Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pengampuh : Ahsan Anwar SE, M.

Si

Mata kuliah : Kapita Selekta Bisnis

“PT. KERETA API INDONESIA”

Disusun oleh:

Mushab Shaibul Rasul (S022018031)

Muh Fachry Rahmat (S022018034)

Nurmaida (S022018044)

Andi Yuni Batariola (S022018062)

PROGRAM STUDI

ADMINISTRASI BISNIS SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK STIA LAN

MAKASSAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu perusahaan milik


pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi.
Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air kita
membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Sebagai
perusahaan besar tentunya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dituntut untuk
lebih transparan dalam menginformasikan setiap peristiwa dan pernyataan
yang berisikan fakta material yang dapat mempengaruhi sahamnya di pasar
modal kepada masyarakat umum maupun otoritas pasar modal.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki Humas yang tergabung


dalam Corporate Communications yang berpusat di Bandung. PT. Kereta Api
Indonesia (Persero ) Bandung merupakan salah satu perusahaan besar yang
menguasai seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di Indonesia,
perusahaan cabangnya tersebar di Indonesia yang di kenal dengan Daop
(Daerah Operasi) yang mewakili kantor pusat dan bertangggung jawab
melaksanakan seluruh kebijakan kantor pusat. Dalam pengelolaan
informasinya maka peranan Corporate Comunication penting sebagai agen
publisitas yaitu Humas dipahami sebagai saluran informasi dari organisasi
kepada publik sehingga publik akan memahami, simpati dan melindungi
organisasi. Menurut M.T Myers & G.E. Myers dalam bukunya manajemen Of
communications (Rosady Ruslan, 2008:93).

PT. Kereta Api Indonesia (persero) memiliki cabang yang tersebar di


Indonesia diantaranya di Daerah atau divisi Pulau Jawa yang disebut dengan
Daerah Operasi (DAOP) yang memiliki 9 DAOP mulai dari Jawa barat, Jawa
Tengah, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) sampai dengan Jawa Timur.
Divisi Pulau Sumatera terdapat 3 Cabang yang terbagi atas Divisi Regional
(Divre) Divre I untuk Sumatra utara, Divre II Sumatera Barat dan Divre III

2
Sumatra Selatan. Setiap kantor cabang tersebut masing-masing memiliki unit
Humas (Corporate Communications) yang berperan sebagai komunikator
dalam menyampaikan isi pesan yang berkaitan dengan perusahaan dan sebagai
membentuk citra perusahaan, maka humas membantu perusahaan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan tujuan agar karyawan
dan masyarakat di setiap daerah mengetahui informasi tersebut, sehingga
didapatkan saling pengertian dan membangun citra positif dalam karyawan
dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah pada PT. Kereta Api Indonesia
2. Apa Visi Misi dari PT. Kereta Api Indonesia
3. Bagainamana lingkup bisnis dari PT.Kereta Api Indonesia
4. Bagaimana Analisis Swot PT. Kereta Api Indoneisa
5. Apa rencana pengembangan bisnis PT. Kereta Api Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah PT Kereta Api Indonesia

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan


pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di
Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron
Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh
perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.

Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta


api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute
pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan
SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti
Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon
Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij
(SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram
Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM),
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera
Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh


(1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan
(1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan
Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan
rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang
jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan
perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang
3.375 km.

4
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa
syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih
Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan
untuk kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah
lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil
tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.
Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang
diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal


17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan
stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya
adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28
September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal
ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia
Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun
1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan
seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB)


Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah
Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI
dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal
25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya
Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia
sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan
bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA
menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk
menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka

5
berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
pada tahun 1998.

Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak


perusahaan/grup usaha yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006),
KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Logistik (2009), KAI
Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

B. Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia

Visi :
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
Misi :
 Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis
digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
 Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi
melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan
teknologi.
 Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan
para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan
melaksanakan pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting
terkait transportasi.

C. Lingkup bisnis PT. Kereta Api Indonesia


Kegiatan umum PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bergerak di
bidang transportasi perkeretapian yang melayani jasa angkutan
penumpang,angkutan barang, dan pengusahaan aset. Berikut uraian
kegiatan umum yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) :
1) Angkutan Penumpang
Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di
Indonesia,PT.Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak

6
mengoperasikan penumpangnya, baik KA Utama (Komersil dan Non
Komersil)maupun KA Lokal di Jawa dan Sumatera, yang terdiri dari :
a. KA Eksekutif
b. KA Bisnis
c. KA Campuran (Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi)
d. KA Ekonomi
e. KA Lokal
f. KRL
2) Angkutan Barang
Perkembangan layanan angkutan barang meliputi:
a. Petikemas: Refrigerated containers, Standard containers,
Hardtop containers, Open-top containers, Flatracks,
Platforms(plats), Ventilated containers, Bulk containers,
Tan k containers.
b. Barang Curah Liquid/ Cair: BBM, CPO,Semua bahan kimia
cair yang tidak korosif, Minyak goreng, air mineral dan lain
-lain.
c. Barang Curah: Batubara, pasir, semen, gula pasir, pupuk,
beras, kricak, aspalt, klinker dan lain-lain.
d. Barang Retail: Barang elektronik, hasil produksi pabrik
yang sudah terpaket, barang kiriman hantaran, barang
potogan.
e. Barang Packaging: Semen, pupuk, gula pasir, beras,
paletisasi
3) Pengusahaan Aset
Unit Pengusahaan Aset di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
merupakan satu unit yang berada di bawah Direktorat Komersial.
Unit ini dibentuk untuk menyelamatkan aset milik perusahaan dan
mengusahakan aset tersebut sebagai pemasukan non
coreperusahaan. Tujuan pendayagunaan aset di PT. KAI yaitu:
a. Peningkatan pendapatan perusahaan.

7
b. Peningkatan citra perusahaan terkait pemanfaatan aset secara
legal oleh mitra kerjasama.
c. Peningkatan nilai aset khususnya melalui kerjasama Bangun
GunaSerah maupun Bangun Serah Guna dimana di atas aset
tanah akan berdiri bangunan komersial bernilai tinggi yang di
akhir kerjasama akanmenjadi milik PT. KAI (Persero).
d. Pengurangan beban operasional (perawatan, pengamanan dan
penjagaan) dan PBB atas aset.

D. Analisis SWOT PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


- Analisis Internal
Dalam analisis SWOT, terdapat analisis internal yaitu suatu
analisis lingkungan pada suatu perusahaan yang meliputi kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses). Perusahaan dapat
memaksimalkan kekuatan namun secara bersamaan juga dapat
meminimalkan kelemahan dengan kekuatan yang ada. Oleh karena itu,
pada dasarnya faktor-faktor internal tersebut dapat dikendalikan oleh
perusahaan.
a. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan adalah suatu kunci bagi perusahaan untuk bertahan
didalam persaingan dengan perusahaan lain. Dengan demikian
akan berdampak pada suatu keunggulan bagi perusahaan itu
sendiri. Dalam hal ini PT. KAI (Persero) memiliki Strenghts/
kekuatan yaitu:
 Management and Business
Core bisnis PT KAI adalah jasa angkutan penumpang dan
barang dengan beberapa pengkelasan fasilitas seperti executive,
bisnis dan ekonomi, yang menjadi kekuatan usaha ini adalah,
track perjalanan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
jenis usaha perjalan darat yang lain, karena memiliki track /
jalur khusus sehingga terbebas dari macet dan kendala
perjalanan yang lain.

8
 Operating / Production Management
Semua kegiatan penjadwalan operasi kereta api disesuaikan
dengan waktu-waktu trafic, untuk kreta lokal dijadwalkan pada
waktu pagi hari dan sore hari, dimana pada waktu-waktu
tersebut banyak kegiatan ekonomi yang akan dimulai (pagi
hari) dan berhenti (sore hari) sehingga ini menjadi keunggulan
tersendiri bagi usaha ini.
 Human Resourses Management
Keunggulan dari HR Management perusahaan ini adalah
adanya pengelompokkan wewenang, yaitu wewenang lini dan
wewenang staf. adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana sehingga dapat
mewujudkan “The right man in the right place” yaitu dimana
seseorang yang memiliki posisi atau jabatan dalam suatu
perusahaan disesuaikan dengan kemampuan atau bidang.
Fungsi-fungsi staf dilaksanakan oleh unit staf ahli menurut
bidangnya sehingga dapat diperoleh efektifitas yang cukup
tinggi sedangkan unit lini dapat memusatkan perhatiannya pada
fungsi utamanya dalam pencapaian tujuan perusahaan.
 Financial Management
Kekuatan dari Financial Management perusahaan ini adalah
rencana anggaran tahunan daerah terdesentralisasi kepada
setiap daerah operasi dimasih-masih daerah, sehingga
pekerjaan tidak menumpuk di kantor pusat.
 Marketing Management
Keunggulan pelayan reservasi dari PT KA (Persero) adalah
dapat dilakukan via online, via telepon, dan juga bekerjasama
dengan berbagai instansi untuk mempermudah masyarakat
dalam melakukan reservasi seperti dengan Bank, Pusat
perbelanjaan dan instansi-instansi pemerintah yang lain.
b. Kelemahan ( Weaknesses)

