Disusun oleh :
Dosen Pengampu:
PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhawataala yang
telah memberikan kenikmatan berpikir dan telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah yang berjudul “Strategy Map Organisasi, Visi, Misi , Tujuan
Organisasi, Pemetaan Strategi Perspektif Keuangan, Pelanggan, Internal Organisasi Dan
Learning And Growth” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bagaimana korporasi dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan
eksternal. Perhatikan dengan baik bahwa scorecard (papan nilai) diturunkan dari visi dan
strategi. Hal ini menjadi kunci yang secara implisit mengingatkan bahwa perusahaan
sesungguhnya digerakkan oleh visi dan misi. Bilamana visi dan misi dinyatakan dengan
baik maka ini akan menjadi “mesin” penggerak semua kegiatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan konsep dari Balanced Scorecard dan peta strategi?
2. Bagaimana visi, misi, dan strategi dari MTs Qur’ani Az-Zakiyyah Bandung
dapat diimplementasikan dengan menggunakan Balanced Scorecard?
C. Tujuan Perumusan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peta strategi (strategy map) merupakan diagram sebab akibat dari hubungan
antara perspektif BSC. Manajer menggunakan peta strategi untuk menunjukkan
bagaimana pencapaian tujuan dalam setiap perspektif mempengaruhi pencapaian
tujuan dalam perspektif lainnya, dan pada akhirnya keseluruhan kesuksesan
perusahaan. Bagi sebagian besar perusahaan, tujuan akhir dinyatakan dalam kinerja
keuangan, dan untuk perusahaan publik secara khusus, dalam nilai bagi pemegang
saham. Dengan demikian, perspektif keuangan dalam BSC menjadi tujuan akhir
dalam peta strategi.
3
pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.
Berdasarkan konsep Balanced Scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan
akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (customer, proses bisnis, dan
pembelajaran). Dari perkembangan awal dapat digaris bawahi bahwa peran BSC
adalah sebagai alat ukur hasil, dimaksudkan untuk evaluasi, jauh dari posisi strategis.
Akan tetapi dari seri buku-buku dan riset yang ditawarkan oleh Kaplan dan Norton
akhirnya diakui bahwa permasalahan BSC bukan pada level evaluasi semata, akan
tetapi harus dimulai dari penyusunan strategi. Karena dalam series buku dan
eksperimen yang dikeluarkan oleh Kaplan dan Norton, permasalahan BSC harus
menjadi kesepakatan (komitmen) manajemen puncak sejak dari awal.
1. Perspektif Keuangan
4
a. Pertumbuhan Pendapatan
b. Penurunan Biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan atau per jalur distribusi adalah
contoh tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas, yaitu biaya per unit
dari objek biaya tertentu. Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya telah
berkurang atau tidak. Untuk tujuan ini, keakuratan pembebanan biaya berperan
penting. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat memainkan peranan
pengukuran yang penting, khususnya biaya penjualan dan administrasi, biaya yang
biasanya tidak dibebankan pada objek biaya seperti pelanggan dan jalur distribusi.
c. Penggunaan Aset
2. Perspektif Pelanggan
5
persentase pelanggan yang membeli kembali, jumlah pelanggan baru, tingkat dari
survei kepuasan pelanggan, serta profitabilitas individual dan segmen.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah alat kunci dalam penilaian
profitabilitas pelanggan. Ukuran ini penting, karena menekankan pada pentingnya
pelanggan yang tepat. Apa bagusnya memiliki pelanggan jika mereka tidak
menguntungkan? Adanya perbedaan antara fokus pada pelanggan dan obsesi pada
pelanggan.
6
b. Proses Operasional : Tujuan dan Ukuran
7
tenaga kependidikan. Ukuran ini juga menandakan apakah saran para tenaga
kependidikan dianggap serius atau tidak.
1. Komprehensif
8
bertanggungjawab dalam mencari inisiatif strategis yang bermanfaat untuk
menghasilkan kinerja keuangan.
