Anda di halaman 1dari 35

Word MAKALAH

STRATEGY MAP ORGANISASI, VISI, MISI , TUJUAN ORGANISASI, PEMETAAN


STRATEGI PERSPEKTIF KEUANGAN, PELANGGAN, INTERNAL ORGANISASI
DAN LEARNING AND GROWTH

Dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik

Disusun oleh :

Nuurul Fauziyatil Jannah – 222060114

Wafiq Fadhilah Anwar – 222060118

Dosen Pengampu:

Dr. H. Mohammad Sulhan, M.Ag

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhawataala yang
telah memberikan kenikmatan berpikir dan telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah yang berjudul “Strategy Map Organisasi, Visi, Misi , Tujuan
Organisasi, Pemetaan Strategi Perspektif Keuangan, Pelanggan, Internal Organisasi Dan
Learning And Growth” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

COVER DEPAN

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A.Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan Perumusan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Konsep Balanced Scorecard dan Peta Strategi ............................................ 3

B. Implementasi strategi Visi, Misi di MTs Sains Qur’ani

Az-Zakiyyah Menggunakan Balanced Scorecard ...................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... ............. 19

A. Kesimpulan .................................................................................................... 19

B. Saran ................................................................................................ ............. 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. ............. 25

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen stratejik yang digunakan oleh perusahaan manufaktur telah merambat


dan digunakan hingga perusahaan penyedia jasa layanan. Salah satu penggunaan strategi
yang sering dilakukan adalah Balanced Scorecard. Balance scorecard merupakan alat
untuk mengukur kinerja perusahaan atau organisasi sehingga dengan hasil yang diurai
dapat menentukan keputusan strategis apa yang dapat diambil oleh perusahaan. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan Balanced Scorecard (BSC) selama ini
telah banyak digunakan pada berbagai perusahaan atau organisasi bisnis untuk mengukur
kinerja organisasinya. Kemudian penggunaan BSC mulai merambah pada organisasi
yang menyediakan jasa pelayanan masyarakat atau publik termasuk pada lembaga
pendidikan. (Novitasari, 2019 ; Handayani, 2022 ; R.H.N, 2003)

Balanced Scorecard memungkinkan organisasi untuk melihat hubungan sebab


akibat dari seluruh kegiatan organisasi (Al-Hosaini & Sofian, 2015). Ada empat
perspektif yang dinilai dalam penggunaan Balanced Scorecard, yakni perspektif
keuangan , perspektif pelanggan, perspektif internal organisasi dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif keuangan atau finansial memiliki tahapan
bisnis yang dapat dilihat dari bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai
(harvest). Growth ada pada tahap awal dari bisnis, sustain tahap dimana bisnis mampu
bertahan dengan kondisi pasar, harvest yaitu dalam bisnis sudah mulai menuai hasil dari
investasinya (Wirawan & Achmadi, 2018). Perspektif pelanggan menunjukkan seperti
apa perusahaan di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
korporasi dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan
oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan demikian
pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat oleh pelanggan. Semakin
baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai korporasi dimata pelanggan . Perspektif
proses bisnis internal menunjukkan dalam proses produksi seperti apa korporasi lebih
baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi
manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi
kebutuhan Pelanggan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan

1
bagaimana korporasi dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan
eksternal. Perhatikan dengan baik bahwa scorecard (papan nilai) diturunkan dari visi dan
strategi. Hal ini menjadi kunci yang secara implisit mengingatkan bahwa perusahaan
sesungguhnya digerakkan oleh visi dan misi. Bilamana visi dan misi dinyatakan dengan
baik maka ini akan menjadi “mesin” penggerak semua kegiatan.

Beard (2009) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard merangkum data terkait


kinerja di masa sekarang sekaligus pendorong terciptanya kinerja di masa mendatang
sehingga memungkinkan entitas bisnis yang menerapkannya mampu mengevaluasi
kinerja secara lebih menyeluruh.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan konsep dari Balanced Scorecard dan peta strategi?
2. Bagaimana visi, misi, dan strategi dari MTs Qur’ani Az-Zakiyyah Bandung
dapat diimplementasikan dengan menggunakan Balanced Scorecard?

C. Tujuan Perumusan

1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep Balanced Scorecard dan Peta


Strategi
2. Untuk mengetahui visi, misi, dan strategi dari MTs Qur’ani Az-Zakiyyah
Bandung dapat diimplementasikan dengan menggunakan Balanced Scorecard

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Balanced Scorecard dan Peta Strategi

Peta strategi (strategy map) merupakan diagram sebab akibat dari hubungan
antara perspektif BSC. Manajer menggunakan peta strategi untuk menunjukkan
bagaimana pencapaian tujuan dalam setiap perspektif mempengaruhi pencapaian
tujuan dalam perspektif lainnya, dan pada akhirnya keseluruhan kesuksesan
perusahaan. Bagi sebagian besar perusahaan, tujuan akhir dinyatakan dalam kinerja
keuangan, dan untuk perusahaan publik secara khusus, dalam nilai bagi pemegang
saham. Dengan demikian, perspektif keuangan dalam BSC menjadi tujuan akhir
dalam peta strategi.

Kartu skor berimbang (Balanced Scorecard-BSC) dan peta strategi merupakan


alat-alat utama untuk implementasi strategi. BSC mengimplementasikan strategi
dengan menyediakan alat pengukuran kinerja komprehensif yang mencerminkan
ukuran-ukuran yang sangat penting untuk kesuksesan strategi perusahaan dan dengan
demikian menyediakan sarana untuk mensejajarkan pengukuran kinerja pada
perusahaan dengan strategi perusahaan. Peta strategi juga digunakan untuk
mengimplementasikan strategi, tetapi bertentangan dengan fokus pengukuran kinerja
pada BSC, peran utama peta strategi adalah mengembangkan dan
mengkomunikasikan strategi di seluruh organisasi. Dalam jumlah, BSC menyediakan
struktur ukuran kinerja dan peta strategi yang menyediakan peta perjalanan yang
dapat digunakan perusahaan untuk melaksanakan strategi

Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan


sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. menjadi perusahaan yang
berorientasi kepada pelanggan, memperpendek waktu menanggapi, memperbaiki
kualitas terhadap team, mengurangi waktu meluncurkan produk, dan mengelola untuk
jangka waktu panjang. Ide utama BSC adalah adanya satu Papan Nilai yang seimbang
yang dapat digunakan sebagai alat ukur menentukan apakah satu organisasi dinilai
berhasil atau tidak. Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari Balanced
Scorecard adalah kartu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan
memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka

3
pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.
Berdasarkan konsep Balanced Scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan
akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (customer, proses bisnis, dan
pembelajaran). Dari perkembangan awal dapat digaris bawahi bahwa peran BSC
adalah sebagai alat ukur hasil, dimaksudkan untuk evaluasi, jauh dari posisi strategis.
Akan tetapi dari seri buku-buku dan riset yang ditawarkan oleh Kaplan dan Norton
akhirnya diakui bahwa permasalahan BSC bukan pada level evaluasi semata, akan
tetapi harus dimulai dari penyusunan strategi. Karena dalam series buku dan
eksperimen yang dikeluarkan oleh Kaplan dan Norton, permasalahan BSC harus
menjadi kesepakatan (komitmen) manajemen puncak sejak dari awal.

Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2


tahap penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi Balanced
Scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi Balanced Scorecard di
sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan
memberikan feedback tentang kinerja manajemen.

Dampak dari keberhasilan penerapan Balanced Scorecard memicu para


eksekutif untuk menggunakan Balanced Scorecard pada tahapan perencanaan
strategik. Mulai saat itu, Balanced Scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat
pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem. Balanced
Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan
ukuran kinerja dalam 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(infrastruktur). Keempat perspektif ini mendefinisikan strategi organisasi. Dengan
peranan yang dimainkan keempat perspektif ini dalam pengembangan ukuran kinerja,
pengujian perspektif yang lebih detail akan lebih terjamin.

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan


jangka panjang yang mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga
perspektif lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran perspektif lain harus dihubungkan dengan
tujuan keuangan. Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis yang merupakan
elemen penting bagi pengembangan tujuan dan ukuran operasional spesifik

4
a. Pertumbuhan Pendapatan

Beberapa kemungkinan tujuan berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan,


diantaranya : meningkatkan jumlah produk baru, menciptakan aplikasi baru bagi
produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru, serta
pengadopsian strategi penentuan harga baru. Setelah tujuan operasional diketahui,
ukuran kinerja dapat dirancang, misalnya : persentase pendapatan dari produk baru,
persentase pendapatan dari aplikasi baru, persentase pendapatan dari pelanggan dan
segmen pasar baru, serta profitabilitas produk atau pelanggan.

b. Penurunan Biaya

Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan atau per jalur distribusi adalah
contoh tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas, yaitu biaya per unit
dari objek biaya tertentu. Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya telah
berkurang atau tidak. Untuk tujuan ini, keakuratan pembebanan biaya berperan
penting. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat memainkan peranan
pengukuran yang penting, khususnya biaya penjualan dan administrasi, biaya yang
biasanya tidak dibebankan pada objek biaya seperti pelanggan dan jalur distribusi.

c. Penggunaan Aset

Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama. Ukuran keuangan seperti


laba atas investasi dan nilai tambah ekonomi digunakan.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif Pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan


keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar
dimana perusahaan memutuskan untuk bersaing.

a. Tujuan dan Ukuran Utama (Core Objective dan Measures)

Tujuan utamanya, yaitu : peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi


pelanggan, peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan pelanggan dan
peningkatan profitabilitas pelanggan. Ukuran utamanya yaitu : pangsa pasar
(persentase pasar), persentase pertumbuhan bisnis dari pelanggan yang ada dan

5
persentase pelanggan yang membeli kembali, jumlah pelanggan baru, tingkat dari
survei kepuasan pelanggan, serta profitabilitas individual dan segmen.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah alat kunci dalam penilaian
profitabilitas pelanggan. Ukuran ini penting, karena menekankan pada pentingnya
pelanggan yang tepat. Apa bagusnya memiliki pelanggan jika mereka tidak
menguntungkan? Adanya perbedaan antara fokus pada pelanggan dan obsesi pada
pelanggan.

b. Nilai Pelanggan (Customer Value)

Ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan penciptaan nilai


pelanggan guna menggerakkan hasil utama. Nilai pelanggan adalah perbedaan
antara realisasi dan pengorbanan, dimana realisasi adalah apa yang pelanggan
terima dan pengorbanan adalah apa yang diserahkan. Realisasi meliputi antara lain
: fungsi produk (fitur), kualitas produk, keandalan pengiriman, waktu respon
pengiriman, citra dan reputasi. Pengorbanan meliputi harga produk, waktu untuk
mempelajari penggunaan produk biaya operasional, biaya pemeliharaan dan biaya
pembuangan.

3. Perspektif bisnis internal

Perspektif bisnis internal adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan


pemegang saham. Perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja
yang diperlukan perspektif ini haus mendefinisikan rantai nilai proses yang terdiri dari
3 proses, yaitu : proses inovasi, proses operasi dan proses pasca penjualan.

a. Proses Inovasi : Tujuan dan Ukuran

Tujuannya adalah meningkatkan jumlah produk baru, meningkatkan


persentase pendapatan dari produk yang dimiliki dan penurunan waktu untuk
mengembangkan produk baru. Ukuran yang berhubungan adalah produk baru
aktual yang dikembangkan versus produk yang direncanakan, persentase
pendapatan total dari produk baru, persentase pendapatan dari produk yang
dimiliki, dan waktu siklus pengembangan (waktu untuk pasar).

6
b. Proses Operasional : Tujuan dan Ukuran

Tujuannya yaitu : meningkatkan kualitas proses, meningkatkan efisiensi


proses, dan menurunkan waktu proses. Perbaikan kualitas, efisiensi, dan waktu
proses adalah dasar dari Lean Manufacturing. Oleh sebab itu, proses adalah sumber
nilai untuk pelanggan sehingga memastikan untuk ketiga dimensi ini berjalan
dengan baik merupakan hal yang sangat penting dan kompetitif.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang


memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya.
Perspektif ini mempunyai 3 tujuan utama, yaitu : peningkatan kemampuan pegawai,
peningkatan motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan pegawai, serta peningkatan
kemampuan sistem informasi.

a. Kemampuan tenaga kependidikan

Pengukuran hasil utama bagi kemampuan tenaga kependidikan adalah


tingkat kepuasan tenaga kependidikan, persentase pergantian tenaga kependidikan,
dan produktivitas tenaga kependidikan. Ketika proses baru dibuat, keahlian baru
sering diperlukan. Pelatihan dan perekrutan adalah sumber keahlian baru dan
persentase tenaga kependidikan yang dibutuhkan di area-area kunci tertentu dengan
keahlian yang diminta menandakan kemampuan organisasi untuk memenuhi tujuan
3 perspektif lainnya.

b. Motivasi, Pemberdayaan dan Pelibatan tenaga kependidikan

tenaga kependidikan seharusnya tidak hanya memiliki keterampilan yang


diperlukan, tetapi juga memiliki kebebasan, motivasi dan inisiatif untuk
menggunakan keahlian tersebut secara efektif. Jumlah saran per tenaga
kependidikan dan jumlah saran yang dilaksanakan per tenaga kependidikan adalah
kemungkinan ukuran motivasi dan pemberdayaan. Saran per tenaga kependidikan
memberikan ukuran tingkat keterlibatan tenaga kependidikan, sedangkan saran per
tenaga kependidikan yang diimplementasikan menandakan kualitas partisipasi

7
tenaga kependidikan. Ukuran ini juga menandakan apakah saran para tenaga
kependidikan dianggap serius atau tidak.

c. Kemampuan Sistem Informasi

Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan informasi


yang lebih akurat dan tepat waktu pada tenaga kependidikan sehingga mereka dapat
memperbaiki proses dan melaksanakan proses baru secara efektif. Ukuran
seharusnya memperhatikan ketersediaan informasi strategis. Contohnya :
kemungkinan ukuran meliputi persentase proses dengan kemampuan memberi
balikan secara instan dan persentase tenaga kependidikan menghadapi pelanggan
dengan akses online ke informasi pelanggan dan produk.

Keunggulan Balanced Scorecard

Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik


adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang
memiliki karakteristik sebagai berikut Mulyadi (2001).

1. Komprehensif

Balanced Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam perencanaan


strategis, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga
perspektif yang lain, yaitu : pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategis ke perspektif non-keuangan
tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut :

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,


b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Koheren

Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun


hubungan sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategis yang
dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan
dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran
keuangan, baik secara langsung maupun tak langsung. Ke-koherenan strategis yang
dihasilkan dalam sistem perencanaan strategis memotivasi personel untuk

8
bertanggungjawab dalam mencari inisiatif strategis yang bermanfaat untuk
menghasilkan kinerja keuangan.

3. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan


strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan.
Dengan demikian, nilai keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard adalah
seimbang, di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lainnya.

4. Terukur

Keterukuran sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan


strategis menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategis yang dihasilkan oleh
sistem tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaran- sasaran strategik yang sulit
untuk diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur. Namun,
dalam pendekatan Balanced Scorecard ketiga perspektif non-keuangan tersebut
ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan untuk
mengukur kinerja perusahaan. Dengan demikian, keterukuran sasaran strategik pada
ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik
nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berkesinambungan.

Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan


nonkeuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh tenaga
kependidikan pada semua tingkat organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu
unit usaha. Visi dan strategi itu diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang
masing-masing dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai organisasi.
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran operasional. Perusahaan
yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis
untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran
scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting, diantaranya:

a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi;


b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis;

9
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis;
d. Meningkatkan pembelajaran strategis.

B. Implementasi strategi Visi, Misi di MTs Sains Qur’ani Az-Zakiyyah Menggunakan


Balanced Scorecard

Mutu dalam lembaga pendidikan Islam memiliki keterkaitan erat dengan


upaya membangun branding kelembagaan. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan anaknya, Madrasah memerlukan peningkatan dan
pengembangan dalam berbagai aspek, misalnya dalam hal kesiswaan, kurikulum dan
kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya,
sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan Madrasah
(Hadi, 2013). Eksistensi Madrasah menjadi lebih terstruktur dalam menjalankan
perannya sebagai basis pendidikan Islam, dengan diperkuat sebuah data yang
memperlihatkan perkembangan sentral madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia (Iskandar, 2019). Proses belajar dalam pendidikan Islam juga
perlu menerapkan metode yang mengembangkan daya kritis dan kreatif yang berupa
metode pemecahan masalah, pengayaan pengalaman spiritual, kuantum learning, dan
metode yang lain yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual
(Munajat, 2016).

10
Bagian dari pengembangan mutu madrasah adalah input. Input adalah segala
sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input
tidak harus berupa barang akan tetapi dapat berupa perangkat dan harapan- harapan
sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses (Munajat, 2016). Komponen input
dalam pendidikan antara lain; (1) Setiap Madrasah yang akan meningkatkan mutu
harus memiliki visi. Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah
yang digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain visi
adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh madrasah agar sekolah yang
bersangkutan dapat dijamin kelangsungan hidup dan perkembangannya; (2) Misi
adalah tindakan untuk merealisasikan visi sehingga visi harus mengakomodasi semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah/ Madrasah sehingga misi dapat
diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi masing-masing kelompok kepentingan
yang terkait dengan madrasah. Dalam merumuskan misi harus mempertimbangkan
tugas pokok madrasah dan berbagai kelompok kepentingan yang terkait dengan
madrasah.

Visi, misi pendidikan Islam perlu dikaji ulang dan disesuaikan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan tetap berdasar pada Al-
Qur’an dan Al-Sunnah sehingga diharapkan pendidikan Islam dapat menghasilkan
lulusan yang bermutu dan mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi serta kepribadian
Islami yang sempurna (Affandi, 1996). Mengingat fungsi dasar madrasah berubah
maka struktur organisasi harus disesuaikan dengan ciri otonomi pendidikan dan
pengambilan keputusan partisipatif.

Visi misi madrasah seharusnya berorientasi ke masa depan, untuk jangka


waktu yang lama (bila perlu dibuat jangka waktunya). Menunjukkan keyakinan masa
depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Visi misi
madrasah harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
Visi misi madrasah harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya
inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder. Mampu menjadi dasar dan
mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kearah yang lebih baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
permasalahannya sehingga dapat dicarikan solusi baik melalui pendekatan struktural
maupun fungsional.

11
Langkah awal dalam perumusan strategi (Strategy Formulation) adalah
penetapan visi. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic
dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu . Visi harus dapat memberi
kepekaan yang kuat tentang area fokus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh
Hax dan Majluf dalam Akdon (2007), bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan
sarana untuk: 1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan
dan tugas pokok. 2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan
stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang
terkait). 3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan.

Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema
yang mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan
motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi.
Kriteria- kriteria pembuatan visi meliputi:

1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan idea masa depan yang
ingin diwujudkan.
2. Visi dapat memberikan arahan mendorong anggota organisasi untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang
menarik.
5. Sifatnya tidak statis dan tak untuk selamanya.

Suatu visi akan menjadi realistik, dapat dipercaya, menyakinkan, serta


mengandung daya tarik, maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua
stakeholders. Selain keterlibatan semua pihak, visi perlu secara intensif
dikomunikasikan ke semua anggota organisasi sehingga mereka merasa sebagai
pemilik visi tersebut. Selain itu visi dibuat dalam kalimat yang singkat agar mudah
diingat dan dijadikan komitmen. Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan
kedalam guidelines yang lebih pragmatis dan konkrit yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pengembangan strategi dan aktivitas dalam organisasi. Untuk hal itu
dibutuhkan misi.

12
Pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus dilakukan organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang
jelas tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu organisasi dan yang
diinginkan dalam kurun waktu tertentu. Pernyataan misi menunjukkan dengan jelas
arti penting eksistensi organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya
organisasi. Banyak organisasi gagal karena pernyataan misi yang dirumuskan hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan
masyarakat pelanggan maupun stakeholder. Oleh karena itu, misi harus jelas
menyatakan kepedulian organisasi terhadap kepentingan pelanggan. Pernyataan Misi
harus:

1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh


organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang
bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya.
3. Mengandung partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan
bidang utama yang digeluti organisasi tersebut.

Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga
memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Misi berubah
apabila kehendak organisasi berubah atau karena adanya validasi langkah/komponen
manajemen strategik yang lain. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu
untuk mencapai visi. Kriteria pembuatan misi meliputi:1. Penjelasan tentang
bisnis/produk atau layanan yang ditawarkan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani. 3. Kualitas produk dan
pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat. 4.
Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa datang juga manfaat dan
keuntungan bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.

Adapun visi misi dari YPI Azzakiyyah Bandung sebagai berikut :

Visi :

“Terwujudnya Peserta Didik Yang Berkarakter, Berwawasan Imtaq Dan


Iptek”

13
Indikator Visi :

1. Berakhlaqul Karimah
2. Berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Memiliki Kemandirian.
4. Mampu berkompetisi dan berprestasi di era global dengan berkemampuan
Hifdzil Qur’an dan berbahasa Arab, Inggris.
5. Menjadi teladan bagi Teman dan Masyarakat

Misi:

1. Membina peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan agar memiliki


akhlakul karimah
2. Membentuk peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan agar memiliki
prestasi yang dilandasi jiwa mandiri dan Islami
3. Menciptakan suasana lingkungan madrasah yang aman, nyaman, ramah dan
kondusif
4. Mewujudkan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan yang kreatif,
inovatif, prestatif dan berdaya saing tinggi dengan dilandasi kompetensi dan
kompetensi di tingkat lokal, regional dan nasional.

Implementasi Strategi MTs Azzakiyah Bandung Menggunakan Balanced


Scorecard

Perspektif Keuangan

Kinerja keuangan pada sekolah terkait dengan bagaimana sekolah


meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya. Masyarakat sebagai pembayar
pajak sekaligus stakeholder pendidikan mengharapkan uang yang dibayarkan
digunakan secara ekonomis, efisien, dan efektif (value for money) serta memenuhi
prinsip akuntabilitas publik (Mahmudi, 2010). Hal ini selaras dengan Undang –
undang No. 20 tahun 2003 pasal 48 bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik, disamping itu
prinsip efektivitas harus ditekankan.

14
Pengelolan keuangan di MTs Az-Zakiyah Bandung menggunakan sumber
pendanaan langsung dari pemerintah atau kementerian agama. Dalam beberapa tahun
belakangan ini, MTs Azzakiyah Bandung menerapkan full beasiswa 100% bagi santri
ataupun siswa dan sisewi yang ingin bersekolah di MTs Azzakiyah. Beasiswa ini
diberikan untuk santri atau siswa yang memiliki kategori sebagai Hafidzah hingga
kurang mampu, namun sayangnya pengelolaan keuangan di MTs Azzakiyah Bandung
belum cukup efektif.

Perspektif Pelanggan

Mendefinisikan ukuran dan target dalam perspektif pelanggan dan stakeholder


membutuhkan pandangan dan kepedulian yang tinggi, sebagai konsekuensi dari peran
kepenpendidiksan organisasi publik/sekolah, dan membutuhkan deinisi yang jelas
serta hasil strategis yang diinginkan. Misalnya, penentuan siapa yang menjadi
stakeholders, pemerliharaan sumber daya, tujuan strategis, ukuran kinerja, target
kinerja, dan program tindakan membutuhkan deinisi yang jelas. Dalam konteks
institusi pendidikan atau sekolah, pelanggan adalah yang menikmati pelayanan
pendidikan. Kamisa dalam Nurkholis (2003) menjelaskan secara rinci pelanggan
pendidikan terdiri dari dua macam, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Pendidikan berkualitas jika:

a. Pelanggan internal (kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan


sekolah) berkembang secara baik dalam aspek fisik maupun psikis. Secara
fisik antara lain mendapatkan imbalan finansial yang memadai sesuai dengan
kinerja masing- masing. Sedangkan secara psikis, pelanggan internal memiliki
kesempatan yang luas untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi,
bakat dan kreativitasnya.
b. Pelanggan Eksternal:
1) Eksternal Primer (Para Siswa): menjadi pembelajar sepanjang hayat,
komunikator yang baik dalam bahsa nasional maupun internasional, punya
ketrampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari,
integritas pribadi, pemecah masalah, dan penciptaan pengetahuan dan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Phillip Hallinger dalam
Nurkholis (2003).

15
2) Eksternal Sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan, dan
perusahaan/dunia usaha dan industri); para lulusan sekolah dapat
memenuhi harapan orang tua,para pemimpin pemerintahan, dan
perusahaan/dunia usaha dan industri dalam hal menjalankan tugas-tugas
dan pekerjaan yang diberikan.
3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan memiliki
kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat
sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat
dan keadilan sosial. Untuk mengukur kepuasan pelanggan dapat diukur
dengan dua cara, yaitu seberapa jauh para siswa merasa puas atas layanan
sekolah sehingga mendistribusikan perasaan puasnya kepada pihak lain
sehingga peminatnya makin bertambah dan dengan mengukur value dari
layanan sekolah.

Pelanggan internal yakni kepala sekolah, pendidik dan tenaga


kependidikan, berkembang secara baik dalam aspek fisik maupun psikis.
Secara fisik antara lain mendapatkan imbalan finansial yang memadai sesuai
dengan kinerja masing- masing. Sedangkan secara psikis, pelanggan internal
memiliki kesempatan yang luas untuk terus belajar dan mengembangkan
kompetensi, bakat dan kreativitasnya. Namun, perkembangan ini masih
akanterus dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk pendidik dan tengaa
kepedidikan terus berkembang dalam hal kompetensi dan profesionalitas,
dibuktikan dengan adanya evaluasi tiap bulanan untuk menilai sejauh mana
kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk mendukung dan terus memberikan inovasi bagi pelanggan


eksternal primer yakni peserta didik, MTs Azzakiyah turut mengadakan
beberapa ekstrakulier yang diiharapkan mampu menunjang bakat dan minat
siswa di luar bidang akademik , beberapa ekstrakulikuler yang diadakan MTs
Azzakiyah Bandung antara lain, Tajimelata atau slat, Nasyid, Paskibra,
Pramuka hingga Jaipong. Peserta didik mempunyai bakat yang sangat
menonjol salah satunya dalam kurikuler tajimelata atau silat. Dari beberapa
prestasi tersebut, peserta didik mendapatkan juara harapan hingga juara I
tingkat Kabupaten Bandung.

