Wilayah Yogyakarta
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Disusun oleh :
Jurusan Manajemen
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang Maha Esa yang
telah mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan
tepat waktu. Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau
kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca makalah
kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN .............................................................................................. 6
2.2 PROSES PENYUSUNAN BALANCED SCORECARD ............................ 7
2.3 VISI DAN MIS ........................................................................................... 13
2.4 PENERAPAN BALANCED SCORECARD ............................................. 15
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji
ulang prinsip - prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan
bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan
produk dan jasa bagi masyarakat.
Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup
penekanan - penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas
pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk
kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus
kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal. Sehingga meningkatnya
persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan sedikitnya dua
hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai".
4
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan sistem imbalan dalam perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat
gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat
menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi
pada periode yang lalu.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang
menerjemahkan visi/misi lembaga pendidikan dan strategi ke dalam
pengukuran kinerja yang komprehensif serta menyediakan kerangka kerja
untuk mengukur strategi dalam sistem manajemen (Kaplan, 1996).
6
Norton, 1996), yaitu: atribut produk/jasa, hubungan pelanggan, dan citra
dan reputasi
3. Perspektif proses internal, ini terkait dengan proses di mana organisasi
harus unggul dalam rangka untuk memuaskan pelanggan. Rantai nilai
proses bisnis internal menurut pendekatan balanced scorecard terdiri dari
tiga bagian, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual (Kaplan dan
Norton, 1996).
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengacu pada perbaikan yang
harus dilakukan pada tingkat sumber daya manusia, teknologi dan sistem
sehingga dapat mendukung proses internal. Menurut Kaplan dan Norton
(1996), terdapat tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yaitu. Kapabilitas pegawai (kepuasan pegawai, retensi
pegawai, produktivitas pegawai), kapabilitas sistem informasi, serta
motivasi, pemberdayaan, dan keserasian.
7
Dalam sebuah studi kasus di AEX School District, Portugis dipaparkan
garis besar proses penyusunan balanced scorecard di dunia pendidikan
melibatkan langkah-langkah umum sebagai berikut (gambar 2.1): misi, visi,
nilai-nilai/ value, analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman), tujuan dan vektor strategi, peta strategi, indikator, target dan
kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan pengendalian proyek edukatif dan
rencana tahunan kegiatan.
8
Gambar 2.1. Flowchart Proses Penyusunan Balanced Scorecard di AEX School
District, Portugis.
9
Adapun langkah-langkah dalam menyusun balanced scorecard
(Yuwono, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Membangun Konsensus atas Pentingnya Perubahan Manajemen
Tujuan tahap ini adalah agar balanced scorecard dipandang
sebagai sarana manajemen yang akan mengubah sistem dan proses
manajemen secara mendasar.
2. Pembentukan Tim Proyek
Tim harus terdiri dari para manajemen level atas yang
memahami keseluruhan permasalahan perusahaan di mana
masukan-masukannya akan sangat berguna bagi proyek. Istilah
struktural seringkali digunakan untuk mengganti manajer di bidang
pendidikan.
3. Mendefinisikan Peran Lembaga
Tujuan tahap ini adalah untuk mengembangkan sebuah
dasar dalam menyusun konsensus berbagai karakteristik dan
persyaratan untuk sampai pada definisi yang jelas tentang posisi
dan peran lembaga saat ini.
4. Menentukan Unit Organisasi
Tim pengembang balanced scorecard, sejak awal dan
secara hati-hati harus mempertimbangkan jangkauan aktivitas dan
unit organisasi yang akan dicakup oleh balanced scorecard.
Menurut Olve dalam Yuwono (2002), bagi lembaga yang relatif
kecil, mungkin paling baik adalah menciptakan balanced scorecard
untuk organisasi secara keseluruhan.
5. Mengevaluasi Sistem Pengukuran Yang Ada
Pada umumnya sebagian besar organisasi tidak memiliki
satu set tolok ukur yang seimbang (balanced), mereka terlalu
terfokus pada tolok ukur keuangan jangka pendek dan mengabaikan
tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan/pegawai maupun
pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1993).
6. Merumuskan/ Menkonfirmasi Visi, Misi, Value
Visi merupakan gambaran menantang dan imajinatif tentang
10
peran, tujuan dasar, karakteristik, dan filosofi organisasi di masa
datang. Misi, mendefinisikan usaha lembaga agar berada pada nilai-
nilai dan keinginan stakehoder yang meliputi: produk, jasa,
pelanggan, pasar, dan keseluruhan kekuatan lembaga. Value
merupakan serangkaian pernyataan yang berfungsi sebagai kode
etik untuk menjalankan organisasi, terutama dalam menguji setiap
pengambilan keputusan dan pilihan di masa datang.
7. Merumuskan Perspektif
Setelah visi komprehensif dan konsep usaha lembaga
dirumuskan, kemudian perlu dipilih perspektif untuk membangun
balanced scorecard. Terdapat empat persepktif secara umum, yaitu:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan. Jika perspektif ini dirasa belum memadahi,
dimungkinkan pula untuk menambah perspektif lain. Pilihan
perspektif harus diatur terutama oleh logika usaha, dengan
hubungan timbal balik yang jelas antarperspektif yang berbeda-
beda.
11
8. Merinci Visi Berdasarkan Masing-Masing Perspektif dan
Merumuskan Seluruh Tujuan Strategis
Model balanced scorecard merupakan suatu alat untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi suatu organisasi.
Model tersebut harus dilihat sebagai suatu instrumen untuk
menerjemahkan visi dan strategi yang abstrak ke dalam toluk ukur
dan sasaran yang spesifik. Dengan kata lain, balanced scorecard
yang dirumuskan dengan baik merupakan presentasi strategi
organisasi. Tujuan langkah ini adalah untuk menerjemahkan visi ke
dalam istilah nyata dari perspektif yang telah disusun. Dengan
demikian akan tercapai keseimbangan menyeluruh dan ini
merupakan ciri unik dari balanced scorecard.
9. Identifikasi Faktor-Faktor Penting Bagi Kesuksesan
Organisasi harus menentukan faktor-faktor apa saja yang
paling penting bagi kesuksesan, lalu menyusun prioritasnya.
Faktor-faktor kunci keberhasilan digunakan untuk menjawab apa
yang ingin dilakukan oleh lembaga untuk membedakan dengan
pesaing.
10. Mengembangkan Tolok Ukur, Identifikasi Sebab dan Akibat, dan
Menyusun Keseimbangan
Pada langkah ini, kita mengembangkan tolok ukur kunci
yang relevan bagi pemakaian akhir kerja. Tantangan terbesar pada
proses ini adalah menemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan
menciptakan kesimbangan di antara berbagai tolok ukur dalam
persepektif yang dipilih.
11. Mengembangkan Top Level Scorecard
12. Merinci Balanced Scorecard dan Tolok Ukur Oleh Unit Organisasi
13. Merumuskan Tujuan – Tujuan
Tiap-tiap tolok ukur yang digunakan harus memiliki
sasaran/tujuan. Suatu organisasi membutuhkan sasaran jangka
pendek dan panjang sehingga ia akan memeriksa bagiannya secara
kontinue dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada
12
waktunya.
14. Mengembangkan Rencana Tindakan
Untuk mencapai sasaran dan visi yang telah ditetapkan,
perlu dispesifikasi langkah-langkah yang akan diambil. Rencana
tindakan ini harus mencakup orang-orang yang bertanggungjawab
dan jadwal untuk laporan sementara dan terakhir.
Secara substansi, langkah-langkah penyusunan balanced
scorecard di AEX School District, Portugis dan menurut Yuwono
(2002) adalah sama. Yuwono (2002) menjelaskan lebih rinci
tentang langkah-langkah penyusunan balanced scorecard. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini digunakan acuan proses penyusunan
balanced scorecard menurut Yuwono (2002) dengan beberapa
penyesuaian istilah mengacu di bidang pendidikan.
2.3.2 Misi
1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik.
2. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah, keunggulan
akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta
pelatihan peserta didik senantiasa ditingkatkan, sehingga
peserta didik terbentuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri,
kreatif dan terampil.
3. Berperan serta mengembangkan penegakan hak asasi
manusia dan memperjuangkan keadilan termasuk keadilan
gender.
4. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang
13
kondusif di sekolah-sekolah yang dikelolanya guna
terselenggaranya proses pembelajaran sehingga terbentuk
manusia dengan kepribadian yang utuh (memiliki integritas
diri).
5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan
pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai (sikap
jujur, adil dan berwawasan kebangsaan).
6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah mengembangkan
semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang
majemuk.
7. Ikut serta dalam perjuangan menegakkan keadilan,
menciptakan perdamaian dunia, dan menjaga keutuhan
ciptaan.
8. Menciptakan iklim religius dan mengembangkan semangat
kasih yang berbela rasa dalam seluruh proses pembelajaran.
9. Memperhatikan, mengembangkan dan memberdayakan para
pendidik dan tenaga kependidikan agar karya pendidikan
dapat terus berlangsung dan berkembang.
14
2.4 Penerapan Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor
Wilayah Yogyakarta
1. Strategy Map/ Peta Strategi
Strategy Map merupakan bentuk pemetaan dari Rencana Strategis
tahun 2013/2014 s.d. 2017/2018, sebagai berikut.
15
Untuk menggapai visi tersebut diungkit melalui customer
perspective yang di dalamnya memiliki strategi objektif peningkatan
kualitas akademik, peningkatan karakter Tarakanita, peningkatan kualitas
non akademik, peningkatan kepuasan orangtua peserta didik, peningkatan
jumlah peserta didik.
7. Penjaminan mutu.
Sebagai perspektif yang mendasari upaya pencapaian visi
adalah learning and growth perspective dan finansial perspective.
Learning and growth perspective dan finansial perspective menjadi
perspective pengungkit paling dasar. Strategi objektif yang dipilih
sebagai pengungkit dalam learning and growth perspective adalah
peningkatan kapabilitas SDM dan pelaksanaan pengembangan
karakter SDM yang bersumber pada nilai-nilai ketarakanitaan.
16
efisiensi pengelolaan keuangan. Pemenuhan dan peningkatan target
finansial akan dicapai seiring dengan optimalisasi pencapaian jumlah
peserta didik. Pemenuhan dan peningkatan target finansial menjadi
penopang seluruh perspektif, baik customer, internal, maupun learning
and growth perspective.
C1
US
M
O
C
minimal 80 di TK B
(Berkembang Sesuai
Harapan)
3 % sekolah dengan % 100%
peserta didik lulus (min)
100%
(SD-SMP-SMA/K)
4 % sekolah yang % 43%
termasuk kategori 10 (min)
besar tingkat
17
kota/kabupaten (SD-
SMP- SMA/K)
18
Peningkatan Pelaksanaan 11 % sekolah dengan % 100%
kinerja kegiatan kegiatan (min)
pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan
masyarakat masyarakat masyarakat
berdasarkan standar
kualitas yang
E2 ditetapkan (SD, SMP,
SMA/K)
Pelaksanaan 12 Terlaksananya % 100%
kegiatan sosial kegiatan- kegiatan (min)
karitatif ke- sosial karitatif
masyarakatan (minimal 1 kali dalam
1 semester)
Implementasi Peningkatan 13 % keakuratan % 85%
desain kurikulum kualitas desain implementasi (min)
Standar Nasional kurikulum kurikulum
Plus (PKT, berdasarkan berdasarkan standar
berwawasan standar yang yang ditetapkan
global, dan ditetapkan a. 4 standar
berorientasi TIK) pendidikan (isi,proses,
I1 kompetensi kelulusan,
N
R
N
A
T
E
dan penlaian).
I
b. Standar PKT.
c. standar penggunaan
bahasa asing.
d. Standar
pemanfaatan TIK.
e.Standar EL.
Implementasi Menerapkan 14 % sekolah yang guru % 100%
strategi & pembelajaran MIPA melaksanakan (min)
metode dengan pembiasaan
I2
pembelajaran & penggunaan penggunaan bahasa
pengembangan bahasa asing asing dalam PBM
siswa: dalam PBM.
19
- Pembiasaan Menerapkan 15 % sekolah yang % 100 %
penggunaan pembelajaran melaksanakan (min)
bahasa asing berbasis pembelajaran berbasis
dalam PBM Experiential EL berdasarkan
- Experiential Learning standar yang
Learning ditetapkan.
- Pembelajaran Optimalisasi 16 % sekolah yang % 100%
berbasis TI Teknologi mengimplementasikan (min)
- Pembelajaran Informasi dan tiga fungsi TIK dalam
berbasis Riset Komunikasi pembelajaran
dalam berdasarkan standar
Pembelajaran yang ditetapkan.
Menerapkan 17 % sekolah yang % 100%
pembelajaran melaksanakan (min)
berbasis riset pembelajaran berbasis
riset berdasarkan
standar yang
ditetapkan (MIPA)
Implementasi Optimalisasi 18 % sekolah dengan % 88%
keterlibatan Forum minimal 5 kegiatan (min) (7)
orang tua dalam Komunikasi, yang melibatkan
pembelajaran/ke Kerjasama FKKSKM
I3
giatan sekolah Sekolah,
Keluarga, dan
Masyarakat
(FKKSKM)
Penggunaan & Optimalisasi 19 % unit karya yang % 50%
Pengembangan penggunaan & telah mencapai 75 % (min)
sarana dan Pengembangan standar sarana
I4 prasarana sarana dan prasarana sesuai
berwawasan prasarana dengan yang
lingkungan berwawasan ditetapkan
lingkungan
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/nzwrvddvy-rekomendasi-penelitian-
penerapan-balanced-scorecard-pada-yayasan-tarakanita-kantor-wilayah-
yogyakarta-analisis-kesesuaian-proses-penyusunan-konsep-dan-
implementasi.html diakses 08 Mei 2019.
22