i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Kepemimpinan, Manajemen Operasional,
dan Manajemen Bisnis Kewirausahaan”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Manajemen dan Kebijakan Kesehatan pada semester genap tahun ajaran
2015/2016.
Dalam penulisan ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada Ibu :
1. Vetty Yulianty, S.Si, MPH selaku dosen pengampu pada mata kuliah Manajemen dan
Kebijakan Kesehatan.
2. Rekan-rekan mata kuliah Manajemen dan Kebijakan Kesehatan.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan penulis yang terbatas. Kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pembaharuan, inovasi, dan perubahan yang akan berpengaruh pada perkembangan dan
kemajuan teknologi (Soekarso dan Iskandar, 2015).
Dalam organisasi, kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi kekuatan-
kekuatan situasional baik internal maupun eksternal yang terhimpun melalui efektivitas
dan efisiensi. Terdapat tiga indikator untuk menilai kinerja kepemimpinan yang efektif,
yaitu produktivitas organisasi meningkat, kepuasan kerja karyawan tinggi, dan kontribusi
nilai tambah bagi lingkungan berkembang (Soekarso dan Iskandar, 2015). Ketiga
indikator tersebut dapat tercapai jika seorang pemimpin mampu mengaplikasikan ilmu-
ilmu dalam manajemen operasional dan manajemen bisnis wirausaha.
Manajemen operasional dan manajemen bisnis wirausaha merupakan suatu ilmu
yang mengajarkan seorang pemimpin untuk mengelola dan mengatur strategi dalam
organisasi. Manajemen operasional memberikan gambaran kepada pemimpin untuk
melakukan proses transformasi yang mengubah sumber daya menjadi suatu produk.
Sementara manajemen bisnis wirausaha mengajarkan seorang pemimpin untuk berpikir
kritis dengan memanfaatkan peluang yang ada, sehingga timbul praktik-praktik inovatif
yang nantinya akan menghasilkan keuntungan bagi organisasi (Robbins,2013).
Makalah ini akan menguraikan lebih lanjut mengenai konsep kemepimpinan,
manajemen operasional, dan manejemen bisnis wirausaha. Sehingga, diharapkan setelah
membaca makalah kami yang berjudul “Kepemimpinan, Manajemen Operasional, dan
Manajemen Bisnis Kewirausahaan”, pembaca akan lebih mengenal dan nantinya akan
dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut ke dalam dunia nyata.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis mengajukan beberapa rumusan antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
a. Apa definisi kepemimpinan ?
b. Apa fungsi pemimpin ?
c. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam konsep kepemimpinan ?
2. Manajemen Operasional
a. Apa definisi manajemen operasional ?
b. Bagaimana peran manajemen operasional dalam organisasi ?
c. Bagaimana sifat dan tujuan manajemen rantai nilai ?
d. Bagaimana manajemen rantai nilai dilaksanakan ?
2
e. Apa saja isu terkait manajemen operasi ?
3. Manajemen Bisnis Wirausaha
a. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan dan bisnis wirausaha ?
b. Bagaimana proses wirausaha ?
c. Apa saja yang dilakukan pada proses perencanaan dalam bisnis wirausaha?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan, manajemen operasional, dan manajemen
bisnis wirausaha.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi kepemimpinan, fungsi pemimpin, dan pendekatan yang
digunakan dalam konsep kepemimpinan.
b. Menjelaskan definisi manajemen operasional, peran manajemen operasional
dalam organisasi, sifat dan tujuan manajemen rantai nilai, pelaksanaan
manajemen rantai nilai, dan isu-isu terkait manajemen operasi.
c. Menjelaskan definisi kewirausahaan dan bisnis wirausaha, proses wirausaha, dan
proses perencanaan dalam bisnis wirausaha.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki
otoritas manajerial. Sementara itu, kepemimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin.
Kepemimpinan merupakan proses memimpin sebuah kelompok dan mempengaruhi
kelompok itu dalam mencapai tujuannya (Robbins, 2013).
