Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD

MAKALAH

Dosen pengampu :

Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Disususun Oleh :

Kelompok 2

Clarisa Pragita (C1C022091)

Fenni Wang (C1C022098)

Ragil Rahmad Hidatyat (C1C022013)

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Implementasi Balanced Scorecard”.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis haturkan ucapan terimakasih kepada seluruh
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Dr. Mukhzarudfa,
S.E, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah “Akuntansi Manajemen”. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kelemahan. Namun kami sebagai penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Jambi, 18 November 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Balanced Scorecard ......................................................................................... 3

2.2 Manfaat Balanced Scorecard ……………………………………………………….........3

2.3 Kriteria Balanced Scorecard …………………………………………………………….3

2.4 Empat Perspektif Balanced Scorecard ………………………………...………………..4

2.5 Langkah-langkah Balanced Scorecard ……………………………………………...…..6

2.6 Implementasi Balanced Scorecard ……………………………………………….……..8

BAB III......................................................................................................................................... 10

PENUTUP .................................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

3.2 Saran................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar
biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber dayamanusia, dan
penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan
lain. Persaingan yang bersifat global dan tajammenyebabkan terjadinya penciutan laba yang
diperoleh perusahaan-perusahaan yangmemasuki persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan-
perusahaan yang memilikikeunggulan pada tingkat dunia yang mampu memuaskan atau
memenuhi kebutuhankonsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effevtive.

Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkandirinya agar


bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini memaksa manajemenuntuk berupaya
menyiapkan, menyempurnakan ataupun mencari strategi-strategi baruyang menjadikan
perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingantingkat dunia. Oleh karena itu
perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkajiulang prinsip - prinsip yang selama ini
digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuhdalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat
menghasilkan produk dan jasa bagimasyarakat.

Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup penekanan -
penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas
penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentukkualitas lain yang terus berkembang
guna memberikan kepuasan terus meneruskepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal.
Sehingga meningkatnya persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan
sedikitnya dua hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai".

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang pentingdalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistemimbalan dalam perusaan, misalnya
untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupunreward yang layak. Pihak manajemen juga

1
dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada
periode yang lalu.

Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untukmenunjang proses
manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard. BalancedScorecard tidak hanya sekedar
alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakansuatu bentuk transformasi strategik secara
total kepada seluruh tingkatan dalamorganisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif
tidak hanya merupakanukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan
dan nonkeuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka, rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apa itu Balanced Scorecard?

2. Apa manfaat dari Balanced Scorecard?

3. Bagaimana kriteria Balanced Scorecard?

4. Apa saja perpektif dalam Balanced Scorecard?

5. Bagaimana langkah-langkah Balanced Scorecard?

6. Bagaimana implementasi Balanced Scorecard?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, tujuan penulisan adalah sebagai berikut ;

1. Untuk menjelaskan mengenai Balanced Scorecard.

2. Untuk Menjelaskan manfaat dari Balanced Scorecard.

3. Untuk Menjelaskan bagaimana kriteria Balanced Scorecard.

4. Untuk menjelaskan apa saja perpektif dalam Balanced Scorecard.

5. Untuk menjelaskan langkah-langkah Balanced Scorecard.

6. Untuk menjelaskan implementasi Balanced Scorecard.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya
kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor
yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan Balanced artinya berimbang,
maksudnya adalah untuk mengukur kinerja seseorang atau organisasi diukur secara
berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern (Mulyadi, 2005)

2.2 Manfaat Balanced Scorecard


Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000: 122)
adalah sebagai berikut :
1) Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2) Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh).
3) Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur
demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
2.3 Kriteria Balance Scorecard
Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver).
2) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab
akibat (cause and effect relationship).

3
3) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas,
pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak
pada peningkatan pendapatan perusahaan.
2.4 Empat Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya
merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan
dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Menurut
Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard memiliki empat perspektif, antara lain :
1. Perspektif Keuangan ( financial perspective )
Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba
bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut secara umum
digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan / profit. Tolok ukur
keuangan memberikan bahasa umum untuk menganalisis perusahaan. Orang-
orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga keuangan dan
pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam
memutuskan hal yang berhubungan dengan dana. Tolok ukur keuangan yang
didesign dengan baik dapat memberikan gambaran yang akurat untuk
keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi
tidak cukup untuk mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok
ukur non keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah
(bottom line). Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur
kinerja yang multiple, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan
kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan ( customer perspective )
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan
pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah
cukup, suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan
karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Mariot mengatakan "Take
care of your employee and they take care of your customer”. Perhatikan karyawan
anda dan mereka akan memperhatikan pelanggan anda. Perusahaan umumya

4
menggunakan tolok ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif
pelanggan yaitu:
a. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
b. Retensi pelanggan (customer retention)
c. Pangsa Pasar (market share)
d. Pelanggan yang profitable
3. Perspektif proses usaha internal (internal business process perspective)
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dengan perspektif usaha internal dan proses produksi. Karyawan yang melakukan
pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk proses usaha yang lebih
baik. Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam
usaha eceran dan perakitan manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok
mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan
dengan mutu yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi
problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima
dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan
apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan
pelanggan bahwa barang-barang yang diminati tersedia ditangan. Akan tetapi
biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan
mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang
berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi
throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima
oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek
throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa
segera mungkin.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth infrastructure
perspective)
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada
kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan
kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah
kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasaan
karyawan mengakui bahwa moral karyawan adalah penting untuk memperbaiki

5
produktivitas, mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi.
Manajer dapat mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei,
mewawancarain karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
2.5 Langkah - Langkah Balanced Scorecard
Menurut Rohm (2003) sebelum Balanced scorecard diimplementasikan, organisasi
terlebih dahulu harus membangun atau menyusun Balanced scorecard. Terdapat 6 tahapan
dalam membangun suatu Balanced scorecard yaitu:
1) Menilai Pondasi Organisasi
Langkah pertama organisasi untuk melakukan penilaian atas fondasi organisasi
adalah membentuk tim yang akan merumuskan dan membangun Balanced
scorecard. Tim ini merumuskan visi dan misi organisasi, termasuk didalamnya
mengidentifikasikan kebutuhan dan faktor-faktor yang mendukung organisasi
untuk mencapai misinya. Dari penilaian fondasi ini organisasi mengetahui apa
yang menjadi visi dan misi organisasi, kekuatan dan kelemahan, bahkan tindakan
apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2) Membangun Strategi Bisnis
Strategi merupakan pernyataan apa yang harus dilakukan organisasi untuk
mencapai keberhasilan. Strategi ini didapatkan dari misi dan hasil penilaian
fondasi organisasi. Strategi ini menyatakan tindakan apa saja yang harus
dilakukan oleh organisasi untuk mencapai misi organisasi yang sesuai dengan
kekuatan dan kelemahan organisasi.
3) Membuat Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi menunjukkan bagaimana tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk melaksanakan strategi. Tujuan organisasi merupakan gambaran
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai strategi serta
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan harus
dinyatakan dalam bentuk yang spesifik, dapat diukur, dicapai, berorientasi pada
hasil serta memiliki batas waktu pencapaian (Gaspersz 2003).
4) Membuat Strategic Map bagi Strategi Bisnis Organisasi

