Oleh :
Dhanny Indra Prasetya 192520102012
Nonik Aisyah Rohman 192520102017
Tamara Asriningtyas Puteri 192520102020
PROGRAM PASCA
MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugasMakalah yang berjudul
“PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM MENGANALISA
KINERJA PERUSAHAAN”.Makalahini di buat untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Manajemen Kesehatan Kelas B.
Penulisan Makalahini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Zarah Puspitaningtyas, S.Sos., SE, M.Si., yang telah memberikan tugas
Makalah ini sehingga kami dapat belajar hal baru dan memahami cara
penerapan serta konsep Balance Scorecard.
Kami menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sama
halnya dengan Makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami dapat
mengembangkan Makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga hasil dari Makalah
ini dapat memberikan sumbang pikir yang positif bagi pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH ............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Balance Scorecard................................................................................... 3
2.2 Perspektif Balanced Scorecard ................................................................................. 6
2.3 Manfaat Balanced Scorecard .................................................................................. 13
BAB 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 15
3.1 Contoh Analisis Jurnal ............................................................................................ 15
3.1.1 Perspektif Keuangan ....................................................................................... 15
3.1.2 Perspektif Pelanggan ....................................................................................... 16
3.1.3 Perspektif Bisnis Intenal ................................................................................. 18
3.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran..................................................... 19
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................................. 20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 20
4.2 Saran ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 23
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Balance Scorecard tidak hanya fokus dalam bidang keuangan, tetapi juga
manusia yang menjadi titik tolak naik turunnya kinerja dalam suatu organisasi.
Dengan memanfaatkan balance scorecard akan dapat memberikan gambaran bagi
organisasi yang memanfaatkan pengukuran kinerja terhadap tujuan jangka panjang.
Kelebihan dari balance scorecard adalah melakukan pengukuran dari 4 perspektif
yaitu bidang keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta
pertumbuhan perusahaan. Hasil dari pengukuran Perspektif-perspektif tersebut yang
akan membuat perusahaan mengetahui langkah korektif dan inovatif untuk jangka
panjang dalam meningkatkan profit perusahaan (Koesomowidjojo, 2015)
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui proses penerapan pengukuran Balance Scorecard pada
suatuperusahaan
1.3.2 Untuk menghasilkan langkah inovasi dan langkah evaluasi dari hasil
pengukuran balance scorecard.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3
Koesomowidjojo (2017) menyatakan bahwa Balanced Scorecard memberikan
sebuah kerangka untuk memandang strategi yang digunakan untuk mencapai nilai
dari empat perspektif:
a. Financial berkaitan dengan strategi pertumbuhan, profitabilitas, risiko yang
dipandang dari sisi pemegang saham.
b. Customer berkaitan dengan strategi dalam menciptakan nilai dan diferensiasi
dari perspektif pelanggan.
c. Internal Business Process berkaitan dengan prioritas strategi atas berbagai
proses bisnis untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan pemegang saham.
d. Learning and Growth berkaitan dengan prioritas untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi perubahan, inovasi, dan pertumbuhan secara
organisasional.
4
Dari berbagai pendapat di atas yang berkaitan dengan empat perspektif
Balanced Scorecard dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard terdiri atas empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
Balanced Scorecard adalah sistem manajemen untuk mengukur dan mengendalikan
secara cepat, tepat serta komprehensif, dan memberikan pemahaman tentang kinerja
perusahaan dengan menggunakan empat perspektif.
Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran keuangan kinerja masa
lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard
diturunkan dari visi dan strategi, di mana tujuan dan ukuran memandang kinerja
perusahaan melalui empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan (Koesomowidjojo, 2017).
5
2.2 Perspektif Balanced Scorecard
2.2.1 Prespektif Keuangan
Prespektif keuangan berkaitan dengan kinerja keuangan organisasi di dalam
suatu perusahaan, terutama yang menyangkut laba yang merupakan satu-satunya
unsur yang dapat digunakan dalam mendukung perwujudan tujuan strategik untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi didalam perusahaan
sekarang dan dimasa mendatang. Dengan kata lain tolok ukur kinerja keuangan
bermaksud untuk mengetahui apakah strategi bisnis dan implementasinya sesuai
dengan tujuan untuk meraih laba yang ditargetkan.
Prespektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangka panjang, prespektif keuangan mengacu pada konsekuensi keuangan global
dari ketiga perspektif lainnya. Jadi, tujuan dan ukuran prespektif lain harus
dihubungkan dengan tujuan keuangan. Pertumbuhan keuangan memiliki tiga tema
strategis: pertumbuhan pendapatan penurunan biaya, dan pemanfaatan aset (Dewi,
2015). Ketiga tema ini merupakan elemen penting bagi pengembangan tujuan dan
ukuran operasional spesifik.
a. Pertumbuhan Pendapatan
Pertumbuhan pendapatan merupakan salah satu tujuan operasional. Setelah
tujuan operasional diketahui, maka diperlukan perancangan ukuran kinerja.
Perancangan dibentuk secara sesifik agar penilaian lebih jelas.
b. Perubahan Biaya
Dalam pengukuran kinerja, perhitungan biaya-biaya haruslah dibuat akurat.
Ukuran yang digunakan adalah biaya per unit atau biaya objek biaya tertentu.
c. Penggunaan Aset
Perbaikan dan pemanfaatan aset merupakan tujuan utama. Ukuran keuangan
yang digunakan berupa ROI, dan Nilai tambah Ekonomi.
6
2.2.2 Perspektif Pelanggan
Prespektif yang harus mendapat perhatian dari perspektif ini yaitu kepuasan
pelanggan yang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam memenuhi harapan
atau menyenangkan pelanggan. Sehingga konsumen akan senang dan kembali pada
penyedia pelayanan yaitu perusahaan. Perspektif pelanggan merupakan sumber
komponen pendapatan dari tujuan keuangan. Perspektif ini mendefinisikan dan
memilih pelanggan dimana perusahaan akan bersaing (Dewi, 2015).
Setelah memilih dimana akan bersaing, maka tujuan dan ukuran utama perlu
dikembangkan. Keadaan dan kemampuan setiap pelanggan berbeda-beda. Perusahaan
memiliki keinginan dan penilaian produk dan jasa yang berbeda pula. Untuk itu
diperlukan segmentasi pasar yang berbeda pula. Balanced Scorecard merupakan
deskripsi dari strategi perusahaan, untuk itu haruslah di identifikasi segmentasi pasar.
Ukuran perspektif pelanggan memiliki tujuan yaitu (Koesomowidjojo, 2017):
a. Pangsa Pasar (Market Share)
Pangsa pasar merupakan refleksi proporsi bisnis perusahaan yang diterima
oleh pasar. Ukuran yang digunakan adalah presentase pasar.
b. Retensi Pelanggan (customer Retension)
Retensi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan pelanggan ukuran yang digunakan adalah presentase
pertumbuhan bisnis dari pelanggan dan pelanggan yang kembali datang.
c. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)
Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan untuk menambah
jumlah pelanggan. Ukuran yang digunakan adalah jumlah pelanggan baru.
d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Kepuasan Pelanggan memenuhi tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan
kinerja spesifik seperti kualitas, layanan, atau kehandalan pengiriman tepat
waktu. Pengukuran kepuasan pelanggan menjadi hal yang penting untuk
dilakukan oleh setiap organisasi. Kepuasan pelanggan menurut teori service
quality dipengaruhi oleh lima dimensi yaitu:
7
1) Tangibel.
Dimensi ini merupakan berbagai fasilitas yang dapat dilihat dan digunakan
perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan, seperti:
a) Bangunan gedung/kantor
b) Peralatan yang dimiliki perusahaan
c) Penampilan karyawan/petugas perusahaan
d) Usaha dalam mempromosikan perusahaan
2) Reliability.
Merupakan kehandalan karyawan/petugas dalam melayani pelanggan sesuai
yang dijanjikan, seperti:
a) Kemampuan dalam menepati janji
b) Kemampuan dalam memecahkan masalah pelanggan
c) Kemampuan dalam memberikan pelayanan pertama yang baik
d) Tidak melakukan kesalahan yang berarti
3) Responsiveness.
Dimensi ini dimaksudkan sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan,
merespon pelanggan dalam usaha memuaskan pelanggan, seperti:
a) Kemampuan perusahaan untuk memberikan informasi secara tepat
b) Berusaha memberikan pelayanan dengan segera ketika diperlukan
c) Berusaha memberikan pertolongan kepada pelanggan
d) Tidak menunjukkan sikap sok sibuk
4) Assurance.
Rasa aman/kenyamanan dirasakan atau diterima pelanggan, meliputi:
a) Kredibilitas perusahaan
b) Perusahaan menghargai bisnis pelanggan
c) Memperlakukan pelanggan secara sopan santun
d) Karyawan memiliki pengetahuan di bidangnya
8
5) Emphaty
a) Karyawan mampu memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada
pelanggan
b) Perusahaan mengerti kemampuan dan keinginan pelanggan
c) Kenyamanan jam operasional perusahaan bagi pelanggan
d) Mempelajari kebutuhan pelanggan sebelum mengambil tindakan
apapun
2.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal merupakan prespektif ketiga dalam Balanced Scorecard.
Proses ini merupakan identifikasi untuk mencapai tujuan perspektif keuangan. Tolok
ukur perspektif Proses Bisnis Internal untuk mengetahui kegiatan dalam proses
produksi sebagai usaha yang bersifat internal agar dapat memberikan nilai sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen/ pelanggan serta pemilik organisasi di
dalam perusahaan. Biasanya dalam Balance Scorecard digunakan model rantai nilai
proses bisnis internal yang terdiri dari tiga komponen utama (Liviawati, dkk, 2016),
yaitu :
a. Proses Inovasi
Merupakan identifikasi atas kebutuhan pelanggan masa kini dan masa
mendatang serta mengembangkan solusi kebutuhan pelanggan. Proses inovasi
dilakukan dengan mengembangkan riset pasar, preferensi atau kebutuhan
pelanggan secara spesifik sehingga mampu menawarkan barang dan jasa.
b. Proses Operasional
Merupakan proses identifikasi untuk mengurangi pemborosan dan
mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam operasional serta
mengembangkan solusi masalah yang terdapat dalam proses operasional
untuk meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan kualitas produk dan
proses, serta memperpendek waktu siklus sehingga meningkatkan penyerahan
produk yang berkualitas dan tepat waktu.
9
c. Proses Pelayanan
Merupakan proses yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan dan
menyelesaikan masalah yang ada pada pelanggan. Aspek dalam proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dievaluasi melalui indikator yang
telah ditetapkan dan digunakan sebagai alat monitor yangpraktis oleh
manajemen. Beberapa indikator pelayanan yang umumnya digunakan oleh
rumah sakit adalah tingkat pemakaian tempat tidur (BOR), lamanya hari rawat
(LOS), frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO), efisiensi penggunaan tempat
tidur (TOI), NDR (Net Death Rate), dan juga GDR (Gross Death Rate).
Selain itu untuk mengukur kinerja operasional rumah sakit dapat melihat
jumlah komplain pasien mengenai pelayanan yang diterima.
10
1) Reward
Reward adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja yang
dilakukan oleh karyawan. Tidak adanya reward dapat menyebabkan
ketidakpuasan karyawan dan berpotensi pada rendahnya komitmen mereka
2) Promosi
Promosi jabatan adalah salah satu bentuk pengembangan karir bagi karyawan.
Pengembangan karir mempunyai hubungan langsung dengan efektifitas dan
kepuasan anggota organisasi.
3) Turn over
Turn over adalah perbandingan antara karyawan yang masuk dan keluar dari
perusahaan. Besarnya turn over sangat berhubungan dengan kepuasan kerja
karena kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan
perputaran karyawan yang lebih tinggi, dimana biasanya akan mencari
kesempatan diperusahaan lain dan meninggalkan perusahaan.
4) Hubungan dengan atasan dan rekan kerja
Hubungan dengan atasan dan rekan kerja sangat penting untuk suatu
organisasi. Struktur organisasi harus didesain nirbatas sehingga tercipta
keeratan hubungan antara manajer dengan karyawan, hubungan antar fungsi
yang dibentuk dalam organisasi, dan hubungan antara perusahaan dengan
pemasok dan mitra bisnis sehingga secara bersama-sama mereka bersatu padu
menghasilkan value terbaik bagi pelanggan
5) Persepsi terhadap pekerjaan
Dalam suatu organisasi termasuk organisasi kesehatan seperti rumah sakit,
persepsi personel terhadap pekerjaannya tentu menjadi hal yang sangat
diperhatikan. Karyawan rumah sakit mampu memberikan kontribusi penuh
bagi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit apabila mereka memiliki
rasa bangga atas pekerjaan mereka (Liviawati, dkk, 2016). Namun, selain rasa
bangga terhadap pekerjaannya, personil juga terkadang menganggap
pekerjaan yang dilakukannya sudah melampaui kapasitasnya sehingga
membuat personil tidak optimal dalam melaksanakan pelaksanannya.
11
Hal ini terjadi jika jumlah personil dalam menangani pekerjaan tidak
mencukupi. Kurangnya tenaga dapat membuat beban kerja bertambah
sehingga akhirnya mutu kerja menurun. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa kemampuan dari manusia merupakan hal yang penting
dalam mencapai kinerja organisasi karena kemampuan manusia dalam
memanfaatkan pengetahuan adalah faktor yang menjadikan organisasi
berbeda dari organisasi lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
organisasi harus memiliki kapabilitas untuk belajar, kapabilitas untuk
memperbaharui atau mengganti ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang
dikuasai oleh personelnya dan kapabilitas untuk berbagi ilmu pengetahuan,
dan teknologi diantara personelnya.
b. Kapabilitas sistem informasi
Kapabilitas sistem informasi merupakan infrastruktur teknologi mencakup
infrastruktur fisik seperti jejaring komunikasi serta infrastruktur yang terdiri
dari standar, perencanaan bencana, dan keamanan.Infrastruktur teknologi turut
berperan dalam produktifitas karyawan karena produktifitas karyawan sangat
ditentukan oleh teknologi yang disediakan bagi karyawan untuk
melaksanakan tugasnya. Ketidakmampuan sistem informasi menyajikan
informasi yang dibutuhkan akan membawa dampak negatif kepada strategi
bisnis.
c. Budaya organisasi
Interaksi antara personel dan organisasi dari waktu ke waktu akan berdampak
pada perkembangan kultur organisasi. Budaya organisasi adalah suatu tatanan
aturan yang biasanya tidak tertulis dan diikuti oleh setiap individu atau dalam
organisasi tersebut. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu budaya
organisasi dengan personel yang berkinerja tinggi perlu adanya ruang
produktif dan peraturan yang mendukung agar setiap personel terdorong untuk
menampilkan kinerja tinggi
12
2.3 Manfaat Balanced Scorecard
Balanced Scorecard dipercaya memiliki manfaat yang dapat melipatgandakan
laba yang di dapat oleh perusahaan dan merupakan penilaian yang dianggap efektif
bagi kinerja perusahaan sektor publik. Aji, dkk (2019) menyatakan beberapa manfaat
dari konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard yaitu:
a. Mengklarifikasi dan menghasilkan kosensus mengenai strategi.
b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
d. Mengaitkan berbagai berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang
dan anggaran tahunan.
e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
f. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secraa periodic dan sistematis.
g. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi.
Penerapan Balanced Scorecard menghasilkan berbagai proses manajemen penting
yaitu (Winarsih, 2014):
a. Memperjelas dan menerjemahkan Visi dan Strategi
Proses ini dimulai dengan tim manajemen secara bersama-sama
menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan strategi yang
spesifik.Tujuan dan ukuran strategi Balanced Scorecard dikomunikasikan ke
seluruh organisasi. Komunikasi tersebut memberi informasi kepada karyawan
mengenai berbagai tujuan penting yang harus dicapai agar strategi organisasi
berhasil.
b. Merencanakan, Menetapkan strategi dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategi.
