Anda di halaman 1dari 13

e-ISSN : 2527–564X

Website Journal : http://www.ejournal-academia.org/index.php/renaissance

ANALISIS KEMAMPUAN DAYA SAING


PT. DIRGANTARA INDONESIA GUNA MENDUKUNG
SISTEM PERTAHANAN NEGARA

Adang Setia
Pusat Studi Sumber Daya Ekonomi Pertahanan Universitas Pertahanan
email: bung.adang@gmail.com

Paper Accepted: 19 Maret 2018 ABSTRACT


Paper Reviewed: 20-27 Maret 2018
Paper Edited: 01-15 April 2018 The purpose of this master journal is to identify competitiveness PT.
Paper Approved: 20 April 2018
Dirgantara Indonesia (PTDI) to support the national defense system. This
research is using the theory of reference are: (1) Five Forces Porter theory;
(2) Design School Mintzberg theory; (3) Core Competence theory and
Resource base strategy. PTDI is currently to the process of organizational
transformation, the finding also suggest competitiveness can be said to be
low. But there are a potential factors PTDI that lead to a competitive
advantage in the industry. The researcher suggests that provide improve on
the future development of the company PTDI and contribute to the
. realization of the national defense system.

Keywords: Core Competency Theory, Design School Mintzberg Theory,


Industrial Competitiveness, Porter‟s Five Forces Theory, PTDI,
Qualitative Research, and Resource-Based Strategy

PENDAHULUAN memproduksi sarana pertahanan yang modern dan


Perusahaan PTDI merupakan perusahaan berdaya saing akan meningkatkan kemandirian
industri penerbangan yang pertama serta satu- dalam pemenuhan kebutuhan sarana pertahanan
satunya di Indonesia dan Asia Tenggara. nasional.
Perusahaan ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia Kemampuan PTDI dalam pemenuhan alutsista
yang didirikan sejak tanggal 26 April 1976 dengan udara nasional mendukung perwujudan sistem
nama PT. Industri pesawat terbang Nurtanio yang pertahanan negara. Sejumlah pesawat yang
kemudian berganti nama Industri Pesawat Terbang diproduksi oleh PTDI dapat digunakan oleh TNI
Nusantara (IPTN), serta akhirnya berganti nama untuk mendukung pertahanan nasional.
menjadi PT. Dirgantara Indonesia sampai sekarang. Kemampuan PTDI dalam menyediakan pesawat
Perusahaan PTDI tidak hanya memproduksi angkut sedang untuk keperluan TNI diharapkan
pesawat tetapi juga helikopter, senjata, serta dapat menjaga keberlangsungan pengadaan alutsista
menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan udara untuk pertahanan nasional.
(maintenace service) untuk mesin-mesin pesawat. Sejumlah analisis mengenai kemampuan daya
Perusahaan PTDI juga menjadi sub-kontraktor saing PTDI terus dilakukan untuk melihat kekuatan
untuk industri-industri pesawat terbang di dunia industri kedirgantaraan nasional. Berdasarkan hasil
seperti Boeing, Airbus, General dynamic, Fokker penelitian yang dilakukan oleh Isye Susanah
dan lain sebagainya. Nurhasanah (2012) ditemukan sejumlah faktor
Keberadaan industri strategis pertahanan PTDI endogen yang menjadi pembentuk kekuatan daya
merupakan perwujudan keinginan bangsa Indonesia saing PTDI. Pada penelitian yang sudah dilakukan
menggunakan alutsista produksi dalam negeri yang tersebut ditemukan sejumlah faktor seperti
ditujukan untuk mendukung sistem pertahanan kemampuan adaftif yang baik dan absortif yang
yang memiliki sustainable self sufficiency power handal, yang menujukkan bahwa PTDI
yang pasti (Kementerian Pertahanan RI, 2010). sesungguhnya berpotensi memiliki keunggulan
Peningkatan kemampuan PTDI dalam kompetitif di pasar global.

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018, hlm: 319-331


Pasang surut industri PTDI sangat terkait beberapa variabel yang menjadi indikator penentu
dengan pengalam krisis moneter Indonesia. Harus kekuatan bersaing suatu perusahaan. Adapun
diakui bahwa pengalaman krisis moneter (1998) beberapa kekuatan penentu kemampuan bersaing
yang membuat perekonomian indonesia hancur dan perusahaan yang dimaksud Porter diantaranya:
memaksa Indonesia untuk meminjam dana pada 1) Kekuatan penawaran pemasok
IMF. Konsekuensi dari pinjaman dana tersebut 2) Kekuatan penawaran pembeli
memaksa Indonesia untuk menandatangi Letter of 3) Persaingan diantara perusahaan yang ada
intent. Dampak buruk dari kesepakatan tersebut 4) Masuknya pesaing baru
adalah dibatasinya modal pemerintah untuk 5) Ancaman dari produk pengganti
membiayai industri pertahanan termasuk PTDI. (substitusi)
Kondisi ini menyulitkan PTDI untuk melakukan Penggunaan Five Forces sebagai alat analisis
pengembangan usaha dan bersaing dalam diharapkan mampu menyajikan kerangka analitik
mengikuti dinamika industri. yang mendalam guna membantu perusahaan
Kondisi sumber daya manusia PTDI saat ini menganalisis industrinya. Analisis yang dihasilkan
juga menjadi hal penting yang menjadi faktor ditujukan untuk meramalkan evolusi masa depan
pendukung daya saing industrinya. Banyaknya industri tersebut, memahami pesaing serta posisinya
karyawan PTDI yang akan memasuki pensiun, sendiri, serta menterjemahkan analisis ini ke dalam
memerlukan pergantian karyawan baru yang sesuai strategi bersaing dalam bisnis tertentu. Kerangka
dengan tuntutan daya saing industrinya. analisis Five Forces Porter dapat dilihat pada
Keterlambatan perekrutan karyawan yang Gambar 1.
seharusnya dilakukan tahun 2005 akibat kurangnya
modal kerja, memperlambat penyegaran karyawan
di PTDI. Oleh karena itu, kondisi sumber daya
manusia menjadi faktor yang juga menentukan
dalam mendukung daya saing industri PTDI.
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dianalisis
bagaimana kemampuan daya saing PTDI. Analisis
tersebut akan didasarkan pada teori lima kekuatan
daya saing (Five Forces Porter), dan teori
kompetensi yang menjadi daya saing perusahaan.
Mudah-mudahan analisis tersebut dapat
menghasilkan strategi yang seharusnya dilakukan
PTDI untuk meningkatkan daya saing
perusahaannya.

KERANGKA TEORI
Dalam kerangka teori ini akan disampaikan
sejumlah teori yang menjadi landasan teori analisis
daya saing PTDI. Adapun teori yang akan
dijelaskan dalam analisis ini diantaranya Teori Five
Forces Porter, Teori “Design School” Mintzberg,
teori kompetensi inti, dan teori kompetisi berbasis
sumber daya. Selain itu akan dijelaskan bagaimana
dukungan industri pertahanan terutama industri
pesawat terbang PTDI terhadap perwujudan sistem
pertahanan negara.

a. Teori Five Forces Porter


Teori lima kekuatan Porter (Five Forces)
dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter.
Pemodelan dari teori ini digunakan untuk
menganalisis bagaimana lingkungan yang
kompetitif dari suatu perusahaan akan berpengaruh
terhadap pemasaran suatu produk. Selain itu
pemodelan dari teori ini juga digunakan untuk
mengetahui keunggulan posisi kompetisi dari suatu
perusahaan.
Penggunaan pemodelan lima kekuatan yang
dimaksud Porter ini dilakukan dengan menguji

320 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
Loyalitas pelanggan
Diferensiasi produk
Biaya investasi
Switching cost Pendatang Baru
Akses ke saluran distribusi Pembeli terpusat
Kebijakan pemerintah Kapasitas pembelian
Diferensiasi produk
Ancaman Pendatang
Switching cost
Baru Informasi lengkap tentang produk

Kekuatan Penawaran Pesaing Industri Kekuatan


Pemasok
Penawaran Pembeli
Pemasok Pembeli
Persaingan diantara perusahaan yang
ada

Dominasi pemasok
Produk pengganti Ancaman Produk/Jasa
Pasar pemasok Pengganti
Produk pemasok Jumlah Pesaing
Switching cost Pesaing yang beragam
Pertumbuhan industri
Integrasi maju
Difrensiasi produk
Produk Pengganti Penambahan kapasitas

Gambar 1 Lima Kekuatan Bersaing pada Five Forces Porter


Sumber: Anthony E. Henry, 2011.

Penggunaan teori Five Forces Porter dalam produksi pesawat terbang yang mampu
penelitian ini untuk mengidentifikasi daya saing memenuhi kebutuhan sejumlah konsumen
PTDI. Teori ini digunakan sebagai alat analisis baik pemerintah dalam negeri maupun luar
daya saing PTDI yang menekankan pada negeri. Teori ini akan memberikan analisis
kemampuan dalam menghadapi lingkungan yang akan menjadi penegasan kekuatan daya
organisasinya agar dapat kompetitif. Indikator saing PTDI dilihat dari kemampuannya dalam
dalam teori Five Forces Porter ini menjadi ukuran membangun industri pesawat terbang dan
daya saing PTDI yang akan dianalisis. pelayanan produk yang dihasilkan terhadap
konsumennya.
b. Teori-teori Keunggulan Berkompetisi
(Competitive Theory) 3) Teori Strategi Berbasis Sumber daya
(Resource-Based Strategy)
1) Teori “Design School” Mintzberg (1990) Penggunaan teori berbasis sumber daya
Penggunaan teori design school Mintzberg dilakukan untuk menganalisis kondisi sumber
ini untuk melengkapi analisis daya saing daya PTDI. Kemampuan sumber daya PTDI
industri PTDI. Teori ini akan memperjelas menjadi tolak ukur daya saing industrinya.
bagaimana penerapan strategi PTDI dalam Berbagai sumber daya PTDI mampu menjadi
menghadapi peluang, kelemahan dan ancaman pendukung dalam menggerakkan industrinya
eksternal dengan menggunakan kekuatan agar dapat bersaing dalam industri pesawat
internalnya. Berdasarkan hal tersebut maka terbang. Sebagai industri pesawat terbang
akan digunakan analisis SWOT (strength, yang bergerak dibidang desain, rancang
weakness, opportunity, dan threat), sehingga bangun dan produksi PTDI memiliki sumber
akan diperoleh kunci strategi yang diterapkan daya perusahaan yang dapat diidentifikasi
oleh PTDI. Penggunaan analisis SWOT ini sebagai variabel yang mendukung kemajuan
untuk lebih memperjelas penerapan strategi industrinya. Oleh karena itu, strategi
yang dilakukan PTDI dalam menghadapi penggunaan sumber daya dapat menjadi
kompetisi dalam industri pesawat terbang. ukuran yang mendukung kemampuan daya
saing PTDI.
2) Teori Kompetensi Inti
Penggunaan teori kompetensi ini METODE ANALISIS
digunakan untuk menganalisis daya saing Metode analisis yang digunakan dilakukan
industri PTDI dilihat dari kemampuannya dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi
dalam memberikan pelayanan produk terhadap kasus sendiri dapat didefinisikan sebagai kajian
konsumennya. Sejauh ini PTDI memiliki yang rinci dan intensif mengenai suatu latar,
kompetensi dalam desain, rancang bangun dan

