Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang
diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sistem perkeretaapian di Indonesia
semakin maju, hal ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus
dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (persero). Dengan semakin
banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa kereta api sebaiknya
diimbangi oleh fasilitas fasilitas yang memadai, peningkatan kualitas
pelayanan yang baik agar masyarakat lebih percaya dan memilih
menggunakan jasa transportasi kereta api.
Transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam
sendi kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, proses
transportasi sebagai alat angkut mengalami perkembangan kemajuan. Semua
ini berlangsung sejak reformasi pembangunan digulirkan dan kebutuhan akan
moda transportasi massal dan murah.
Selama perkembangan sejarah tersebut, kereta api merupakan
transportasi yang dipilih sebagai alat angkut yang mampu mengangkut hasil
bumi dan penumpang dalam jumlah banyak, bebas hambatan serta memiliki
tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan UU No. 13/1992 tentang
moda transportasi, yaitu : perkeretaapian adalah salah satu moda
transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama
dalam kemampuan mengangkut, baik penumpang maupun barang secara
massal, hemat energy, hemat dalam penggunaan ruang. Mempunyai faktor
keamanan yang tinggi dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih
efisien dibanding dengan moda lainnya.1

1
Anonim. Undang undang perkeretaapian.
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13497/node/667/uu-no-13-tahun-1992-
perkeretaapian Diakses pada tanggal 3 Juli 2017

1
Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa isu-isu
permasalahan kereta api di Indonesia khususnya masalah pelayanan baik
pelayanan di stasiun itu sendiri dan di dalam kreta apinya

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang ada dalam latar belakang, penyusun
mengajukan beberapa rumusan masalah yang berkaitan dengan pelayanan
kereta api di Indonesia, yaitu :
1. Bagaimana keadaan perkeretaapian di Indonesia ?
2. Apa saja bentuk pelayanan kereta api ?
3. Apakah pelayanan kereta api di Indonesia sudah memenuhi standar
kelayakan ?
4. Apakah solisi yang dapat diberikan dari masalah pelayanan Kereta Api di
Indonesia ?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pelayanan yang
diberikan oleh PT KAI sebagai pihak yang menaungi perkeretaapian di
Indonesia sudah memenuhi standar kelayakan atau belum.

1.4 Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan
mengenai perkembangan perkeretaapian di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kereta Api di Indonesia


Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya,
yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat
transportasi masal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan
tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong
tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun
barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif,
beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat
transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun
antarnegara.
Kereta Api juga merupakan kendaraan yang cukup banyak diminati oleh
masyarakat umum selain karena dapat mengangkut penumpang dalam skala
besar, kereta api juga terjangkau dari segi harga tiket dan praktis sehingga
banyak masyarakat yang menggunakan alat transportasi ini.

2.2 Sejarah Kereta Api di Indonesia


Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan
pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal
17 Juli 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet
van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin
oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan
lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari
Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan
KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari

3
1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya
mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya.
Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 -
1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870
menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427
km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. Setelah itu Indonesia memasuki
pendudukan Jepang, kereta api mengalami perkembangan pesat. Sampai
dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.
Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang
lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan
Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm;
750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota.
Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang
473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang
adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru.
Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru
diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang
memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan
yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini,
banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro -
Pekanbaru.Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta
Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945,
pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA
lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan
perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak
diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di
Indonesia.

4
Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari
Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik
Indonesia" (DKARI). Lalu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
menerima lokomotif baru kelas CC201 dari General Electric Amerika Serikat.
CC201 merupakan keluarga lokomotif diesel tersukses di Indonesia dengan
jumlah lebih dari 140 unit. Seiring perkembangan waktu, kereta api menjadi
pesat hingga pada tahun 1981 industri Kereta Api (INKA) pabrik kereta api
Indonesia didirikan di Madiun. Unit kereta api terus ditambah hingga PJKA
membeli lokomotif CC202 yang merupakan lokomotif terkuat di Indonesia
dari General Motor Diesel Division, Ontario Canada. Lokomotif ini
digunakan di Sumatera Selatan untuk menarik kereta batubara rangkaian
panjang (babaranjang) dari Muara Enim. Selama bertahun-tahun, industri
kereta api telah berkembang pesat. Pada tahun 1999 atau tepatnya 1 Juli 1999
pemerintah melalui BUMN mendirikan PT Kereta Api ( PT KA) resmi
dibentuk menggantikan Perumka sebagai perusahaan industri dan
pengelolaan perkeretaapian Indonesia.

