Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

THE BALANCED SCORECARD

DISUSUN OLEH

NAMA : SALMAWATI

NIM : B1B122163

KELAS : C- MANAJEMEN

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji dan


syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
nikmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “balanced scorecard”. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasaih


sebesar-besarnya kepada ibu Unika Oktaviani Damau, S.M., M.M
selaku dosen mata kuliah Manajemen Biaya yang telah memberikan
tugas kepada kami. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


pembaca dan dapat memperluas pemahaman tentang Balanced
Scorecard. Penulis pun mengetahui bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah ini jauh
lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................5
1.3 ujuan.............................................................................................5
BAB II...................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................6
2.1 Pengertian balanced scorecard....................................................6
2.2 Sejarah balanced scorecard..........................................................7
2.3 Fungsi balanced scorecard...........................................................7
2.4 Empat perspektif balanced scorecard...........................................8
2.5 Siapa Saja yang Bisa Menggunakan Balanced Scorecard.........15
2.6 Contoh kasus penggunaan balanced scorecard..........................16
BAB III................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................18
KESIMPULAN...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak


demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan
dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya perkembangan
teknologi ini telah mengakibatkan iklim persaingan bisnis semakin
ketat. Hal ini akan mendorong kebutuhan akan suatu informasi
menjadi suatu hal yang esensial, sehingga iklim persaingan bisnis
yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial
competition menjadi persaingan informasi (information competition).
Tidaklah mengherankan jika persaingan informasi ini menjadi suatu
hal yang esensial karena dengan adanya informasi yang dihasilkan
untuk setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan akan diperoleh
data dan gambaran aktivitas yang telah dilakukan sehingga
berdasarkan informasi tersebut akan diambil suatu keputusan yang
mempengaruhi kehidupan dan aktivitas perusahaan secara keseluruhan
di masa yang akan datang. Suatu keputusan yang baik dapat diambil
atas dasar informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
Disamping pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
yang dimiliki oleh perusahaan masih banyak manajer-manajer
perusahaan yang menjalankan usahanya dengan sistem manajemen
yang seakan-akan berorientasi pada masa yang lalu (backward) dan
belum berorientasi pada masa depan (forward). Sistem yang lebih
menitikberatkan pada aspek keterukuran objek yang menimbulkan
biaya ini tampak dari adanya pengambilan keputusan yang didasarkan
pada informasi-informasi yang dibuat berdasarkan laporan-laporan
historis secara periodik. Sistem manajemen yang dilaksanakan oleh
banyak perusahaan sekarang ini lebih memfokuskan pada kinerja
keuangan yang diukur secara periodik dimana indikator-indikator
yang terpenting adalah biaya-biaya yang dikeluarkan.
Konsep Balanced Scorecard telah lama dikembangkan oleh
Robert S.Kaplan dan David P.Norton (HBR, January,1992). Konsep
Balanced Scorecard ini dikembangkan untuk melengkapi pengukuran
kinerja finansial (atau dikenal dengan pengukuran kinerja tradisional)
dan sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi perusahaan untuk
merefleksikan pemikiran baru dalam era competitiveness dan
efektivitas organisasi. Konsep ini memperkenalkan suatu sistem
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria
tertentu.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan balanced scorecard ?


2. Bagaimana sejarah balanced scorecard ?
3. Apa – apa saja fungsi dari balanced scorecard ?
4. Bagaimana prespektif balanced scorecard ?
5. Siapa saja yang dapat menggunakan balanced scorecard ?
6. Bagaimana contoh kasus penggunaan balanced scorecard ?

1.3 ujuan

1. Mengetahui apa itu balanced scorecard


2. Untuk mengetahui sejarah balanced scorecard
3. Mengetahui fungsi-fungsi balanced scorecard
4. Mengetahui prespektif balanced scorecard
5. Mengetahui siapa yang dapat menggunakan balanced scorecard
6. Untuk mengetahui contoh kasus balanced scorecard
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian balanced scorecard

Balanced scorecard adalah kerangka perencanaan strategis yang


digunakan perusahaan untuk menetapkan prioritas pada produk,
proyek, dan layanan mereka; berkomunikasi tentang target atau tujuan
mereka dan merencanakan kegiatan rutin mereka. Kartu skor
memungkinkan perusahaan memantau dan mengukur keberhasilan
strategi mereka untuk menentukan seberapa baik kinerja mereka.