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 321


peristiwa, atau seorang individu tertentu (Bogdan, „lead integrator‟ dalam industri pertahanan di
1990; Ary, 1982). Indonesia.
Analisis ini akan menggunakan data primer Berdasarkan kondisi pemasok tersebut,
dan data sekuder. Data primer yang digunakan dapat dikatakan PTDI belum memiliki
merupakan hasil pengalian informasi dan data yang kekuatan daya tawar pemasok yang mandiri
diperoleh dari PTDI. Sedangkan untuk data yang dikontribusi oleh industri pemasok
sekunder yang digunakan merupakan hasil dalam negeri. Walaupun mampu menjaga
penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau institusi keberlangsungan produksi dengan
sebelumnya, yang akan menjadi data pendukung mengandalkan pemasok dari luar negeri,
untuk dikonfirmasi kepada narasumber terkait, namun belum mampu menciptakan
ketika wawancara dilakukan. kemandirian industri pesawat nasional,
sehingga dapat dikatakan memiliki daya saing
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN industri yang masih rendah. Hal ini
dikarenakan kemampuan daya saing dan
a) Analisis Berdasarkan Teori Five Forces kemandirian PTDI sebagai industri pertahanan
Porter yang modalnya dari pemerintah, seharusnya
Penggunaan model five forces Porter sangat mampu menciptakan industri pendukung
membantu mengidentifikasi kekuatan dan dalam negeri sebagai pemasok dari
kelemahan daya saing PTDI dalam menghadapi industrinya.
suatu situasi bisnis. Oleh karena itu, model ini
sangat membantu dalam pengambilan keputusan 2) Kekuatan PTDI Dalam Daya Tawar
PTDI terutama untuk mengidentifikasi apakah Terhadap Pembeli
suatu produk baru, layanan atau suatu bisnis dapat Indentifikasi daya tawar pembeli
menghasilkan suatu keuntungan. memberikan penjelasan bagaimana PTDI
menerapkan strategi dalam menentukan harga
1) Kekuatan PTDI Dalam Daya Tawar serta memberikan penawaran peningkatan
Terhadap Pemasok kualitas ataupun layanan lebih.
Untuk menunjang suplai komponen Untuk meningkatkan pembelian pesawat
produksi pesawat terbang, PTDI menghadapi hasil produksi PTDI, dilakukan sejumlah
kondisi pemasok yang didominasi beberapa strategi. Beberapa strategi yang dilakukan
perusahaan. Sejauh ini bidang rekayasa, diperuntukkan agar PTDI juga memiliki
rancang dan bangun serta produksi pesawat kekuatan daya tawar terhadap pembelinya.
terbang yang dilakukan disuplai oleh pemasok Strategi yang diterapkan oleh PTDI untuk
luar negeri. Dapat dikatakan PTDI memiliki meningkatkan pembelian diantaranya
ketergantungan yang cukup tinggi terhadap membangung branding, masuk dalam pasar
pemasok luar negeri. Pasokan komponen captive market, menawarkan produk yang
PTDI sampai saat ini masih dari luar negeri, customer oriented, dan mengambil konsumen
namun keberlangsungan produksi pesawat utama pemeritah.
masih dapat dilakukan. Selain itu, produksi Produk yang dijual PTDI menyasar pasar
pesawat PTDI setiap tahunnya rata-rata hanya yang „captive market‟. Pasar captive market
6 buah, cukup sulit untuk memiliki daya tawar ini merupakan pasar yang diidentifikasi oleh
terhadap pemasok. PTDI sebagai pasar khusus pesawat angkut
Ketergantungan PTDI terhadap pemasok dengan kualifikasi produk yang ditawarkan
luar negeri mengindikasikan tidak adanya jumlah produsennya masih terbatas. Alasan
kemandirian industri pertahanan nasional. mengambil ceruk pasar khusus ini,
Daya saing industri PTDI dalam pesawat dikarenakan PTDI tidak berusaha menyaingi
terbang nasional hanya dapat terwujud apabila kompetitor yang besar seperti Airbus atau
memilki kemandirian dalam menciptakan Boeing. Selain itu, produk yang „captive
industri-industri yang menjadi pemasok market‟ tersebut membuat PTDI memiliki
produksi PTDI dari dalam negeri. Sebagai produk yang unggul di kelasnya yang secara
sebuah industri strategis yang sebagian besar perbandingan kualitas setara dengan Airbus
modalnya dari pemerintah, seharusnya PTDI dengan tidak membuat harganya paling murah
juga mampu mendorong kemajuan industri dipasar.
lokal. PTDI bersama pemerintah harus mampu Strategi PTDI terhadap pembeli lainnya
membuat stimulus menciptakan industri adalah kemampuannya untuk memenuhi
pendukung dalam negeri untuk menjadi kebutuhan komponen pesawat sesuai pesanan
pemasok dalam industri pesawat terbang pembeli. Kemampuan tersebut menjadikan
nasional. Pemerintah saat ini memberikan PTDI mampu memberikan pelayanan baik
perhatian lebih mengingat posisi PTDI sebagai terhadap konsumennya. Pelayanan produk
yang berorientasi pada permintaan konsumen

322 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
(customer oriented) ini juga didukung oleh tersebut menjadi posisi yang menambah daya
kesiapan PTDI dalam menyiapkan dukungan tawar PTDI terhadap pembelinya terutama
perangkat komponen yang diperlukan oleh konsumen pemerintah.
konsumen pada pesawat yang dipesannya. Penjualan produk PTDI terus mengalami
Sejauh ini PTDI mampu melayani kebutuhan kenaikan setiap tahunnya. Trend kenaikan
penyesuaian komponen pesawat yang penjualan produk PTDI dapat dilihat sejak
diproduksinya sesuai keinginan konsumen. tahun 2007 hingga tahun 2014. Kenaikan
Walaupun sejumlah komponen tersebut perolehan kontrak PTDI terutama diperoleh
berasal dari jaringan supplier PTDI dari luar dari pemerintah. Dengan adanya proses
negeri, sebagai produsen pesawat PTDI Restrukturisasi dan Revitalisasi (RR) yang
mampu menjadi pelayan konsumen yang baik. dimulai pada tahun 2011 dan penambahan
Untuk meningkatkan penjualan produksi Penyertaan Modal Negara (PMN) tunai
pesawat, PTDI fokus untuk melayani sebesar 1,4 triliun, mendorong kemampuan
pembelian pemerintah. Sejauh ini pembelian PTDI untuk memenuhi tanggungan kontrak
dari pemerintah merupakan andalah dari PTDI produksi pesawat yang sempat tertunda dari
untuk menjual produk pesawatnya. Dilihat pemerintah. Untuk melihat trend kenaikan
dari regulasi memang menuntut pemerintah penjualan dan perolehan kontrak PTDI dapat
untuk membeli produk PTDI selama sesuai dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 1 dibawah
dengan kebutuhan yang diperlukan. Regulasi ini, diantaranya:

Gambar 2 Grafik Kinerja Perolehan Kontrak dan Penjualan PTDI

Sumber: PT. Dirgantara Indonesia, 2014

Tabel 1. Status Pesawat-Pesawat Yang Sudah Dikirim PTDI

Sumber: PT. Dirgantara Indonesia, 2013

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 323


Kekuatan daya tawar PTDI terhadap dan fokus pada pemenuhan pemerintah, dapat
pemerintah sebagai pembeli bukan saja dianggap sebagai kekuatan PTDI terhadap
persoalan regulasi, tetapi kualitas produk yang pembelinya.
ditawarkannya dianggap lebih baik.
Pertimbangan untuk membeli pesawat dari 3) Kekuatan PTDI Dalam Menghadapi
PTDI oleh pemerintah sudah menjadi Intensitas Persaingan Bisnis
keharusan, selama memenuhi kualifikasi Untuk menghadapi intensitas persaingan
kebutuhan pesawat yang diperlukan. bisnis produk pesawat terbang, PTDI berusaha
Dengan demikian, PTDI mampu menggunakan beberapa strategi. Strategi yang
memberikan daya tawar terhadap pembelinya. dilakukan yaitu membangun branding,
Bebarapa strategi seperti membangun mengambil ceruk pasar yang „captive market‟,
branding, mengambil ceruk pasar yang berusaha membuat produk yang „customer
„captive market‟, kemampuan dalam oriented ‟, dan fokus pada permintaan
menawarkan produk yang customer oriented, pemerintah.

Gambar 3 Strategi Penjualan PTDI


Sumber: Data Olahan, Penulis 2014

Kemampuan PTDI menawarkan produk yang (4) PTDI menjamin produksi lebih cepat dan tepat
terdeferensiasi di pasar pesawat, menjadi kekuatan waktu;
dalam menghadapi intensitas persaingan
dipasarnya. Kekuatan dalam membuat produk yang (5) mencari dukungan pemerintah untuk
unggul dikelasnya dan produk pesawat yang menghadapi pesaing lain yang juga didukung oleh
pengoperasiannya bisa disesuaikan dengan negaranya; (6) PTDI masih mengusahakan mitra
kebutuhan konsumen menjadi strategi yang lain yang dapat membantu pemasaran dan leasing
digunakan. Beberapa pesaing dari PTDI dapat penjualan pesawat khususnya untuk N-219.
dikatakan hanya perusahaan yang mampu
memproduksi pesawat yang memiliki kemiripan 4) Kekuatan PTDI Dalam Menghadapi Pesaing
semata. Walaupun banyak pesaing industri pesawat Baru
di dunia seperti Boeing dan Airbus atau CESNA Di dalam negeri tidak ada pesaing industri
untuk perusahaan yang setara, namun PTDI mampu pesawat terbang bagi PTDI. Tidak ada industri
bersaing dalam produksi pesawat dikelasnya. pesawat swasta yang memiliki kemampuan untuk
Penciptaan dan Penguatan daya saing terus mendesain dan memproduksi. Jikalau ada
dilaksanakan oleh PTDI. Ada bebarapa hal yang perusahaan swasta yang masuk, besar kemungkinan
telah dilakukan oleh PTDI untuk menghadapi akan menempatkan sebagai pemilik pesawat dan
intensitas persaingan, diantaranya: (1) membuat akan menjadikan PTDI sebagai kontraktor.
kesepakatan dengan Airbus Military untuk Walaupun banyak orang atau kelompok pengusaha
bekerjasama dalam pemasaran dan penjualan dan yang bisa mengumpulkan uang, namun mereka
membagi wilayah pasar, PTDI memimpin di pasar akan berpikir ulang untuk membuat industri
Asia Pasifik; (2) dengan masuknya CN-295, PTDI pesawat seperti PTDI yang memiliki kemampuan
bisa menawarkan pesawat kelas medium selain juga desain dan produksi.
CN-235 (kecil-medium) dan NC-212 (kecil) serta Oleh karena itu, sebagai industri pesawat
menjadi 4 jenis pada 2016 dengan masuknya N-219 terbang nasional PTDI belum menghadapi ancaman
(kecil); (3) pesawat CN-235 dan NC-212 dievolusi pendatang baru. Pendatang baru sebagai pesaing
untuk memenuhi permintaan pasar dan kompetitif; dalam industri pesawat terbang sulit untuk
membangun karena persoalan modal, kemampuan
324 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
teknologi, dan relasi. Kondisi ini yang membuat
PTDI menjadi satu-satunya industri pesawat b) Keunggulan Bekompetisi PTDI
terbang yang ada di Indonesia bahkan Asia 1) Strategi Berbasis Sumber Daya PTDI
Tenggara yang memiliki kemampuan desain dan Pengembangan strategi berbasis sumber daya,
produksi. perkembangan industri PTDI dalam industri
pesawat nasional dapat dikatakan sangat potensial.
Potensi yang sangat tampak adalah kemampuan
5) Kekuatan PTDI Dalam Menghadapi sumber daya manusianya. Harus diakui bahwa
Ancaman Barang Substitusi hanya sedikit negara di dunia yang mampu
Adanya produk atau jasa pengganti akan mengembangkan industri pesawat terbang dalam
mengurangi jumlah laba potensial yang akan bidang desain, rancang bangun dan produksi
didapat dari suatu industri. PTDI tidak memiliki pesawat. Kemampuan sumber daya manusia
ancaman dalam menghadapi perusahaan yang menjadi sorotan, mengingat banyak sekali orang
mampu membuat barang substitusi. Hal ini Indonesia yang kemudian diperkerjakan di luar
dikarenakan industri pesawat terbang memiliki Negeri dalam produksi pesawat dikarenakan PTDI
aturan tertentu yang bersifat internasional. Jikalau sempat tidak dapat memberdayakan mereka akibat
ada pesaing dimungkinkan dari perusahaan mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998.
prinsipal yang memproduksi barang yang sejenis Kurangnya permodalan menjadikan PTDI
dengan PTDI. mengalami kesulitan dalam menjalankan
Industri pesawat terbang mengikuti aturan perusahaan. Hal ini yang kemudian mendorong
industri pesawat secara internasional. Setiap DPR RI dan pemerintah melakukan restrukturisasi
pesawat yang diproduksi sesuai dengan kualifikasi dan revitalisasi ( RR) pada PTDI. Upaya yang
desain dan produksi yang sudah ditentukan. dilakukan untuk mendorong RR tersebut
Sejumlah komponen yang dibuat untuk pesawat memberikan dampak terhadap keberlangsungan
semua sudah ditetapkan dengan kebutuhan desain industri PTDI.
dan produksi pesawat. Hal ini yang membuat setiap Industri PTDI mendapatkan Penyertaan Modal
industri pesawat terbang tidak mampu Negara (PMN) non tunai pada tahun 2011, dan
memproduksi pesawat maupun komponen yang PMN tunai pada 2012 dalam selang setahun. Usaha
mensubstitusi produk industri lainnya secara PTDI untuk mendapatkan PMN sudah dirintis sejak
sembarangan. Tidak ada produk substitusi yang 2005. Hal ini bisa disebut projek terobosan dan
sama dari produk yang diproduksi pada industri quick win, karena PTDI tidak mungkin membayar
pesawat terbang, karena industri pesawat terbang hutang dan mengganti Penyertaan Modal
sangat ketat dalam memberikan sertifikasi untuk Sementara (PMS) yang totalnya senilai Rp1,571
pesawat maupun komponen yang dibuat. triliun. Kemudian dengan PMN non tunai ini PTDI
Oleh karena itu, Tidak adanya produk segera mengubah wajah buruk akunting dan neraca
komponen pengganti pada setiap pesawat terbang perusahaan menjadi lebih cantik sehingga dapat
yang diproduksi, menjadikan industri yang diterima oleh perbankan untuk mendapatkan modal
membuat pesawat terbang memiliki daya saing kerja. Bukti terobosan ini adalah dukungan
dalam menghadapi produk substitusi. Jikalau ada perbankan berupa non cash loan ke PTDI untuk
produk pesaing dimungkinkan dari perusahaan mengerjakan kontrak-kontrak baru dan regular pada
prinsipal PTDI seperti produk dari Airbus military. tabel 2, diantaranya:

Tabel 2 Tabel Pemberian Non Cash Loan dari Perbankan Untuk PTDI

Bank Tahun Non Cash Loan

BRI 2012 USD 88 juta dan EUR 97 juta

2013 USD 40 juta dan EUR 163 juta

BNI 2012 USD 130 juta

EXIM 2012 USD 4,2 juta

2013 USD 10 juta

Sumber: PT. Dirgantara Indonesia, 2014

Sementara itu dari sisi sumber daya terus menerus. Terjadinya krisis pada tahun
manusia PTDI mengalami penyesuaian yang 1998 telah banyak merumahkan karyawan

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 325


yang ada, sehingga sebagian bahkan ada yang sampai 2015 mencapai 1403 orang (47 %) dari
bekerja di luar negeri. Sedangkan kondisi keseluruhan karyawan tetap. Kondisi ini yang
karyawan hari ini sebagian besar sedang menjadikan PTDI sementara mengalami
memasuki masa pensiun. penggelembungan karyawan akibat karyawan
Masih besarnya karyawan yang memasuki pensiun masih dipekerjakan. Alasan masih
pensiun di PTDI dikarenakan keterlambatan dipekerjakan karyawan yang sudah memasuki
dalam merekrut karyawan. Jumlah karyawan pensiun ini diperuntukkan memberikan
yang akan memasuki pensiun dari tahun 2011 pendampingan kepada karyawan muda.

Gambar 4 SDM PTDI Berdasarkan Usia

Sumber: PT. Dirgantara Indonesia, 2014

Berdasarkan pertimbangan kondisi Kompetensi khusus itu diciptakan melalui


keuangan dan sumber daya manusia yang strategy generic milik Porter, seperti strategi
masih dalam pemulihan maka dapat dikatakan biaya rendah, differensiasi, dan fokus, serta
PTDI memiliki tantangan daya yang masih didukung oleh nilai-nilai budaya perusahaan
rendah. Kemampuan dalam mengakumulasi yang relevan.
modal yang dapat memberikan profit Dengan mengambil titik awal tahun
perusahaan yang tinggi menjadi hal yang 2011, strategi besar PTDI diantaranya: (1)
diharapkan dari PTDI. Sumber daya manusia mengeluarkan perusahaan dari kemelut
yang mampu mendukung keberlangsungan keuangan (neraca, arus kas, dan modal kerja)
usaha juga menjadi hal yang harus dan (2) segera bertranformasi (program RR)
diselesaikan oleh PTDI. Oleh karena itu, sambil tetap menjaga pekerjaan-pekerjaan
proses RR yang dilakukan diharapkan mampu terkontrak serta mendapatkan kontrak baru.
menuntaskan persoalan penyehatan keuangan Untuk memperjelas penerapan strategi
perusahaan dan menjaga keberlangsungan PTDI berikut analisis SWOT (Strength,
usaha PTDI. Weakness, Opportunity, Threat) secara
sederhana. Analisis SWOT dilakukan untuk
2) Penerapan Strategi PTDI melihat potensi kekuatan, kelemahan, peluang
Menurut teori “Design School” dan hambatan yang dimiliki PTDI, sehingga
Mintzberg (1990) dalam menciptakan mampu mencapai daya saing industri pesawat
keunggulan bersaing perusahaan harus yang optimal. Berikut analisis SWOT terkait
mendesain strategy yang cocok antara peluang PTDI, diantaranya:
dan ancaman eksternal dengan kemampuan a) Strength
internal yang dimiliki. Keputusan strategi Kekuatan atau kelebihan yang
yang diambil disesuikan dengan pedoman dimiliki oleh PTDI dalam industri
pilihan alternative dari grand strategy, pesawat terbang dapat dijelaskan sebagai
kemudian didukung dengan menumbuhkan berikut, diantaranya:
kapabilitas inti yang dimiliki yang merupakan (1) Memiliki kemampuan dalam
kompetensi khusus (distinctive competency) bidang desain, rancang bangun
dari pengelolaan sumber daya perusahaan. dan produksi dalam bidang
326 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
pesawat untuk tingkat nasional d) Threat
dan Asia Tenggara. Ancaman atau tantangan PTDI
(2) Memiliki Reputasi bisnis dalam industri pesawat terbang dapat
dalam bidang industri pesawat dijelaskan sebagai berikut, diantaranya:
terbang yang baik karena (1) Terbukanya pasar dalam
sudah berdiri cukup lama negeri terhadap persaingan
sejak tahun 1976. terhadap produk asing.
(3) Memiliki kemampuan yang (2) Tuntutan regulasi dan
unggul dalam produksi kualifikasi dari Original
pesawat angkut (komuter) Equipment Manufacturers
yang sudah diakui oleh banyak untuk Aircraft Servives.
negara. (3) Rendahnya anggaran
Pertahanan Indonesia untuk
b) Weakness membeli produk-produk PTDI
Kelemahan secara internal yang dalam jumlah yang cukup
dimiliki oleh PTDI dalam industri untuk memenuhi kapasitas
pesawat terbang dapat dijelaskan sebagai terpasang.
berikut, diantaranya: (4) Potensi tuntutan hukum dari
1) Defisit cash flow dan ekuitas mantan karyawan PTDI dan
negatif. masalah hukum yang belum
2) Tidak mampu memenuhi tuntas memperburuk kinerja
komitmen on time delivery operasional dan keuangan,
kepada customers. namun juga menghambat
3) Penjualan pesawat terbang potensi tumbuh dan
dibawah kapasitas terpasang keberlangsungan hidup PTDI.
(rata-rata 6 unit/tahun). (5) Kewajiban kepada berbagai
4) Ketidak seimbangan utilisasi customer yang tertunda.
fasilitas produksi.
5) Demografi SDM yang tidak Berdasarkan analisis SWOT sederhana
proporsional. tersebut maka ada penyesuaian strategi perusahaan
yang dilakukan oleh PTDI. Strategi perusahaan
c) Opportuniy dirancang untuk mampu mempertahankan Misi
Peluang bisnis industri PTDI dalam PTDI dan secara bertahap mencapai Visi PTDI.
pesawat terbang dapat dijelaskan sebagai beberapa kunci strategi yang diterapkan PTDI dapat
berikut, diantaranya: diuraikan sebagai berikut, diantaranya:
(1) Komitmen Pemerintah untuk (1) Mendukung pemenuhan kebutuhan
melakukan revitalisasi industri alutsista nasional.
pertahanan dan (2) Mengembangkan produk dan
mengutamakan penggunaan pemasaran CN-235.
produk dalam negeri dengan (3) Melaksanakan kerjasama industri
dibentuknya KKIP dan dengan perusahaan pesawat terbang
ditetapkannya UU No 16 terkemuka.
Tahun 2012 tentang Industri (4) Meningkatkan daya saing produk
Pertahanan Dalam Negeri. (delivery tepat waktu dan biaya).
(2) Potensi pasar pesawat terbang, (5) Peningkatan kehandalan sistem
perawatan pesawat terbang informasi (ERP).
dalam negeri dan Asia Pasifik (6) Restrukturisasi usaha dan
yang besar. regenerasi SDM.
(3) Trend outsourcing komponen (7) Kerjasama pengembangan pesawat
pesawat yang besar dari N-219 yang dibiayai
industri pesawat terbang lembaga/institusi pemerintah dan
utama (seperti Airbus dan PTDI sebagai subkontraktor.
Boeing). (8) Secara keuangan berusaha
(4) Potensi penguatan pasar dan mengoptimalisasi dana PMN dan
operasional melalui penguatan penerimaan dari hasil penjualan
aliansi/kolaborasi strategis dan pesawat.
industrial cooperation serta Dengan demikian PTDI mampu menyiapkan
menjadi bagian dari global industrinya untuk berkompetisi dengan sejumlah
supply-chain industri strategi yang telah disesuaikan. Pelaksanaan RR
dirgantara. yang dilakukan sejak tahun 2011 sudah mulai

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 327


menunjukkan kemajuan perusahaan PTDI untuk f) PTDI sedang menyelesaikan 1 unit
kembali menjalankan industrinya. NC-212 untuk Ministry of
Agriculture (MOAC) Thailand dan
3) Kompetensi Inti PTDI akan diserahkan pada awal 2014.
Teori kompetensi Inti sering g) PTDI terus memproduksi di atas 400
dikemukakan oleh para ahli misalnya, Gary shipsets pertahun berbagai komponen
Hamel dan CK. Prahalad dalam karyanya struktur untuk Airbus jenis
“Competiting for The Future” (1994). A320/321, A330, A340, dan A350
Untuk melihat kemampuan daya saing serta 36 shipsets pertahun komponen
dan keunggulan berkompetisi maka diperlukan struktur untuk Airbus jenis A380
penjelasan kemampuan kompetensi inti PTDI. (Jumbo Jet).
kompetensi inti menjadi ukuran bagaimana h) PTDI memproduksi 10 shipsets main
PTDI mampu memberikan pelayanan yang fuselage dan tailboom helikopter EC-
baik dalam bidang produksi pesawat terhadap 725/EC-225 Eurocopter untuk tahun
konsumennya. Sebagai sebuah industri 2012 dan 15 shipset untuk tahun
pesawat terbang yang memiliki kemampuan 2013.
desain, rancang bangun dan produksi satu-
satunya di Indonesia dan Asia tenggara, PTDI Kompetensi PTDI melayani konsumen
terus berusaha memberikan pelayanan produk dalam pesawat terbang sudah cukup baik.
yang maksimal. Kemampuannya dalam Namun, untuk memiliki daya saing dan
melayani permintaan konsumen menunjukkan kemandirian dalam industri pesawat terbang
PT DI memiliki kompetensi inti dalam nasional, diharapkan juga mampu mendorong
penyediaan pesawat terbang terutama untuk industri pendukungnya untuk maju. Hal ini
pesawat angkut. berkaitan dengan Tingkat Kandungan Dalam
Berikut ini uraian bagaimana Negeri (TKDN) yang ada dalam setiap produk
kemampuan PTDI dalam memberikan dari PTDI.
pelayanan terhadap konsumennya, diantaranya: Oleh karena itu, dapat dikatakan PTDI
a) PTDI telah menyerahkan 2 unit CN- memiliki kompetensi inti dalam produksi
295 ke Kemhan pada tahun 2012 dan pesawat terbang dan sejauh ini mampu
akan menyerahkan 3-4 unit pada melayani kebutuhan konsumen secara optimal.
tahun 2013, serta 3-4 unit lagi pada Walaupun demikian, dari segi kemampuan
tahun 2014 dari kontrak total 9 unit daya saing belum dikatakan baik, karena
CN-295 untuk menggantikan pesawat sejumlah komponen masih mengandalkan dari
Fokker-50 TNI AU. luar negeri dan belum bisa menstimulasi
a) PTDI telah menyerahkan 15 unit industri pendukung dari dalam negeri.
Bell-412 ke Kemhan untuk TNI AL
(3 unit) dan TNI AD (12 unit) selama 4) Dukungan Industri PTDI Terhadap
tahun 2011 - 2013, dan akan Perwujudan Sistem Pertahanan Negara
menyerahkan 4 unit lagi tahun ini Sejauh ini keberadaaan PTDI sebagai
untuk TNI AD (3 unit) dan Polisi (1 industri pesawat nasional yang mendukung
unit) dari kebutuhan total sekitar 32 kebutuhan TNI masih tetap diharapkan mampu
unit Bell-412. membangun industri pertahanan yang mandiri
b) PTDI sedang menyelesaikan 2 unit dan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan PTDI
NC-212 dan 2 unit NAS-332 Super merupakan satu-satunya industri pesawat
Puma pesanan Kemhan untuk TNI nasional yang sangat diandalkan dalam
AU dan akan diserahkan pada tahun memenuhi kebutuhan alutsista udara untuk
2014. pertahanan negara.
c) PTDI sedang menyiapkan 6 unit EC- Sebagai industri pesawat terbang yang
725 Cougar pesanan Kemhan untuk diandalkan PTDI belum bisa membuat pesawat
TNI AU dan akan diserahkan pada tempur. Sejumlah pesawat yang mampu
tahun 2014. didukung oleh PTDI untuk keperluan
d) PTDI sedang menyelesaikan 3 unit pertahanan lebih banyak jenis pesawat angkut.
CN-235 Coast Guard pesanan Berikut kontrak pengadaan pesawat yang
Kemhan untuk TNI AL dan akan dipesan oleh pemerintah yang dimenangkan
diserahkan pada tahun 2013 dan oleh PTDI, untuk keperluan pertahanan negara,
2014. diantaranya:
e) PTDI sedang menyiapkan 2 unit
Dauphin (Eurocopter) untuk
BASARNAS dan akan diserahkan
pada tahun 2013.