2.3 Kondisi Kereta Api di Indonesia


Kereta api merupakan salah satu transportasi massal, tujuan adanya
kereta api adalah untuk memperlancar perpindahan orang atau barang secara
massal. Dengan demikian, fungsi perkeretaapian untuk pelayanan umum
kepada masyarakat. Akan tetapi masih banyak permasalahan ataupun
tantangan yang masih dihadapi perkeretaapaian. Keseimbangan dalam
kepentingan umum, berarti pelayanan tidak hanya memperhatikan
kepentingan komersial, ataupun hanya melayani sebagian golongan
masyarakat tertentu saja, tetapi juga bagi pelayanan umum dan semua
golongan masyarakat. Ada 4 pilar utama perkretaapian yaitu : keselamatan,
ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
Ada beberapa produk nya :
1. Kereta Api (KA) Penumpang, yang terbagi menjadi 3 kelas ( Eksekutif,
Bisnis dan Ekonomi).

5
2. Kereta Wisata, untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api
(Persero) memberikan pelayanan carter kereta khusus wisata juga
berbagai keperluan seperti : rapat, pesta pernikahan, ulang tahun, dsb di
atas Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
3. Kereta Barang, Kereta api khusus yang disesuaikan dengan spesifikasi
produk, yang mana PT. Kereta Api (Persero) memiliki gerbong yang
digunakan untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil, BBM, Peti Kemas, Parcel
BHP, Over Night Service, Semen.
4. Pengusahaan Aset, disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan
Barang, PT. Kereta Api (Persero) juga memberdayakan aset non produksi
untuk dikomersialkan ke pihak eksternal. Beberapa produk persewaan
aset non produksi.
Di Jawa terdapat tiga lintas pelayanan utama, yaitu: Jakarta-Bandung,
Jakarta-Semarang-Surabaya (disebut lintas utara), dan Jakarta Yogyakarta
Surabaya (disebut lintas selatan). Sementara di Sumatera terdapat tiga sub
jaringan KA yang terpisah satu sama lain yakni: sub jaringan Sumatera
bagian Utara, sub-jaringan Sumatera bagian Barat, dan sub-jaringan Sumatera
bagian Selatan.
Kondisi Kereta Api Indonesia ini mengalami suatu siklus penurunan.
Walaupun beberapa lokomotif kereta sudah dikatakan modern, tapi sistem
manajerisasi kereta api masih sangat buruk. Ini terlihat dari pengelolaan
kereta api yang tidak maksimal. Ada banyak lokomotiv yang tidak terawat,
gerbong kereta yang begitu kotor dan tidak layak pakai, hingga kondisi rel
yang memprihatinkan. Pelayanan publik juga masih kurang professional, ini
terlihat dari ketidakmampuan PT. KAI mengatasi pembludakan penumpang
yang terjadi setiap harinya. PT. KAI belum mampu menjadi fasilisator bagi
masyarakat dalam transportasi umum. Seharusnya PT. KAI harus
menemukan solusi terhadap pembludakan itu yang bisa berakibat kecelakaan
atau kematian, jika muatan kereta api yang melebihi batas normal hingga
banyaknya penumpang yang naik di atap Kereta Api. Bagaimanapun
perkeretaapian di Indonesia masih harus dikembangkan di masa-masa

