PENDAHULUAN
mandiri. Di berbagai belahan dunia, angkutan kereta api telah menjadi tulang
ataupun barang, dalam kota atau antar kota, jarak dekat, menengah bahkan
yang handal adalah kereta api. Kontribusi (share) penggunaan kereta api
40%. Karena itu, bila ditemukan sistem perkereta-apian suatu negara belum
kapasitas angkut yang besar (massal), cepat, aman, hemat energi dan ramah
lingkungan serta membutuhkan lahan yang relatif sedikit. Selain itu dengan
1
semakin kuatnya isu lingkungan, maka keunggulan kereta api dapat
dijadikan sebagai salah satu alasan yang kuat untuk membangun transportasi
2007 : hal. 3-5). Dikatakan handal, karena daya angkut begitu banyak.
Bukan lagi satua, puluhan dan ratusan, tapi bisa mencapai ribuan. Dikatakan
besar. Dalam sekali perjalanan, satu rangkaian KA, (misalnya terdiri dari
atas 8 gerbong) mampu membawa 1.500 orang. Sebuah angka yang mustahil
dapat ditandingi oleh bus yang hanya mampu membawa sekitar 40-60 orang.
Atau bus berukuran sedang (Metromini) yang sekali jalan cuma mengangkut
paling besar sekalipun, yang hanya mampu mengangkut sekitas 500 orang.
Jumlah barang yang diangkut KA juga sangat besar. Bukan lagi dalam gram
misalnya, dalam setahun mampu mengangkut 300 juta ton (sekitar 25 juta
ton dalam sebulan atau 800.000 ton/hari) hasil bumi dan pertambangan dari
2
mampu mengangkut barang sebanyak 127, 8 juta ton, dan Spoornet (Afrika)
oleh kapal laut. Namun, dari sisi pemakaian energi KA masih jauh lebih
sistem perkeretaapian yang maju, efesien, efektif dan terpadu dengan moda
logistik nasional yang tidak berjalan secara efektif dan efesien, timbulnya
3
yang parah, tingginya polusi udara, tingginya penggunaan BBM dan
suatu Negara.
transportasi kereta api sangat terbatas yaitu hanya ada di Pulau Jawa dan
4
seperti Jabotabek, dan penyelenggaraan perkeretaapian untuk kepentingan
Pangsa kereta api untuk angkutan penumpang hanya 7,32%, hal ini
relatif masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pangsa angkutan
kereta api lebih kurang 0,63% dari total angkutan barang, dibandingkan
dengan angkutan jalan raya sebesar 91,25% untuk angkutan barang. (Cetak
2007 : hal. 1)
dan prasarana transportasi yang memadai, handal dan aman, tidak terkecuali
5
Namun kondisi perkeretaapian di Indonesia saat ini yang jaringannya
keunggulan moda kereta api yang dimiliki belum dapat dioptimalkan, hal
sistem transportasi kereta api yang memadai, handal, aman, nyaman dan
sistem transportasi kereta api yang memadai dan terpadu tersebut, maka
dan antar moda dengan baik, aman, nyaman dan layak, termasuk transportasi
kereta api.
dan mendorong sumber pembiayaan dari potensi para stake holder lainnya,
6
khususnya dari peran serta swasta atau badan usaha agar berminat dalam
dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
nasional kepada kondisi yang lebih baik di masa mendatang menjadi lebih
terbuka.
yaitu :
7
Pemerintah maupun Pemerintah Daerah), karena sebelumnya dalam
2. Anti Monopoli.
Indonesia).
4. Otonomi Daerah.
8
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004.
Masyarakat (LSM).
luas.
7. Perlindungan Konsumen.
9
8. Tarif.
9. Perizinan.
para stake holder lainnya (Pemerintah Daerah, BUMD dan Badan Usaha)
10
baik secara sendiri-sendiri maupun secara bekerjasama untuk ikut ambil
dengan Badan Penyelenggara, dalam hal ini kepada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero).
investasi swasta atau badan usaha dan paradigma yang tidak sesuai lagi
dengan tuntutan perkembangan zaman tersebut, dalam era sekarang ini sudah
sudah terbuka lebar bagi peran serta swasta atau badan usaha.
Hal ini antara lain dapat dilihat dalam beberapa ketentuan Undang-
11
a. Pihak Penyelenggara Perkeretaapian :
Pasal 1 angka 16 :
Pasal 1 angka 17 :
mendasar, sehingga menjadi dasar berpijak bagi para pelaku usaha dalam
12
mengambil peran untuk menciptakan iklim usaha bidang perkeretaapian
yang sehat, fair, akuntabel, efektif dan efesien yang didasari oleh prinsip
saling menguntungkan.
perkeretaapian sangat besar dan terbuka berbagai lini dari hulu hingga hilir
penyelenggaraan perkeretaapian.
2007 tentang Perkeretaapian hingga saat ini, masih ditemui kenyataan dan
perkeretaapian atau dengan kata lain belum berjalan secara alami era multi
13
Dengan ditemukenalinya bagaimana pengaturan, kebijakan dan
dan meningkatkan minat dan peran serta swasta dalam berinvestasi di bidang
penyelenggaraan perkeretaapian.
B. Rumusan Masalah
Perkeretaapian?
14
C. Keaslian Penelitian
D. Tujuan Penelitian
Perkeretaapian.
E. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
15
hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan yang
2. Jenis Penelitian
a. Penelitian Kepustakaan
1) Data
Perkeretaapian.
2) Bahan Penelitian
Perkeretaapian
Perkeretaapian
16
5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian
Penyediaan Infrastruktur.
Perkeretaapian Umum.
Perkeretaapian.
17
berupa buku-buku ilmiah, hasil penelitian, dan website,
Hukum.
3) Alat penelitian
b. Penelitian Lapangan
2) Lokasi penelitian
3) Responden
Perkeretaapian.
18
4) Alat Penelitian
responden.
3. Analisis Data
kualititatif untuk mendapatkan gambaran atas fakta yang ada dan fakta
F. Manfaat Penelitian
khususnya hukum bisnis baik secara teori maupun praktik hukum yang
19
di bidang transportasi, akan menciptakan iklim usaha yang sehat untuk
20