Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan

MAKALAH
APLIKASI BALANCED SCORECARD
DALAM RUMAH SAKIT

Dosen

Prof. Starry H. Rampengan Sp.JP (K),MARS

Dr.dr. Wulan Pingkan Julia Kaunang,M.Kes,DK

Dr. Grace Esther C. Korompis, MHSM,DrPH

Disusun Oleh

Aprilia Friska Tumiwa

222021110049

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PASCASARJANA

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2022

1
KATA PENGANTAR

Karena rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Aplikasi Balance Scorecard Dalam Rumah Sakit” ini, makalah ini

dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada

semester 1.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna demi menambah wawasan dan

pengetahuan kita. Semoga makalah sederhana yang telah disusun ini dapat berguna baik bagi

kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat

kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam

makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di

masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang

membangun.

Manado, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Pengukuran Kinerja.......................................................................................... 6
B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja ................................................................................... 6
C. Kelemahan Pengukuran Kinerja......................................................................................... 7
D. Pengertian Balanced Scorecard ........................................................................................... 7
E. Manfaat Balanced Scorecard ............................................................................................... 8
D. Kriteria Balance Scorecard .................................................................................................. 8
F. Langkah - Langkah Balanced Scorecard............................................................................ 8
G. Empat Perspektif Balanced Scorecard............................................................................ 9
H. Implementasi Balanced Scorecard ................................................................................ 11
I. Keunggulan Balance ScoreCard ........................................................................................ 12
BAB III................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia bisnis yang kompetitif telah menyebabkan banyak perubahan dalam
persaingan, produksi, pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan banyak lagi.
Persaingan dari seluruh dunia sangat ketat, dan ini menyebabkan keuntungan
menyusut bagi perusahaan yang mencoba bersaing di tingkat kelas dunia. Hanya
perusahaan yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen, menghasilkan produk
berkualitas, dan hemat biaya di tingkat dunia yang dapat berhasil.
Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan
dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini memaksa manajemen
untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun mencari strategi-strategi baru
yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan
tingkat dunia. Oleh karena itu perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji
ulang prinsip - prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuh
dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi
masyarakat.
Untuk bersaing di pasar global, penting untuk fokus pada kualitas di semua
aspek bisnis Anda. Ini termasuk memastikan produk Anda berkualitas tinggi, bahwa
harga Anda adil, bahwa layanan Anda dapat dinikmati tepat waktu, dan bahwa produk
Anda terlihat bagus dan enak dipandang. Dengan demikian, persaingan bisnis yang
semakin ketat mendorong manajemen untuk lebih memperhatikan setidaknya dua hal
penting, yaitu “keunggulan” dan “nilai”.
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting
dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan,
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem
imbalan dalam perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun
reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja
perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

4
Balanced Scorecard adalah alat manajemen yang dapat membantu manajer
memantau kemajuan mereka dan meningkatkan kinerja mereka. Balanced Scorecard
bukan hanya alat untuk mengukur kinerja perusahaan; itu adalah alat yang ampuh
untuk menerapkan transformasi strategis total di semua tingkatan dalam sebuah
organisasi. Sebuah perusahaan dapat mengelola bisnisnya dengan lebih baik dengan
menggunakan pengukuran kinerja komprehensif yang mengukur ukuran kinerja
keuangan dan non-keuangan.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perspektif Kinerja dalam BSC ?
2) Bagaimana Startegi Map Dalam Pencapaian Tujuan ?

C. Tujuan
1) Untuk Mengetahui Perspektif Kinerja dalam BSC.
2) Untuk Mengetahui Startegi Map Dalam Pencapaian Tujuan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran Kinerja


Pengertian penilaian kinerja atau Balance Scorecard (pengukuran kinerja)
menurut Mulyadi (2007: 419) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dibutuhkan
suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain
sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan
kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja


Menurut Robert & Anthony (2001: 52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja
adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan system
pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar :
1) Menentukan strategi
Agar suatu organisasi berhasil, tujuan dan sasarannya harus jelas. Strategi
harus dibuat di tingkat organisasi terlebih dahulu, dan kemudian disesuaikan
dengan fungsi individu.
2) Menentukan pengukuran strategi
Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh
anggota organisasi. Organisasi tersebut harus focus pada beberapa pengukuran
kritikal saja. Sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan pengukuran
indikator kinerja yang tidak perlu.
3) Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun
informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya
manusia perusahaan.
4) Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah
masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.

6
Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi
strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil actual dengan sasaran dan tujuan
strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam
penempatan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan
realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.

C. Kelemahan Pengukuran Kinerja


Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 75) menyatakan bahwa kelemahan -
kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan yaitu :
1) Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible
Assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.
2) Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu
perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang
lebih baik.