16
Komunikasi dengan pelanggan eksternal sekunder dan tersier pun turut
dijalin, bersama orang tua sebagai pelanggan eksternal sekunder MTs
Azzakiyah Bandung mengadakan rapat orang tua untuk membahas evaluasi
peserta didik, sedaangkan komunikasi kepada masyarakat sebagai pelanggan
eksternal tersier , MTs Azzakiyah Bandung juga cukup intim menjalin
komunikasi, untuk membahas kegiatan-kegiatan timbal balik yang dilakukan
sekolah kepada masyarakat begitupun sebaliknya, seperti mengadakan
syukuran, pengajian dan juga peringatan hari besar Islam.

Pertumbuhan MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung Juga menjadi


semakin lebih baik. Namun perkembangan dari tahun ke tahun jumlah siswa
mengalami penurunan yang dikarenakan persaingan semakin banyak, telah
terjadi penurunan dari segi kuantitasnya dan kurang adanya perbaikan yang
dilakukan pihak sekolah yang berkaitan dengan proses pengembangan strategi
sekolah yang baik, mengembangkan kualitas belajar dan pendidikan dengan
bentuk yang baru merupakan awal bagi sekolah untuk menghadapi persaingan
dan mencapai kesuksesan.

Perspektif Internal Bisnis

Perspektif bisnis internal sekolah adalah membangun keunggulan organisasi


melalui perbaikan proses internal sekolah secara berkelanjutan. Dalam perspektif
bisnis internal yang menjadi fokus sekolah adalah sekolah harus unggul dalam bidang
apa? Bagaimana sekolah membangun keunggulan tersebut? Mahmudi (2010). Sesuai
dengan konsep BSC terdapat tigal hal yang harus dijalankan sekolah yaitu inovation
process, operation process, dan postsale process. Inovasi dalam konteks sekolah
merupakan upaya bagaimana menyajikan kurikulum yang unggul dan selaras dengan
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

Aspek proses operasi adalah suatu proses dimana sekolah menyampaikan


produknya kepada siswa dalam proses pembelajaran yang baik. Indikatornya adalah

a) adanya efektivitas penggunaan waktu;


b) proses pembelajaran yang berkualitas dengan melakukan inovasi
dengan mengunakan multisumber, multimetode dan multimedia,
c) meningkatkan kualifikasi pendidikan pendidik (setara S1),

17
d) meningkatkan sarana/prasarana sekolah (perpustakaan, laboratorium,
komputer) dan
e) meningkatkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap
tahunnya.

Hal-hal tersebut diatur dalam Standar Nasional Pendidikan yang terkait


dengan proses bisnis sekolah adalah Standar Proses, Standar Pendidik dan tenaga
Kependidikan, Standar, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Aspek postsale process
(layanan purna jual) merupakan kesempatan rekruitmen, fasilitas bagi alumni dan
pembuatan jaringan alumni.

MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung merupakan salah satu penyelenggara


pendidikan dan salah satu sekolah islam terakreditasi A dituntut idealisme untuk
mewujudkan organisasinya sesuai dengan visi dan misi. Penilaian kinerja sekolah
harus sesuai dengan tingkat akreditasi tersebut. Perolehan akreditasi dilaksanakan
setiap lima tahun sekali dengan kriteria 8 standar nasional pendidikan. YPI
Azzakiyyah Bandung mendapat nilai 94 dari rentang nilai 0-100.

Perolehan nilai tersebut menunjukkan pencapaian MTs Sains Qur’ani


Azzakiyah Bandung dalam pemenuhan standar nasional pendidikan. Penilaian kinerja
tersebut merupakan penilaian eksternal oleh Badan akreditasi nasional sedangkan
untuk penilaian internal yaitu dengan menilai rutin internal sekolah dengan indikator
perolehan ujian akhir bersama dengan seluruh sekolah lain. Pelaksanaan ujian akhir
dilakukan sesuai standar Dinas Pendidikan sehingga perolehan nilai dapat
dibandingkan dengan sekolah lain di kabupaten Bandung.

Rencana kerja MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung dituntut mengacu pada
pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan, kalau diakreditasi ada delapan
standar, itulah yang dikelola. Sedangkan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah) Memuat seluruh bidang di sekolah. Berdasar kondisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengukuran kinerja MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung
Belum terintegrasi dari setiap komponen manajemen sekolah sehingga belum di
identifikasi keterkaitan dari setiap strategi yang dilaksanakan MTs Sains Qur’ani
Azzakiyah Bandung dalam proses pencapaian visi sekolah. Sehubungan dengan

18
kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan pengukuran kinerja dengan
Balanced Scorecard menyesuaikan kondisi yang ada pada pelaksanaan Manajemen
berbasis sekolah pada MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.

MTs Azzakiyah Bandung memilliki waktu belajar yang cukup panjang,


dengan durasi waktu 10 Jam mulai dari jam 07:00 WIB hhingga 16:00 WIB. degan
demikian peserta didik mengikuti pembelajaran full day. Untuk setiap pelajaran yang
berlagsung belum cukup efektif, karena ada beberapa guru yang masuk kelas tanpa
menerangkan pembelajaran, hanya memberikan tugas saja. Atau ada beebrapa guru
yang mementingkan keperluan lain di luar sekolah sehingga tidak memasuki ruang
kelas.

Kualifikasi guru yang ada di MTs Azzakiyah bandung cukup mumpuni, sejauh
ini sudah ada beberapa guru yang telah menyelesaikan sarjana dan ada beberapa guru
yang masih menduduki bangku perkuliahan untuk menyelesaikan gelar sarjana agar
memenuhi standar kualifikasi guru.

Layanan purna jual yang ditawarkan atau dalam hal ini adalah hubungan MTs
Azzakiyah Bandung dengan alumni cukup dekat dan masih terjalin hingga kini.
Sekolah masih melibatkan alumni dalam kegiatan-kegiatan yang mereka adakan
karena sekolah dan alumni masih merupakan satu organisasi. Komunikasi intens pun
sering dilakukan menggunakan media sosial berupa whatsapp karena akses yang
mudah sehinggaa tidak menyulitkan kedua belah pihak dalma mempertahankan
silaturahim.

Aspek yang membedakan MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung dengan


Yayasan lain, ada 6 diantaranya :

1. pendidik yang peduli,


2. Prestasi Akademik yang unggul,
3. Pengembangan Minat dan Bakat,
4. Pendidikan Karakter,
5. Kepemimpinan,
6. Budaya Positif.

19
Namun, pelaksanaan dan implementasi dari keenam aspek tersebut masih
belum maksimal dan akan terus ditingkatkan dikarenakan sarana prasarana yang
kurang memadai seperti bangunan sekolah yang belum dimodernisasikan dan
kemampuan dari pendidik dan tenaga kependidikan

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menurut Kaplan dan Norton (1996)


menekankan pada “Can we continue to improve and create value?”. Perspektif ini
menekankan pada upaya menjaga dan membangun keunggulan organisasi dalam
jangka panjang. Pada organisasi sekolah, seperti MTs AzZakiyah Bandung,
keberadaan sumber daya manusia merupakan komponen utama, karena prinsip
penting dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah kemampuan
pendidik, tenaga kependidikan, kemampuan sistem informasi, dan tingkat
motivasi/pemberdayaan. Kepuasan pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting,
hal ini karena jika pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kepuasan yang tinggi
terhadap manajemen sekolah akan memberikan dampak positif bagi peningkatan
kinerja sekolah. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pendidik dan tenaga
kependidikan sebaiknya sekolah melakukan survey pengukuran kepuasan pendidik
dan tenaga kependidikan secara berkala.