9
Kelemahan adalah faktor internal yang dimiliki oleh perusahan
merupakan suatu keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber
daya manusia, kemampuan, keterampilan, serta yang menjadi
penghalang serius bagi kinerja organisasi atau perusahaan. Dalam
hal ini kelemahan yang dimiliki oleh PT. Kereta Api dalam
penjualan usaha angkutan penumpang, antara lain :
 Management and Busines
Kelemahan core bisnis usaha ini adalah, sistem perjalanan yang
kaku dan tidak fleksibel, tidak seperti jasa angkutan darat yang
lain, karena jalur perjalanan jasa usaha ini sudah terrigid hanya
melewati rel sehingga membutuhkan moda transportasi lain
sebagai penghubung dari stasiun untuk sampai ke tujuan
pelanggan.
 Operating / Production Management
Terbatasnya rangkaian kereta api kelas bisnis, Kereta dibagi
berdasarkan kelas menurut tingkat pelayanan dan harganya,
setiap kereta mempunyai rangkaian gerbong yang telah
disesuaikan dengan kapasitas yang ada di setiap daop tersebut.
Kereta kelas bisnis yang berangkat langsung' mempunyai
keterbatasan rangkaian dalam pengoperasiannya. Pada saat-saat
tertentu bahkan over load permintaan, namun keterbatasan
rangkaian membuat penumpang harus memilih alternatif lain
dan mengeluhkan ketersediaan yang ada. Keterbatasan
rangkaian ini menjadi salah satu unsur yang sangat
berpengaruh besar dalam' proses penyediaan jasa tansportasi
dan pemenuhan kebutuhan pelanggan dalam segmen pasar.
Tidak seimbangnya antara permintaan dengan penjualan yang
ada karena rangkaiannya terbatas.
 Human Resourses Management
Karena perusahaan ini menggunakan sistem organisasi lini
maka memiliki beberapa kelemahan seperti, Wewenang staf
harus dinyatakan secara tegas agar tidak menimbulkan friksi,

10
Unit staf sering dapat memaksakan sarannya pada unit lini atau
dapat tidak efektif jika hanya menunggu sampai diminta untuk
memberikan sarannya. Kelompok pelaksana sering bingung
untuk membedakan perintah atau bantuan nasehat. Sering kali
sukar dikoordinasikan disebabkan rumit dan kompleksnya
suatu organisasi. Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab
setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang
terpenting.
 Financial Management
Karena sistem rencana anggaran terdesentralisasi sehingga
perusahaan ini memiliki kelemahan adalah hal mengkontrol
anggaran, pengawasan anggaran tidak dapat dilakukan secara
langsung maupun cepat.
 Marketing Management
Kurang terpublishnya kemudahan dalam reservasi tiket KA
kepada masyarakat menjadi kelemahan tersendiri, sehingga
distiap stasiun keberangkatan masih selalu terlihat penumpukan
pelanggan untuk melakukan reservasi.
 Information Management
Kelemahan dari sistem informasi perusahaan ini adalah
banyaknya keterbatasan, dalam hal pengaturan kedatangan
maupun pada setiap pemberhentian distasiun, hal tersebut
masih sangat bergantung sekali terhadap pengaturan informasi
manual dari setiap stasiun.

- Analisis Eksternal
Analisis eksternal yaitu suatu analisis lingkungan pada suatu
perusahaan yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman
(threats). Perusahaan harus lebih cermat dalam menghadapi lingkungan
ini dengan mengambil peluang yang ada dan meminimalkan ancaman
yang ada' pada perusahaan. Karena pada dasaranya faktor-faktor
eksternal tersebut tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

11
a. Peluang (opportunities)
Peluang (opportunities) adalah berbagai faktor situasi lingkungan
luar perusahaan yang menguntungkan bagi kegiatan perusahaan.
Peluang yang dimiliki oleh PT. Kereta Api antara lain :
 Supplier
PT INKA sebagai satu-satunya supplier PT KA (Persero) adalah
merupakan sebuah peluang apabila kita melihat dari segi
ekonomi dan efektivitas biaya operasional dalam penyediaan
kebutuhan prasarana dan sarana PT KA (Persero).
 Customer
Sebagai usaha jasa perjalanan massal sekaligus terjangkau PT
KA (Persero) memiliki peluang yang besar dalam menarik hati
custumer karena dengan harga yang terjangkau customer dapat
melakukan perjalan yang cukup jauh dengan cepat untuk
beberapa keperluan.
 Competitor
Karena sampai saat ini usaha perkeretaapian masih termonopoli
oleh PT KA (Persero) sehingga peluang ini sangat
menguntungkan karena tidak memiliki usaha sejenis sebagai
competitor.
 Government
PT KA (Persero) adalah perusahaan BUMN, sehingga tidak
terlalu mengejar profit seperti perusahaan swasta, dikarenakan
dukungan subsidi oleh pemerintah kepada perusahaan BUMN.
b. Ancaman (threats)
Ancaman merupakan suatu kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi suatu bisnis perusahaan. Ancaman yang
dimiliki oleh PT. Kereta Api yaitu :
 Supplier
Beberapa tahun terakhir ini penyedia kebutuhan sarana dan
prasarana harus didapat dari impor negara lain, hal ini dapat
menjadi ancaman kedepan bagi perusahaan ini.

12
 Customer
Pelayanan yang kurang maksimal terhadap pelanggan akan
menjadi ancaman tersendiri apabila hal ini tidak teratasi secara
terus menerus.
 Competitor
Wacana masuknya badan usaha milik swasta operator
perkeretaapian juga harus dilihat sebagai ancaman.
 Government
Keterbatasan subsidi pemerintah untuk PT KA (Persero)
menjadikan BUMN ini merugi dalam penyelenggaraan Kereta
Api Ekonomi, Padahal kelas ekonomilah yang paling banyak
menyerap kemampuan pelanggan

E. Rencana Pengembangan Bisnis


Untuk memungkinkan tercapainya target-target dari bisnis utama,
terdapat beberapa area fokus yang KAI akan kembangkan, yaitu :
a). Manajemen Stakeholder
KAI akan mempunyai pendekatan manajemen stakeholder yang
proaktif untuk mendapat dukungan dari stakeholder untuk menjalankan
bisnis. KAI akan membentuk tim khusus untuk memperkuat & menjaga
hubungan dengan para stakeholder.

b). Project Development & Delivery


Untuk proyek-proyek KAI kedepan, strategi Project Development dan
Delivery akan fokus pada peningkatan kapabilitas dalam penyiapan
proyek, meningkatkan kapasitas pembiayaan, dan mengembangkan
kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.

c). Struktur Organisasi


Kedepan, diperlukan struktur organisasi yang productbased yang
membagi profit centre menjadi 3 bagian yaitu angkutan penumpang,
angkutan barang & manajemen aset untuk meningkatkan kinerja setiap

13
lini bisnis utama dan mempersiapkan KAI untuk melakukan
transformasi bisnis.

d). Teknologi Informasi


Untuk meningkatkan kinerja, KAI akan melakukan digitalisasi pada
aspek operasionalnya untuk memberi layanan ke pelanggan yang lebih
optimal dan meningkatkan efisiensi operasional.

e). Pengembangan Anak Usaha & Parenting Strategy


Agar anak perusahaan KAI terus mendukung KAI grup dan
menghindari adanya tumpang tindih, KAI akan menerapkan parenting
strategy secara strategic atau active untuk setiap lini bisnis pada setiap
anak perusahaan

f). Sumber Daya Manusia


KAI akan memprioritaskan kolaborasi sebagai perilaku utamanya yang
akan memungkinkan spektrum implementasi budaya yang lebih luas
dan meningkatkan peran strategis SDM dalam mengelola bakat di KAI.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. Kereta Api Indonesia (persero) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa transportasi di
Indonesia. Sebagai BUMN, PT KAI memiliki peran ganda, yaitu sebagai
agent of Development dan perusahaan yang profitable. PT KAI memiliki
tanggung jawab sosial untuk menyelenggarakan sarana transportasi publik
yaitu angkutan kereta api bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk saat ini PT Kereta Api Indonesia sedang menggarap rencana
perkembangan untuk perusahaannya kedepan dengan berbagai target dalam
PT Kereta Api Indonesia seperti yang telah dijelaskan diatas, dengan begitu
perusahaan ini akan berjalan dengan lebih baik karena mengembangkan
strategi perusahaan yang seperti itu.

B. Saran
Sebaiknya perusahaan mengembangkan promosi secara bertahap dan
berkelanjutan sehingga dapat meingkatkan penjualan, media promosi
sebaiknya dikelola dengan lebih baik lagi. Dan sebaiknya perusahaan terus
melakukan komunikasi dengan konsumen dengan cara lain yaitu tetap
melakukan kegiatan promosi secara lebih maksimal, meningkatkan pelayanan
prima kepada penumpang agar mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen
sesuai perkembangan zaman, sehingga terdapat hubungan baik dengan para
konsumen maupun calon konsumen dimasa pandemic ini.

15

Anda mungkin juga menyukai