Anda di halaman 1dari 10

(Vibizmanagement Strategic) SWOT Analysis adalah suatu analisa yang dilakukan sebelum

bisnis merancang sebuah strategic plan. Salah satu tools yang digunakan untuk membuat
SWOT Analysis diantaranya adalah Porter Five Forces analysis, yang memberikan gambaran
mengenai bagaimana posisi bisnis kita di dalam suatu industri.
Analisa Porters Five Forces memberikan gambaran yang powerful mengenai bagaimana
tingkat persaingan dari suatu industri, baik itu dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan)
serta pasar (pemain baru dan substitusi). Keempat dari forces (dorongan) ini memberikan
kontribusi terhadap competitive rivalry atau tingkat persaingan dalam industri.
The threat of a substitute product
Bagaimana substitusi terhadap barang/jasa Anda? Apakah konsumen dapat memperoleh
barang substitusinya dengan mudah? Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka
pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Force ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya.
Contoh, misalnya untuk teh botol, kecenderungan substitusinya lebih besar. Misalnya jika
Anda ke suatu kios tertentu, dan ingin membeli Fruit Tea, namun nyatanya hanya ada Teh
Botol Sosro, tentunya Anda tidak akan bersikeras untuk mencari Fruit Tea bukan? Ini berarti
ancaman substitusi tinggi. Perbedaan antara kedua merek hanya sedikit saja, dan tidak ada
biaya switching cost antara dua merek tersebut.
The threat of the entry of new competitors
Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam industri
Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti paten
dsb, distribusi, skill atau core competence tertentu, economies of scope, cost advantage, dan
lainnya.
Contoh, misalnya Anda bergerak di industri ritel online, maka ancaman akan munculnya
pesaing baru sangatlah tinggi. Zaman semakin maju, dan akses terhadap internet juga
semakin mudah. Individual pun kini dapat berjualan secara online, misalnya dengan
memanfaatkan blog, forum, ataupun situs social network seperti Facebook.
The bargaining power of customers
Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh:
jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang, besar
order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya.

Misalnya, Anda memiliki sebuah ritel premium dengan pelanggan-pelanggan kelas atas. Pada
kelompok pelanggan tersebut, sekitar 60% penjualan berasal dari 20% pelanggan. Artinya,
konsentrasi pembeli cukup tinggi, sehingga pembeli punya kekuatan yang lebih tinggi.
Switching cost bagi pembeli pun tidak ada, sementara bagi Anda sulit untuk memperoleh
pelanggan baru lagi.
The bargaining power of suppliers
Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan
produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya: switching cost ke supplier
lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi
input, hingga tingkat hubungan dengan supplier.
Misalnya, supplier obat-obatan untuk rumah sakit, pada umumnya punya tingkat konsentrasi
tinggi. RS biasanya punya langganan kepada segelintir perusahaan farmasi tertentu. Dalam
kasus ini, berarti bargaining power of supplier tinggi karena supplier terkonsentrasi pada
sekian kecil saja.
The intensity of competitive rivalry
Bagaimana intensitas persaingan dalam industri Anda? Semakin banyak jumlah pesaing,
dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat persaingan.
Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing, perbedaan kualitas,
loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya.
Contoh industri dengan intensitas persaingan yang tinggi adalah industri telekomunikasi.
Industri telekomunikasi sendiri punya prospek growth yang tinggi, karena orang selalu
membutuhkan komunikasi dan ditunjang oleh pertumbuhan penduduk. Kemudian, exit
barriers juga tinggi, karena perusahaan tentunya sudah menginvestasikan infrastruktur
telekomunikasi yang tidak murah. Saat ini, operator melakukan perang harga dalam
menjaring konsumen, sementara switching cost pun rendah.
Analisa Five Forces Porter ini digunakan pada level industri, dan dapat diaplikasikan pada
segala macam industri. Pengertian industri disini adalah serangkaian bisnis yang menawarkan
produk/jasa yang sejenis. Seandainya satu perusahaan bergerak di berbagai macam industri,
maka ia tidak bisa hanya membuat satu analisis saja. Analisa ini perlu dibuat pada masingmasing industri dimana ia bergerak.Demikian adalah ulasan dan contoh mengenai Analisa
Five Forces Porter yang powerful, terutama dalam melakukan SWOT Analysis dan Strategic
Plan. Dengan memahami bagaimana posisi kita dalam industry, maka selanjutnya dapat
dirancang strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.

