Anda di halaman 1dari 30

Activity Based Costing (Sistem ABC)

• Pengertian.
• Activity Based Costing (Sistem ABC) adalah sistem akuntansi
biaya berbasis aktivitas, dimana penentuan biaya produk
berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas, dengan
proses pengumpulan dan penelusuran data biaya melalui
kinerja aktivitas. Pendekatan penentuan biaya berdasarkan
aktivitas adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan
oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut
menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya
biaya.
• Activity Based Costing merupakan metode penentuan HPP
(product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi
harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen,
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya alam
setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

• Activity based costing adalah suatu sistem biaya yang


mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang
terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau
aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan
biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen
agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,
pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
• Berikut definisi dan pengertian Activity Based Costing (ABC) dari
beberapa sumber buku:
• Menurut Mulyadi (2007), activity based costing adalah sistem
informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi
personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka
panjang melalui pengelolaan aktivitas. (PERSAINGAN)
• Menurut Raiborn dan Kinney (2011), activity based costing adalah
sistem akuntansi biaya yang berfokus pada aktivitas organisasi dan
pengumpulan biaya-biaya berdasarkan sifat pokok yang masih
mendasari tingkat beberapa overhead yang telah ditetapkan
kemudian dihitung menggunakan berbagai macam pemicu biaya
dalam aktivitas suatu organisasi. 
• Menurut Siregar, dkk (2014), activity based costing adalah suatu
pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber
daya ke dalam objek biaya, seperti produk, jasa atau konsumen
berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. 
• Menurut Rudianto (2013), activity based costing adalah
pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya
ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh
aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini
adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh
aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan
sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. 

• Menurut Brimson (1991), activity based costing adalah proses


pengumpulan dan penelusuran data biaya dan kinerja aktivitas
aktivitas perusahaan dan pengujian informasi umpan balik
antara biaya yang sesungguhnya dengan biaya yang
direncanakan untuk membuat tindakan korelasi yang
diperlukan.
• Konsep Dasar Activity Based Costing.
 
• Activity Based Costing adalah suatu sistem yang terfokus pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk
atau jasa. Menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kejadian
atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yang
bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya
dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik
perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke
aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC mengasumsikan
bahwa aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya
dan bukannya produk.
Menurut Rudianto (2013), terdapat dua konsep dasar yang harus
diketahui dalam sistem ABC, yaitu:

1. Biaya memiliki penyebab. Biaya ada penyebabnya dan penyebab


biaya adalah aktivitas. Dengan demikian, pemahaman yang
mendalam tentang aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya
akan menempatkan personil perusahaan pada posisi dapat
mempengaruhi biaya. Sistem ABC berangkat dari keyakinan dasar
bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya
alokasi biaya. 
2. Penyebab biaya dapat dikelola. Penyebab biaya (yaitu aktivitas)
dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang
menjadi penyebab terjadinya biaya, personil perusahaan dapat
memengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan
berbagai informasi tentang aktivitas.
Agar penerapan Activity Based Costing menjadi optimal, perlu diperhatian
beberapa hal sebagai berikut:

1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi. Sistem ABC


mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk
atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama.
Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam
membebankan biaya ke masing-masing produk. 
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi. Terdapat beberapa perusahaan
yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar
perusahaan yang ketat tersebut dibutuhkan pembebanan biaya yang akurat.
Informasi tentang pembebanan biaya yang akurat akan memudahkan bagi
pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. 
3. Biaya pengukuran yang relatif rendah. Biaya pengukuran (measurement
cost) merupakan biaya yang terkait dengan pengukuran yang digunakan oleh
suatu sistem biaya. Agar penerapan sistem ABC dapat optimal, maka biaya
pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas harus relatif
rendah.
• Aktivitas dalam Sistem ABC.

• Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai


aktivitas, perusahaan perlu mengklasifikasikan seluruh aktivitas
berdasarkan bagaimana aktivitas tersebut mengkonsumsi
sumber daya. Pengklasifikasian aktivitas dalam beberapa level
ini akan memudahkan perhitungan karena biaya aktivitas yang
berkaitan dengan level yang berbeda akan menggunakan jenis
Cost Driver yang berbeda. Menurut Firdaus dan Wasilah (2009),
tingkatan aktivitas dalam sistem ABC adalah sebagai berikut:
• a. Aktivitas Tingkat Unit (unit-level activity).
 