Faktor lain dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah


implementasi teknologi dalam organisasi. Pemanfaatan teknologi baik dalam
manajemen maupun pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat melaksanakan
kegiatan secara efektif dan efisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan teknologi
memberikan kemudahan bagi manusia maupun organisasi mencapai target-target yang
telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Implementasi teknologi dapat diukur dari
perbandingan jumlah komputer dan siswa di MTs Azzakiyah Bandung sudah
menerapkan pembelajaran hybrid yakni, pembelajaran yang menggunakan basis
gabung antara luring dan daring.

Media pembelajaran guru dikembalikan kepada guru mata pelajaran masing-


masing. Namun, yang terlihat sejauh ini, para guru meminta peserta didik untuk ikut
andil dalam pembelajaran dengan aktif dan kreatif. Output yag dihasilkan dalam
setiap pembelajaran , peserta didik diharuskan memiliki satu dalil atau ayat Al-Qur’an

20
yang mana berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru. Kurikulum di MTs
Azzakiyah masih menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Balanced Scorecard juga dapat diterapkan pada lembaga pendidikan Islam.


Balanced Scorecard BSC terdiri dari empat perspektif atau pengelompokan faktor-
faktor penentu kesuksesan: (1) perspektif keuangan, mencakup ukuran kinerja
keuangan seperti pendapatan operasi dan arus kas; (2) perspektif pelanggan,
mencakup ukuran kepuasan pelanggan; (3) perspektif proses internal, mencakup di
antaranya ukuran produktivitas dan kecepatan; serta (4) pembelajaran dan inovasi,
mencakup ukuran seperti jumlah jam pelatihan tenaga kependidikan dan jumlah hak
paten atau produk baru. Dari empat perspektif tersebut membentuk sebuah hasil akhir
penilaian yang nantinya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja lembaga
pendidikan tersebut.
MTs Azzakiyah Bandung yang menjadi obyek penelitian pada makalah ini
pada prakteknya belum menerapkan Balanced Scorecard secara maksimal dibuktikan
dengan empat perspektif Balanced Scorecard yang belum digunakan dengan baik.
Pada perspektif keuangan MTs AzZakiyah Bandung Pengelolan keuangan di MTs
Az-Zakiyah Bandung menggunakan sumber pendanaan langsung dari pemerintah atau
kementerian agama. Dalam beberapa tahun belakangan ini, MTs Azzakiyah Bandung
menerapkan full beasiswa 100% bagi santri ataupun siswa dan sisewi yang ingin
bersekolah di MTs Azzakiyah. Beasiswa ini diberikan untuk santri atau siswa yang
memiliki kategori sebagai Hafidzah hingga kurang mampu, namun sayangnya
pengelolaan keuangan di MTs Azzakiyah Bandung belum cukup efektif.
Pada Perspektif Pelanggan, pelanggan internal yakni kepala sekolah, pendidk
dan tenaga kependidikan diberikan fasilitas yang cukup dalam hal pegembangan
potensi dan kompetensi yakni evaluasi rutin tiap bulan. Untuk siswa sebagai
pelanggan eksternal primer diberikan fasilitas berupa sarana prasana yang memadai
seperti ruang kelas, pengadaan ekskul dll. Walaupun masih kurang efektif.
Komunikasi dengan pelanggan eksternal sekunder dan tersier pun turut dijalin,
bersama orang tua sebagai pelanggan eksternal sekunder MTs Azzakiyah Bandung
mengadakan rapat orang tua untuk membahas evaluasi peserta didik, sedaangkan
komunikasi kepada masyarakat sebagai pelanggan eksternal tersier , MTs Azzakiyah

22
Bandung juga cukup intim menjalin komunikasi, untuk membahas kegiatan-kegiatan
timbal balik yang dilakukan sekolah kepada masyarakat begitupun sebaliknya, seperti
mengadakan syukuran, pengajian dan juga peringatan hari besar Islam.
Pada perspektif bisnis internal, untuk aspek invasi MTs Azzakiyah masih
menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembealajaran. Dalam aspek proses MTs
Azzakiyah memiliki efektiftias penggunaan waktu 10 jam dan standar dala hal
ebelajar mengajar di sekolah yang diterapkan pemerintah Indonesia. Selain itu,
kualifikasi guru yang beberapa sudah memiliki gelar sarjaan, dan beberapa lainnya
sedang menempuh pendidikan sarjana. Layanan purna jual yang ditawarkan atau
dalam hal ini adalah hubungan MTs Azzakiyah Bandung dengan alumni cukup dekat
dan masih terjalin hingga kini. Sekolah masih melibatkan alumni dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka adakan karena sekolah dan alumni masih merupakan satu
organisasi. Komunikasi intens pun sering dilakukan menggunakan media sosial
berupa whatsapp karena akses yang mudah sehinggaa tidak menyulitkan kedua belah
pihak dalma mempertahankan silaturahim.
Pada perspektif pembelajaran Pemanfaatan teknologi baik dalam manajemen
maupun pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat melaksanakan kegiatan secara
efektif dan efisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan teknologi memberikan
kemudahan bagi manusia maupun organisasi mencapai target-target yang telah
ditetapkan dengan efektif dan efisien. Implementasi teknologi dapat diukur dari
perbandingan jumlah komputer dan siswa di MTs Azzakiyah Bandung sudah
menerapkan pembelajaran hybrid yakni, pembelajaran yang menggunakan basis
gabung antara luring dan daring.
Media pembelajaran guru dikembalikan kepada guru mata pelajaran masing-
masing. Namun, yang terlihat sejauh ini, para guru meminta peserta didik untuk ikut
andil dalam pembelajaran dengan aktif dan kreatif. Output yag dihasilkan dalam
setiap pembelajaran , peserta didik diharuskan memiliki satu dalil atau ayat Al-Qur’an
yang mana berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru. Kurikulum di MTs
Azzakiyah masih menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya.
Dari keempat aspek balanced scorecard, MTs Azzakiyah belum efektif dan
maksimal dalam menggunakan keempat aspek ini untuk lembaga pendidikan mereka.
Masing-masing aspe memiliki kekurangan dan belum diterapkan secara maksimal.
Dampaknya seperti yang telah terjadi, penurunan Peserta didik yang terus terjadi di
MTs Azzakiyah Bandung, hal ini dikarenakan MTs Azzakiyah belum memiliki

23
strategi yang tepat dalam menggaet konsumen dan menempatkan posisi Lembaga
pendidikan yang baik di benak konsumen.

B. Saran

Disarankan bagi MTs Azzakiyah agar membuat peta strategi agar, visi yang
telah dicetuskan dapat terealisasikan dengan baik. Strategi yang baik dapat membuat
tujuan organisasi tercapai, namun strategi harus diikuti dengan implementasi dan
evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut. fungsi manajemen juga mengambil peran
dalam implementasi strategi tersebut. banyak aspek yang harus dievaluasi, dari aspek
keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal dan aspek pembelajaran dan
pertumbuhan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2022). Balanced Scorecard: Definisi, Konsep, Manfaat dan Perspektifnya.


https://www.sodexo.co.id/balanced-scorecard-adalah/. Diakses pada 08 April 2023
pukul 14:44 WITA

Astuti, R. (2022). Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematikkelas Iv Sdn 1 Datarajan Ulubelu
Tanggamus. Retrieved 2022, from
http://repository.radenintan.ac.id/18972/1/PUSAT%20BAB%201%20DAN%202.pdf

Al-Hosaini, F. F., & Sofian, S. (2015). A review of Balanced Scorecard framework in higher
education institutions. International Review of Management and Marketing. 5(1). 26–
35.

Beard, D. F. (2009). Successful application of the Balanced Scorecard in higher education.


Missouri : Heldref publication.

Depdiknas. (2003). Tentang sistem pendidikan nasional. Undang-undang RI No.20 tahun


2003.

Handayani, Hamimah Sri (2020). Penerapan Balanced Scorecard Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pro pendidik, Vol. 6 No. 3, Juli 2020.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jipg/article/view/19401/7333

Hidayat, R., Marwati, S., & Yasin, A. (2019, Agustus). Konsep Balanced Scorecard (Bsc)
Dan Aplikasinya Pada Organisasi Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP),
Volume 8 Nomor 2. doi:10.26877/jmp.v8i2.3748

Kaplan , Robert S., and David P. Norton. (1996). “Translating Strategy into Action The
Balanced Scorecard”, Boston: Harvard Business School.

Khasanah, K. (2019, Oktober). Peta Konsep Sebagai Strategi Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal EduTrained, Volume 3 Nomor 2. Retrieved Oktober
2019, from https://bdksemarang.e-journal.id/Ed/article/download/8/3/

Muksin, Setyowati, & Kismiyati. (2020). Manajemen Balance Scorecard Dalam


Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Kb Muslimat Nu Nur Ikhlas Desa Bojongsana
Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Ejournal, Cakrawla: Studi Manajemen

25
Pendidikan Islam Dan Studi Sosial, Vol. 4 No.1. Retrieved 2020, from
https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/cka/article/download/213/174

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Salemba Empat.
Jakarta.

Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : STIE YKPN

Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Novitasari, Budi Tiara. (2019). Balanced Scorecard Dalam Institusi Pendidikan Lanjut .
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 2 / TAHUN 2019

Penulis. BAB II Manajemen Biaya. Binadarma.


://eprints.binadarma.ac.id/8089/1/MANJ%20BIAYA%20BAB%202.pdf. Diakses
pada 09 April 2023 . Pukul 10:26 WITA

Pramono, Joko. (2014). Analisis Pengukuran Kinerja Smk Negeri 6 Surakarta Dengan
Pendekatan Balanced Scorecard. GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014.
https://media.neliti.com/media/publications/61569-ID-analisis-pengukuran-kinerja-
smk-negeri-6.pdf. Diakses pada 09 April 2023. Pukul 12:40 WITA

Pratiwi, Y. T., & Rodhiyah. (2015, Februari). Strategy Map Balanced Scorecard: Sistem
Manajemen untuk Implementasi Strategi Perusahaan (Studi Kasus Pt Erratisa
Purnama). Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 20 No. 1. Retrieved Februari 2015,
from https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/19038/12672

Rahim, Abd. Rahman., & Radjab, Enny, (2017). Manajemen Strategy. Makassar : Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar. E-Book.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5705-Full_Text.pdf. Diakses pada 08 April
2023 Pukul 15:26 WITA

Rizalia, S. (2019, Januari-Juni). Efektivitas Strategi Peta Konsep Terhadap Keterampilan


Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Pada Materi Keanekaragaman Hayati. Jurnal
Al-Ta’dib , Vol. 12 No.1. Retrieved Januari-Juni 2019, from
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/1010

26
R.H.N, I. (2003). Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Publik. Jurusan
Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra.
Http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/,pp.106–122.

Siberia, Antoni & Zahara, Nani Halimah . Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukur Kinerja Pada Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu. Ekombis Review
.https://media.neliti.com/media/publications/43067-ID-implementasi-balanced-
scorecard-sebagai-alat-pengukur-kinerja-pada-rumah-sakit-b.pdf diakses pada 09
April 2023 . Pukul 09:14 WITA

Susetyo, B., & Athiyah, C. U. (2021, Juni). Peta Mutu Pendidikan Madrasah Berdasarkan
Akreditasi Quality Of Madrasah Education Based On Accreditation. Andragogi:
Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Vol. 9, No. 1, Juni 2021.
doi:10.36052/andragogi.v9i1.223

Tasya, & Hartanti, D. (2023, Februari). Usulan Rancangan Strategy Map Berdasarkan
Konsep Balanced Scorecard Sebagai Acuan Strategi Pada Sekolah Tinggi X. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan, 9 (3), 502-516.
doi:https://doi.org/10.5281/zenodo.7633267

Universitas kristen manatha. http://repository.maranatha.edu/6353/2/0351329_Chapter1.pdf.


Diakses pada 04 April 2023, pukul 14:11 WITA

Wirawan, A. R., & Achmadi, F. (2018). Desain Aplikasi Balance Scorecard Untuk Sistem
Informasi Manajemen Sebagai Competitive Strategy. Centive-Institut Teknologi Telkom
Purwokerto, 378 – 383.

27
LAMPIRAN

Tabel 1.1 wawancara tentang kepemimpinan di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah para pemimpin MTs Sains Rencana strategis belum komprehensif,


Qur’ani Azzakiyah Bandung hanya parsial-parsial, saja. Tidak
menggunakan visi misi dalam eksplisit.
menyusun rencana strategis?

2. Apakah ada analisis peluang-peluang Untuk program sudah berdasarkan


yang dimiliki MTs Sains Qur’ani analisis peluang akan tetapi kita lemah
Azzakiyah Bandung untuk dievaluasi dan tindak lanjutnya.
merealisasikan visi misi?

3. Apakah dalam proses recruitment Sampai saat ini MTs Sains Qur’ani
pegawai, sudah memasukkan visi misi Azzakiyah Bandung belum
sebagai hal yang harus dipahami dan menerapkannya.
dilaksanakan?

4. Apakah dalam menyusun struktur, MTs Ya, Yayasan tidak bisa lepas dari rohnya
Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung itu namun yang khas untuk MTs Sains
menggunakan visi misi sebagai Qur’ani Azzakiyah Bandung dalam
pedoman? struktur belum ada. Akan tetapi sudah
akan mengarah ke sana.

5. Apakah sudah ditetapkan kriteria Kalau pedoman secara menyeluruh


capaian implementasi visi misi? belum ada.

6. Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Standarnya untuk semua pendidik,


Bandung mempunyai standar khusus tenaga kependidikan beragama Islam.
bagi pendidik dan tenaga kependidikan
agar visi misi lebih mudah
dilaksanakan?
7. Apakah sarana prasarana yang ada di Belum, sarana-sarana kita belum ada
MTs Sains Qur’ani Azzakiyah modernisasi. Untuk contohnya Lab
Bandung telah memadai untuk komputer itu belum seperti yang
merealisasikan visi misi? diinginkan.

8. Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Kalau dialog dengan pendidik dan
Bandung selama ini melakukan dialog tenaga kependidikan belum pernah
dengan anggota terkait pencapaian Berdialog. Namun setiap
target implementasi visi misi? mengagendakan rapat dengan pendidik
dan tenaga kependidikan selalu
dibicarakan.

9. Apakah kompetensi SDM MTs Sains Belum sepenuhnya, masih perlu


Qur’ani Azzakiyah Bandung sudah ditingkatkan.
memadai?

10 Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Belum tapi pernah melakukan untuk
Bandung memprogramkan kegiatan Yayasan.
studi banding?

11. Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Kalau untuk mendampingi unit langsung
Bandung memberi bimbingan dan belum ada. Hal itu kami percayakan
pendampingan kepada para anggota pada pelaksana harian dan bidang-
untuk mengimplementasikan visi misi? bidang.

12. Apakah selama ini visi misi menjadi realisasinya belum, tetapi pada dasarnya
sarana pemersatu seluruh anggota MTs nilai-nilainya sudah ada tinggal
Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung? mengasahnya.

13. Adakah kekhasan MTs Sains Qur’ani Untuk kekhasannya itu sendiri ada 6
Azzakiyah Bandung dibandingkan diantaranya : 1. pendidik yang peduli, 2.
dengan yayasan pendidikan Islam Prestasi Akademik yang unggul, 3.
lainnya? Pengembangan Minat dan Bakat, 4.
Pendidikan Karakter, 5. Kepemimpinan,
6. Budaya Positif.
Tabel 1.2 wawancara tentang peran pendidik dan tenaga kependidikan di MTs Sains Qur’ani
Azzakiyah Bandung.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah seluruh pendidik dan tenaga Sebagian ada yang sudah dan sebagian
kependidikan di MTs Sains Qur’ani lagi belum, para pelaksana hanya sebatas
Azzakiyah Bandung Sudah memahami pada melaksanakan tugasnya. Kemudian
visi misi yang telah dirumuskan? untuk pemahamannya itu sendiri kurang
maksimal. Dapat dikatakan belum semua
karena belum pernah ada sosialisasi
secara komprehensif.

2. Apakah pendidik dan tenaga Belum, masih saling terganggu dengan


kependidikan telah menciptakan MA Azzakiyyah Bandung.
suasana di MTs Sains Qur’ani
Azzakiyah Bandung Kondusif untuk
melakukan proses pembelajaran?

3. Apakah para pendidik memahami latar Para pendidik cukup memahami latar
belakang para siswa di MTs Sains belakang peserta didik.
Qur’ani Azzakiyah Bandung?

4. Apakah para pendidik menggunakan Sudah mulai namun belum semua.


berbagai media pembelajaran untuk karena ada keterbatasan sarana dan
membantu anak didik memahami kemampuan
pelajaran?

5. Apakah anak-anak mampu Sejauh ini saya katakan cukup baik,


mendengarkan dan memperhatikan anak-anak bisa dikondisikan. Kemudian
dengan baik selama proses belajar anak di sini terikat dengan sosial media,
berlangsung? konsentrasinya kurang.
6. Apakah di MTs Sains Qur’ani Saya rasa sudah, misalnya dalam
Azzakiyah Bandung Memiliki wadah ekstrakurikuler.
untuk memfasilitasi keterampilan-yang
dimiliki oleh anak didik?

7. Apakah anak didik di MTs Sains Ya, sudah. Dilibatkan seperti untuk bakti
Qur’ani Azzakiyah Bandung sosial, perayaan hari-hari besar Islam.
Dilibatkan dalam kegiatan Dan kegiatan Islami lainnya.
kemasyarakatan di sekitar sekolah?

8. Apakah semua anak didik MTs Sains Belum, masih selalu ada yang terlambat
Qur’ani Azzakiyah Bandung bisa dengan berbagai macam alasan. Hal ini
membangun disiplin diri dengan tidak masih perlu diperbaiki.
terlambat datang ke sekolah?

9. Apakah dalam diri anak didik tumbuh Ada yang sudah, ada yang belum. Dalam
kemandirian untuk mentaati aturan dan hal ini anak-anak mentaati karena takut
norma yang ada? sanksi, takut dimarahi.

Tabel 1.3 wawancara tentang budaya sekolah di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah warga bersedia memberi Sudah pada moment tertentu.


waktu, tenaga dan uang untuk
mencapai visi misi yang ditetapkan?

2. Apakah sekolah MTs Sains Qur’ani Ya, tentu saja.


Azzakiyah Bandung memperlakukan
sama antara siswa yang sudah
membayar dan belum membayar SPP
3. Apakah warga sekolah memanfaatkan Untuk hal ini belum menjadi budaya
waktu luang yang mereka dimiliki yang diterapkan. Kemudian minat anak-
untuk membaca buku? anak sangat kurang dan rendah,
perpustakaan kurang menarik.

4. Apakah warga sekolah MTs Sains Sudah, meskipun ada yang masih perlu
Qur’ani Azzakiyah Bandung menyapa pembinaan.
dengan ramah orang-orang yang
dijumpai di sekolah?

5. Apakah warga MTs Sains Qur’ani Ya, untuk hal ini sudah menjadi budaya
Azzakiyah Bandung Senantiasa di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah
mengawali setiap kegiatan dengan Bandung.
berdoa?

6. Apakah lingkungan Yayasan MTs Belum. Masih ada yang merokok.


Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung
bebas dari asap rokok?

7. Apakah seluruh warga MTs Sains Sebagian sudah, namun kesadaran


Qur’ani Azzakiyah Bandung terlibat membersihkan itu belum ada. Masih
dalam menjaga kebersihan lingkungan mempercayakan pada orang-orang yang
sekolah? bertugas.

Anda mungkin juga menyukai