Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI MANAJEMEN

“THE BALANCED SCORECARD”


Dosen Pengampu :
Ramdhansyah, SE, M. Acc & Sondang Aida Silalahi, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10
Sinta Marito Silalahi (7193342001)
Rahel May Carry Sibuea (7193342019)
Cindy Nelly Mariska Sinaga (7193342017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu bapak Ramdhansyah, S, M. Acc & ibu Sondang
Aida Silalahi, SE, M.Si

Tulisan dalam makalah ini berisi ulasan-ulasan mengenai “The Balanced Scorecard”
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tulisan ini menjadi lebih baik lagi ke waktu yang akan datang. Akhir kata kami berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca. Terimakasih

Medan, 6 November 2021

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah ............................................................................................ 1


B. Rumusan masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Konsep dan evolusi balanced scorecard ................................................................. 3


B. Mendiskusikan Kaplan dan Norton empat dimensi balanced scorecard ................ 4
C. Adopsi balanced scorecard ..................................................................................... 6
D. Memahami hubungan antara faktor-faktor kontekstual dan balanced scorecard .... 7
E. Memahami hubungan antara manajemen kualitas total dan balanced scorecard . 12
F. Ulasan seimbang praktik scorecard di sector publik............................................. 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15
B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam
pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja
untuk mewujudkan sasaran-sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena ini
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan
sasarn yang telah ditentukan dapat tercapai.
Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan
dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan
penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau
kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan
dimasa mendatang.
Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan non keuangan, antara
indicator leading. Balanced Scorecard cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam
mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang
dihasilkan bersifat berkesinambungan.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep dan evolusi balanced scorecard ?
2) Mendiskusikan Kaplan dan Norton empat dimensi balanced scorecard ?
3) Bagaimana Adopsi balanced scorecard ?
4) Memahami hubungan antara faktor-faktor kontekstual dan balanced scorecard ?
5) Memahami hubungan antara manajemen kualitas total dan balanced scorecard ?
6) Ulasan seimbang praktik scorecard di sector publik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan evolusi balanced scorecard
2. Untuk Mendiskusikan Kaplan dan Norton empat dimensi balanced scorecard

1
3. Untuk mengetahui adopsi balanced scorecard
4. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor kontekstual dan balanced scorecard
5. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen kualitas total dan balanced scorecard
6. Untuk mengetahui praktik scorecard di sector publik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan Evolusi Balanced Scorecard
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang
(balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
perusahaan. Balanced yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kinerja organisasi harus
diukur dari sudut kinerja keuangan dan kinerja non-keuangan yang meliputi pelanggan, proses
bisnis intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard merupakan pendekatan strategi menajemen yang dikembangkan oleh
Kaplan ( Harvard Business School) dan Norton pada awal tahun 1990. Balanced Scorecard
menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manejemen strategi kontemporer, yang terdiri dari
empat perspektif yaitu : keuangan , pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Keuangan pendekatan Balanced Scorecard dalam system perencanaan strategi
adalah mampu menghasikan rencana stategis.
Balanced Scorecard telah mengalami evolusi perkembangan :
1. Balanced Scorecard sebagai perbaikan atas sistem pengukuran kinerja eksekutif
2. Balanced Scorecard sebagai kerangka perencanaan strategis
3. Balanced Scorecard sebagai basis system terpadu pengolahan kinerja personel.
Balanced Scorecard diciptakan oleh Robert S.Kaplan, seorang propefesor dari havard
business school dan Davit P.Norton dari kantor akutansi public KPMG.
Dari eksperimen awal Balanced Scorecard tersebut perusahaan-perusahaan yang ikut serta
dalam ekperimen tersebut memperlihatkan kemampuan berlipat ganda kinerja keuangan mereka.
Keberhasilan ini disadari sebagai akibat dari penggunaan ukuran kinerja Balanced
Scorecard yang komperhesif. Dengan menggunakan ukuran kinerja non-keuangan , seperti
kepuasan pelanggan, produktifitas dan proses efektif, dan pembelajaran dan pertumbuhan,
eksekutif dipacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan pemacu
sesungguhnya.
Menurut Yuwono mengemukakan bahwa balance scorecard merupakan suatu sistem
management, pengukuran, dan pengendalian yang tepat, cepat, dan komprehensif dapat

3
memberikan pemehaman kepada manager tentang kinerja bisnis. Model BSC diharapkan dapat
mewujudkan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan sustainable.

