Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pinjaman Pada

Koperasi Firdaus Samarinda

A. Latar Belakang

Dewasa ini, semakin maraknya sekolompok orang membuat suatu badan usaha yang dinamakan
koperasi. Koperasi adalah usaha bersama, misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya usaha bersama
masyarakat di satu wilayah desa, Koperasi Karyawan artinya usaha bersama para karyawan. Koperasi
merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada
kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi
didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah
demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun
pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat
anggota.

Pengembangan dan pemberdayaan koperasi dalam suatu kebijakan perkoperasian harus


mencerminkan nilai dan prinsip koperasi sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan
kebutuhan ekonomi anggota sehingga tumbuh menjadi kuat, sehat, mandiri, dan tangguh dalam
menghadapi perkembangan ekonomi nasional dan global yang semakin dinamis dan penuh tantangan.

Negara mengatur kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional guna mewujudkan


masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan
harus lebih memperhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur Trilogi
Pembangunan. Khususnya pasal 33 ayat (4) menyatakan bahwa Perekonomian nasional diselenggarakan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.

Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.
Penjelasan Pasal 33 menempatkan Koperasi baik dalam kedudukan sebagai sosok guru perekonomian
nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Dengan memperhatikan
kedudukan Koperasi seperti tersebut di atas maka peran Koperasi sangatlah penting dalam
menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan
demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

Salah satu usaha dari koperasi adalah simpan pinjam, dimana anggota atau non-anggota dapat
meminjam sejumlah dana dengan jaminan yang jelas atau setara dengan jumlah pinjaman. Minimal 80%
dari harga jual barang tersebut. Dalam melakukan pinjaman, nasabah diharuskan menyepakati isi
perjanjian yang ada. Misalnya membayar angsuran pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini telah diatur
pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian pada pasal 1 butir 14 yang
menyebutkan bahwa pinjaman adalah penyediaan uang oleh koperasi simpan pinjam kepada anggota
sebagai peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam jangka
waktu tertentu dan membayar jasa.

Koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi merupakan lembaga keuangan
kepercayaan masyarakat yang harus dijaga kredibilitasnya baik terhadap anggota, calon anggota maupun
Koperasi lain dan anggotanya serta kreditur. Dalam menjaga kepercayaan anggota maupun Koperasi lain
dan anggotanya maka pelaksanaan pelayanannya perlu didukung oleh sistem dan prosedur operasional
yang baku (standar) dan handal berupa sistem dan prosedur operasional manajemen, kelembagaan,
usaha dan keuangan.

Namun, pada kenyataannya terdapat nasabah yang tidak dapat membayar pada waktunya.
Sehingga mengharuskan kreditur (pihak koperasi) melakukan penagihan kepada nasabah. Apabila
dengan cara penagihan pihak nasabah tetap belum dapat memenuhi kewajibannya membayar angsuran,
maka pihak kreditur dapat menempuh cara lain, seperti penyitaan terhadap barang yang dijadikan
jaminan. Tetapi, pada kasus ini barang jaminan untuk peminjaman dana tersebut bukan milik si
peminjam (Kreditur) melainkan milik orang atau badan lain dan jaminan yang lainnya masih tidak
memiliki status yang jelas di mata hukum

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tinjauan hukum terhadap pelaksanaan perjanjian pinjaman pada Koperasi Firdaus
Samarinda?
2. Bagaimana pertanggung jawaban pengurus (dikarenakan untuk pengeluaran dana pinjaman harus
disetujui oleh pengurus) terhadap anggota koperasi dalam kasus ini dan tindakan apa saja yang telah
dilakukan oleh pengurus koperasi Firdaus ?

Anda mungkin juga menyukai