Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BALANCED SCORECARD
Dosen Pengampu: Linda Hetri Suriyati, SE., M.Ak., Ak., CA

Disusun oleh Kelompok ? :

1. Putri Angellita 210301026

2. Firda Tri Bidandari 210301028

3. Dewi Susianti 210301032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2022/2023

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
rahmat-Nya Kami bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
dalam Mata Kuliah Akuntasi Manajeman yang dibimbing oleh Ibu Linda Hetri Suriyati, SE.,
M.Ak., Ak., CA
Dalam penyusun Makalah ini, Kami tentu saja menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak akhirnya Kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-
baiknya, oleh karena itu melalui kesempatan ini Kami sebagai penyusun mengucapkan
terimakasih sebesarbesarnya kepada berbagai pihak terkait yang telah membantu Kami
menyelesaikan Makalah ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia yaitu Kami sendiri sedangkan
segala sesuatu yang benar datangnya hanya dari Allah SWT, untuk itu Kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat berbagai
kesalahan baik itu dalam penulisan atau tata bahasa, dan kritik beserta saran yang
membangun sangat Kami harapkan guna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada tahap
selanjutnya.

Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi Kami sebagai penyusun umumnya
untuk semua pihak pembaca.

Pekanbaru, 5 Januari 2023

Kelompok ?
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5

A. Definisi Balance Score.....................................................................................................14

B. Empat Perpektif Balance Scored..........................................................................................


C. Keunggulan Blance Scored
D. Balance Scorecard Sebagai Inti Sistem Manajemen Strategik

BAB III PENUTUP................................................................................................................24

A. Kesimpulan......................................................................................................................24

B. Saran................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

a.1. Latar Belakang Masalah


Sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi yang semakin maju
menuntut adanya penggunaan metode yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jaman
teknologi, yang mana metode tersebut bisa digunakan untuk memaksimalkan kinerja
organisasi atau perusahaan terutama dalam pengelolaan sumber daya alam. Hal ini
dikarenakan sumber daya alam yang terbatas dan perlu adanya pemanfaatan secara benar
dan bertanggung jawab. Saat ini metode yang paling mendapat perhatian banyak pihak
dalam hubungannya dengan penyususnan strategi bisnis adalah Balanced Scorecard (BSC).
Termasuk dalam menyusun strategi lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam,
berdasarkan alasan diatas maka dari itu perlu adanya uraian mengenai metode tersebut
dalam makalah ini.

a.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Memberikan penjelasan gambaran umum praktek penggunaan metode BSC dalam
manajemen sumber daya alam dan lingkungan proaktif.
2. Memberikan penjelasan gambaran umum pengelolaan sumber daya alam lingkungan
hidup dalam kerangka manajemen strategis bervisi sustainable development.

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penggunaan metode BSC dalam manajemen sumber daya alam dan
lingkungan proaktif ?
2. Bagaimana pengelolaan sumber daya alam lingkungan hidup dalam kerangka
manajemen strategis bervisi sustainable development ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dan Konsep Balance Scorecard


Balance Scorecard (BSC) adalah suatu system management strategic yang
mengkomunikasikan strategi perusahaan kedalam perspektif finansial dan non-finansial untuk
menyelaraskan kegiatan-kegiatan yang berjalan di perusahaan dengan strateginya. BSC juga
didefinisikan sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungakan
sasaran strategis kepada indikator yang komprehensif. Untuk itu diperjelas juga bahwa
indikator yang digunakan harus merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti lingkungan
organisasi beroperasi.
Kaplan dan Norton (1992) mempublikasikan pertama kali tentang Balance scorecard
(BSC) yang kemudian berkembang pesat, dan sampai akhir ini Kaplan telah melembagakan
BSC dan mempublikasikan hasil pengamatannya setiap tahun. Berbagai publikasi Kaplan dan
Norton yang berkaitan dengan BSC pada dasarnya dimaksudkan untuk membangun
pemahaman dan pengalaman penggunaan BSC. Publikasi ini seperti yang berkaitan dengan
Alligment (2004), Strategy (1996), Strategy Maps (2006) dan sebagai bagian daripada Strategic
Management (2007). Adapun upaya yang dilakukan mereka semakin meyakinkan bahwa
keberadaan daripada BSC lebih daripada sekedar alat ukur, namun menjadi bagian daripada
strategi.
Ucapannya yang mengatakan “What you measure is what you get” menjadi premis dalam
penyusunan ukuran hasil yang diharapkan. Dalam studi yang dilaksanakan oleh Kaplan dan
Norton (1992) terhadap 12 korporasi, didapat sebenarnya bahwa korporasi tersebut telah
mengadopsi scorecard. Kapalan dan Norton melihat ada kelemahan kepada pengukuran kinerja
yang dapat menonjolkan pencapaian tujuan secara terpisah, bahkan cenderung kompetitif yang
pada akhirnya mengakibatkan konflik korporasi. Oleh karena itu dibutuhkan alasan untuk
menggunakan konsep scorecard karena: 1) scorecard menyatukan alat dalam laporan
manajemen yang utuh, kelemahan pandangan terhadap berbagai bidang yang dinilai bersaing:

5
implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara
komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen.
Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk
menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced
scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi
strategik management sistem.
B. Empat Perspektif Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan
strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam 4 perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur). Keempat perspektif ini mendefinisikan strategi
organisasi. Dengan peranan yang dimainkan keempat perspektif ini dalam pengembangan
ukuran kinerja, pengujian perspektif yang lebih detail akan lebih terjamin.
1. Perspektif Keuangan
Perspektif Keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka npendek dan jangka
panjang yang mengacu pada konsekuensi keuangan global dari ketiga perspektif lainnya.
Jadi, tujuan dan ukuran perspektif lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan.
Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis yang merupakan elemen penting bagi
pengembangan tujuan dan ukuran operasional spesifik.
❖ Pertumbuhan Pendapatan
Beberapa kemungkinan tujuan berhubungan dengan pertumbuhan pendapatan,
diantaranya : meningkatkan jumlah produk baru, menciptakan aplikasi baru bagi produk
yang sudah ada, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru, serta pengadopsian
strategi penentuan harga baru. Setelah tujuan operasional diketahui, ukuran kinerja dapat
dirancang, misalnya : persentase pendapatan dari produk baru, persentase pendapatan dari
aplikasi baru, persentase pendapatan dari pelanggan dan segmen pasar baru, serta
profitabilitas produk atau pelanggan.
❖ Penurunan Biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan atau per jalur distribusi adalah contoh
tujuan penurunan biaya. Ukuran yang tepat sudah jelas, yaitu biaya per unit dari obyek
biaya tertentu. Tren dalam ukuran ini akan menyatakan apakah biaya telah berkurang atau
tidak. Untuk tujuan ini, keakuratan pembebanan biaya berperan penting. Perhitungan biaya
berdadarkan aktivitas dapat memainkan peranan pengukuran yang penting, khususnya 6
biaya penjualan dan administrasi, biaya yang biasanya tidak dibebankan pada obyek biaya
seperti pelanggan dan jalur distribusi.
❖ Penggunaan Aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama. Ukuran keuangan seperti laba atas
investasi dan nilai tambah ekonomi digunakan.

2. Perspektif Pelanggan
Perspektif Pelanggan adalah sumber komponen pendapatan dari tujuan keuangan.
Perspektif ini mendefinisikan dan memilih pelanggan dan segmen pasar dimana
perusahaan memutuskan untuk bersaing.
❖ Tujuan dan Ukuran Utama (Core Objective dan Measures)
Tujuan utamanya, yaitu : peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan,
peningkatan pelanggan baru, peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan
profitabilitas pelanggan. Ukuran utamanya yaitu : pangsa pasar (persentase pasar),
persentase pertumbuhan bisnis dari pelanggan yang ada dan persentase pelanggan
yang membeli kembali, jumlah pelanggan baru, tingkat dari survei kepuasan
pelanggan, serta profitabilitas individual dan segmen. Perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas adalah alat kunci dalam penilaian profitabilitas pelanggan. Ukuran ini
penting, karena menekankan pada pentingnya pelanggan yang tepat. Apa bagusnya
memiliki pelanggan jika mereka tidak menguntungkan? Adanya perbedaan antara
fokus pada pelanggan dan obsesi pada pelanggan.
❖ Nilai Pelanggan (Customer Value)
Ukuran-ukuran juga diperlukan untuk mengerakkan penciptaan nilai pelanggan guna
mengerakkan hasil utama. Nilai pelanggan adalah perbedaan antara realisasi dan
pengorbanan, dimana realisasi adalah apa yang pelanggan terima dan pengorbanan
adalah apa yang diserahkan. Realisasi meliputi antara lain : fungsi produk (fitur),
kualitas produk, keandalan pengiriman, waktu respon pengiriman, citra dan reputasi.
Pengorbanan meliputi harga produk, waktu untuk mempelajari penggunaan produk
biaya operasional, biaya pemeliharaan dan biaya pembuangan.
3. Perspektif Proses
Proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang saham. Perspektif
proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelanggan
dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang diperlukan perpspektif ini haus
mendefinisikan rantai nilai proses yang terdiri dari 3 proses, yaitu : proses inovasi, 7
proses operasi dan proses pasca penjualan.
❖ Proses Inovasi
Tujuan dan Ukuran Tujuannya adalah meningkatkan jumlah produk baru,
meningkatkan persentase pendapatan dari produk yang dimiliki dan penurunan waktu
untuk mengembangkan produk baru. Ukuran yang berhubungan adalah produk baru
aktual yang dikembangkan versus produk yang direncanakan, persentase pendapatan
total dari produk baru, persentase pendapatan dari produk yang dimiliki, dan waktu
siklus pengembangan (waktu untuk pasar).
❖ Proses Operasional
Tujuan dan Ukuran Tujuannya yaitu : meningkatkan kualitas proses, meningkatkan
efisiensi proses, dan menurunkan waktu proses. Perbaikan kualitas, efisiensi, dan waktu
proses adalah dasar dari Lean Manufactuing. Oleh sebab itu, proses adalah sumber nilai
untuk pelanggan sehingga memastikan untuk ketiga dimensi ini berjalan dengan baik
merupakan hal yang sangat penting dan kompetitif.
Kualitas dalam sel manufaktur dan arus nilai dan dihitung dengan cara berikut.
Rumus FTT (First time through) :

FTT = (Total unit yang diproses – Ditolak dan dikerjakan ulang)


Total unit yang diproses

Efisiensi siklus manufaktur, ukuran operasional berdasarkan waktu yang lain


menghitung efisiensi siklus manufaktur (MCE) sebagai berikut.

MCE = Waktu pemrosesan


Waktu pemrosesan + Waktu pindah + Waktu inspeksi + Waktu tunggu

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan adalah sumber kemampuan yang
memungkinkan penyelesaian atau pencapaian tujuan tiga perspektif lainnya. Perspektif
ini mempunyai 3 tujuan utama, yaitu : penigkatan kemampuan pegawai, penigkatan
motivasi, pemberdayaan, dan pelibatan pegawai, serta peningkatan kemampuan sistem
informasi.
❖ Kemampuan Karyawan
Pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan karyawan, 8
persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan. Ketika proses baru dibuat,
keahlian baru sering diperlukan. Pelatihan dan perekrutan adalah sumber keahlian baru
dan persentase karyawan yang dibutuhkan di area-area kunci tertentu dengan keahlian
yang diminta menandakan kemampuan organisasi untuk memenuhi tujuan 3 perspektif
lainnya.
❖ Motivasi, Pemberdayaan dan Pelibatan Karyawan
Karyawan seharusnya tidak hanya memiliki ketrampilan yang diperlukan, tetapi juga
memiliki kebebasan, motivasi dan inisiatif untuk menggunakan keahlian tersebut secara
efektif. Jumlah saran per karyawan dan jumlah saran yang dilaksanakan per karyawan
adalah kemungkinan ukuran motivasi dan pemberdayaan. Saran per karyawan
memberikan ukuran tingkat keterlibatan karyawan, sedangkan saran per karyawan yang
diimplementasikan menandakan kualitas partisipasi karyawan. Ukuran ini juga
menandakan apakah saran para karyawan dianggap serius atau tidak.
❖ Kemampuan Sistem Informasi
Peningkatan kemampuan sistem informasi berarti memberikan informasi yang lebih
akurat dan tepat waktu pada karyawan sehingga mereka dapat memperbaiki proses dan
melaksanakan proses baru secara efektif. Ukuran seharusnya memperhatikan
ketersediaan informasi strategis. Contohnya : kemungkinan ukuran meliputi persentase
proses dengan kemampuan memberi balikan secara instan dan persentase karyawan
menghadapi pelanggan dengan akses online ke informasi pelanggan dan produk.

C. Keunggulan Balance Scorecard


Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik
adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik
yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Mulyadi, 2009: 15-19).
a. Komprehensif Balanced Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam
perencanaan strategis, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan,
meluas ke tiga perspektif yang lain, yaitu : pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategic ke
perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut:
1. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
2. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks.
9
b. Koheren
Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun
hubungan sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategis
yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang
ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan
sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tak langsung. Kekoherenan
strategis yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategis memotivasi personel
untuk bertanggungjawab dalam mencari inisiatif strategis yang bermanfaat untuk
menghasilkan kinerja keuangan.
c. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik
penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. Dengan
demikian, nilai keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard adalah
seimbang, di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lainnya.
d. Terukur
Keterukuran sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis
menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem
tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaransasaran strategik yang sulit untuk
diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur.
Namun, dalam pendekatan Balanced Scorecard ketiga perspektif nonkeuangan
tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan
untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan demikian, keterukuran sasaran
strategik pada ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran
strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan
berkesinambungan.
D. Balance Scorecard Sebagai Inti Sistem Manajemen Strategik
Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan nonkeuangan
harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh karyawan pada semua tingkat
organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi itu
diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang masing-masing dinyatakan dalam
bentuk tujuan yang ingin dicapai organisasi. Balanced Scorecard lebih dari sekedar
sistem pengukuran operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard
sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka panjang. 10
Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai
proses manajemen penting, diantaranya:
a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi;
b. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis;
c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan
d. menyelaraskan berbagai inisiatif strategis;
e. Meningkatkan pembelajaran strategis.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balance score card merupakan alat untuk mengukur kinerja suatu organisasi.
Yang di mana balance score card sebagai penyeimbang dalam pengukuran kinerja
seperti financial dengan non financial, jangka pendek dan jangka panjang. Balance
score card mempunyai peran penting terutama dalam strategi suatu organisasi.
Yang di mana visi dan misi suatu organisasi di terjemahkan ke dalam 4 perspektif
yaitu, persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, persepektif proses, persepektif
pelanggan, dan persepektif keuangan. Artinya untuk mencapai visi dan tujuan suatu
organisasi maka keempat persepektif ini harus berhubungan satu dengan yang lain
agar visi dan tujuan suatu organsasi dapat tercapai

12

Anda mungkin juga menyukai