B. Kaplan dan Norton Empat Dimensi Balanced Scorecard


Menurut Kaplan dan Norton, ada empat prespektif Balanced Scorecard (BSC), yaitu
1) Perspektif Keuangan
Dalam Balance Scorecard perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa
diabaikan. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi,
dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan mendasar. Perbaikan tersebut dapat
berupa gross operating income, return on investement atau economic value-added.
Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio keuangan, misalnya
dengan menganalisis tren keuangan, common size value antara perusahaan dan pesaing,
dan rasio keunagan seperti rasio liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio keuntungan,
dan rasio solvabilitas. Perspektif keuangan juga berguna seberapa perusahaan atau bisnis
Anda memiliki daya tarik kepada para investor. Bisa dikatakan perspektif yang satu ini
sangat penting dan menjadi dasar ukur kesehatan bisnis Anda.
2) Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif Balanced Scorecard pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target. Selanjutnya, manajer
harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap 12 unit operasi
dalam upaya mencapai target finansial. Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua
kelompok yaitu core measurement group (kelompok inti) dan customer value proposition
(kelompok penunjang). Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:
a) Pangsa pasar atau market share
b) Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
c) Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer
retentior
d) Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
e) Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)

4
b) Hubungan dengan pelanggan
c) Citra dan reputasi
3) Perspektif proses bisnis internal
Menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value
proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar
yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham.
Tiap perusahaan mempunyai proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara
umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar prespektif proses bisnis internal,
yaitu:
 Proses inovasi
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi ada
juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi.
 Proses operasi
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan. Proses operasi dilihat dari
perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses
marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan pembeli.
 Pelayanan Purna Jual
Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis
kepada konsumen sebagai jaminan mutu produk yang 13 telah dibeli oleh konsumen.
Banyak bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi, perbaikan, perawatan,
hingga garansi.
3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif Balanced Scorecard ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga
perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka
panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan
untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur,
yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan,
pelanggan, dan proses bisnis internal bisa menjadi pemicu kesenjangan yang besar antara
kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil
kesenjangan itu, maka suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk

5
reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi,
serta menata ulang prosedur yang ada. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
mencakup 3 prinsip kapabilitas yang terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
a) Kapabilitas pekerja
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan.
b) Kapabilitas sistem informasi
Kapasitas sistem informasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan
informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
c) Iklim Organisasi
Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, dan
pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif.

C. Adopsi balanced scorecard


Konsisten dengan Kaplan dan Norton (1992,1996,2001) dibedakan antara dua jenis adopsi
Balance Scorecard:
1) Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja (Performance Management
System) sebagai pengantar manajemen sistem kinerja komprehensif yang menggunakan
seperangkat ukuran kinerja keuangan dan non keuangan yang koheren yang mencakup
semua perpedaan perspektif.
2) Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Statejik (Strategic Management System)
sebagai adopsi manajemen dari sistem pengukuran kinerja yang mencakuo semua
perspektif yang berbeda dan terkait erat dengan strategi perusahaan dan penerapan

D. Memahami hubungan antara faktor-faktor kontekstual dan balanced scorecard


Adapun faktor kontekstual meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal. Maka dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced Scorecard
memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber
daya manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan kinerja di masa depan. Melalui metode yang