• Biaya untuk setiap unit adalah sumber daya yang digunakan untuk
aktivitas yang akan meningkat pada setiap unit produksi atau jasa
yang dihasilkan. Dasar pengelompokan untuk level ini adalah
hubungan sebab akibat setiap unit yang dihasilkan. Contoh aktivitas
tingkat unit mencakup pemakaian bahan baku langsung, pemakaian
jam tenaga kerja langsung, serta pemasukan komponen dan
inspeksi setiap unit. Aktivitas tingkat unit merupakan aktivitas
berdasarkan volume. Aktivitas yang dibutuhkan bervariasi secara
proporsional dengan jumlah objek biaya. Penggerak biaya untuk
konsumsi sumber daya dan penggerak biaya untuk konsumsi
aktivitas cenderung sama dengan aktivitas tingkat unit.
• b. Aktivitas Tingkat Kelompok (batch-level activity) 
• Biaya untuk setiap kelompok unit tertentu adalah sumber daya
yang digunakan untuk aktivitas yang akan terkait dengan
kelompok unit produk atau jasa yang dihasilkan. Dasar
pengelompokan untuk level ini adalah biaya yang hubungan
sebab akibat untuk setiap kelompok unit yang dihasilkan.
Contoh aktivitas tingkat kelompok adalah persiapan mesin,
pengaturan pesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi
yang dilakukan oleh batch, penanganan bahan baku, dan
percepatan proses produksi.
• c. Aktivitas Tingkat Produk (product-level activity) 
• Biaya untuk setiap produk/jasa tertentu adalah sumber daya
digunakan untuk aktivitas yang menghasilkan suatu produk dan
jasa. Dasar pengelompokan untuk level ini adalah biaya yang
memiliki hubungan sebab akibat dengan setiap produk atau
jasa yang dihasilkan. Contoh aktivitas tingkat produk mencakup
desain produk, pembelian suku cadang yang dibutuhkan oleh
produk, dan keterlibatan dalam perubahan rekayasa untuk
memodifikasi produk.
• d. Aktivitas Tingkat Fasilitas (facility-level activity) 
• Biaya untuk setiap fasilitas tertentu adalah sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas yang tidak dapat dihubungkan secara
langsung dengan produk atau jasa yang dihasilkan tetapi untuk
mendukung organisasi secara keseluruhan. Dasar pengelompokan
untuk level ini sulit dicari hubungan sebab akibatnya dengan produk
atau jasa yang dihasilkan tetapi dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi barang atau
jasa. Aktivitas ini tidak disebabkan oleh produk atau kebutuhan
pelayanan pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit, batch, atau
produk. Contoh aktivitas tingkat fasilitas mencakup penyediaan
keamanan untuk memelihara mesin pabrik dengan fungsi umum,
pengelolaan pabrik, pembayaran pajak bangunan dan asuransi pabrik,
serta penutupan buku setiap bulan. Beberapa perusahaan menyebutkan
aktivitas ini sebagai aktivitas pendukung bisnis atau infrastruktur.
• Pemicu Biaya (Cost Driver) dalam Sistem ABC 
• Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
biaya aktivitas, cost driver merupakan faktor yang dapat diukur
yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
aktivitas ke aktivitas lainnya, produk, atau jasa (Blocher dkk,
2011).

Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan


konsumsi biaya-biaya overhead. Jika perusahaan memiliki
beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi
ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini
menyebabkan jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-
masing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver.
• Pemicu Biaya (Cost Driver) dalam Sistem ABC 
• Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
biaya aktivitas, cost driver merupakan faktor yang dapat diukur
yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
aktivitas ke aktivitas lainnya, produk, atau jasa (Blocher dkk,
2011).

Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan


konsumsi biaya-biaya overhead. Jika perusahaan memiliki
beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi
ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini
menyebabkan jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-
masing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver.
• Kelompok Biaya (Cost Pool) dalam Sistem ABC .

• Cost pool adalah sebuah wadah dimana biaya diakumulasi dan


berkaitan dengan sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam
sistem ABC (Garrison dkk, 2014). Cost pool berisi aktivitas yang
biayanya memiliki hubungan yang kuat antara cost driver
dengan biaya aktivitas. Setiap cost pool menampung biaya-
biaya dari transaksi-transaksi homogen. Semakin banyak
aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan semakin
bertambahnya biaya dalam cost pool.
• Aktivitas yang ada dalam perusahaan dapat digabungkan
menjadi satu cost pool atau beberapa cost pool. Semakin tinggi
tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam
perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk
membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang
menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan
hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan produk
yang dihasilkan. Untuk membebankan biaya pada setiap cost
pool digunakan tarif tertentu yang dihitung dengan membagi
biaya cost pool dengan cost driver.
• Tahapan Penerapan Sistem ABC. 

