Anda di halaman 1dari 22

Penerapan Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor

Wilayah Yogyakarta

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen

Disusun oleh :

Endang Sulistiawati 1710111201 Simon 1710111116


Selvi Kartika Pratiwi 1710111205 Thoriq Shofwan 1710111200
Sri Wulan Ratnawati 1710111204 Yeremia 1710111118
Rezky Wahyuni 1710111095 Fauzan 1710111141
Hasbia Rizqi Annisa S. R. 1710111257 Muhammad Rifkhi 1710111159
Ratasya Suci Asmala 1710111134 Nanda Signora Putra 1710111166
Degatha Raginisa 1710111140 Erika Fardila 1710111213

Program Studi S1 Manajemen

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang Maha Esa yang
telah mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan
tepat waktu. Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca tentang “Balance


Scorecard”. Dalam hal ini, kami membahas tentang pengertian Balance Scorecard,
cara penyusunan Balance Scorecard pada Sektor Pendidikan, dan penerapan pada
Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih lanjut,
Anda dapat membaca hasil makalah kami yang membahas mengenai Balance
Scorecard.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan
pembaca lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau
kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca makalah
kami.

Jakarta, 9 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN .............................................................................................. 6
2.2 PROSES PENYUSUNAN BALANCED SCORECARD ............................ 7
2.3 VISI DAN MIS ........................................................................................... 13
2.4 PENERAPAN BALANCED SCORECARD ............................................. 15
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan


perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan
sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan
pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat
global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh
perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia.

Hanya perusahaan- perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat


dunia yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu
menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effevtive.

Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk


mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini
memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun
mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan
berkembang dalam persaingan tingkat dunia.

Oleh karena itu perusahaan dalam hal ini manajemen harus mengkaji
ulang prinsip - prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan
bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan
produk dan jasa bagi masyarakat.

Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup
penekanan - penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas
pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk
kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus
kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal. Sehingga meningkatnya
persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan sedikitnya dua
hal penting yaitu "keunggulan" dan "nilai".

4
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan sistem imbalan dalam perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat
gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat
menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi
pada periode yang lalu.

Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk


menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan
suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya
merupakan ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran
keuangan dan non keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya
dengan lebih baik

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard (BSC)?

2. Bagaimana Proses Penyusunan Balanced Scorecard Pada Sektor Pendidikan

3. Bagaimana Penerapan Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor


Wilayah Yogyakarta

1.3 Tujuan

1. Mengetahui arti dari Balanced Scorecard (BSC)

2. Mengetahui Balanced Scorecard (BSC)

3. Mengetahui Penerapan Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor


Wilayah Yogyakarta.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang
menerjemahkan visi/misi lembaga pendidikan dan strategi ke dalam
pengukuran kinerja yang komprehensif serta menyediakan kerangka kerja
untuk mengukur strategi dalam sistem manajemen (Kaplan, 1996).

Penerapan Balanced scorecard dalam proses manajemen strategis


memiliki tujuan.
1. Untuk memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
2. Untuk mengkomunikasikan dan menghubungkan antara tujuan dan ukuran
strategis.
3. Untuk merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis.
4. Untuk meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis (Kaplan,
1996).

Dalam mengembangkan strategi, Balanced scorecard membedakan


empat perspektif yang sentral dan penting dalam hubungan sebab akibat.
1. Perspektif keuangan, membahas apa yang harus dilakukan oleh organisasi
dari sudut pandang keuangan sehingga mencapai visi strategi. Dalam
konteks perusahaan, tujuan keuangan biasanya berhubungan dengan
profitabilitas yang diukur dengan laba operasi, return on capital employed
(ROCE), nilai tambah ekonomis (ecnomic value added), pertumbuhan
penjualan, atau terciptanya arus kas. Dalam konteks organisasi pendidikan,
perspektif finansial dimaknai bagaimana menggunakan dana secara efektif
dan efisien guna memaksimalkan pelayanan terhadap customer dan
menjaga keberlangsungan lembaga.
2. Perspektif pelanggan, membahas apa yang harus disediakan oleh
organisasi untuk pelanggan agar mencapai kesuksesan finansial. Proposisi
nilai pelanggan merupakan sebuah fungsi dari tiga variabel (Kaplan dan