328 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
Tabel. 4.2 KONTRAK YANG DIPEROLEH OLEH PTDI PADA PERIODE 2009 - 2013

2009 2010 2011 2012 2013

3 Unit NAS332
3 Unit CN235 6 Unit Bell412EP 9 Unit CN295 I Unit NC212
1 Super Puma T NI
Patmar T NI AL T NI AD Miltrans T NI AU Miltrans T NI AU
AU

I Unit NBO105 T NI I Unit NC212-400 13 Unit Bell412EP 16 Unit Bell412EP


2
AD MOAC T NI AD & T NI AL T NI AD

I Unit NC212-200 I Unit EC725 2 Unit Bell412EP


3
T ranswisata Cougar T NI AU POLRI

2 Unit Bell412EP 2 Unit EC725


4
BASARNAS Cougar T NI AU

6 Unit EC155
5
Panther T NI AL

2 Unit Dauphin
6
BASARNAS

Sumber: PT. Dirgantara


Indonesia, 2014
Walaupun hingga saat ini kondisi „supplai produksi pesawat PTDI mengadalkan
chain‟ komponen pendukung industri PTDI pemasok dari luar negeri.
100 persen bahan baku yang digunakan dari 2) Daya tawar PTDI terhadap
impor, namun kedepan akan coba didorong pembelinya cukup baik, sehingga
adanya industri pendukungnya. Adanya dapat dikatakan memiliki potensi daya
industri pendukung tier 1, 2, 3 dan 4 yang saing dari sisi produk pesawat yang
dilakukan oleh industri dalam negeri, dihasilkannya.
diharapkan mampu memperbesar kemandirian 3) Kekuatan PTDI dalam menghadapi
dan peran industri kedirgantaraan nasional bagi intensitas persaingan dapat dikatakan
perekonomian serta mampu mendukung cukup baik. Hal ini dikarenakan PTDI
perwujudan sistem pertahanan negara. mampu mengambil ceruk pasar yang
Dengan demikian dukungan PTDI produknya unggul dikelasnya.
terhadap perwujudan sistem pertahanan negara 4) Kekuatan PTDI dalam menghadapi
terutama untuk penyediaan alat angkut sedang barang substitusi dari produk yang
dikatakan cukup baik. Keberlangsungan dihasilkan tidak terlalu besar. Jikalau
ketersedian pesawat yang diperlukan untuk ada produk substitusi hanya
keperluan pertahanan sementara mampu dimungkinkan dari produk yang
disedikan oleh PTDI. Namun untuk dihasilkan oleh perusahaan
mendukung keberlangsungan alustista udara prinsipalnya.
perlu dibangun kemandirian industri pesawat 5) Kekuatan PTDI dalam menghadapi
terbang dengan dibangunnya industri ancaman pesaing baru cukup baik. Hal
pendukung dalam negeri, mengingat sejumlah ini dikarenakan dipastikan tidak ada
komponen pesawat PTDI masih mengandalkan pesaing baru yang mampu bersaing
industri pendukung dari luar negeri. dalam industri pesawat terbang di
tingkat nasional yang memiliki
KESIMPULAN kemampuan desain, rancang bangun
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dan produksi seperti PTDI.
dilakukan, maka dapat diberikan kesimpulan,
diantaranya: b. Keunggulan dalam berkompetisi
a. Kemampuan daya saing Industri pesawat PTDI dapat diidentifikasikan sebagai
terbang PTDI dapat diidentifikasikan sebagai berikut, diantaranya:
berikut, diantaranya: 1) PTDI memiliki potensi berkompetisi
1) Daya tawar PTDI terhadap dari sisi sumber daya. Sumber daya
pemasoknya sangat rendah sehingga PTDI yang paling terlihat adalah
belum memiliki daya saing industri sumber daya manusia dan sumber
yang baik. Sebagian besar komponen daya dana. Sumber daya manusia

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 329


PTDI teruji kemampuannya, namun Hartley, K. & Sandler, T . (Eds). (1995). Hanbook of
memerlukan pengelolaan dan Defense Economics (Vol 1). Amsterdam:
pembinaan lebih lanjut mengingat Elsevier.
jumlah karyawan yang pensiun cukup Hedin, Han., Hirvensalo, Irmeli., Vaarna, Markko.
banyak. Sumber dana PTDI (2011). The Handbook of Market Intelligence:
cenderung membaik setelah adanya Understanding, Compete and Grow in Global
konversi hutang yang dimilikinya Markets. John Wiley & Sons, Ltd: United
menjadi PMN dan mendapat Kingdom.
tambahan dana untuk revitalisasi dan Henry, Anthony E. (2011). Understanding Strategic
restrukturisasi, sehingga secara Management, second edition. Oxford University
perusahaan sekarang menjadi lebih Press: New York.
“bankable”. Hill, C. (2010). International Business: Competing
2) PTDI memiliki potensi berkompetisi in the Global Marketplace, Third Edition,
untuk mengelola strategi McGraw-Hill, New York.
perusahannya sehingga mampu Jonker, jan., J.W. Pennink, Bartjan., Wahyuni, Sari.
bersaing dalam industri pesawat (2011). Metodologi Penelitian: Panduan untuk
terbang. Proses tranformasi organisasi Master dan Ph.D. di Bidang Manajemen.
mampu membangkitkan reputasi Jakarta: Salemba Empat.
PTDI sebagai perusahaan yang dapat Rahakundini, Connie. (2008). Postur TNI Ideal.
mengembangkan industri pesawat Jakarta: Gramedia.
terbang. Suryana. (2003). Kewirausahaan: Pedoman Praktis,
3) PTDI memiliki potensi berkompetisi Kiat dan Proses Menuju Bisnis. Edisi Revisi.
dari kompetensi inti yang dimiliki Jakarta: Salemba Empat.
terutama dalam melayani konsumen Collis, David J and Rukstad, Michael G. (2008). Can
dalam produk pesawat angkut. You Say What Your Strategy Is. Harvard
Keberhasilan PTDI berproduksi dan Business Review.
mengembangkan pesawat angkut Drew, Stephen A., Kelley, Patricia C., Kendrick,
mampu meberikan pelayanan terhadap Terry. (2006). Class: Five Element of Corporate
konsumen baik pemerintah maupun Governance to Manage Strategic Risk. Kelley
luar negeri. School of Business, Indiana University.
Hambrick, Donald C and Fredrickson, James W.
c. PTDI sementara mampu memberikan (2005). Are You Sure You Have A Strategy.
dukungan terhadap perwujudan sistem Academy of Management Executive (Vol. 19.
pertahanan negara. Sebagai industri pesawat No.4): Columbia.
terbang PTDI mampu menghasilkan sejumlah Holmberg, Stevan R and Cummings, Jeffrey
pesawat yang dapat digunakan oleh TNI L.(2009). Building Succesful Strategic
terutama untuk jenis pesawat angkut. Namun, Alliances: Strategic Process and Analytical Tool
dari sisi kemandirian industri belum dikatakan for Selecting Partner Industries and Firms. Long
baik mengingat sejumlah komponen produksi Range Planning 42 (2009) 164 – 193. York:
masih mengandalkan industri pendukung dari Elsevier.
luar negeri. Oleh karena itu, PTDI diharapkan Porter, Michael E. (2008). The Five Competitive
mampu menstimulasi industri pendukung Forces That Shape Strategy. Harvard Business
dalam negeri, untuk menjamin kemandirian Review.
dan keberlangsungan pengadaan alutsista Trimanto S. Wardoyo dan Lena (2010). Peranan
udara nasional. Auditor Internal Dalam Menunjang Pelaksanaan
Good Corporate Governance – Studi Kasus
Pada PT. Dirgantara Indonesia. Akurat Jurnal
Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun ke-1 September-
DAFTAR PUSTAKA Desember 2010. Bandung: Universitas Kristen
Maranatha.
Aligica, P Drago and Weinstein, Kenneth R (Edited). Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Buku
(2009). The Essential Herman Kahn In Defense Minimum Essential Force Komponen Utama
of Thinking. New York: Lexington Book Tahun 2010.
Balam, David N dan Michael Veseth. (1996). Kementerian Pertahanan Negara Republik Indonesia
Introduction to International Political Economy. .Buku Postur Pertahanan Negara.
New Jersey: Prentice Hall. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2012 Tentang
Gilpin, Robert. (2001). Global Political Economy Pertahanan Negara.
Understanding The International Economic Undang-undang Republik Indonesia No. 16. Tahun
Order. Pricenton University Press: New Jersey. 2012 tentang Industri Pertahanan.

330 | Setia, Adang. Analisis Kemampuan Daya Saing PT. Dirgantara Indonesia Guna Mendukung Sistem Pertahanan
Negara
Tim PTDI (2013). Corporate Transformation Tbk. Database Thesis Perpustakaan Universitas
Program PT. Dirgantara Indonesia. Diponogoro.
Andriani, Retta. (2012). Pengembangan PT. Pindad “Contoh Proposal Penelitian Kualitatif.”
Melalui Faktor-faktor Pembentuk Keunggulan http://civicchannel.wordpress.com/2012/03/30/c
Kompetitif. Database Thesis Perpustakaan ontoh-proposal-penelitian-2/. Diakses Tanggal
Universitas Pertahanan Indonesia. 31 Oktober 2012 Pukul 16:55 WIB.
Nurhasanah, Isye S. (2012). Analisis Keunggulan “Tinjauan Umum PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
Kompetitif PT Dirgantara Indonesia Berbasis “
Pendekatan Hybrid Antara Model Five Forces http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/613/jbptunik
Porter dan Dynamic Capability. Database ompp-gdl-afizaltanj-30625-9--unikom_-a.pdf.
Thesis Perpustakaan Universitas Pertahanan Diakses Tanggal 20 Oktober 2013, Pukul 20:48
Indonesia. WIB.
Putra, Andretti RA. (2010). Analysis Of Resources “Sulitnya PT. Dirgantara Indonesia untuk
And Capabilities Organizations As Internal Berkembang di Indonesia.”
Sources Of Competitive Advantage PT. http://suarakpk.com/sulitnya-pt-dirgantara-
Metrodata E-Bisnis Dell Division. Database indonesia-untuk-berkembang-indonesia/.
Thesis Gadjah Mada University. Diakses 20 Oktober 2013 Pukul 20:36 WIB.
Suhendi, Asep. (2009). Keunggulan Kompetitif “ The Comparative Advantage Theory of
Melalui Strategi Penguasaan Wilayah, Competition.” http://sdh.ba.ttu.edu/r-
Kompetensi Sumber Daya Manusis Dan a%20theory-jm95.pdf. Diakses Tanggal 20
Orietasi Pasar – Studi Kasus Pada PT. Indosat Oktober 2013, Pukul 20:34 WIB.

Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 331

Anda mungkin juga menyukai