Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM MENGANALISA


KINERJA PERUSAHAAN

( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan Kelas B)

Oleh :
Dhanny Indra Prasetya 192520102012
Nonik Aisyah Rohman 192520102017
Tamara Asriningtyas Puteri 192520102020

PROGRAM PASCA
MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugasMakalah yang berjudul
“PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM MENGANALISA
KINERJA PERUSAHAAN”.Makalahini di buat untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Manajemen Kesehatan Kelas B.
Penulisan Makalahini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., SE, M.Si., yang telah memberikan tugas
Makalah ini sehingga kami dapat belajar hal baru dan memahami cara
penerapan serta konsep Balance Scorecard.
Kami menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sama
halnya dengan Makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami dapat
mengembangkan Makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga hasil dari Makalah
ini dapat memberikan sumbang pikir yang positif bagi pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Jember, Septermber 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Balance Scorecard................................................................................... 3
2.2 Perspektif Balanced Scorecard ................................................................................. 6
2.3 Manfaat Balanced Scorecard .................................................................................. 13
BAB 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 15
3.1 Contoh Analisis Jurnal ............................................................................................ 15
3.1.1 Perspektif Keuangan ....................................................................................... 15
3.1.2 Perspektif Pelanggan ....................................................................................... 16
3.1.3 Perspektif Bisnis Intenal ................................................................................. 18
3.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran..................................................... 19
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................................. 20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 20
4.2 Saran ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 23

1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami perubahan yang cukup pesat,
baik bidang komunikasi, transportasi, bidang tehnologi informasi maupun ilmu
pengetahun. Besarnya perkembangan bisnis tersebut juga sesuai dengan hasil Sensus
Ekonomi 2016 yang mencatat jumlah perusahaan di indonesia sebanyak 26,7 juta,
angka tersebut meningkat dibandingkan hasil sensus ekonomi 2006 yang sebanyak
22,7 juta perusahaan. Hasil tersebut membuktikan bahwa terjadi peningkatan jumlah
perusahaan sebanyak 3,98 juta dalam waktu 10 tahun terakhir hingga tahun
2016(Suhariyanto,2017).
Tekanan globalisasi juga membuat pintu perdagangan dunia semakin terbuka,
sehingga banyak perusahaan asing yang masuk ke indonesia sehingga membuat
perusahaan dalam negeri untuk terus berinovasi guna memenangkan persaingan.
Kondisi inilah menyebabkan perusahaan dalam negeri harus memilki sistem
manajemen perusahaan yang baik agar dapat selalubersaing dengan perusahaan-
perusahaan sejenis lainnya.
Salah satu cara untuk untuk mengevaluasi sistem manajemen perusahaan
harus dilakukan pengukuran kinerja supaya terlihat faktor apa yang perlu
diperhatikan dan diperbaiki guna kemajuan perusahaan kedepannya. Pengukuran
kinerja yang efektif mampu menilai keseluruhan perspektif dalam perusahaan di
mana pengukuran kinerja tersebut terangkum dalam suatu sistem pengukuran
strategis. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard (BSC) yang merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan
secara berkesinambungan (sustainable outstanding financial performance) (Mulyadi,
2009).

1
Balance Scorecard tidak hanya fokus dalam bidang keuangan, tetapi juga
manusia yang menjadi titik tolak naik turunnya kinerja dalam suatu organisasi.
Dengan memanfaatkan balance scorecard akan dapat memberikan gambaran bagi
organisasi yang memanfaatkan pengukuran kinerja terhadap tujuan jangka panjang.
Kelebihan dari balance scorecard adalah melakukan pengukuran dari 4 perspektif
yaitu bidang keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta
pertumbuhan perusahaan. Hasil dari pengukuran Perspektif-perspektif tersebut yang
akan membuat perusahaan mengetahui langkah korektif dan inovatif untuk jangka
panjang dalam meningkatkan profit perusahaan (Koesomowidjojo, 2015)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana proses penerapan pengukuran Balance Scorecard pada suatu
perusahaan?
1.2.2 Bagaimana hasil dari pengukuran Balance Scorecard terhadap evaluasi
perusahaan kedepannya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui proses penerapan pengukuran Balance Scorecard pada
suatuperusahaan
1.3.2 Untuk menghasilkan langkah inovasi dan langkah evaluasi dari hasil
pengukuran balance scorecard.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Balance Scorecard


Balanced scorecard juga merupakan suatu konsep manajemen yang
membantu menerjemahkan strategi ke dalam kinerja. Pada awalnya balanced
scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran
kinerja yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya balanced scorecard
mengalami perkembangan implementasinya, tidak hanya sebagai alat pengukur
kinerja, namun meluas sebagai pendekatan dalam menyusun rencana strategik.
(Koesomowidjojo, 2017). Balanced scorecard digunakan dalam melaksanakan
proses-proses manajemen, seperti berikut:
a. Mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan. Adapun
yang dimaksud visi adalah suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran
ideal yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa yang akan datang. Sedangkan
strategi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh
organisasi untuk bertindak dari satu titik referensi ke titik referensi lain
b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategis dengan ukuran-
ukuran kinerja
c. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif-nisiatif
(program-program strategis)
d. Mengembangkan umpan balik dan pembelajaran strategis untuk peningkatan
terus-menerus dimasa yang akan datang.

3
Koesomowidjojo (2017) menyatakan bahwa Balanced Scorecard memberikan
sebuah kerangka untuk memandang strategi yang digunakan untuk mencapai nilai
dari empat perspektif:
a. Financial berkaitan dengan strategi pertumbuhan, profitabilitas, risiko yang
dipandang dari sisi pemegang saham.
b. Customer berkaitan dengan strategi dalam menciptakan nilai dan diferensiasi
dari perspektif pelanggan.
c. Internal Business Process berkaitan dengan prioritas strategi atas berbagai
proses bisnis untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan pemegang saham.
d. Learning and Growth berkaitan dengan prioritas untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi perubahan, inovasi, dan pertumbuhan secara
organisasional.

4
Dari berbagai pendapat di atas yang berkaitan dengan empat perspektif
Balanced Scorecard dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard terdiri atas empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
Balanced Scorecard adalah sistem manajemen untuk mengukur dan mengendalikan
secara cepat, tepat serta komprehensif, dan memberikan pemahaman tentang kinerja
perusahaan dengan menggunakan empat perspektif.
Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran keuangan kinerja masa
lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard
diturunkan dari visi dan strategi, di mana tujuan dan ukuran memandang kinerja
perusahaan melalui empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan (Koesomowidjojo, 2017).

5
2.2 Perspektif Balanced Scorecard
2.2.1 Prespektif Keuangan
Prespektif keuangan berkaitan dengan kinerja keuangan organisasi di dalam
suatu perusahaan, terutama yang menyangkut laba yang merupakan satu-satunya
unsur yang dapat digunakan dalam mendukung perwujudan tujuan strategik untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi didalam perusahaan
sekarang dan dimasa mendatang. Dengan kata lain tolok ukur kinerja keuangan
bermaksud untuk mengetahui apakah strategi bisnis dan implementasinya sesuai
dengan tujuan untuk meraih laba yang ditargetkan.
Prespektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangka panjang, prespektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global
dari ketiga perspektif lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran prespektif lain harus
dihubungkan dengan tujuan keuangan. Pertumbuhan keuangan memiliki tiga tema
strategis: pertumbuhan pendapatan penurunan biaya, dan pemanfaatan aset (Dewi,
2015). Ketiga tema ini merupakan elemen penting bagi pengembangan tujuan dan
ukuran operasional spesifik.
a. Pertumbuhan Pendapatan
Pertumbuhan pendapatan merupakan salah satu tujuan operasional. Setelah
tujuan operasional diketahui, maka diperlukan perancangan ukuran kinerja.
Perancangan dibentuk secara sesifik agar penilaian lebih jelas.
b. Perubahan Biaya
Dalam pengukuran kinerja, perhitungan biaya-biaya haruslah dibuat akurat.
Ukuran yang digunakan adalah biaya per unit atau biaya objek biaya tertentu.
c. Penggunaan Aset
Perbaikan dan pemanfaatan aset merupakan tujuan utama. Ukuran keuangan
yang digunakan berupa ROI, dan Nilai tambah Ekonomi.

6
2.2.2 Perspektif Pelanggan
Prespektif yang harus mendapat perhatian dari perspektif ini yaitu kepuasan
pelanggan yang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam memenuhi harapan
atau menyenangkan pelanggan. Sehingga konsumen akan senang dan kembali pada
penyedia pelayanan yaitu perusahaan. Perspektif pelanggan merupakan sumber
komponen pendapatan dari tujuan keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan
memilih pelanggan dimana perusahaan akan bersaing (Dewi, 2015).
Setelah memilih dimana akan bersaing, maka tujuan dan ukuran utama perlu
dikembangkan. Keadaan dan kemampuan setiap pelanggan berbeda-beda. Perusahaan
memiliki keinginan dan penilaian produk dan jasa yang berbeda pula. Untuk itu
diperlukan segmentasi pasar yang berbeda pula. Balanced Scorecard merupakan
deskripsi dari strategi perusahaan, untuk itu haruslah di identifikasi segmentasi pasar.
Ukuran perspektif pelanggan memiliki tujuan yaitu (Koesomowidjojo, 2017):
a. Pangsa Pasar (Market Share)
Pangsa pasar merupakan refleksi proporsi bisnis perusahaan yang diterima
oleh pasar. Ukuran yang digunakan adalah presentase pasar.
b. Retensi Pelanggan (customer Retension)
Retensi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan pelanggan ukuran yang digunakan adalah presentase
pertumbuhan bisnis dari pelanggan dan pelanggan yang kembali datang.
c. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)
Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan untuk menambah
jumlah pelanggan. Ukuran yang digunakan adalah jumlah pelanggan baru.
d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Kepuasan Pelanggan memenuhi tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan
kinerja spesifik seperti kualitas, layanan, atau kehandalan pengiriman tepat
waktu. Pengukuran kepuasan pelanggan menjadi hal yang penting untuk
dilakukan oleh setiap organisasi. Kepuasan pelanggan menurut teori service
quality dipengaruhi oleh lima dimensi yaitu:

7
1) Tangibel.
Dimensi ini merupakan berbagai fasilitas yang dapat dilihat dan digunakan
perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, seperti:
a) Bangunan gedung/kantor
b) Peralatan yang dimiliki perusahaan
c) Penampilan karyawan/petugas perusahaan
d) Usaha dalam mempromosikan perusahaan
2) Reliability.
Merupakan kehandalan karyawan/petugas dalam melayani pelanggan sesuai
yang dijanjikan, seperti:
a) Kemampuan dalam menepati janji
b) Kemampuan dalam memecahkan masalah pelanggan
c) Kemampuan dalam memberikan pelayanan pertama yang baik
d) Tidak melakukan kesalahan yang berarti
3) Responsiveness.
Dimensi ini dimaksudkan sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan,
merespon pelanggan dalam usaha memuaskan pelanggan, seperti:
a) Kemampuan perusahaan untuk memberikan informasi secara tepat
b) Berusaha memberikan pelayanan dengan segera ketika diperlukan
c) Berusaha memberikan pertolongan kepada pelanggan
d) Tidak menunjukkan sikap sok sibuk
4) Assurance.
Rasa aman/kenyamanan dirasakan atau diterima pelanggan, meliputi:
a) Kredibilitas perusahaan
b) Perusahaan menghargai bisnis pelanggan
c) Memperlakukan pelanggan secara sopan santun
d) Karyawan memiliki pengetahuan di bidangnya

8
5) Emphaty
a) Karyawan mampu memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada
pelanggan
b) Perusahaan mengerti kemampuan dan keinginan pelanggan
c) Kenyamanan jam operasional perusahaan bagi pelanggan
d) Mempelajari kebutuhan pelanggan sebelum mengambil tindakan
apapun
2.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal merupakan prespektif ketiga dalam Balanced Scorecard.
Proses ini merupakan identifikasi untuk mencapai tujuan perspektif keuangan. Tolok
ukur perspektif Proses Bisnis Internal untuk mengetahui kegiatan dalam proses
produksi sebagai usaha yang bersifat internal agar dapat memberikan nilai sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen/ pelanggan serta pemilik organisasi di
dalam perusahaan. Biasanya dalam Balance Scorecard digunakan model rantai nilai
proses bisnis internal yang terdiri dari tiga komponen utama (Liviawati, dkk, 2016),
yaitu :
a. Proses Inovasi
Merupakan identifikasi atas kebutuhan pelanggan masa kini dan masa
mendatang serta mengembangkan solusi kebutuhan pelanggan. Proses inovasi
dilakukan dengan mengembangkan riset pasar, preferensi atau kebutuhan
pelanggan secara spesifik sehingga mampu menawarkan barang dan jasa.
b. Proses Operasional
Merupakan proses identifikasi untuk mengurangi pemborosan dan
mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam operasional serta
mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam proses operasional
untuk meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan kualitas produk dan
proses, serta memperpendek waktu siklus sehingga meningkatkan penyerahan
produk yang berkualitas dan tepat waktu.

9
c. Proses Pelayanan
Merupakan proses yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan dan
menyelesaikan masalah yang ada pada pelanggan. Aspek dalam proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dievaluasi melalui indikator yang
telah ditetapkan dan digunakan sebagai alat monitor yangpraktis oleh
manajemen. Beberapa indikator pelayanan yang umumnya digunakan oleh
rumah sakit adalah tingkat pemakaian tempat tidur (BOR), lamanya hari rawat
(LOS), frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO), efisiensi penggunaan tempat
tidur (TOI), NDR (Net Death Rate), dan juga GDR (Gross Death Rate).
Selain itu untuk mengukur kinerja operasional rumah sakit dapat melihat
jumlah komplain pasien mengenai pelayanan yang diterima.

2.2.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Perspektif yang keempat merupakan kemampuan untuk mengembangkan
perusahaan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki tujuan untuk
mencapai keunggulan outcome dalam ketiga perspektif financial, pelanggan, dan
proses bisnis internal (Liviawati, dkk, 2016). Tolok ukur dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan untuk mengetahui tiga aspek sebagai berikut
(Memarista dan Kurniasari, 2017):
a. Kapabilitas karyawan
Kapabilitas karyawan dapat dibangun dengan melaksanakan pendidikan dan
pelatihan bagi personel serta penerapan ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan
personel ini ke dalam pekerjaan merek dan peluang untuk bertumbuh bagi
karyawan dapat disediakan dalam bentuk pelatihan ketrampilan. Salah satu
faktor kunci dalam pembangunan kepabilitas ini adalah kepuasan karyawan.
Kepuasan karyawan dapat dilihat dari sisi reward, promosi, turn over,
hubungan dengan atasan dan rekan kerja serta persepsi terhadap pekerjaannya.

10
1) Reward
Reward adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja yang
dilakukan oleh karyawan. Tidak adanya reward dapat menyebabkan
ketidakpuasan karyawan dan berpotensi pada rendahnya komitmen mereka
2) Promosi
Promosi jabatan adalah salah satu bentuk pengembangan karir bagi karyawan.
Pengembangan karir mempunyai hubungan langsung dengan efektifitas dan
kepuasan anggota organisasi.
3) Turn over
Turn over adalah perbandingan antara karyawan yang masuk dan keluar dari
perusahaan. Besarnya turn over sangat berhubungan dengan kepuasan kerja
karena kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan
perputaran karyawan yang lebih tinggi, dimana biasanya akan mencari
kesempatan diperusahaan lain dan meninggalkan perusahaan.
4) Hubungan dengan atasan dan rekan kerja
Hubungan dengan atasan dan rekan kerja sangat penting untuk suatu
organisasi. Struktur organisasi harus didesain nirbatas sehingga tercipta
keeratan hubungan antara manajer dengan karyawan, hubungan antar fungsi
yang dibentuk dalam organisasi, dan hubungan antara perusahaan dengan
pemasok dan mitra bisnis sehingga secara bersama-sama mereka bersatu padu
menghasilkan value terbaik bagi pelanggan
5) Persepsi terhadap pekerjaan
Dalam suatu organisasi termasuk organisasi kesehatan seperti rumah sakit,
persepsi personel terhadap pekerjaannya tentu menjadi hal yang sangat
diperhatikan. Karyawan rumah sakit mampu memberikan kontribusi penuh
bagi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit apabila mereka memiliki
rasa bangga atas pekerjaan mereka (Liviawati, dkk, 2016). Namun, selain rasa
bangga terhadap pekerjaannya, personil juga terkadang menganggap
pekerjaan yang dilakukannya sudah melampaui kapasitasnya sehingga
membuat personil tidak optimal dalam melaksanakan pelaksanannya.

11
Hal ini terjadi jika jumlah personil dalam menangani pekerjaan tidak
mencukupi. Kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah
sehingga akhirnya mutu kerja menurun. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa kemampuan dari manusia merupakan hal yang penting
dalam mencapai kinerja organisasi karena kemampuan manusia dalam
memanfaatkan pengetahuan adalah faktor yang menjadikan organisasi
berbeda dari organisasi lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
organisasi harus memiliki kapabilitas untuk belajar, kapabilitas untuk
memperbaharui atau mengganti ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang
dikuasai oleh personelnya dan kapabilitas untuk berbagi ilmu pengetahuan,
dan teknologi diantara personelnya.
b. Kapabilitas sistem informasi
Kapabilitas sistem informasi merupakan infrastruktur teknologi mencakup
infrastruktur fisik seperti jejaring komunikasi serta infrastruktur yang terdiri
dari standar, perencanaan bencana, dan keamanan.Infrastruktur teknologi turut
berperan dalam produktifitas karyawan karena produktifitas karyawan sangat
ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi karyawan untuk
melaksanakan tugasnya. Ketidakmampuan sistem informasi menyajikan
informasi yang dibutuhkan akan membawa dampak negatif kepada strategi
bisnis.
c. Budaya organisasi
Interaksi antara personel dan organisasi dari waktu ke waktu akan berdampak
pada perkembangan kultur organisasi. Budaya organisasi adalah suatu tatanan
aturan yang biasanya tidak tertulis dan diikuti oleh setiap individu atau dalam
organisasi tersebut. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu budaya
organisasi dengan personel yang berkinerja tinggi perlu adanya ruang
produktif dan peraturan yang mendukung agar setiap personel terdorong untuk
menampilkan kinerja tinggi

12
2.3 Manfaat Balanced Scorecard
Balanced Scorecard dipercaya memiliki manfaat yang dapat melipatgandakan
laba yang di dapat oleh perusahaan dan merupakan penilaian yang dianggap efektif
bagi kinerja perusahaan sektor publik. Aji, dkk (2019) menyatakan beberapa manfaat
dari konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard yaitu:
a. Mengklarifikasi dan menghasilkan kosensus mengenai strategi.
b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
d. Mengaitkan berbagai berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang
dan anggaran tahunan.
e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
f. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secraa periodic dan sistematis.
g. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.
Penerapan Balanced Scorecard menghasilkan berbagai proses manajemen penting
yaitu (Winarsih, 2014):
a. Memperjelas dan menerjemahkan Visi dan Strategi
Proses ini dimulai dengan tim manajemen secara bersama-sama
menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan strategi yang
spesifik.Tujuan dan ukuran strategi Balanced Scorecard dikomunikasikan ke
seluruh organisasi. Komunikasi tersebut memberi informasi kepada karyawan
mengenai berbagai tujuan penting yang harus dicapai agar strategi organisasi
berhasil.
b. Merencanakan, Menetapkan strategi dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategi.
Balanced Scorecard dapat memberikan dampak besar jika dimanfaatkan untuk
mendorong perubahan perusahaan. Balanced Scorecard mengharuskan para
eksekutif untuk menentukan sasaran bagi berbagai strategi untuk berbagai

13
ukuran Balanced Scorecard. Sasaran-sasaran tersebut harus mencerminkan
adanya perubahan kinerja unit bisnis.
c. Meningkatkan Umpan Balik dan Pembelajaran Strategi
Proses manajemen yang terakhir menyertakan Balanced Scorecard dalam
suatu kerangka pembelajaran strategi. Proses ini merupakan proses yang
paling inovatif dan merupakan aspek yang paling penting dari seluruh proses
manajemen.
.

14
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Analisis Jurnal


“ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCE
SCORECARD”
(studi kasus di PT Aneka Adhilogam)

3.1.1 Perspektif Keuangan


Dengan kata lain tolok ukur kinerja keuangan bermaksud untuk mengetahui
apakah strategi bisnis dan implementasinya sesuai dengan tujuan untuk meraih laba
yang ditargetkan. Perspektif ini menilai kinerja perusahaan dari sudut pandang
keefektifan laporan keuangan perusahaan. Pengukuran pada ROA, ROE, TATO dan
PMS.

ROA (%) ROE (%) TATO PMS (%)


Tahun
(kali)
2011 3,53% 34,60% 0,54 6,58%
2012 7,05% 69,18% 0,59 12,04%
2013 6,39% 62,63% 0,60 10,66%

Jumlah 16,97% 166,41% 1,72 29,28%

Rata-Rata 5,66% 55,47% 0,57 9,76%

Aneka Adhilogam Karya yang setiap tahunnya menunjukkan ROA yang


positif meskipun pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.Hasil
Analisis Return On Equity (ROE) 3 tahun terakhir mengalami kenaikan dan
penurunan untuk setiap tahunnya.Semakin besar nilai presentase ROE maka kinerja
perusahaan semakin baik, karena kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan
memberikan pengembalian hasil yang menguntungkan bagi pemilik saham maupun
para investor yang sudah menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.

15
Hasil Analisis Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2011 nilai TATO adalah
sebesar 0,54 dan tahun 2012 menjadi 0,59 yang berarti naik 0,05 sedangkan di tahun
2013 nilai TATO kembali mengalami peningkatan sebesar 0,01dari tahun
sebelumnya menjadi sebesar 0,60. Dengan rasio yang terus meningkat setiap
tahunnya menunjukkan aset perusahaan semakin baik. Hasil Analisis Profit Margin
On Sales (PMS) tahun 2011 adalah sebesar 6,58 %, sedangkan tahun 2012 naik
sebesar 5,46 % menjadi 12,04 %, dan tahun 2013 nilai rasio mengalami penurunan
sebesar 1,38 % menjadi 10,66 %. Rasio ini menggambarkan bahwa perusahaan
mampu menjalankan kegiatan penjualan dengan baik, meskipun pada tahun 2013
mengalami penurunan.

3.1.2 Perspektif Pelanggan


Kegunaan dari Perspektif pelanggan adalah untuk menilai kepuasan
pelanggan. Pengukuran- pengukuran analisisnya adalah:
a. Customer Retention/Retensi Pelanggan, untuk mengukur dari keberhasilan
perusahaan dalam mempertahankan pelanggan tetapnya.
b. Number Of Complain/Komplain Pelanggan, untuk mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menangani masalah complain dari pelanggan.
c. ustomer Acquistion, untuk mengukur dalam keberhasilan perusahaan
mendapatkan pelanggan baru.
d. Customer Satisfaction Index/Kepuasan Pelanggan, pengukuran ini untuk
mengukur perspektif pelanggan terhadap kepuasan pelanggan) menggunakan
kuesioner dan disebarkan kepada 40 responden yaitu pelanggan tetap yang
telah bekerja lebih dari 5 tahun. Berikut hasil analisis perspektif pelanggan.

Customer Number Of Customer


Tahun
Retention (%) Complain (%) Acquistion (%)
1 4=2/3 4=(2/3) 4=(2/3)

2011 83,78% 5,41% 16,22%

2012 83,16% 2,63% 16,84%

16
2013 83,05% 1,69% 16,95%

Jumlah 249,99% 9,73% 50,01%

Rata-Rata 83,33% 3,24% 16,67%

Hasil dari analisis customer retention menunjukkan bahwa setiap tahunnya


perusahaan selalu mendapatkan peningkatan pelanggan tetap. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan jumlah total pelanggan tetap yang setiap tahunnya meningkat.
Meskipun demikian dari tabel hasil analisis retensi pelanggan juga menunjukkan
bahwa nilai customer retention mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut
dapat terlihat dari hasil customer retention pada tahun 2012 menurun 0,63 % dari
tahun 2011 yang semula 83,78 % menjadi 83,16 %. tahun 2013 nilai customer
retention mengalami penurunan 0,11% dari tahun sebelumnya menjadi 83,05 %.
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diambil penilaian bahwa Perusahaan dari tahun
2011-2013 mampu menjaga pelangganya dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis number of complain ditunjukkan dengan jumlah
pelanggan komplain yang selalu berkurang dari tahun 2011-2013. Perhitungan
number of complain untuk tahun 2011 sebesar 5,41 % dan tahun 2012 menurun
sebesar 2,77 % menjadi 2,63 % dan tahun 2013 kembali berkurang sebesar 0,94 %
menjadi 1,69 %. Dari perhitungan diatas, menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menjaga hubungan baik dengan para pelanggannya dan mampu mengatasi keluhan
yang dialami pelanggannya. Hasil dari analisis customer acquistion mengalami
peningkatan pada tahun 2011 sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 nilai customer
acquisition naik sebesar 0,63% dari tahun sebelumnya.

Tahun 2013 kembali mengalami peningkatan yang semulatahun 2012 16,84 %


menjadi 16,95 % naik 0,11 % dari tahun 2012. Naik jumlah konsumen baru yang
didapatkan perusahaan, maka perusahaan mampu mencarilangkah-langkah dan
terobosan baru untuk menarik konsumen, hal tersebut menjadi suatu keberhasilan
untuk kinerja perusahaan khusunya dalam kinerja marketingnya yang baik sehingga
setiap tahunnya mampu meningkatkan jumlah pelanggan baru yang didapatkan. Hasil

17
analisis perhitungan customer satification berdasarkan kuesioner yang telah
disebarkan dan di isi oleh para pelanggan, menunjukan nilai indek sebesar 2034, nilai
indek 2034 termasuk dalam interval 1907 – 2355, sehingga bisa dikatakan bahwa
pelanggan sudah puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan.

3.1.3 Perspektif Bisnis Intenal


Perspektif ini untuk mengukur kinerja perusahaan terhadap proses bisnis
perusahaan yang telah berjalan sampai saat ini. Pengukuran perspektif proses bisnis
internal menggunakan kuesioner yang berisi 20 pernyataan mengenai proses bisnis
internal di PT. Aneka Adhilogam Karya dan kuesioner disebarkan kepada 40
karyawannya.
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan dan di isi oleh para karyawan,
didapat indek sebesar 3137, nilai indek 3137 termasuk dalam interval 2723 – 3363
yang dikategorikan baik, sehingga dapat dikatakan bahwa proses kegiatan bisnis
internal yang telah perusahaan terapkan saat ini sudah baik. Meskipun demikian,
perspektif bisnis internal yang dilakukan perusahaan saat ini belum sepenuhnya baik
menurut beberapa karyawan. Hal tersebut ditunjukkan bahwa terdapat kuesioner
yang diisi salah satu responden hanya menunjukkan jumlah 60. Dari jumlah 60
tersebut, responden memilih jawaban tidak setuju (TS) dari pernyataan yang
diberikan. Pernyataan yang diberikan jawaban tidak setuju (TS) oleh salah satu
responden adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan cetakan.Salah satu karyawan
berpendapat bahwa perusahaan terkadang menggunakan bahan baku yang
kurang ideal dalam membuat produk, hal tersebut dikarenakan bahan baku
terlambat datang sehingga perusahaan harus menggunakan bahan seadanya,
tanpa mempertimbangakn kualitas dari bahan tersebut. Solusi Perbaikan :
Perusahaan diharapkan mampu mencari penyedia bahan baku alternatif,
sehingga memiliki banyak pilihan jika membutuhkan bahan baku jika salah
satu penyedia tidak mampu menepati memberikan bahan baku sesuai pesanan
dan mengirimkannya tidak tepatwaktu.

18
b. Kegiatan Finishing dilakukan dengan sangat rapi dan teliti sehingga dihasilkan
produk yang berkualitas. Beberapa karyawan berpendapat bahwa kegiatan
finishing yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya optimal. Masih
terdapat karyawan yang kurang teliti dalam kegiatan finishing. Sehingga
produk yang dihasilkan kurang maksimal. Perusahaan diharapkan mampu
mengawasi kegiatan finishing dengan lebih baik. Jika hasil finishing belum
maksimal perusahaan sebaiknya mampu mengarahkan karyawan tersebut agar
lebih teliti dan lebih rapi dalam melakukan kegiatan finishing, sehingga
produk yang diberikan juga maksimal dan sesuai dengan pesanankonsumen.

3.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengukur langkah-langkah
perusahaan menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja karyawannya.
Pengukuran ini dengan cara menyebar kuesioner yang berisi 12 pernyataan mengenai
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan di PT. Aneka Adhilogam Karya dan
kemudian disebarkan kepada 40 karyawan.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang telah disebarkan dan di isi oleh
para karyawan, didapat indek kepuasan karyawan sebesar 1780, nilai indek 1780
termasuk dalam interval 1635 – 2019 yang dikategorikan baik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dan pertumbuhan yang diterapkan
perusahaan sudah baik. Meskipun demikian, terlihat ada beberapa karyawan yang
kurang puas terhadap sistem pembelajaran dan pertumbuhan yang perusahaan telah
terapkan, hal tersebut terlihat dari jumlah kuesioner yang diisi responden sebesar 35.
Dari nilai 35 tersebut terdapat responden yang memilih jawaban tidak setuju (TS) atas
pernyataan yang diberikan. Responden yang memberikan jawaban tersebut merasa
kurang puas terhadap pernyataan tentang pertumbuhan dan pembelajaran yang saat
ini perusahaan terapkan.

19
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesesuaian materi Balance Scorecard dengan isi jurnal, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Balance Scorecard adalah suatu alat pengukuran kinerja yang melakukan


pengukuran berdasarkan 4 aspek yaitu finansial, pembelajaran dan
pertumbuhan, internal, pelanggan
b.. Aspek Perspektif Finansial, kinerja perusahaan dari tahun 2011-2013 dilihat
dari perspektif keuangan adalah baik
b. Aspek Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan menunjukan bahwa kinerja
perusahaan dari tahun 2011-2013 dilihat dari perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan adalah baik.
c. Aspek Perspektif Proses Bisnis Internal, bahwa kinerja perusahaan pada tahun
2011-2013 menunjukkan bahwa proses bisnis internal yang dilakukan
perusahaan sudah berjalan dengan baik.
d. Aspek Perspektif Pelanggan menunjukan bahwa, kinerja perusahaan pada
tahun 2011-2013 dilihat dari perspektif pelanggan menunjukkan nilai yang
baik.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang dapat menjadi
pertimbangan untuk perusahaan kedepannya sebagai berikut:
a. Melakukan penjadwalan rutin dalam pelaksaan Balanced Scorecard
b. Secara mayoritas semua sudah baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang
hasil penilaiannya perlu ditingkatkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aji, B.S Dan Setyawati, S.M,. 2019.Kinerja Puskesmas Rawat Inap Puskesmas
Distrik Jatilawang Kabupaten Banyumas Dengan Menggunakan Metode
Balanced Scorecard. Jeba Vol 21 No 02.
Http://Jp.Feb.Unsoed.Ac.Id/Index.Php/Jeba/Article/View/1324

Dewi, E.P,. 2015. Balanced Score Card (Kartu Stok Berimbang)Sebagai Alat Ukur
Kinerja PerusahaanYang Representatif. Jurnal Ilmiah Widya Vol 3 No 2.
ISSN 2337-6686. Https://E-Journal.Jurwidyakop3.Com/Index.Php/Jurnal-
Ilmiah/Article

Koesomowidjojo, S.R.M,. 2017. Balance Scorecard: Model Pengukuran Kerja


Organisasi Dengan Empat Prespektif. Jakarta: Raih Asa Sukses

Liviawati, W.R. Dan Thamrin. 2016. Penerapan Pengukuran Kinerja Dengan


Balanced Scorecard(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru).Pekbis Jurnal Vol.8 No.2.
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/164362-Id-Penerapan-
Pengukuran-Kinerja-Dengan-Bala.Pdf.

Memarista, G. Dan Kurniasari, V. 2017. Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan


Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Aditya Sentana Agro).
Agora Vol. 5, No. 1. Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/55327-Id-
Analisis-Kinerja-Perusahaan-Menggunakan.Pdf.

Munawir, H., Priyadi, Z., Anis M.,. 2015. Analisa Kinerja Perusahaan dengan
Metode Balance Scorecard (Studi kasus PT Aneka Adhilogam). Jurnal
Seminar Nasional IENACO. ISSN 2337 – 4349

Mulyadi. 2009. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced


Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

21
Suharianto, K. 2017.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3485474/ada-
398-juta-perusahaan-baru-di-ri-dalam-10-tahun-terakhir (Diakses pada 11
September 2019

Winarsih. 2014. Implementasi Balance Scorecard Pada PerusahaanJasa Perhotelan


: Studi Kasus Pada Pt. Hotel X DiSemarang. Jurnal Akuntansi Indonesia Vol.
3 No.
2.Http://Jurnal.Unissula.Ac.Id/Index.Php/Jai/Article/Download/903/739

22
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai