Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH KEUANGAN NEGARA

“Penganggaran Sektor Publik”

Di susun oleh:

DANIEL JEMBRIS REYNALDO RANTUNG

19081101091

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan
makalah Penganggaran Sektor Publik dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Keuangan Negara yang disusun dari data-data
yang diperoleh dari berbagai refrensi.
Makalah ini dapat saya selesaikan karena mendapat bantuan atau dorongan dari
berbagai pihak, maka tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang
telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
serta menambah wawasan kita mengenai Penganggaran Sektor Publik. Saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, saya terima dengan tangan terbuka
karena saya merasa bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Manado, 14 November 2022

Penulis

Daniel J. R. Rantung
PENDAHULUAN

Semua organisasi baik swasta maupun sektor publik didirikan untuk mencapai satu
atau lebih dari tujuan yang ada. Pemerintah memiliki banyak fungsi dan tujuan yang harus
dicapai seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Sektor swasta dan
sektor publik sama-sama memiliki keterbatasan sumber daya untuk mencapai tujuannya.
Indikator kinerja yang menjadi pertanggungjawaban manajemen di sektor swasta adalah
keuntungan, sementara di sektor publik adalah tujuan dari pemberian dan penggunaan dana
yang diberikan oleh publik.

Adanya keterbatasan sumber daya tersebut, tidak mungkin untuk menyatakan hanya
tujuan akhir tanpa membuat rencana untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Keputusan harus
dibuat terkait keputusan atas perencanaan dan keputusan atas pengendalian. Agar
perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan dengan baik maka perlu ada informasi yang
mendukung perencanaan dan pengendalian tersebut. proses akuntansi manajemen merupakan
proses yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tersebut.

The Chartered Institute of Management Accountant menjelaskan bahwa akuntansi


manajemen menjelaskan tentang partisipasi dalam proses perencanaan pada tingkatan
strategis dan operasional, pembuatan dari panduan untuk keputusan manajemen, dan
memberikan kontribusi kepada pengawasan dan pengendalian kinerja, melalui pembuatan
laporan atas kinerja organisasi. Proses akuntansi manajemen merupakan integrasi yang tidak
terpisahkan antara perencanaan dan pengendalian.

Setelah tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental telah diidentifikasi, proses
manajemen strategis dapat dipergunakan kemudian untuk menentukan strategi dan tindakan
yang diperlukan dalam implementasinya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tahapan
perencanaan operasional. Tujuannya adalah untuk menurunkan tujuan dan sasaran dasar
dalam beberapa target untuk dicapai. Rencana operasional biasanya meliputi periode waktu
untuk jangka pendek atau jangka menengah dan dapat dinyatakan baik secara finansial
maupun non finansial. Penggunaan indikator kinerja dan target yang bersifat non finansial
menjadi semakin penting dalam perencanaan operasional. Setelah aktivitas jangka pendek
yang perlu dilakukan telah teridentifikasi, mereka lalu dinyatakan secara finansial. Tahap ini
disebut dengan tahap penganggaran.
Makalah berjudul “Penganggaran Sektor Publik” saya ajukan dengan tujuan untuk
memperdalam pengetahuan tentang anggaran sektor publik bagi pembaca serta saya sendiri
sebagai mahasiswa. Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi : konsep
anggaran, peran penting dan pengertian anggaran, fungsi anggaran sektor publik, jenis-jenis
anggaran sektor publik, prinsip-prinsip anggaran sektor publik, proses penyusunan anggaran,
dan prinsip-prinsip pokok siklus anggaran. Besar harapan makalah ini dapat menjadi salah
satu referensi dan sumber pembelajaran yang efektif bagi pembaca sekalian.

Konsep Anggaran Sektor Publik

Proses penyusunan anggaran seringkali menjadi isu penting yang menjadi sorotan
masyarakat. Contohnya saja Pidato Presiden setiap bulan Agustus mengenai Nota Keuangan
dan Rancangan APBN. Peristiwa ini selalu menjadi indikator perekonomian negara selama
satu tahun ke depan. Dan seringkali APBN menjadi alat politik.

Menurut Governmental Accounting Standarts Board (GASB), anggaran/budget


merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran dan sumber
pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Dalam
sektor publik, anggaran menjadi rahasia publik yang wajib untuk dikritik dan didiskusikan.
Anggaran sebagai bentuk pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program pemerintah.

