Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDGET EMPHASIS DAN SELF

ESTEEM PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN


KETIDAKPASTIAN KARIR SEBAGAI PEMODERASI

Sang Ayu Made Griastini1


Ni Putu Sri Harta Mimba2

1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: Ayuade81@gmail.com/ telp: +6282 146 928 555
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris ketidakpastian karir sebagai
pemoderasi hubungan antara asimetri informasi, budget emphasis, self esteem dengan
senjangan anggaran pada OPD di Kabupaten Gianyar. Penilitian dilakukan di Kabupaten
Gianyar dengan metode survei menggunakan kuesioner. Hasil penelitian membuktikan
bahwa ketidakpastian karir memperlemah hubungan positif antara asimetri informasi
dengan senjangan anggaran, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
asimetri informasi maka kecenderungan membuat senjangan anggaran akan meningkat,
namun dengan adanya ketidakpastian karir akan memperlemah hubungan antara asimetri
informasi dengan senjangan anggaran. Ketidakpastian karir memperlemah hubungan
positif antara budget emphasis dengan senjangan anggaran, hal tersebut menunjukan
bahwa semakin tinggi tingkat budget emphasis maka kecenderungan membuat senjangan
anggaran akan meningkat, namun dengan adanya ketidakpastian karir akan memperlemah
hubungan antara budget emphasis dengan senjangan anggaran. Ketidakpastian karir
memperkuat hubungan negatif antara self esteem dengan senjangan anggaran, hal tersebut
menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat self esteem maka kecenderungan membuat
senjangan anggaran akan menurun, namun dengan adanya ketidakpastian karir akan
memperkuat hubungan antara self esteem dengan senjangan anggaran.
Kata Kunci : asimteri informasi, budget emphasis, self esteem, ketidapastian karir, senjangan
anggaran

ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence of career uncertainty as a moderator of the
relationship between information asymmetry, budget emphasis, self esteem with budget slack
on OPD in Gianyar regency. The research was conducted in Gianyar with survey method using
questionnaire. The results show that career uncertainty weakens the positive relationship
between information asymmetry and budgetary slack, indicating that the higher the level of
information asymmetry the tendency to make budget slack will increase, but with the existence
of career uncertainty will weaken the relationship between information asymmetry and budget
slack. The uncertainty of the career weakens the positive relationship between budget emphasis
and budget slack, it shows that the higher the budget emphasis level will make the budget slack
will increase, but with the existence of career uncertainty will weaken the relationship between
budget emphasis with budget slack. Career uncertainty strengthens the negative relationship
between self esteem and budgetary slack, it shows that the higher the level of self esteem the
tendency to make budget slack will decrease, but with the existence of career uncertainty will
strengthen the relationship between self esteem with budget slack.
Key Word: asymmetric information, budget emphasis, self esteem, unbelievable career, budget
slack

1
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

PENDAHULUAN

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

dicapai dalam periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam ukuran finansial.

Anggaran dirancang untuk dijadikan pedoman sekaligus tolak ukur kinerja bagi

seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan, dan juga digunakan sebagai alat

koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Suatu organisasi membutuhkan

anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana jangka

pendek dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen & Mowen,

2001:714).

Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan

dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen

kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

organisasi (Mardiasmo, 2002:61). Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu

menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik, air bersih, kualitas

kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya agar terjamin secara layak. Gambaran

tersebut tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran, yang secara langsung

merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Tingkat

kesejahteraan masyarakat dipertaruhkan oleh keputusan yang diambil pemerintah

melalui anggaran yang mereka buat.

Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004, telah

menyebabkan manajemen keuangan daerah khususnya Kabupaten Gianyar

mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran. Reformasi penganggaran

2
merupakan perubahan dari sistem anggaran tradisional (traditional budget system)

ke sistem anggaran berbasis kinerja (performance budget system) (Kartika, 2016).

Sistem anggaran tradisional bersifat tersentralisasi yaitu penyusunan anggaran

yang dilakukan secara terpusat, tidak adanya tolak ukur penilaian kinerja dalam

pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik serta adanya informasi yang tidak

memadai, sehingga dapat menimbulkan terjadinya budgetary slack. Sistem

anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan anggaran

tradisional dan menggunakan kinerja sebagai tolak ukur (Mahsun, dkk.,

2015:158).

Sistem anggaran berbasis kinerja merupakan proses pembangunan yang

efisien dan partisipatif dengan harapan dapat meningkatkan kinerja agen.

Anggaran daerah disusun eksekutif sebagai agen dan disahkan oleh legislatif

sebagai prinsipal. Namun, penilaian kinerja berdasarkan target anggaran akan

mendorong agen untuk melakukan budgetary slack demi jenjang karir yang lebih

baik di masa mendatang (Suartana, 2010:138). Pada dasarnya penganggaran

dibagi menjadi dua kategori yaitu penganggaran top-down dan bottom-up

(partisipasi). Proses penyusunan anggaran pemerintah menggunakan metode

buttom up. Buttom up merupakan metode penyusunan anggaran yang

dilaksanakan dari tingkat bawah ke tingkat yang paling atas atau puncak. Kartika

(2016) menyebutkan bahwa Proses penyusunan anggaran yang dilakukan

pemerintah disebut dengan Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)

yang dilakukan dari Musrenbang tingkat desa hingga Musrenbang tingkat

nasional (Pemerintah Pusat Jakarta). Tahapan Musrenbang sebagai berikut:

3
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

Pertama, Musrenbang yang dilakukan pada tingkat desa atau kelurahan

(Musrenbang Kelurahan) membicarakan mengenai kebutuhan yang diperlukan

masyarakat desa atau kelurahan tersebut untuk dapat direncanakan dan dibantu

dari pemerintah. Kedua, Musrenbang yang dilakukan pada tingkat Kecamatan

(Musrenbang Kelurahan) membicarakan mengenai kebutuhan yang diperlukan

masyarakat Kecamatan tersebut untuk dapat direncanakan dan dibantu dari

pemerintah. Ketiga, Musrenbang yang dilakukan pada tingkat kabupaten

(Musrenbang Kabupaten) yang membicarakan apakah permintaan dan keinginan

dari masyarakat sesuai dengan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Keempat, Musrenbang yang dilaksanakan pada tingkat Provinsi (Musrenbang

tingkat Provinsi) dilakukan untuk mengkaji apakah perencanaan yang dibuat oleh

masing-masing Kabupaten sesuai dengan visi misi Presiden serta apakah sesuai

dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) yang telah

disepakati. Keempat, Musrenbang yang dilakukan tingkat Nasional (Musrenbang

Nasional) merupakan musyawarah yang dilakukan untuk mengkaji ulang apa

yang telah dipersiapkan masing-masing Provinsi dan melihat kecukupan dana

publik yang tersedia.

