurus pemanfaatan dan pemberdayaan sumber


daya ekonomi para anggotanya karena prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi. Untuk meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, sokoguru perekonomian nasional ini memiliki prinsip-prinsip koperasi
yang menjalankan usahanya.

ads

Anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu
anggota sebagai pemilik dan pengguna koperasi (user own orsented firm). Akuntansi
diperlukan oleh koperasi untuk membantu dalam pencatatan transaksi keuangan yang
disebut akuntansi koperasi. Karakteristik akuntansi koperasi berbeda dari badan usaha
lain berupa sumber permodalan dan susunan laporan keuangan termasuk sistem
akuntansi biaya yang dimuat pada PSAK no.27 berikut ini.

1. Pencatatan Modal Koperasi Lebih Mudah

Modal koperasi didapatkan dari simpanan anggota yang berbeda dengan modal
akuntansi komersil lainnya, yaitu modal berasal dari penjualan saham. Simpanan
anggota koperasi berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Syarat awal untuk menjadi anggota koperasi adalah membayar simpanan pokok.
Simpanan pokok koperasi dipersamakan dengan saham pada perseroan terbatas (PT).
Untuk pencatatan modal pada koperasi lebih mudah daripada pencatatan modal
perusahaan karena tidak ada ketentuan rumit seperti saham perusahaan.

1. Pencatatan Pembagian Keuntungan

Pembagian keuntungan diberikan sesuai jasa masing-masing-masing anggota. Jasa


yang dimaksud adalah transaksi dengan koperasi yang diatur dalam anggaran dasar
koperasi. SHU koperasi berasal dari kegiatan usaha dalam melayani anggota atau
transaksi antara koperasi dengan anggota, dan kegiatan usaha bukan anggota. Badan
usaha komersil lainnya berbeda dengan koperasi dalam hal pembagian keuntungan
karena didasarkan besar kecilnya modal di dalam perusahaan.

1. Pencatatan Tingkat Bunga yang Terbatas

Tingkat bunga atas modal simpanan pokok koperasi dibatasi, sedangkan badan usaha
lain yang bukan koperasi tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan tingkat bunga yang
berlaku (yang ditetapkan oleh Bank Indonesia) untuk memeroleh laba yang sebesar-
besarnya. (Baca: prosedur pengelolaan dana kas kecil)

1. Laporan Keuangan Terbuka Bagi Anggota

Seluruh usaha dan ketatalaksanaan koperasi bersifat terbuka bagi seluruh anggota.
Jenis jenis laporan keuangan dilakukan oleh badan pemeriksa yang memberikan
laporan secara berkala pada anggota dan rapat anggota. Badan usaha yang bukan
koperasi hanya berfungsi sebagai bahan keterangan bagi pengurus (manajemen
perusahaan) yang sering dirahasiakan untuk kalangan mereka sendiri. Usaha koperasi
bersifat langsung untuk kepentingan anggota karena koperasi harus memenuhi
kebutuhan para anggotanya.

Modal koperasi dipergunakan untuk investasi dan modal kerja agar kepuasan anggota
menjadi maksimal karena semua kebutuhannya terpenuhi. Dasar pedoman untuk tata
kerja dan tata laksana serta tata hubungan antara koperasi dengan para anggotanya
ditentukan oleh pemberi pelayanan koperasi. Koperasi senantiasa memberikan
pelayanan yang bermutu dengan beban (biaya) serendah-rendahnya agar dapat
membagikan SHU pada anggota sesuai perimbangan hubungan (patronage) para
anggota dengan koperasi. Sedangkan badan usaha lain yang bukan koperasi, kegiatan
badan usaha tidak selalu berhubungan dengan kepentingan pemegang saham.

Sponsors Link
1. Laporan Keuangan Dengan Rincian yang Berbeda

Laporan keuangan koperasi terdiri dari persamaan dasar, laporan hasil usaha, neraca
(baca: cara membuat neraca keuangan), laporan arus kas, laporan ekonomi anggota
dan catatan laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan badan usaha lainnya
terdiri dari laporan rugi laba (R/L), neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.