Balanced scorecard memberi perusahaan elemen yang


dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘selalu tentang finansial’
menuju model baru yang mana hasilnya menjadi titik awal
untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang
dimiliki.

Tujuannyan untuk memberikan pandangan yang lebih


komprehensif kepada para manajer dengan melengkapi ukuran
finansial melalui metrik tambahan yang mengukur kinerja di berbagai
bidang seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan lainnya.

Balanced scorecard yang sering disingkat sebagai BSC


merupakan alat untuk melihat keputusan strategis yang dibuat oleh
perusahaan berdasarkan beberapa indikator yang telah ditetapkan. Ada
empat aspek atau perspektif dalam balanced scorecard: keuangan,
proses internal, pembelajaran, dan pelanggan.

Balanced scorecard telah menjadi solusi pengukuran yang lebih


presisi dan efisien dalam pengambilan keputusan sekaligus
mengembangkan Manajemen strategis. Balanced Scorecard digunakan
untuk kegiatan pengukuran dan pemantauan dalam segala perspektif
perusahaan, tidak hanya keuangan. Hasilnya, karyawan dalam
perusahaan mengalami peningkatan secara signifikan dalam
memahami strategi yang telah dibuat oleh top level
management sehingga lebih efektif dalam menjalankan strateginya.

2.2 Sejarah balanced scorecard

Pada tahun 1987, konsep BSC pertama kali dikembangkan dan


digunakan oleh perusahaan Analog Devices. Balanced Scorecard
dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dari Harvard Business School
dan David P. Norton pada awal tahun 1990.

Kemudian pada tahun 1992, Kaplan dan Norton mulai


mempublikasikan BSC melalui berbagai artikel, jurnal dan juga buku
“The Balanced Scorecard” yang terbit pada tahun 1996. Sejak
diperkenalkannya konsep asli BSC, berkembang pula berbagai teori
dan penelitian, sehingga banyak praktisi yang turut mengembangkan
BSC berdasarkan artikel asli dari Kaplan dan Norton.

Sepuluh tahun kemudian, Kaplan dan Norton juga meninjau ulang


konsep ini, berdasarkan pengalaman penerapan yang sudah mereka
lakukan. BSC dapat membantu suatu organisasi untuk menghadapi
dua masalah dasar yaitu bagaimana cara :

- Mengukur performa organisasi secara efektif

- Mengimplementasikan strategi dengan sukses.

2.3 Fungsi balanced scorecard

Awalnya,balanced scorecard (BSC) hanya berfungsi untuk


memperbaiki sistem pengukuran keuangan. Seiring berjalannya
waktu, fungsi BSC pun berkembang sehingga digunakan sebagai alat
yang efektif dalam proses pengambilan keputusan. Inilah beberapa
fungsi BSC bagi perusahaan:

1. Mempermudah Komunikasi Strategi dalam Bisnis


BSC berisi rincian rencana strategis yang digambarkan melalui peta
strategi sehingga lebih mudah dipahami oleh seluruh departemen atau
divisi. Karyawan Anda akan mampu mengenali tujuan utama suatu
bisnis, memahami elemen strategis, serta memiliki tujuan jelas dalam
melakukan pekerjaan berkat bantuan BSC.

2. Membuat Strategi Lebih Terstruktur

BSC berguna sebagai alat yang dapat membuat strategi secara logis
dan terstruktur berdasarkan data dan pengetahuan. Strategi yang
dijalankan pun bersifat sistematis sehingga Anda lebih mudah
melacak kemajuannya.

3. Menyelaraskan Strategi Departemen atau Divisi

BSC sangat membantu Anda untuk memastikan bahwa setiap


departemen atau divisi memiliki tujuan yang selaras dengan tujuan
atau visi perusahaan. Intinya, setiap departemen harus menjadikan
tujuan perusahaan sebagai tujuan bersama dan memiliki strategi yang
selaras untuk mewujudkan tujuan perusahaan tersebut.

4. Menjaga Strategi Tetap Berjalan

BSC juga memiliki fungsi pemantauan sehingga strategi yang


ditetapkan untuk mencapai tujuan tetap berjalan lancar. Langkah
strategis yang dibuat tetap terlaksana sesuai rencana awal yang telah
ditetapkan dalam BSC. Alat pengukuran ini juga berguna untuk
meninjau ulang rencana yang telah berjalan sehingga bisa dievaluasi
apabila terjadi kesalahan.

2.4 Empat perspektif balanced scorecard

Berikut ini adalah bidang utama yang difokuskan oleh balanced


scorecard:

1.  Perspektif Keuangan


Perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa diabaikan.
Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan
mendasar.Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating
income, return on investement atau economic value-added.

Balance scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian


visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan
sebagai berikut:

 Peningkatan kepuasa customer melalui peningkatan revenue


 Peningkatan produktifitas dan komitment karyawan melalui cost
effectiveness sehingga terjad peningkatan laba
 Peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan financial
returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan
investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi

Prinsip balanced scorecard ( BSC ) harus ada keseimbangan antara


perspektif keuangan dan perspektif non keuangan .

Perspektif keuangan tidak bisa bekerja tanpa adanya perspektif non-


keuangan misalnya saja laba yang diperoleh perusahaan karena
produk tersebut memiliki nilai manfaat bagi konsumen atau bisa saja
karena faktor SDM dan proses bisnis dari perusahaan tersebut.

Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio


keuangan. Misalnya dengan menganalisis tren keuangan, common size
value antara perusahaan dan pesaing, dan rasio keuangan seperti; rasio
liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio keuntungan, dan rasio
solvabilitas.

Perspektif keuangan juga berguna seberapa perusahaan atau bisnis


Anda memiliki daya tarik kepada para investor. Bisa dikatakan
perspektif yang satu ini sangat penting dan menjadi dasar
ukur kesehatan bisnis .

Di bawah perspektif keuangan, tujuan perusahaan adalah untuk


memastikan bahwa ia memperoleh pengembalian atas investasi yang
dilakukan dan mengelola risiko utama yang terlibat dalam
menjalankan bisnis. Tujuan dapat dicapai dengan memuaskan
kebutuhan semua pemain yang terlibat dalam bisnis, seperti
pemegang saham , pelanggan, dan pemasok.

Pemegang saham merupakan bagian integral dari bisnis karena


mereka adalah penyedia modal; mereka harus bahagia ketika
perusahaan mencapai kesuksesan finansial. Mereka ingin memastikan
bahwa perusahaan terus menghasilkan pendapatan dan bahwa
organisasi memenuhi tujuan seperti meningkatkan profitabilitas dan
mengembangkan sumber pendapatan baru. Langkah-langkah yang
diambil untuk mencapai tujuan tersebut mungkin termasuk
memperkenalkan produk dan layanan baru, meningkatkan proposisi
nilai perusahaan , dan mengurangi biaya menjalankan bisnis.

2.  Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu


menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target.
Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk
mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target
finansial.

Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar
dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan
suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik kepada
pelanggan. Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok
yaitu core measurement group (kelompok inti) dan customer value
proposition (kelompok penunjang).

Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:

 Pangsa pasar atau market share


 Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
 Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama
atau customer retention
 Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
 Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability

Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga  kelompok


yaitu:

 Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)


 Hubungan dengan pelanggan
 Citra dan reputasi

Perspektif pelanggan memantau bagaimana entitas memberikan nilai


kepada pelanggannya dan menentukan tingkat kepuasan pelanggan
dengan produk atau layanan perusahaan . Kepuasan pelanggan
merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Seberapa
baik perusahaan memperlakukan pelanggannya jelas dapat
memengaruhi profitabilitasnya.

Balanced scorecard mempertimbangkan reputasi perusahaan versus


pesaingnya. Bagaimana pelanggan melihat perusahaan Anda vis-à-vis
pesaing Anda? Ini memungkinkan organisasi untuk keluar dari zona
nyamannya untuk melihat dirinya sendiri dari sudut pandang
pelanggan, bukan hanya dari perspektif internal.

Beberapa strategi yang dapat difokuskan perusahaan untuk


meningkatkan reputasinya di antara pelanggan termasuk meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan, dan
menyesuaikan harga produk dan layanan utamanya.

3.  Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang


memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang
mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar
yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham.

Tiap perusahaan mempunyai  proses dan nilai yang unik bagi


pelanggannya. Secara umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip
dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:
Proses Inovasi

Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses


produksi. Tapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di
luar proses produksi.

Dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen,


yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses
perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan


pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari
pelanggan. Hal tersebut tidak memberi tambahan pendapatan bagi
perasahaan. Intinya proses inovasi harus bisa memberikan nilai yang
diinginkan konsumen.

Proses Operasi

Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang dapat dilihat


dari perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk
jadi, proses marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan
pembeli.

Proses ini menekankan kepada penyampaian produk kepada


pelanggan secara efisien, tepat waktu, dan berdasarkan fakta yang
menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar
organisasi.

Pelayanan Purna Jual

Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh


perusahaan atau bisnis kepada konsumen sebagai jaminan mutu
produk yang telah dibeli oleh konsumen.

Banyak bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi,


perbaikan, perawatan, hingga garansi.
Proses internal bisnis menentukan seberapa baik entitas
berjalan. Balanced scorecard menempatkan ukuran dan tujuan yang
dapat membantu bisnis berjalan lebih efektif. Juga, scorecard
membantu mengevaluasi produk atau layanan perusahaan dan
menentukan apakah mereka sesuai dengan standar yang diinginkan
pelanggan. Bagian penting dari perspektif ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan, "Apa yang kita kuasai?"

Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membantu perusahaan


merumuskan strategi pemasaran dan mengejar inovasi yang mengarah
pada penciptaan cara-cara baru dan lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.

4.  Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif balanced scorecard ( BSC ) ini menyediakan infrastruktur


bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya serta untuk
menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.

Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya
pada peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga
melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia,
sistem dan prosedur.

Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal


bisa menjadi pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang
ada dari manusia, sistem, dan prosedur.

Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu perusahaan harus


melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu:
meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta
menata ulang prosedur yang ada.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip


kapabilitas yang terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:

Kapabilitas Pekerja
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada
perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang
harus diperhatikan oleh manajemen:

 Kepuasan pekerja

Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan


produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada
konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah
keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses
untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan
menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.

 Retensi pekerja

Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja


terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja
merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya
seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan
loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur
dengan persentase turnover di perusahaan.

 Produktivitas pekerja

Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari


peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan
kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output
yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya
untuk menghasilkan output tersebut.

Kapabilitas Sistem Informasi

Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi


adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi
yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan
Iklim Organisasi

Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya


motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan
pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal
tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.

Intinya dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, balanced


scorecard lebih menekankan pada aspek organisasi.Bagaimana
perusahaan bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang ada
menjadi faktor keunggulan kompetitif.

Kapasitas organisasi penting dalam mengoptimalkan tujuan dan


sasaran dengan hasil yang menguntungkan. Personil di departemen
organisasi diminta untuk menunjukkan kinerja tinggi dalam hal
kepemimpinan, budaya entitas, penerapan pengetahuan, dan keahlian.

Infrastruktur yang tepat diperlukan bagi organisasi untuk memberikan


sesuai dengan harapan manajemen. Misalnya, organisasi harus
menggunakan teknologi terbaru untuk mengotomatisasi aktivitas dan
memastikan kelancaran aktivitas.

2.5 Siapa Saja yang Bisa Menggunakan Balanced Scorecard

Semua perusahaan dari berbagai industri bisa menggunakan BSC


untuk menilai kinerjanya. Hanya saja, BSC lebih sering digunakan
oleh kepala departemen atau divisi dan pimpinan perusahaan tingkat
eksekutif.

Efektivitas penggunaan BSC terlihat dari integritas dan dukungan


penuh dari anggota tim. Itulah pentingnya menyampaikan dan
mengintegrasikan strategi dalam BSC kepada setiap karyawan.
Intinya, BSC tidak akan berjalan efektif apabila Anda masih
menjalankan gaya kepemimpinan tradisional yang kurang transparan
kepada anggota tim.

Manajemen apa pun perlu mengimplementasikan BSC dalam setiap


proses bisnisnya agar kinerja perusahaan berjalan efisien. Pada
akhirnya, tujuan atau visi perusahaan pun tercapai secara konsisten
berkat kehadiran BSC.

2.6 Contoh kasus penggunaan balanced scorecard

Perusahaan ABC adalah produsen elektronik yang ingin


meningkatkan kinerja perusahaannya. Mereka menggunakan BSC
sebagai alat untuk mengukur dan mengelola kinerja perusahaan
mereka. Berikut adalah empat perspektif dalam BSC yang mereka
terapkan:

a. Perspektif Keuangan:

 Tujuan: Meningkatkan profitabilitas perusahaan.

 Ukuran: Laba bersih, pertumbuhan pendapatan, tingkat


pengembalian investasi.

 Tindakan: Meningkatkan efisiensi operasional, mengevaluasi


dan mengurangi biaya produksi, meningkatkan margin laba.

b. Perspektif Pelanggan:

 Tujuan: Memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

 Ukuran: Tingkat kepuasan pelanggan, pangsa pasar, waktu


respon pelanggan.

 Tindakan: Melakukan survei kepuasan pelanggan,


meningkatkan kualitas produk dan layanan, mengurangi waktu
respon pelanggan.

c. Perspektif Proses Internal:

 Tujuan: Meningkatkan efisiensi operasional.

 Ukuran: Tingkat kualitas produk, waktu siklus produksi, tingkat


efisiensi produksi.
 Tindakan: Menerapkan Lean Six Sigma untuk meningkatkan
kualitas produk, mengurangi waktu siklus produksi,
meningkatkan efisiensi produksi.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:

 Tujuan: Meningkatkan kemampuan dan inovasi perusahaan.

 Ukuran: Tingkat kompetensi karyawan, tingkat inovasi produk,


tingkat retensi karyawan.

 Tindakan: Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada


karyawan, mendorong budaya inovasi, meningkatkan program
loyalitas karyawan.

Dengan menggunakan BSC, perusahaan ABC dapat memantau dan


mengukur kinerja mereka dalam berbagai aspek yang penting. Mereka
dapat melihat hubungan sebab-akibat antara tujuan dan tindakan yang
diambil dalam setiap perspektif. Dengan demikian, mereka dapat
membuat keputusan yang lebih baik dalam upaya meningkatkan
kinerja dan mencapai visi jangka panjang perusahaan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Balanced scorecard adalah kerangka perencanaan strategis yang


digunakan perusahaan untuk menetapkan prioritas pada produk,
proyek, dan layanan mereka; berkomunikasi tentang target atau tujuan
mereka dan merencanakan kegiatan rutin mereka. Balanced
scorecard yang sering disingkat sebagai BSC merupakan alat untuk
melihat keputusan strategis yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan
beberapa indikator yang telah ditetapkan. Ada empat aspek atau
perspektif dalam balanced scorecard: keuangan, proses internal,
pembelajaran, dan pelanggan. Balanced scorecard berfungsi untuk
empermudah Komunikasi Strategi dalam Bisnis, membuat Strategi
Lebih Terstruktur, menyelaraskan Strategi Departemen atau Divisi
dan menjaga Strategi Tetap Berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

https://corporatefinanceinstitute.com/resources/management/balanced-

scorecard/

https://www.jurnal.id/id/blog/balanced-scorecard/

https://www.sodexo.co.id/balanced-scorecard-adalah/

https://standarku.com/balanced-scorecard/

https://balancedscorecard.org/bsc-basics-overview/

Anda mungkin juga menyukai