Dalam proses penganggaran sektor publik khususnya organisasi

pemerintahan daerah, manajemen tingkat atas hingga tingkat bawah terlibat secara

langsung dalam penyusunan suatu anggaran dalam kurun periode tertentu. Bagi

setiap orang yang terlibat secara langsung dalam proses penyusunan tersebut

anggaran akan mempunyai dampak langsung yang akan dirasakan pada perilaku

penyusunnya. Perilaku yang timbul berupa perilaku positif dan negatif. Jika

4
perilaku yang muncul bersifat positif, maka visi dan misi organisasi bisa berjalan

dengan seimbang sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya jika perilaku

penyusunnya bersifat negatif, maka bisa menimbulkan budgetary slack

(Warindrani, 2006:99). Ajibolade, et al (2013) berpendapat semakin ketat sebuah

anggaran maka semakin kecil kemungkinan terjadinya budgetary slack,

sebaliknya jika anggaran disusun secara fleksibel maka kemungkinan terjadinya

budgetary slack akan semakin besar.

Senjangan (slack) adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya

diperlukan untuk efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya yang

lebih besar yang diperuntukkan bagi tugas tersebut (Ikhsan, dkk, 2011:176).

Menurut Suartana (2010:138) budgetary slack terjadi karena penentuan

pendapatan yang terlalu rendah (understated) dan biaya yang terlalu tinggi

(overstated). Hal ini dapat berdampak buruk pada organisasi sektor publik yaitu

terjadi kesalahan alokasi sumber daya dan bias dalam evaluasi kinerja agen

terhadap unit pertanggungjawabannya. Secara umum, senjangan anggaran

dipandang sebagai hambatan serius dalam penggunaan anggaran organisasi secara

efektif (Yilmaz et al, 2011).

Ditinjau dari teori agensi, proses penyusunan anggaran merupakan tindak

lanjut dari kontrak antara prinsipal dan agen (Parwati, dkk, 2015). Teori agensi

menjelaskan fenomena yang terjadi apabila atasan mendelegasikan

wewenangannya kepada bawahan (agent) untuk melakukan suatu tugas atau

otorisasi untuk membuat keputusan. Jika bawahan yang berpartisipasi dalam

proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal,

5
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk

membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering kali keinginan atasan tidak

sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik kepentingan. Hal ini dapat

terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian reward perusahaan

kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran. Bawahan cenderung

memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan

reward berdasarkan pencapaian anggaran tersebut. Kondisi ini jelas akan

menyebabkan terjadinya senjangan anggaran.

Pokok permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut, apakah

ketidakpastian karir memoderasi pengaruh asimetri informasi pada senjangan

anggaran, apakah ketidakpastian karir memoderasi pengaruh budget emphasis

pada senjangan anggaran, dan ap akah ketidakpastian karir memoderasi pengaruh

self esteem pada senjangan anggaran. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut. (1) untuk mendapatkan bukti empiris ketidakpastian karir memoderasi

pengaruh asimetri informasi pada senjangan anggaran (2) untuk mendapatkan

bukti empiris ketidakpastian karir memoderasi pengaruh budget emphasis pada

senjangan anggaran (3) untuk mendapatkan bukti empiris ketidakpastian karir

memoderasi pengaruh self esteem pada senjangan anggaran.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan

penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) kegunaan teoritis, memberikan

diharapkan dapat mendukung teori agensi yang berkaitan dengan asimetri

informasi, budget emphasis, self esteem, ketidakpastian karir, dan senjangan

anggaran (2) kegunaan praktis, memberikan kontribusi positif untuk penggunaan

6
teknologi informasi dalam profesi audit sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengembangkan teknologi informasi dimasa mendatang.

Landasan teori yang digunakan adalah teori agensi, Teori keagenan yang

dimaksudkan dalam praktik kesenjangan anggaran dipengaruhi oleh adanya

konflik kepentingan antara manajemen dengan pemilik yang timbul saat setiap

pihak berusaha untuk mencapai tingkat keberhasilan yang dikehendakinya.

Konflik yang dimaksud dapat dilihat dalam hal pemberian reward dari principal

kepada manajemen atas dasar pencapaian target anggaran di suatu perusahaan.

Dalam proses penyusunan anggaran perusahaan, manajer yang ikut berpartisipasi

cenderung akan memberikan informasi berbeda dari sumber daya yang

seharusnya, dengan cara meninggikan biaya dari yang seharusnya atau

menurunkan pendapatan dari yang seharusnya dapat dicapai oleh perusahaan. Hal

ini bertujuan agar target anggaran dapat dengan mudah dicapai sehingga manajer

akan mendapatkan kompensasi atau penghargaan (rewards). Kondisi demikian

jelas akan menimbulkan kesenjangan anggaran dalam suatu perusahaan. Menurut

perspektif teori keagenan, praktik senjangan anggaran dipengaruhi oleh adanya

konflik kepentingan antara manajemen yang bertindak sebagai agen dan pemilik

yang bertindak sebagai principal. Landasan teori selanjutnya yang digunakan

adalah dari teori maslow adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dari suatu

hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan

yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Robbins & Judge (2008:256),

bawahan yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi dan mengalami

ketidakpastian karir maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan

7
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

anggaran, oleh karena itu ketidakpastian karir diduga memperkuat pengaruh

negatif pada senjangan anggaran.

Bawahan yang memiliki informasi lebih besar dibandingkan atasannya

cenderung akan membuat senjangan anggaran, karena informasi yang diberikan

kepada atasanya cenderung bias, anggaran yang disusun berdasarkan informasi

yang bias tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka anggara tersebut

cenderung memiliki kesenjangan. Namun apabila bawahan yang memiliki

informasi lebih mengenai keadaan perusahaan yang sebenarnya tidak memiliki

keyakinan akan masa depan karirnya, maka bawahan cenderung memberikan

informasi kepada atasanya informasi yang sebenarnya karena apabila bawahan

membuat senjangan anggaran, dan anggaran tersebut mudah dicapai maka kinerja

atas pencapaian anggaran tersebut dianggap baik, karena karir bawahan yang

memiliki informasi lebih tentang perusahaan tidak pasti dan ada kemungkinan

bahwa posisinnya saat ini diisi oleh orang lain pada saat anggaran tersebut

terealisasi maka pencapaian kinerja yang dilihat berdasarkan anggaran tersebut

kemungkinan besar akan diperoleh orang lain yang akan menempati posisinya.

Bawahan yang memiliki asimetri informasi dan mengalami ketidakpastian atas

karirnya maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan anggaran, oleh

karena itu diduga bahwa ketidakpastian karir memperlemah pengaruh positif

antara asimetri informasi pada senjangan anggaran.