Alur Pembukuan Koperasi Simpan Pinjam

July 23, 2018 Cv Natusi

Sebelumnya, kenalan dulu ya sama yang namanya koperasi simpan pinjam. Diambil
simplenya saja, koperasi simpan pinjam adalah salah satu jenis koperasi jasa yang
pekerjaan utamanya ialah menampung simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk
pinjaman dari dan kepada anggota-anggotanya. Koperasi ini mampu untuk
mendukung perekonomian Indonesia agar semakin maju dan seimbang. Nah, dari
koperasi simpan pinjam ini, para anggotanya bisa lebih fleksibel untuk menyimpan
uang dan terbantu bilamana membutuhkan dana untuk usahanya.

Apakah anda tengah ingin membuat atau mengembangkan suatu


koperasi? , pasti akan lebih mudah apabila anda mempunyai
sebuah sistem informasi yang akan mendukung dalam proses
pengembangan. Software Koperasi adalah jalan keluarnya, salah
satu software house yang sudah terpercaya dalam pengembangan
aplikasi seperti ini adalah CV. Natusi. Kunjungi website
http://www.natusi.co.id serta hubungi (0321) 528 – 5018 untuk
informasi lebih lanjut.
Selanjutnya, akan dibahas tentang pembukuan dalam koperasi simpan pinjam tersebut
. Apa sih tujuan dari adanya pembukuan itu? Bagaimana juga pembukuan dibuat?

Pembukuan bisa diartikan sebagai kegiatan pencatatan suatu transaksi dalam koperasi
simpan pinjam tersebut ke dalam bentuk laporan keuangan dengan siklus akuntansi.
Tujuan dari dibuatnya pembukuan ini tidak lain supaya transaksi yang dikerjakan di
koperasi simpan pinjam tersebut berjalan sesuai prosedur serta menghindari adanya
kesalahan atau terselipnya setiap data-data sesuai transaksi yang dikerjakan. Oleh
karena itu, penting dibuatnya pembukuan detail transaksi dalam koperasi simpan
pinjam agar koperasi tersebut bisa dijalankan secara efektif.

Pembukuan maupun laporan keuangan koperasi simpan pinjam umumnya dibuat


dengan menggunakan aplikasi perhitungan yang sudah umum yaitu excel.

Contoh laporan keuangan koperasi simpan pinjam dengan aplikasi excel bisa dilihat
lewat gambar berikut :

Untuk contoh pembukuannya bisa dilihat lewat gambar berikut yang berisi data-data
anggota koperasi
Selain excel, anda bisa menggunakan alternatif sistem koperasi
simpan pinjam dengan mengacu pada Software house CV. Natusi,
yang memberi pelayanan terbaik dengan harga yang bisa
dijangkau serta hasil yang optimal, software house CV. Natusi
terdapat di jawa timur persisnya berada di kota Mojokerto,
kunjugi website http://www.natusi.co.id serta hubungi (0321) 528 –
5018 untuk informasi lebih lanjut.

Masuk ke bahasan utama, bagaimanakah alur membuat pembukuan dalam koperasi


simpan pinjam?

Pertama, diawali dari pendataan para anggota yang sudah mendaftar. Di situ, semua
detail info tentang anggota koperasi dihimpun dalam bentuk tabel dengan kolom yang
mencakup nama, tanggal masuk, alamat, serta beberapa informasi yang dirasa
memang perlu untuk lebih mudah dalam memanajemen anggota koperasi simpan
pinjam.

Ke dua, untuk kegiatan simpanan, wajib ataupun sukarela, akan diolah oleh kasir serta
didata transaksi yang dilakukan tersebut . Tiap-tiap jenis simpanan akan diolah
dengan menggunakan rekening yang berbeda untuk masing-masingnya.

Sama seperti dengan penyimpanan, dalam peminjaman mulai dari nama anggota,
nominal peminjaman, total angsuran, hingga jaminan jika ada, akan didata dan
transaksinya dilakukan juga oleh kasir.
Ke tiga, bagian akuntansi akan melakukan rekap pada data simpanan dan pinjaman.

Ke empat, selain transaksi simpanan dan pinjaman, kasir juga akan mengerjakan
transaksi tentang uang kas, mencakup pemasukan serta biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh koperasi untuk menyanggah kebutuhan yg diperlukan.

Tidak hanya transaksi kas, ada juga transaksi yang tidak termasuk transaksi simpanan,
pinjaman, dan kas, seperti penyusutan, dan sebagainya.

Ke lima, semua transaksi tersebut akan dihimpun dalam buku jurnal oleh akuntan
sebagai dokumentasi.

Ke enam, dibuatkan neraca untuk mengevaluasi transaksi yang sudah dilakukan


koperasi simpan pinjam tersebut selama misalnya satu bulan sekali.

Ke tujuh, anggota koperasi simpan pinjam bisa mengetahui saldo simpanan dan
mengurus segala administrasi yang mencakup kas, peminjaman, dan sebagainya.

Dengan sistem tersebut, usaha simpan pinjam yang dijalankan di dalam koperasi akan
dikerjakan sesuai dengan rencana dan mampu mencapai target yang sudah ditentukan
sebelumnya.

Bagaimana? Setelah penjabaran tentang alur pembukuan tersebut, tentu lebih


memahami berkaitan penting dan begitu menguntungkannya pembukuan dalam
koperasi simpan pinjam. Bukan sekedar perlu ada, tapi pembukuan harus dijalankan
sesuai dengan prosedur agar semua bisa tertata secara rapi serta mudah dimengerti.
Sehingga, koperasi simpan pinjam dapat bekerja secara optimal dan bisa mencapai
tujuannya, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota serta memajukan
perekonomian negara.

Untuk mendapat keuntungan yang berlipat, anda bisa membuat


pembukuan dengan memanfaatkan sistem yang bisa anda
dapatkan dari CV. Natusi, yang melayani Pembuatan Software,
pengembangan website, aplikasi mobile berbasis android dan iOS.
CV. Natusi melayani customer di seluruh Indonesia serta mudah
di akses melalui website resminya http://www.natusi.co.id
Layanan pembuatan aplikasi murah dengan hasil yang optimal,
segera kunjungi http://www.natusi.co.id serta hubungi (0321) 528
– 5018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi
dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat.
Prinsip prinsip tersebut adalah : kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka,
pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggotanya,
pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan
kerjasama antar koperasi.
Sedangkan menurut Drs. A. Chaniago koperasi didefinisikan sebagai suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya.
Karakteristik koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah
bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik
dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Dengan semakin berkembangnya
kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara
profesional akan semakin besar. Pengelolaan yang profesional memerlukan
adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang relevan serta
dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian
koperasi.
Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan dari sistem informasi
yang diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi, khususnya
merumuskan standar akuntansi keuangan untuk koperasi dalam penyusunan
laporan keuangannya. Sesuai dengan perkembangan koperasi di dalam
melaporkan laporan keuangannya, kini dalam penyusunannya telah dikeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang akuntansi perkoperasian
yang telah mendapat revisi pada tahun 1998.
PSAK No. 27 ini berisikan tentang karakteristik koperasi, struktur
pengorganisasian koperasi, usaha dan jenis koperasi, tujuan koperasi, ruang
lingkup koperasi, definisi–definisi koperasi, standar penyajian laporan keuangan
koperasi. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ini, laporan
keuangan koperasi itu terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha (PHU), laporan
arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan keuangan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditarik judul makalah tentang
“Akuntansi Koperasi”.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Pengertian Koperasi


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1).
Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan
sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi
ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut
terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan
anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
Menurut Calvert, memberi definisi tentang koperasi sebagai organisasi
orang-orang yang hasratnya dilakukan sebagai manusia atas dasar kesamaan
untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing. Sedangkan Drs. A. Chaniago
memberi definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

2.1.1   Ciri – ciri koperasi


Koperasi merupakan badan usaha yang memilki perbedaan yang
sangat mendasar dengan badan usaha lainnya karena dasar-dasar  kerja
koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak social. Ada pun
yang menjadi ciri-ciri koperasi itu adalah sebagai berikut:
a.       Sifat Suka Rela pada Keanggotaannya
Sifat Suka Rela pada Keanggotaan koperasi mengandung pengertian
bahwa setiap orang yang masuk menjadi anggota koperasi haruslah
berdasarkan kesadaran dan keyakinan untuk turut aktif di dalam
koperasi dengan maksud memperbaiki kehidupan dirinya dan
kehidupan masyarakat pada umumnya.
b.      Rapat Anggota Merupakan kekuasaan Tertinggi dalam Koperasi
Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh
koperasi ditentukan oleh Rapat Anggota Tahunan(RAT)
c.       Koperasi Bersifat Nonkapitalis
Sifat nonkapitalis didalam koperasi mengandung arti bahwa koperasi
bukan merupakan modal.artinya, pembagian sisa hasil usaha(SHU)
ditentukan bukan berdasarkan besarnya modal seseorang anggota,
melainkan berdasarkan jasa atau usaha yang dilakukannya terhadap
koperasi.
d.      Kegiatannya Berdasarkan pada Prinsip Swadaya,Swakerta, dan
Swasembada
Swadaya berarti kegiatan yang didasarkan pada kekuataan untuk
usaha sendiri. Swakerta  berarti kegiataan yang didasarkan pada
buatan sendiri. Swasembada berarti kegiatan yang didasarkan pada
kemampuan sendiri.

2.1.2   Fungsi Dan Peran Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam  pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992,
fungsi dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini :
1.      Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2.      Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3.      Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional.
4.      Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.2    Pengertian Akuntansi Koperasi


Akuntansi koperasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian,
pelaporan dan penafsiran laporan keuangan koperasi dalam satu periode tertentu.
Periode tersebut mungkin bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan.
Biasanya periode pelaporan di koperasi adalah satu tahun.

2.2.1   Tujuan dan Kegunaan Akuntansi Koperasi


Laporan keuangan koperasi sebagai bagian dari akuntansi dibuat
dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan koperasi pada pihak-
pihak tertentu baik intern maupun ekstern. Pihak intern koperasi adalah para
anggota, pengurus, pengawas, dan karyawan. Sedangkan pihak ekstern
adalah calon anggota, pemerintah, gerakan koperasi, auditor, dan
sebagainya.
Sedangkan kegunaan dari laporan keuangan koperasi adalah sebagai
berikut:
1.      Mengetahui prestasi keuangan koperasi dalam periode tertentu.
2.      Mengetahui jumlah SHU yang diperoleh selama periode tertentu.
3.      Mengetahui jumlah harta, kewajiban, dan kekayaan bersih koperasi
selama periode tertentu.
4.      Mengantisipasi kemungkinan penyelewengan yang dilakukan oleh
pengelola koperasi.
5.      Mendidik agar tertib administrasi.
6.      Memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menganalisa
keuangan koperasi sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.2.2   Jenis – jenis Akuntansi Koperasi


Ada banyak jenis akuntansi koperasi yang ada di indonesia. Jenis-
jenis koperasi itu bisa dikelompokan dari bermacam bidang usahanya.
Berikut ini merupakan contoh koperasi di indonesia, yaitu :
1.      Akuntansi Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen
akhir atau pemakai barang dan jasa. Kegiatan atau jasa utama dari
koperasi jenis ini adalah melakukan pembelian bersama.
2.      Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang fungsinya kurang lebih
sama dengan bank. Bedanya, koperasi simpan pinjam tidak mengambil
keuntungan atau bunga dari si anggota peminjam. Sejumlah uang
benar-benar dipinjamkan dengan tujuan membangun usaha sesuai
kesepakatan yang dibuat sebelumnya.
3.      Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya adalah orang yang
bergerak di bidang produksi barang. Yaitu, usaha kecil sampai
menengah (UKM) yang didirikan home industri. Kegiatannya adalah
pengadaan bahan baku.
4.      Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan
penjualan dan pemasaran produk atau jasa anggota koperasi itu.
Tujuannya adalah untuk mempermudah anggota koperasi, terutama
produsen yang tidak mempunyai pasar untuk menjual hasil usahanya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1    Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi


Proses akuntansi koperasi adalah sama dengan proses akuntansi bukan
koperasi, yaitu suatu langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam menyusun
laporan keuangan koperasi. Tahapan tersebut dimulai dari adanya bukti transaksi
berupa nota, kuitansi, faktur jual, faktur beli dan sebagainya, kemudian
dimasukkan pada jurnal.
 
