Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANGGARAN BERBASIS KINERJA


(ABK)
DINAS KESEHATAN KAB. BUOL PROV. SULTENG

DISUSUN OLEH :

NAMA NPM
HENDRAYADI M012018051
SRI RAMAYANI M012018038
IRSANTI I.LAMAKA M012018040
ULFA SYAFITRI B. M012018039
ISARANI SENO M012018046
TITIM SRI MELYANA M012018050
KAMARUDDIN M012018037

PROGRAM STUDI
MAGISTER TERAPAN ADM. PELAYANAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Makalah yang berjudul “ ANGGARAN BERBASIS KINERJA” Penyusunan

makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah ADMINISTRASI

KEUANGAN DAN LOGISTIK KESEHATAN. Kami berharap dapat menambah

wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang Hukum. Menyadari

banyaknya kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Karena itu kami sangat

mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi

segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses penyusunan tugas ini.

Makassar, …..Oktober 2019

KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan


Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membuka peluang yang luas bagi daerah
untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesui dengan kebutuhan dan
prioritasnya masing-masing. Dengan berlakunya kedua undang-undang tersebut di atas
membawa konsekwensi bagi derah dalam bentuk pertanggung jawaban atas
pengalokasian dana yag dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif khususnya dalam
upaya peningkatan kesejahtraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.

Hal tersebut dapat dipenuhi dengan menyusun rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) seperti yang disebut dalam undang-undang
nomor 17 than 2003 tentang keuangan nebgara pasal 19 (1) dan (2) yaitu, pendekatan
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Dengan membangun suatu sistem
penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan
akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang
diharapkan. Sistem penggaran seperti ini disebut juga dengan anggaran berbasis
kinerja (ABK).

Anggaran tidak dapat dipisahkan dari sistem perencanaan , disamping memang


anggaran itu sendiri merupakan sebuah rencana. Dalam suatu sistem perencanaan,
anggaran merupakan muara akhir. Perencanaan dimulai dari perencanaan jangka
panjang, perencanaan jangka menegah dan perencanaan tahunan. Terlepas dari
perdebatan sistem perencanaan yang cenderung tidak membumi (tidak nyata), namun
suatu sistem anggaran seharusnya dapat ditarik benag merahnya dari proses
perencanaan sebelumnya. Anggaran merupakan salah satu instrument utama dalam
melaksanakan suatu kebijakan yang telah ditetapkan. Selain anggaran, instrument lain
untuk melaksanakan kebijakan antara lain sumber daya manusia (SDM).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja


Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) merupakan metode penganggaran bagi
manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan
dengan manfaatkan yang dihasilkan. Manfaat tersebut dideskripsikan pada seperangkat
tujuan dan sasaran yang dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. ABK
dapat diartikan sebagai prosedur atau mekanisme untuk memperkuat keterkaitan
antara dana yang diberikan kepada instansi/lembaga pemerintah dengan outcome
(hasil/dampak) dan/atau output (keluaran), melalui pengalokasian anggaran yang
didasarkan pada informasi ‘formal’ tentang kinerja. Informasi kinerja “formal”
mencakup informasi mengenai ukuran kinerja (performance measure), ukuran biaya
untuk masing-masing kelompok output dan outcome, dan penilaian atas efektivitas dan
efisiensi belanja melalui berbagai alat analisis. (Marc and Jim, 2005).
Anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal, pertama, maksud dan tujuan
permintaan dana, kedua biaya dari program-program yang diusulkan dalam mencapai
tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat mengukur pencapaian serta
pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap program. Penganggaran dengan
pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi penyelenggaran suatu aktivitas. Efisiensi
itu sendiri adalah perbandingan antara ouput dengan input. Suatu aktivitas dikatakan
efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau ouput
yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit.
B. Prinsip Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan anggaran berbasis kinerja perlu diperhatikanya prinsip-prinsip anggaran
berbasis kinerja. Menurut Abdul Halim (2007) prinsip-prinsip anggaran berbasis
kinerja, yaitu:
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran
Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,
hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan- kebutuhan hidup masyarakat.
Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana
ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
2. Disiplin Anggaran
Disiplin anggaran pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan,
sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap pos/ pasal merupakan batas
tertinggi pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak
dibenarkan melaksanakan kegiatan/ proyek yang belum/ tidak tersedia
anggarannya.
3. Keadilan Anggaran
Pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam
pemberian pelayanan karena daerah pada hakikatnya diperoleh melalui peran serta
masyarakat secara keseluruhan.
4. Efisiensi dan Efektifitas
Anggaran Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi,
tepat guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat di
pertanggungjawabkan. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal
untuk kepentingan stakeholders.
5. Disusun dengan Pendekatan Kinerja Anggaran yang disusun dengan pendekatan
kinerja mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output/ outcome) dari
perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus
sepadan atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan, selain itu
harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi kerja yang
terkait.
C. Elemen-Elemen Anggaran Berbasis Kinerja
Dalam penerapan Anggaran Berbasis Kinerja ada beberapa Elemen-elemen utama yang
harus ditetapkan agar suatu ABK mencapai tujuan yaitu :
1. Visi dan Misi yang hendak dicapai
Visi mengacu kepada hal yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam jangka panjang,
sedangkan misi adalah kerangka yang menggambarkan bagaimana visi akan dicapai.
Yang mana Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol “Terwujudnya masyarakat buol
sehat dan sejahterah” dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Buol yaitu
a. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau
b. Meningkatkan derajat masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
Dimana untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut telah tertuang dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Tahun 2017-2022 dan merupakan
penjabaran RPJMD misi kedua, yang juga mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021 dan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2014-2019. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Buol
Tahun 2017 – 2022 dimaksudkan untuk menjadi Pedoman bagi Dinas Kesehatan
dalam menyusun program dan kegiatan dalam Pembangunan Kesehatan selama
lima tahun ke depan dan menentukan sasaran, arah kebijakan, program dan
kegiatan prioritas dalam perencanaan jangka menengah serta sebagai dasar dalam
penilaian kinerja yang mencerminkan penyelenggaran pembangunan kesehatan
yang transparan dan akuntabel.
2. Tujuan dan Sasaran Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kab.Buol
Menurut Permendagri Nomor 54 tahun 2010, tujuan adalah pernyataan
tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi,
memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Kalimat
tujuan tersebut dirumuskan dengan menjabarkan lebih operasional dari misi.
Tujuan dapat pula diartikan sebagai penjabaran/implementasi dari pernyataan
misi yang menunjukkan apa yang akan dihasilkan dalam kurun waktu periode
perencanaan, dalam hal ini untuk jangka waktu lima tahun (2017-2022).
Sementara itu sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, bisa dicapai, rasional untuk jangka waktu
5 tahun. Tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang di dalam misi 2 RPJMD
adalah sebagai berikut

Tabel 1.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Buol

Indikator Target Kinerja/Sasaran pada


No Tujuan Sasaran
Tujuan/Sasaran tahun Ke-

2018 2019 2020 2021 2022


Terwujudnya Cakupan
kualitas dan pertolongan
Menurunnya
akses, Nakes yang
1 angka 90 90 94 100 100
pelayanan memiliki
kematian ibu
kesehatan kompetensi
masyarakat kebidanan.

Menurunnya Cakupan
100 100 100 100 100
kematian bayi kunjungan bayi

Menurunnya
Cakupan balita
prevalensi
gizi buruk yang
Gizi buruk 100 100 100 100 100
mendaptkan
dan Gizi
perawatan
Kurang
Meningkatnya
kinerja dan
Presentase
mutu
Puskesmas
pelayanan di 75 90 100 100 100
yang
puskesmas
terakreditasi
dan
jaringannya
Meningkatkan
Upaya
Terkendalinya Cakupan
Pengendalian
faktor resiko pelayanan
2 Penyakit serta 100 100 100 100 100
penyakit tidak Hipertensi dan
penanggulangan
menular diabetes militus
masalah
kesehatan
Menurunya
Menurunya
angka
Angka
kejadian
Kesakitan dan 70 80 85 90 95
penyakit
Kematian (CFR)
menular

Cakupan Desa/
Menurunya
Kelurahan 65 70 80 90 95
Angka
mengalami KLB
Kejadian Luar
yang dilakukan
Biasa
PE < 24 jam

3. Rencana Program dan Kegiatan dalam Mewujudkan Visi dan Misi


Program adalah penjabaran kebijakan OPD dalam bentuk upaya yang berisi
satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi OPD. Kegiatan adalah bagian dari
program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada OPD sebagai bagian
dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya balk yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input),
keluaran (output) dan hasil (outcome) yang dicapai. dalam bentuk barang/jasa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Dalam kinerja terdapat pendekatan kinerja dalam
APBD,APBN, (berdasarkan ketentuan APBD, APBN disusun dengan pendekatan kinerja
anggaran adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upayan pencapaian hasil
kinerja dari perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan APBD,APBN).pengukuran
kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai
dbandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan), Implementasi Anggaran Berbasis
Kinerja sebagai tolak uur kinerja program/kegiatan yang diusulkan suatu satuan kerja
selama satu tahun anggaran. Sistem pengukuran kinerja, standar analisa belanja (SAB),
SAB yang digunakan sebagai menganalisa kewajaran beban kerja atau biaya setiap
program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu satuan kerja dalam satu tahun
anggaran.
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja dalam implementasinya menggunakan 3
pendekatan yaitu : (1) anggaran terpadu (unified budget); (2) kerangka pengeluaran
jangka menengah biasa disebut KPJM (medium termexpenditure framework); dan
(3)anggaran berbasis kinerja biasa disebut ABK. Pada dasarnya Indonesia
menggunakan sistem ABK dimana dalam hal ini keterkaitan antara nilai uang dan hasil
dapat diidentifikasi, sehingga program dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anggarini Yunita. 2010, Anggaran Berbasis Kinerja, Edisi Pertama,Penerbit Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Halim Abdul.2001, Pengelolaan Keuangan Daerah, Edisi Pertama, Cetakan Kedua,Penerbit
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Renstra 2017-2022. Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi tengah

Anda mungkin juga menyukai