3. Seimbang
4. Terukur
9
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis;
d. Meningkatkan pembelajaran strategis.
10
Bagian dari pengembangan mutu madrasah adalah input. Input adalah segala
sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input
tidak harus berupa barang akan tetapi dapat berupa perangkat dan harapan- harapan
sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses (Munajat, 2016). Komponen input
dalam pendidikan antara lain; (1) Setiap Madrasah yang akan meningkatkan mutu
harus memiliki visi. Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah
yang digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain visi
adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh madrasah agar sekolah yang
bersangkutan dapat dijamin kelangsungan hidup dan perkembangannya; (2) Misi
adalah tindakan untuk merealisasikan visi sehingga visi harus mengakomodasi semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah/ Madrasah sehingga misi dapat
diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi masing-masing kelompok kepentingan
yang terkait dengan madrasah. Dalam merumuskan misi harus mempertimbangkan
tugas pokok madrasah dan berbagai kelompok kepentingan yang terkait dengan
madrasah.
Visi, misi pendidikan Islam perlu dikaji ulang dan disesuaikan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan tetap berdasar pada Al-
Qur’an dan Al-Sunnah sehingga diharapkan pendidikan Islam dapat menghasilkan
lulusan yang bermutu dan mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi serta kepribadian
Islami yang sempurna (Affandi, 1996). Mengingat fungsi dasar madrasah berubah
maka struktur organisasi harus disesuaikan dengan ciri otonomi pendidikan dan
pengambilan keputusan partisipatif.
11
Langkah awal dalam perumusan strategi (Strategy Formulation) adalah
penetapan visi. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic
dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu . Visi harus dapat memberi
kepekaan yang kuat tentang area fokus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh
Hax dan Majluf dalam Akdon (2007), bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan
sarana untuk: 1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan
dan tugas pokok. 2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan
stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang
terkait). 3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan.
Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema
yang mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan
motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi.
Kriteria- kriteria pembuatan visi meliputi:
1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan idea masa depan yang
ingin diwujudkan.
2. Visi dapat memberikan arahan mendorong anggota organisasi untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang
menarik.
5. Sifatnya tidak statis dan tak untuk selamanya.
12
Pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus dilakukan organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang
jelas tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu organisasi dan yang
diinginkan dalam kurun waktu tertentu. Pernyataan misi menunjukkan dengan jelas
arti penting eksistensi organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya
organisasi. Banyak organisasi gagal karena pernyataan misi yang dirumuskan hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan
masyarakat pelanggan maupun stakeholder. Oleh karena itu, misi harus jelas
menyatakan kepedulian organisasi terhadap kepentingan pelanggan. Pernyataan Misi
harus:
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga
memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Misi berubah
apabila kehendak organisasi berubah atau karena adanya validasi langkah/komponen
manajemen strategik yang lain. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu
untuk mencapai visi. Kriteria pembuatan misi meliputi:1. Penjelasan tentang
bisnis/produk atau layanan yang ditawarkan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani. 3. Kualitas produk dan
pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat. 4.
Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa datang juga manfaat dan
keuntungan bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.
Visi :
13
Indikator Visi :
1. Berakhlaqul Karimah
2. Berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
3. Memiliki Kemandirian.
4. Mampu berkompetisi dan berprestasi di era global dengan berkemampuan
Hifdzil Qur’an dan berbahasa Arab, Inggris.
5. Menjadi teladan bagi Teman dan Masyarakat
Misi:
Perspektif Keuangan
14
Pengelolan keuangan di MTs Az-Zakiyah Bandung menggunakan sumber
pendanaan langsung dari pemerintah atau kementerian agama. Dalam beberapa tahun
belakangan ini, MTs Azzakiyah Bandung menerapkan full beasiswa 100% bagi santri
ataupun siswa dan sisewi yang ingin bersekolah di MTs Azzakiyah. Beasiswa ini
diberikan untuk santri atau siswa yang memiliki kategori sebagai Hafidzah hingga
kurang mampu, namun sayangnya pengelolaan keuangan di MTs Azzakiyah Bandung
belum cukup efektif.
