Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADMINITRASI BISNIS BERBASIS


BALANCED SCORECARD

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

Elizita ximenes 2203020122

Anastasya Yunita Atulolon 2203020143

Fitri siwi 2203020149

Usnatun Niayah 2203020151

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar Ilmu
Adminitrasi Bisnis. Makalah ini membahas tentang “Adminitrasi Bisnis Berbasis
Balanced Scorecard”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai kendala,
hambatan, dan tantangan tetapi dengan kerja keras dan penyertaan dari Tuhan
yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semua itu
tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang berada
di sekeliling kami. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa dan semua pihak yang telah
membantu kami dalm menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu kritik, saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
untuk memperbaiki kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

Kupang 22 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULAN................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 DEFINISI BALANCE SCORECARD (BSC).......................................................2
2.2 PERAN DAN HUBUNGAN BALANCE SCORECARD DENGAN ILMU
ADMNISTRASI BISNIS...............................................................................................3
2.3 STRATEGI BISNIS PENDEKATAN BALANCED SCORECARD...................3
2.4 KERANGKA BALANCED SCORECARD (BSC)..............................................5
2.5 BENTUK, KARAKTERISTIK, DAN MEKANISME BALANCED
SCORECARD.................................................................................................................7
2.6 KONSEP STRATEGI BALANCED SCORECARD.........................................7
BAB 3..............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................12
3.2 SARAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG


Balanced scorecard pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1990-an
oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business school) dan David Norton.
Pemunculan BSC dilatarbelakangi oleh kondisi persingan pasar yang semakin
kompleks. Dengan adanya tekanan globalisasi yang membuka pintu
perdagangan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk berkompetensi didalam
negeri, informasi finansial (sistem tradisional) menjadi tidak cukup untuk
memampukan perusahaan menghadapi persaingan yang ada. Saat ini
perusahaan juga membutuhkan informasi non-finansial untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan serta memfasilitasi evaluasi dan kontril
terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Selain itu permasalahan yang ditemui perusahaan adalah tidak
terimplementasinya strategi yang ditetapkan dalam kegiatan operasional
perusahaan sehari-hari. Hal ini menjadi penghambat kinerja perusahaaan
karena untuk bertahan dan bertumbuh dibutuhkan aligment dan fokus antara
strategi yang dijalankan perusahaan dengan kegiatan sehari-hari.
Perusahaan-perusahaan berlomba melakukan penciptaan nilai melalui
berbagai diversifikasi produk yang tak terhitung variannya. Kemungkinan
bagi perusahaan untuk menciptakan nilai di masa-masa mendatang telah
bergeser dari pengelolaan aktiva berwujud ke pengelolaan berbagai strategi
berbasis pengetahuan dengan menggali aktiva tak terwujud perusahaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Definisi Balance Scorecard
2. Jelaskan Peran Dan Hubungan Balance Scorecard Dengan Ilmu
Administrasi Bisnis
3. Jelaskan Strategi Bisnis Pendekatan Balance Scorecard
4. Jelaskan Kerangka Balance Scorecard
5. Jelaskan Bentuk, Karakteristik, Dan Mekanisme Balance Scorecard
6. Jelaskan Konsep Strategi Balance Scorecar

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI BALANCE SCORECARD (BSC)


Balanced scorecard merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk
mendukung perwujudan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan
menekankan pada empat kajian yaitu prespektif keuangan (financial),
pelanggan (customer), bisnis internal (internal business), serta
pembelanjaaan dan pertumbuhan (learning and growth) dengan target
bersifat jangka panjang.

Balanced scorecord terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balance) kartu skor adalah yang digunakan untuk mencatat
hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu kata berimbang
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/individu diukur
secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan nonkeuanagan, jangka
pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal.

Adapun fungsi dari balance scorecard yaitu:

a. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah
tercapai.

b. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perushaan.

c. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis

d. Alat analisis efektivitaf startegis yang telah digunakan

e.memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki

f. sebagai alat keyperformens indikator perusahaan

g. sebagai feedback terhadap stakeholders perusahaan

h. sebagai alat komunikasi, informasi, dan nsistem analisis pembelajaran


perusaaan.