6
Norton, 1996), yaitu: atribut produk/jasa, hubungan pelanggan, dan citra
dan reputasi
3. Perspektif proses internal, ini terkait dengan proses di mana organisasi
harus unggul dalam rangka untuk memuaskan pelanggan. Rantai nilai
proses bisnis internal menurut pendekatan balanced scorecard terdiri dari
tiga bagian, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual (Kaplan dan
Norton, 1996).
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengacu pada perbaikan yang
harus dilakukan pada tingkat sumber daya manusia, teknologi dan sistem
sehingga dapat mendukung proses internal. Menurut Kaplan dan Norton
(1996), terdapat tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yaitu. Kapabilitas pegawai (kepuasan pegawai, retensi
pegawai, produktivitas pegawai), kapabilitas sistem informasi, serta
motivasi, pemberdayaan, dan keserasian.

Untuk menerapkan balanced scorecard pada sektor pendidikan, Niven


(2003) memberikan penjelasan mengenai penyesuaian yang harus dilakukan
sebagai berikut.
1. Misi dipindahkan ke atas balanced scorecard. Organisasi sektor pendidikan
bekerja sebagai organisasi yang berbasis pada misi.
2. Strategi tetap menjadi pusat balanced scorecard.
3. Perspektif pelanggan naik ke atas menggantikan perspektif keuangan.
4. Perspektif keuangan tetap ada karena tidak ada balanced scorecard yang
lengkap tanpa perspektif keuangan.
5. Identifikasi proses internal yang menjadi pendorong nilai pelanggan.
6. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tetap menjadi dasar dalam
balanced scorecard.

2.2 Proses Penyusunan Balanced Scorecard Pada Sektor Pendidikan


Balanced scorecard tepat digunakan pada organisasi yang tengah
mengalami momentum, seperti kemunduran atau bahkan kebangkrutan dalam
usahanya. Yayasan Tarakanita mengalami penurunan jumlah peserta didik
yang berdampak pada banyak hal, salah satunya dalam hal keuangan.

7
Dalam sebuah studi kasus di AEX School District, Portugis dipaparkan
garis besar proses penyusunan balanced scorecard di dunia pendidikan
melibatkan langkah-langkah umum sebagai berikut (gambar 2.1): misi, visi,
nilai-nilai/ value, analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman), tujuan dan vektor strategi, peta strategi, indikator, target dan
kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan pengendalian proyek edukatif dan
rencana tahunan kegiatan.

Pertemuan struktural akan didahului dan digantikan oleh pertemuan


tim balanced scocerard. Pertemuan-pertemuan yang berlangsung akan
menyiapkan materi, menghomogenkan konsep, dan merancang strategi untuk
mempromosikan partisipasi rekan yang lain. Proposal yang telah disusun tim
balanced scorecard ini kemudian dibawa ke manajemen puncak untuk
persetujuan.

Langkah selanjutnya terdiri dari merumuskan misi, visi, nilai-nilai,


analisis SWOT, vektor strategis dan tujuan, peta strategi, dan, akhirnya,
indikator dan target. Tingkat kesulitan dalam mendefinisikan misi, visi dan
nilai-nilai cukup rendah. Kesulitan cukup tinggi, ditemukan dalam analisis
SWOT, peta strategi, dan indikator serta target. Dalam perumusan peta
strategi, indikator dan terjadi perdebatan salah satunya dalam mengubah
urutan perspektif dalam kaitannya dengan model asli. Perubahan ini
disebabkan oleh kekhususan dari distrik sekolah, yaitu kurangnya otonomi
keuangan. Dengan cara ini, perspektif pelanggan ditempatkan di atas dan
perspektif keuangan di bagian bawah, sedangkan proses internal dan
perspektif pembelajaran ditempatkan di tingkat menengah yang sama karena
ada sebuah hubungan dekat antara pembelajaran dan perbaikan proses .

