Disusun Oleh:
1. Deanita Handayani (142210178)
2. Chintya Dewi (142210179)
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajer
Sebagai Pemimpin” tanpa ada halangan apapun.
Makalah ini berisikan pembahasan materi dan permasalahan tentang budaya
dan lingkungan organisasi. Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Krisnandini Wahyu
Pratiwi, M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pengantar yang telah
membantu dan memberikan pengarahan kepada kami, dalam belajar dan
mengerjakan tugas serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga makalah ini selesai tepat waktu.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah manajemen
pengantar dan sebagai penambah wawasan. Kami mohon maaf atas kesalahan
maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan makalah
ini lebih baik.
Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................2
A. Simpulan .................................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dalam makalah ini kami membahas berbagai topik yang berkaitan dengan
manajer sebagai pemimpin, sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi pemimpin dan kepemimpinan?
2. Bagaimana teori-teori awal kepemimpinan?
3. Bagaimana teori kontingensi kepemimpinan?
4. Bagaimana pandangan kontemporer tentang kepemimpinan?
5. Bagaimana isu-isu kepemimpinan pada abad ke-21?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pemimpin dan kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui teori-teori awal kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui teori kontingensi kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui pandangan kontemporer tentang kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui isu-isu kepemimpinan pada abad ke-21.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan
3
berusaha untuk mempengaruhi suatu kelompok yang anggotanya
memiliki IQ rata-rata kemungkinan tidak akan mengerti mengapa
anggota-anggotanya tidak memahami persoalannya.
b. Kepribadian, beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat
kepribadian seperti kesiagaan, keaslian, integritas pribadi, dan
percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan yang efektif.
c. Karakteristik fisik, studi mengenai hubungan antara kepemimpinan
yang efektif dan karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan, berat
badan, dan penampilan memberikan hasil-hasil yang bertolak
belakang. Menjadi lebih tinggi dan lebih berat dari rata-rata
kelompoknya tentu saja tidak menguntungkan untuk meraih posisi
pemimpin.
2. Teori Perilaku (Behavior Theory)
Tabel teori perilaku kepemimpinan
4
Negara Konsiderasi: memperhatikan High high leader (memiliki
bagian Ohio ide dan perasaan anggota konsiderasi dan inisiasi yang
grup. tinggi) dapat mencapai kinerja
Inisiasi struktur: membuat dan kepuasan karyawan yang
struktur kerja dan hubungan tinggi, namun tidak dalam semua
kerja demi mencapai tujuan. situasi.
5
C. Tiga Teori Kontingensi Utama Kepemimpinan
6
Hasil riset Fiedler menemukan adanya tiga dimensi kontingensi
yang menetapkan berbagai faktor situasional utama untuk menentukan
efektivitas pemimpin, yakni sebagai berikut.
Salah satu kritik utama terhadap teori Fiedler adalah pandangan yang
terlampau disederhanakan mengenai situasi kerja. Ia juga dikritik karena
tidak menjelaskan mengapa sesuatu itu bekerja dengan baik.
7
b. Selling (pekerjaan tinggi- relasi tinggi), pemimpin menunjukkan
perilaku yang mengarahkan dan mendukung.
c. Participating (pekerjaan rendah- relasi tinggi), pemimpin dan
pengikutnya bersama-sama membuat keputusan, di mana pemimpin
memiliki peranan sebagai fasilitator dan komunikator.
d. Delegating (pekerjaan rendah- relasi rendah), pemimpin kurang
memberikan pengarahan atau dukungan.
8
cara untuk mempengaruhi bawahan, Evans menyatakan bahwa yang
paling penting ialah kemampuan pemimpin untuk memberi imbalan dan
merincikan hal yang harus dikerjakan bawahan untuk memperoleh
imbalan tersebut.
9
terhadap bantuan dari pimpinannya jika kemampuannya masih belum
memadai.
10
bawahan memiliki tujuan ideologis atau lingkungannya menimbulkan
tekanan dan ketidakpastian yang tinggi. Adapun dampak pemimpin
karismatik biasanya muncul setelah:
a. Menyatakan visi mulia yang didasarkan oleh semua karyawan
b. Menampilkan kemampuan memahami dan berempati terhadap
pengikut
c. Memberdayakan dan mempercayai bawahan untuk mencapai hasil
3. Kepemimpinan Tim
Peran pemimpin tim berbeda dengan peran kepemimpinan
tradisional. Tantangan bagi para manajer adalah mempelajari bagaimana
menjadi pemimpin tim yang efektif. Para manajer tersebut harus
mempelajari berbagai keahlian seperti membagi informasi dengan sabar,
mampu mempercayai orang lain dan memberikan wewenang, serta dapat
memahami kapan untuk ikut campur.
Pemimpin tim yang efektif harus dapat menyeimbangkan antara
waktu yang tepat untuk membiarkan timnya bekerja dan waktunya ikut
campur. Tugas seorang pemimpin efektif adalah fokus pada dua prioritas,
yaitu: mengatur batasan-batasan eksternal tim, dan memfasilitasi proses
tim. Sedangkan peranan pemimpin tim adalah: manajer konflik, pelatih,
hubungan dengan konstitusi eksternal, pemecahan masalah.