6
mendatang, baik untuk angkutan jarak jauh maupun di tingkat lokal. Namun
demikian yang menjadi permasalahan yang cukup mengganggu
perkeretaapian saat ini adalah tingginya tingkat kecelakaan.
Cukup tingginya korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi akibat
kecelakaan Kerata Api telah menyebabkan citra pelayanan dan manajemen
perkeretaapian menurun. Kinerja keselamatan semakin menjadi tuntutan dan
perhatian sehingga perlu segera ditingkatkan. Penyebab tingginya kecelakaan
kereta api merupakan akumulasi dari banyak faktor, diantaranya masalah
regulasi, manajemen, kondisi sarana dan prasarana. Sarana kereta api meliputi
lokomotif, kereta, gerbong, KRL, dan KRD. Prasarana jalan rel yang ada saat
ini pada umumnya masih jalur tunggal. Jalur ganda baru tersedia di jalur
Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor, Padalarang-Bandung, dan Surabaya kota-
Wonokromo. Jalur rel yang ada memiliki beban gandar antara 9 s.d. 18 ton
yang mampu mendukung kecepatan kereta api antara 60-110 km/jam.
Panjang rel di Jawa yang masih dioperasikan sepanjang 3.216 km dan di
Sumatera sepanjang 1.348 km. Sebagian dari jalur tersebut kondisinya sudah
kurang layak operasi sehingga sangat rawan terhadap kecelakaan. Dalam
rangka menekan angka kecelakaan kereta api, masalah faktor keselamatan
KA pada prioritas tertinggi, dengan menetapkan peningkatan keselamatan ada
empat strategi sebagai berikut:
1. Mengurangi frekuensi kecelakaan KA dengan mempertahankan kualitas
prasarana dan sarana, serta kualitas SDM terkait.
2. Penertiban penumpang di atas atap KA melalui law enforcement dan
sterilisasi stasiun.
3. Penerapan No Go Item secara tegas.
4. Sosialisasi budaya keselamatan.
5. Apabila strategi untuk menekan tingkat kecelakaan hanya bersifat
normatif sebagaimana telah dilakukan sebelumnya yang tidak
mencerminkan sense of crisis, maka upaya upaya untuk menekan
tingkat kecelakaan tidak akan efektif.

7
2.4 Pelayanan Kereta Api di Indonesia
Pelayanan adalah hal yang sangat menentukan kenyamanan masyarakat
yang akan memepengaruhi minat masyarakat untuk memilih alat transportasi
umum yang akan digunakan. Apabila pelayan yang diberikan buruk maka
akan memperkecil minat masyarakat untuk menggunakan alat transportasi
tersebut. sementara jika pelayanan yang diberikan bagus, maka akan
meningkatkan minat masyrakat.
Khususnya pada bidang perkeratapian di Indonesia, pelayanan yang
diberikan banyak berhubungan dengan dua aspek, yakni pelayanan
intra(dalam) dan pelayanan ekstra(luar) kereta. Walaupun berbeda, namun
kedua hal ini saling terkait dalam peningkatan kenyamanan untuk pengguna
kereta api. Jika hanya salah satu dari aspek ini yang terlihat baik, maka sudah
dapat dipastikan tingkat kenyamanan dan kepuasan pengguna jasa kereta api
di Indonesia tetap akan rendah.
Setiap periodenya, pengelola jasa layanan kereta api di Indonesia terus
berbenah dan meningkatkan pelayanannya. Salah satu cara yang telah
dilakukan oleh PT. KAI adalah dengan menyediakan jasa pemesanan tiket
menggunakan sistem online. Cara ini digunakan agar masyrakat tidak perlu
lagi menghabiskan waktu untuk mengantri berjam-jam hanya untuk
mendapatkan tiket. Selain itu bentuk pembenahan lain yang dilakukan oleh
PT. KAI adalah dengan membuka kelas baru, yaitu kelas ekonomi AC. Kelas
ini memng salah satu terobosan yang sangat ampuh untuk meningkatkan
minat masayarakat untuk menggunakan jasa PT. KAI.
Walaupun begitu masih banyak hal yang menurut masyarakat harus
diperbaiki. Mulai dari sistem pelayanan tiket. Walaupun sudah menggunakan
sistem pelayanan online, namun masyarakat masih merasa kurang puas.
Karena memang masih minimnya jumlah tiket yang diberikan kepada
masyarakat. Ini dapat dilihat dari fakta di lapangan. Masih banyak
penumpang yang terlantar karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang sistem online ini.

8
Jika pelayanan yang diberikan oleh PT. KAI telah dapat melayani
masyarakat hingga memberikan kepuasan sesuai dengan apa yang
diharapkan, disaat itulah pelayanan yang diberikan bisa dikatakan
memuaskan.

