Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita berikan kepada Allah SWT yang mana berkat rahmat dan
karunianyalah makalah ini dapat kami selesaikan. Tugas Besar ini kami buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Rekayasa Jalan Rel.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, dengan keinginan besar makalah ini dapat terselesaikan dan dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian Dosen pada bidang studi Rekayasa Jalan Rel.
Semoga Tugas Besar ini menjadi suatu informasi yang berguna yang dapat diambil
manfaatnya oleh semua pihak yang membacanya.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun Tugas Besar ini. Dengan sangat menyadari Tugas Besar ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada penulisan kata yang salah, kami selaku
pembuat Tugas Besar ini memohon maaf atas kesalahan yang kami buat. Dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Tugas Besar ini.

Akhir kata kami berharap semoga Tugas Besar Mata Kuliah Rekayasa Jalan
Rel ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

1
DAFTAR ISI

2
1. A. Jalan Rel Lebih Unggul dan Teknologi Jalan Rel
Transportasi darat mulai dikembangkan dengan teknologi penggerak (sarana)
sederhana berupa roda, yang selanjutnya dihasilkan berbagai tipe dan ukuran. Seiring
dengan perkembangan di dunia teknologi automotif, metal, elektronik dan informatika,
manusia mulai memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk menciptakan
berbagai jenis moda angkutan dan lokomotif. Hingga saat ini, terdapat dua macam
moda angkutan darat yang dikembangkan yaitu moda angkutan jalan raya dan moda
angkutan jalan rel (Rosyidi, :2015).
Moda angkutan kereta api mempunyai andil yang cukup penting dalam perekonomian
dan kehidupan sosial, mengingat bahwa transportasi memegang kendali strategis bagi
kemudahan pendistribusian logistik di Indonesia. Hal ini sejalan dengan Peraturan
Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional (RIPNAS) yang menjelaskan bahwa pembangunan transportasi
perkeretaapian nasional diharapkan mampu menjadi tulang punggung angkutan barang
dan angkutan penumpang perkotaan sehingga dapat menjadi salah satu penggerak
utama perekonomian nasional, Selain itu penyelenggaran transportasi perkeretaapian
nasional yang terintegrasi dengan moda angkutan lain dapat meningkatkan efisien
penyelenggaran perekonomian nasional.
Secara umum keuntungan/keunggulan angkutan kereta api dijelaskan dalam Gambar
1.

Gambar 1. Keunggulan Transportasi Moda Angkutan Kereta Api


3
1. Moda angkutan jalan rel adalah tipe moda angkutan yang memungkinkan
jangkauan pelayanan orang/barang dalam jarak pendek, sedang dan jauh dengan
kapasitas yang besar (angkutan masal), tergantung pada keadaan topografi
daerah yang memungkinkan untuk dilalui secara baik oleh kereta (Gambar 2.2).

2. Pemakaian energi untuk transportasi menduduki peringkat tertinggi (40,58%)


dibandingkan industri lainnya (Gambar 2.3). Ini menempatkan tingkat
penggunaan BBM untuk industri jasa sangat signifikan. Penghematan
energi/BBM di bidang industri jasa akan memberikan dampak perekonomian
yang cukup tinggi terhadap pemakaian energi nasional di Indonesia. Angkutan
kereta api memiliki potensi penggunaan energi/BBM yang relatif kecil, seperti
pada Tabel 2.1, dihitung dalam pemindahan satu ton barang dengan perhitungan
tenaga kuda. Terlihat bahwa kereta api memiliki kebutuhan energi yang relatif
kecil, bahkan dengan dikembangkan tenaga penggerak baterai dari sumber listrik
memungkinkan penggunaan yang hemat energi, terutama mengurangi
penggunaan BBM. Efek dari penggunaan energi yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan besar kapasitas angkutnya yang dapat terlayani akan dapat
memberikan kemungkinan biaya produksi aktivitas manusia semakin kecil.
Gambar 2.4 menjelaskan perbandingan pemakaian BBM angkutan kereta api dan
moda lainnya dengan parameter orang/liter BBM.

Gambar 2.2 Perbandingan jangkauan pelayanan kereta api terhadap


beberapa moda angkutan lainnya

4
Gambar 2.3 Perbandingan pemakaian BBM dari berbagai kegiatan industri nasional di
Indonesia

5
Gambar 2.4 Pemakaian BBM liter/orang untuk moda angkutan

Tabel 2.1 Perbandingan penggunaan energi (TK) dari berbagai


moda

Kendaraan Penggunaan
energi
KA 3 TK
Truck 20 TK
Pesawat Jet 300 TK
Kapal Laut 1,5 TK

Keterangan : TK = tenaga kuda

3. Keselamatan perjalanan akan lebih baik daibandingkan moda lainnya, karena


mempunyai jalur (track) dan fasilitas terminal tersendiri, sehingga tidak
terpengaruh oleh kegiatan lalu lintas non kereta api yang menjadikan sangat kecil
terjadinya konflik dengan moda lainnya.