D. Pengertian Balanced Scorecard


Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih
tepat dinamakan " Strategic Based Responsibility Accounting System ” yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok
ukur kinerja perusahaan tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu
balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor
yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan
datang, sedangkan Balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur
kinerja seseorang atau organisasi diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern
(Mulyadi, 2005).
Balanced Scorecard merupakan suatu system management strategi yang
menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak
ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu :
Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Usaha Internal dan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

7
E. Manfaat Balanced Scorecard
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000:
122) adalah sebagai berikut :
1) Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2) Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh)
3) Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur
demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
D. Kriteria Balance Scorecard
Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver).
2) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab
akibat (cause and effect relationship).
3) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan
kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus
berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.
F. Langkah - Langkah Balanced Scorecard
Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru.
Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan
peristiwa jangka pendek. Kempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996)
antara lain :
1) Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
U Untuk menentukan ukuran kinerja untuk suatu organisasi, visinya
dijelaskan dalam hal tujuan dan sasarannya. Visi adalah gambaran kondisi
masa depan yang diharapkan perusahaan akan alami. Tujuan adalah bagian
penting dalam menciptakan strategi untuk mencapainya. Dalam proses
perencanaan strategis, tujuan dikembangkan dan tujuan khusus dibuat
dengan ukuran keberhasilan.

8
Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada
tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang
menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan
untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
2) Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
rencana bisnis.
Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan
rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting
untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang
perusahaan secara menyeluruh.
3) Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada
perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan,
maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek. 1
G. Empat Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi
dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced
Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin
dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan
dimonitor secara berkelanjutan.
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard memiliki empat
perspektif, antara lain :
1) Perspektif Keuangan ( financial perspective )
Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti
laba bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut
secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan /
profit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk
menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk

9
perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat
mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang
berhubungan dengan dana.
Tolok ukur keuangan yang didesign dengan baik dapat memberikan
gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur
keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan
kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non keuangan juga
tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line).
Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja
yang multiple, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan
kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2) Perspektif Pelanggan ( customer perspective )
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi
memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan
harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan
insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan
pelanggan. Bill Mariot mengatakan "Take care of your employee and they
take care of your customer”. Perhatikan karyawan anda dan mereka akan
memperhatikan pelanggan anda. Perusahaan umumya menggunakan tolok
ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan
yaitu :
a) Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
b) Retensi pelanggan (customer retention)
c) Pangsa Pasar (market share)
d) Pelanggan yang profitable
3) Perspektif proses usaha internal (internal business process
perspective)
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi.
Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang
terbaik untuk proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah
kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan
manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan
jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu
10
yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi
problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang
diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat
memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang
banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang-barang yang diminati
tersedia ditangan.
Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi
tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk
menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah
membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah
total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan
pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat
berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera
mungkin.
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth
infrastructure perspective)
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
berfokus pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk
mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai
kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan
produktivitas karyawan. Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral
karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu,
kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat
mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain
karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.

H. Implementasi Balanced Scorecard


Organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan Balanced Sorecard
sebagai satu set ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan kebutuhan
untuk mengukur semua bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi.
Pendekatan yang paling luas dikenal sebagai pengukuran kinerja. Balanced Scorecard
sekarang banyak digunakan sebagai untuk pengembangan strategi dan sebagai alat
eksekusi yang dikembangkan dalam lingkungan operasional. Balanced Scorecard
menerjemahkan visi dan misi serta strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran

11
kinerja yang dimengerti (indikator), sehingga strategi dapat dipahami,
dikomunikasikan dan diukur, dengan demikian, berfungsi untuk semua kegiatan.
Selain itu, indikator memungkinkan pemantauan tingkat akurasi pelaksanaan
strategi (Kaplan & Norton, 1996). Balanced Scorecad telah banyak diterapkan sebagai
alat ukur kinerja baik dalam bisnis manufaktur dan jasa. Penerapannya adalah dengan
berfokus pada empat perspektif Balanced Scorecard. Pembahasan mengenai
pengukuran kinerjadengan menggunakan Balanced Scorecard lebih sering dilakukan
dalam konteks penerapannya pada perusahaan atau organisasi yang bertujuan mencari
laba (profit-seeking organisations).
Jarang sekali ada pembahasan mengenai penerapan Balanced Scorecard pada
organisasi nirlaba (not-for-profit organisations) atau organisasi dengan karakteristik
khusus seperti koperasi, yang ditandai relational contracting, yakni saat owner dan
consumer adalah orang yang sama, serta di mana mutual benefit anggota menjadi
prioritasnya yang utama (Merchant, 1998). Pada organisasi-organisasi semacam ini,
keberhasilan haruslah lebih didasarkan pada kesuksesan pencapaian misi secara luas
daripada sekedar perolehan keuntungan.
Pengukuran aspek keuangan ternyata tidak mampu menangkap aktivitas-
aktivitas yang menciptakan nilai (value-creating activities) dari aktiva-aktiva tidak
berwujud seperti :
1) Keterampilan, kompetensi, dan motivasi para pegawai
2) Database dan teknologi informasi
3) Proses operasi yang efisien dan responsif
4) Inovasi dalam produk dan jasa
5) Hubungan dan kesetiaan pelanggan
6) Adanya dukungan politis, peraturan perundang-undangan, dan dari masyarakat
(Kaplan dan Norton, 2000)
Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang.
I. Keunggulan Balance ScoreCard
1. Komprehensif
Sebelum konsep balanced scorecard lahir, perusahaan beranggapan bahwa
perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja
perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil di terpakan, para eksekutif

12
perusahaan baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya merupakan
hasil dari 3 perspektif lainnya yaitu customer, proses bisnis, dan pembelajaran
pertumbuhan. Pengukuran yang lebih holistic, luas dan menyeluruh
(komprehensif) ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih
strategi korporat dan memampukan perusahaan untuk memasuki arena bisnis yang
kompleks.
2. Koheran
Didalam balanced scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat
(causal relationship), setiap perspektif (keuangan, customer, proses bisnis dan
pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai satu sasaran strategic yang mungkin
jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran strategik adalah keadaan atau
suatu kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan dating yang merupakan
penjabaran dari tujuan perusahaan.
Sasaran strategik untuk setiap prespektif harus dapat dijelaskan hubungan sebab
akibatnya, sebagai contoh pertumbuhan return on investmen (ROI) di tentukan
oleh meningkatnya kualitas pelayanan pada customer, pelayanan pada customer
bisa di tingkatkan karena perusahaan menerapkan teknologi informasi yang tepat
guna., dan keberhasilan penerapan teknologi informasi di dukung oleh kompetensi
dan komitmen dari karyawan.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4 perspektif meliputi
jangka pendek dan Panjang yang berfokus pada factor internal dan eksternal.
Keseimbangan dalam balanced scorecard juga tercemin dengan selarasnya
scorecard personal staff dengan scorecard perusahaan sehingga setiap personal
yang ada di dalam perusahaan bertanggung jawab untuk memajukan perusahaan.
4. Terukur
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan
bahwa ‘if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can
achieve it’. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada perspektif customer,
proses bisnis intern serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan
balanced scorecard dapat dikelolah sehingga dapat diwujudkan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memasukkan BSC ke dalam berbagai organisasi Profit dan non- Profit
memerlukan penyesuaian signifikan terhadap pelaksanaan misi dan prioritas, seperti
aspek keuangan peningkatan kualitas hidup karyawan. BSC adalah metode yang dapat
digunakan untuk membantu bisnis yang tidak memiliki sumber daya keuangan untuk
melakukannya, tetapi mempertimbangkan keberlanjutan organisasi keuangan, yang
akan memungkinkan bisnis tumbuh lebih cepat..
Untuk menerjemahkan prinsip BSC kedalam indikator pengelolaan sumber
daya alam lingkungan perlu dilakukan secara hati-hati agar benar-benar mampu
terintegrasi dengan aktifitas bisnis organisasi tersebut. Hal ini terkait dengan jaringan
infrastruktur informasi yang ada dan kuat tidaknya budaya yang melekat dalam
organisasi tersebut. Secara umum, penentuan indikator penerapan BSC dalam
pengelolaan sumber daya alam akan tergantung pada :
1) Misi spesifik masing-masing aktor ekonomi masyarakat dan jalinan kuat
antar misi tersebut berbentuk visi dan nilai bersama (sustainable
development dan cita-cita bersama)
2) Perlu dilakukan berjenjang dan bertahap untuk mewujudkannya agar
efektif
3) Motivasi mewujudkan visi bersama dan tujuan bersama agar sinergi dan
optimalisasi misi masing-masing dapat tercapai dengan cara insentif dari
pihak regulator atau dorongan faktor eksternal untuk mewujudkan visi
tersebut.

B. Saran
Saran akhir yang dapat disampaikan adalah pengembangan BSC sendiri perlu
dilakukan penyesuaian dengan kondisi organisasi perusahaan ini dilakukan agar
penerapan BSC dapat berjalan dengan lancar agar dapat menghasilkan keuntungan
perusahaan tidak hanya untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka panjang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan Robert S. And David P. Norton, 2000, BalancedScorecard Menerapkan


Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan, Jakarta, Erlangga.

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 3,


Jakarta, Salemba Empat. Mulyadi dan Johny Setyawan, 2001,

Mulyadi, 2005, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 5,


Jakarta, Salemba Empat. Mulyadi dan Johny Setyawan, 2005,

Supranto, 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Meningkatkan


Pangsa Pasar, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Sutrisno, 2005, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

Kaplan , R,S dan Norton , David P 1996 Translating Strategi into Action The
Balanced Scorecard. Boston : Harvard Business School Press

K. A. Merchant. 1998. Modern Management Control Systemns : Text and Cases


(Upper Saddle River , NJ: Prentice Hall.

Mulyadi. 2007 Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk


Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan Edisi Pertama. Salemba Empat , Jakarta.

Anthony , Robert N. John Dearden dan Norton M. Bedford. 1998. Sistem


Pengendalian Manajemen. Edisi Keenam, Seri Bahasa Indonesia, Jakarta : Binarupa Aksara

15

Anda mungkin juga menyukai