Analisis Porters 5 Force dalam Bisnis indomaret


Dalam menganalisis kondisi bisnis suatu perusahaan, dapat digunakan analisis lima kekuatan
bersaing (five competitive forces). Analisa Porters Five Forces memberikan gambaran yang powerful
mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industri, baik itu dari sisi supply chain (supplier
dan pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Keempat dari forces (dorongan) ini
memberikan kontribusi terhadap competitive rivalry atau tingkat persaingan dalam industri. Analisis
Porter untuk Indomaret ini diperlukan, mengingat banyak sekali IDF (Indomaret Franchise) yang telah
bermunculan dimana-mana. Analisis lima kekuatan bersaing ini dapat menentukan profitabilitas dari
Indomaret yang menjadi daya tarik bagi suatu industri, yang dengan mengetahui posisi suatu usaha
berdasarkan kekuatan-kekuatan yang telah dimilikinya.
1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan tersebut
cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya minimarket waralaba dan non-waralaba mandiri
baru yang merupakan kategori pengecer dan semakin bertambahnya pendirian cabang-cabang
gerai baru oleh perusahaan ritel.
Tingkat pertumbuhan industri ritel, setiap tahunnya pun mengalami kenaikan. Ketiadaan
diferensiasi produk dalam industri ritel, dapat digolongkan produk yang hampir sama. Maka
pemilihan produk oleh pembeli didasarkan harga dan pelayanan yang diberikan. Dalam hal
persaingan, diantara ritel-ritel modern, pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah Alfamart,
Alfamidi, Circle-K, dll. Dari semua kompetitor dengan kategori peritel yang sama sangat
memungkinkan berbeda yang dilihat dari kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan,
variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk yang terus meningkat, harga produk yang
menjadi lebih murah. Sehingga di sekitar lokasi perusahaan ritel terdapat beberapa bisnis yang
menjadi pesaing sejenis. Pesaing- pesaing yang berada disekitar Indomaret Binus misalnya,
terdapat Alfamart dan Seven Eleven, sedangkan supermarket dan hypermarket seperti Carrefour
Permata Hijau adalah pesaing-pesaing yang sifatnya tidak langsung karena kategori ritelnya memang
berbeda. Jadi dengan adanya para pesaing- pesaing baru dari bisnis ritel yang terus
bermunculan, maka persaingan di dalam industri ini cenderung cukup tinggi.
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Dalam bisnis ritel, kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dikatakan tidak mudah. Karena
hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar. Hal ini disebabkan karena untuk masuk ke
dalam industri bisnis ritel ini, pesaing baru memerlukan modal yang cukup besar dalam berinvestasi,
kebutuhan akan diferensiasi produk yang banyak (beraneka ragam), dan memperoleh akses untuk
masuk ke dalam saluran distribusi yang luas. Contoh dengan adanya pesaing baru yaitu dengan
adanya Lawson yang berada disekitar kampus Syahdan.
3. Pengembangan Produk Substitusi
Pada Industrl ritel khususnya minimarket, ancaman produk substltusinya adalah para peritel
tradisional. Hal ini dapat dengan jelas dikatakan bahwa, para peritel tradisional memiliki banyak
produk beragam sebagai barang pengganti. Penjualan makanan, daging, sayuran serta produkproduk makanan lainnya, serta melakukan pembatasan penjualan terhadap produk-produk
nonmakanan, seperti produk kesehatan, kecantikan dan produk-produk umum lainnya. Para peritel
tradisional dapat menjadi produk substitusi karena peritel tradisional merupakan pasar tradisional
yang menyediakan segala kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan konsumen secara lebih lebih
lengkap bila dengan Indomaret. Indomaret hanya menjual beberapa produk seperti, kebutuhan
sembako, makanan kemasan, nonmakanan dll.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen
Kekuatan posisi tawar menawar pembeli lebih kuat dibandingkan perusahaan ritelnya. Ini dikarenakan
perusahaan menjual produk kebutuhan sehari-hari dengan konsumennya adalah konsumen akhir.
Konsumen yang membeli produk kebutuhan sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga
dikarenakan keadaan perekonomian negara yang masih belum stabil. Jadi, perusahaan harus
menetapkan harga yang tepat dan memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan. Kekuatan yang dimiliki pembeli mampu memaksa harga turun, peningkatan pelayan dan
kualitas, dalam hal menetapkan harga pada Indomaret ini tidak secara langsung menentukan harga,
harga sepenuhnya ditentukan oleh franchisor-nya Indomaret dan harga yang ditawarkan merupakan
harga mati yang tidak dapat ditawar yang sifatnya tetap (fix). Dan dalam hal ini, kekuatan tawar
menawar pembeli ataupun konsumen bisa dikatakan sangat rendah.
5. Kekuatan Tawar-Menawar Penjual / Pemasok
Dalam hal ini, Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan dijualnya. Dilihat
dari jumlah pemasok yang banyak, pembelian barang dengan skala yang besar, produk pemasok
terdiferensiasi.
Porter Generic StrategiJika penentu utama dari profitabilitas perusahaan adalah daya tarik industri
di mana ia beroperasi, merupakan penentu sekunder penting adalah posisinya dalam industri
tersebut. Meskipun industri mungkin memiliki profitabilitas bawah rata-rata, sebuah perusahaan yang
diposisikan secara optimal dapat menghasilkan keuntungan superior.Sebuah perusahaan
memposisikan dirinya dengan memanfaatkan kekuatan. Michael Porter telah menyatakan bahwa
kekuatan sebuah perusahaan pada akhirnya jatuh ke salah satu dari dua judul: keunggulan biaya dan
diferensiasi. Dengan menerapkan kekuatan baik dalam lingkup yang luas atau sempit, tiga generik
hasil strategi: kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus.
1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership) atau Kepemimpian biaya
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar
(sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun
jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga

(price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Strategi jenis ini amat
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika
konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan
produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang
signifikan. Dalam kasus indomaret ini, harga sepenuhnya ditentukan oleh franchisor-nya Indomaret
dan harga yang ditawarkan merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar yang sifatnya tetap (fix).
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan
keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang
dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari
konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan
dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun
psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan
pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru
lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para
konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price
insensitive).
Dalam hal ini Indomaret menerapkan strategi-strategi yang membuatnya berbeda dari pesaingnya,
yaitu:
- Harga Heboh: promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk produk-produk
kebutuhan sehari-hari
-Super Hemat: Leaflet edisi dua mingguan yang mempromosikan produk-produk dengan hemat
sebagai panduan bagi konsumen untuk belanja hemat
-Promosi Bulan Ini: promosi bulanan atas produk tertentu daam bentuk pembelian langsung atau
potongan harga
Untuk jangka panjang, Indomaret juga menerapkan berbagai program yang berkaitan dengan
loyalitas atau potongan harga
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut
ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang
menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut pasar. Oleh
karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah
berperan.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam rangka
mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada semua
pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan
1985).
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang
lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif
kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga.
Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar , strategi fokus

diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi
pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok niche market (segmen
khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi
kebutuhan suatu produk barang dan jasa khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat
potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai
keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan menjadi
lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh
perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi
pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang
atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent
delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan
1985).
Dalam hal ini, Indomaret melakukan strategi fokus dengan mengevaluasi terhadap keuntungan per
produk barang dagangan yang ditawarkan pada pelanggan yang merupakan dasar untuk dapat
menetapkan strategi pengelolaan ritel dengan lebih komprehensif. Melalui evaluasi keuntungan per
produk, peritel dapat mengklasifikasikan mana produk-produk yang tergolong sebagai produk cepat
laku (fast moving product) dan mana yang dikelompokkan sebagai produk yang kurang laku (slow
moving product).
Indomaret terus melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk, sehingga berdasarkan data
evaluasi tersebut, Indomaret bisa menerapkan space produk mana yang perlu dipasok lebih banyak
dari segi kuantitas dan mana yang tidak, sehingga dengan adanya evaluasi seperti ini maka
keuntungan dapat terus dikendalikan untuk mencapai maksimum profit.

Analisis lima kekuatan Porter (bahasa Inggris: Porter five forces analysis) adalah
suatu kerangka kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang
dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979.
Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri,
yaitu (1) ancaman produk pengganti, (2) ancaman pesaing, (3) ancaman pendatang baru, (4)
daya tawar pemasok, serta (5) daya tawar konsumen. Analisis ini biasanya dilakukan dengan
kombinasi dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT Pernak Pernik dan Aksesoris


Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang
bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik
maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness
(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai
tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan

ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi


memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan
dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil
analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau
strategi yang sedang berjalan.
Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki
pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun
segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut
merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan.
Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluangpeluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau
hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilkaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi
antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal
yaitu peluang dan ancaman.
Kekuatan Diri(Strengths)
Usaha kami memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan ukm lain yaitu selain menjual
produk yang diperoleh dari suplier yaitu ukm lain kami juga memproduksi produk kami
sendiri dengan pertimbangan desainnya unik dan jumlahnya terbatas jadi menjamin
eksklusifitas. Produk unggulan yang kami produksi sendiri adalah pernak pernik dan
aksesoris busana muslim.
Kelemahan Diri(Weakness)
Keadaan tren yang berubah dengan sangat cepat memaksa ukm agar dapat mengikuti
perubahan tren tersebut agar ukm tidak kehilangan konsumennya dan mengalami penurunan
jumlah penjualan.
Peluang usaha,
Pernak Pernik dan aksesoris busana muslimah semakin banyaknya bisnis usaha yang
bergerak di bidang usaha, pernak pernik dan aksesoris busana muslimah. bisnis ini semakin
berkembang dengan pesat, kita menyadari kebutuhan sandang dan usaha saling berkaitan
serta membutuhkan satu dengan lainnya. contoh : saat kita membuka usaha Pernak pernik dan
aksesoris busana muslim ada toko busana muslim yang ingin membeli aksesoris / pernak
pernik lainnya lalu toko tersebut akan melakukan order ke ukm kita.
yang ditekankan mencari peluang usaha, pernak pernik dan aksesoris busana muslim kita
dituntut mengerti dahulu usaha apa yang akan dikembangkan dan tidak akan pernah mati
usaha tersebut dan semakin dibutuhkan di kemudian hari.
Ancamaan Usaha
Ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah ukm-ukm besar yang telah dikenal

oleh masyarakat. Ukm-ukm tersebut mempunyai pangsa pasar yang sangat besar serta
mempunyai nama dan lebih dikenal di masyarakat. Kegiatan produksi mereka dibiayai
dengan biaya yang besar dan dikelola dengan sistem manajemen yang baik, mempergunakan
peralatan modern sehingga mampu menghasilkan produk yang baik, dan memiliki bisnis
grosir dengan prosentase besar. Namun ancaman ini merupakan faktor pendorong dalam
menjalankan usaha agar lebih giat dalam berproduksi, selalu meningkatkan dan
mempertahankan mutu, kekhasan dan kualitas supaya dapat merebut segmen pasar dan
konsumen tidak berpaling pada produk lain.
Pasar yang dibidik
Segmentation : Pelajar, mahasiswa, semua kalangan
Targetting : Pelajar ( Sekolah dan mahasiswa )
Umum (Toko toko, masyarakat)
Positioning :
-Tempat harus strategis, nyaman dan menyenangkan
Bisnis yang kami susun merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang retail.
1. Persaingan antar Produsen
Persaingan yang muncul diantara para produsen yang memiliki jenis usaha yang sejenis dan
target market yang sama, yaitu retail pernak pernik dan yang lainnya yang sudah berdiri lebih
dahulu dikenal oleh konsumen.
Oleh karena itu, agar dapat menjadi market leader di dalam usaha ini, kami menerapkan
strategi fokus untuk kalangan menengah serta memberikan harga bersaing sesuai dengan
kualitas produk.
2. Tahap perkenalan
Kami melakukan promosi pada tempat-tempat yang banyak terdapat target pasar kami
seperti di sekolah dan kampus- kampus.

Strategi Pemasaran
1.Rencana pemasaran produk
2.Perbandingan produk ukm dgn produk yg ada di pasar
3.Lokasi pemasaran,
4.Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih,
5.Personal yang akan melakukan penjualan,
6.Kebijaksanaan harga yang sesuai,
7.Tujuan-tujuan promosi,

8.Sasaran promosi, dan


9.Rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai