ABSTRAK
Kata Kunci : Perencanaan anggaran, politik anggaran, dana perimbangan, SDM, transfaransi
publik, APBD dan KUA-PPAS.
ABSTRACT
Research purposes to analyze the variables cause disharmony between KUA-PPAS with
Government budget in Tabanan District Government and analyze the variables dominant cause of
disharmony between KUA-PPAS with the budget. Variat KUA-PPAS consists of variable
competence of human resources, balancing funds / transfer, and public transparency, while variat
budget consists of variable budget planning and budget politics through canonical correlation
analysis. Result of Hypothesis testing indicates, for variat KUA-PPAS, the highest correlation is
variable public transparency because public transparency can accommodate the budget related to
community participation and can provide information to the parties concerned as the evaluation
and decision-making. Other variables that have a high correlation with variat KUA-PPAS is the
competence of human resources is the perpetrator of the planning, budgeting to implementation.
For variat budget, the highest correlation variables are planning a budget because the budget
planning is an important instrument for the government in setting priorities of development
programs supported by the data that is accurate and in accordance with the rules.
Keywords: Budget planning, budget politics, the balance funds, human resources, public
transfaransi, Budgets and KUA-PPAS.
957
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
PENDAHULUAN
pembangunan yang terarah dan akuntabel. Berpijak pada kondisi makro ekonomi
untuk program/ kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka
KUA merupakan upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang ada
merupakan pernyataan yang dibuat dan diterapkan oleh kepala daerah dan
merupakan tindakan resmi yang diambil oleh suatu organisasi untuk mendukung
958
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
959
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
penyusunan PMK untuk penetapan alokasi bagian daerah juga sering mengalami
alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses
pihak yang mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari tingkat pemahaman
kode rekening program maupun antar kode rekening kegiatan. Perbedaan ini
960
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
Tabel 1
Disharmoni antara KUA - PPAS dan APBD
Kabupaten Tabanan Tahun 2010 – 2014
KUA-PPAS APBD
Tahun Pendapatan Belanja Daerah Pendapatan Belanja Daerah
(Jutaan Rp) (Jutaan Rp) (Jutaan Rp) (Jutaan Rp)
2010 655.006.500 696.918.700 655.099.000 696.921.320
2011 855.701.600 905.755.620 870.487.000 920.541.200
2012 952.896.800 993.416.800 956.531.600 996.251.600
2013 1.107.276.600 1.138.996.600 1.110.810.800 1.142.530.800
2014 1.252.687.700 1.257.407.735 1.260.942.535 1.287.757.355
Sumber :Pemerintah Kabupaten Tabanan KUA-PPAS dan APBD 2010 – 2014
(data diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 1.1, dalam periode 5 (lima) tahun terlihat
adanya disharmoni antara APBD dengan KUA-PPAS. Selisih pendapatan dan
belanja daerah antara APBD dengan KUA-PPAS dalam periode tahun 2010
sampai 2014. Tujuan penelitian ini adalah :
1) Menganalisis korelasi antara variat KUA-PPAS dengan variat APBD
Kabupaten Tabanan.
METODE PENELITIAN
penatausahaan keuangan yang tidak tertib dan sumber pendanaan lebih kecil dari
961
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
1) Kompetensi SDM
memadai atau paling tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dan
962
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
2) Politik Anggaran
Dukungan politis yang sangat kuat dan konsisten dari legislatif sangat
anggaran. Hal ini berimplikasi pada disharmoni antara RAPBD yang ditetapkan
mungkin berhasil jika pihak eksekutif dan legislatif berbeda pendapat mengenai
3) Perencanaan Anggaran
pembangunan dalam skala daerah dan nasional. Daerah sebagai suatu bagian dari
daya (anggaran) yang ada terbatas. Anggaran merupakan instrumen penting bagi
Anggaran dalam APBD menjadi dasar pengelolaan keuangan daerah untuk satu
tahun, yang mana merupakan hasil akhir dari proses perencanaan dan
963
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
4) Dana Perimbangan/transfer
yaitu: (a) memberikan sumber dana bagi daerah otonom untuk melaksanakan
kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan antar
daerah, khususnya sumber daya keuangan. Dana perimbangan adalah dana yang
atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK).
