Anda di halaman 1dari 28

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana


Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, PENEKANAN


ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, DAN KEJELASAN SASARAN
ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

Ni Putu Dewik Erina 1


Wayan Suartana2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: putudewik122@yahoo.com/ telp: +62 81 239 476 660
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partispasi penganggaran, penekanan
anggaran, kapasitas individu, dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran.
Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar. Populasi
dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD Kabupaten Gianyar yang jumlah
populasinya 151 responden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini
yaitu 128 responden. Teknik analisis yang digunakan regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa partispasi penganggaran berpengaruh positif pada
senjangan anggaran, penekanan anggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran,
kapasitas individu berpengaruh negatif pada senjangan anggaran, dan kejelasan sasaran
anggaran berpengaruh negatif pada senjangan anggaran.
Kata kunci: Anggaran, Kapasitas Individu, Senjangan Anggaran
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of participation budgeting, budget emphasis,
individual capacity, and budget goal clarity on budgetary slack. This research was
conducted at the regional work units Gianyar regency. The population in this study is the
structural SKPD Gianyar regency officials that its population is 151 respondents. The
sample in this study using a non-probability sampling with purposive sampling. The
number of samples in this research was 128 respondents. The analysis technique used
multiple linear regression. These results indicate that the participation budgeting positive
influence on budgetary slack, budget emphasis positive influence on budgetary slack,
individual capacity slack negative effect on the budget, and budget goal clarity negative
influence on budgetary slack.
Keywords: Budget, Individual Capacity, Budgetary Slack

PENDAHULUAN

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai

selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finasial, sedangkan

penganggaran adalah proses untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran

dalam organisasi sektor public merupakan tahapan yang cukup rumit dan

mengandung nuansa politik yang cukup tinggi. Dalam sektor publik anggaran

973
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi

masukan (Mardiasmo, 2002:61).

Fungsi-fungsi anggaran yang sama dengan manajemen yaitu fungsi

perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi pengawasan

(controllig). Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis.

Anggaran membatasi tindakan organisasi karena anggaran menetapkan batasan

terhadap apa yang dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan.

Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan

masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain

sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat

dipertaruhkan oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran

yang dibuat.

Proses penyusunan anggaran sektor publik dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu metode top down dan bottom up. Penyusunan anggaran di sektor

pemerintahan menggunakan metode buttom up. Buttom up merupakan metode

penyusunan anggaran yang dilaksanakan dari tingkat bawah ke tingkat yang

paling atas atau puncak. Proses penyusunan anggaran yang dilakukan pemerintah

disebut dengan Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) yang

dilakukan dari Musrenbang tingkat desa hingga Musrenbang tingkat nasional

(Pemerintah Pusat Jakarta). Musrenbang tingkat desa atau kelurahan (Musrenbang

Kelurahan) membicarakan mengenai kebutuhan yang diperlukan masyarakat desa

atau kelurahan tersebut untuk dapat direncanakan dan dibantu oleh pemerintah.

Musrenbang yang dilakukan tingkat kecamatan (Musrenbang Kecamatan)

974
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

membicarakan usulan dari desa atau kelurahan yang nantinya layak diajukan saat

musrenbang kabupaten. Musrenbang tingkat kabupaten (Musrenbang Kabupaten)

membicarakan apakah permintaan dan keinginan dari masyarakat sesuai dengan

yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Musrenbang yang dilaksanakan pada

tingkat provinsi (Musrenbang Provinsi) dilakukan untuk mengkaji apakah

perencanaan yang dibuat oleh masing-masing kabupaten sesuai dengan visi misi

presiden serta apakah sesuai dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah) yang telah disepakati. Musrenbang yang dilakukan tingkat

Nasional (Musrenbang Nasional) merupakan musyawarah yang dilakukan untuk

mengkaji ulang apa yang telah dipersiapkan masing-masing provinsi dan melihat

kecukupan dana publik yang tersedia.

Anggaran menjadi fokus untuk aktivitas perencanaan jangka pendek dan

menjadi sistem pengendalian organisasi. Kinerja pemerintah tercermin dari

seberapa besar kemampuan pemerintah dalam melaksanakan berbagai tugas

pemerintah yang telah menjadi wewenangnya. Akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dapat dilihat dari pertanggungjawaban peremintah dari perencanaan,

penyusunan, dan pelaksanaan atas tugas dan fungsinya dalam mewujudkan visi

dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam bentuk penetapan anggaran.

Hal ini diperulakan untuk mengoptimalkan pelayanan publik agar sesuai dengan

kebutuhan dan skala prioritas masyarakat serta bentuk pengalokasian anggaran

yang kurang mencerminkan aspek ekonomis, efesiensi, dan efektivitas dalam

pengelolaan anggaran (Mardiasmo, 2002).

975
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

Anggaran memiliki dampak langsung terhadap prilaku manusia. Tekanan

dari anggaran yang ketat dan kegelisahan atas laporan kinerja yang buruk

sehingga anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang kemajuan karier

seseorang. Oleh karena itu adanya patisipasi penganggaran, penekanan anggaran,

kapasitas individu, dan kejelasan sasaran anggaran dapat berpengaruh pada

senjangan anggaran.

Penilaian kinerja berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran akan

mendorong bawahan untuk menciptakan senjangan. Menurut Ikhsan dan Ishak

(2005:176), menyatakan slack merupakan penggelembungan anggaran. Slack

merupakan selisih antara sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk secara

efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya yang lebih besar yang

diperlukan bagi tugas tersebut. Pegawai yang terlibat dalam penyusunan anggaran

menciptakan slack agar lebih mudah dalam pencapaian targetnya. Pegawai yang

terlibat dalam penyusunan anggaran menciptakan slack dengan mengestimasikan

pendapatan lebih rendah dan mengestimasikan biaya lebih tinggi, atau

menyatakan terlalu tinggi input yang diperlukan untuk mendapatkan suatu unit

output. Ajibolade dan Opeyami (2013) berpendapat semakin ketat sebuah

anggaran maka semakin kecil kemungkinan terjadinya senjangan anggaran,

sebaliknya jika anggaran disusun dengan fleksibel maka kemungkinan terjadinya

senjangan anggaran ini semakin besar. Senjangan anggaran adalah perbedaan

anggaran yang dinyatakan dan estimasi anggaran yang terbaik yang secara jujur

dapat diprediksikan. Menurut Onsi (1973) informasi anggaran yang diterima oleh

manajemen puncak bisa memungkinkan untuk mendeteksi senjangan, namun hal

976
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

ini tidak menghalangi manjemen tingkat bawah untuk melakukan senjangan.

Manajer melakukan hal ini agar target anggaran dapat dicapai sehingga kinerja

manajer terlihat baik. Senjangan anggaran sering terjadi pada tahap perencanaan

dan persiapan anggaran daerah, karena penyusunan anggaran didominasi eksekutif

dan legislatif, serta kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Partisipasi anggaran dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran.

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak

atau lebih yang mempunyai dampak di masa akan datang bagi pembuat keputusan

tersebut (Siegel dan Marconi 1989). Partisipasi dalam proses penyusunan

anggaran juga memberikan informasi kepada para pimpinan satuan kerja pusat

pertanggungjawaban untuk menetapakan isi anggaran yang akan disusun.

Wewenang yang dimiliki ini memberikan peluang bagi partisipan untuk

menyalahgunakan kewenangannya dalam mempermudah pencapaian anggaran

sehingga dapat merugikan organisasi tersebut. Penyalahgunaan ini dapat

dilakukan dengan membuat senjangan anggaran (Erni, 2014). Partisipasi anggaran

adalah proses menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan

anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya

penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell dan Mc Innes,

1986). Partisipasi anggaran akan memberikan kesempatan bagi para manajer

untuk mengungkapkan informasi yang dimiliki dalam penyusunan anggaran dan

memperbaiki pengalokasian sumber daya (Kren, 1992). Penyusunan anggaran

partisipatif dapat menjadi tempat pertukaran informasi. Baik antara atasan dengan

bawahan atau kepala bagian dengan pegawai atau kepala sub bagian (secara

977
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

vertikal), maupun antara manajemen/bagian atau antara kepala sub bagian (secara

horizontal).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brownell dan Mc Innes (1986) dengan

menggunakan sampel 224 manajer tingkat menengah di tiga perusahaan

manufaktur. Hasil penelitiannya gagal membuktikan bahwa partisipasi akan

meningkatkan kinerja manajerial melalui peningkatan motivasi. Dalam proses

penyusunan anggaran, manajer mengusulkan anggaran dan atasan

mengalokasikan sumber daya berdasarkan tujuan dari proyek. Sangat mungkin

bahwa manajer akan menggunakan banyak strategi untuk mendapatkan dana

maksimal dalam proses penganggaran (Huang dan Chen, 2009).

Young (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran

terjadi karena bawahan memberi informasi yang bias kepada atasan dengan cara

melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih

rendah. Hasil penelitian Young (1985) menunjukan bahwa karena adanya

keinginan untuk menghindari risiko, bawahan yang terlibat dalam penyusunan

anggaran cenderung melakukan senjangan anggaran. Semakin tinggi risiko,

bawahan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan melakukan

senjangan anggaran.

Hasil penelitian Young (1985) tidak konsisten dengan hasil penelitian Dunk

(1993). Penelitian terhadap hubungan antara partisipasi dengan budgetary slack.

Penelitian terhadap hubungan antara partisipasi dan budgetary slack yang

dilakukan di Sydney, Australia dengan menggunakan informasi antara bawahan

dan atasan serta budget emphasis yang digunakan atasan untuk menilai kinerja

978
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

bawahan. Hasil penelitian Dunk (1993), menyatakan bahwa interaksi antara

partisipasi, informasi asimetri, dan budget enphasis mempunyai hubungan yang

negatif dengan budgetary slack tetapi korelasi signifikan. Hal ini terjadi ketika

partisipasi, informasi asimetri, dan budget emphasis tinggi maka budgetary slack

menjadi rendah dan sebaliknya apabila partisipasi, informasi asimetri, dan budget

emphasis rendah maka budgetary slack menjadi tinggi.

Partisipasi anggaran dalam penekanan anggaran merupakan variabel yang

dapat menimbulkan senjangan anggaran. Penekanan anggaran diartikan sebagai

pemberian reward atau penilaian kinerja bagi para manajer menengah kebawah

berdasarkan pada pencapaian target anggaran (Dunk, 1993). Penekanan anggaran

adalah kondisi bilamana anggaran dijadikan faktor yang paling dominan dalam

pengukuran kinerja bawahan pada organisasi (Erni, 2014). Jika bawahan meyakini

bahwa keberhasilan pencapaian target anggaran akan mendapatkan penghargaan

(reward), maka bawahan akan berusaha untuk mencoba membuat senjangan

dalam anggarannya.