H1: Ketidakpastian karir Memperlemah Pengaruh Positif antara Asimetri


Informasi dengan Kesenjangan Anggaran.

8
Budget emphasis muncul sebagai akibat dari kumpulan kontrak antara

principal dan agen yang dijelaskan dalam teori agensi, budget emphasis

merupakan sebuah desakan dari atasan kepada bawahan untuk melaksanakan

anggaran dengan baik dan mencapai target anggaran (Jaya, 2013). Hal tersebut

bisa terjadi apabila penilaian kinerja bawahan sangat ditentukan oleh anggaran

yang telah disusun, maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya

dengan membuat anggaran mudah untuk dicapai dalam hal ini dengan melakukan

senjangan anggaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyani & Rahman

(2012), dan Maya dkk. (2012) menunjukkan bahwa budget emphasis memiliki

pengaruh yang signifikan pada senjangan anggaran, sehingga kesimpulannya

adalah budget emphasis diduga memiliki pegaruh positif pada senjangan

anggaran.

Budget emphasis merupakan pemberian reward atau penilaian kinerja bagi

bawahan berdasarkan pada pencapaian target anggaran atau apabila pimpinan

mempersepsikan bahwa kinerja dan penghargaannya dinilai berdasarkan pada

target anggaran yang dicapai. Para manajer yang tidak mampu mencapai target

anggaran akan menghadapi kemungkinan intervensi dari manajemen yang lebih

tinggi, kehilangan sumber daya organisasi, kehilangan bonus tahunan atau pada

titik yang paling ekstrim akan kehilangan pekerjaan. Dalam keadaan seperti ini

para manajer akan mencari cara untuk melindungi diri dari resiko tidak

tercapainya target anggaran. Salah satu cara perlindungan diri tersebut adalah

dengan menciptakan slack anggaran, dengan menetapkan anggaran yang mudah

dicapai seorang manajer akan terlihat mempunyai kinerja bagus di mata

9
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

pimpinanya. Namun apabila bawahan yang merasa tertekan akibat penilaian

kinerja dari tercapainya target anggaran pada saat realisasi anggaran tidak

memiliki keyakinan akan masa depan karirnya terutama pada saat terjadinya

realisasi anggaran, maka bawahan cenderung tidak membuat senjangan anggaran

karena bawahan merasa bahwa kompensasi atau reward atas pencapaian target

anggaran sebagai akibat dari tekanan anggaran belum tentu bawahan tersebut

yang merasakan karena adanya ketidakpastian karir pada saat terelasisai anggaran

tersebut.

Bawahan yang mengalami budget emphasis dan mengalami ketidakyakinan

atas karirnya maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan anggaran,

oleh karena itu diduga bahwa ketidakpastian karir memperlemah pengaruh positif

antara budget emphasis pada senjangan anggaran.

H2: Ketidakpastian karir Memperlemah Pengaruh Positif antara Budget emphasis

dengan Kesenjangan Anggaran.

Teori Kebutuhan Maslow (Marslow’s Need Hierarchy) menjelaskan bahwa

self esteem merupakan salah satu kebutuhan hirarki yang dimiki setiap manusia

yaitu bentuk kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan orang lain

(Gibson, et al, 1995). Sharma & Agarwala (2014) mengemukakan bahwa self

esteem adalah kepercayaan diri seseorang, kepuasan diri terhadap suatu hal dan

rasa menghormati diri sendiri. Orang yang mempunyai self esteem tinggi

cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang penting,

berpengaruh, dan berharga dalam suatu pekerjaan yang mereka lakukan.

Sebaliknya, orang yang memiliki self esteem rendah akan merasa tidak baik

10
dengan dirinya. Dengan demikian, jika seseorang merasa dirinya begitu penting,

berharga, dan berpengaruh maka akan timbul kepercayaan diri atas pekerjaan

yang dilakukannya karena apa yang dilakukannya berhasil dan menciptakan hasil

yang optimal (Kreitner & Kinicki, 2004).

Pegawai yang memiliki self esteem tinggi cenderung akan tidak melakukan

senjangan anggaran karena pegawai tersebut percaya dapat mencapai target yang

diberikan padanya, dan apabila pegawai tersebut mengalami ketidapastian karir

maka pegawai tersebut cenderung tidak melakukan senjangan anggaran karena

ketidakpastian masa depan karirnya terutama pada saat terjadinya realisasi

anggaran, maka bawahan cenderung tidak membuat senjangan anggaran karena

bawahan merasa bahwa dirinya mampu mencapai target anggaran tanpa

melakukan senjangan anggaran karena self esteem yang dimiliki dan pegawai

tersebut tidak akan rela membuat anggaran yang mudah pencapaiannya terlebih

belum tentu posisi yang saat ini ditempati akan ditempati pada saat realisasi

anggaran. Bawahan yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi dan mengalami

ketidakpastian karir maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan

anggaran, oleh karena itu ketidakpastian karir diduga memperkuat pengaruh

negatif pada senjangan anggaran.

H3: Ketidakpastian karir Memperkuat Pengaruh Negatif antara Self esteem dengan
Kesenjangan Anggaran.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif, yaitu

11
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2013). Desain penelitian ini dapat digambar G. 1

sebagai berikut.

Asimetri Informasi

Kesenjangan
Budget emphasis
Anggaran

Self Esteem
Ketidakpastian Karir

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Kabupaten Gianyar. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

sumber datanya adalah primer, dan objek penelitian dalam penelitian ini adalah

kesenjangan anggaran di OPD Kabupaten Gianyar.

Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel. Variabel independent

dalam penelitian ini adalah asimetri informasi (AI), budget emphasis (PA), dan

self esteem (SE). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesenjangan

anggaran, dan variabel moderasinya adalah ketidakpastian karir (KK).

Indrawati Yuhertiana (2009) menyatakan bahwa kesenjangan anggaran

adalah kecenderungan berperilaku tidak produktif dengan melebihkan biaya saat

seorang pegawai mengajukan anggaran belanja. Asimetri informasi diukur

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh (Supriyono dan Achmad,

12
2003). Ketidakpastian karir adalah tingkat keyakinan seseorang bahwa seoarng

individu akan tetap berada pada posisi yang sama ketika anggaran disusun dan

direalisasikan. Tingkat kepercayaan ini sangat mempengaruhi kemampuan

pengungkapan pada saat anggaran disusun (Widanaputra dan Mimba, 2014).

Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert empat poin, dimana

skala 4 poin (sangat setuju) sebagai skor tertinggi dan skala 1 poin (sangat tidak

setuju) untuk skor terendah.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat atau pegawai yang

terlibat langsung dalam proses penyusunan anggaran ke-OPD Kabupaten Gianyar.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, adapun kriteria

penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Telah menjabat

minimal 1 tahun sampai saat ini, 2) pegawai OPD Kabupaten Giayar sudah

menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Uji instrument dilakukan dalam penelitian ini dengan cara melakukan uji

validitas dan uji reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan valid jika nilai r pearson

correlation terhadap skor total diatas 0,30 (Sugiyono, 2013:178). Untuk menguji

validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for

Windows. Nilai suatu instrumen dikatakan realiabel bila nilai Cronbach’s Alpha

0,6. Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas dengan teknik analisis

dengan formula alpha cronbach dengan bantuan komputer.

Pada penelitian ini, seluruh variabel dideskripsikan dengan menggunakan

nilai minimum, maksimum, rata-rata untuk mengukur nilai sentral dari suatu

13
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

distribusi data dan simpangan baku yang merupakan perbedaan nilai data yang

diteliti dengan nilai rata-ratanya.

Uji asumsi klasik yang harus dilakukan terhadap data pada penelitian ini

adalah uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedasitas. Untuk mengetahui

distribusi data normal ataukah tidak, dapat dilakukan dengan menggunakan

Statistic Kolmogorov-Smirnov. Data populasi dikatakan berdistribusi normal jika

nilai koefisien Asymp.sig (2-tailed) >  = 0,05 (Ghozali, 2013:160). Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013:105). Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

asimetri informasi, budget emphasis, self esteem, pada kesenjangan anggaran

dengan ketidakpastian karir sebagai pemoderasi. Adapun persamaan regresinya

adalah sebagai berikut:

Y= α + β₁X1+ β₂X2 + β3X3 + β4X4 + β4(X1. X4) + β5(X2. X4) + β6(X3. X4) + e…...

(1)

Keterangan:

Y = Kesenjangan anggaran
α = Konstanta
β1-β6 = Koefisien regresi
X1 = Asimetri Informasi
X2 = Budget emphasis
X3 = Self esteem
X4 = Ketidakpastian karir
(X1. X4) = Interaksi antara asimetri informasi dengan ketidakpastian karir

14
(X2. X4) = Interaksi antara budget emphasis dengan ketidakpastian karir
(X3. X4) = Interaksi antara self esteem dengan ketidakpastian karir
e = Error

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ikhsan, 2008:249). Pengujian

signifikansi secara simultan menggunakan uji F, dalam penelitian ini uji F

digunakan untuk menguji kelayakan model penelitian. Menurut Ghozali

(2013:98). Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh masing-masing

variabel indenpenden secara parsial terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013:98).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dikumpulkan dengan menyebar kuesioner ke 40 OPD di Kabupaten

Ginyar, jumlah seluruh pegawai di OPD Kabupaten Gianyar sebanyak 6541

pegawai, penelitian ini menetapkan 2 bagian yang akan dijadikan sampel yaitu

bagian keuangan dan bagian perencanaan & umum masing-masing OPD

Kabupaten Gianyar, kuesioner yang disebar 80 eksemplar, namun setelah kembali

sampel yang memenuhi dengan kriteria pemeilihan sampel yang sudah ditetapkan

maka sampel yang dapat memenuhi kriteria tersebut sebanyak 67 responden.

Tabel 2.
Hasil Uji Validitas

Variabel Kode Pearson Keterangan


Instrumen Correlation
Asimetri Informasi X1.1 0,845 Valid
(X1) X1.2 0,889 Valid
X1.3 0,796 Valid
X1.4 0,829 Valid

15
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

X1.5 0,943 Valid


X1.6 0,827 Valid
Budget Emphasis X2.1 0,879 Valid
(X2) X2.2 0,872 Valid
X2.3 0,855 Valid
X2.4 0,781 Valid
X2.5 0,799 Valid
X2.6 0,770 Valid
Self Esteem X3.1 0,681 Valid
(X3) X3.2 0,616 Valid
X3.3 0,562 Valid
X3.4 0,703 Valid
X3.5 0,384 Valid
X3.6 0,728 Valid
X3.7 0,515 Valid
X3.8 0,387 Valid
X3.9 0,469 Valid
X3.10 0,629 Valid
Ketidakpastian Karir X4.1 0,921 Valid
(X2) X4.2 0,966 Valid
X4.3 0,937 Valid
X4.4 0,975 Valid

Senjangan Anggaran Y.1 0,765 Valid


(Y) Y.2 0,735 Valid
Y.3 0,765 Valid
Y.4 0,825 Valid
Y.5 0,887 Valid
Y.6 0,683 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel 3.
Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Keterangan


Alpha
1 Asimetri Informasi (X1) 0,870 Reliabel
2 Budget Emphasis (X2) 0,906 Reliabel
3 Self Esteem (X3) 0,720 Reliabel
2 Ketidakpastian Karir (X4) 0,963 Reliabel
3 Senjangan Anggaran (Y) 0,870 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Dilihat dari hasil uji reliabilitas, Nilai suatu instrumen dikatakan realiabel

bila nilai Cronbach’s Alpha 0,6. Berdasarkan Tabel 3 menjelaskan bahwa

16
seluruh instrumen penelitian yang digunakan yaitu asimetri informasi, budget

emphasis, self esteem, ketidakpastian karir dan kesenjangan anggaran memiliki

koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

Tabel 4.
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized
Residual
N 67
Kolmogorov-Smirnov Z 0,210
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini memiliki distribusi normal, karena Kolmogorov-Smirnov Z

yang dimiliki lebih besar dari alpha 0,05.

Tabel 5.
Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF


Asimetri Informasi (X1) 0,832 1,848
Penekanan Anggaran (X2) 0,988 1,417
Self Esteem (X3) 0,743 1,016
Ketidakpastian Karir (X4) 0,351 1,621
(X1* X4) 0,221 1,628
(X2* X4) 0,258 1,156
(X3* X4) 0,928 1,570
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai tolerence masing-masing

variabel lebih besar dari 10% dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat

17
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas dan dapat

digunakan dalam penelitian.

Tabel 6.
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig. Keterangan


Asimetri Informasi (X1) 0,075 Bebas Heteroskedasitas
Penekanan Anggaran (X2) 0,750 Bebas Heteroskedasitas
Self Esteem (X3) 0,088 Bebas Heteroskedasitas
Ketidakpastian Karir (X4) 0,057 Bebas Heteroskedasitas
(X1* X4) 0,177 Bebas Heteroskedasitas
(X2* X4) 0,917 Bebas Heteroskedasitas
(X3* X4) 0,195 Bebas Heteroskedasitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai sig. masing-masing variabel

lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel tersebut bebas heteroskedastisitas.

Analisis regresi linear berganda diolah dengan bantuan software SPSS for

Windows dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 10.
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Unstandardized Standardized T Sig


Coefficient Coefficient
B Std. Error Beta
Constant 23,244 3,633 6,398 0,000
X1 1,314 0,194 2,120 6,784 0,000
X2 0,477 0,120 0,758 3,987 0,000
X3 -1,419 0,145 -1,457 -9,778 0,000
X4 -0,292 0,110 -0,383 -2,646 0,010
(X1* X4) -0,148 0,023 -0,508 -6,460 0,000
(X2* X4) -0,024 0,011 -0,487 -2,088 0,041
(X3* X4) 0,126 0,015 2,909 8,669 0,000
Adjusted Rsquare : 0,791
Fhitung : 36,712
Sig. Fhitung : 0,000
Sumber : Data Diolah,, 2018

18
Berdasarkan Tabel 7 tersebut dapat dibuat persamaan sebagai berikut.

Y = 23,24 + 1,31X1 + 0,48X2 – 1,42X3 – 0,292X4 – 0,148(X1*X4) – 0,024(X2*X4)

+ 0,126(X3*X4) + e........................................................................ (2)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut.

Nilai konstanta sebesar 23,24 menunjukan bahwa nilai asimetri informasi, budget

emphasis, self esteem, ketidakpastian karir sama dengan nol, maka senjangan

anggaran akan cenderung mengalami suatu peningkatan. Nilai koefisien regresi

asimetri informasi (β1) sebesar 1,31 menunjukan bila asimetri informasi meningkat

satu satuan, maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami suatu

peningkatan dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol. Nilai koefisien

regresi budget emphasis (β2) sebesar 0,48 menunjukan bila budget emphasis

meningkat satu satuan, maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami

suatu peningkatan dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol. Nilai

koefisien regresi self esteem (β3) sebesar -1,42 menunjukan bila slef esteem

meningkat satu satuan, maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami

suatu penurunan dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol. Nilai koefisien

regresi ketidakpastian karir (β4) sebesar -0,292 menunjukan bila ketidakpastian

karir meningkat satu satuan, maka senjangan anggaran akan cenderung

mengalami suatu penurunan dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol.

Nilai koefisien regresi interaksi antara asimetri informasi dengan

keidakpastian peran (β5) sebesar -0,148 menunjukan bila interaksi antara asimetri

informasi dengan ketidakpastian karir meningkat satu satuan, maka pengaruh asimetri

informasi pada senjangan anggaran cenderung akan mengalami penurunan dengan

19
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

asumsi variabel lainnya sama dengan nol. Nilai koefisien regresi interaksi antara

budget emphasis dengan keidakpastian peran (β6) sebesar -0,024 menunjukan bila

interaksi antara budget emphasis dengan ketidakpastian karir meningkat satu satuan,

maka pengaruh budget emphasis pada senjangan anggaran cenderung akan

mengalami penurunan dengan asumsi variabel lainnya sama dengan nol. Nilai

koefisien regresi interaksi antara selft esteem dengan keidakpastian peran (β6)

sebesar 0,13 menunjukan bila interaksi antara selft esteem dengan ketidakpastian karir

meningkat satu satuan, maka pengaruh selft esteem pada senjangan anggaran

cenderung akan mengalami peningkatan dengan asumsi variabel lainnya sama

dengan nol.

Pada Tabe 7 menunjukan bahwa besarnya adjusted R2 adalah 0,791. Hal ini

menunjukan bahwa 79,1% variasi senjangan anggaram dapat dijelaskan oleh

variabel asimetri informasi, budget emphasis, self esteem, dan ketidakpastian

sedangkan sisanya sebesar 20,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Tabel 7 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 36,71 dengan nilai signifikan F

atau p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Artinya variabel

asimetri informasi, budget emphasis, self esteem, ketidakpastian karir, interaksi

asimteri informasi dengan ketidakpastian karir, interaksi budget emphasis dengan

ketidakpastian karir, interaksi self esteem dengan ketidakpastian karir secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh pada kinerja perusahaan.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual atau sendiri-sendiri dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Data selengkapnya dapat dilihat pada

20
Tabel 7, variabel interaksi antara asimetri informasi (X1) dengan ketidakpastian

karir (X4) memiliki koefisien moderat sebesar – 0,148 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Angka sig t lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan

H1 diterima. Koefisien regresi variabel asimetri informasi sebesar 1,314 dengan

tingkat signifikansi 0,000 sehingga asimetri informasi memiliki pengaruh positif

pada senjangan anggaran. Semakin tinggi tingkat asimetri informasi maka

senjangan anggaran akan semakin meningkat, oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya ketidakpastian karir akan memperlemah hubungan antara

asimetri informasi dengan senjangan anggaran.

Variabel interaksi antara budget emphasis (X2) dengan ketidakpastian karir

(X4) memiliki koefisien moderat sebesar – 0,024 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,041. Angka sig t lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan

H2 diterima. Koefisien regresi variabel budget emphasis sebesar 0,477 dengan

tingkat signifikansi 0,000 sehingga budget emphasis memiliki pengaruh positif

pada senjangan anggaran. Semakin tinggi tingkat budget emphasis maka

senjangan anggaran akan semakin meningkat, oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya ketidakpastian karir akan memperlemah hubungan antara

budget emphasis dengan senjangan anggaran.

Variabel interaksi antara self esteem (X3) dengan ketidakpastian karir (X4)

memiliki koefisien moderat sebesar 0,126 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000. Angka sig t lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan H3

diterima. Koefisien regresi variabel self esteem sebesar -1,419 dengan tingkat

signifikansi 0,000, sehingga self esteem memiliki pengaruh negatif pada

21
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

senjangan anggaran. Semakin tinggi tingkat self esteem maka senjangan anggaran

akan semakin menurun, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

ketidakpastian karir akan memperkuat hubungan antara selft esteem dengan

senjangan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Koefisien regresi asimetri

informasi memiliki tanda positif, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi

tingkat asimetri informasi maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami

peningkatan. Koefisien moderat interaksi antara asimetri informasi dengan

ketidakpastian karir memiliki tanda negatif dan signifikan nilai t yaitu lebih kecil

dibandingkan nilai α. Artinya bahwa hipotesis pertama yang menyatakan

ketidakpastian karir memoderasi pengaruh asimteri nformasi pada senjangan

anggaran dapat diterima.

Saad (2002) menjelaskan bahwa senjangan informasi yang dimiliki oleh

bawahan biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya sendiri atau

mengamankan posisinya dalam pencapaian target tertentu, oleh karena itu dalam

pertukaran informasi antara atasan dan bawahan biasanya bawahan memberikan

informasi yang tidak sebenarnya atau bias. Pernyataan serupa juga dikemukakan

oleh Rumana (2013) yang melakukan penelitian mengenai asimetri informasi pada

senjangan anggaran, dimana hasil penelitian menunjukan bahwa asimeteri

informasi memiliki pengaruh positif pada senjangan anggaran, dengan adanya

senjangan informasi antara bawahan dan atasan akan lebih cenderung

menimbulkan senjangan anggaran.

22
Informasi yang lebih besar dimiliki oleh bawahan dibandingkan atasannya

cenderung akan membuat senjangan anggaran, karena informasi yang diberikan

kepada atasanya cenderung bias, anggaran yang disusun berdasarkan informasi

yang bias tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya maka anggara tersebut

cenderung memiliki kesenjangan. Namun apabila bawahan yang memiliki

informasi lebih mengenai keadaan perusahaan yang sebenarnya tidak memiliki

keyakinan akan masa depan karirnya, maka bawahan cenderung memberikan

informasi kepada atasanya informasi yang sebenarnya karena apabila bawahan

membuat senjangan anggaran, dan anggaran tersebut mudah dicapai maka kinerja

atas pencapaian anggaran tersebut dianggap baik, karena karir bawahan yang

memiliki informasi lebih tentang perusahaan tidak pasti dan ada kemungkinan

bahwa posisinnya saat ini diisi oleh orang lain pada saat anggaran tersebut

terealisasi maka pencapaian kinerja yang dilihat berdasarkan anggaran tersebut

kemungkinan besar akan diperoleh orang lain yang akan menempati posisinya.

Bawahan yang memiliki asimetri informasi dan mengalami ketidakpastian atas

karirnya maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan anggaran, oleh

karena itu ketidakpastian karir memperlemah hubungan positif antara asimetri

informasi dengan senjangan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan koefisien regresi budget emphasis

memiliki tanda positif, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat

budget emphasis maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami

peningkatan. Koefisien moderat interaksi antara budget emphasis dengan

ketidakpastian karir memiliki tanda negatif dan tingkat signifikan nilai t yaitu

23
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

lebih kecil dibandingkan nilai α. Artinya bahwa hipotesis kedua yang menyatakan

ketidakpastian karir memoderasi pengaruh budget emphasis pada senjangan

anggaran dapat diterima.

Jaya (2013) menjelaskan bahwa kumpulan kontrak antara principal dan

gen menimbulkan suatu budget emphasis, teori agensi menjelaskan bahwa budget

emphasis merupakan suatu desakan dari atasan kepada bawahan untuk

melaksanakan anggaran dengan baik dan mencapai target anggaran. Apabila suatu

kinerja pegawai sangat ditentukan oleh suatu pencapaian anggaran yang telah

disusun, maka bawahan yang ditarget dengan anggaran sebagai penilaian kinerja

akan berusaha mencapai target anggaran agar mencapai anggaran yang sudah

ditentukan dengan cara membuat senjangan anggaran, sehingga pegawai akan

lebih mudah mencapai target anggaran dan kinerjanya pun terlihat baik.

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh peneliti Mulyani & Rahman (2012),

dan Maya dkk. (2012) yang menyatakan bahwa budget emphasis memiliki

pengaruh yang signifikan pada senjangan anggaran, sehingga kesimpulannya

adalah budget emphasis diduga memiliki pegaruh positif pada senjangan

anggaran.

Pemberian reward atas pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan

sebelumnya merupakan suatu tujuan pegawai agar kinerjanya terlihat baik dan

mendapatkan kompensasi yang telah dijanjikan dalam pencapaian target. Target

anggaran yang tidak tercapai oleh pegawai akan memberikan dampak yang cukup

serius yaitu kompensasi tidak dapat diperoleh, jabatan yang menjadi pertaruhan

karena kemungkinan untuk diganti dengan pegawai yang lebih kompeten

24
dibidangnya, maka dari itu para pegawai lebih cenderung akan membuat

senjangan anggaran karena dirasa dapat melindungi posisinya dan mencapai target

yang diharapkan oleh pegawai. Anggaran yang dibuat mudah akan lebih mudah

untuk dicapai, sehingga kinerja pegawai terlihat baik atau meningkat terlihat dari

pencapaian anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Namun apabila bawahan yang merasa tertekan akibat penilaian kinerja dari

tercapainya target anggaran pada saat realisasi anggaran tidak memiliki keyakinan

akan masa depan karirnya terutama pada saat terjadinya realisasi anggaran, maka

bawahan cenderung tidak membuat senjangan anggaran karena bawahan merasa

bahwa kompensasi atau reward atas pencapaian target anggaran sebagai akibat

dari tekanan anggaran belum tentu bawahan tersebut yang merasakan karena

adanya ketidakpastian karir pada saat terelasisai anggaran tersebut. Bawahan yang

mengalami budget emphasis dan mengalami ketidakyakinan atas karirnya maka

bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan anggaran, oleh karena itu

diduga bahwa ketidakpastian karir memperlemah pengaruh positif antara budget

emphasis pada senjangan anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koefisien regresi self esteem

memiliki tanda negatif, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat

self esteem maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami penurunan.

Koefisien moderat interaksi antara self esteem dengan ketidakpastian karir

memiliki tanda positif dan signifikan nilai t yaitu lebih kecil dibandingkan nilai α.

Artinya bahwa hipotesis kedua yang menyatakan ketidakpastian karir memoderasi

pengaruh self esteem pada senjangan anggaran dapat diterima.

25
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

Sharma & Agarwala (2014) menjelaskan bahwa self esteem merupakan

kepercayaan diri seseorang, kepuasan diri terhadap suatu hal dan rasa

menghormati diri sendiri. Orang yang mempunyai self esteem tinggi cenderung

memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang penting, berpengaruh, dan

berharga dalam suatu pekerjaan yang mereka lakukan. Sebaliknya, orang yang

memiliki self esteem rendah akan merasa tidak baik dengan dirinya. Kreitner &

Kinicki (2004) menjelaskan bahwa seseorang yang merasa dirinya begitu penting,

berharga, dan berpengaruh maka akan timbul kepercayaan diri atas pekerjaan

yang dilakukannya karena apa yang dilakukannya berhasil dan menciptakan hasil

yang optimal.

Pegawai yang memiliki self esteem tinggi cenderung akan tidak melakukan

senjangan anggaran karena pegawai tersebut percaya dapat mencapai target yang

diberikan padanya, dan apabila pegawai tersebut mengalami ketidapastian karir

maka pegawai tersebut cenderung tidak melakukan senjangan anggaran karena

ketidakpastian masa depan karirnya terutama pada saat terjadinya realisasi

anggaran, maka bawahan cenderung tidak membuat senjangan anggaran karena

bawahan merasa bahwa dirinya mampu mencapai target anggaran tanpa

melakukan senjangan anggaran karena self asteem yang dimiliki dan pegawai

tersebut tidak akan rela membuat anggaran yang mudah pencapaiannya terlebih

belum tentu posisi yang saat ini ditempati akan ditempati pada saat realisasi

anggaran. Bawahan yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi dan mengalami

ketidakpastian karir maka bawahan cenderung akan tidak membuat senjangan

26
anggaran, oleh karena itu ketidakpastian karir diduga memperkuat pengaruh

negatif pada senjangan anggaran.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut ketidakpastian karir memperlemah hubungan positif

antara asimteri informasi dengan senjangan anggaran pada OPD di Kabupaten

Gianyar. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tinggkat ketidakpastian karir

yang dimiliki oleh pegawai dan pegawai tersebut memiliki informasi yang lebih

dibandingkan atasannya maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami

penurunan. Ketidakpastian karir memperlemah hubungan positif antara budget

emphasis dengan senjangan anggaran pada OPD di Kabupaten Gianyar. Hal ini

menunjukan bahwa semakin tinggi tinggkat ketidakpastian karir yang dimiliki

oleh pegawai dan pegawai tersebut mengalami budget emphasis maka senjangan

anggaran akan cenderung mengalami penurunan. Ketidakpastian karir

memperkuat hubungan negatif antara self esteem dengan senjangan anggaran pada

OPD di Kabupaten Gianyar. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tinggkat

ketidakpastian karir yang dimiliki oleh pegawai dan pegawai tersebut memilik self

esteem maka senjangan anggaran akan cenderung mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas, menjelaskan bahwa

asimetri informasi dan budget emphasis meningkatkan suatu senjangan anggaran

pada OPD di Kabupaten Gianyar, maka dari itu asimetri informasi atau senjangan

informasi yang terjadi antara bawahan dengan atasan sebaiknya diminimalisir

dengan cara membangun suatu komunikasi dua arah, sehingga senjangan

informasi antara atasan dan bawahan cenderung lebih rendah dan kemungkinan

27
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

akan terjadi senjangan anggaran akan lebih rendah dan untuk budget emphasis

sebaiknya organisasi tidak melakukan penilaian kinerja pegawai hanya dari

pencapaian target anggaran yang telah disusun dan menambahkan faktor-faktor

pendukung dalam penilaian kinerja pegawai, meskipun dengan adanya

ketidakpastian karir dapat memperlemah terjadi senjangan anggaran, namun untuk

mengantisipasi terjadinya senjangan anggaran. Penelitian selanjutnya disarankan

agar dapat menambah variabel lain baik sebagai variabel moderasi ataupun

variabel independen, dan memperluas sampel penelitian sehingga hasil penelitian

dapat menggeneralisir populasi penelitian.

REFERENSI

Anthony, Robert N., dan V. Govindarajan. 2007. Management Control System.


Jakarta : Salemba Empat.

Anggraeni, Anisa. 2016. Pengaruh Self Esteem, Etika, Skema Kompensasi slack
Inducing dan Truth Incuding serta Asimetri Informasi Terhadap Budgetary Slack.
E-Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta. 12 (2), 115-125.

Anggasta & Henny Murtini. 2014. Pengaruh Senjangan Anggaran dengan


Asimetri Informasi Sebagai Pemoderasi (Studi Pada OPD Kota Semarang). Jurnal
Akuntansi Universitas Negeri Semarang. 3(1), ISNN: 2252-6765.

Ajibolade, Solabomi O., & Opeyemi Kehinde A. 2013. The Influence of Opeyemi
Kehinde A. 2013. The Influence of Organisational Culture and Budgetary
Participation on Propensity to Create. British Journal of Arts and Social Sciences,
13 (1), 69-83.

Ardanari, Ayu & Putraz. 2014. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Asimetri


Informasi, Self Esteem dan Budget emphasis pada Budgetary Slack. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Bali. 7 (3), 700-715.

Armaeni. 2012. Analisis Partisipasi Anggaran, Budget emphasis, Informasi


Asimetri terhadap Senjangan Anggaran (Studi Pada OPD Pemerintah Kabupaten
Pinrang). E-Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makasar.

Asak, P. R.A. 2014. Kemampuan Asimetri Informasi, Ketidakpastian

28
Lingkungan, Budget Emphasis, dan Kapasitas Individu sebagai Variabel
Moderasi Terhadap Partisipasi Anggaran Pada Budgetary Slack (Studi Kasus
Pada SKPD Di Kabupaten Bandung). Tesis. Universitas Udayana

Aprila, Nila & Selvi Hidayani. 2012. The Effect Of Budgetary Participation,
Asymmetry Information, Budget Emphasis And Comitment Organization To
Budgetary Slack At Skpd Governmental Of Bengkulu City. Proceeding The 13th
Malaysia Indonesia Conference on Economics, Management and Accounting. Pp:
617-628.

Chow, C.W., Cooper, J.C. & Waller W.S. 1988. Participative Budgeting effect of
a Truth-Inducing pay Scheme and Information Asymmetry on slack performance,
The Accounting Review. 63, 111-122.

Coopersmith. 1990. The Antecendents of Self Esteem. USA. W.H Freeman and
Company.

Dunk, Alan S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry
on The Relation Between Budgetary Participation and Slack. The Accounting
Review, pp: 400-410.

Falikhatun. 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, dan Group


Cohesiveness dalam Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary
Slack. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. 6(2), pp:207-221.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19 edisike 5. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gibson, Ivancevicg & Donnelly. 1995. Organisasi dan Manajemen, Edisi ke


empat, Jakarta : Erlangga.

Grediani, Evidan Sugiri, Slamet. 2010. Pengaruh Tekanan Ketaatan dan


Tanggung Jawab Persepsian pada Penciptaan Budgetary Slack. Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwekerto. 24 (3), 143-153.

Govindarajan, V. 1986. Impact Of Participation In The Budgetary Process On


Management Attitudes And Performance : Universalistic And Contigency
Perspectives. Decision Sciences. 496 –516.

Hansen & Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen, Edisi 8, Jakarta, Penerbit


Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan


Pengalaman-pengalaman. Edisi 5. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Hogg, M.A. & Vaughan, G.M. 2002. Social psychology (3rd ed). London:

29
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

Prentice-Hall.

Hsiu. Chia. & Shu. 2005. A Grounded Analysis of Career Uncertainty Perceived
by College Students in Taiwan. Riview Journal The Career Development
Quarterly. 54,16-174.

Ikhsan, Arfan & Ishak, Muhamad. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:


Salemba Empat.

Indrawati Yuhertiana. 2009. Menggali Peluang Baru Penelitian di Ranah


Akuntansi Keperilakuan Sektor Publik. Seminar Nasional. Fakultas Ekonomi
UPN Veteran Jawa Timur.

Ivan Budi Yuwono. 1999. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian


Lingkungan Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan
Anggaran. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 1 (1), pp 37-55.

Jensen, M. C. & Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial


Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics,Oktober, 1976, V, 3, No. 4. Pp: 305-360.

Kartika. 2016. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Job Relevant Information,


Kejelasan Sasaram Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Kapasitas
Individu pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Vol. 17 (2). 852-884.

Karsam. 2013. The Influence of Participation in Budgeting on Budgetary Slack


with Information Asymetry as a Moderating Variable and Its Impact on the
Managerial Performance (A Study on Yayasan Pendidikan dan Koperasi in the
Province of Banten, Indonesia). International Journal of Applied Finance and
Business Studies. 1(I). Hlm. 28-38.

Kartiwa, H.A. 2004. Proses Penyusunan Anggaran (APBD) dan Arah Kebijakan
Umum. Makalah. Sukabumi.

Kreitner, R., Kinicki, A, Early Suandi. 2004. Perilaku Organisasi. Jakarta:


Salemba Empat

M. Faruq, Dwi Jaya. 2013. The Effects of Budget Participation, Asymmetric


Information, Budget Emphasis, and Organizational Commitment On Budgetary
Slack In Pemerintah Kota Pasuruan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya, 1(1): 23-34.

M. Nafarin. 2009. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

30
Mahsun, Moh, Firma Sulistiyowati, & Heribertus A.P. 2015. Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.

Marcia,J. 1966. Development and validation of ego - identity status. Journal of


Personality and Social Psychology. (3), 551-558.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Maya, Yuliusman, & Wirmie. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget


Emphasis, dan Locus of Control terhadap Slack Anggaran. E-Jurnal Binar
Akuntansi. Vol. 1. No.1.

Messier, W. F., Glover, S. M., &Prawitt, D.F. 2006. Auditing & Assurance
Service: A Systematic Approach (4th ed). New York: McGraw-Hill.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisike 3. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Mulyani, Sri dan Firdaus A. Rahman. 2012. Pengaruh Partisipasi Penganggaran,


Tekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kompleksitas Tugas terhadap
Slack Anggaran pada Perbankan di Pekanbaru. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan
Akuntansi. Vol. 18. No. 1.

Nugraheni, Tri Siwi & Slamet Sugiri. 2004. Pengaruh Reputasi, Etika dan Self
Esteem Subordinat terhadap Budgetary Slack di bawah Asimetri Informasi. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 19. No.4: 375-388

Ompusunggu, Krisler Bornadi & Icuk Rangga Bawono. 2006. Pengaruh


Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information terhadap Asimetri Informasi.
Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Pp: 1-27.

Ozer, G., & Yilmaz, E. 2011. Effects of procedural justice perception, budgetary
control effectiveness and ethical work climate on propensity to create budgetary
slack. Business and Economics Research Journal. 2(4), pp: 1-18.

P. Robbins, Stephen. 2008. Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku


Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta :
Salemba Empat

Parwati, Sayu M., Budiasih, & Putra Astika. 2015. Perilaku Opurtunistik
Penyusun Anggaran. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 10 (2), pp: 127-133.

Pello, Elizabeth Vyninca. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi dan Locus Of


Control pada Hubungan Antara Penganggaran Partisipatif dengan Senjangan
Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6 (2), pp: 287-305.

31
Sang Ayu Made Griya Astini dan Ni Putu Sri Harta Mimba . Pengaruh Asimetri…

Purgianto, Eko. 2009. Analisis Pengaruh Strategi Institusi, Tekanan Anggaran,


dan Conflict of Interest terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Vol:5. No. 5.

Roudhiah, Noor., Rozita amiruddin, & Sofiah Md Auziar. 2014. Impact Of


Organisational Factors On Budgetary Slack. Synergizing Knowledge on
Management and Muamalah (E-ISBN: 978-983-3048-92-2).

Rukmana, Paingga DB. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Asimetri


Informasi Terhadap Timbulnya Budget Slack (Studi Empiris Pada Pemerintah
Kota Padang). Jurnal Akuntansi Keuangan. 1(1).

Saad Saleh Al-Rwita. 2002. Budgetary slack: The Effects of Truth-Inducing


Schemes on Slack and Performance. Economics and Administratiom Journal, 16
(2).

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Canada:


Prentice Hall.

Stephen P.Robbins, Timothy, A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi 12 Buku


1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sharma, S., & Agarwala, S. 2014. Self esteem and collective self-esteem as
predictors of depression. Journal of Behavioural Sciences. Vol 24 (1), 21-28.

Schiff, M. & Lewin, A.Y. 1970. The Impact of People Budgets. The Accounting
Review 45. April. pp. 259-268.

Shim, Jae K., & Joe G. Siegel. 2000. Budgeting. Jakarta: Erlangga.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi..


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sujana, I. K. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Budget emphasis,


Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian Lingkungan
Terhadap Budgetary Slack. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5 No. 2.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Sugiwardani, Resti. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi


Asimetri, Budaya, dan Komitmen Organisasi terhadap Budgetary Slack. Tesis.
Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

32
Supriyono, R.A & Achmad Syakhroza. 2003. Peran Asimetri Informasi dan
Peresponan Keinginan Sosial sebagai Variabel Moderating Hubungan antara
Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi VI. 955 -970.

Tri Siwi Nugraheni & Slamet Sugiri. 2004. Pengaruh Reputasi, Etika, dan Self
Esteem Subordinat terhadap Budgetary Slack Di Bawah Asimetri Informasi.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 19 (4), pp: 375-388.

Triana, M., Yuliusman, & Putra, W. E. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran,


Budget Emphasis, dan Locus of Control Terhadap Slack Anggaran. E-Jurnal
Binar Akuntansi. Vol. 1 No. 1

Weiten, W. & Lloyd, M.A. 2006. Psychology Applied Modern Life: Adjustment In
The 21st Century. (8th Ed.). California: Thomson Higher Education.

Wenny Sugianto. 2012. Pengaruh Budgetary Participation, Information


Asymmetry, Budget Emphasis, dan Self Esteem Terhadap Budgetary Slack. E-
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Widanaputra, A., A., & Mimba, N., P., S., H. 2014. The Influence of Participative
Budgeting on Budgetary Slack in Composing Local Governments Budget in Bali
Province. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

Young, S.M. 1985. Participative Budgeting: The Effect of Risk Aversion and
Assymetric Information on Budgetary Slack. Journal of Accounting Research,
Vol. 23: 829-842.

33

Anda mungkin juga menyukai