4. Keandalan waktu cukup tinggi, karena selain mempunyai jalur tersendiri,


kecepatan relatif lebih konstan, sehingga kemudahan dalam pengaturan dan risiko
keterlambatan kecil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca.

6
5. Tingkat keandalan keselamatan perjalanan relatip tinggi, dapat sebagai angkutan
wisata pada kawasan pariwisata (tourism trip).
6. Perkeretaapian merupakan angkutan yang ramah lingkungan, dengan emisi gas
buang kecil dan pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik,
memungkinkan sebagai moda angkutan yang memapu menjawab masalah
lingkungan hidup manusia di masa datang.
7. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus, karena daya angkut
besar, dan memiliki jalur sendiri, sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus
dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. (misalnya, untuk
Hankam, Pengiriman Sembako, Layanan Bahan Pabrik, dll.)
8. Kecepatan perjalanan KA bervariasi, dari kecepatan rendah hingga tinggi,
misalnya dari KA berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA
Levitasi Magnetik dengan kecepatan 400-600 km/jam.
9. Mempunyai aksebilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.
10. Biaya total variabel (biaya operasionalnya) perhitungan per hari cukup tinggi,
namun biaya variabel dalam per ton tiap km sangat rendah (karena kapasitas
angkut besar) dibandingkandari perkembangan moda. Tabel 2.2 memberikan
deskripsi kinerja beberapa moda dalam perkiraan biaya per ton-km dalam dollar.

11. Perkeretaapian merupakan angkutan yang ramah lingkungan, dengan emisi gas
buang kecil dan pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik,
memungkinkan sebagai moda angkutan yang memapu menjawab masalah
lingkungan hidup manusia di masa datang.
12. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus, karena daya angkut
besar, dan memiliki jalur sendiri, sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus
dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. (misalnya, untuk
Hankam, Pengiriman Sembako, Layanan Bahan Pabrik, dll.)
13. Kecepatan perjalanan KA bervariasi, dari kecepatan rendah hingga tinggi,
misalnya dari KA berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA
Levitasi Magnetik dengan kecepatan 400-600 km/jam.
14. Mempunyai aksebilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.
15. Biaya total variabel (biaya operasionalnya) perhitungan per hari cukup tinggi,
namun biaya variabel dalam per ton tiap km sangat rendah (karena kapasitas
angkut besar) dibandingkandari perkembangan moda. Tabel 2.2 memberikan
deskripsi kinerja beberapa moda dalam perkiraan biaya per ton-km dalam dollar.

16. Perkeretaapian merupakan angkutan yang ramah lingkungan, dengan emisi gas
buang kecil dan pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik,
memungkinkan sebagai moda angkutan yang memapu menjawab masalah
lingkungan hidup manusia di masa datang.
17. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus, karena daya angkut
besar, dan memiliki jalur sendiri, sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus
dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. (misalnya, untuk
Hankam, Pengiriman Sembako, Layanan Bahan Pabrik, dll.)

7
18. Kecepatan perjalanan KA bervariasi, dari kecepatan rendah hingga tinggi,
misalnya dari KA berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA
Levitasi Magnetik dengan kecepatan 400-600 km/jam.
19. Mempunyai aksebilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.
20. Biaya total variabel (biaya operasionalnya) perhitungan per hari cukup tinggi,
namun biaya variabel dalam per ton tiap km sangat rendah (karena kapasitas
angkut besar) dibandingkandari perkembangan moda. Tabel 2.2 memberikan
deskripsi kinerja beberapa moda dalam perkiraan biaya per ton-km dalam dollar.

21. Perkeretaapian merupakan angkutan yang ramah lingkungan, dengan emisi gas
buang kecil dan pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik,
memungkinkan sebagai moda angkutan yang memapu menjawab masalah
lingkungan hidup manusia di masa datang.
22. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus, karena daya angkut
besar, dan memiliki jalur sendiri, sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus
dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. (misalnya, untuk
Hankam, Pengiriman Sembako, Layanan Bahan Pabrik, dll.)
23. Kecepatan perjalanan KA bervariasi, dari kecepatan rendah hingga tinggi,
misalnya dari KA berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA
Levitasi Magnetik dengan kecepatan 400-600 km/jam.
24. Mempunyai aksebilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.
25. Biaya total variabel (biaya operasionalnya) perhitungan per hari cukup tinggi,
namun biaya variabel dalam per ton tiap km sangat rendah (karena kapasitas
angkut besar) dibandingkandari perkembangan moda. Tabel 2.2 memberikan
deskripsi kinerja beberapa moda dalam perkiraan biaya per ton-km dalam dollar.