Perspektif Pelanggan
15
2) Eksternal Sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan, dan
perusahaan/dunia usaha dan industri); para lulusan sekolah dapat
memenuhi harapan orang tua,para pemimpin pemerintahan, dan
perusahaan/dunia usaha dan industri dalam hal menjalankan tugas-tugas
dan pekerjaan yang diberikan.
3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan memiliki
kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat
sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat
dan keadilan sosial. Untuk mengukur kepuasan pelanggan dapat diukur
dengan dua cara, yaitu seberapa jauh para siswa merasa puas atas layanan
sekolah sehingga mendistribusikan perasaan puasnya kepada pihak lain
sehingga peminatnya makin bertambah dan dengan mengukur value dari
layanan sekolah.
16
Komunikasi dengan pelanggan eksternal sekunder dan tersier pun turut
dijalin, bersama orang tua sebagai pelanggan eksternal sekunder MTs
Azzakiyah Bandung mengadakan rapat orang tua untuk membahas evaluasi
peserta didik, sedaangkan komunikasi kepada masyarakat sebagai pelanggan
eksternal tersier , MTs Azzakiyah Bandung juga cukup intim menjalin
komunikasi, untuk membahas kegiatan-kegiatan timbal balik yang dilakukan
sekolah kepada masyarakat begitupun sebaliknya, seperti mengadakan
syukuran, pengajian dan juga peringatan hari besar Islam.
17
d) meningkatkan sarana/prasarana sekolah (perpustakaan, laboratorium,
komputer) dan
e) meningkatkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap
tahunnya.
Rencana kerja MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung dituntut mengacu pada
pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan, kalau diakreditasi ada delapan
standar, itulah yang dikelola. Sedangkan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah) Memuat seluruh bidang di sekolah. Berdasar kondisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengukuran kinerja MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung
Belum terintegrasi dari setiap komponen manajemen sekolah sehingga belum di
identifikasi keterkaitan dari setiap strategi yang dilaksanakan MTs Sains Qur’ani
Azzakiyah Bandung dalam proses pencapaian visi sekolah. Sehubungan dengan
18
kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan pengukuran kinerja dengan
Balanced Scorecard menyesuaikan kondisi yang ada pada pelaksanaan Manajemen
berbasis sekolah pada MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.
Kualifikasi guru yang ada di MTs Azzakiyah bandung cukup mumpuni, sejauh
ini sudah ada beberapa guru yang telah menyelesaikan sarjana dan ada beberapa guru
yang masih menduduki bangku perkuliahan untuk menyelesaikan gelar sarjana agar
memenuhi standar kualifikasi guru.
Layanan purna jual yang ditawarkan atau dalam hal ini adalah hubungan MTs
Azzakiyah Bandung dengan alumni cukup dekat dan masih terjalin hingga kini.
Sekolah masih melibatkan alumni dalam kegiatan-kegiatan yang mereka adakan
karena sekolah dan alumni masih merupakan satu organisasi. Komunikasi intens pun
sering dilakukan menggunakan media sosial berupa whatsapp karena akses yang
mudah sehinggaa tidak menyulitkan kedua belah pihak dalma mempertahankan
silaturahim.
19
Namun, pelaksanaan dan implementasi dari keenam aspek tersebut masih
belum maksimal dan akan terus ditingkatkan dikarenakan sarana prasarana yang
kurang memadai seperti bangunan sekolah yang belum dimodernisasikan dan
kemampuan dari pendidik dan tenaga kependidikan
20
yang mana berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru. Kurikulum di MTs
Azzakiyah masih menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
Bandung juga cukup intim menjalin komunikasi, untuk membahas kegiatan-kegiatan
timbal balik yang dilakukan sekolah kepada masyarakat begitupun sebaliknya, seperti
mengadakan syukuran, pengajian dan juga peringatan hari besar Islam.
Pada perspektif bisnis internal, untuk aspek invasi MTs Azzakiyah masih
menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembealajaran. Dalam aspek proses MTs
Azzakiyah memiliki efektiftias penggunaan waktu 10 jam dan standar dala hal
ebelajar mengajar di sekolah yang diterapkan pemerintah Indonesia. Selain itu,
kualifikasi guru yang beberapa sudah memiliki gelar sarjaan, dan beberapa lainnya
sedang menempuh pendidikan sarjana. Layanan purna jual yang ditawarkan atau
dalam hal ini adalah hubungan MTs Azzakiyah Bandung dengan alumni cukup dekat
dan masih terjalin hingga kini. Sekolah masih melibatkan alumni dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka adakan karena sekolah dan alumni masih merupakan satu
organisasi. Komunikasi intens pun sering dilakukan menggunakan media sosial
berupa whatsapp karena akses yang mudah sehinggaa tidak menyulitkan kedua belah
pihak dalma mempertahankan silaturahim.
Pada perspektif pembelajaran Pemanfaatan teknologi baik dalam manajemen
maupun pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat melaksanakan kegiatan secara
efektif dan efisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan teknologi memberikan
kemudahan bagi manusia maupun organisasi mencapai target-target yang telah
ditetapkan dengan efektif dan efisien. Implementasi teknologi dapat diukur dari
perbandingan jumlah komputer dan siswa di MTs Azzakiyah Bandung sudah
menerapkan pembelajaran hybrid yakni, pembelajaran yang menggunakan basis
gabung antara luring dan daring.
Media pembelajaran guru dikembalikan kepada guru mata pelajaran masing-
masing. Namun, yang terlihat sejauh ini, para guru meminta peserta didik untuk ikut
andil dalam pembelajaran dengan aktif dan kreatif. Output yag dihasilkan dalam
setiap pembelajaran , peserta didik diharuskan memiliki satu dalil atau ayat Al-Qur’an
yang mana berkaitan dengan materi yang dijelaskan guru. Kurikulum di MTs
Azzakiyah masih menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya.
Dari keempat aspek balanced scorecard, MTs Azzakiyah belum efektif dan
maksimal dalam menggunakan keempat aspek ini untuk lembaga pendidikan mereka.
Masing-masing aspe memiliki kekurangan dan belum diterapkan secara maksimal.
Dampaknya seperti yang telah terjadi, penurunan Peserta didik yang terus terjadi di
MTs Azzakiyah Bandung, hal ini dikarenakan MTs Azzakiyah belum memiliki
23
strategi yang tepat dalam menggaet konsumen dan menempatkan posisi Lembaga
pendidikan yang baik di benak konsumen.
B. Saran
Disarankan bagi MTs Azzakiyah agar membuat peta strategi agar, visi yang
telah dicetuskan dapat terealisasikan dengan baik. Strategi yang baik dapat membuat
tujuan organisasi tercapai, namun strategi harus diikuti dengan implementasi dan
evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut. fungsi manajemen juga mengambil peran
dalam implementasi strategi tersebut. banyak aspek yang harus dievaluasi, dari aspek
keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal dan aspek pembelajaran dan
pertumbuhan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, R. (2022). Penerapan Strategi Pembelajaran Peta Konsep Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematikkelas Iv Sdn 1 Datarajan Ulubelu
Tanggamus. Retrieved 2022, from
http://repository.radenintan.ac.id/18972/1/PUSAT%20BAB%201%20DAN%202.pdf
Al-Hosaini, F. F., & Sofian, S. (2015). A review of Balanced Scorecard framework in higher
education institutions. International Review of Management and Marketing. 5(1). 26–
35.
Handayani, Hamimah Sri (2020). Penerapan Balanced Scorecard Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pro pendidik, Vol. 6 No. 3, Juli 2020.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jipg/article/view/19401/7333
Hidayat, R., Marwati, S., & Yasin, A. (2019, Agustus). Konsep Balanced Scorecard (Bsc)
Dan Aplikasinya Pada Organisasi Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP),
Volume 8 Nomor 2. doi:10.26877/jmp.v8i2.3748
Kaplan , Robert S., and David P. Norton. (1996). “Translating Strategy into Action The
Balanced Scorecard”, Boston: Harvard Business School.
Khasanah, K. (2019, Oktober). Peta Konsep Sebagai Strategi Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal EduTrained, Volume 3 Nomor 2. Retrieved Oktober
2019, from https://bdksemarang.e-journal.id/Ed/article/download/8/3/
25
Pendidikan Islam Dan Studi Sosial, Vol. 4 No.1. Retrieved 2020, from
https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/cka/article/download/213/174
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Salemba Empat.
Jakarta.
Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Novitasari, Budi Tiara. (2019). Balanced Scorecard Dalam Institusi Pendidikan Lanjut .
JURNAL NOMINAL / VOLUME VIII NOMOR 2 / TAHUN 2019
Pramono, Joko. (2014). Analisis Pengukuran Kinerja Smk Negeri 6 Surakarta Dengan
Pendekatan Balanced Scorecard. GEMA, Th. XXVI/48/Februari 2014 - Juli 2014.
https://media.neliti.com/media/publications/61569-ID-analisis-pengukuran-kinerja-
smk-negeri-6.pdf. Diakses pada 09 April 2023. Pukul 12:40 WITA
Pratiwi, Y. T., & Rodhiyah. (2015, Februari). Strategy Map Balanced Scorecard: Sistem
Manajemen untuk Implementasi Strategi Perusahaan (Studi Kasus Pt Erratisa
Purnama). Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 20 No. 1. Retrieved Februari 2015,
from https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/19038/12672
Rahim, Abd. Rahman., & Radjab, Enny, (2017). Manajemen Strategy. Makassar : Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar. E-Book.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5705-Full_Text.pdf. Diakses pada 08 April
2023 Pukul 15:26 WITA
26
R.H.N, I. (2003). Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Publik. Jurusan
Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra.
Http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/,pp.106–122.
Siberia, Antoni & Zahara, Nani Halimah . Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukur Kinerja Pada Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu. Ekombis Review
.https://media.neliti.com/media/publications/43067-ID-implementasi-balanced-
scorecard-sebagai-alat-pengukur-kinerja-pada-rumah-sakit-b.pdf diakses pada 09
April 2023 . Pukul 09:14 WITA
Susetyo, B., & Athiyah, C. U. (2021, Juni). Peta Mutu Pendidikan Madrasah Berdasarkan
Akreditasi Quality Of Madrasah Education Based On Accreditation. Andragogi:
Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Vol. 9, No. 1, Juni 2021.
doi:10.36052/andragogi.v9i1.223
Tasya, & Hartanti, D. (2023, Februari). Usulan Rancangan Strategy Map Berdasarkan
Konsep Balanced Scorecard Sebagai Acuan Strategi Pada Sekolah Tinggi X. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan, 9 (3), 502-516.
doi:https://doi.org/10.5281/zenodo.7633267
Wirawan, A. R., & Achmadi, F. (2018). Desain Aplikasi Balance Scorecard Untuk Sistem
Informasi Manajemen Sebagai Competitive Strategy. Centive-Institut Teknologi Telkom
Purwokerto, 378 – 383.
27
LAMPIRAN
Tabel 1.1 wawancara tentang kepemimpinan di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.
3. Apakah dalam proses recruitment Sampai saat ini MTs Sains Qur’ani
pegawai, sudah memasukkan visi misi Azzakiyah Bandung belum
sebagai hal yang harus dipahami dan menerapkannya.
dilaksanakan?
4. Apakah dalam menyusun struktur, MTs Ya, Yayasan tidak bisa lepas dari rohnya
Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung itu namun yang khas untuk MTs Sains
menggunakan visi misi sebagai Qur’ani Azzakiyah Bandung dalam
pedoman? struktur belum ada. Akan tetapi sudah
akan mengarah ke sana.
8. Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Kalau dialog dengan pendidik dan
Bandung selama ini melakukan dialog tenaga kependidikan belum pernah
dengan anggota terkait pencapaian Berdialog. Namun setiap
target implementasi visi misi? mengagendakan rapat dengan pendidik
dan tenaga kependidikan selalu
dibicarakan.
10 Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Belum tapi pernah melakukan untuk
Bandung memprogramkan kegiatan Yayasan.
studi banding?
11. Apakah MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Kalau untuk mendampingi unit langsung
Bandung memberi bimbingan dan belum ada. Hal itu kami percayakan
pendampingan kepada para anggota pada pelaksana harian dan bidang-
untuk mengimplementasikan visi misi? bidang.
12. Apakah selama ini visi misi menjadi realisasinya belum, tetapi pada dasarnya
sarana pemersatu seluruh anggota MTs nilai-nilainya sudah ada tinggal
Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung? mengasahnya.
13. Adakah kekhasan MTs Sains Qur’ani Untuk kekhasannya itu sendiri ada 6
Azzakiyah Bandung dibandingkan diantaranya : 1. pendidik yang peduli, 2.
dengan yayasan pendidikan Islam Prestasi Akademik yang unggul, 3.
lainnya? Pengembangan Minat dan Bakat, 4.
Pendidikan Karakter, 5. Kepemimpinan,
6. Budaya Positif.
Tabel 1.2 wawancara tentang peran pendidik dan tenaga kependidikan di MTs Sains Qur’ani
Azzakiyah Bandung.
1. Apakah seluruh pendidik dan tenaga Sebagian ada yang sudah dan sebagian
kependidikan di MTs Sains Qur’ani lagi belum, para pelaksana hanya sebatas
Azzakiyah Bandung Sudah memahami pada melaksanakan tugasnya. Kemudian
visi misi yang telah dirumuskan? untuk pemahamannya itu sendiri kurang
maksimal. Dapat dikatakan belum semua
karena belum pernah ada sosialisasi
secara komprehensif.
3. Apakah para pendidik memahami latar Para pendidik cukup memahami latar
belakang para siswa di MTs Sains belakang peserta didik.
Qur’ani Azzakiyah Bandung?
7. Apakah anak didik di MTs Sains Ya, sudah. Dilibatkan seperti untuk bakti
Qur’ani Azzakiyah Bandung sosial, perayaan hari-hari besar Islam.
Dilibatkan dalam kegiatan Dan kegiatan Islami lainnya.
kemasyarakatan di sekitar sekolah?
8. Apakah semua anak didik MTs Sains Belum, masih selalu ada yang terlambat
Qur’ani Azzakiyah Bandung bisa dengan berbagai macam alasan. Hal ini
membangun disiplin diri dengan tidak masih perlu diperbaiki.
terlambat datang ke sekolah?
9. Apakah dalam diri anak didik tumbuh Ada yang sudah, ada yang belum. Dalam
kemandirian untuk mentaati aturan dan hal ini anak-anak mentaati karena takut
norma yang ada? sanksi, takut dimarahi.
Tabel 1.3 wawancara tentang budaya sekolah di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah Bandung.
4. Apakah warga sekolah MTs Sains Sudah, meskipun ada yang masih perlu
Qur’ani Azzakiyah Bandung menyapa pembinaan.
dengan ramah orang-orang yang
dijumpai di sekolah?
5. Apakah warga MTs Sains Qur’ani Ya, untuk hal ini sudah menjadi budaya
Azzakiyah Bandung Senantiasa di MTs Sains Qur’ani Azzakiyah
mengawali setiap kegiatan dengan Bandung.
berdoa?