TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Namun jaringan kereta api yang belum merata di wilayah Indonesia menjadi
salah satu kendala. Untuk saat ini jaringan kereta api hanya ada di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatra. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Dirjen
Perkeretaapian telah membuat Recana Induk Perkertaapian Nasional (RIPNAS)
yang mengatur rencana perkeretaapian hingga tahun 2030. Berdasarkan RIPNAS
prakiraan kebutuhan jaringan kereta api dihitung berdasarkan kebutuhan panjang
minimal jaringan jalan kereta api (rel) di masing-masing pulau. Perhitungan
dengan memperbandingkan kondisi atau panjang jalan rel di Pulau Jawa – Bali
(sebagai acuan ideal) dengan kondisi yang mempengaruhinya, misalnya jumlah
12
penduduk, PDRB dan luas wilayah. Tabel 2.2 berikut menyajikan kebutuhan
panjang rel terbangun pada tahun 2030. Gambar 2.3 menunjukkan rencana jalur
kereta api di Pulau Sumatra.
Untuk saat ini ketersediaan jaringan jalur kereta api di Sumatra masih jauh
dari target yang diharapkan. Untuk itu pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan sedang dan akan membangun jaringan rel di kereta di Pulau
Sumatra. Jaringan kereta tersebut akan menghubungkan rel baru dan rel lama
yang sudah ada dan ditargetkan semua provinsi di pulau Sumatra bisa
disambungkan oleh jaringan kereta pada tahun 2019. Untuk menyambungkan
jaringan kereta di Sumatra, Kementerian Perhubungan akan membangun rel baru
sepanjang 1.520 km. Pembangunan jaringan baru tersebut nantinya akan
menyambungkan rel di Lhokseumawe – Besitang 248 km, Besitang – Binjai
(reaktivasi) 85 km, Rantauprapat – Duri – Dumai 249 km, Duri – Pekanbaru 90
km, Pekanbaru – Muaro 164 km, Muaro – Muaro Kalaban 26 km, Pekanbaru –
Jambi 350 km, Jambi – Kertapati 218 km, dan Kertapati – Prabumulih (jalur
ganda) 90 km.
F. Penelitian Terdahulu
Tugas akhir dengan judul Rancangan Tata Letak Jalur Di Stasiun Muara
Enim Untuk Mendukung Operaional Jalur Ganda Kereta Api Muara Enim-Lahat
belum pernah diajukan sebelumnya. Adapun penelitian yang berhubungan dengan
tata letak jalur adalah Peningkatan Emplasemen Stasiun Untuk Mendukung
Operasional Jalur Kereta Api Ganda oleh Kurniawan (2016) yang melakukan
penilitian di Stasiun Banjarsari lintas layanan Muara Enim – Lahat. Penelitian
yang dilakukan Kurniawan (2016) menganalisis peningkatan emplasemen stasiun
dengan peningkatan fasilitas operasi kereta api khususnya pada persinyalan serta
dibahas juga mengenai panjang sepur efektif suatu empalsemen stasiun agar
mampu mangakomodasi kereta eksisting dan angkutan yang direncanakan oleh
PT. Kereta Api Indonesia Divre III, Sumatra Selatan dan Lampung. Pada tugas
akhir Herhutomosunu (2016) yang berjudul Studi Detail Engineering Design
(DED) Geometrik Jalur Ganda Kereta Api Stasiun Rengas – Stasiun Sulusuban,
Lampung meneliti geometrik jalur ganda kereta api stasiun Rengas – Stasiun
Slusuban yang mana akan dibangun jalur ganda.