Cara pengisian jurnal tersebut adalah memasukan transaksi-transaksi
beserta nilai transaksinya dari bukti transaksi dengan cara mendebet atau
mengkredit perkiraan-perkiraan tertentu. Ketentuan normal yang berlaku untuk
mendebet atau mengkredit suatu perkiraan adalah :

Nama Perkiraan Bertambah Berkurang Saldo Normal


Harta Debet Kredit Debet
Hutang Kredit Debet Kredit
Kekayaan Kredit Debet Kredit
Pendapatan Kredit - Kredit
Biaya Debet - Debet

Setelah tahun buku berakhir, pengurus koperasi wajib menyusun laporan


keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
1.      Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha
serta penjelasan atas dokumen tersebut.
2.      Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasannya merupakan laporan
pokok keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi tidak jauh berbeda dengan
laporan keuangan untuk perusahaan lain. Perbedaan utama terletak pada
penyajian modal dan perhitungan laba rugi. Proses penyusunan laporan keuangan
koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa :

1.      Pencatatan.
2.      Penggolongan.
3.      Peringkasan.
4.      Pelaporan.
5.      Analisis data keuangan.

Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan


secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.

Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara


lain :

1)      Bukti Penerimaan Kas


2)      Bukti Pengeluaran Kas
3)      Bukti Faktur Penjualan
4)      Faktur Pembelian
5)      Bukti Umum

Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah :

1.      Buku Harian Penerimaan Kas


2.      Buku Harian Pengeluaran Kas
3.      Buku Harian Penjualan
4.      Buku Harian Umum

Buku tambahan (subsidiary ledgers) yang digunakan adalah :

1.      Buku Kas Kasir


2.      Kartu Simpanan Anggota
3.      Kartu Persediaan
4.      Kartu Piutang Anggota
5.      Kartu Piutang bukan Anggota
6.      Kartu Hutang
7.      Kartu Inventaris
8.      Kartu Biaya
9.      Kartu Pembelian Anggota
10.  Kartu Barang Titipan

3.2    Penyajian Laporan Keuangan Koperasi


Laporan keuangan koperasi disusun untuk mencerminkan posisi keuangan
pada tanggal tertentu, hasil usaha, dan arus kas koperasi selama periode tertentu.
Laporan keuangan setiap entitas akuntansi dalam badan usaha koperasi harus
disusun dengan menggunakan kebijakan, sistem dan prosedur akuntansi yang
sama.
Laporan keuangan terdiri dari Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Neraca,
Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Hasil
Laporan Keuangan.

1)        Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Adalah laporan keuangan koperasi yang menyajikan jumlah
pendapatan usaha koperasi yang berasal dari anggota maupun dari bukan
anggota dengan memperbandingkan dengan total biaya dalam satu periode
tertentu. Laporan keuangan ini sama dengan laporan laba/rugi di perusahaan
bukan koperasi.
1.      Pendapatan, adalah sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan
itu yang diperoleh koperasi dari hasil operasional usaha maupun bukan
usaha. Pendapatan dari hasil operasional usaha untuk koperasi yang
unit usahanya waserda seperti penjualan barang dagangan, sedangkan
pendapatan bukan usaha seperti pendapatan bunga bank (dari simpanan
giro bank).
2.      Biaya, adalah sejumlah dana yang dikeluarkan koperasi untuk
membiayai kegiatan operasionalnya.

