Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana perpindahan manusia dan barang yang mendukung kehidupan
sehari-hari masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Salah satu alat transportasi
yang digunakan adalah kereta api. Sebagian besar jaringan kereta api Indonesia saat ini merupakan
peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda. Sistem transportasi kereta api mengalami pasang surut
dalam pertumbuhannya. Setelah kekalahan Sekutu dalam Perang Dunia I, ratusan kilometer jalur
kereta api dipindahkan ke Myanmar untuk mendukung rantai pasokan dan logistik militer Jepang.
Angkutan kereta api yang menjadi andalan angkutan jalan raya lambat laun ditinggalkan setelah
kemerdekaan karena dinilai kurang berkembang.

Salah satu bidang industri transportasi yang berkembang pesat adalah perjalanan kereta api. Di
Indonesia, layanan transportasi kereta api disediakan, dikelola dan direncanakan oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero). Layanan transportasi kereta api lebih unggul karena mengangkut orang dan
barang, membutuhkan lebih sedikit energi, dan lebih aman daripada moda transportasi lainnya. Rel
kereta api membantu meminimalkan kerusakan jalan dan masalah lalu lintas di daerah pedesaan.

Di Indonesia, perjalanan kereta api dimulai sekitar tahun 1840 dengan kedatangan penjajah Belanda.
Sistem dan infrastruktur pengoperasian kereta api telah memburuk dari waktu ke waktu dan tidak
ada upaya yang dilakukan untuk memperbaikinya. Ini mengurangi dampak sistem kereta api pada
perencanaan transportasi secara keseluruhan. Namun, jika dikelola secara efisien dan hati-hati,
kereta api tetap menjadi sarana transportasi terpenting bagi menghubungkan daerah.

Jawa Tengah saat ini memiliki 894 km jalur kereta api aktif dan 663 km jalur yang yang tidak aktif ,
sehingga total panjang jalur kereta api menjadi 1.557 km. Rel kereta api dipandang penting untuk
membongkar jaringan jalan yang semakin padat. Mengingat banyaknya jalur kereta api yang
melintasi pedesaan, maka dimungkinkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang
dilalui jalur kereta api tersebut. Perbaikan jalur kereta api, khususnya di wilayah operasional
Semarang, Jawa Tengah, perlu mengakomodasi lalu lintas di jaringan jalan yang sudah padat. Setiap
orang menginginkan angkutan umum yang terjangkau, aman, nyaman, sering dan tepat waktu.

Saat lalu lintas jalan raya mencapai kapasitas maksimum, kereta api semakin membuktikan
keunggulan kompetitifnya. Manfaat ini sejalan dengan kemajuan teknologi kereta api yang membuat
perjalanan menjadi lebih cepat, lebih aman, lebih hemat energi, dan lebih sedikit polusi. Apalagi,
kereta api masih menjadi moda transportasi terbaik dalam hal kapasitas angkut. Mempertimbangkan
masa depan perkeretaapian yang cerah, masuk akal jika manfaat di atas dapat terwujud sepenuhnya,
terutama jika transportasi terintegrasi nasional dipraktikkan. Oleh karena itu, perkeretaapian
nasional harus diwujudkan sebagai sarana transportasi utama di masa depan, terutama sebagai
bagian dari kerangka transportasi nasional utama yang dapat mengamankan angkutan penumpang
dan barang di seluruh Indonesia.

Pengoperasian kereta api harus memenuhi standar pelayanan. Persyaratan layanan ini mencakup
kenyamanan, keamanan, dan keandalan. Salah satu layanan yang diberikan oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) adalah transportasi yang aman, efisien, digital, dan berkembang. Tujuan
menjalankan kereta api adalah untuk memfasilitasi pergerakan orang dan/atau barang dalam jumlah
besar secara cepat, efisien, dan aman.

Perjalanan kereta api memiliki karakteristik khusus seperti Perjalanannya terjadwal secara pasti
sesuai dengan grafik perjalanan kereta api (Gapeka), Jasa angkutan yang bersifat massal, Memiliki
jalur tersendiri, Tidak berhenti disembarang tempat dan hanya berhenti di setasiun kecuali terdapat
peraturan lain yang mengaturnya, Kecepatan kereta api tersebut diatur sesuai dengan tabel kereta
api dan tidak dikemudikan semaunya masinis.

Perlu dikatakan bahwa dalam pengoperasian pasti akan ada kendala yang mencegah atau
mengganggu pelaksanaan transportasi. Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero), gangguan dalam
perjalanan kereta api disebut “Gangguan operasional kereta api” adalah keadaan yang tidak terduga
yang mengganggu, menghambat, atau menimbulkan keadaan darurat.

Gangguan operasional kereta api dibagi menjadi dua kategori. KKA (kecelakaan kereta api) dan NKKA
(non kecelakaan kereta api). Kecelakaan kereta api terjadi ketika dua kereta bertabrakan, salah satu
kereta terbalik, menabrak, dan/atau terbakar. Kecelakaan non kereta api adalah kejadian atau
gangguan terhadap penyelenggaraan perkeretaapian selain kecelakaan kereta api yang menimbulkan
kerugian pada prasarana perkeretaapian, korban jiwa, atau kerugian harta benda.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam penelitian ini.
Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti Analisis Pengaruh Gangguan Non Kecelakaan Kereta Api
Terhadap kelancaran Frekuensi Perjalanan Kereta api Lintas Tegal-Cepu Daop 4 Semarang
Berdasarkan GAPEKA 2021.

Anda mungkin juga menyukai