11
E. Isu Kepemimpinan Abad ke-21
Pada abad ke-21 yang serba modern ini terdapat para pemimpin
berhadapan dengan beberapa isu kepemimpinan yang akan dipaparkan sebagai
berikut:
1. Mengelola Kekuatan
Sebagai orang utama yang mengelola sebuah organisasi, pemimpin
memiliki kekuasaan sebagai berikut:
a. Kekuasaan sah, sama dengan otoritas. Kekuasaan sah ini timbul
karena posisinya sebagai pemimpin di dalam organisasi.
b. Kekuasaan paksaan, merupakan kekuasaan pemimpin dalam
menghukum atau mengendalikan. Bentuk dari kekuasaan paksaan
misalnya menunda atau menurunkan pangkat karyawan atau
menugaskan pekerjaan yang tidak menyenangkan.
c. Kekuasaan imbalan, adalah kekuasaan untuk memberikan upah yang
positif dalam bentuk uang, penilaian pekerjaan, tugas yang menarik,
rekan yang ramah, dan tugas giliran yang lebih baik atau wilayah
penjualan.
d. Kekuasaan ahli, merupakan kekuasaan yang diberikan oleh
pemimpin kepada bawahannya yang memiliki keahlian,
keterampilan istimewa atau pengetahuan.
e. Kekuasaan rujukan, timbul akibat sumber atau sifat pribadi
seseorang yang diinginkan. Kekuasaan rujukan pula diakibatkan
karena kekaguman terhadap orang lain dan keinginan untuk menjadi
seperti orang tersebut.
12
kekuasaan sah, kekuasaan ahli serta kekuasaan rujukan berkaitan dengan
otoritas pribadi.
13
membangun kembali dan memperbaiki rasa percaya karyawan serta
pemangku kepentingan lainnya.
3. Memberdayakan Karyawan
14
perbedaan budaya pada tiap-tiap Negara, maka gaya kepemimpinan suatu
organisasi pada tiap-tiap Negara berbeda pula. Namun menurut penelitian
GLOBE, terdapat beberapa aspek universal dalam kepemimpinan. Yang
mana aspek-aspek ini berlaku pada kepemimpinan di semua Negara.
Aspek tersebut meliputi visi yang kuat dan proaktif untuk membimbing
perusahaan menuju masa depan, memiliki keterampilan dalam memotivasi
semua karyawan untuk menepati visi, dan kemampuan perencanaan yang
baik untuk membantu dalam implementasi visi tersebut.
Sebagai contoh, pemimpin jepang harus bersikap rendah hati dan
sering berkomunikasi. Sedangkan pemimpin korea diharap berpihak
paternalistik terhadap karyawan.
15
dibandingkan dengan pria. Namun tetap saja kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan yang paling baik dimiliki oleh pemimpin
wanita. Karena pada dasarnya kepemimpinan yang paling efektif
tergantung pada situasinya.
6. Menjadi Pemimpin yang Efektif
Berikut merupakan dua isu yang berkaitan untuk menjadi pemimpin yang
efektif:
1. Pelatihan pemimpin
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjadi
pemimpin. Pelatihan kepemimpinan akan lebih sukses dengan
individu yang memiliki tingkat monitor diri yang tinggi
dibandingkan yang rendah. Karena individu yang seperti itu akan
fleksibel dalam menyesuaikan perilakunya pada situasi yang
berbeda.
Hal yang perlu dipelajari oleh individu agar mampu menjadi
pemimpin yang efektif adalah kemampuan implementasi. Seseorang
dapat diajarkan untuk membangun kepercayaan dan mentoring, serta
menganalisis situasi.
2. Substitusi kepemimpinan
Dalam beberapa situasi dapat meniadakan pengaruh
pemimpinnya. Dengan kata lain, individu, pekerjaan, dan variabel
organisasi tertentu dapat bertindak sebagai substitusi
kepemimpinan. Substitusi kepemimpinan biasa terjadi dalam bentuk
pengalaman, pelatihan, profesional, aturan prosedur yang kaku dan
kelompok kerja yang kompak.
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kepemimpinan dan pemimpin merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pencapaian tujuan yang efektif,
dimana kepemimpinan berperan sebagai proses dan pemimpin berperan
sebagai pusat subjek. Kepemimpinan yang efektif biasanya dicerminkan
oleh pemimpin yang baik. Organisasi yang dipimpin oleh pemimpin yang
tidak berketerampilan manajerial yang baik akan menyebabkan
kepemimpinan organisasi menjadi tidak efektif.
B. Saran
Manajer sebagai pemimpin memiliki wewenang dalam memimpin
sebuah organisasi. Oleh karena itu, Seorang manajer sebagai pemimpin
perlu menanamkan sikap kepemimpinan untuk membujuk karyawan agar
bekerja lebih keras dalam mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2016. Management 13th Edition Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Herry K, Suryono E dan Edi Sugiono. 2019. Pengantar Manajemen. Jakarta: Penerbit LPU-
UNAS
18