DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar Ilmu
Adminitrasi Bisnis. Makalah ini membahas tentang “Adminitrasi Bisnis Berbasis
Balanced Scorecard”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai kendala,
hambatan, dan tantangan tetapi dengan kerja keras dan penyertaan dari Tuhan
yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semua itu
tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang berada
di sekeliling kami. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa dan semua pihak yang telah
membantu kami dalm menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu kritik, saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
untuk memperbaiki kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULAN................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 DEFINISI BALANCE SCORECARD (BSC).......................................................2
2.2 PERAN DAN HUBUNGAN BALANCE SCORECARD DENGAN ILMU
ADMNISTRASI BISNIS...............................................................................................3
2.3 STRATEGI BISNIS PENDEKATAN BALANCED SCORECARD...................3
2.4 KERANGKA BALANCED SCORECARD (BSC)..............................................5
2.5 BENTUK, KARAKTERISTIK, DAN MEKANISME BALANCED
SCORECARD.................................................................................................................7
2.6 KONSEP STRATEGI BALANCED SCORECARD.........................................7
BAB 3..............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................12
3.2 SARAN..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Balanced scorecord terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balance) kartu skor adalah yang digunakan untuk mencatat
hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu kata berimbang
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/individu diukur
secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan nonkeuanagan, jangka
pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal.
a. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah
tercapai.
2
2.2 PERAN DAN HUBUNGAN BALANCE SCORECARD DENGAN ILMU
ADMNISTRASI BISNIS
Balance scorecard dalam mendukung administrasi bisnis diharapkan
mampu mendukung terwujudnya sistem penguatan pada administrasi bisnis
secara lebih sistematik dan berdaya tahan kuat dari setiap perubahan kondisi
pasar. Termaksud mampu mendeteksi disetiap kelemahan yang terjadi dan
juga bisa memperbaikinya dengan pendekatannya konsep balance scorecard
3
Posisi empat kajian tersebut selayaknya dihubungkan dengan keadaan
pasar yang terjadi. Sebelum revolusi industri, kemeja pria di buat satu demi
satu dengan proses kerajinan tangan, atas dasar nonstandar. Tapi pada abad
industri dan teknologi komputer saat ini semuannya menjadi berbeda
dimana produksi masal menjadi pilihan paling efektif dan efesien. Dampak
tenaga keja yang dipakai hanya memiliki kealian saja, sedangkan dengan
kemampuan skil yang rendah akan terpinggirkan. Dengan kata lain angka
pengangguran yang terbanyak adalah angkatan kerja yang pemahaman
teknologinya rendah.
Kondisi seperti ini memng secara keuangan ini di anggap lebih irit dan
pelangan merasa lebih terpuaskan karena kemampuan kerja mesin dianggap
lebih terkontrol dengan detil. Secara pendekatan internal perusahaan juga
diajak, untuk memahami kemajuan teknologi dengan lebuh cepat dan
adaptif, karena jika tidak maka perusahaan tersebut akan menjadi tertinggal
dibandingkan dengan perusahaan pesaing
Ada hal penting yang harus di ingat oleh seorang manajer adalah
penerapan BSC yang bersifat seimbang di harapkan mampu menghindari
terjadinya over managed atau pengelolaan yang berlebihan pada aspek.
Finacial dan menghidar dari sisi learning and growth. BSC adalah
pergerakan keseimbangan yang menyatu untuk mendorong terwujudkan
Visi dan misi perusahaan secara proses berkelanjutan. Jika mendorong pada
4
sisi finansial saja maka itu bersifat jangka pendek dan berlawanan dengan
konsep strategis dari BSC itu sendiri.
Salah satu kesuksesan BSC pada saat unit-unit bisnis tersebut bekerja
secara penuh tanggung jawab dan memahami bagaimana mendorong
terwujudnya visi dan misi perusahaan lebih tegasnya unit-unit bisnis
memiliki peran bisa dalam mewujudkan desentralisasi pekerjaan secara baik
dan benar .
5
c. Perspektif internal business process
Prespektif internal business process adalah serangkaian aktivitas
yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan. Perspektif ini menjelaskan proses bisnis
yang dikelola untuk memberikan layanan dan nilai nilai kepada
stakeholder dan customer.