6
Kebanyakan organisasi mempunyai unit-unit yang mempunyai strategi dan tujuan
sendiri-sendiri. Untuk dapat dijalankan secara efektif, maka strategi–strategi dan
tujuan tersebut harus digabungkan dan dihubungkan secara bersama-sama. Untuk
menggabungkan dan menghubungkan strategi-strategi dan tujuan tersebut
dibutuhkan yang namanya strategic map.Strategic map dapat dibangun dengan
menghubungkan strategi dan tujuan dari unit-unit dengan menggunakan hubungan
sebab akibat (cause-effectrelationship). Dengan menggunakan hubungan sebab
akibat organisasi dapat menghubungkan strategi dan tujuan ke dalam empat
perspektif dalam scorecard.
5) Mengukur Performance
Mengukur performance berarti memantau dan mengukur kemajuan yang sudah
dicapai atas tujuan-tujuan strategis yang telah diciptakan. Pengukuran kinerja ini
bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih baik. Untuk
dapat mengukur kinerja, maka harus ditetapkan ukuran ukuran yang sesuai untuk
setiap tujuan-tujuan strategis. Dalam setiap perspektif dinyatakan tujuan-tujuan
strategis yang ingin dicapai, yang kemudian untuk setiap tujuan–tujuan strategis
tersebut ditetapkan paling sedikit satu pengukuran kinerja. Untuk dapat
menghasilkan pengukuran kinerja yang bermanfaat maka organisasi harus dapat
mengidentifikasikan hasil (outcome) yang diinginkan dan proses yang dilakukan
untuk mencapai outcome tersebut.
6) Menyusun Inisiatif
Inisiatif merupakan program-program yang harus dilakukan untuk memenuhi
salah satu atau berbagai tujuan strategis. Sebelum menetapkan inisiatif, yang
harus dilalukan adalah menentukan target. Target merupakan suatu tingkat kinerja
yang diinginkan. Untuk setiap ukuran harus ditetapkan target yang ingin dicapai.
Penetapan target ini bisa berdasarkan pengalaman masa lalu atau hasil
benchmarking terhadap organisasi-organisasi yang unggul dalam bidangnya.
Target-target tersebut biasanya ditetapkan untuk jangka waktu tiga sampai lima
tahun. Setelah target-target ditentukan maka selanjutnya ditetapkan
programprogram yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut. Setelah
program program tersebut ditetapkan maka program-program tersebut harus diuji

7
terlebih dahulu, artinya program-program tersebut harus dinilai apakah program
yang ditetapkan dapat memberikan dampak positif bagi organisasi atau
sebaliknya, dengan menggunakan matriks keterkaitan hubungan program dengan
setiap tujuan strategis.
2.6 Implementasi Balanced Scorecard
Organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan Balanced Sorecard sebagai satu set
ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan kebutuhan untuk mengukur
semua bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi. Pendekatan yang paling
luas dikenal sebagai pengukuran kinerja. Balanced Scorecard sekarang banyak digunakan
sebagai untuk pengembangan strategi dan sebagai alat eksekusi yang dikembangkan dalam
lingkungan operasional. Setelah membangun Balanced scorecard maka langkah selanjutnya
adalah mengimplementasikan apa yang telah dibangun atau disusun.
Langkah pertama dalam mengimplementasikan Balanced scorecard adalah team yang
telah disusun melakukan identifikasi data yang diperlukan untuk mengimplementasikan
Balanced scorecard. Selanjutnya menentukan teknologi informasi yang digunakan untuk
memudahkan proses mengkomunikasikan Balanced scorecard. Implementasi dari balance
scorecard tidak bisa langsung dilakukan pada setiap unit organisasi secara bersamaan, tetapi
harus dilakukan secara bertahap.
Langkah kedua adalah membangun scorecard secara menyeluruh. Pada awalnya
Balanced scorecard dibuat pada tingkat organisasi, yang kemudian diterjemahkan kedalam
Balanced scorecard unit–unit dalam organisasi, diterjemahkan lagi kedalam Balanced
scorecard departemen, dan yang terakhir adalah Balanced scorecard tim atau individu. Pada
tahapan ini tim yang terbentuk mengkominukasikan inisiatif strategis dan ukuran yang
dibutuhkan untuk setiap perspektif kepada manager dari masing-masing unit organisasi.
Selanjutnya manager dari setiap unit organisasi berpartisipasi dalam menentukan ukuran dari
setiap proses yang dilakukan oleh unitnya. Pada tahapan ini terjadi pertukaran informasi dari
tim pusat kepada manager unit dan sebaliknya.
Langkah ketiga adalah menggunakan data scorecard untuk evaluasi dan peningkatan.
Pada tahapan ini terjadi arus informasi dari setiap tim atau individu kepada departemen,
yang oleh departemen dilanjutkan ke unit organisasi, yang akhirnya semua informasi
dikumpulkan pada tingkat organisasi. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara melihat