6
sama dapat dinilai pula apa yang telah dibina dalam intangible assets seperti merk dan loyalitas
pelanggan.
Untuk mengimplementasikan balanced scorecard dengan sukses diperlukan kepemimpinan
dan komitmen dari manajemen puncak. Di Chipset, tim membuat balanced Scorecard (diketuai
oleh wakil presiden rencana strategis) melalui wawancara dengan manajer senior bagian
eksekutif mengenai pelanggan, pesaing dan pengembangan teknologi. Juga membuat proposal
balanced scorecard dengan empat sudut pandang. Tim kemudian bertemu untuk mendiskusikan
pendapat dan membuat daftar tujuan prioritas. Dalam pertemuan dengan seluruh manajer senior,
tim harus mencapai kesepakatan pada tujuan balanced scorecard dan untuk menetapkan
hubungan sebab akibat dari tujuan yang dipilih. Manajer senior dibagi menjadi empat kelompok
dimana setiap kelompok bertanggung jawab untuk satu sudut pandang. Kemudian perwakilan
dari level manajemen dibawahnya dan manajer kunci fungsional dimasukkan dalam tiap
kelompok untuk memperluas input setiap kelompok mengidentifikasi tolak ukur untuk setiap
tujuan dan sumber informasi untuk setiap tolak ukur.
Balanced yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kinerja organisasi harus diukur dari
sudut kinerja keuangan dan kinerja non-keuangan yang meliputi pelanggan, proses bisnis intern,
dan pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Kinerja keuangan
Kinerja keuangan ialah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan yaitu
memaksimumkan nilai perusahaan. Rumus nilai perusahaan:
a. Laba operasi bersih dibagi biaya modal.
b. Return on Investment harus lebih besar dari pada biaya modal.
Untuk mewujudkan kedua rumus tersebut, manajer dan karyawan harus bekerja secara
efektif, efisien, dan produktif. Peningkatan nilai perusahaan tersebut adalah akibat kemampuan
sumber daya manusia (kapital manusia) dalam mengoperasikan harta untuk memperoleh
pendapatan dan dalam mengefesiensikan biaya untuk memperoleh pendapatan dan dalam
mengefisiensikan biaya untuk memperoleh laba. Dengan demikian hakikatnya nilai perusahaan
adalah hasil kerja sumber daya manusia yang bekerja efektif, efisien, dan produktif.
2. Pelanggan
Memaksimumkan nilai pelanggan yaitu meningkatkan pelanggan percaya kepada produk
atau jasa perusahaan menjadi setia dengan jalan perusahaan menyajikan produk berkualitas,

7
harga terjangkau, distribusi cepat, dan layanan purna jual lebih baik melebihi dari pesaing.
Intinya adalah kepuasan pelanggan. Ukuran kinerja yang digunakan adalah kenaikan pendapatan
pelanggan lama dan bertambahnya pelanggan baru. Tindakan ini akan menghasilkan ekuitas
perusahaan (firm equity).
Cara untuk mengetahui kepuasan pelanggan adalah melalui riset partisipasi aktif melihat
perilaku pelanggan, wawancara, dan survei dengan menggunakan kuesioner. Cara riset observasi
dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan untuk
mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang
diukur dengan menggunakan statistik. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan harga,
kecepatan distribusi, kualitas, pelayanan purna jual dan lain-lain.
3. Proses bisnis intern
Mengoptimalkan penggunaan harta perusahaan dalam menciptakan produk atau jasa dan
menemukan metode kerja baru yang efektif dan efisien. Faktor sumber daya manusia menjadi
lokomotif untuk menggerakkkan peralatan perusahaan dengan metode kerja yang efektif dan
efisien. Hubungan kemampuan sumber daya manusia, peralatan, dan metode kerja merupakan
kapital organisasi (organizational capital). Intinya adalah efektivitas dan efesiensi. Alat ukurnya
adalah produktivitas mesin, produktivitas tenaga kerja manusia, dan efisiensi biaya.
Cara untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses bisnis internal adalah melalui riset
partisipasi aktif melihat perilaku pelanggan, wawancara, dan survei dengan menggunakan
kuesioner. Cara riset observasi dan wawancara bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan
akibat yang diukur dengan menggunakan statistik. Proses bisnis internal dapat diukur dengan
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas, biaya mutu dan lain-lain.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan
Memaksimumkan kemampuan, motivasi, produktivitas, dan loyalitas sumber daya manusia
untuk meningkatkan laba dan nilai perusahaan. Potensi sumber daya manusia ini disebut kapital
manusia (human capital). Sumber daya manusia harus ditingkatkan kemampuannya melalui
pendidikan dan latihan serta ditingkatkan kesejahteraannya melalui imbalan layak yang dapat
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Intinya adalah
kepuasan karyawan (employess satisfaction). Alat ukurnya adalah pendapat karyawan dan
tingkat kepuasan karyawan.