2
2.2 PERAN DAN HUBUNGAN BALANCE SCORECARD DENGAN ILMU
ADMNISTRASI BISNIS
Balance scorecard dalam mendukung administrasi bisnis diharapkan
mampu mendukung terwujudnya sistem penguatan pada administrasi bisnis
secara lebih sistematik dan berdaya tahan kuat dari setiap perubahan kondisi
pasar. Termaksud mampu mendeteksi disetiap kelemahan yang terjadi dan
juga bisa memperbaikinya dengan pendekatannya konsep balance scorecard

2.3 STRATEGI BISNIS PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

Dalam konsep balanced Scorecard ada empat yaitu:


 Perspektif keuangan (financial perspective)
Financial perspective atau perspektif keuangan ini berkaitan dengan
pemasukan dan pengeluaran perusahaan karena perusahaan harus bisa
mengelola keuangan dengan baik supaya keuangannya terus stabil.
Misalnya biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan yang harus
selalu stabil dan tersedia.
 Perspektif pelanggan (customer perspective)
Perspektif pelanggan berkaitan dengan cara perusahaan melayani
pelanggannya. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan
secara layak dan maksimal supaya mereka merasa puas atas pelayanan
yang lebih bagus.
 Bisnis internal (internal business)
Dalam bisnis internal perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan
sinergi dari setiap unit kerja. Perusahaan biasanya mengembangkan
tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan
tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan
 Pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth)
Faktor utama yang mendukung jalanya perusahaan selain modal yaitu
para karyawannya. Karena tanpa karyawan perusahaan tidak bisa
mencapai target yang maksimal. Tanpa adanya karyawan, proses
pertumbuhaan dan perkembangan perusahaan juga bisa menghadapi
banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam
perspektif keuangan dan pelanggan.

3
Posisi empat kajian tersebut selayaknya dihubungkan dengan keadaan
pasar yang terjadi. Sebelum revolusi industri, kemeja pria di buat satu demi
satu dengan proses kerajinan tangan, atas dasar nonstandar. Tapi pada abad
industri dan teknologi komputer saat ini semuannya menjadi berbeda
dimana produksi masal menjadi pilihan paling efektif dan efesien. Dampak
tenaga keja yang dipakai hanya memiliki kealian saja, sedangkan dengan
kemampuan skil yang rendah akan terpinggirkan. Dengan kata lain angka
pengangguran yang terbanyak adalah angkatan kerja yang pemahaman
teknologinya rendah.

Kondisi seperti ini memng secara keuangan ini di anggap lebih irit dan
pelangan merasa lebih terpuaskan karena kemampuan kerja mesin dianggap
lebih terkontrol dengan detil. Secara pendekatan internal perusahaan juga
diajak, untuk memahami kemajuan teknologi dengan lebuh cepat dan
adaptif, karena jika tidak maka perusahaan tersebut akan menjadi tertinggal
dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Konsep balanced Scorecard menjadi tidak ada gunanya jika tidak di


coba dalam tataran aplikasi manajemen strategi. Namun untuk diingat
bahwa pengaplikasian tersebut menjadi lebih tepat saat konsep balanced
Scorecard di sesuaikan dengan bentuk dan budaya perusahaan yang
bersangkutan. Berdasarkan penelitian bahwa salah satu kegagalan aplikasi
konsep balanced Scorecard adalah ketika seseorang manejer tidak
memahami buadaya berlaku di perusahaan tersebut. Seperti kata
pepatah"manejer yang sukses adalah manajer yang paling cepat adaptasi
dengan budaya perusahaan."Dengan kata lain manajer yang gagal adalah
manajer yang tidak memahami setiap pergerakan perubahan budaya di
sebuah perusahaan .

