Anda di halaman 1dari 6

Kasus Pidana Pajak oleh PT.

Percetakan dan Penerbitan Sulawesi, diputus oleh


Pengadilan Negeri Makassar Dengan 10 Bulan Penjara Denda 1 Milyar
subsidair 4 Bulan Kurungan

Selasa, 25 Nopember 2014 - 08:01

Makassar, 15 Oktober 2014. Sehubungan dengan selesainya sidang pembacaan


putusan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Makassar atas kasus Pidana Pajak di
wilayah Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sulawesi Selatan,
Barat dan Tenggara dengan terdakwa BENNY I MANUHUA (Direktur Utama PT.
Percetakan dan Penerbitan Sulawesi) dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada persidangan tanggal 15 Oktober 2014 dengan agenda sidang pembacaan


putusan, majelis hakim Pengadilan Negeri Makassar menyatakan bahwa
terdakwa BENNY I MANUHUA (Direktur Utama PT. Percetakan dan
Penerbitan Sulawesi) terbukti bersalah dan menjatuhkan hukuman penjara
selama 10 bulan dan denda sebesar 1 Milyar subsidair 4 bulan kurungan. Atas
putusan tersebut, terdakwa menyatakan masih pikir-pikir untuk melakukan
banding.
2. Dalam persidangan sebelumnya tanggal 3 September 2014 dengan agenda
sidang pembacaan tuntutan, Jaksa Penuntut Umum Jaksa Penuntut Umum
mengajukan tuntutan agar hakim/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar
memutuskan menyatakan terdakwa BENNY I MANUHUA (Direktur Utama
PT. Percetakan dan Penerbitan Sulawesi) terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana di Bidang Perpajakan yaitu dengan sengaja
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Badan
(PPh) dan dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau
dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
melanggar Pasal 39 ayat 1 huruf b dan g Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2000 dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun, dan
menjatuhkan pidana penjara selama 1 tahun dan denda sebesar Rp
816.675.458 subsidair 6 bulan kurungan.
3. Keberhasilan penegakan hukum di bidang perpajakan dalam kasus ini
merupakan kerjasama antara Penyidik Pajak Kantor Wilayah DJP Sulawesi
Selatan Barat dan Tenggara, Polda Sulawesi Selatan, dan Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan yang secara bersama-sama terus berupaya menegakkan
hukum di bidang perpajakan dalam rangka mengamankan penerimaan negara
dari sektor pajak.
4. Ditjen Pajak akan semakin memperkuat komitmen melakukan reformasi
sistem administrasi perpajakan termasuk penegakan hukum perpajakan secara
konsisten terhadap para Wajib Pajak/pihak terkait yang menghindari
kewajiban perpajakannya, agar terjadi keadilan bagi masyarakat dalam
membayar pajak untuk membiayai penyelenggaraan kehidupan bernegara
demi kemakmuran rakyat. Dukungan dari semua pemangku kepentingan
sangat diperlukan agar semangat reformasi di Ditjen Pajak terus berkobar
untuk Indonesia yang lebih baik.
Pada kesempatan ini juga, Ditjen Pajak mengingatkan bahwa kewajiban perpajakan
merupakan kewajiban kenegaraan yang telah diatur dalam UUD 1945. Selain itu,
fungsi pajak adalah untuk membiayai kelangsungan Pemerintahan NKRI.

Bagi masyarakat yang tidak patuh dikarenakan belum mengetahui kewajiban


perpajakannya, Ditjen Pajak akan melakukan pendekatan dengan secara aktif akan
melakukan edukasi dan penyuluhan.

Sebaliknya, jika ketidakpatuhan tersebut ternyata disengaja atau direncanakan dengan


maksud menghindari kewajiban membayar pajak, maka Ditjen Pajak akan melakukan
penegakan hukum perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepala Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara

ttd

Arfan, Ak. MBA

NIP 196105261983021001
Naurah Atika Dina 1710533024
Rana Syifa Medinda 1710533023

Criminal Case Tax by PT. Printing and Publishing Sulawesi, disconnected by the
Makassar District Court With 10 Months Prison Fine 1 Billion Subsidair 4
Month Cage
Tuesday, November 25, 2014 - 8:01

Makassar, October 15, 2014. In connection with the completion of the hearing of
decision verdict by the judges of the Makassar District Court for Tax Crimes in the
Regional Office of the Directorate General of Taxation (DGT) South Sulawesi, West
and Southeast with the accused BENNY I MANUHUA (President Director of PT
Printing and Publishing Sulawesi) herewith conveyed the following matters:

1. At the hearing on 15 October 2014 with the agenda of the hearing of the verdict,
the panel of judges of Makassar District Court stated that the defendant BENNY I
MANUHUA (President Director of PT Percetakan and Penerbitan Sulawesi) was
found guilty and sentenced to 10 months imprisonment and a fine of 1 billion
subsidies 4 months confinement. On the verdict, the defendant said he was still
thinking about appeals.

2. In the previous hearing on September 3, 2014 with the agenda of the hearing of the
demands, the Public Prosecutor filed a lawsuit requesting that the judge / judge of the
Makassar District Court decide that the defendant BENNY I MANUHUA (President
Director of PT Percetakan and Penerbitan Sulawesi) was legally and convincingly
proven is guilty of a criminal act in the Field of Taxation that intentionally fails to
submit an Income Tax Return (SPT) of Income Tax (PPh) and intentionally does not
deposit any tax which has been withheld or levied so that it can cause loss to the state
revenue violating Article 39 paragraph 1 letter b and g Law of the Republic of
Indonesia Number 6 Year 1983 regarding General Provisions and Tax Procedures as
amended by Law of the Republic of Indonesia Number 16 Year 2000 with the threat
of maximum sentence of 6 years, and impose a 1 year imprisonment and a fine of Rp
816.675.458 subsidair 6 months brackets an.

3. The success of law enforcement in the field of taxation in this case is a


collaboration between Tax Investigators Regional Office DGT South and West South
Sulawesi, South Sulawesi Police, and South Sulawesi High Prosecutor who together
continue to seek law enforcement in the field of taxation in order to secure state
revenue from tax sector.

4. The Directorate General of Taxation will further strengthen the commitment to


reform the tax administration system including consistent tax enforcement of the
taxpayers / related parties who avoid the obligation of taxation, in order to occur
justice for the community in paying taxes to finance the implementation of statehood
for the welfare of the people. The support of all stakeholders is needed so that the
spirit of reform in the Directorate General of Taxes continues to blaze for a better
Indonesia.

On this occasion also, the Directorate General of Taxation reminded that the
obligation of taxation is a state obligation that has been regulated in the 1945
Constitution. In addition, the tax function is to finance the continuity of the
Government of the Republic of Indonesia.

For people who are not obedient due to not knowing the obligations of taxation, the
Directorate General of Taxation will make an approach by actively going to do
education and counseling.

Conversely, if non-compliance is intentional or planned with the intention of avoiding


the obligation to pay taxes, then the Directorate General of Taxation will enforce tax
laws in accordance with applicable provisions.

Head of Regional Office of DGT South, West and Southeast Sulawesi

Sign

Arfan, Ak. MBA

NIP 196105261983021001
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Pajak menolak permohonan banding Asian
Agri Grup terkait sengketa pajak anak perusahaannya PT Gunung Melayu dengan
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Majelis Hakim Pengadilan Pajak
menilai Direktorat Jenderal Pajak selaku terbanding telah melakukan perhitungan
dengan benar.
Max Darmawan, Kasubdit Banding dan Gugatan I Direktorat Keberatan Banding,
mengatakan, penolakan tersebut membuat perusahaan grup Asian Agri tersebut
diwajibkan membayar pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 204 miliar. Di
mana Rp 115,9 miliarnya merupakan nilai pokok pajaknya dan sanksinya bernilai Rp
88,1 miliar.

"Tapi putusan yang dibacakan baru satu dengan sanksi sebesar Rp 21,48 miliar. Nanti
total akan ada delapan putusan," kata Max kepada wartawan di Pengadilan Pajak
Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/12).
Max menjelaskan, PT Gunung Melayu mengajukan banding karena menolak
dikatakan kurang bayar pajak. Putusan kurang bayar pajak tersebut telah berkekuatan
hukum tetap setelah divonis Mahkamah Agung tertanggal 18 Desember 2012.

"Mereka minta menjadi nihil, tidak ada kurang bayar," kata Max.

PT Gunung Melayu mengajukan keberatan terhadap kurang bayar dan pemberian


sanksi atas kurang bayar pajak tersebut.

Keberatan diajukan terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sejumlah total 8 SKPKB untuk Pajak
Pengahasilan (PPh) pasal 26 dan PPh Badan untuk periode 2002-2005.

Sidang vonis atas pengajuan banding PT Gunung Mas -satu dari 14 perusahaan dalam
group Asian Agri- sempat diskors untuk makan siang. Pembacaan putusan Pengadilan
Pajak dilanjutkan setelah makan siang. Saat ini sidang sengketa pajak masih
berlangsung.

Ketentuan mengenai kurang bayar dan sanksinya diatur berdasarkan Pasal 13 dan
Pasal 15 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Dalam
hal kurang bayar pajak, telah berkekuatan hukum tetap berdasar vonis kasasi
Mahkamah Agung tertanggal 18 Desember 2012.
Naurah Atika Dina 1710533024
Rana Syifa Medinda 1710533023

Jakarta, CNN Indonesia - The Tax Court rejected the Asian Agri Group's appeal
regarding the tax dispute of its subsidiary PT Gunung Melayu with the
Directorate General of Taxes at the Ministry of Finance.
The Panel of Tax Court Judges assesses that the Directorate General of Taxes as
comparable has performed the calculations correctly.

Max Darmawan, Sub Directorate of Appeals and Claim I of the Appeal Complaint
Directorate, said the rejection made the Asian Agri group company obliged to pay the
accrued tax of Rp 204 billion. Where Rp 115.9 billion is the principal amount of taxes
and sanctions worth Rp 88.1 billion.

"But the verdict is read only one with a sanction of Rp 21.48 billion, there will be
eight verdicts in total," said Max told reporters at the Tax Court of the Ministry of
Finance, Jakarta, Friday (5/12).
Max explained, PT Gunung Melayu appealed for refusing to say less taxes. The
underpayment of the tax has been legally enforceable after being convicted by the
Supreme Court dated December 18, 2012.

"They ask to be nil, no less pay," said Max.

PT Gunung Melayu filed an objection against the underpayment and the imposition of
sanctions for the underpayment of the tax.

The objection is filed against a Tax Underpayment Assessment Letter (SKPKB) or an


Additional Tax Overpayment Certificate totaling 8 SKPKB for income tax article 26
and corporate income tax for the period 2002-2005.

The verdict on the appeal of PT Gunung Mas - one of 14 companies in the Asian Agri
group was suspended for lunch. The reading of the Tax Court decision continued after
lunch. Currently the tax dispute hearing is still ongoing.

The provisions concerning underpayment and sanctions are provided for under Article
13 and Article 15 of the General Provisions and Taxation Procedures Act (KUP). In
the case of underpayment of taxes, the legal force has remained based on the Supreme
Court appeal verdict dated December 18, 2012.

Anda mungkin juga menyukai