DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
DOSEN:
Dr. Yulastri Arif, M.Kep
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu
kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah kami kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Market share
Kepuasan
pelanggan
Figur. Perspektif pelanggan
Retensi pelanggan (costumer retension), yaitu cara yang dapat
ditempuh meningkatkan ukuran pasar dimulai dengan mempertahankan
pelanggan yang ada, di samping itu perusahaan wajib melakukan pengukuran
terhadap pelanggan yang setia. Pelanggan akuisisi (costumer acquisition)
dapat diukur dengan berapa jumlah pelanggan baru atau total disbanding
dengan pelanggan baru masing-masing segmen.
Kepuasan pelanggan (costumer satisfication) merupakan ukuran
menilai seberapa jauh perusahaan telah memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggannya. Beberapa riset akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa
skor yang baik pada kepuasan pelanggan tidak cukup menjamin pencapaian
yang tinggi terhadap loyalitas, retensi dan profibilitas. Namun, hanya dengan
tingkat kepuasan yang tinggi akan mempengaruhi perilaku pelanggan untuk
membeli kembali. Oleh karena itu, survey perlu dilakukan untuk mengetahui
berapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Daya laba pelanggan (costumer profitability). Perusahaan perlu
meningkatkan kepuasan pelanggan, sehingga pelanggan tidak mempunyai
pikiran untuk pindah ke perusahaan lain. Hal tersebut akan menciptakan
profitable pelanggan.
3. Internal Process perspective (perspektif internal)
Pada proses bisnis internal perlu diperhatikan proses apa saja yang terbaik
yang harus kita lakukan dalam jangka panjang maupun jangka pendek unuk
mencapai tujuan financial dan kepuasan customer. Dalam proses bisnis internal
juga perlu identifikasi berbagai roses internal penting yang harus dikuasai
dengan baik oleh organisasi. Ukuran proses bisnis internal berfokus pada
progres yang akan berdampak besar pada kepuasan pelanggan
Indikator :
• Biaya;
• Efisiensi;
• Kecepatan;
• Produktivitas;
• Penggunaan teknologi komunikasi;
• Mutu
4. Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan)
Aspek pertumbuhan dan pembelajaran yang oleh Kaplan dan Norton (1996)
dijadikan salah satu unsur dalam mengukur kinerja suatu perusahaan
dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan dapat menjadi organisasi
pembelajar (learning organization) sehingga mampu tumbuh kembang sesuai
dengan perkembangan lingkungan bisnis yang bergerak cepat secara dinamis.
Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga
perspektif lainnya dapat terwujud. Kategori-kategori yang terdapat dalam
perspektif ini teridiri atas kemampuan karyawan; kemampuan sistem informasi;
dan motivasi, pemberdayaan, serta kesesuaian dengan standard kinerja. Ukuran
intinya adalah produktivitas karyawan, yang diukur dari: jumlah output tiap
karyawan, tingkat kepuasan karyawan, tinggi rendahnya pengakuan terhadap
prestasi karyawan, tingkat keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan, kemudahan akses karyawan terhadap informasi yang menunjang
pekerjaannya, dan tingkat retensi atau penolakan karyawan, yang diukur dari
jumlah perputaran (turn over) staf atau karyawan potensial.
Indikator :
• Tingkat kemampuan;
• Motivasi kerja;
• Manajemen pengetahuan;
• Teknologi informasi;
• Tingkat kepuasan
RS
4.1 Kesimpulan
Balanced scorecard (BSC) adalah sebuah cara pandangan baru tetang
bagaimana suatu organisasi akan dapat di kelolah lebih baik. Balanced scorecard
merupakan bagian dari system manajemen strategi yang perlu dirumuskan oleh
setiap organisasi agar dapat mencapai visi dan misi secara efektif. Perumusan
balanced scorecard (BSC) bukan suatu pekerjaan yang sekali jadi, melainkan
melalui terus menerus dengan adanya peroses penyempurnaan setiap saat.
Penerapan balanced scorecard (BSC) sebagai pemantauan jaminan
kwalitas pelayanan keperawatan sanggat bermanfaat berdasarkan tiga
pertimbangan. Pertama memungkinkan pasien , pekerja, unit pemerintah dan
pihak asuransi untuk membuat keputusan mengenai kualitas layanan yang
diberikan serta ketersedian pilihan untuk membeli nilai ( nilai merupakan kualitas
dibagi dengan biaya). Merka dapat memintak informasi spesifik mengenai
outcome klinis, harga, dan kepuasan. Kedua memungkinkan organisasi dan
praktisi untuk memasarkan pelayanannya dengan mempublikasikan hasilnya.
Publikasi tersebut memberikan informasi pada pasien, pekerja, dan pihak asuransi
untuk membuat pilihan – pilihan berdasarkan kemampuan dan kompetisi penyedia
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan. Ketiga merupakan strategi
perencanaan implemintasi yang mengobinasikan dan menghubungkan
sekumpulan indicator dalam rantai kejadian dan mengarahkan organisasi pada
arah yang diinginkan.
Dalam dalam berpikir kiritis dalam pengambilan keputusan sangat harus
dimiliki oleh setiap pimpinan karena dengan adanya hal ini dapat banyak
mempertimbngan dan mengetahui lebih banyak aspek cakupan baik dalam
manajemennya maupun para staffnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bołtowicz, F. (2020). Balanced scorecard and its adaptation to pandemic reality.
Academy of Management, 4(3), 72–81.
Fatima, T., & Elbanna, S. (2020). Balanced scorecard in the hospitality and tourism
industry: Past, present and future. International Journal of Hospitality
Management, 91(August), 102656.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2020.102656
Gao, H., Chen, H., Feng, J., Qin, X., Wang, X., Liang, S., … Feng, Q. (2018).
Balanced scorecard-based performance evaluation of Chinese county
hospitals in underdeveloped areas. Journal of International Medical
Research, 46(5), 1947–1962. https://doi.org/10.1177/0300060518757606
Rahimi, H., Kavosi, Z., Shojaei, P., & Kharazmi, E. (2016). Key performance
indicators in hospital based on balanced scorecard model. Journal of Health
Managemente and Informatics, 4(1), 17–24.