6
2.5 BENTUK, KARAKTERISTIK, DAN MEKANISME BALANCED
SCORECARD
Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita memahami bentuk,
karakteristik, dan mekanisme balanced scorecard. Menurut Bambang
Sudibyo 30) "Sifat-sifat dan deskripsi berikut ini menggambarkan bentuk,
karakteristik, dan mekanisme BSC secara singkat:
Yang paling penting untuk disadari adalah bahwa penerapan BSC seperti
dikatakan Creelman (1996), bukanlah sekedar menerapkan suatu instrument
pengukuran baru, karena penerapan BSC mensyaratkan adanya pergeseran cara
berpikir yang fundamental dalam pengelolaan bisnis
7
konsumen menginginkan kepuasan, dan kepuasan konsumen (consumers
satisfaction) hanya dapat diperoleh jika produsen mampu melakukan
identifikasi pada setiap segmentasi produk yang dituju secara akurat.
Memang konsep Balanced Scorecard tidak layak jika hanya dilihat secara
keuangan saja. Ini sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi bahwa, “Konsep
Balanced Scorecard yang diciptakan untuk memperluas ukuran kinerja di
perspektif keuangan rupanya belum berhasil mengubah secara radikal
system pengukuran kinerja pusat pertanggungjawaban.”
Kepuasan konsumen tersebut dipengaruhi oleh kualitas kinerja internal
perusahaan dalam mengembangkan produk yang memiliki nilai kompetitif
di pasar. Research and development (R & D) bertugas dalam melakukan
penelitian dan pengembangan produk secara berkelanjutan. Sebuah produk
memilki nilai rendah di mata konsumen jika ada sisi cacat, dan begitu pula
sebaliknya. Saat ini bisnis harus mampu memenuhi tuntutan keinginan
konsumen. Ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi yaitu, “Karena
pemangku kepentingan kunci dalam bisnis modern adalah costumer,
sehingga seluruh perhatian, pemikiran, dan usaha personal diarahkan untuk
memenangkan pilihan customer”.
Untuk mencipkan produk yang berkualitas maksimal harus didukung oleh
pembentukan manajemen kinerja yang baik. Artinya para karyawan harus
diberikan pelatihan dan pengembangan (Learning and growth). Contohnya
bagi para karyawan yang bekerja pada perusahaan bidang furniture
diberikan pelatihan tentang bagaimana mendesain, memilih, meniali, dan
lain-lainnya tentang furniture beserta berbagai ruang lingkupnya.
Ini sebagaimana dikatakan oleh Mulyadi bahwa, “Dalam manajemen
modern kinerja personal (Manajer dan karyawan) tidak hanya cukup diukur,
namun perlu dikeloladirencanakan secara strategik, diukur dan dinilai, serta
diberi penghargaan berbasis kinerja.”
Pada saat kualitas telah tercapai sesuai keinginan konsumen maka
penjulana akan terjadi peningkatan. Peningkatan penjualan ini akan mampu
mendorong peningkatan dalam perolehan laba perusahaan. Artinya kinerja
keuangan terjadi peningkatan, lebih jauh peningkatan kinerja keuangan akan
mampu memberi kepuasan kepada dewan komisaris yaitu peningkatan pada
perolehan deviden.
8
Para stakeholders adalah mereka yang berkepentingan terhadap suatu
organisasi, karena itu para stakeholders memerlukan informasi yang
maksimal. Dengan perolehan informasi tersebut diharapkan para
stakeholders tersebut akan memiliki banyak dasar dalam setiap pengambilan
keputusan. Salah satu kelemahan dalam pengambilan keputusan karena
perolehan informasi yang tidak maksimal. Contoh pada saat perusahaan
akan menciptakan produk baru (New Product), tentu didahului oleh dengan
tindakan melakukan riset pasar. Kebijakan riset dilakukan atas dasar agar
penciptaan produk tersebut sesuai dengan harapan konsumen. Namun
ternyata hasil perolehan riset tidak memberi dampak pada kenaikan
penjualan produk di pasar, tentu ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan
oleh lemahnya riset pasar yang dilakukan, terutama penggunaan metodologi
riset yang tidak sesuai atau dengan kata lain bias yang dihasilkan adalah
terlalu besar.