5) Transparansi publik
964
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
yang hanya akan menguntungkan salah satu kelompok masyarakat saja secara
tidak proporsional.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
antara satu set variabel dependen dengan satu set variabel independen (Bendesa,
signifikan statistik dari pada fungsi. Kedua, besaran atau magnitude korelasi
sebagai berikut:
Gambar
Korelasi Canonical antara Variat KUA-PPAS dengan Variat APBD
965
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
Statistik Deskriptif
Pengelola keuangan pada penelitian ini meliputi, umur, jenis kelamin dan
pendidikan terakhir
Kabupaten Tabanan yang berada pada kelompok umur diatas 50 tahun. Pengelola
didominasi pada rentang umur diatas 50 tahun sebesar 45,8 persen, 26,7 persen
berada pada rentang umur 45 sampai dengan 49 tahun, 11,7 persen pada rentang
umur 40 sampai dengan umur 44 tahun dan sisanya berada di bawah 40 tahun.
menunjukkan dari 120 orang didominasi oleh pengelola keuangan laki-laki terdiri
dari 107 dan sisanya 13 berjenis kelamin perempuan. Pengelola Keuangan pada
966
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
kelompok jenjang pendidikan Sarjana, baik itu S1 maupun S2 sedangkan sisa nya
sebanyak 65,0 persen, 30,8 persen yang didominasi oleh sarjana Ilmu Sosial
Politik sedangkan dengan pendidikan sarjana S2, 3,3 persen dan sisa nya dari
interpretasi adalah minimum 0,05 (bersama-sama dengan 0,01). Tingkat ini secara
umum dapat diterima bahwa koefisien korelasi adalah signifikan. Tes yang umum
dipakai dan tersedia dalam paket komputer adalah statistik F. Disamping tes untuk
roots juga dapat digunakan untuk mengevaluasi signifikansi canonical roots. Tes
yang dapat digunakan antara lain: Wilks’lambda, Hotelling’s trace, Pillai’s trace,
967
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
penemuan terhadap hasil riset yang dilakukan. Nampaknya hal yang logis adalah
saran atas signifikansi factor loading dapat digunakan dengan korelasi kanonical.
varians dari satu set variabel yang dapat dijelaskan oleh varians dari set lainnya.
Langkah pertama perhitungan jumlah shared variance dari set variabel dependen
jumlah varians dalam dalam variat canonical dependen yang dapat dijelaskan oleh
varietas, variat KUA-PPAS yang terdiri dari tiga variabel yaitu kompetensi SDM
dana perimbangan/transfer dan transparansi publik dan variat APBD terdiri dari
dua variabel yaitu perencanaan anggaran, dan politik anggaran, maka diasumsikan
variabel dependen
968
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
antara KUA-PPAS dengan APBD sebesar 86 persen dan korelasi ini sangat
dengan fungsi 1, menunjukkan angka cukup moderat namun fungsi 2 kurang ini
oleh ke dua variat baik variat KUA-PPAS maupun variat APBD. Berdasarkan
analisis ini dapat disimpulkan bahwa fungsi 1 lebih berarti dibanding fungsi 2.
Tabel 2
Pengukuran Model Fit Bagi Analisis Korelasi Canonical
969
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
ditunjukkan oleh Wilk’s lambada, Pillai’s trace, Hotelling’s trace, dan Roy’s
Tabel 3
Test Signifikansi Multivariate
Statistik Nilai Statistik F Probabilitas
antara KUA-PPAS dengan APBD ditunjukkan pada tabel 5.15 dalam perhitungan
dari satu set variabel yang dapat dijelaskan oleh varians dari set lainnya. Indek ini
970
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
Tabel 4
Perhitungan Indek Redundancy
Variate/ Canonical Kuadrat Rata-rata R2 Indeks
Variables Loading Canonical Kuadrat Canonical Redundancy
Loading Loading
Variabel
dependen
X1 0,925 0,855
X2 0,921 0,848
Keterangan :
X1 : Perencanaan anggaran
X2 : Politik Anggaran
Y1 : Kompetensi SDM
Y2 : Dana Perimbangan/ transfer
Y3 : Transparansi Publik
Gambar 2
Hasil Korelasi Canonical
971
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
perencanaan anggaran dengan perolehan nilai paling tinggi yaitu 0,925 persen,
pada nilai 4 dan 5 yang memiliki rata-rata skors sebesar 75,43. Disharmoni
didasarkan pada sumber daya daerah yang tersedia dan tujuan dari prioritas
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Saponah (2010) yang menyatakan
972
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Lidya Elfrina (2014) yang
dokumen KUA-PPAS dengan APBD namun hasil penelitian ini tidak sejalan
KUA-PPAS dengan APBD, dengan kata lain perencanaan anggaran tidak mampu
variabel politik dengan APBD sebesar 92,1 persen . Hasil penelitian didukung
Tabanan menurut variabel politik anggaran tahun 2015. Dijelaskan pada distribusi
jawaban responden yang terkonsentrasi pada nilai 4 dan 5 dengan rataan skors
sebesar 77,75. Disharmoni ini disebabkan dari beberapa faktor diantaranya tedapat
Shoulders (2003) dalam Syukri dan Asmara (2006) menyatakan bahwa anggaran
yang ditetapkan dapat dipandang sebagai suatu kontrak kinerja antara legislatif
dan eksekutif. Menurut Rubin (1993) dalam Syukri dan Asmara (2006),
973
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
sebagai berikut :
APBD”.