8
• TEKNOLOGI REKAYASA JALAN REL

MASS RAPID TRANSIT (MRT)

A. Pengertian MRT
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang mempunyai 3
kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi tinggi), dan
transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan). Namun, belakangan ini kita sering salah
kaprah tentang maksud definisi MRT itu sendiri. Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan
dan kurang memperhatikan konten membuat masyarakat bukannya menjadi cerdas tapi menjadi
makin bodoh.
MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan yang
mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan
kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway, tram, dan monorail.
Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena biasanya
merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan beroperasi pada lajur khusus,
sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan lajur ini dilakukan agar penumpang tidak
mengalami penundaan waktu perjalanan dan tidak terganggu oleh aktivitas moda angkutan lain yang
melintasi rute perjalanan yang sama. Busway sendiri biasanya bervariasi ada yang berbentuk ganda
(bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT jenis busway biasanya lebih banyak dipilih
oleh kota-kota di negara berkembang karena pengembangannya membutuhkan biaya yang lebih
murah dibandingkan dengan subway, monorel, ataupun tram. Kota Bogota di Kolombia merupakan
salah satu contoh sukses penerapan sistem busway. MRT dalam bentuk subway pada prinsipnya
memiliki kesamaan sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat
perbedaan karena subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiun-stasiunnya langsung
terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan
yang sangat populer dan seringkali dikenal dengan istilah metro system. Kota London merupakan
kota pertama

9
yang menerapkan sistem subway sebagai moda angkutan massal berkecepatan tinggi pada tahun
1863.
Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api, tetapi
jalur operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di hampir semua
kota menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di Amerika. Tram pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan merupakan bentuk awal MRT di dunia. Dalam
operasionalnya, dikenal dua jenis tram: (1) tram yang jalur operasinya menyatu dengan jalur
lalu-lintas kendaraan; dan (2) tram yang memiliki jalur operasional tersendiri yang dikenal
dengan istilah light rail.
Monorail merupakan MRT yangmemiliki jalur tertentu dan biasanya tidak mengambil
ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya dan yang ditopang
dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan monorail. Berbeda
dengan MRT lainnya, monorail biasanya hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop
dengan beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun
langsung ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail sudah banyak dikembangkan di
kota-kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.
B. Latar Belakang Pembangunan
Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian
Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya bahan
bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa
bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan
kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun.
Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta.
MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 diperkotaan.
Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang
lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga
ramah lingkungan.
Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan
finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi

10
sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa
mudah warga kota melakukan perjalanan/ mobilitas dan seberapa sering mereka dapat
melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah
memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
perjalanan/ mobilitasnya menjadi lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih
ekonomis.
2.3 Manfaat Kehadiran MRT
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan
kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang
menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi missal.
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya
bagi Jakarta dan warganya antara lain:
• Penciptaan lapangan kerja
• Penurunan waktu tempuh & meningkatkan
• Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan
dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System
2005)
• Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk
merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung
kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta
Pengembangan MRT dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan
perangkutan di kota-kota besar tersebut. Keunggulan sistem ini ialah kemampuannya
mengangkut penumpang dalam jumlah besar, cepat, dan dapat diandalkan dalam berbagai
situasi. Dengan mempergunakan MRT, ruang jalan akan jauh lebih efisien karena penggunaan
kendaraan pribadi dapat diminimalisasi.
Kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), dan busway yang sudah dikembangkan di
kota-kota metropolitan di Indonesia sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai sarana
transportasi massal. Namun, di berbagai kota, ketiganya belum dapat sepenuhnya dikategorikan
sebagai MRT karena belum memenuhi kriteria sebagai sarana transportasi yang benar-benar cepat
dan handal dalam segala situasi.

11
3 56,8
R1.5
54,8
62
R14
7,7681

3
2
,
R1.5

4,85
1
7
,
R7 R7

AS NETRAL

110,4
10,8 PENAMPANG REL TYPE 42
3,6642

59,2
AS LUBANG BAUT
SKALA 1:80

55,6
7,7681
8,44

R7 R7

1:4
1 :4
11

R3
8,81

R3
,87

R1 R1
44 44
88

INSTITUSI JUDUL GAMBAR NAMA DOSEN NO GAMBAR CATATAN

PENAMPANG REL TYPE 42 AMALIKA IR. H. HENDRA GARNIDA, MT.


SABILLA
M Faizal Gh

S1 TEKNIK SIPIL MATA KULIAH TANDA TANGAN JML LEMBAR


FAKULTAS TEKNIK NPM
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP REKAYASA JALAN REL
2112227001
2022 2112227008

12
BANTALAN ASPAL
BANTALAN
106,7
BANTALAN PASIR
BALAS 4 4
DIPADATKAN
KLOS KLOS

SUB BALAS /
PIPA DRAINASE LAPISAN KERIKIL

POTONGAN MELINTANG PERLINTASAN


SKALA 1:10

INSTITUSI JUDUL GAMBAR NAMA DOSEN NO GAMBAR CATATAN

Pot.penampang rel
AMALIKA IR. H. HENDRA GARNIDA, MT.
SABILLA
M Faizal Gh

S1 TEKNIK SIPIL MATA KULIAH TANDA TANGAN JML LEMBAR


FAKULTAS TEKNIK
NPM
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP REKAYASA JALAN REL
2112227001
2022 2112227008

Anda mungkin juga menyukai