Ada hal penting yang harus di ingat oleh seorang manajer adalah
penerapan BSC yang bersifat seimbang di harapkan mampu menghindari
terjadinya over managed atau pengelolaan yang berlebihan pada aspek.
Finacial dan menghidar dari sisi learning and growth. BSC adalah
pergerakan keseimbangan yang menyatu untuk mendorong terwujudkan
Visi dan misi perusahaan secara proses berkelanjutan. Jika mendorong pada

4
sisi finansial saja maka itu bersifat jangka pendek dan berlawanan dengan
konsep strategis dari BSC itu sendiri.

Sebuah visi dan misi yang mendungkung perwujudan manajemen


strategis adalah mendukung secara bersama-sama bergeraknya empat sisi
dari BSC itu sendiri . menurut Gaffar (1994) visi adalah daya pandang yang
jauh mendalam dan meluas yang merupakan daya pikir abstrak, memiliki
kekuatan yang dasyat dan dapat menorobos batas-batas visik, waktu dan
tempat.

Salah satu kesuksesan BSC pada saat unit-unit bisnis tersebut bekerja
secara penuh tanggung jawab dan memahami bagaimana mendorong
terwujudnya visi dan misi perusahaan lebih tegasnya unit-unit bisnis
memiliki peran bisa dalam mewujudkan desentralisasi pekerjaan secara baik
dan benar .

Dalam banyak dunia usaha, desentralisasi merupakan kunci utamnya.


Artinya, ras tanggung jawab diberikan ketingkat yang lebih rendah dalam
organisasi dan dalam proses disentralisai diciptakan pekerjaan yang lebih
menantang bagi karysawan yang tingkat lebih rendah.

2.4 KERANGKA BALANCED SCORECARD (BSC)


Secara umum ada empat perspektif balanced Scorecard yaitu finacial,
customer,internal business processes , dan learning and growth. Dan
keempat bidang tersebut merupakan standar perspektif yang dikemukakan
oleh Kaplan dan Norton sebagai pihak penggagas utama konsep BSC
tersebut;
a. Perspektif finacial
BSC dibangun dari studi pengukuran kinerja di sektor bisnis, sehingga
yang dimaksud perspektif finacial di sini adalah terkait dengan finacial
sustainabililty.
b.Perspektif customer
Perspektif customer adalah perspektif yang pada pelanggan karena
merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi. Dengan kata
lain, organisasi harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh
pelanggan .

5
c. Perspektif internal business process
Prespektif internal business process adalah serangkaian aktivitas
yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan. Perspektif ini menjelaskan proses bisnis
yang dikelola untuk memberikan layanan dan nilai nilai kepada
stakeholder dan customer.

d.Perspektif learning dan growth


Perspektif learning dan growth adalah perspektif yang
menggambarkan kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan
perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi.
Kesinambungan suatu organisasi dalam jangka panjang sangat
bergantung pada perspektif ini. Keempat bidang tersebut bekerja sebagai
kerangka dalam memperkuat terwujudnya visi dan misi perusahaan.

Dalam konteks ini BSC memegang adil untuk menciptakan


sinergisitas dalam pembentukan proses manajemen. Ini sebagaimana
dikatakan oleh Kaplan dan Norton bahwa "perusahaan menggunakan
fokus pengukur scorecard untuk menghasilkan berbagai proses
menajemen penting:

1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi


2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis
3. Merencanakan,menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Dalam konteks pembiakan atau perubahan yang di lakukan secara


berkelanjutan yang di mulai dari kantor pusat hingga kantor kas adalah tidak bisa
dipungkiri jika pimpinan memiliki peran penting untuk melakukannya. Perubahan
yang paling cepat adalah jika dilakukan secara top down, namun masukan atau
saran saran yang bersifat aspiratif datang dari button up. Dan setiap masukan atau
saran saran tersebut kemudian di kaji serta dianalisis oleh pimpinan perusahaan
untuk dan disusun secara pendekatan skala prioritas.