2.5 Pelayanan Eksternal Kereta Api di Indonesia


Salah satu fasilitas yang disediakan berkaitan dengan perkereta apian
adalah stasiun kereta untuk tempat naik dan turunnya penumpang. Menurut
UU No. 23 Perkeretaapian stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti
untuk melayani :
1. Naik turun penumpang
2. Bongkar muat barang; dan / atau
3. Keperluan operasi kereta api
Pasal 133 Ayat (1) UU No. 23/2007 menyebutkan dalam
penyelenggaraan pengangkutan orang dengan kereta api, penyelenggara
sarana perkeretaapian wajib mengutamakan keselamatan dan keamanan
orang, pelayanan kepentingan umum, sampai mematuhi jadwal
keberangkatan kereta api. Dalam Pasal 137 UU yang sama menyebutkan
pelayanan angkutan orang dengan kereta api harus memenuhi standar
pelayanan minimum mulai dari pelayanan di stasiun keberangkatan, dalam
perjalanan, hingga sampai di stasiun tujuan. Namun dalam implementasinya,
masih banyak keluhan dari konsumen mengenai standar pelayanan minimum
Kereta Api.2
Untuk situasi perkeretaapian di Indonesia yang baru-baru ini mengalami
kemunduran, pelayananan dan sarana prasarana pun turut menurun
kualitasnya. Mulai dari pelayanan jual beli tiket, keamanan, kenyamanan,
ketertiban dan sikap dari petugas stasiun. Menurunnya pelayanan di stasiun
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kurangnya kedisiplinan baik
petugas maupun penumpang, faktor alam atau bencana, dan perilaku

2
Ibid

9
perorangan yang ada di stasiun tersebut. Keamanan yang harus diperhatikan
di dalam stasiun meliputi keamanan terhadap kriminalitas yang mengancam
harta benda. Hal ini mengingat bahwa di dalam keramaian penumpang di
dalam stasiun terdapat para pencuri ulung yang mengancam harta benda
penumpang. Selain faktor kriminalitas, bentuk dan luas peron turut menjadi
faktor penyumbang turunnya tingkat keamanan di stasiun. Luas peron yang
kurang memadai menyebabkan penumpang dan pedagang asongan
berdesakan saat menunggu datangnya kereta.
Semarang, Sabtu (23/2/2013). Berdasarkan pantauan, banjir akibat
hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak Jumat (22/2/2013) malam,
telah menggenangi Stasiun Tawang dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter,
termasuk di ruang tunggu penumpang. Bahkan, kursi di ruang tunggu Stasiun
Tawang Semarang juga tergenang, meski beberapa penumpang tetap terlihat
nekat menerobos genangan banjir menunggu di perlintasan KA stasiun yang
sudah ditinggikan. (TribunJogja.com)3
Contoh berita diatas adalah menurunnya pelayanan akibat dari faktor
alam. Hal ini menyebabkan aktivitas dan kenyamanan penumpang menjadi
terganggu serta mengakibatkan menurunnya kepuasan pelanggan atas situasi
yang ada. Tidak hanya masalah bencana yang menyebabkan pelayanan
perkeretaapian menjadi terpuruk. Berikut adalah ungkapan dari seseorang
yang merasa kurang puas dengan pelayanan kereta di salah satu stasiun di
Indonesia.
Rabu, 2 Januari 2013, saya melakukan cancel tiket kereta Rajawali PP
tujuan Semarang-Surabaya melalui CS di Stasiun Gubeng. Namun sayangnya
pelayanannya sungguh tidak ramah. Petugas yang melayani saya pada waktu
itu berkawat gigi dan masih berumur sekitar 20 tahunan. Sebagai front liner,
petugas dimaksud sungguh tidak ramah. Beberapa pertanyaan yang saya
lontarkan terkait mekanisme pengembalian tiket, dijawab dengan ketus dan
wajah tidak bersahabat. Yang membuat kesalnya lagi, ketika saya hitung
3
Dewi Agustina. Layanan di Stasiun tawang Dialihkan ke Poncol.
http://www.tribunnews.com/regional/2013/02/23/layanan-di-stasiun-tawang-dialihkanke-
poncol Diakses pada tanggal 3 Juli 2017