2)        Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang,
dan modal koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya
satu tahun. Neraca bisa disajikan dalam bentuk skontro maupun dalam
bentuk stafel, tergantung kebiasaan pembuat laporan. Namun pada umumnya
neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat ditampilkan dua periode
berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan (koperasi) yang
bersangkutan. Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-
pos alokasi sumber dana untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan laporan keuangan persusahan (koperasi)
tersebut.
Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi antara lain sebagai
berikut:
1.      Harta, adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang
dikuasai oleh koperasi yang meliputi pos harta lancar, harta tetap,
investasi jangka pendek, dan investasi jangka panjang.
2.      Hutang, adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang
bersumber dari pihak luar dan harus dikembalikan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Dalam kelompok ini juga termasuk dana
yang berasal dari anggota seperti tabungan anggota.
3.      Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat
disamakan dengan itu yang benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk
dan diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi,
dan modal penyertaan dari pihak luar.
3)        Laporan Arus Kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi arus kas yaitu mengenai
perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas,
pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan
arus kas sesuai dengan pernyataan dan harus menyajikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk periode
penyajian laporan keuangan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa
perusahaan termasuk koperasi harus menyajikan laporan arus kas sebagai
bagian laporan keuangan yang tak terpisahkan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas koperasi, investasi dan pendanaan.
Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan untuk menyusun
arus kas, antara lain:
1.      Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2.      Setara kas (cash equivalent), adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
3.      Arus kas, adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
4.      Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.
5.      Aktivitas Investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
6.      Aktivitas Pendanaan (financing), adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman perusahaan.
Sesuai dengan pernyataan PSAK No. 27 yang menunjukkan bahwa
aktivitas koperasi berbeda dengan bentuk perusahaan lain, tentu hal ini akan
berdampak pada laporan arus kas koperasi tanpa merubah hakikat dari
laporan arus kas.
4)        Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini juga
menggambarkan wujud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus
dipahami benar oleh pihak pihak di dalam maupun di luar koperasi, agar
koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalah-tafsirkan di
dalam mengevaluasi kinerjanya.
SHU terdiri dari sisa partisipasi anggota dan laba koperasi. Bila
partisipasi neto anggota lebih besar dari beban usaha dan beban
perkoperasian, maka terdapat sisa partisipasi anggota bernilai positif. Sisa
positif dibagikan kepada anggota menurut jasa usaha masing-masing
anggota. Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan (di luar
manfaat ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian
sisa partisipasinya.
Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif,
mengandung arti bahwa jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak
mencukupi untuk menutup beban usaha dan beban perkoperasian. Sisa
partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau tanggung renteng dari
anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari pembagian
SHU. Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat
ekonomis harus ditafsirkan secara hati-hati.
Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu
sebagai berikut:
1.      Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama.
2.      Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama.
3.      Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi.
4.      Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
5.      Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu
harga barang jasa (dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang
(bunga uang dalam simpan pinjam).
Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa
selisih harga antara koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih
murah dari harga di luar koperasi maka akan terjadi manfaat efisiensi
pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi produsen/pemasaran) manfaat
harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh koperasi kepada
anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota.
Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan
terjadi manfaat efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka:
1.      Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari
bunga yang diterima anggota dari non koperasi maka akan timbul
manfaat efektivitas tabungan.
2.      Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah
dari bunga kredit di luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi
penarikan kredit.
3.      Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan
persyaratan yang ringan.
4.      Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya
produksi atau peningkatan produktivitas. Manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota melalui penggunaan jasa pelayanan koperasi, sangat
tergantung kepada jenis koperasi dan usaha yang dijalankan oleh
koperasi. Jadi, setiap koperasi harus dapat menerjemahkan arti dari
manfaat koperasi ke dalam satuan-satuan yang terukur menurut
keperluannya masing-masing.
5)        Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang
memuat:
1.      Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban
sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota,
kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan,
piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada
anggota dan non-anggota.
2.      Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama
koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah
dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber
daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian dan sebagainya.