Individu yang berkualitas adalah individu yang memiliki pengetahuan.

Terkait dalam proses penganggaran, maka individu yang memiliki cukup

pengetahuan akan mampu mengalokasikan sumber daya secara optimal, dengan

demikian dapat memperkecil senjangan anggaran. Kapasitas atau kemampuan

individu adalah kesanggupan atau kecakapan yang berarti bahwa seseorang yang

memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang

diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan produktifitas kerja.

Kemampuan kerja berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang terhadap

979
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kondisi ini sifatnya sangat subyektif karena

menyangkut motif individu atau perasaan seseorang, artinya seseorang bisa

merasakan sesuatu hal yang menguntungkan atau tidak memberikan kepuasan

sesuai dengan keadaan emosi seseorang yang mempersepsikan kondisi kerja yang

ada. Individu dengan komitmen profesional yang tinggi cenderung akan

melanggar kebijakan organisasi dan menciptakan senjangan anggaran untuk

mendapat penilaian kinerja yang lebih baik (Davis et al., 2006). Anggaran dan

proses penganggaran memiliki dampak langsung dan dapat mempengaruhi

perilaku manusia (Suartana, 2010:139). Norma yang dianut individu memandang

suatu permasalahan sebagai suatu yang baik atau tidak baik, jujur atau tidak jujur.

Laki-laki dan perempuan memiliki karateristik pribadi yang berbeda. Laki-laki

dengan karakter yang keras sedangkan perempuan dengan karakter yang feminim

dan lembut. Karakteristik yang dimiliki dapat mempengaruhi keputusan yang

akan diambil dalam memimpin suatu organisasi (Yuhertina, 2011).

Senjangan anggaran pada sektor publik seharusnya dijadikan perhatian lebih

karena sistem penganggaran memiliki beberapa karakteristik, salah satu

karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran anggaran. Kejelasan sasaran

anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut. Sasaran anggaran yang

jelas, penyusun anggaran maupun pelaksana anggaran akan memiliki informasi

yang cukup mengenai sasaran-sasaran anggaran yang akan dicapai daripada tidak

adanya kejelasan sasaran anggaran. Sasaran anggaran pada instansi pemerintah

980
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

daerah tercakup dalam Rencana Strategik Daerah (Renstrada) dan Program

Pembangunan Daerah (Propeda). Sehingga setelah mengetahui sasaran anggaran

yang jelas, senjangan anggaran dapat diminimalisir (Kridawan dan Amir, 2014).

Jika dilihat dari alat ukuran finansial berupa anggaran, masih terdapat

ketidaktepatan dalam menentukan input, yang pada akhirnya tidak menunjukkan

efisiensi dan efektivitas anggaran (Yeyen, 2013). Pemerintah daerah wajib

mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD, baik dalam bentuk laporan

keuangan maupun laporan kinerja. Konsep yang digunakan pemerintah adalah

anggaran berbasis kinerja. Penerpan anggaran berbasis kinerja diperlukan adanya

indikator kinerja, khususnya output (keluaran) dan outcome (hasil). Pengukuran

kinerja pemerintah dilakukan dengan pencapaian kinerja 100% (Mursyidi,

2009:13). Permasalahan yang terjadi dilapangan menunjukan bahwa bawahan

dalam menetapkan anggaran sering terjadi selisih, dimana anggaran biaya yang

ditetapkan dalam penyusunan anggaran lebih besar daripada realisasi anggaran.

Tabel 1.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Gianyar Tahun Anggaran 2010-2014

Tahun Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %


Pendapatan Pendapatan Belanja Daerah Belanja Daerah
Daerah Daerah (Rp’000) (Rp’000)
(Rp’000) (Rp’000)
2010 747.900.338 771.521.566 103,16 806.371.358 754.075.486 93,51
2011 834.194.721 889.407.725 106,62 903.930.942 856.801.660 94,79
2012 1.029.800.596 1.066.239.510 103,54 1.118.800.936 1.006.500.071 89,96
2013 1.183.933.333 1.248.415.647 105,45 1.327.183.047 1.192.027.628 89,82
2014 1.344.529.005 1.464.193.988 108,90 1.535.666.738 1.471.094.054 92,28
Sumber: Sekda Bagian Keuangan Kab.Gianyar, 2015

Berdasarkan Tabel 1 di atas, mencerminkan kemungkinan terjadinya

senjangan anggaran di Kabupaten Gianyar. Dugaan adanya senjangan anggaran

ini dapat dilihat dari realisasi pendapatan daerah yang selalu lebih tinggi dari

981
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

anggaran pendapatan yang ditargetkan sebelumnya. Di sisi lain, realisasi belanja

daerah selalu lebih rendah dari jumlah anggaran belanja yang ditetapkan

sebelumnya. Sehingga menunjukan anggaran belanja tidak terserap secara

maksimal. Hal ini diduga dilakukan agar kinerja pemerintah daerah terlihat bagus,

karena realisasi anggaran yang dicapai selalu melampaui target yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti masih menunjukan adanya

ketidakkonsistenan. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu

memotivasi penulis untuk meneliti kembali mengenai pengaruh dari variabel

partisipasi penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu, dan kejelasan

sasaran anggaran pada senjangan anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Gianyar.

Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan pelaksanaan pada proses

penyusunan suatu anggaran. Partispasi penganggaran melibatkan semua tingkat

manajemen untuk ikut serta dalam mengembangkan rencana anggaran. Partispasi

yang tinggi dalam proses pembuatan anggaran akan memberikan kesempatan

lebih besar kepada bawahan untuk melakukan senjangan dan sebaliknya ketika

partispasi rendah harapan melakukan senjangan anggaran semakin rendah (Erni,

2014). Menurut Young (1985) bahwa partisipasi penganggaran memiliki

pengaruh positif dan dapat meningkatkan terjadinya senjangan anggaran, karena

individu-individu berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan mempunyai

pengaruh terhadap target anggaran mencari kemudahan dalam pencapaian

982
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

anggaran tersebut. Dari penjelasan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini

yaitu:

H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran.

Menurut Amelia (2013) penekanan anggaran yaitu perusahaan menjadikan

anggaran menjadi salah satu faktor yang paling dominan dalam pengukuran

kinerja bawahan. Bilamana dalam perusahaan terdapat keadaan, yaitu anggaran

merupakan satu faktor yang paling dominan dalam mengukur kinerja bawahan,

inilah yang dinamakan penekanan anggaran. Bila kinerja bawahan sangat

ditentukan oleh anggaran yang telah disusun, maka bawahan akan berusaha

memperoleh variance yang menguntungkan. Variance yang menguntungkan ini

diperoleh dengan cara menciptakan slack. Penekanan anggaran adalah kondisi

bilamana anggaran dijadikan faktor yang paling dominan dalam pengukuran

kinerja bawahan pada organisasi (Erni, 2014). Jika bawahan meyakini bahwa

keberhasilan pencapaian target anggaran akan mendapatkan penghargaan

(reward), maka bawahan akan berusaha untuk mencoba membuat senjangan

dalam anggarannya. Maka hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

H:2 Penekanan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap senjangan


anggaran.

Individu yang berkualitas adalah individu yang memilik cukup pengetahuan

akan mampu mengelola sumber daya secara optimal, dengan demikian dapat

memperkecil senjangan anggaran. Hasil penelitian yang dilakukan Shinta (2006)

kapasitas individu berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Berbeda

dengan hasil Budi (2009) menunjukkan kapasitas individu berpengaruh negatif

983
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

terhadap senjangan anggaran. Hipotesis antara kapasitas individu dengan

senjangan sebagai berikut:

H3: Kapasitas individu berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.

Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap

senjangan anggaran pada instansi pemerintah daerah (Kridawan dan Amir, 2014).

Sasaran anggaran yang jelas, penyusun anggaran maupun pelaksana anggaran

akan memiliki informasi yang cukup mengenai sasaran-sasaran anggaran yang

akan dicapai daripada tidak adanya kejelasan sasaran anggaran. Hal tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pitasari (2014) yang menunjukkan

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif pada senjangan anggaran yang

berarti semakin tinggi tingkat kejelasan sasaran dari anggaran tersebut, maka

risiko terjadinya senjangan anggaran akan semakin rendah. Sehingga kejelasan

sasaran anggaran akan berpengaruh terhadap penurunan senjangan anggaran.

Hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran dapat

dihipotesiskan sebagai berikut:

H4: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat

Daerah) Kabupaten Gianyar yang berjumlah 38 SKPD. Obyek penelitian ini

adalah partisipasi anggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu, kejelasan

sasaran anggaran, dan senjangan anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2010-2014.

984
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

Gambar 1. Desain Penelitian


Sumber: data sekunder diolah, 2015

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah senjangan anggaran. Senjangan anggaran merupakan

perbedaan antara realisasi anggaran dengan estimasi dari anggaran yang telah

diprediksikan. Senjangan anggaran diukur dengan skala Likert empat poin yang

terdiri dari atas lima item pertanyaan , di mana skor terendah (poin 1) menunjukan

senjangan anggaran rendah, sedangkan skor tinggi (poin 4) menunjukan senjangan

anggaran tinggi. Intrumen ini dikembangkan oleh Citra (2014) yang terdiri dari

lima indikator, yaitu: pertama, standar dalam anggaran; kedua, pelaksanaan

anggaran; ketiga, adanya keterbatasan anggaran; keempat, target anggaran yang

ketat; kelima, tingkat efesiensi anggaran

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran,

penekanan anggaran, kapasitas individu, dan kejelasan sasaran anggaran.

Partisipasi penganggaran merupakan proses yang menggambarkan individu-

985
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap

target anggaran. Partisipasi penganggaran diuukur dengan menggunakan skala

Likert empat poin yang terdiri atas enam item pertanyaan, dimana skor terendah

(poin 1) menunjukan partisipasi anggaran yang rendah, sedangkan skor tinggi

(poin 4) menunjukan partisipasi penganggaran yang tinggi. Instrumen ini

dikembangkan oleh Citra (2014) yang terdiri dari lima indikator, yaitu: pertama,

keterlibatan dalam penyusunan anggaran; kedua, frekuensi saran dalam anggaran;

ketiga, banyaknya pengaruh yang diberikan; keempat, pentingnya kontribusi;

kelima, frekuensi opini yang diberikan.

Penekanan anggaran merupakan pemberian reward atau penilaian kinerja

bagi para manajer menengah ke bawah berdasarkan pencapaian target anggaran.

Penekanan anggaran diukur dengan menggunakan skala Likert 4 poin yang terdiri

dari enam item pertanyaan, di mana skor terendah (poin 1) yang menunjukan

penekanan anggaran yang rendah, sedangkan skor tinggi (poin 4) yang

menunjukan penekanan anggaran yang tinggi. Instrumen ini dikembangkan oleh

Putra (2015) yang terdiri dari enam indikator, yaitu: pertama, besarnya

penghasilan yang diperoleh; kedua, kemampuan usaha yang dicurahkan dalam

pekerjaan; ketiga, kesungguhan dalam meperhatikan kualitas; keempat,

kemampuan dalam mencapai target anggaran; kelima, efesiensi dalam

menjalankan operasi unit; keenam, kemampuan dalam menyikapi pekerjaan.

Kapasitas individu terbentuk dari proses pendidikan, pelatihan, dan

pengalaman seseorang. Kapasitas individu diukur dengan menggunakan skala

Likert empat poin yang terdiri atas empat item pertanyaan, dimana skor terendah

986
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

(poin 1) menunjukan kapasitas individu yang rendah, sedangkan skor tinggi (poin

4) menunjukan kapasitas individu yang tinggi. Instrumen ini dikembangkan oleh

Sandrya (2013) yang terdiri dari empat indikator, yaitu: pertama, pendidikan;

kedua, pelatihan; ketiga, pengalaman; keempat, gender.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran

ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat

dimengerti oleh yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran

tersebut. Kejelasan sasaran anggaran diukur dengan menggunakan skala Likert

empat poin yang terdiri atas tujuh pertanyaan, dimana skor terendah (poin 1)

menunjukan kejelasan sasaran yang rendah, sedangkan skor tinggi (poin 4)

menunjukan kejelasan sasaran yang tinggi. Instrumen ini dikembangkan oleh

Krisna (2014) yang terdiri dari enam indikator, yaitu: pertama, kejelasan sasaran

anggaran; kedua, pesifikasi sasaran anggaran; ketiga, kepentingan sasaran

anggaran; keempat, outcome yang dicapai pada setiap program kegiatan; kelima,

skala prioritas; keenam, anggaran telah terdefinisi dengan jelas dan struktur.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang telah

diangkakan (Rahyuda dkk., 2004:75). Dalam penelitian ini, data kuantitatif

diperoleh dari data kualitatif yang dikuantitatifkan dengan bantuan kuesioner yang

mengacu pada pengukuran variabel yang digunakan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data

pertama pada objek atau lokasi penelitian, dan data sekunder merupakan data

987
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Sugiyono, 2013:193).

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang telah disebar

pada SKPD Kabupaten Gianyar. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

mengenai anggaran dan realisasinya dan gambaran umum SKPD Kabupaten

Gianyar.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:116).

Populasi dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 151 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2013:16). Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh

Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Sub Bagian SKPD Kabupaten Gianyar.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 129 orang. Metode pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan cara

purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah responden yang

telah menjabat minimal satu tahun di SKPD terkait dan ikut terlibat dalam

penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi, yaitu melakukan pengamatan

pada anggaran tahun sebelumnya dan proses penganggaran yang bersumber dari

Bagian Keuangan Sekertariat Daerah Kabupaten Gianyar, jurnal-jurnal yang

terkait, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Serta memberikan kuesioner

kepada responden di setiap SKPD terkait. Setiap kuesioner yang dikirim kepada

988
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

para responden disertakan surat permohonan menjadi responden. Dalam surat

tersebut dinyatakan identitas peneliti, topik penelitian, tujuan penelitian, serta

jaminan atas kerahasian data responden.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam sebuah penelitian dan digunakan untuk mengukur

variabel yang diteliti (Sugiyono, 2013:92). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang akan disebar terkait partisipasi dalam

penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD Kabupaten Gianyar

melalui partisipasi penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu, dan

kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran. Data penelitian ini akan

dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis statistik.

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan

teknik skala Likert atau skala sikap. Menurut Sugiyono (2013:93) skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap instrumen yang

menggunakan skala Likert empat mempunyai gradasi dari sangat positif hingga

sangat negatif dengan poin 1 sampai dengan 4 antara lain:

1 = STS (Sangat Tidak Setuju) 3 = S (Setuju)


2 = TS (Tidak Setuju) 4 = SS (Sangat Setuju)

Analisis regresi linear berganda adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas

individu, dan kejelasan sasaran anggaran pada senjangan anggaran. Persamaan

regresinya dalam penelitian ini adalah:

989
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

............................ (1)

Keterangan:
Y : Senjangan Anggaran
α : Konstanta
X1 : Variabel Partisipasi Anggaran
X2 : Variabel Penekanan Anggaran
X3 : Variabel Kapasitas Individu
X4 : Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran
ε : Standar Error
β1. β2. β3. : Koefisien Regresi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik deskriptif digunakan untuk menyederhanakan data agar mudah

dipahami.Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi mengenai

nilai minimum, nilai maksimum, serta standar deviasi dari variabel penelitian.

Hasil dari statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.
Hasil Analisi Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
PP (X1) 129 6,00 24,41 11,8823 4,48057
PA (X2) 129 6,00 24,29 11,4251 4,82122
KI (X3) 129 4,00 16,46 12,3160 3,49236
KLS (X4) 129 7,00 26,83 21,4791 6,09269
SA (Y) 129 5,00 19,95 9,5198 4,28260
Sumber: Data primer diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah pengamatan (N) dari

penelitian ini adalah sebanyak 129. Nilai trendah dari data ditunjukan oleh skor

minimum dalam tabel, sedangkan nilai tertinggi dari data ditunjukan oleh skor

maksimum. Mean digunakan untuk mengukur nilai rata-rata dari data, dan standar

deviation menunjukan simpangan baku.

990
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

Variabel partisipasi penganggaran mempunyai skor minimum 6,00 dan

skor maximum 24,41 sehingga diperoleh skor rata-rata sebesar 11,8823 dan

standar deviation sebesar 4,48057. Variabel penekanan anggaran mempunyai

skor minimum 6,00 dan skor maximum 24,29 sehingga diperoleh skor rata-rata

sebesar 11,4251 dan standar deviation sebesar 4,82122. Variabel kapasitas

individu mempunyai skor minimum 4,00 dan skor maximum 16,46 sehingga

diperoleh skor rata-rata sebesar 12,3160 dan standar deviation sebesar 3,49236.

Variabel kejelasan sasaran anggaran mempunyai skor minimum 7,00 dan skor

maximum 26,83 sehingga diperoleh skor rata-rata sebesar 21,4791 dan standar

deviation sebesar 6,09269. Variabel senjangan anggaran mempunyai skor

minimum 5,00 dan skor maximum 19,95 sehingga diperoleh skor rata-rata sebesar

9,5198 dan standar deviation sebesar 4,28260.

Analisis linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh partisipasi

penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu, dan kejelasan sasaran

anggaran pada senjangan anggaran yang akan di uji denga tingkat singnifikansi

0,05. Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.
Hasil Uji Analisis Regresi

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 10,153 2,051 4,949 0,000
PP (X1) 0,228 0,065 0,238 3,493 0,001
PA (X2) 0,279 0,062 0,314 4,473 0,000
KI (X3) -0,149 0,088 -0,121 -1,691 0,043
KLS (X4) -0,219 0,051 -0,311 -4,265 0,000
Fhitung 78,320
Sig. Fhitung 0,000
R2 0,716
Adjusted R2 0,707
Sumber: Data primer diolah, 2015

991
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

Y = 10,153 + 0,228X1 + 0,279X2 – 0,149X3 - 0,219X4 + …………………….(2)

Nilai konstanta sebesar 10,153 berarti bahwa apabila variabel bebas yaitu

partisipasi penganggaran (X1), penekanan anggaran (X2), kapasitas individu (X3)

dan kejelasan anggaran (X4) sama dengan nol, maka nilai senjangan anggaran (Y)

sebesar 10,153. β1 = 0,228 berarti bahwa apabila variabel partisipasi

penganggaran meningkat, maka variabel senjangan anggaran akan meningkat

dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan. β2 = 0,279 berarti bahwa

apabila variabel penekanan anggaran meningkat, maka variabel senjangan

anggaran akan meningkat dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap

konstan. β3 = -0,149 berarti bahwa apabila variabel kapasitas individu meningkat,

maka variabel senjangan anggaran akan menurun dengan asumsi variabel bebas

lainnya dianggap konstan. β4 = -0,219 berarti bahwa apabila variabel kejelasan

sasaran anggaran meningkat, maka variabel senjangan anggaran akan menurun

dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan.

Besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai R square

(R2) yaitu 0,716 hal ini berarti bahwa pengaruh partisipasi penganggaran,

penekanan anggaran, kapasitas individu dan kejelasan sasaran anggaran pada

senjangan anggaran adalah sebesar 71,60 % dan sisanya 28,40% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain di luar model penelitian.

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi

penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu dan kejelasan sasaran

anggaran secara simultan terhadap variabel senjangan anggaran. Berdasarkan

table 4.10 menunjukkan bahwa nilai F signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05

992
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi penganggaran, penekanan

anggaran, kapasitas individu dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh

terhadap variabel senjangan anggaran.

Uji t dilakukan untuk mengetahui hipotesis pengaruh secara parsial variabel

partisapi penganggaran, penekanan anggaran, kapasitas individu, dan kejelasan

sasaran pada senjangan anggaran. Hasil uji t dalam penelitian ini masing-masing

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,001 <

alpha = 0,05 dan nilai beta sebesar 0,228 menunjukkan arah positif yang sama

dengan hipotesis. Jadi H1 diterima, dimana hal ini menunjukkan partisipasi

penganggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,000 <

alpha = 0,05 dan nilai beta sebesar 0,279 menunjukkan arah positif yang sama

dengan hipotesis. Jadi H2 diterima, dimana hal ini menunjukkan penekanan

anggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,043 <

alpha = 0,05 dan nilai beta sebesar -0,149 menunjukkan arah negatif yang sama

dengan hipotesis. Jadi H3 diterima, dimana hal ini menunjukkan kapasitas

individu berpengaruh negatif terhadap pada senjangan anggaran

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,000 <

alpha = 0,05 dan nilai beta sebesar -0,219 menunjukkan arah negatif yang sama

dengan hipotesis. Jadi H4 diterima, dimana hal ini menunjukkan kejelasan sasaran

anggaran berpengaruh negatif terhadap pada senjangan anggaran.

993
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi penganggaran

berpengaruh positif pada senjangan anggaran (H1 diterima). Hal ini menunjukan

bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi penganggaran maka potensi terjadinya

senjangan anggaran semakin meningkat. Jika bawahan (agen) tidak

menyampaikan informasi yang dimiliki kepada atasan (prinsipal), maka atasan

akan mengganggaran yang tidak tepat, sehingga mudah dicapai oleh bawahan

yang dapat menimbulkan senjangan anggaran. Hal ini dapat terjadi karena

bawahan lebih banyak memiliki infomasi yang jelas dan akurat menegai tugas dan

tanggung jawab pada unit kerjanya dan memberi informasi yang bias kepada

atasan, sehingga atasan tidak memiliki akses informasi yang bersifat pribadi maka

target anggaran yang disusun menjadi rendah dan mudah dicapai. Semakin bias

informasi yang diberikan bawahan kepada atasan maka tingkat terjadinya

senjangan anggaran semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Young (1985), Yuhertiana (2011), Sandrya (2013), dan

Falikhatum (2007) yaitu partisipasi berpengaruh positif pada senjangan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penekanan anggaran berpengaruh

positif pada senjangan anggaran (H2 diterima). Hal ini menunjukan semakin tinggi

penekanan anggaran maka semakin tinggi senjangan anggaran. Dengan adanya

tekanan dari atasan (prinsipal) akan menurukan kinerja dari bawahan (agen) yang

ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk merealisasikan anggaran

tersebut maka akan timbul senjangan anggaran. Anggaran dijadikan sebagai tolak

ukur untuk mengukur kinerja bawahan, maka akan timbul desakan dari atasan

kepada bawahan untuk memenuhi target anggaran yang telah ditetapkan. Atasan

994
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

mengeluarkan penekanan anggaran dalam bentuk insentif dan penghargaan

kepada bawahaan yang mencapai target terbaik. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Putra (2014) dan Purmita (2014) yaitu

penekanan anggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kapasitas individu berpengaruh

negatif pada senjangan anggaran (H3 diterima). Hal ini menunjukan bahwa

semakin tinggi tingkat kapasitas individu maka kemungkinan terjadinya senjangan

anggaran akan semakin rendah. Kapasitas individu pada hakekatnya terbentuk

dari proses pendidikan secara umum, baik melalui pendidikan formal, nonformal

maupun informal. Individu yang berkualitas adalah individu yang memiliki

pengetahuan. Semakin luas pengetahuan yang dimiki oleh bawah (agen) tentang

anggaran dan realisasinya maka segala informasi yang dimiliki akan disampaikan

kepada atasan (prinsipa) untuk mempermudah pencapain target anggaran yang

sesuai dengan tujuan organisasi. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh responden didominasi oleh tingkat pendidikan

sarjana (S1) sebanyak 87 orang (67,44%), pascasarjana (S2/S3) sebanyak 42

orang (32,56%), dan tidak ada responden yang memiliki pendidikan terakhir

SMP, SMA, dan D3. Menurut Maskun (2008), semakin tinggi tingkat pendidikan,

maka semakin positif pandangannya pada senjangan anggaran. Responden yang

berpendidikan tinggi dan cenderung memiliki kemampuan untuk bertindak secara

rasional dan professional, berani menyatankan pendapat kepada atasan. Terkait

dalam proses penganggaran, individu yang memiliki pengetahuan dan pengalaman

akan mampu untuk mengalokasikan sumber daya secara optimal, sehingga

995
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

menghasilkan anggaran yang efektif dan efisien. Mengikuti pelatihan tentang

anggaran dengan baik akan menghasilkan individu yang berkualitas dalam

penyusunan anggaran. Dengan demikian, potensi terjadinya senjangan anggaran

pun akan semakin kecil.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi

(2009), dan Triadhi (2013), menunjukkan bahwa individu yang memiliki

kapasitas individu yang optimis, maka dapat menurunkan senjangan anggaran

apabila memiliki kesempatan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejelasan sasaran anggaran

berpengaruh negatif pada senjangan anggaran (H4 diterima). Hal ini menunjukan

bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan sasaran anggaran maka kemungkinan

terjadinya senjangan anggaran akan semakin rendah. Sasaran anggaran yang jelas

dalam organisasi dapat berdampak terhadap penyusun anggaran maupun

pelaksana anggaran. Jika bawahan (agen) memberikan informasi yang dimilikinya

secara jujur kepada atasan (prinsipal) dan pengertian yang cukup mengenai

sasaran-sasaran anggaran yang akan dicapai serta mudah dipahami oleh seluruh

pelaksana anggaran, maka anggaran yang direncanakan dapat tercapai dengan

baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kridawan dan Amir (2014) dan

Pitasari (2014) yaitu kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif pada

senjangan anggaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka simpulan penelitian ini

adalah partisipasi penganggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran.

996
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi penganggaran maka

potensi terjadinya senjangan anggaran semakin tinggi. Penekanan anggaran

berpengaruh positif pada senjangan anggaran. Hal ini berarti semakin tinggi

tingkat penekanan anggaran maka potensi terjadinya senjangan anggaran semakin

tinggi. Kapasitas individu berpengaruh negatif pada senjangan anggaran. Hal ini

berarti semakin tinggi kapasitas individu yang dimiliki oleh pegawai SKPD

Kabupaten Gianyar maka potensi terjadinya senjangan anggaran semakin rendah.

Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif pada senjangan anggaran. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan sasaran anggaran maka pontensi

terjadi senjangan anggaran semakin rendah.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah pegawai

pada SKPD Gianyar sebaiknya tetap mempertahankan kapasitas individu melalui

pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki dalam

penyusunan anggaran. Peningkatan kemampuan dalam menyusun anggaran dapat

menurunkan adanya senjangan anggaran. Kejelasan sasaran anggaran harus

diperhatikan pada saat penyusunan anggaran, karena semakin tinggi tingkat

kejelasan sasaran anggaran, maka dapat menurukan senjangan anggaran.

Patisipasi penganggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran, sehingga

untuk mengurangi senjangan anggaran sebaiknya partisipasi dilakukan dengan

memilih dan melibatkan penyusun anggaran yang mengerti dan dapat bertanggung

jawab atas realisasi annggaran yang dibuat. Hal ini dilakukan bertujuan untuk

menghasilkan anggaran yang efektif dan efesien sesuai tujuan organisasi.

Penekanan anggaran berpengaruh positif pada senjangan anggaran, jika target

997
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

anggaran yang dapat dicapai merupakan pengukuran kinerja bawahan, sebaiknya

atasan memperhatikan aspek-aspek lain yang dapat mendukung kinerja bawahan

bukan hanya dilihat dari hasil pencapaian target anggaran.

REFERENSI

Amelia Veronica. 2013. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan


Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kompleksitas Tugas Terhadap
Slack Anggaran Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten
Badung. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
Brownell, Peter., dan Mc Innes, Morris. 1986. Budgetary Participation,
Motivation, and Managerial Performance. Journal Accounting Review.
Budi Setiawan. 2009. Pengaruh Kapasitas Individu, Komitmen Organisasi, dan
Ketidak Pastian Lingkungan terhadap Budgetary Slack. Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Citra, Mega Permata R. 2014. Pengaruh Partisipasipasi Anggaran pada Senjangan
Anggaran dengan Group Cohesiveness sebagai Variabel Moderasi.
Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, Denpasar.
Davis, Stan., DeZoort, F. Todd., dan Kopp, Lori S. 2006. The Effect of Obedience
Pressure and Perceived Responsibility on Management Accountants’
Creation of Budgetary Slack. Behavioral Research in Accounting Vol.
18: pp: 19-35.
Dunk, Alans S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information
Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack.
The Accounting Review Vol. 68: 400-410.
Erni Aprianti, Ni Kadek., I Made Pradana A., dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhdap Senjangan Anggarran dengan Penekanan
Anggaran dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Ganesha 2(1).
Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group
Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan
Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa
Tengah). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makasar.
Huang, Cheng-Li., dan Chen, Mien-Ling. 2009. The Effect of Attitudes Towards
the Budgetary Process on Attitudes Towards Budgetary Slack and

998
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.15.2. Mei (2016): 973-1000

Behaviors to Create Budgetary Slack. Social Behavior and Personality,


37(5): pp:661-672.
Ikhsan, Arfan., dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Medan:
Salemba Empat.
Kren, L. 1992. Budgetary Participation and Managerial Performeance: The
Impact of Information and Environmental Volatility. The Accounting
Review, 67:511-526.
Kridawan, Aji., dan Mahmud, Amir. 2014. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran
terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi sebagai
Variabel Moderasi. Accounting Analysis Journal 3.
Mardiasmo. 2012. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama.
Onsi, M. 1973. Factor Analysis of Behavioral Variables Affecting Budgetary
Slack. The Accounting Review (July): 535-548.
Purmita Dewi, Nyoman., dan Adi Erawati, Ni Made. 2014. Pengaruh Partisipasi
Penganggaran, Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran, dan Komitmen
Organisasi pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 9.2: 476-486.
Putra, Triantana I Made. 2014. Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran,
Informasi Asimetri dan Penekanan Anggaran Terhadapa Senjangan
Anggaran (Budgetaryslack) (Studi Kasus Pada SKPD Pemerintah
Kabupaten Buleleng). Skripsi Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Rahyuda, I Ketut., Murjana Yasa, I. G. W., dan Yuliarmini, Ni Nyoman. 2004.
Metodologi Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana,
Denpasar.
Sandrya, Luh Putu., dan Yasa, Gerianta Wirawan. 2013. Analisis Pengaruh
Anggaran Partisipatif Pada Budgetary Slack Dengan Asimetri Informasi,
Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kapasitas Individu
Sebagai Variabel Pemoderasi. (Studi kasus Pada SKPD Di Kabupaten
Badung, Bali). Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Shinta Permata Sari. 2006. Pengaruh Kapasitas Individu yang Diinteraksikan
dengan Locus of Control Terhadap Budgetary Slack. Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang, K-AMEN 07.
Siegel, Gary., dan Helene Ramanauskas-Marconi. 1989. Behavioral Accounting,
Southern Western Publishing, Ohio.

999
Ni Putu Dewik Erina dan Wyn Suartana. Pengaruh Partisipasi Penganggaran…

Suartana, Wayan. 2010. Akuntasi Keperilakuan Teori dan Implementasi.


Yogyakarta: ANDI
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Triadhi Nugroho, Yohanes. 2013. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Asimetri Informasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Senjangan
Anggaran (Studi Empiris Pada Skpd-Skpd Di Kabupaten Jember). Skripsi
Program Studi Ilmu Akuntansi (SI) Fakultas Ekonomi Universitas
Jember.
Yeyen AZ. 2013. Pengaruh Revisi Anggaran, Partisipasi Anggaran, Tingkat
Kesulitan, serta Evaluasi dan Umpan Balik Terhadap Pencapaian
Anggaran yang Efektif (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kota Payakumbuh). Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.
Young, S. M. 1985. Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and
Asymmetric Information on Budgetary Slack. Journal of Accounting
Research 23 (Autumn): 829-84.
Yuhertiana, Indrawati. 2011. A Gender Perspective of Budgetary Slack in East
Java Local Government. International Research Journal of Finance and
Economics.

1000

Anda mungkin juga menyukai