Para manajer baik mereka yang berada di posisi top dan middle
management menginginkan informasi yang paling realistis dari kondisi
bisnis yang berlaku saat ini. Karena mereka adalah termasuk para pengguna
laporan bisnis yang lebih jauh akan mampu mendukung proses pengambilan
keputusan mereka. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton36),
bahwa “Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna yang terus berubah,
system pelaporan bisnis harus:
Menyediakan lebih banyak informasi tentang rencana, peluang, resiko,
dan ketidakpastian.
Lebih memfokuskan diri kepada berbagai faktor yang menciptakan nilai
jangka panjang, termasuk ukuran financial yang member petunjuk
tentang kinerja berbagai proses bisnis penting perusahaan.
Menyelesaikan dengan lebih baik informasi yang dilaporkan kepada
pihak eksternal dengan informasi pihak internal kepada manajemen
tingkat atas untuk mengelola perusahaan.
9
sehingga jika kita melihat perspektif karyawan datang terlambat serta
kemampuannya dalam menghasilkan produk baru (new product). Yaitu apakah
produk tersebut bersifat untuk mengejar kebutuhan jangka pendek atau jangka
panjang. Sementara itu kita mengetahui konsep BSC merupakan konsep yang
bersifat jangka panjang.
10
diinginkan oleh konsumen diberbagai negara. Sebuah produk yang lahir pada saat
ini bukan hanya membidik untum disukai oleh customer domestik saja, namun
juga bagaimana membuat customer asing melirik atau menyukai produk tersebut.
Pemimpin bisnis untuk saat ini adalah mereka yang memiliki pandangan
multidimensional dan mampu melahirkan keputusan yang bisa diterima dan
dipakai secara multidimensional.
Dan jika kita melihat pada ide dan keinginan dari dikembangkannya konsel
balanced scorecard jelas bahwa ink mengarah pada perbaikan yang
berkesinambungan. Artinya konsep balanced scorecard memang disiapkan untuk
membuat perusahaan siap masuk ke pasar internasional. Dengan begitu
menerapkan konsep balanced scorecard tidak bisa dilakukan secara setengah-
setengah. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Birchar, bahwa:
Penerapan BSC tidak bisa setengah -setengah, melainkan harus all out
David Norton, partner Bob Kaplan dalam penciptaan konsep BSC, juga
memperingatkan bahwa BSC adalah alat untuk mengelola pertumbuhan dam
strategi jangka panjang, yang implikasinya adalah bahwa BSC hanya cocok bagi
perusahaan- perusahaan progresif bervisi kedepan yang mau investasi pada
pelatihan, riset, teknologi, sistem, perusahaan budaya perusahaan, transformasi
organisasi, pemberdayaan karyawan, dan lain-lain investasi yang hasilnya adalah
pertumbuhan jangka panjang, yang baru akan dirasakan dampaknya dalam jangka
panjang pula (Birchard, 1996).
Dan lebih tegas Bambang Sudibyo mengatakan, “ BSC tidak cocok untuk
eksekutif yang visi ke depanya pendek.” Dengan kata lain BSC hanya cocok
dipakai dan diterapkan oleh pimpinan suatu organisasi yang memiliki pandangan
dan keinginan membawa organisasinya kepasar internasionaL.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Balanced scorecard adalah alat ukur kinerja dalam sebuah organisasi yang
dapat diukur dari visi misi dan strategi sebuah organisasi dengan melihat 4
prespektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis/internal serta pembelajaran
dan pertumbuhan
3.2 SARAN
Saran akhir yang dapat disampaikan adalah pengembangan BSC sendiri
perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi organisasi perusaahaan ini
dilakukan agar penerapan BSC dapat berjalan dengan lancar agar dapat
menghasilkan keuntungan perusahaan tidak hanya untuk jangka pendek tetapi
juga untuk jangka panjang
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/
https://www.jojonomic.com/blog/balance-scorecard/
Irfam Fahmi, 2015, Pengantar Ilmu Administrasi Bisnis, ALFABETA CV
13