3.3    Perbedaan Akuntansi Koperasi dengan Akuntansi Bukan Koperasi


Koperasi memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakannya
dengan badan usaha lainnya. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan Standar
Akuntansi Keuangan terhadap praktik akuntansi badan usaha koperasi, yaitu
PSAK NO.27. Koperasi merupakan badan usaha yang bertujuan mensejahterakan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam praktik
usahanya koperasi tidak hanya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, akan
tetapi lebih mengutamakan pelayanan terhadap angota atau lebih mengutamakan
kesejahteraan anggotanya. Modal koperasi antara lain terdiri dari simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan cadangan-cadangan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa koperasi dibiayai dan dikelola oleh anggotanya
sendiri .
Laporan keuangan badan usaha koperasi menurut PSAK N0.27,  adalah
terdiri dari :
a)      Neraca
b)      Laporan Perhitungan Usaha
c)      Laporan Promosi Ekonomi Anggota
d)     Laporan Arus Kas, dan
e)      Catatan atas Laporan Keuangan.
Yang paling membedakan laporan keuangan badan usaha koperasi dengan
badan usaha lainnya, antara lain dapat terlihat dari adannya laporan promosi
ekonomi anggota dalam koperasi sedang pada usaha lain, laporan keuangan
tersebut tidak ada. Laporan promosi ekonomi anggota merupakan laporan
keuangan yang menggambarkan manfaat-manfaat yang diterima oleh anggota
dari badan usaha koperasi bersangkutan. Hal tersebut timbul karena anggota
koperasi mempunyai identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu
anggota sebagai pemilik juga sekaligus sebagai pengguna jasa dari koperasi
bersangkutan (user own oriented firm). Koperasi akan lebih mengutamakan
pelayanan terhadap anggotannya dibandingkan dengan pelayanan terhadap non
anggota.
Dalam koperasi, pencatatan transaksi yang berasal dari anggota dan
pencatatan transaksi yang berasal dari non anggota harus dipisahkan. Dengan
demikian praktek akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang
diselenggarakan oleh suatu badan usaha koperasi akan berbeda dengan praktek
akuntansi badan usaha lainnya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik-
karakteristik yang ada dalam badan usaha koperasi.
Ada beberapa perbedaan antara Badan Usaha Koperasi dan Non-Koperasi,
diantaranya yaitu :
1)      Anggota Koperasi sebagai Pemilik dan juga sebagai Pelanggan dari
Koperasinya, sedang pada Badan usaha lain, Pemilik ≠ Pelanggan.
2)      Pengambilan keputusan pada Koperasi berdasarkan one man one vote,
sedang pada Badan usaha lain, pengambilan keputusan berdasarkan
kepemilikan saham mayoritas.
3)      Pembagian Patronage refund  pada Koperasi didasarkan pada jasa Anggota,
tidak berdasarkan kepemilikan saham seperti yang berlaku pada Badan usaha
lain.
4)      Patronage Refund pada Koperasi merupakan laporan tahunan Koperasi
yang menyatakan besaran SHU, bukan Laba/Rugi seperti pada Perusahaan
Non Koperasi.
5)      Tujuan Koperasi adalah Pelayanan Maksimum bagi peningkatan
kesejahteraan Anggota, sedang tujuan Badan usaha lainnya adalah Profit
Maksimum.
6)      Hasil Usaha Koperasi disebut SHU, sedang hasil usaha Badan usaha
lainnya disebut Laba (SHU ≠ Laba) di mana: Hasil Usaha = Laba,
sedangkan  “Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah Hasil Usaha dikurangi seluruh
biaya operasional Koperasi.

3.4    Perlakuan Akuntansi Pada Koperasi


Koperasi harus dikelola secara profesional. Seperti pada Badan Usaha
lain, peranan akuntansi sangat penting untuk mengelola keuangan koperasi. Pada
prinsipnya akuntansi koperasi tidak jauh berbeda dengan akuntansi perusahaan
lainnya. Beberapa perbedaan mendasar diatur dalam PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) untuk koperasi yaitu PSAK No. 27. Berikut ini disajikan
perbedaan perlakuan akuntansi untuk:
1.      Aktiva
Pencatatan Aktiva koperasi sama dengan perusahaan yang lain
kecuali yang dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 63 dan 65.
a.       Pada paragraf 63 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva
yang diperoleh dari sumbangan.
b.      Pada paragraf 65 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva
yang dibatasi penggunaannya.

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan merupakan badan


usaha yang diharapkan menjadi soko guru ekonomi di Indonesia maka
pemerintah secara berkala mengadakan pembinaan ataupun pemberian
bantuan. Perlakuan akuntansinya diatur sebagai berikut:
Paragraf 63 “Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat
penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi
diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan “.
Aktiva yang dicadangkan untuk kepentingan bersama para anggota
merupakan aktiva yang bukan milik koperasi. Oleh karena itu, pengurus
harus mempertanggungjawabkan penggunaan aktiva ini dan dalam
pencatatannya tidak boleh diakui sebagai aktiva koperasi. Hal ini diatur
dalam paragraf 65.
Paragraf 65 “Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan
milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam
catatan atas laporan keuangan”.

2.      Kewajiban
Untuk kewajiban yang ada di koperasi sama dengan kewajiban di
Badan Usaha lain kecuali yang diatur dalam PSAK. Kewajiban yang diatur
PSAK No. 27 paragraf 61 adalah Simpanan Sukarela, Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib merupakan modal koperasi karena simpanan ini tidak dapat
diambil sewaktu-waktu. Simpanan anggota yang sifatnya sukarela (simpanan
sukarela) tidak dapat dianggap sebagai modal karena simpanan ini dapat
diambil sewaktu-waktu. Oleh karena itu, simpanan sukarela dianggap sebagai
utang sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 61.
Paragraf 61 “Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai
ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai
dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya”.
3.      Ekuitas
Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memenuhi
syarat sebagai anggota. Oleh karena itu, ekuitas koperasi merupakan
kumpulan dari setoran para anggota baik berupa simpanan pokok maupun
simpanan wajib yang tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih
tercatat sebagai anggota. Selain itu, ekuitas koperasi berasal dari modal
sumbangan, modal penyertaan, cadangan dan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang
belum dibagi.

4.      Pendapatan
Pendapatan diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 67 dan 69. Paragraf
67 “Pendapatan yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota diakui
sebesar pendapatan bruto. Sedangkan di paragraf 69 dinyatakan “Pendapatan
koperasi yang berasal dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai
pendapatan (penjualan) yang dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota
dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara
pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai
laba atau rugi kotor dengan non-anggota”.

5.      Beban
Beban diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 72 “ Beban Usaha dan
beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan
perhitungan hasil usaha. Beban Usaha sama dengan beban usaha umum,
sedangkan beban koperasi adalah biaya pengembangan anggota, pelatihan,
iuran anggota koperasi.

3.5    Masalah Akuntansi Koperasi


Permasalahan akuntansi yang selalu timbul dalam koperasi menyangkut
beberapa hal yaitu :
1.      Penyertaan masing-masing anggota.
Pada koperasi yang juga melakukan kegiatan usaha untuk pihak
ketiga (bukan anggota) disamping kegiatan usaha untuk anggota, sering
dijumpai adanya beban bersama yang sulit dipisahkan, misalnya beban
penyusutan, beban listrik, beban telepon, beban sewa dan beban lain yang
digunakan untuk semua kegiatan usaha. Dalam hal ini, perhitungan
pembebanan harus sesuai dengan perbandingan jumlah peredaran bruto dari
kedua macam kegiatan tersebut.
2.      Pembagian Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha (SHU) koperasi dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu
SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan SHU
yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untk pihak ketiga (bukan
anggota). SHU yang boleh dibagikan kepada anggota hanyalah SHU yang
berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. SHU koperasi yang
disediakan untuk anggota terdiridari jasa modal dan jasa anggota.
Contoh Kasus Sisa Hasil Usaha :
1)      Di lingkungan suatu daerah, terdapat Koperasi Simpan Pinjam di mana Ibu
Voni merupakan salah satu anggota koperasi. Berdasarkan informasi,
simpanan wajib yang harus dibayarkan oleh Ibu Voni setiap bulannya sebesar
Rp. 6000. Dalam koperasi simpan pinjam ini apabila meminjam, bunga yang
harus dibayarkan sebesar 1,5 %. Menurut kesepakatan setiap akhir tahun
anggota koperasi akan mendapat bingkisan Hari Raya dari SHU masing-
masing anggota.
Yang menjadi masalah di sini, bukan hanya anggota koperasi saja yang
mendapat bingkisan dari SHU masing-masing, namun semua warga di
lingkungan itu mendapatkannya termasuk yang bukan anggota koperasi.
Dengan kata lain SHU anggota dibagi sama rata ke semua warga masyarakat
dan tidak berdasarkan besarnya masing-masing SHU anggota.

Penyelesaiannya :
Dari kasus diatas dapat kita lihat adanya penyimpangan dari
pembagian SHU koperasi yakni dengan cara membagi rata bingkisan Hari
Raya kepada seluruh warga baik yang merupakan anggota koperasi maupun
yang bukan anggota koperasi, dimana dana yang digunakan untuk membeli
bingkisan tersebut merupakan hasil dari SHU anggota. Jelas hal ini sangat
tidak sesuai dengan prinsip pembagian SHU. Seperti kita ketahui seharusnya
SHU yang diterima tiap anggota berbeda-beda tergantung dari banyaknya
transaksi pinjaman dan jasa modal yang diberikan oleh individu anggota
tersebut.
Menurut saya, sebaiknya pihak pengurus koperasi membagikan
SHU dalam bentuk tunai, agar lebih mudah dan lebih jelas dalam
pembagiannya, dan jangan lupa untuk membaginya sesuai dengan banyaknya
transaksi yang telah dilakukan oleh tiap individu. Dan jika memang pihak
pengurus ingin membagikan bingkisan hari raya kepada seluruh warganya,
sebaiknya dana yang digunakan untuk membeli bingkisan tersebut adalah
dana kas SHU bukan anggota.

Anda mungkin juga menyukai