Menurut Hemphill dan Coons, 1957 dalam Yukl, 2010 kepemimpinan adalah
proses mengarahkan atau mempengaruhi aktivitas kelompok untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinann merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan
setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara
efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai
tujuan bersama (Yukl, 2010).
Adapun perbedaan seorang kepala dan pemimpin adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan Kepala dan Pemimpin
Pembeda Kepala Pemimpin
Pengangkatan Diangkat oleh kekuasaan Dipilih oleh anak buah atau
atau instansi tertentu diangkat oleh kekuasaan,
tapi disertain penerimaan
yang baik oleh anak buah
Kekuasaan Berdasarkan peraturan Berdasarkan peraturan dan
kepercayaan anak buah
Peran Sebagai penguasa Pencetus ide, organisator,
dan koordinator
Tanggung Jawab Kepada atasan atau pihak Kepada atasan, pihak
ketiga ketiga, dan anak buah
Kedudukan Bukan bagian dari anak Bagian dari anak buah
buah
Sumber : Yukl, 2010
4
para peneliti mulai mempelajari dan merumuskan berbagai teori tentang konsep
kepemimpinan. Berikut ini adalah beberapa teori terkait tentang konsep kepemimpinan :
6
2) Negara Bagian Ohio
Dimensi perilaku :
a) Konsiderasi
Sejauh mana pemimpin memiliki hubungan kerja dengan karakteristik
saling percaya dan rasa hormat terhadap gagasan dan perasaan anggota
kelompok. Pemimpin yang memiliki perhatian tinggi bersedia membantu
anggota kelompok dengan masalah pribadinya, bersahabat dan mudah
didekati, dan memperlakukan seluruh anggota kelompok dengan setara.
b) Inisiasi struktur
Sejauh mana pemimpin menentukan perannya dan peran anggota
kelompok dalam mencapai tujuan. Inisiasi struktur mencakup perilaku
yangberusaha mengorganisasi pekerjaan, hubungan kerja dan tujuan.
Kesimpulan :
Pemimpin yang memiliki konsiderasi dan inisiasi struktur yang tinggi (high-
high leader) sering kali mencapai kinerja dan kepuasan kelompok yang
tinggi pula, namun itu tidak selalu terjadi.
3) Universitas Michigan
Dimensi perilaku :
a) Orientasi pada karyawan
Menekan pada hubungan interpersonal dan memenuhi kebutuhan
karywan.
b) Orientasi pada produksi
Menekan pada aspek tugas dan teknis kerja
Kesimpulan :
Pemimpin yang berorientasi pada karyawan mampu mencapai produktivitas
dan kepuasan anggota kelompok yang tinggi.
4) Grid Manajerial
a) Perhatian terhadap orang
Mengukur perhatian pemimpin pada bawahannya dengan skala 1 sampai 9
(rendah ke tinggi)
7
b) Perhatian terhadap produksi
Mengukur perhatian pemimpin terhadap penyelesaian pekerjaan (rendah
ke tinggi)
Kesimpulan :
Pemimpin menghasilkan prestasi kerja terbaik dengan gaya 9,9 (perhatian
tinggi terhadap produksi dan orang)
8
organisasi dan menggambarkan adanya ketidakharmonisan dan
disorganisasi. Para pemimpin di titik ini bisa dikatakan tidak efektif
dimana tindakan mereka hanya ditujukan untuk melestarikan jabatan dan
senioritas atau mempertahankan keanggotaan organisasi.
c) Middle-of-the-Road (5, 5)
Ini pada dasarnya adalah gaya mengorbankan dimana pemimpin mencoba
untuk menjaga keseimbangan antara tujuan perusahaan dan kebutuhan
manusianya. Pemimpin tidak mendorong batas-batas pencapaian
menghasilkan kinerja rata-rata untuk organisasi. Pada titik ini kebutuhan
karyawan dan produksi sepenuhnya tidak terpenuhi.