• Proses penerapan ABC untuk menentukan harga pokok


produksi dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu mengidentifikasi
dan mengelompokkan aktivitas serta pembebanan biaya
sumber daya ke aktivitas dan pembebanan biaya aktivitas ke
produk. Adapun penjelasan tahapan penerapan sistem ABC
adalah sebagai berikut:
• a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan aktivitas. 
1.Mengklasifikasikan berbagai aktivitas.
Berbagai aktivitas diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
yang mempunyai suatu interprestasi yang mudah dan jelas serta
cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat
dikelola untuk menghasilkan produk atau jasa. Cara untuk
memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut
digabungkan disusun dalam empat tingkatan aktivitas yaitu
aktivitas berlevel unit (unit level activities), aktivitas berlevel
batch (batch level activities), aktivitas berlevel produk (product
level activities) dan aktivitas berlevel fasilitas (fasility level
activities). 
2. Mengidentifikasi Biaya.

Untuk membebankan biaya dari sumber daya ke aktivitas, terlebih


dahulu harus dilakukan identifikasi elemen biaya utama.
Penentuan elemen biaya ini dapat dilihat pada buku besar
perusahaan. Biaya yang perlu diperhatikan adalah biaya overhead
karena biaya overhead ini merupakan biaya yang dikonsumsi
secara tidak langsung sehingga harus dianalisis. Berbeda dengan
biaya tenaga kerja langsung yang pembebanannya dapat
dilakukan tanpa dianalisis. Biaya aktivitas meliputi semua nilai
sumber daya yang dikonsumsi untuk melakukan aktivitas
tersebut. 
3. Penentuan Aktivitas dengan Biaya.

Suatu aktivitas mempunyai hubungan langsung dengan biaya.


Selain itu aktivitas memegang peranan penting dalam
menginterpretasikan data. Biaya-biaya dikelompokkan
berdasarkan tujuan dan pemicu biaya yang sama agar biaya
tersebut memiliki sifat homogen untuk memudahkan
pengendalian dan untuk menghindari disorientasi alokasi
produk. 
• b. Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk.

1. Penentuan Cost Driver.


Penentuan cost driver pada sistem activity based costing sangat berbeda
dengan sistem konvensional. Pada sistem kovensional, cost driver yang
digunakan adalah volume based measurement, sedangkan pada sistem
activity based costing cost drivernya yang digunakan tidak hanyalah volume
based measurement saja, tetapi juga batch level, product level related
measurement dan facility level related measurement. Akumulasi biaya yang
telah dikumpulkan pada tiap-tiap cost pool kemudian dialokasikan pada
produk yang mengkonsumsinya dengan menggunakan cost driver yang
telah ditetapkan sebagai dasar alokasinya. Banyak biaya yang dialokasikan
pada produk tergantung banyaknya cost driver yang dikonsumsi oleh produk
tersebut. Pemicu biaya (cost driver) merefleksikan permintaan yang
ditempatkan terhadap aktivitas pada tiap jenis oleh yang
mengkonsumsinya. Cost driver inilah yang digunakan untuk menelusuri
biaya ke objek biaya. Pada sistem ABC berlaku lebih dari satu pemicu biaya
(cost driver) untuk dijadikan dasar alokasi biaya ke produk.
• Pengalokasian Biaya.
• Setelah ditetapkan cost driver untuk masing-masing kelompok
biaya (cost pool), maka dapat dilakukan pengalokasian biaya-
biaya dalam cost pool ke masing-masing produk berdasarkan
cost driver masing-masing cost pool yang telah ditatapkan.
Pada tabel-tabel diatas, kita dapat ketahui besarnya biaya untuk
masing-masing cost pool dan dari informasi biaya tersebut kita
pun dapat mengetahui pengalokasian biaya berdasarkan cost
driver, tarif per cost pool serta harga pokok untuk masing-
masing produk.
• Manfaat Penerapan Sistem ABC. 
1.Menurut Firdaus dan Wasilah (2009), penerapan sistem ABC dalam perusahaan
memberikan beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:
Menentukan harga pokok produk secara lebih akurat, terutama untuk
menghilangkan adanya subsidi silang sehingga tidak ada lagi
pembebanan harga pokok jenis tertentu terlalu tinggi (over costing) dan
harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (under costing). 

2.Memperbaiki pembuatan keputusan dengan menggunakan ABC tidak


hanya menyajikan informasi yang lebih akurat mengenai biaya produk,
tetapi juga memberikan informasi bagi manajer tentang aktivitas-aktivitas
yang menyebabkan timbulnya biaya khususnya biaya tidak langsung, yang
merupakan hal penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan
baik mengenai produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. 
3. Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead. Biaya
overhead di sebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di
perusahaan. Sistem ABC memudahkan manajer dalam
mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya
overhead tersebut.
Contoh Soal dan Jawaban Menghitung biaya Menggunakan
metode ABC.
• PT. Sentosa Jaya Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan dan
menjual produk dalam 2 jenis berbeda yaitu Jenis AB dan BC. Data
Keuangan yang terhimpun untuk kedua jenis produk tersebut adalah
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai