Koperasi ialah satu badan usaha yang mengorganisir pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya dari dasar cara kerja dan kaidah usaha ekonomi untuk
meningkatkan taraf hidup anggota.
Pada tertama dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan demikian gerakan
ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
Siklus Koperasi
1). Jurnal
Untuk jurnal akuntansi koperasi akan diberikan contoh yang berkaitan dengan
penggunaan perkiraan, yang membedakannya dengan bentuk usaha lainnya dan
dilengkapi dengan transaksi yang bersifat umum.
Buku besar adalah kumpulan dari perkiraan yang disusun dalam bentuk lembaran–
lembaran yang berupa kartu. Perkiraan yang sebanyak itu disusun sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan yang jumlahnya besar.
Dan membuat rincian nya di tampilkan pada buku besar pembantu. Jadi buku besar
pembantu merupakan buku atau daftar yang dibuat untuk menjelaskan atau rincian
dari sebuah jenis harta, utang atau modal.
Namun pada uraian di bawah ini akan dijelaskan tiga jenis buku besar pembantu
yakni buku simpanan anggota, buku piutang dan buku aktifa tetap.
Buku simpanan anggota adalah buku tempat mencatat simpanan dari masing–masing
anggota. Buku simpanan ini dibuat untuk semua anggota. Pada buku simpanan ini
dicatat juga saldo awal, penambahan serta pengurangan simpanan.
Masing-masing jenis harta, utang, dan modal butuh dibuat rincian nya atau
keterangannya. Rincian merupakan suatu bukti pendukung atau bahan keterangan dari
harta, utang, atau modal tersebut.
Bagi koprasi yang memiliki banyak langganan perlu membuat rincian dari
tagihannya. Buku piutang sering juga dinamai dengan buku besar pembantu piutang
dicatat setiap hari dari bukti–bukti pembukuan.
Aktiva tetap merupakan aktiva yang masa penggunaan nya lebih dari satu tahun,
dipakai dalam kegiatan perusahaan dan nilainya cukup material.
Walaupun masa penggunaan lebih dari satu tahun dan digunakan dalam kegiatan
perusahaan, namun apabila nilainya tidak cukup material maka aktiva tersebut di
masukan sebagai aktiva lancar.
Kertas kerja adalah sebuah lembaran kerja yang disusun sesuai dengan lajur – lajur
yang berisi neraca saldo (daftar sisa), penyesuaian, nerca saldo(daftar sisa)
disesuaikan, rugi-laba, dan neraca.
Kertas kerja adalah susunan angka – angka yang dipakai sebagai bahan untuk
menyusun laporan keuangan.
Laporan Keuangan
Untuk mengetahui profit yang didapat koperasi dalam suatu periode, bisa dihitung
dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi dalam satu periode dari
pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
apabila sudah diketahui Sisa Hasil Usahanya maka pada tahap selanjutnya harus
disusun laporan perubahan ekuitas sebelum disusun neraca.
3). Neraca
merupakan sebuah daftar yang menunjukkan keberadaan sumber daya yang dimiliki
koperasi dan informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
Neraca koperasi ini bisa disusun dengan memasukkan semua rekening aktiva di dalam
neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua rekening utang dan ekuitas ke
sisi pasiva neraca.
REVIEW 2
SISTEM PEMBUKUAN DALAM ADMINISTRASI KOPERASI
Oleh : Achma Hendra Setiawan
(Pembahasan Masalah)
Nama: Fenita
NPM : 22211809
Kelas: 2EB09
Administrasi Koperasi
Administrasi koperasi sangat penting bagi koperasi dalam melakukan kegiatan
operasionalnya, karena administrasi koperasi dapat berfungsi untuk memberikan
kejelasan
dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan ekonomi anggota
pada
khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung
arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama
koperasi
melalui pelayanan usaha..Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama koperasi
dibandingkan dengan masyarakat umum.
Dalam praktik perkoperasian, baik administrasi organisasi maupun administrasi
usaha koperasi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Keduanya terikat dalam hubungan
timbal balik, dalam artian administrasi organisasi menjadi instrumen fundamental
bagi
terselenggaranya administrasi usaha, sebaliknya administrasi usaha menjadi semacam
"ujung tombak" bagi keberhasilan administrasi organisasi.
Agar sistem administrasi koperasi dapat berjalan dengan baik maka harus
diperhatikan kaidah-kaidah dari sistem administrasi seperti berikut ini (J.C. Rietvelt
dalam
M.H. Sutrisno, 1982):
1. Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap pejabat ditetapkan secara tertulis.
Perlu dihindari perangkapan tugas, sebab tiap-tiap pejabat telah ditentukan tugasnya
secara tertulis sesuai bidangnya masing-masing.
2. Dalam administrasi harus terdapat prosedur yang tetap.
Prosedur merupakan urutan atau cara kerja untuk melakukan sesuatu yang tetap dan
berulang-ulang, tujuannya agar pekerjaan dapat dilalcukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
3. Tulis-menulis yang banyak harus dihindarkan.
Dalam praktik, banyak dijumpai pegawai pembukuan menyalin secara lengkap
seluruh
faktur pembelian dan faktur penjualan ke dalam buku harian. Hal demikian tidak
perlu,
sebab faktur-faktur itu dapat secara mudah diberi nomor dan jumlahnya dicatat.
4. Sistem kearsipan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penempatan arsip yang berisi surat-surat atau bukti-bukti pembukuan ash harus baik,
tersusun rapi sesuai urutan waktu, mudah dilihat atau diambil sewaktu-waktu jika
diperlukan.
5. Harus diadakan pembagian pekerjaan.
Pekerjaan administrasi harus dibagi-bagi sehingga tiap-tiap pegawai administrasi
memiliki satu macam pekerjaan yang berbeda dengan pegawai lainnya, baik ditinjau
dari segi efisiensi maupun dari segi penggunaan perlengkapan administrasi. Misalnya:
mesin hitung, mesin ketik, cashregister, komputer, dan lain-lain.
6. Pengawasan internal harus terjamin.
Pengawasan internal (internal control) merupakan syarat utama dalam administrasi
organisasi, karena dapat mencegah dan menghindarkan bentuk-bentuk ketidakberesan
atau penyelewengan dalam kegiatan administrasi.
Administrasi Organisasi
Dalam penyelenggaraan administrasi organisasi koperasi diperlukan antara lain
buku daftar anggota, buku daftar pengurus dan pengawas, buku simpanan anggota,
kartu
anggota, buku notulen rapat-rapat pengurus dan rapat anggota. Buku daftar anggota
memuat
nomor unit anggota, nama lengkap, umur, jenis kelamin, mata pencaharian, tempat
tinggal,
tanggal masuk menjadi anggota, cap ibu jari tangan atau tanda tangan anggota.
daftar anggota ditandatangani ketua dan tanggal berhentinya anggota dan memuat
catatan
tentang penyebab berhentinya anggota.
Buku daftar pengurus dan pengawas antara lain berisi jumlah dan susunan nama
lengkap pengurus dan pengawas, periode masa bakti pengurus dan pengawas, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab pengurus dan pengawas. Buku simpanan anggota
memuat
antara lain nama dan nomor anggota beserta, alamat, dan jumlah transaksi ekonomi
anggota
atau posisi simpanan anggota.
Administrasi Usaha
Dalam mengelola administrasi usaha koperasi, pengurus menyelenggarakan
pembukuan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Menurut
pendapat
Henry Simamora (2000), akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, dan
pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun
bukan
perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan.
Akuntansi (accounting) berbeda dengan tata buku (book-keeping) karena tata buku
merupakan fungsi pencatatan dari proses akuntansi. Tata buku mencatat transaksi
ekonomi
dan kejadian ekonomi lainnya, sebaliknya akuntansi melibatkan analisis transaksi dan
kejadian ekonomi, memutuskan bagaimana melaporkannya dalam laporan keuangan,
dan
menafsirkan hasil-hasilnya. Dengan demikian, akuntansi memiliki cakupan yang lebih
luas daripada tata buku.
Judul Perkiraan
Sisi Kiri = DEBET
Menambah perkiraan aktiva
Mengurangi perkiraan kewajiban
Mengurangi perkiraan modal pemilik
Sisi Kanan = KREDIT
Mengurangi perkiraan aktiva
Menambah perkiraan kewajiban
Menambah perkiraan modal pemilik
Sponsors Link
ads
Anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu
anggota sebagai pemilik dan pengguna koperasi (user own orsented firm). Akuntansi
diperlukan oleh koperasi untuk membantu dalam pencatatan transaksi keuangan yang
disebut akuntansi koperasi. Karakteristik akuntansi koperasi berbeda dari badan usaha
lain berupa sumber permodalan dan susunan laporan keuangan termasuk sistem
akuntansi biaya yang dimuat pada PSAK no.27 berikut ini.
Modal koperasi didapatkan dari simpanan anggota yang berbeda dengan modal
akuntansi komersil lainnya, yaitu modal berasal dari penjualan saham. Simpanan
anggota koperasi berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Syarat awal untuk menjadi anggota koperasi adalah membayar simpanan pokok.
Simpanan pokok koperasi dipersamakan dengan saham pada perseroan terbatas (PT).
Untuk pencatatan modal pada koperasi lebih mudah daripada pencatatan modal
perusahaan karena tidak ada ketentuan rumit seperti saham perusahaan.
Tingkat bunga atas modal simpanan pokok koperasi dibatasi, sedangkan badan usaha
lain yang bukan koperasi tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan tingkat bunga yang
berlaku (yang ditetapkan oleh Bank Indonesia) untuk memeroleh laba yang sebesar-
besarnya. (Baca: prosedur pengelolaan dana kas kecil)
Seluruh usaha dan ketatalaksanaan koperasi bersifat terbuka bagi seluruh anggota.
Jenis jenis laporan keuangan dilakukan oleh badan pemeriksa yang memberikan
laporan secara berkala pada anggota dan rapat anggota. Badan usaha yang bukan
koperasi hanya berfungsi sebagai bahan keterangan bagi pengurus (manajemen
perusahaan) yang sering dirahasiakan untuk kalangan mereka sendiri. Usaha koperasi
bersifat langsung untuk kepentingan anggota karena koperasi harus memenuhi
kebutuhan para anggotanya.
Modal koperasi dipergunakan untuk investasi dan modal kerja agar kepuasan anggota
menjadi maksimal karena semua kebutuhannya terpenuhi. Dasar pedoman untuk tata
kerja dan tata laksana serta tata hubungan antara koperasi dengan para anggotanya
ditentukan oleh pemberi pelayanan koperasi. Koperasi senantiasa memberikan
pelayanan yang bermutu dengan beban (biaya) serendah-rendahnya agar dapat
membagikan SHU pada anggota sesuai perimbangan hubungan (patronage) para
anggota dengan koperasi. Sedangkan badan usaha lain yang bukan koperasi, kegiatan
badan usaha tidak selalu berhubungan dengan kepentingan pemegang saham.
Sponsors Link
1. Laporan Keuangan Dengan Rincian yang Berbeda
Laporan keuangan koperasi terdiri dari persamaan dasar, laporan hasil usaha, neraca
(baca: cara membuat neraca keuangan), laporan arus kas, laporan ekonomi anggota
dan catatan laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan badan usaha lainnya
terdiri dari laporan rugi laba (R/L), neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Sebelumnya, kenalan dulu ya sama yang namanya koperasi simpan pinjam. Diambil
simplenya saja, koperasi simpan pinjam adalah salah satu jenis koperasi jasa yang
pekerjaan utamanya ialah menampung simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk
pinjaman dari dan kepada anggota-anggotanya. Koperasi ini mampu untuk
mendukung perekonomian Indonesia agar semakin maju dan seimbang. Nah, dari
koperasi simpan pinjam ini, para anggotanya bisa lebih fleksibel untuk menyimpan
uang dan terbantu bilamana membutuhkan dana untuk usahanya.
Pembukuan bisa diartikan sebagai kegiatan pencatatan suatu transaksi dalam koperasi
simpan pinjam tersebut ke dalam bentuk laporan keuangan dengan siklus akuntansi.
Tujuan dari dibuatnya pembukuan ini tidak lain supaya transaksi yang dikerjakan di
koperasi simpan pinjam tersebut berjalan sesuai prosedur serta menghindari adanya
kesalahan atau terselipnya setiap data-data sesuai transaksi yang dikerjakan. Oleh
karena itu, penting dibuatnya pembukuan detail transaksi dalam koperasi simpan
pinjam agar koperasi tersebut bisa dijalankan secara efektif.
Contoh laporan keuangan koperasi simpan pinjam dengan aplikasi excel bisa dilihat
lewat gambar berikut :
Untuk contoh pembukuannya bisa dilihat lewat gambar berikut yang berisi data-data
anggota koperasi
Selain excel, anda bisa menggunakan alternatif sistem koperasi
simpan pinjam dengan mengacu pada Software house CV. Natusi,
yang memberi pelayanan terbaik dengan harga yang bisa
dijangkau serta hasil yang optimal, software house CV. Natusi
terdapat di jawa timur persisnya berada di kota Mojokerto,
kunjugi website http://www.natusi.co.id serta hubungi (0321) 528 –
5018 untuk informasi lebih lanjut.
Pertama, diawali dari pendataan para anggota yang sudah mendaftar. Di situ, semua
detail info tentang anggota koperasi dihimpun dalam bentuk tabel dengan kolom yang
mencakup nama, tanggal masuk, alamat, serta beberapa informasi yang dirasa
memang perlu untuk lebih mudah dalam memanajemen anggota koperasi simpan
pinjam.
Ke dua, untuk kegiatan simpanan, wajib ataupun sukarela, akan diolah oleh kasir serta
didata transaksi yang dilakukan tersebut . Tiap-tiap jenis simpanan akan diolah
dengan menggunakan rekening yang berbeda untuk masing-masingnya.
Sama seperti dengan penyimpanan, dalam peminjaman mulai dari nama anggota,
nominal peminjaman, total angsuran, hingga jaminan jika ada, akan didata dan
transaksinya dilakukan juga oleh kasir.
Ke tiga, bagian akuntansi akan melakukan rekap pada data simpanan dan pinjaman.
Ke empat, selain transaksi simpanan dan pinjaman, kasir juga akan mengerjakan
transaksi tentang uang kas, mencakup pemasukan serta biaya-biaya yang dikeluarkan
oleh koperasi untuk menyanggah kebutuhan yg diperlukan.
Tidak hanya transaksi kas, ada juga transaksi yang tidak termasuk transaksi simpanan,
pinjaman, dan kas, seperti penyusutan, dan sebagainya.
Ke lima, semua transaksi tersebut akan dihimpun dalam buku jurnal oleh akuntan
sebagai dokumentasi.
Ke tujuh, anggota koperasi simpan pinjam bisa mengetahui saldo simpanan dan
mengurus segala administrasi yang mencakup kas, peminjaman, dan sebagainya.
Dengan sistem tersebut, usaha simpan pinjam yang dijalankan di dalam koperasi akan
dikerjakan sesuai dengan rencana dan mampu mencapai target yang sudah ditentukan
sebelumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pencatatan.
2. Penggolongan.
3. Peringkasan.
4. Pelaporan.
5. Analisis data keuangan.
2) Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang,
dan modal koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya
satu tahun. Neraca bisa disajikan dalam bentuk skontro maupun dalam
bentuk stafel, tergantung kebiasaan pembuat laporan. Namun pada umumnya
neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat ditampilkan dua periode
berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan (koperasi) yang
bersangkutan. Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-
pos alokasi sumber dana untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dengan laporan keuangan persusahan (koperasi)
tersebut.
Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi antara lain sebagai
berikut:
1. Harta, adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang
dikuasai oleh koperasi yang meliputi pos harta lancar, harta tetap,
investasi jangka pendek, dan investasi jangka panjang.
2. Hutang, adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang
bersumber dari pihak luar dan harus dikembalikan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Dalam kelompok ini juga termasuk dana
yang berasal dari anggota seperti tabungan anggota.
3. Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat
disamakan dengan itu yang benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk
dan diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi,
dan modal penyertaan dari pihak luar.
3) Laporan Arus Kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi arus kas yaitu mengenai
perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas,
pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan
arus kas sesuai dengan pernyataan dan harus menyajikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk periode
penyajian laporan keuangan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa
perusahaan termasuk koperasi harus menyajikan laporan arus kas sebagai
bagian laporan keuangan yang tak terpisahkan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas koperasi, investasi dan pendanaan.
Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan untuk menyusun
arus kas, antara lain:
1. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2. Setara kas (cash equivalent), adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
3. Arus kas, adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
4. Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.
5. Aktivitas Investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas Pendanaan (financing), adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman perusahaan.
Sesuai dengan pernyataan PSAK No. 27 yang menunjukkan bahwa
aktivitas koperasi berbeda dengan bentuk perusahaan lain, tentu hal ini akan
berdampak pada laporan arus kas koperasi tanpa merubah hakikat dari
laporan arus kas.
4) Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini juga
menggambarkan wujud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus
dipahami benar oleh pihak pihak di dalam maupun di luar koperasi, agar
koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalah-tafsirkan di
dalam mengevaluasi kinerjanya.
SHU terdiri dari sisa partisipasi anggota dan laba koperasi. Bila
partisipasi neto anggota lebih besar dari beban usaha dan beban
perkoperasian, maka terdapat sisa partisipasi anggota bernilai positif. Sisa
positif dibagikan kepada anggota menurut jasa usaha masing-masing
anggota. Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan (di luar
manfaat ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian
sisa partisipasinya.
Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif,
mengandung arti bahwa jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak
mencukupi untuk menutup beban usaha dan beban perkoperasian. Sisa
partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau tanggung renteng dari
anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari pembagian
SHU. Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat
ekonomis harus ditafsirkan secara hati-hati.
Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
5. Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu
harga barang jasa (dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang
(bunga uang dalam simpan pinjam).
Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa
selisih harga antara koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih
murah dari harga di luar koperasi maka akan terjadi manfaat efisiensi
pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi produsen/pemasaran) manfaat
harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh koperasi kepada
anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota.
Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan
terjadi manfaat efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka:
1. Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari
bunga yang diterima anggota dari non koperasi maka akan timbul
manfaat efektivitas tabungan.
2. Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah
dari bunga kredit di luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi
penarikan kredit.
3. Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan
persyaratan yang ringan.
4. Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya
produksi atau peningkatan produktivitas. Manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota melalui penggunaan jasa pelayanan koperasi, sangat
tergantung kepada jenis koperasi dan usaha yang dijalankan oleh
koperasi. Jadi, setiap koperasi harus dapat menerjemahkan arti dari
manfaat koperasi ke dalam satuan-satuan yang terukur menurut
keperluannya masing-masing.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang
memuat:
1. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban
sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota,
kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian persediaan,
piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada
anggota dan non-anggota.
2. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama
koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah
dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber
daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan
pelatihan perkoperasian dan sebagainya.
2. Kewajiban
Untuk kewajiban yang ada di koperasi sama dengan kewajiban di
Badan Usaha lain kecuali yang diatur dalam PSAK. Kewajiban yang diatur
PSAK No. 27 paragraf 61 adalah Simpanan Sukarela, Simpanan Pokok dan
Simpanan Wajib merupakan modal koperasi karena simpanan ini tidak dapat
diambil sewaktu-waktu. Simpanan anggota yang sifatnya sukarela (simpanan
sukarela) tidak dapat dianggap sebagai modal karena simpanan ini dapat
diambil sewaktu-waktu. Oleh karena itu, simpanan sukarela dianggap sebagai
utang sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 61.
Paragraf 61 “Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai
ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai
dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya”.
3. Ekuitas
Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memenuhi
syarat sebagai anggota. Oleh karena itu, ekuitas koperasi merupakan
kumpulan dari setoran para anggota baik berupa simpanan pokok maupun
simpanan wajib yang tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih
tercatat sebagai anggota. Selain itu, ekuitas koperasi berasal dari modal
sumbangan, modal penyertaan, cadangan dan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang
belum dibagi.
4. Pendapatan
Pendapatan diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 67 dan 69. Paragraf
67 “Pendapatan yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota diakui
sebesar pendapatan bruto. Sedangkan di paragraf 69 dinyatakan “Pendapatan
koperasi yang berasal dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai
pendapatan (penjualan) yang dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota
dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara
pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai
laba atau rugi kotor dengan non-anggota”.
5. Beban
Beban diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 72 “ Beban Usaha dan
beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan
perhitungan hasil usaha. Beban Usaha sama dengan beban usaha umum,
sedangkan beban koperasi adalah biaya pengembangan anggota, pelatihan,
iuran anggota koperasi.
Penyelesaiannya :
Dari kasus diatas dapat kita lihat adanya penyimpangan dari
pembagian SHU koperasi yakni dengan cara membagi rata bingkisan Hari
Raya kepada seluruh warga baik yang merupakan anggota koperasi maupun
yang bukan anggota koperasi, dimana dana yang digunakan untuk membeli
bingkisan tersebut merupakan hasil dari SHU anggota. Jelas hal ini sangat
tidak sesuai dengan prinsip pembagian SHU. Seperti kita ketahui seharusnya
SHU yang diterima tiap anggota berbeda-beda tergantung dari banyaknya
transaksi pinjaman dan jasa modal yang diberikan oleh individu anggota
tersebut.
Menurut saya, sebaiknya pihak pengurus koperasi membagikan
SHU dalam bentuk tunai, agar lebih mudah dan lebih jelas dalam
pembagiannya, dan jangan lupa untuk membaginya sesuai dengan banyaknya
transaksi yang telah dilakukan oleh tiap individu. Dan jika memang pihak
pengurus ingin membagikan bingkisan hari raya kepada seluruh warganya,
sebaiknya dana yang digunakan untuk membeli bingkisan tersebut adalah
dana kas SHU bukan anggota.