Lebih lanjut, penganggaran sektor publik sendiri mempelajari tentang proses


penentuan jumlah alokasi dana untuk setiap program yang direncanakan dalam satuan
moneter. Tahap ini menjadi sangat penting, karena ketidakefektifan pada kinerja dapat
menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Dalam anggaran sektor publik, aspek
perencanaan, pengendalian, dan akuntanbilitas publik akan menjadi efektif jika diawasi
lembaga pengawas khusus yang mengontrol aspek-aspek tersebut.

Pengertian dan Pentingnya Anggaran Sektor Publik

Dalam arti sempit anggaran sektor publik memiliki pengertian sebagai dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi. Sedangkan dalam arti luas,
anggaran sektor publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran menjelaskan tentang
estimasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan organisasi pada periode yang akan datang.
Singkatnya,anggaran menceritakan secara finansial terkait biaya atas rencana-rencana yang
dibuat (pengeluaran) dan bagaimana cara untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan).

Menurut Freeman, anggaran dijelaskan sebagai proses yang dilakukan organisasi


sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya dalam kebutuhan yang
tidak terbatas. Organisasi sektor publik mungkin ingin memberikan pelayanan maksimal
kepada masyarakat, tapi seringkali terkendala oleh sumber daya yang terbatas. Hal ini
mengungkapkan peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi
politik.

Semua aspek kehidupan masyarakat tidak termasuk dalam anggaran sektor publik.
Anggaran sektor publik hanya terkait dengan hal-hal yang membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain
sebagainya agar terjamin secara layak. Anggaran yang dibuat pemerintah menunjukkan
tingkat kesejahteraan masyarakat.

Anggaran adalah alat utama kebijakan fiskal. Dan juga sebagai alat ekonomi yang
dimiliki oleh pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran sektor publik harus
menggambarkan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta penerimaan
dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah.

Anggaran sektor publik menjadi alat bagi pemerintah dalam mengarahkan


pembangunan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Adanya masalah
keterbatasan sumber daya (scarcity of resource), pilihan (choice), dan trade off juga menjadi
point penting dalam anggaran sektor publik. Dalam bidang pemerintahan, anggaran menjadi
bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap rakyat. Hal ini menunjukkan instrumen
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.

Fungsi Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)


Anggaran sektor publik sebagai alat perencanaan, dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang akan dan harus dilakukan oleh pemerintah, banyaknya biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh di akhir periode. Anggaran ini digunakan
untuk merumuskan tujuan atau sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan, merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya, mengalokasikan dana
pada berbagai program kegiatan yang telah disusun, dan menentukan indikator kinerja
dan tingkat pencapaian strategi.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah
agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Anggaran ada untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif. Dan sebagai
instrumen pengendalian, anggaran digunakan untuk menghindari over-spending,
underspending, dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran
pada bidang lain yang bukan prioritas. Anggaran juga digunakan untuk memonitor
kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program pemerintah.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara, antara lain: (a)
membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan, (b) menghitung selisih
anggaran (favourable dan unfavourable variances), (c) menemukan penyebab yang dapat
dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable), serta (d)
merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Anggaran menunjukkan arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan
prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran mendorong, menfasilitasi dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Dalam kebijakan fiskal pemerintah, anggaran digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Dalam sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu. Pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill, coalition
skill, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik
oleh para manajer publik. Kegagalan dalam mewujudkan apa yang telah direncanakan
dapat menjatuhkan kepimpinan maupun kredibilitas pemerintah.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication
tool)
Anggaran yang dibuat harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk
dilaksanakan. Setiap unit kerja pemerintahan harus terlibat dalam proses penyusunan
anggaran tersebut. Anggaran yang telah dibuat dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurement tool)
Kinerja eksekutif dapat dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Apakah eksekutif dapat mencapai target-target yang
dijanjikannya di awal jabatan? Jadi, dengan adanya anggaran, lingkungan eksekutif dapat
lebih terkendali dan kinerja eksekutif juga dapat terukur. Hal ini merupakan komitmen
dari budget holder kepada pemberi kuasa.
7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran yang dibuat harus bersifat challenging but attainable atau demanding
but achieveable untuk memotivasi para pembuat anggaran. Sehingga para manajer dan
staf dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (public sphere)
Anggaran publik harus melibatkan banyak kalangan seperti kabinet, birokrat,
DPR/DPRD, LSM, Perguruan Tinggi, masyarakat, dan berbagai organisasi
kemasyarakatan. Dengan adanya keterlibatan semua elemen tersebut anggaran publik
akan menciptakan ruang publik. Kelompok yang terorganisir akan menuntut pencapaian
target dari anggaran tersebut. Sementara kelompok yang tidak terorganisir akan
menyerahkan keseluruhan pencapaian anggaran kepada pemerintah.

Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

1. Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)


Anggaran operasional berisi perencanaan tentang kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang termasuk dalam anggaran
operasional adalah belanja rutin. Belanja rutin (recurrent expenditure) merupakan
pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat
menambah aset pemerintah. Contoh anggaran operasional adalah Belanja Administrasi
Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan.
2. Anggaran Modal/Investasi (capital/investment budget)
Belanja investasi/modal manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan
menambah aset atau kekayaan pemerintah, serta menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaannya. Anggaran menunjukkan rencana jangka panjang dan
pembelanjaan atas aktiva tetap. Meskipun demikian, pemerintah tidak mungkin untuk
memenuhi permintaan seluruh stakeholder. Pemerintah harus memiliki prioritas untuk
menggunakan finansial yang dikuasainya dengan syarat untuk kepentingan publik.
Prinsip – Prinsip Anggaran Sektor Publik

Meliputi :

1. Otorisasi oleh legislative


Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum
eksekutif dapat membelanjakan anggran tersebut.
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh
karena itu, adanya dana non – budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang
bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
4. Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan
efektif.
5. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan atau
multitahunan.
6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi yang dapat
dijadikan sebagai kantong – kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat
mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.
8. Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) memberi


informasi rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program – program apa yang
direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana
program – program tersebut dibiayai. Proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan
merupakan rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat
tujuan, yaitu :

a. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar


bagian dalam lingkungan pemerintah.
b. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
c. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
d. Meningkatkan transparasi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD
dan masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

 Tujuan dan target yang hendak dicapai.


 Ketersediaan sumber daya (faktor – faktor produksi yang dimiliki pemerintah).
 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
 Faktor – faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti : munculnya peraturan
pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,
dan sebagainya.

Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu :

 Aspek penganggaran
 Aspek akuntansi
 Aspek pengendalian
 Aspek auditing
Prinsip – Prinsip Pokok Dalam Siklus Anggaran

Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasi tiga


pertimbangan ekonomis mengapa pemerintah perlu “terlibat” dalam “bisnis” pengadaan
barang dan jasa bagi masyarakat. Ketiga pertimbangan ekonomis tersebut adalah stabilisasi
ekonomi, retribusi pendapatan, dan alokasi sumber daya. Ketiga hal tersebut saling terkait
karena pada umumnya sektor swasta hanya menyediakan “pure public goods” dan “partial
public goods”. Stabilisasi ekonomi dan retribusi pendapatan hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah pusat, sedangkan alokasi sumber daya dapat dilakukan oleh pemerintah daerah.
Karena ketiga pertimbangan itulah anggaran diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian
atas penerimaan dan pengeluaran dana dalam rangka pencapaian tujuan akhir pemerintah.

Kapabilitas dan efektivitas pemerintah dalam perencanaan dan pengendalian


keuangan saat ini masih terlalu lemah. Lembaga – lembaga pemerintah belum menjalankan
fungsi dan perannya secara efisien, dan pemborosan merupakan fenomena yang umum terjadi
di berbagai departemen pemerintahan. Kondisi ini muncul karena pendekatan umum yang
digunakan dalam penentuan besar alokasi dana untuk setiap kegiatan adalah pendekatan
incrementalism yang didasarkan pada perubahan satu atau lebih variable yang bersifat umum,
seperti tingkat inflasi dan jumlah penduduk dan analisis untuk mengetahui struktur,
komponen, dan tingkat biaya untuk setiap kegiatan masih sedikit sekali dilakukan. Padahal
studi seperti ini akan menjamin teridentifikasinya jumlah kebutuhan alokasi dana yang lebih
akurat sesuai dengan kebutuhan riil dari seluruh kegiatan.

Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau


overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran. Situasi ini
menyebabkan banyak layanan publik dijalankan secara tidak efisien dan kurang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan publik, sementara dana pada anggaran yang pada dasarnya
merupakan dana publik habis dibelanjakan. Dalam jangka panjang, kondisi seperti ini
cenderung memperlemah peran pemerintah sebagai stimulator, fasilitator, koordinator, dan
entrepreneur dalam proses pembangunan.
Persiapan
(preparation)

Pemeriksaan Persetujuan
(post audit) (enactment)

Pelaporan Administrasi
(reporting) (administration)

Gambar 1
Siklus Anggaran

Prinsip – prinsip dan mekanisme penganggaran antara sektor publik dengan sektor
swasta relatif tidak berbeda. Siklus anggaran meliputi 4 tahap yang terdiri atas:

1. Tahap persiapan anggaran (preparation)

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar


taksiran pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum
menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat
perhatian adalah terdapatnyafaktor “uncertainty” (tingkat ketidakpastian)yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan publik harus memahami betul dalam
menentukan besarnya suatu mata anggaran.

Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item


budgeting” akan berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau
“zero based budgeting”.
Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan
pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan
pembangunan pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pembangunan
pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program
Pembangunan Nasional (PROPE NAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan
Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA). Sinkronisasi perencanaan pembangunan
yang digariskan oleh pemerintah pusat dengan perencanaan pembangunan daerah
sejak spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun 2000. Pada
pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari peyusunan PROPENAS
yang merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut kemudian
dijabarkan dalam bentuk RESENTRA. Berdasarkan PROPERNAS dan RESENRA
serta analisis fiscal dan makro ekonomi,kemudian dibuat persiapan APBN dan
REPETA. Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkan
untuk membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA
(RENSTRADA). Dokumen  perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak
menyimpang dari PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam
PROPEDA dimungkinkan adanya penekanan prioritas program pembangunan yang
berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain sesuai kebutuhan masing-masing
daerah. PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan
DPRD dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian dijabarkan pelaksanaannya
dalam  kerangka tahunan. Penjabaran rencana  strategis  jangka panjang dalam
REPETADA tersebut dilengkapi dengan:

1. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja


pemerintahdaerah pada periode sebelumnya.

2. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.

3. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui


kekuatan,kelemahan, peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.

2. Tahap ratifikasi (approval/ratification)


Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang
melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif
dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “
political skill” salesmanship´dan ‘coalition building’ yang memadai. Integritas dan
kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
3. Tahap implementasi (implementation)
(Budget Implementation) Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer
keuangan public dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem
akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan pengendalian anggaran
yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk tahap penyusuanan
anggaran periode berikutnya.

4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation)


Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasionalanggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek
akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

Dalam buku Deddi Noerdiawan, siklus pembuatan anggaran terbagi dalam 5 tahapan yaitu :

a. Persiapan (preparation)
Pada tahap ini, bagian anggaran menyiapkan format anggaran yang akan dipakai.
Kemudian masing – masing unit dipemerintahan mengajukan anggaran yang
selanjutnya akan dikonsolidasikan oleh bagian anggaran. Setelah ditelaah dan
diadakan dengar pendapat ke semua unit, anggaran ini akan disetujui oleh kepala
pemerintahan.
b. Persetujuan lembaga legislatif (legislative enactment)
Anggaran diajukan ke lembaga legislative untuk mendapatkan persetujuan. Lembaga
legislative terutama komite anggaran akan mengadakan pembahasan guna
memperoleh pertimbangan – pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran
tersebut. Dan sebelum lembaga legislative menyetujui atau menolaknya diadakan
dengar pendapat (public hearing).
c. Administrasi (administration)
Setelah anggaran disahkan, pelaksanaan anggaran dimulai baik pengumpulan
pendapatan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
Bersamaan dengan tahap pelaksanaan ini dilakukan pula proses administrasi anggaran
yang meliputi pencatatan pendapatan dan belanja yang terjadi.
d. Pelaporan (reporting)
Pada akhir periode atau pada waktu – waktu tertentu yang ditetapkan dilakukan
pelaporan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses akuntansi yang telah
berlangsung selama proses pelaksanaan.
e. Pemeriksaan (post - audit)
Laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa/diaudit oleh
lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjdi masukan atau umpan
balik (feedback) untuk proses penyusunan periode berikutnya.

Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

A.    Perkembangan Anggaran Sektor Publik

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrument


kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.Hal
tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang
sesuai dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul di
masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor  publik. Secara garis besar ada dua pendekatan utama yang
memiliki perbedaan mendasar, yaitu :

1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional

2. New public management

B.     Anggaran Tradisional

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara


berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini yaitu: (a) Cara
penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) Struktur dan
susunan anggaran yang bersifat line-item. Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran
tradisional tersebut adalah cenderung sentralistis, bersifat spesifikasi, tahunan, dan
mengggunakan prinsip anggaran bruto.

Incrementalism

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya
menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item anggaran yang ada sebelumnya dengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan
atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.Masalah utama anggaran
tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money.

Konsep ekonomi, efesiensi dan efektivitas sering tidak dijadikan pertimbangan


dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan ketiadaan perhatian pada konsep value for
money ini, sering kali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang
pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang
penting untuk dilaksanakan.Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep historic
cost of service.

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski item
tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal
rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan lainnya.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran.Metode line-item
budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran
yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan dalam periode sekarang. Penyusunan anggaran dengan
menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang
dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.

Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak,atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar
pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

Kelemahan Anggaran Tradisional

Beberapa kelemahan anggaran tradisional antara lain:

 Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan denganrencana


pembangunan jangka panjang.
 Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernahditeliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
 Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkananggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakandan pilihan
sumberdaya, atau memonitor kinerja.
 Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secarakeseluruhan
sulit dicapai.
 Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
 Anggaran tradisional bersifat tahunan
 Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya
budget padding atau budgetary slack.
 Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi
anggaran dan manipulasi anggaran.

Aliran informasi (sistem informasi financial yang tdak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

C. Anggaran Publik Dengan Pendekatan Npm

Era New Public Management

Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
menjadi model sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan
tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut
adalah pendekatan New Public Management.

Pada tahun 1980-an model New Public Management mulai dikenal dan kembali
populer tahun 1990-an. New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik
yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New
Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di
antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan
kompetisi tender.

Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:

a. Pemerintahan Katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan


publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus
terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan
publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan,
pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh
pihak non-pemerintah.
b. Pemerintah Milik Masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).
c. Pemerintah Yang Kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang
dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.
d. Pemerintah Yang Digerakkan Oleh Misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
e. Pemerintah Yang Berorientasi Hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah
tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas
masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula
dana yang dialokasikan.
f. Pemerintah Berorientasi Pada Pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi. Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan
pelanggannya. Penerimaan pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi
pemanfaatannya harus disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali
menganggap bahwa DPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan
anggaran adalah pelanggannya.
g. Pemerintahan Wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan. Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat
pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang
daerahnya kepada pusat-pusat penelitian (BUMN/BUMD) pemberian hak guna usaha
yang menarik kepada para pengusaha dan masyarakat, seperti misalnya penyertaan
modal, dan lain-lain.
h. Pemerintah Antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal
yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan
masalah publik.
i. Pemerintah Desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja. Pada saat
sekarang perkembangan teknologi sudah sangat maju, kebutuhan/ keinginan masyarakat
dan bisnis sudah semakin kompleks, dan staf pemerintah sudah banyak yang
berpendidikan tinggi. Sekarang ini, pengambilan keputusan harus digeser ke tangan
masyarakat, asosiasi-asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.
j. Pemerintah Berorientasi Pada (Mekanisme) Pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem
prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan
mekanisme administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik
dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme
administratif yaitu menggunakan perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan
definisi baku dan kemudian memerintahkan orang untuk melaksanakannya (sesuai
dengan prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu
tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem
insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.
Munculnya konsep NPM berpengaruh langsung terhadap konsep anggaran publik.
Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran dari model anggaran
tradisional menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada kinerja.
PENUTUP

Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi
sektor publik. Anggaran politik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrument kebijakan fiscal pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan
anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Dan yang penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan
akuntabilitas pemerintah terhadap publik.

Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan anggaran modal. Anggaran
operasional adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak menambah kekayaan
serta manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran modal manfaatnya
lebih dari satu tahun anggaran dan menambah kekayaan.

Dalam menyusun anggaran sektor publik terdapat 2 pendekatan, yaitu pendekatan


tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan tradisional memiliki ciri
utama line – item dan incrementaism. Pendekatan NPM dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan dari system tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari beberapa
jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Beberapa jenis anggaran tersebut perlu dikaji
lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing – masing jenis anggaran tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan system anggaran perlu mempertimbangkan
aspek social, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.


Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Bastian , Indra 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE yogyakarta bab

Bastian, Indra,2010, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar ,Penerbit Erlangga (BI)

Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga (B2)

Anda mungkin juga menyukai