bahwa korelasi antara kompetensi SDM dengan KUA PPAS sebesar 89,4 persen.
pada nilai 4 dan 5 yang memiliki rata-rata skors sebesar 83,83. Disharmoni ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sumber daya yang terlibat dalam
974
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
Tabanan menurut Pendidikan Tahun 2015 dari 40 SKPD hanya 4,1 persen yang
berpendidikan Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2). Yang didominasi oleh sarjana
dengan ilmu sosial politik. Namun permasalahan yang ada pendidikan bukan
cerminan dari seseorang untuk bisa dan mampu memahami proses penyusunan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utari (2009) yang menemukan
beberapa kendala dan hambatan dalam Penyusunan anggaran berbasis kinerja antara
lain struktur SKPD belum memberikan ruang yang cukup bagi penyusunan
perencanaan dan penganggaran secara terintegrasi, tim anggaran belum terlibat secara
juga motivasi dari para pegawai untuk menerapkan anggaran kinerja secara optimal,
975
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
ditemukan di lapangan, dan perilaku tidak efisien dan tidak efektif dari penyusun
anggaran.
yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam
bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta
perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
dari kriteria atau standar yang digunakan. Pendapat yang hampir sama
seseorang tunjukkan dalam kerja setiap hari. Fokusnya adalah pada perilaku di
tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau keterampilan dasar yang ada di
976
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
perimbangan /transfer tahun 2015 memiliki cenderung pada nilai 4 dan 5 dengan
dengan yang dikemukakan oleh Kepala Sub Bagian Anggaran pada Bagian
977
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
antara transparansi publik dengan KUA-PPAS sebesar 90,3 persen. Nilai dari
Dijelaskan pada distribusi jawaban responden yang terkonsentrasi pada nilai 4 dan
terbukanya akses terhadap anggaran publik baik secara tradisonal maupun media
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Andrianto (2007) yang
sektor keuangan publik. Transparansi anggaran mengacu pada sejauh mana publik
secara komprohensif, akurat, dan tepat waktu. Maria Hehanusa (2010) dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Undang-undang No.14 tahun 2008
publik bersifat terbuka dan diakses oleh setiap pengguna informasi publik.
anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari DPRD sebagai wakil rakyat
978
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
rakyat itu sendiri. Pada Wikipedia (2014) partisipasi masyarakat merupakan hak
pencapaian tujuan kelompok. Sehingga mereka diberi kesempatan untuk ikut serta
Hasil perhitungan indek redundancy untuk variat APBD sebesar 0,628 ini
berarti bahwa variasi dalam variat dependen yaitu APBD, 62,8 persen ditentukan
untuk variat KUA-PPAS sebesar 0,566 ini berarti bahwa variasi dalam variat
independen yaitu KUA-PPAS, 56,6 persen ditentukan oleh variat dependen atau
dengan APBD pada Pemerintahan Kabupaten Tabanan, yaitu sebesar 92,5 persen.
979
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
APBD. Untuk variat KUA-PPAS, korelasi yang paling tinggi adalah variabel
Variabel lain yang mempunyai korelasi tinggi dengan variat KUA-PPAS adalah
980
ISSN : 2337-3067
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 957-982
SIPKD seperti komputer, jaringan online dan jaringan internet pada SKPD
REFERENSI
Hagen, Terje P., Rune J. Sorensen, & Oyvind Norly. 1996. Bargaining strength in
budgetary process: The impact of institutional procedures. Journal of
Theoretical Politics.
981
I Gusti Ayu Widia Asri, IKG Bendesa., Deteriman Disharmoni KUA-PPAS……
Rubin 1993 dalam Syukriy Abdullah Jhon Andra Asmara 2006 Perilaku
Oportunistik Legislatif dalam Penganggaran Daerah; Bukti Empiris atas
Aplikasi Agency Theory di Sektor Publik Simposium Nasional
Akuntansi.
982