10
ulang uang retur yang diberikan, jumlahnya ada yang kurang. Saat saya minta
konfirmasi, justru si petugas malah menutup tirai dengan wajah judes.
(Winona Almira, tribunnews.com, 2013).4
Dari pernyataan salah satu penumpang kereta api di atas menunjukan
bahwa pelayanan perkeretaapian di Indonesia memang belum memuaskan.
Sebagai petugas stasiun, bukankah seharusnya dapat memberikan pelayanan
yang baik dan ramah. Karena dengan adanya pelayanan yang menyenangkan,
ramah dan jelas maka dengan sendirinya akan meningkatkan kepuasan
pelanggan atas kinerja petugas di stasiun. Apabila pelanggan telah
beranggapan bahwa pelayanan di suatu stasiun tertentu maka, akan banyak
pelanggan lainnya yang tetap menggunakan kereta api sebagai alat
transportasi mereka. Maka perkeretaapian tidak akan kehilangan pamornya.
Pada intinya, untuk mengembalikaan keadaan perkeretaapian di Indonesia
yang mulai terpuruk, Perusahaan PT KAI hendaknya memperbaiki segala
fasilitas yang menunjang perkeretapian baik fasilitas dalam gerbong kereta
maupun fasilitas luar seperti stasiun, tiketing dan kinerja petugas.

2.6 Pelayanan Internal Kereta Api di Indonesia


Pencerminan baik buruknya kualitas pelayanan dapat di lihat dari fasilitas
di dalam kereta. Meskipun kereta memiliki kelasnya masing-masing
(ekonomi, bisnis, eksekutif) namun ketiga kelas tersebut haruslah sama-sama
memenuhi standar kenyamanan dan kepuasan dari penumpang. Terutama
kereta api yang memiliki jarak tempuh jauh. Kenyamanannya harus lebih
diperhatikan dibandingkan dengan kereta api yang berjarak tempuh dekat.
Berikut berapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki kualitas
pelayan kereta api:
1. Bantal dan Selimut
Fasilitas seperti selimut dan bantal seharusnya merupakan fasilitas
yang secara free diberikan dari pihak kereta api untuk para penumpang.
4
Winona Almira. Retur Tiket KA Stasiun Gubeg Mengecewakan.
http://surabaya.tribunnews.com/m/index.php/2013/01/19/retur-tiket-ka-di-stasiun-gubeng
mengecewakan. Diakses pada tanggal 3 Juli 2017

11
Sebab untuk penumpang yang harus melakukan perjalanan jauh fasilitas
seperti ini sangat dibutuhkan. Namun kenyataannya untuk beberapa kelas
kereta seperti kelas Ekonomi dan bisnis masih menerapkan sistem sewa
untuk bantal dan selimutnya. Hanya kereta dengan kelas Eksekutif yang
mendapatkan fasilitas bantal dan selimut secara free.
2. Makanan
Beberapa tahun yang lalu Kereta Api kelas eksekutif masih
menyediakan fasilitas makan bagi para penumpangnya. Kini fasilitas
tersebut sudah tidak berlaku lagi. Para penumpang yang ingin makan mau
tidak mau harus membeli makanan di tempat restorasi yang harganya
cukup mahal. Sangat disayangkan mengingat tarif dari kereta eksekutif itu
sendiri tidak mengalami penurunan (bahkan cenderung naik) tetapi
fasilitasnya mengalami penurunan.
3. Toilet
Jika dibanding kereta api level eksekutif, toilet kereta api level bisnis
dan ekonomi memang cukup miris. Selain karena kebersihannya yang
kurang terjaga terkadang toilet tersebut dijadikan tempat istirahat bagi
orang-orang yang tidak kebagian tempat duduk. Sehingga terkadang sulit
jika ada penumpang lain yang ingin menggunakan toilet tersebut.

2.7 Solusi Permasalahan Kereta Api di Indonesia


Mengangkat masalah masalah yang tersebut diatas merupakan hal yang
berasal dari masalah sepele sampai ke masalah yang memerlukan penanganan
yang lebih lanjut. Masalah yang dituntaskan secara bertahap dengan
prioritaskan yang mendesak. Solusi yang mungkin segera di lakukan adalah,
peremajaan umur kereta api dengan penanganan teknisi yang mendetail ke
seluruh kereta api, mulai dari badan kereta, mesin, sampai fasilitas penunjang
di dalam kereta api tersebut. Sistem rute jalur yang digunakan menjadi factor
penting dalam perbaikan. Dengan keadaan rel yang masih kokoh dan berumur
panjang, akan mengurangi ancaman kecelakaan. Di lain hal diatas,
perbanyakan armada kereta api dengan rute yang sama akan memudahkan

12
dalam pengendalian sistem keberangkatan dan kedatangan tanpa harus
menunggu lama. Stasiun yang kurang layak guna juga dapat menjadi masalah
yang penting. Di sisi lain masalah alam yang bisa saja datang secara tiba-tiba
walaupun sudah diprediksi juga menjadi masalah yang sulit untuk ditangani,
hanya saja dapat diantisipasinya.
Pemerintah dengan penganggaran yang lebih, diutamakan untuk
perbaikan sarana dan prasarana kereta api karena kereta api dapat menjadi
salah satu alternative solusi kemacetan di kota-kota besar. Dengan perhatian
yang lebih ke kereta api, akan memunculkan surplus untuk pemerintah, jika
banyak orang-orang yang lebih memilih menggunakan kereta api untuk
mobilitas.Parahnya lagi jika memasuki suasana lebaran yang penumpangnya
lebih banyak memilih menggunakan kereta harusnya kenyamanannya lebih
ditingkatkan.
Permasalahan yang menjadi orang-orang enggan atau kurang minat
menggunakan jasa kereta api adalah fasilitas pendukung dalam kereta api.
Mereka menganggap kalau fasilitas yang mereka dapatkan kurang dapat
membuat nyaman selama perjalanan. Penyedia fasilitas dengan harusnya
lebih menjaga agar tetap baik dan membuat nyaman. Kebersihan merupakan
salah satu alasan ketidaknyamanan dalam kereta. Beda kelas, beda pula
perlakuan fasilitas kebersihannya, seharusnya walaupun beda tetap memenuhi
standar yang ada. Sebagai contoh ada kereta yang benyak sampah yang
berceceran tanpa ada yang membersihkan. Ketertiban dalam kereta api juga
seharusnya dijaga, tidak hanya penjaga kereta, penumpangpun juga begitu.

13
BAB III
PENUTUP

Pelayanan kereta api indonesia masih belum bisa dikatakan baik. Masih
banyak hal yang perlu di benahi oleh PT. KAI sebagai pengelola Kereta Api
Indonesia. Meskipun kereta memiliki kelasnya masing-masing (ekonomi, bisnis,
eksekutif) namun ketiga kelas tersebut haruslah sama-sama memenuhi standar
kenyamanan dan kepuasan dari penumpang. Terutama pada kereta api yang
memiliki jarak tempuh jauh, kenyamanannya harus lebih diperhatikan
dibandingkan dengan kereta api yang berjarak tempuh dekat. Pada intinya, untuk
mengembalikaan keadaan perkeretaapian di Indonesia yang mulai terpuruk,
Perusahaan PT KAI hendaknya memperbaiki segala fasilitas yang menunjang
perkeretapian baik fasilitas dalam gerbong kereta maupun fasilitas luar seperti
stasiun, tiketing dan kinerja petugas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dewi. Layanan di Stasiun tawang Dialihkan ke Poncol.


http://www.tribunnews.com/regional/2013/02/23/layanan-di-stasiun-
tawang-dialihkanke-poncol .Diakses pada tanggal 3 Juli 2017
Almira, Winona. 2013. Retur Tiket KA Stasiun Gubeg Mengecewakan. dalam
tribunnews. http://surabaya.tribunnews.com/m/index.php/2013/01/19/retur-
tiket-ka-di-stasiun-gubeng mengecewakan. Diakses pada tanggal 3 Juli 2017
Anonim. 2015. Undang undang perkeretaapian.
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13497/node/667/uu-no-13-
tahun-1992-perkeretaapian. Diakses pada tanggal 3 Juli 2017

15

Anda mungkin juga menyukai