8
Gambar 2.1. Flowchart Proses Penyusunan Balanced Scorecard di AEX School
District, Portugis.

9
Adapun langkah-langkah dalam menyusun balanced scorecard
(Yuwono, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Membangun Konsensus atas Pentingnya Perubahan Manajemen
Tujuan tahap ini adalah agar balanced scorecard dipandang
sebagai sarana manajemen yang akan mengubah sistem dan proses
manajemen secara mendasar.
2. Pembentukan Tim Proyek
Tim harus terdiri dari para manajemen level atas yang
memahami keseluruhan permasalahan perusahaan di mana
masukan-masukannya akan sangat berguna bagi proyek. Istilah
struktural seringkali digunakan untuk mengganti manajer di bidang
pendidikan.
3. Mendefinisikan Peran Lembaga
Tujuan tahap ini adalah untuk mengembangkan sebuah
dasar dalam menyusun konsensus berbagai karakteristik dan
persyaratan untuk sampai pada definisi yang jelas tentang posisi
dan peran lembaga saat ini.
4. Menentukan Unit Organisasi
Tim pengembang balanced scorecard, sejak awal dan
secara hati-hati harus mempertimbangkan jangkauan aktivitas dan
unit organisasi yang akan dicakup oleh balanced scorecard.
Menurut Olve dalam Yuwono (2002), bagi lembaga yang relatif
kecil, mungkin paling baik adalah menciptakan balanced scorecard
untuk organisasi secara keseluruhan.
5. Mengevaluasi Sistem Pengukuran Yang Ada
Pada umumnya sebagian besar organisasi tidak memiliki
satu set tolok ukur yang seimbang (balanced), mereka terlalu
terfokus pada tolok ukur keuangan jangka pendek dan mengabaikan
tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan/pegawai maupun
pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1993).
6. Merumuskan/ Menkonfirmasi Visi, Misi, Value
Visi merupakan gambaran menantang dan imajinatif tentang

10
peran, tujuan dasar, karakteristik, dan filosofi organisasi di masa
datang. Misi, mendefinisikan usaha lembaga agar berada pada nilai-
nilai dan keinginan stakehoder yang meliputi: produk, jasa,
pelanggan, pasar, dan keseluruhan kekuatan lembaga. Value
merupakan serangkaian pernyataan yang berfungsi sebagai kode
etik untuk menjalankan organisasi, terutama dalam menguji setiap
pengambilan keputusan dan pilihan di masa datang.
7. Merumuskan Perspektif
Setelah visi komprehensif dan konsep usaha lembaga
dirumuskan, kemudian perlu dipilih perspektif untuk membangun
balanced scorecard. Terdapat empat persepktif secara umum, yaitu:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan. Jika perspektif ini dirasa belum memadahi,
dimungkinkan pula untuk menambah perspektif lain. Pilihan
perspektif harus diatur terutama oleh logika usaha, dengan
hubungan timbal balik yang jelas antarperspektif yang berbeda-
beda.

11
8. Merinci Visi Berdasarkan Masing-Masing Perspektif dan
Merumuskan Seluruh Tujuan Strategis
Model balanced scorecard merupakan suatu alat untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi suatu organisasi.
Model tersebut harus dilihat sebagai suatu instrumen untuk
menerjemahkan visi dan strategi yang abstrak ke dalam toluk ukur
dan sasaran yang spesifik. Dengan kata lain, balanced scorecard
yang dirumuskan dengan baik merupakan presentasi strategi
organisasi. Tujuan langkah ini adalah untuk menerjemahkan visi ke
dalam istilah nyata dari perspektif yang telah disusun. Dengan
demikian akan tercapai keseimbangan menyeluruh dan ini
merupakan ciri unik dari balanced scorecard.
9. Identifikasi Faktor-Faktor Penting Bagi Kesuksesan
Organisasi harus menentukan faktor-faktor apa saja yang
paling penting bagi kesuksesan, lalu menyusun prioritasnya.
Faktor-faktor kunci keberhasilan digunakan untuk menjawab apa
yang ingin dilakukan oleh lembaga untuk membedakan dengan
pesaing.
10. Mengembangkan Tolok Ukur, Identifikasi Sebab dan Akibat, dan
Menyusun Keseimbangan
Pada langkah ini, kita mengembangkan tolok ukur kunci
yang relevan bagi pemakaian akhir kerja. Tantangan terbesar pada
proses ini adalah menemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan
menciptakan kesimbangan di antara berbagai tolok ukur dalam
persepektif yang dipilih.
11. Mengembangkan Top Level Scorecard
12. Merinci Balanced Scorecard dan Tolok Ukur Oleh Unit Organisasi
13. Merumuskan Tujuan – Tujuan
Tiap-tiap tolok ukur yang digunakan harus memiliki
sasaran/tujuan. Suatu organisasi membutuhkan sasaran jangka
pendek dan panjang sehingga ia akan memeriksa bagiannya secara
kontinue dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada

12
waktunya.
14. Mengembangkan Rencana Tindakan
Untuk mencapai sasaran dan visi yang telah ditetapkan,
perlu dispesifikasi langkah-langkah yang akan diambil. Rencana
tindakan ini harus mencakup orang-orang yang bertanggungjawab
dan jadwal untuk laporan sementara dan terakhir.
Secara substansi, langkah-langkah penyusunan balanced
scorecard di AEX School District, Portugis dan menurut Yuwono
(2002) adalah sama. Yuwono (2002) menjelaskan lebih rinci
tentang langkah-langkah penyusunan balanced scorecard. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini digunakan acuan proses penyusunan
balanced scorecard menurut Yuwono (2002) dengan beberapa
penyesuaian istilah mengacu di bidang pendidikan.

2.3 Visi Dan Misi Yayasan Tarakanita


2.3.1 Visi
Yayasan Tarakanita, sebagai Yayasan Pendidikan Katolik
yang dijiwai oleh semangat Kongregasi Suster-Suster Cintakasih
St. Carolus Borromeus, bercita-cita menjadi penyelenggara karya
pelayanan pendidikan menekankan terbentuknya pribadi manusia
yang cerdas, utuh, dan berbelarasa.

2.3.2 Misi
1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik.
2. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah, keunggulan
akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta
pelatihan peserta didik senantiasa ditingkatkan, sehingga
peserta didik terbentuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri,
kreatif dan terampil.
3. Berperan serta mengembangkan penegakan hak asasi
manusia dan memperjuangkan keadilan termasuk keadilan
gender.
4. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang

13
kondusif di sekolah-sekolah yang dikelolanya guna
terselenggaranya proses pembelajaran sehingga terbentuk
manusia dengan kepribadian yang utuh (memiliki integritas
diri).
5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan
pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai (sikap
jujur, adil dan berwawasan kebangsaan).
6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah mengembangkan
semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang
majemuk.
7. Ikut serta dalam perjuangan menegakkan keadilan,
menciptakan perdamaian dunia, dan menjaga keutuhan
ciptaan.
8. Menciptakan iklim religius dan mengembangkan semangat
kasih yang berbela rasa dalam seluruh proses pembelajaran.
9. Memperhatikan, mengembangkan dan memberdayakan para
pendidik dan tenaga kependidikan agar karya pendidikan
dapat terus berlangsung dan berkembang.

14
2.4 Penerapan Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor
Wilayah Yogyakarta
1. Strategy Map/ Peta Strategi
Strategy Map merupakan bentuk pemetaan dari Rencana Strategis
tahun 2013/2014 s.d. 2017/2018, sebagai berikut.

Gambar 4.2. Strategy Map Yayasan Tarakanita

Strategy Map Renstra 2013/2014 – 2017/2018 mengangkat


customer perspective menjadi perspective paling atas sebagai
pengejawantahan visi misi Yayasan Tarakanita. Dalam rumusan ringkas
sebagai rumusan visi eksekusi “Mendidik peserta didik agar
berkompetensi tinggi yang berbela rasa dan berwawasan lingkungan” akan
menjadi roh utama yang menjadi goal ultimatednya. Perwujudan visi ini
melalui strategi outcome mencapai peserta didik yang unggul akademis
dan berkarakter Tarakanita yang diikuti perolehan jumlah peserta didik
yang maksimal di setiap unit sekolah.

15
Untuk menggapai visi tersebut diungkit melalui customer
perspective yang di dalamnya memiliki strategi objektif peningkatan
kualitas akademik, peningkatan karakter Tarakanita, peningkatan kualitas
non akademik, peningkatan kepuasan orangtua peserta didik, peningkatan
jumlah peserta didik.

Sebagai bentuk perhatian lembaga kepada masyarakat dalam


environment perspective diungkit dengan strategi objektif implementasi
budaya hidup KPKC dan peningkatan kinerja pemberdayaan masyarakat.

Strategi objektif customer dan environment ditopang oleh strategi


objektif pada perspektif internal yang meliputi:
1. Implementasi design kurikulum Standar Nasional Plus (PKT).
2. Implementasi strategi dan metode pembelajaran dan pengembangan
peserta didik melalui Pembiasaan Penggunaan Bahasa Asing dalam
Pembelajaran, Experiential Learning, Pembelajaran berbasis IT, dan
Pembelajaran berbasis Riset.
3. Implementasi keterlibatan orangtua dalam pembelajaran/kegiatan
sekolah.

4. Optimalisasi penggunaan dan pengembangan sarana dan prasarana


berwawasan lingkungan.

5. Implementasi Management Information System (MIS).

6. Implementasi strategi kehumasan dan pemasaran.

7. Penjaminan mutu.
Sebagai perspektif yang mendasari upaya pencapaian visi
adalah learning and growth perspective dan finansial perspective.
Learning and growth perspective dan finansial perspective menjadi
perspective pengungkit paling dasar. Strategi objektif yang dipilih
sebagai pengungkit dalam learning and growth perspective adalah
peningkatan kapabilitas SDM dan pelaksanaan pengembangan
karakter SDM yang bersumber pada nilai-nilai ketarakanitaan.

Semua strategi objektif pemicu pencapaian out come tersebut


ditopang oleh finansial perspective dengan peningkatan efektivitas dan

16
efisiensi pengelolaan keuangan. Pemenuhan dan peningkatan target
finansial akan dicapai seiring dengan optimalisasi pencapaian jumlah
peserta didik. Pemenuhan dan peningkatan target finansial menjadi
penopang seluruh perspektif, baik customer, internal, maupun learning
and growth perspective.

2. Organizational Balanced Scorecard (OBSC) Yayasan Tarakanita


Kantor Wilayah Yogyakarta
Tabel 4.5. Organizational Balanced Scorecard Yayasan Tarakanita Kantor
Wilayah Yogyakarta
SASARAN
NO. TOLAK UKUR TAR-
PERSPE STRATEGIC STRATEGIC
TUK/ KEBERHASILAN/ UKU- GET
CTIVES OBJECTIVES INITIATIVES
KPI KPI RAN 2016-
2017
Peningkatan Meningkatkan 1 % sekolah dengan % 57%
kualitas akademik kualitas lulusan nilai rata- rata seluruh (min)
mata pelajaran yang di
UN/USBD-kan
minimal 8,0
(SD-SMP-SMA/K)
2 % KB/TK dengan % 100%
peserta didik (min) (1
memperoleh nilai rata- unit)
rata seluruh bidang
pengembangan
ER

C1
US

M
O
C

minimal 80 di TK B
(Berkembang Sesuai
Harapan)
3 % sekolah dengan % 100%
peserta didik lulus (min)
100%
(SD-SMP-SMA/K)
4 % sekolah yang % 43%
termasuk kategori 10 (min)
besar tingkat

17
kota/kabupaten (SD-
SMP- SMA/K)

Peningkatan Implementasi 5 % sekolah dengan 25 % 100%


karakter Pendidikan % peserta didik (min)
C2 Tarakanita Karakter mendapatkan nilai A
Tarakanita pada PKT
(PKT)
Peningkatan Peningkatan 6 Jumlah prestasi satuan 12
kualitas non kualitas tingkat Nasional (min)
akademik pembinaan (jenjang SD, SMP,
kesiswaan. SMA, SMK
C3
7 Jumlah prestasi satuan 2
tingkat Kota/ (min)
Kabupaten (jenjang
TK)
Tingkat Optimalisasi 8 % penilaian % 80%
Kepuasan Orang implementasi implementasi SOP (min)
Tua Peserta Pelayanan Pelayanan Prima
C4
Didik Prima
Berstandar
Tarakanita
Peningkatan Optimalisasi 9 % jumlah peserta % 89%
awareness orang Srategi didik dari daya (min) (4.015
C5
tua calon peserta Promosi tampung ideal (25490) )
didik Sekolah
Implementasi Pembiasaan 10 % sekolah yang % 100%
budaya hidup gaya hidup melaksanakan (min)
ENVIRONMENT

KPKC berwawasan program pembiasaan


KPKC di gaya hidup
E1
sekolah berwawasan PKT
berdasarkan standar
kualitas yang
ditetapkan

18
Peningkatan Pelaksanaan 11 % sekolah dengan % 100%
kinerja kegiatan kegiatan (min)
pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan
masyarakat masyarakat masyarakat
berdasarkan standar
kualitas yang
E2 ditetapkan (SD, SMP,
SMA/K)
Pelaksanaan 12 Terlaksananya % 100%
kegiatan sosial kegiatan- kegiatan (min)
karitatif ke- sosial karitatif
masyarakatan (minimal 1 kali dalam
1 semester)
Implementasi Peningkatan 13 % keakuratan % 85%
desain kurikulum kualitas desain implementasi (min)
Standar Nasional kurikulum kurikulum
Plus (PKT, berdasarkan berdasarkan standar
berwawasan standar yang yang ditetapkan
global, dan ditetapkan a. 4 standar
berorientasi TIK) pendidikan (isi,proses,
I1 kompetensi kelulusan,
N

R
N
A
T
E

dan penlaian).
I

b. Standar PKT.
c. standar penggunaan
bahasa asing.
d. Standar
pemanfaatan TIK.
e.Standar EL.
Implementasi Menerapkan 14 % sekolah yang guru % 100%
strategi & pembelajaran MIPA melaksanakan (min)
metode dengan pembiasaan
I2
pembelajaran & penggunaan penggunaan bahasa
pengembangan bahasa asing asing dalam PBM
siswa: dalam PBM.

19
- Pembiasaan Menerapkan 15 % sekolah yang % 100 %
penggunaan pembelajaran melaksanakan (min)
bahasa asing berbasis pembelajaran berbasis
dalam PBM Experiential EL berdasarkan
- Experiential Learning standar yang
Learning ditetapkan.
- Pembelajaran Optimalisasi 16 % sekolah yang % 100%
berbasis TI Teknologi mengimplementasikan (min)
- Pembelajaran Informasi dan tiga fungsi TIK dalam
berbasis Riset Komunikasi pembelajaran
dalam berdasarkan standar
Pembelajaran yang ditetapkan.
Menerapkan 17 % sekolah yang % 100%
pembelajaran melaksanakan (min)
berbasis riset pembelajaran berbasis
riset berdasarkan
standar yang
ditetapkan (MIPA)
Implementasi Optimalisasi 18 % sekolah dengan % 88%
keterlibatan Forum minimal 5 kegiatan (min) (7)
orang tua dalam Komunikasi, yang melibatkan
pembelajaran/ke Kerjasama FKKSKM
I3
giatan sekolah Sekolah,
Keluarga, dan
Masyarakat
(FKKSKM)
Penggunaan & Optimalisasi 19 % unit karya yang % 50%
Pengembangan penggunaan & telah mencapai 75 % (min)
sarana dan Pengembangan standar sarana
I4 prasarana sarana dan prasarana sesuai
berwawasan prasarana dengan yang
lingkungan berwawasan ditetapkan
lingkungan

20
BAB III

KESIMPULAN

Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang


menerjemahkan visi/misi lembaga pendidikan dan strategi ke dalam pengukuran
kinerja yang komprehensif serta menyediakan kerangka kerja untuk mengukur
strategi dalam sistem manajemen.

Terdapat empat perspektif sentral yang dibedakan oleh balance scorecard


dalam penyusunan strategi, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Dalam penerapan balance scorecard ke dalam dunia pendidikan


melibatkan langkah-langkah umum sebagai berikut.

1. Pembuatan proposal yang disusun oleh tim pembuatan balance


scorecard, yang kemudian akan langsung dibawa ke manajemen
puncak untuk disetujui.
2. Perumusan visi, misi, nilai, analisis SWOT, vector strategis dan tujuan,
peta strategi, indicator dan target.

Dalam penerapan balance scorecard ke dalam dunia pendidikan yang


dilakukan oleh Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta, mengangkat
perspektif pelanggan sebagai perspektif yang paling atas. Berikut adalah sebagian
dari strategi objektif yang dilakukan oleh Yayasan Tarakanita :

1. Implementasi design kurikulum Standar Nasional Plus.


2. Implementasi strategi dan metode pembelajaran dan pengembangan
peserta didik melalui Pembiasaan Penggunaan Bahasa Asing dalam
Pembelajaran, Experiential Learning, Pembelajaran berbasis IT, dan
Pembelajaran berbasis Riset.
3. Implementasi keterlibatan orangtua dalam pembelajaran/kegiatan
sekolah.
4. Optimalisasi penggunaan dan pengembangan sarana dan prasarana
berwawasan lingkungan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/nzwrvddvy-rekomendasi-penelitian-
penerapan-balanced-scorecard-pada-yayasan-tarakanita-kantor-wilayah-
yogyakarta-analisis-kesesuaian-proses-penyusunan-konsep-dan-
implementasi.html diakses 08 Mei 2019.

22

Anda mungkin juga menyukai