10
dengan memberikan skala dari 1 sampai 8 pada masing-masing 18 pasang kata
sifat (Robbins, 2013).
Menurut Robbins (2013), penelitian Fiedler mengungkapan 3 dimensi
kontingensi yang menentukan faktor-faktor kunci situasional terhadap
efektivitas pemimpin, yaitu :
1) Relasi pemimpin – anggota
Tingkat keyakinan diri, kepercayaan, dan rasa hormat karyawan terhadap
pemimpinnya; dinilai sebagai baik atau tidak baik.
2) Struktur tugas
Tingkat dimana penugasan pekerjaan distrukturisasi dan diformulasi; dinilai
sebagai tinggi atau rendah.
3) Posisi kekuatan
Tingkat pengaruh seorang pemimpin atas aktivitas seperti, perekrutan,
pemecatan, pendisiplinan, promosi dan peningkatan gaji, dinilai sebagai kuat
atau lemah.
Gambar 2.2 Teori Kontingensi Menurut Fiedler
11
b. Teori Kepemimpinan Situasi Hersey dan Blanchard (Situasional Leadership
Theory)
Paul Hersey dan Ken Blanchard mengembangkan sebuah teori
kepemimpinan yang telah memperoleh keyakinan yang kuat dari pada spesialis
pengembangan manajemen. Model in idisebut teori kepemimpinan situasi , yaitu
teori kontingensi yang focus pada kesiapan pengikutnya.
Teori kepemimpinan situasi menggunakan dimensi kepemimpinan yang
sama dengan Fiedler : perilaku tugas dan relasi. Namun, Hersey dan Blanchard
melangkah lebih maju dengan mempertimbangkan masing- masing sebagai
tinggi atau rendah lalu mengembangkan dengan 4 gaya kepemimpinan berikut :
1) Telling (pekerjaan tinggi-relasi rendah)
Pemimpin menentukan peranan karyawan dna mengatur apa, kapan,
bagaimana, dan dimana karyawan melaksanakan tugasnya.
2) Selling (pekerjaan tinggi – relasi tinggi)
Pemimpin menunjukkan perilaku yang mengarahkan dan mendukung.
3) Participating (pekerjaan rendah-relasi tinggi)
Pemimpin dan pengikutnya bersama-sama membuat keputusan, dimana
pemimpi memiliki peranan sebagai fasilitator dan komunikator
4) Delegating (pekerjaan renadh – relasi rendah)
Pemimpin kurang memberikan pengarahan atau dukungan.
Komponen terakhir dalam model SLT adalah emapat tahap kesiapan pengikut :
1) R1
Orang tidak mampu dan tidak memiliki keinginan untuk bertanggung jawab
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pengikut tidak kompeten atau tidak percaya
diri.
2) R2
Orang tidak mampu, namun memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan
tertentu. Pengikut memilik motivsi, namun kurang memiliki keahlian yang
sesuai.
12
3) R3
Orang yang mampu, namun tidak memiliki keinginan untuk memenuhi
keinginan pemimpinnya. Pengikut kompeten, namun tidak ada keinginan
untuk melakukan sesuatu
4) R4
Orang mampu dan memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan yang
diminta.
13
B. Manajemen Operasional
Menurut Robbins (2013), manajemen operasional adalah proses transformasi yang
mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa. Menurut Fogarty (1989) dalam
Herjanto (2008), manajemen operasional adalah suatu proses yang secara
berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Sementara menurut Schroerder (1994) dalam Herjanto (2008), manajemen operasional
menekankan pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan
barang dan jasa, adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta
adanya pengambilan keputusan. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa manajemen operasional merupakan proses yang menggunakan fungsi-fungsi
manajemen untuk menghasilkan barang atau jasa dengan sumber daya yang ada.
Input Output
14
1. Manufaktur dan jasa
Organisasi manufaktur merupakan organisasi yang memproduksi benda-benda
berwujud. Proses transformasi pada jenis organisasi manufaktur mudah terlihat karena
bahan baku diubah menjadi benda berwujud yang mudah dikenali. Akan tetapi proses
transformasi tersebut tidak terlihat nyata pada organisasi jasa, hal ini dikarenakan
orgasisasi tersebut memproduksi benda tidak berwujud dalam bentuk jasa (Robbins,
2013).
Tabel 2.2 Perbedaan Barang dan Jasa
Barang Jasa
a. Berwujud a. Tidak berwujud
b. Dapat disimpan b. Tidak dapat disimpan
c. Banyak menggunakan proses mesin c. Banyak menggunakan proses manusia
d. Diproduksi terlebih dahulu baru d. Diproduksi bersamaan dengan waktu
dikonsumsi konsumsi
e. Kontak dengan konsumen rendah e. Kontak dengan konsumen tinggi
f. Kualitas bersifat objektif f. Kualitas bersifat subjektif
g. Produk mudah distandarisasikan g. Produk sulit distandarisasikan
h. Bisa dijual kembali h. Tidak bisa dijual kembali
Sumber : Herjanto (2008)
2. Mengatur produktivitas
Produktivitas menjadi ukuran utama yang digunakan untuk mengetahui kinerja
dari suatu kegiatan operasional. Produktivitas merupakan ukuran bagaimana baiknya
suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Secara umum, produktivitas adalah rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber daya
yang dipakai (Harjanto, 2008). Produktivitas merupakan gabungan variabel antara
manusia dan operasional. Organisasi yang efektif akan memaksimalkan
produktivitasnya jika berhasil mengintegrasikan manusia ke seluruh sistem operasial
(Robbins, 2013).
Peningkatan produktivitas merupakan tujuan utama di setiap organisasi. Bagi
negara, produktivitas tinggi menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Karyawan menerima bayaran yang lebih tinggi dan laba perusahaan meningkat tanpa
menyebabkan inflasi. Bagi masing-masing organisasi, peningkatan produktivitas
15
menghasilkan struktur biaya yang lebih kompetitif dan penawaran harga yang lebih
bersaing (Robbins, 2013).
Menurut Deming (1981) dalam Robbins (2013), beberapa poin untuk
meningkatkan produktivitas antara lain :
a. Membuat rencana jangka panjang
b. Tidak pernah puas dengan kualitas produk yang dihasilkan
c. Menciptakan pengendalian statistik terhadap proses produksi
d. Hanya berhubungan dengan pemasok yang terbaik
e. Mengetahui masalah, yaitu pada bagian proses produksi tertentu saja atau menjadi
pangkal dari seluruh proses
f. Melatih karyawan untuk melakukan pekerjaan yang diminta
g. Meningkatkan kualitas supervisor lini
h. Mengusir rasa takut
i. Mendorong departemen-departemen untuk bekerja sama dan berkonsentrasi pada
perbedaan masing-masing departemen atau devisi
j. Tidak menerapkan tujuan numeris yang kaku
k. Meminta karyawan untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas
l. Melatih karyawan untuk memahami metode statistik
m. Melatih karyawan mengenai ketrampilan baru ketika dibutuhkan
17
Sumber : Robbins (2013)
Menurut Robbins (2013), terdapat enam syarat kesuksesan strategi rantai nilai,
yaitu:
1. Koordinasi dan kolaborasi
Hubungan kolaboratif harus terjadi antarpelaku rantai nilai untuk mencapai
tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Setiap mitra harus
mengidentifikasi berbagai hal yang mungkin bernilai bagi konsumen. Berbagi
informasi dan menjadi fleksibel, mengetahui pelaku rantai nilai dan apa yang
dilakukan adalah langkah penting membangun koordinasi dan kolaborasi.
2. Investasi pada teknologi
Teknologi informasi dapat digunakan untuk merestrukturisasi rantai nilai agar
lebih baik dalam melayani pengguna akhir.
3. Proses organisasi
Proses organisasi adalah cara kerja organisasi dilakukan. Semua proses
organisasi harus dievaluasi secara kritis untuk melihat di mana nilai
ditambahkanaktivitas yang tidak bernilai tambah harus dieliminasi.
4. Kepemimpinan
Manajer harus mendukung, memfasilitasi, dan mengembangkan penerapan
dan praktik manajemen rantai nilai. Manajer perlu menguraikan tentang apa yang
dilibatkan oleh organisasi dalam pencapaian manajemen rantai nilai. Dimulai dari visi
dan misi yang menyatakan komitmen organisasi dalam mengidentifikasi, menangkap,
dan menyediakan nilai setinggi mungkin kepada pelanggan. Kemudian manajer harus
menjelaskan ekspektasi terhadap peran masing-masing karyawan dalam rantai nilai.
5. Karyawan
Sumber daya manusia dalam menajemen rantai nilai mempunyai tiga syarat
utama, yaitu pendekatan yang fleksibel terhadap desain pekerjaan, proses perekrutan
yang efektif, dan pelatihan terus menerus.
6. Perilaku dan budaya organisasi
Perilaku dan budaya organisasi yang mendukung implementasi manajemen
rantai nilai adalah kolaborasi, keterbukaan, fleksibilitas, saling berbagi, saling
menghormati dan saling percaya.
18
Gambar 2.5 Rintangan Terhadap Manajemen Rantai Nilai
19
intelektual adalah kepemilikan informasi yang penting bagi fungsi efisiensi dan
efektivitas organisasi dan persaingannya.
20
1. Proses wirausaha
Menurut Robbins (2013), untuk memulai dan mengelola bisnis wirausaha, terdapat 4
langkah kunci yaitu :
a. Mengeksplorasi konteks kewirausahaan.
Konteks tersebut meliputi beragam realitas dari iklim ekonomi, politik/hukum,
sosial dan kerja. Menetukan aturan main beserta keputusan dan tindakan yang
akan menggiringnya pada kesuksesan.
b. Mengidentifikasi peluang dan keunggulan bersaing yang ada.
Melihat permasalahan yang ada dalam menghidupkan suatu bisnis wirausaha.
c. Memulai Bisnis.
Meliputi meneliti kelayakan bisnis, merencanakan bisnis, mengorganisasikan
bisnis, dan meluncurkan bisnis.
d. Mengelola bisnis
Melakukan dengan cara mengelola proses, mengelola sumber daya manusia, dan
mengelola pertumbuhan.
24
Wirausahawan memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam memimpin
bisnis dan tim kerja karyawan. Cara seorang wirausaha memimpin perusahaan
adalah dengan visi yang ia ciptakan bagi organisasi. Kemampuan wirausahawan
untuk mengartikulasi visi yang koheren, inspiratif, dan atraktif untuk masa depan
menjadi suatu ujian tersendiri atas kepemimpinannya. Sedangkan memimpin tim
kerja karyawan adalah mengembangkan dang menggunakan tim untuk tuntutan
teknologi dan pasar yang dapat mendorong untuk menjadikan produk yang
dihasilkan lebih cepat, lebih murah dan lebih baik. Selain itu sebuah tim dapat
memperbaiki semangat kerja dan lingkungan di tempat kerja.
Seorang wirausahawan harus memperhatikan pengendalian operasional
perusahaannya supaya dapat bertahan dan berkembang dalam jangka pendek
maupun panjang.
a. Mengelola pertumbuhan
Mengejar pertumbuhan secara sukses menuntut seorang wirausahawan untuk
mengelola seluruh tantangan yang terkait dengan pertumbuhan, yaitu dengan
merencanakan pertumbuhan, mengorganisasikan pertumbuhan dan
mengendalikan pertumbuhan.
b. Mengelola di masa-masa sulit
Langkah yang dapat dilakukan ketika suatu krisis sedang terjadi yaitu dengan
mengenali situasi krisis dan mengatasi masa-masa sulit, penurunan dan krisis.
c. Keluar dari bisnis
Ada saatnya dimana seorang wirausahawan merasa bahwa sudah waktunya
untuk beralih. Keputusan ini mungkin didasarkan pada kenyataan bahwa
wirausahawan berharap untuk mengapitalisasikan secara finansial investasi
bisnisnya.
d. Mengelola pilihan dan tantangan kehidupan pribadi
Hal yang bisa dilakukan dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan
kehidupan pribadi adalah dengan menjadi manager waktu yang baik, mencari
penasehat bisnis profesional, mengembangkan jaringan rekan-rekan dan teman-
teman terpercaya dan mengenali saat tingkat stress mulai meninggi.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari makalah yang berjudul “Kepemimpinan,
Manajemen Operasional, dan Manajemen Bisnis Wirausaha” :
1. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dan memiliki
otoritas manajerial. Semenatara, kepemimpinan adalah proses mengarahkan atau
mempengaruhi aktivitas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
2. Terdapat 10 fungsi pemimpin, yaitu : pelaksana, perencana, pembuat kebijakan,
seorang ahli, wakil grup, pengontrol, pemberi ganjaran dan hukuman, wasit dan
perantara, teladan, dan penanggung jawab.
3. Pendekatan tingkah laku adalah pendekatan yang mengidentifikasi perilaku,
membedakan pemimpin yang efektif dan tidak efektif.
4. Pendekatan kontingensi adalah pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada
hukum situasi, bahwa setiap situasi yang berbeda akan mempengaruhi gaya
kepemimpinan yang bervairiasi, berubah-ubah sesuai karakter situasional.
5. Manajemen operasi adalah proses transformasi yang mengubah sumber daya
menjadi barang atau jasa.
6. Manajemen rantai nilai adalah proses mengelola urutan aktivitas dan informasi di
sepanjang rantai nilai (dari bahan baku hingga jadi). Rantai nilai bertujuan untuk
membantu manajer menemukan kombinasi pemecahan masalah dengan cepat dan
efisien.
7. Syarat kesuksesan strategi rantai nilai ditunjukkan dengan adanya kepemimpinan
yang efektif, proses organisasi, investasi pada teknologi, koordinasi dan kolaborasi,
perilaku dan budaya organisasi, serta karyawan.
8. Rintangan yang dihadapi dalam manajemen rantai nilai terkait oleh 4 aspek, yaitu
hambatan organisasi, sikap budaya, kemampuan yang disyaratkan, dan manusia.
9. Kewirausahaan adalah proses memulai suatu bisnis baru dengan memanfaatkan
peluang yang muncul. Sementara bisnis wirausaha adalah organisasi yang mengejar
peluang, ditandai dengan adanya praktik inovatif dan bertujuan untuk mengejar
pertumbuhan dan laba.
26
10. Proses wirausaha, meliputi : eksplorasi konteks wirausaha, identifikasi peluang dan
keunggulan bersaing, memulai bisnis, dan mengelola bisnis. Sedangkan perencanaan
bisnis wirausaha, meliputi : identifikasi peluang dan keunggulan bersaing, meneliti
kelayakan bisnis (mencetuskan ide, meneliti pesaing, dan pembiayaan), dan
merencanakan bisnis.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami konsep kepemimpinan, manajemen operasional, dan
manajemen bisnis wirausaha dengan baik, sehingga mampu mengaplikasikan
konsep-konsep tersebut ke dalam dunia nyata seperti ketika berorganisasi.
3. Bagi Karyawan
Diharapkan mampu bekerjasama untuk meningkatkan produktivitas organisasi atau
perusahaan dengan bekerja secara efektif dan manaati peraturan-peraturan yang telah
disepakati.
27
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Febta R. 2015. “Pentingnya Peran Pemimpin Efektif dalam Pencapaian Tujuan
Organisasi” dalam http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-
pengembangan-sdm/21071-pentingnya-peran-pemimpin-efektif-dalam-pencapaian-
tujuan-organisasi diakses pada tanggal 7 Mei 2016.
Soekarso dan Iskandar P. 2015. Kepemimpinan : Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima. Jakarta : Indeks