8
catatan manual, melalui survei menggunakan email, interview terhadap individu atau tim,
dan melalui database. Setelah data-data tersebut terkumpul maka eksekutif melakukan
analisa dan evaluasi atas data tersebut. Dari analisa dan evaluasi ini diputuskan bagaimana
merevisi strategi, inisiatif.
Penggunaan Balanced scorecard memberikan manfaat bagi organisasi antara lain
meningkatkan komunikasi antar individu dalam organisasi, manajemen dapat fokus pada
proses organisasi secara keseluruhan, membawa setiap unit dalam organisasi kearah yang
sama yaitu melayani masyarakat, memotivasi pekerja, meningkatkan sistem penghargaan,
dan meningkatkan kepuasan pekerja. Ketidakmampuan organisasi dalam memilih dan
menggunakan ukuran kinerja yang tepat, ketidakmampuan sistem informasi organisasi yang
ada untuk menyediakan data yang diminta, kurangnya dukungan dan komitmen dari
manajemen, dan pekerja kurang mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan,
merupakan beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam mengimplementasikan
Balanced scorecard. Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu
mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kajian teori yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard
adalah suatu sistem manajemen strategi yang mempertahankan visi dan strategi perusahaan
dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja. Dengan fokus pada empat perspektif utama, yaitu
Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan, Balanced
Scorecard membantu organisasi mengukur kinerjanya secara seimbang dari berbagai sudut
pandang. Manfaat Balanced Scorecard meliputi strategi integrasi dan visi perusahaan,
pengukuran kinerja dari perspektif keuangan dan non-keuangan, serta penilaian investasi dalam
pengembangan sumber daya manusia dan sistem. Kriteria Balanced Scorecard yang baik
mencakup kemampuan untuk menentukan tujuan strategi jangka panjang, hubungan sebab akibat
dalam setiap ukuran kinerja, dan dampak perbaikan strategi pada aspek keuangan. Empat
perspektif Balanced Scorecard melibatkan keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran serta pertumbuhan. Setiap perspektif memiliki ukuran kinerja yang terkait untuk
mencapai tujuan strategis.

Langkah-langkah implementasi Balanced Scorecard mencakup penilaian fondasi organisasi,


pembangunan strategi bisnis, penetapan tujuan organisasi, pembuatan peta strategi, pengukuran
kinerja, dan penyusunan inisiatif. Implementasi ini memerlukan identifikasi data, penentuan informasi
teknologi, dan dilakukan secara bertahap untuk setiap unit organisasi. Dalam implementasinya,
Balanced Scorecard memberikan manfaat berupa peningkatan komunikasi, fokus manajemen pada
proses organisasi secara keseluruhan, motivasi pekerja, dan peningkatan sistem penghargaan. Namun,
beberapa kendala seperti ketidakmampuan dalam memilih ukuran kinerja yang tepat dan kurangnya
dukungan manajemen perlu diperhatikan. Dengan Balanced Scorecard, manajer perusahaan dapat
mengukur nilai penciptaan saat ini sambil mempertimbangkan kepentingan masa yang akan datang,
memberikan landasan yang kokoh untuk pengambilan keputusan strategi.

10
1.2 Saran

Dengan adanya pembahasan diatas, diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut
mengenai Pengimplementasian Balanced Scorecard dan dapat menerapkannya di dunia
perkuliahan nantinya. Selain itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca dengan harapan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andie Tri Purwanto. 2003. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Indikator Komprehensif Pengelolaan
Sumber Daya Alam – Lingkungan Hidup. Jakarta.

Gaspersz, Vincen. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi, Balanced Scorecard dengan Six Sigma
untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hwang, Ming-Hon and Hsin Raub. 2007. Design and planning of the balanced scorecard: A case study.
Human Systems Management : IOS Press

Monika Kussetya Ciptani. 2000. Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu
Pengantar. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Universitas
Kristen Petra.

12

Anda mungkin juga menyukai