Balanced Scorecard dapat memberikan dampak besar jika dimanfaatkan untuk
mendorong perubahan perusahaan. Balanced Scorecard mengharuskan para
eksekutif untuk menentukan sasaran bagi berbagai strategi untuk berbagai
13
ukuran Balanced Scorecard. Sasaran-sasaran tersebut harus mencerminkan
adanya perubahan kinerja unit bisnis.
c. Meningkatkan Umpan Balik dan Pembelajaran Strategi
Proses manajemen yang terakhir menyertakan Balanced Scorecard dalam
suatu kerangka pembelajaran strategi. Proses ini merupakan proses yang
paling inovatif dan merupakan aspek yang paling penting dari seluruh proses
manajemen.
.
14
BAB 3 PEMBAHASAN
15
Hasil Analisis Total Asset Turnover (TATO) Tahun 2011 nilai TATO adalah
sebesar 0,54 dan tahun 2012 menjadi 0,59 yang berarti naik 0,05 sedangkan di tahun
2013 nilai TATO kembali mengalami peningkatan sebesar 0,01dari tahun
sebelumnya menjadi sebesar 0,60. Dengan rasio yang terus meningkat setiap
tahunnya menunjukkan aset perusahaan semakin baik. Hasil Analisis Profit Margin
On Sales (PMS) tahun 2011 adalah sebesar 6,58 %, sedangkan tahun 2012 naik
sebesar 5,46 % menjadi 12,04 %, dan tahun 2013 nilai rasio mengalami penurunan
sebesar 1,38 % menjadi 10,66 %. Rasio ini menggambarkan bahwa perusahaan
mampu menjalankan kegiatan penjualan dengan baik, meskipun pada tahun 2013
mengalami penurunan.
16
2013 83,05% 1,69% 16,95%
17
analisis perhitungan customer satification berdasarkan kuesioner yang telah
disebarkan dan di isi oleh para pelanggan, menunjukan nilai indek sebesar 2034, nilai
indek 2034 termasuk dalam interval 1907 – 2355, sehingga bisa dikatakan bahwa
pelanggan sudah puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan.
18
b. Kegiatan Finishing dilakukan dengan sangat rapi dan teliti sehingga dihasilkan
produk yang berkualitas. Beberapa karyawan berpendapat bahwa kegiatan
finishing yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya optimal. Masih
terdapat karyawan yang kurang teliti dalam kegiatan finishing. Sehingga
produk yang dihasilkan kurang maksimal. Perusahaan diharapkan mampu
mengawasi kegiatan finishing dengan lebih baik. Jika hasil finishing belum
maksimal perusahaan sebaiknya mampu mengarahkan karyawan tersebut agar
lebih teliti dan lebih rapi dalam melakukan kegiatan finishing, sehingga
produk yang diberikan juga maksimal dan sesuai dengan pesanankonsumen.
19
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesesuaian materi Balance Scorecard dengan isi jurnal, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang dapat menjadi
pertimbangan untuk perusahaan kedepannya sebagai berikut:
a. Melakukan penjadwalan rutin dalam pelaksaan Balanced Scorecard
b. Secara mayoritas semua sudah baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang
hasil penilaiannya perlu ditingkatkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B.S Dan Setyawati, S.M,. 2019.Kinerja Puskesmas Rawat Inap Puskesmas
Distrik Jatilawang Kabupaten Banyumas Dengan Menggunakan Metode
Balanced Scorecard. Jeba Vol 21 No 02.
Http://Jp.Feb.Unsoed.Ac.Id/Index.Php/Jeba/Article/View/1324
Dewi, E.P,. 2015. Balanced Score Card (Kartu Stok Berimbang)Sebagai Alat Ukur
Kinerja PerusahaanYang Representatif. Jurnal Ilmiah Widya Vol 3 No 2.
ISSN 2337-6686. Https://E-Journal.Jurwidyakop3.Com/Index.Php/Jurnal-
Ilmiah/Article
Munawir, H., Priyadi, Z., Anis M.,. 2015. Analisa Kinerja Perusahaan dengan
Metode Balance Scorecard (Studi kasus PT Aneka Adhilogam). Jurnal
Seminar Nasional IENACO. ISSN 2337 – 4349
21
Suharianto, K. 2017.https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3485474/ada-
398-juta-perusahaan-baru-di-ri-dalam-10-tahun-terakhir (Diakses pada 11
September 2019
22
LAMPIRAN
23