6
2.5 BENTUK, KARAKTERISTIK, DAN MEKANISME BALANCED
SCORECARD

Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita memahami bentuk,
karakteristik, dan mekanisme balanced scorecard. Menurut Bambang
Sudibyo 30) "Sifat-sifat dan deskripsi berikut ini menggambarkan bentuk,
karakteristik, dan mekanisme BSC secara singkat:

a. Instrumen pengukuran kinerja manajemen yang multi-dimensional.


b. Akomodatif terhadap kepentingan banyak kelompok stakeholders.
c. Berorientasi pada implementasi misi dan strategi.
d. Management by objectives (MBO).
e. Operasional-konkrit
f. Seimbang (balanced)
g. Hubungan sebab-akibat.
h. Memberikan lagging dan leading investors kinerja sukses.
i. Sistem manajemen era informasi.
j. Top-down dan Bottom-up.
k. Strategic business unit (SBU) based.

Yang paling penting untuk disadari adalah bahwa penerapan BSC seperti
dikatakan Creelman (1996), bukanlah sekedar menerapkan suatu instrument
pengukuran baru, karena penerapan BSC mensyaratkan adanya pergeseran cara
berpikir yang fundamental dalam pengelolaan bisnis

2.6 KONSEP STRATEGI BALANCED SCORECARD


Pada bagian atas telah dijelaskan secara singkat kerangka BSC dalam
mewujudkan visi dan misi perusahaan. Secara strategi BSC berfungsi dalam
membangun kesatuan kerja di lingkungan perusahaan. Secara lebih detil
dapat kita jelaskan di bawah ini.
Kinerja keuangan (financial performance) sering mengalami kondisi yang
fluktuatif dan kondisi fluktuatif tersebut terjadi sangat mungkin disebabkan
oleh ketiga faktor lainnya dalam BSC itu sendiri. Kinerja keuangan akan
mengalami penurunan jika penjualan mengalami penurunan. Penurunan
penjuakan terjadi karena salah satunya pihak konsumen merasa kecewa atau
tidak terpuaskan terhadap produk yang dipakainya. Secara realita setiap

7
konsumen menginginkan kepuasan, dan kepuasan konsumen (consumers
satisfaction) hanya dapat diperoleh jika produsen mampu melakukan
identifikasi pada setiap segmentasi produk yang dituju secara akurat.
Memang konsep Balanced Scorecard tidak layak jika hanya dilihat secara
keuangan saja. Ini sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi bahwa, “Konsep
Balanced Scorecard yang diciptakan untuk memperluas ukuran kinerja di
perspektif keuangan rupanya belum berhasil mengubah secara radikal
system pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban.”
Kepuasan konsumen tersebut dipengaruhi oleh kualitas kinerja internal
perusahaan dalam mengembangkan produk yang memiliki nilai kompetitif
di pasar. Research and development (R & D) bertugas dalam melakukan
penelitian dan pengembangan produk secara berkelanjutan. Sebuah produk
memilki nilai rendah di mata konsumen jika ada sisi cacat, dan begitu pula
sebaliknya. Saat ini bisnis harus mampu memenuhi tuntutan keinginan
konsumen. Ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi yaitu, “Karena
pemangku kepentingan kunci dalam bisnis modern adalah costumer,
sehingga seluruh perhatian, pemikiran, dan usaha personal diarahkan untuk
memenangkan pilihan customer”.
Untuk mencipkan produk yang berkualitas maksimal harus didukung oleh
pembentukan manajemen kinerja yang baik. Artinya para karyawan harus
diberikan pelatihan dan pengembangan (Learning and growth). Contohnya
bagi para karyawan yang bekerja pada perusahaan bidang furniture
diberikan pelatihan tentang bagaimana mendesain, memilih, meniali, dan
lain-lainnya tentang furniture beserta berbagai ruang lingkupnya.
Ini sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi bahwa, “Dalam manajemen
modern kinerja personal (Manajer dan karyawan) tidak hanya cukup diukur,
namun perlu dikeloladirencanakan secara strategik, diukur dan dinilai, serta
diberi penghargaan berbasis kinerja.”
Pada saat kualitas telah tercapai sesuai keinginan konsumen maka
penjulana akan terjadi peningkatan. Peningkatan penjualan ini akan mampu
mendorong peningkatan dalam perolehan laba perusahaan. Artinya kinerja
keuangan terjadi peningkatan, lebih jauh peningkatan kinerja keuangan akan
mampu memberi kepuasan kepada dewan komisaris yaitu peningkatan pada
perolehan deviden.

8
Para stakeholders adalah mereka yang berkepentingan terhadap suatu
organisasi, karena itu para stakeholders memerlukan informasi yang
maksimal. Dengan perolehan informasi tersebut diharapkan para
stakeholders tersebut akan memiliki banyak dasar dalam setiap pengambilan
keputusan. Salah satu kelemahan dalam pengambilan keputusan karena
perolehan informasi yang tidak maksimal. Contoh pada saat perusahaan
akan menciptakan produk baru (New Product), tentu didahului oleh dengan
tindakan melakukan riset pasar. Kebijakan riset dilakukan atas dasar agar
penciptaan produk tersebut sesuai dengan harapan konsumen. Namun
ternyata hasil perolehan riset tidak memberi dampak pada kenaikan
penjualan produk di pasar, tentu ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan
oleh lemahnya riset pasar yang dilakukan, terutama penggunaan metodologi
riset yang tidak sesuai atau dengan kata lain bias yang dihasilkan adalah
terlalu besar.
Para manajer baik mereka yang berada di posisi top dan middle
management menginginkan informasi yang paling realistis dari kondisi
bisnis yang berlaku saat ini. Karena mereka adalah termasuk para pengguna
laporan bisnis yang lebih jauh akan mampu mendukung proses pengambilan
keputusan mereka. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton36),
bahwa “Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna yang terus berubah,
system pelaporan bisnis harus:
 Menyediakan lebih banyak informasi tentang rencana, peluang, resiko,
dan ketidakpastian.
 Lebih memfokuskan diri kepada berbagai faktor yang menciptakan nilai
jangka panjang, termasuk ukuran financial yang member petunjuk
tentang kinerja berbagai proses bisnis penting perusahaan.
 Menyelesaikan dengan lebih baik informasi yang dilaporkan kepada
pihak eksternal dengan informasi pihak internal kepada manajemen
tingkat atas untuk mengelola perusahaan.

Pada saat suatu perusahaan berencana menerapkan konsep strategi dalam


menjalankan suatu perusahaan maka artinya perusahaan tersebut harus melakukan
evaluasi terlebih dahulu terhadap konsep manajemen yang dijalankan selama ini.
Strategi bersifat jangka panjang dan taktik adalah bersifat jangka pendek,

9
sehingga jika kita melihat perspektif karyawan datang terlambat serta
kemampuannya dalam menghasilkan produk baru (new product). Yaitu apakah
produk tersebut bersifat untuk mengejar kebutuhan jangka pendek atau jangka
panjang. Sementara itu kita mengetahui konsep BSC merupakan konsep yang
bersifat jangka panjang.

Kajian dan analisis secara umum akan menghasilkan rekomendasi secara


umum (general recommendation), dan kajian serta analisissecara komplek akan
menghasilkan rekomendasi secara kompleks. Seorang pimpinan harus melihat
hard measurement and soft measurement sebagai satu kesatuan yang utuh,artinya
itu bisa dikaji secara terpisah namun kedua-duanya pada prinsipnya saling
memiliki keterkaitan, dan bisa saling mempengaruhi.

Dengan menempatkan analisis dari segi non keuangan, maka diharapakan


pimpinan dapat mengetahui dimana sebab timbulnya masalah penurunan kinerja
perusahaan. Sehingga dengan begitu pimpinan bisa melakukan pengubahan
budaya kerja yang selama ini dianggap tidak mampu memberi dampat pada
peningkatan kerja perusahaan.

Beberapa ahli pakar manajemen telah mengemukakan budaya (culture)


yang berlaku disuatu organisasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja organisasi tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Lusch dan Hurvey
(1994), peningkatan kinerja organisional dapat dipengaruhi oleh aktiva tidak
berwujud amtara lain: kultur organisasional, hubungan dengan pelanggan
(customer reletionshsip) dan citra perusahaan (brand equity).

Globalisasi dilihat sebagai bentuk pencarian masyarakat dunia yang


bergerak keseluruh dunia menuju kemajuan dengan pergerakan tanpa batas
(bonder less world). Seorang pebisnis dari afrika selatan bisa dengan mudah
melakukan investasi ke negara Asia karena sarana transportasi dan kelengkapan
dalam bidang teknologi informasi (information technology) yang dimilikinya.
Atau ia bisa berspekulasi dalam mata uang dolar singapura dengan
mengkonversikan dengan mata uang lain serta mengambil selisih keuntungan
untuk kemudian dipakai sebagai modal investasinya.

Sebuah perusahaan lokal dengan memanfaatkan jaringan internet bisa


dengan cepat memperluas pasar penjualanya jika ia mampu memahami apa yang

10
diinginkan oleh konsumen diberbagai negara. Sebuah produk yang lahir pada saat
ini bukan hanya membidik untum disukai oleh customer domestik saja, namun
juga bagaimana membuat customer asing melirik atau menyukai produk tersebut.

Pemimpin bisnis untuk saat ini adalah mereka yang memiliki pandangan
multidimensional dan mampu melahirkan keputusan yang bisa diterima dan
dipakai secara multidimensional.

Bertitik tolak dari pendapat diatas seorang pimpinan disebuah perusahaan


jika ia berkeinginan menerapkan konsep balanced scorecard sebagai salah satu
alat pendukung analisis maka dimensi konsep balanced scorecard juga harus
dilihat dari sudut prespektif global. Dengam tujuan konsep balanced scorecard
yang disusun tersebut memilliki kemampuan adaptasi secara global, sehingga
risiko kegagalan dalam aplikasih dapat dihindari.

Dan jika kita melihat pada ide dan keinginan dari dikembangkannya konsel
balanced scorecard jelas bahwa ink mengarah pada perbaikan yang
berkesinambungan. Artinya konsep balanced scorecard memang disiapkan untuk
membuat perusahaan siap masuk ke pasar internasional. Dengan begitu
menerapkan konsep balanced scorecard tidak bisa dilakukan secara setengah-
setengah. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Birchar, bahwa:

Penerapan BSC tidak bisa setengah -setengah, melainkan harus all out
David Norton, partner Bob Kaplan dalam penciptaan konsep BSC, juga
memperingatkan bahwa BSC adalah alat untuk mengelola pertumbuhan dam
strategi jangka panjang, yang implikasinya adalah bahwa BSC hanya cocok bagi
perusahaan- perusahaan progresif bervisi kedepan yang mau investasi pada
pelatihan, riset, teknologi, sistem, perusahaan budaya perusahaan, transformasi
organisasi, pemberdayaan karyawan, dan lain-lain investasi yang hasilnya adalah
pertumbuhan jangka panjang, yang baru akan dirasakan dampaknya dalam jangka
panjang pula (Birchard, 1996).

Dan lebih tegas Bambang Sudibyo mengatakan, “ BSC tidak cocok untuk
eksekutif yang visi ke depanya pendek.” Dengan kata lain BSC hanya cocok
dipakai dan diterapkan oleh pimpinan suatu organisasi yang memiliki pandangan
dan keinginan membawa organisasinya kepasar internasionaL.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Balanced scorecard adalah alat ukur kinerja dalam sebuah organisasi yang
dapat diukur dari visi misi dan strategi sebuah organisasi dengan melihat 4
prespektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis/internal serta pembelajaran
dan pertumbuhan

Keunggulan balanced scorecard dalam system perencanaan stategik adalah


mampu menghasilakan rencana stategik yang memiliki stategik yang memiliki
karakteristik komprehensif, koheran, seimbang dan terukur

3.2 SARAN
Saran akhir yang dapat disampaikan adalah pengembangan BSC sendiri
perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi organisasi perusaahaan ini
dilakukan agar penerapan BSC dapat berjalan dengan lancar agar dapat
menghasilkan keuntungan perusahaan tidak hanya untuk jangka pendek tetapi
juga untuk jangka panjang

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/
https://www.jojonomic.com/blog/balance-scorecard/
Irfam Fahmi, 2015, Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis, ALFABETA CV

13

Anda mungkin juga menyukai