8
Cara untuk mengetahui pembelajaran dan pertumbuhan adalah melalui riset partisipasi
aktif melihat perilaku pelanggan, wawancara, dan survei dengan menggunakan kuesioner. Cara
riset observasi dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan
untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang diukur dengan menggunakan statistik.
Pembelajaran dan pertumbuhan dapat diukur dengan partisipasi dalam pendidikan dan latihan,
inovasi karyawan, imbalan, penghahrgaan, motivasi, kemampuan adaptasi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.

E. Memahami hubungan antara manajemen kualitas total dan balanced scorecard


Manajemen kualitas total (Total Quality Management) adalah sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan
benar (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan
memotivasi karyawan.

Unsur-unsur utama manajemen kualitas total antara lain:

a) Fokus pada pelanggan


b) Obsesi terhadap kualitas
c) Pendekatan ilmiah
d) Komitmen jangka panjang
e) Kerjasama tim
f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan
g) Pendidikan dan pelatihan
h) Kebebasan yang terkendali
i) Kesatuan tujuan
j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Prinsip-Prinsip manajemen kualitas total :

1. Program manajemen kualitas total harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
berorientasi ke setiap kegiatannya sepanjang program, ermasuk dalam setiap proses dan
produk

9
2. Produk manajemen kualitas total harus mempunya sifat kemanusiaan yang kuat dalam
memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberi inspirasi

3. Program manajemen kualitas total harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang
memberikan wewenang di semua tingkat

4. Program manajemen kualitas total harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua
prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut organisasi

Adapun Lima pilar prinsip manajemen kualitas :

1. Produk
2. Proses
3. Organisasi
4. Pemimpin
5. Komitmen

- Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak
mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa
organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang
memadai. Dan komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi
semua yang lain. Semua pilar tergantung pada keempat pilar yang lain dan jika salah satu
lemah, dengan sendirinya yang lain juga akan lemah.

Manfaat Program manajemen kualitas total :

 Bagi Pelanggan

1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk/pelayanan

2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih diperhatikan

3. Kepuasan pelanggan terjamin

 Bagi Instansi/Perusahaan

1. Staff lebih termotivasi

2. Produktivitas meningkat
10
3. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat

 Bagi Organisasi

1. Pemberdayaan

2. Lebih terlatih dan berkemampuan

3. Lebih dihargai dan diakui

 Bagi Masa Depan

1. Membantu perusahaan sebagai leader pasar, dan bukan hanya sekedar followers

2. Membantu terciptanya teamwork

3. Hubungan antar staff departemen yang berbeda lebih mudah

Persyaratan implementasi manajemen kualitas total :

1. Komitmen tinggi dan dukungan dari Top Management

2. Menyiapkan dana dan mempersiapkan SDM berkualitas

3. Merumuskan value, visi, dan misi

4. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan

F. Ulasan seimbang praktik scorecard di sector publik


Organisasi sektor publik berhubungan langsung dengan penyediaan services and goods untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat merupakan
pelanggan yang harus dilayani dengan baik sehingga dalam rangka memenuhi customer
satisfaction, sangat perlu ditanamkan pola pikir (mind set) terhadap para pengelola organisasi
layanan publik tentang bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan (masyarakat).
Peningkatan income tanpa diimbangi dengan kepuasan masyarakat belum menunjukkan
keberhasilan organisasi publik seperti ini.

Kinerja organisasi publik harus dilihat secara luas dengan mengidentifikasi keberhasilan
organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan dalam pengukuran

11
kinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai kinerja akuntabilitas publik dengan
sebenarnya. Balanced Scorecard dan Value for Money bisa digunakan dalam berbagai macam
cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam melayani pelanggan
(masyarakat).

Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang


dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David
Norton (Renaissance Solution, Inc.). Pengakuan atas beberapa kelemahan dan ketidakjelasan dari
pendekatan pengukuran kinerja keuangan sebelumnya, BSC menyajikan sebuah perspektif yang
jelas sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya tercapai keseimbangan perspektif
keuangan. Kaplan dan Norton merangkum rasional untuk BSC sebagai berikut. BSC tetap
mempertahankan pengukuran keuangan tradisional. Tetapi pengukuran keuangan menceritakan
kejadian masa lalu, suatu laporan yang cukup untuk era industri untuk kemampuan investasi
jangka panjang dan relationship pelanggan tidak secara kritis untuk keberhasilan. Pengukuran
keuangan adalah tidak layak, bagaimanapun juga, untuk memandu dan mengevaluasi suatu
perjalanan yang mana perusahaan pada era informasi harus membuat suatu nilai masa depan
melalui investasi dalam pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi.

Balanced Scorecard (BSC) menyarankan bahwa kita melihat suatu kinerja organisasi dari
empat perspektif berikut: (1) The Learning and Growth Perspective, (2) The Business Process
Perspective, (3) The Customer Perspective, dan (4) The Financial Perspective.

Balanced Scorecard Model ini pada awalnya memang ditujukan untuk memperluas area
pengukuran kinerja organisasi swasta yang profit-oriented. Pendekatan ini mengukur kinerja
berdasarkan aspek finansial dan non finansial yang dibagi dalam empat perspektif, yaitu
perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif inovasi &
pembelajaran (Quinlivan, 2000).

1. Perspektif Finansial
Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang profitabilitas ketercapaian target
keuangan, sehingga didasarkan atas sales growth, return on investment, operating
income, dan cash flow.
2. Perspektif Pelanggan.

12
Perspektif pelanggan merupakan faktor-faktor seperti customer satisfaction, customer
retention, customer profitability, dan market share
3. Perspektif Proses Internal
Perspektif ini mengidentifikasi faktor kritis dalam proses internal organisasi dengan
berfokus pada pengembangan proses baru yang menjadi kebutuhan pelanggan.
4. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran.
Perspektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi,
pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu
diperbaharui.

- Proses Balanced Scorecard

Adapun Proses implementasi Balanced Scorecard (BSC) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi


Kita tidak bisa menilai segala sesuatu jika tidak mempunyai kriteria yang jelas sebagai
pedoman penilaian. Demikian juga, jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus
mempunyai kriteria yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan, sasaran,
strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran kinerja dengan
BSC adalah pendefinisian tujuan, sasaran, strategi, dan program sebagai dasar
menentukan indikator pengukuran.
2. Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial.
Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara bertingkat dengan
berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk diarahkan pada pencapaian tujuan
dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran
kinerja untuk setiap individu, team, dan kelompok organisasi.
3. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen.
Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub sistem manajemen
organisasi. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja harus diitegrasikan ke dalam
sistem manajemen baik formal maupun non formal organisasi. Sistem pengukuran kinerja
merupakan bagian dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, motivasi dan
pengendalian yang ditetapkan organisasi.

13
4. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja.
Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor karena organisasi selalu
menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi pada saat sistem didesaian sangat
mungkin tidak relevan lagi akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan monitoring terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus
menerus secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem pengukuran
pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan ini, organisasi kemungkinan
mengubah strategi pencapaian tujuannya. Monitoring dilakukan dengan mengidentifikasi
permasalahan berkaitan dengan
1) Bagaimana organisasi berjalan sampai saat ini?,
2) Bagaimana efektivitas strategi organisasi dalam pencapaian tujuan?,
3) Bagaimana strategi berubah sejak awal hingga akhir?
4) Bagaimana sistem pengukuran bisa mencapai strategi yang berubah-ubah?
5) Bagaimana organisasi bisa memperbaiki sistem pengukuran?.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang
(balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan
di masa depan. Melalui kartu ini skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
melakukan evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua aspek keuangan dan
non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun internal dan eksternal.

Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif.


Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang
menjadi luas yaitu empat prespektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

B. Saran
Semoga makalah ini menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua mahasiswa
khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi. Jika ada kekurangan dan kesalahan, baik penyajian
ataupun penulisan diharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan
pada makalah-makalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

The balanced scorecard. Translate an organization’s mission and strategy into a set of
performance measures the provides the framework for implementing it’s strategy. (470)

https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/

http://mohmahsun.blogspot.com/2011/04/balance-scorecard-di-organisasi-sektor.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai