Anda di halaman 1dari 11

14.01.

044
3B / DIV TRANSPORTASI DARAT

KERETA API, JALAN RAYA,


DAN TREM
[Document subtitle]

KERETA API, JALAN RAYA, DAN TREM


A. JALAN RAYA
Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang
lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

Digunakan untuk kendaraan bermotor

Digunakan oleh masyarakat umum

Dibiayai oleh perusahaan negara

Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/air, serta di atas permukaan air, kecuali kereta api, jalan lori,
dan jalan kabel.
Kelebihan moda jalan raya yaitu:
1. Fleksibel dalam hal pelayanan karena sangat mungkin untuk mengubah

tujuan/mengubah haluan
2. Pencapaian secara langsung ke tempat tujuan
3. Kecepatan tinggi
4. Rentangannya luas dalam hal pengangkutan barang, dapat menangani ukuran
5.
6.
7.
8.
9.
10.

barang yang besar


Memungkinkan untuk mengubah tujuan di tengah perjalanan
Membantu dalam menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan
Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok
Pertukaran dan penyampaian informasi
Memenuhi kebutuhannya akan pangan, sandang
Mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas

Sedangkan kekurangan moda jalan raya yaitu:


1.
2.
3.
4.

Perlu pemeliharaan yang terus menerus


Dapat menjadi sangat lambat
Sering terjadi penundaan dan keterlambatan
Menyebabkan polusi, kecelakaan, kemacetan, dan kebisingan

Moda transportasi di jalan raya adalah yang paling sering kita jumpai sehari hari,
seperti:

1. Sepeda Motor, adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa atap
baik dengan atau tanpa kereta di samping.
2. Mobil Penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3. Mobil Bus, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
4. Mobil Barang, adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam
sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
Angkutan menurut UU No. 14 tahun 1992 tentang angkutan jalan adalah pemindahan
orang

atau

barang

dari

satu

tempat

ke

tempat

lain

dengan menggunakan

kendaraan. Dalam kaitannya untuk angkutan penumpang umum moda jalan raya
digunakan mobil bus.

B. KERETA API
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang
ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang.
Kereta api merupakan moda yang memiliki keunggulan antara lain : tarif murah, miskin
polusi, hemat energi dan lahan.
Angkutan kereta api mempunyai tiga sifat yaitu:
11. Terikat pada jalurnya
Sehingga kereta api kurang luwes bila dibandingkan dengan moda angkutan
lain. Usaha kearah door to door service sulit dilaksanakan, namun masih
mungkin dengan bantuan lain. Pada operasi kereta di jalur tunggal maka
ditentukan antar dua stasiun hanya boleh ada satu kereta api, sedangkan untuk
jalur ganda dapat dua kereta api. Oleh karena itu kapasitas jalan (track)
dipengaruhi oleh jalannya alat pengamanan kereta api dan keterampilan jalan
masinis.
12. Pemanfaatan lahan yang lebih hemat
Karena sifat moda kereta api yang terikat pada jalurnya sehingga tidak akan
memakai lahan lain selain yang sudah ada jalan kereta apinya.
13. Angkutan masal
Kereta api dapat mengangkut penumpang dalam jumlah banyak untuk sekali
perjalanan.
Kelebihan Kereta api dibandingkan dengan moda angkutan lain, diantaranya:

1. Mampu mengangkut muatan dalam jumlah besar (massal)


2. Hemat energy
3. Berjarak jangkauan pelayanan fleksibel (dekat/komuter, sedang dan jauh)
4. Hemat lahan
5. Tidak polutif ( sesuai tuntutan lingkungan )
6. Keandalan keselamatan dalam operasinya
7. Akomodatif terhadap pengembangan kapasitas angkut
8. Jaringannya mampu menembus kota
9. Cukup handal terhadap perubahan iklim dan keadaan alam setempat
10. Kompetitif terhadap moda angkutan lain (dari segi efisiensi)
Sedangkan untuk kelemahan moda kereta api yaitu:
1. Keterkaitan operasi pada sistem jalur tetap
2. Dalam waktu singkat tidak adaptif terhadap teknologi baru
3. Biaya perawatan cukup tinggi
4. Tidak door to door service

C. PERBEDAAN MODA JALAN RAYA DAN KERETA API


Sebelumnya telah dijelaskan masing masing mengenai moda jalan raya dan kereta api,
jika keduanya diperbandingan dalam berbagai segi dijelaskan sebagai berikut.
1. Biaya angkut/operasional
Jalan rel : Biaya operasional relatif lebih murah karena dapat mengangkut dalam
jumlah besar (massal)
Jalan raya : Biaya operasional relatif lebih mahal.
2. Macam lalu lintas
Jalan rel : Hanya diperbolehkan untuk kereta api
Jalan raya : Segala macam lalu lintas mulai dari pejalan kaki sampai dengan
kendaraan berat
3. Kecepatan
Jalan rel : Dapat lebih tinggi, karena tidak ada hambatan
Jalan raya : Sangat tergantung dengan volume lalu lintas
4. Biaya pemeliharaan
Jalan rel
: Membutuhkan pemeliharaan yang teliti sehingga biaya relatif lebih
tinggi
Jalan raya : Relatif Lebih murah
5. Jenis barang yang mengangkut
Jalan rel : Cocok untuk segala macam angkutan massal dan berjarak jauh

Jalan raya : Tidak cocok untuk angkutan massal


6. Pengusahaan angkutan
Jalan rel
: Pengusaha harus menyediakan sarana prasarana dan pengaturan lalu
lintas
Jalan raya :
7. Perpindahan
Jalan rel :
Jalan raya :

Pengusaha hanya menyediakan sarana transportasi (bus)


dari satu jalur ke jalur lain
Harus melalui konstruksi khusus (wesel) dan persilangan
Sangat mudah dan lelusa

D. TREM
Trem adalah perangkat yang dirancang dan digunakan terutama untuk mengangkut
orang-orang dalam suatu kota, berjalan pada rel, biasanya tunduk pada sinyal kontrol lalu
lintas normal, dan dioperasikan terutama pada hak-cara-yang merupakan bagian
dari trem. Trem merupakan alat transportasi kota yang berbentuk lokomotif seperti kereta
api. Dengan kata lain, trem merupakan perpaduan antara kereta api dengan jalan raya.
Alat transportasi ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan. Biasanya
trem terdiri dari 2 - 3 gerbong disesuaikan dengan kondisi kota.
Trem yang saat ini lebih sering disebut dengan LRT (Light Rapid Transit) banyak
digunakan di berbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain
dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada
lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai
Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang. Konstruksi trem lebih kecil
dan ringan dibandingkan dengan kereta besar, dimana bogie juga dirancang berukuran
kecil, sehingga tidak heran jika sangat memungkinkan trem memiliki lantai yang rendah.
Tipe tipe trem :
- Tipe 1: Berbaur dengan lalu-lintas kota dan panjang satu set (2 kereta);
- Tipe 2: Dengan berbagai lintasan (surface, elevated, dan sub-way) dan panjang dua
-

set (4 kereta);
Tipe 3: Seperti HRT dengan lintasan khusus terpisah berikut sinyalnya, dan panjang 2
set hingga 4 set (bisa 4 hingga 8 kereta).

Keunggulan trem yaitu:


Dapat berbaur dengan lalu lintas kota
Dapat berbelok dengan radius kecil/tajam (sekitar 15 meter, sehingga dapat
menyusuri bangunan tua pusat kota, sedangkan HRT minimum dengan radius 150

meter)
Biaya operasi yang lebih murah. Biaya pengoperasian Trem/LRT biasanya lebih
rendah dari bus apalagi kendaraan pribadi, memang investasi awalnya tinggi, namun
biaya operasi dan perawatan sangat rendah. Hal ini mengurangi biaya operasi
angkutan tahunan, dan subsidi angkutan seperti ditunjukkan dalam contoh dalam

tabel berikut
Aman. Penumpang yang bepergian dengan kereta api jauh lebih aman demikian juga
dengan lingkungannya. Trem yang dirancang dengan lantai rendah, mirip jarak mobil

sedan dengan lantai, dapat meningkatkan keamanan penumpang yang akan naik

maupun turun, serta tidak mengabaikan kepentingan kaum difabel.


Dapat mengurangi pencemaran dan polusi. Karena digerakkan dengan listrik sehingga
tidak mencemari lingkungan disekitar koridor pelayanan, dengan demikian akan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.


Fleksibel dan cocok untuk ditempatkan di mana saja. Dapat berjalan di jalan, di
median jalan, di bawah tanah, layang termasuk layang diantara bangunan, dapat juga
memanfaatkan rel kereta api yang sudah ada, atau di bantaran kali/kanal.

Perkembangan Trem
1. Sejarah Trem Dunia
Awalnya, trem merupakan sebuah kendaraan yang dipakai pada pertambangan untuk
mengangkut barang-barang tambang. Fungsi utamanya adalah agar memudahkan
barang-barang tambang tersebut untuk dibawa/ditarik oleh kereta kuda. Bentuk trem
saat itu masih sederhana, prinsipnya hampir mirip dengan kereta api.
Setelah itu, mulai berkembang trem sebagai alat transportasi kota. Memang masih
menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi. Perkembangan ini terjadi pertama
kali di jalur New York dan Harlem, Amerika pada tahun 1832. Sampai sekarang, jalur
tersebut masih dipakai sebagai jalur trem di jalanan kota. Perkembangan jalur trem
selanjutnya adalah di New Orleans pada tahun 1835. Setelah lebih dari 150 tahun
digunakan, jalur tersebut tetap digunakan untuk gerbong-gerbong yang digerakkan
menggunakan energi listrik.
Selanjutnya, pengusaha-pengusaha dari Amerika memperkenalkan trem ke Benua
Eropa. Dimulai dari Paris (1853), Inggris (1860), dan Denmark (1863). Tahun 1870an merupakan masa dimana inovasi baru trem ditemukan, akibat adanya hambatan
sumber daya alam berupa hewan yang tidak selamanya dapat digunakan sebagai
penggerak kereta api. Oleh karena itu, para teknisi memikirikan untuk membuat trem
dengan menggunakan tenaga uap, tetapi kurang cocok untuk di daerah pinggiran kota.
Sehingga pada akhirnya trem dengan penggerak energi listrik menjadi pilihan utama
sebagai inovasi baru.
Trem pertama yang digerakkan dengan listrik diperkenalkan di Berlin pada tahun
1879. Trem tersebut sebelumnya digerakkan dengan baterai/aki yang harus dibawa
bersama trem. Namun, Werner von Siemens menemukan cara baru agar sumber listrik
penggerak trem dapat diletakkan di suatu tempat tertentu (tidak harus dibawa).

Dengan cara tersebut juga menjadi lebih hemat biaya. Sehingga sejak saat itu, energi
listrik untuk trem dialirkan melalui rel/jalur trem atau kabel yang terdapat di atas,
sepanjang jalur trem.
2. Trem di Indonesia
a. Jakarta
Alat transportasi bernama trem mulai diperkenalkan di Batavia (nama Jakarta
sebelumnya) pada tahun 1869. Trem pada masa itu ditarik oleh kuda. Meski
"mesin penggeraknya" kuda, tapi jarak tempuhnya lumayan panjang, dari
Kwitang ke Pasar Ikan. Trem kuda berupa kereta panjang yang memuat 40
penumpang. Kereta tersebut ditarik 3-4 ekor kuda. Trem kuda tersebut lewat 5
menit sekali dan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00-20.00. Tarif untuk
menaikinya adalah seharga 10 sen.
Lambat laun posisi trem kuda digantikan dengan trem bermesin uap pada 1881.
Trem uap ini digerakkan dengan ketel uap.

Trem Uap
Zaman itu, jalur trem dibagi menjadi 3 kelas. Kelas pertama berisi orang-orang
Eropa sebanyak 15% dari total penumpang di kereta tersebut. Sedangkan kelas
kedua disediakan untuk penumpang dari golongan Timur Asing. Serta kelas
terakhir atau kelas ketiga disediakan untuk penduduk pribumi. Lokomotif untuk
kelas terakhir bentuknya sedikit berbeda, begitu juga fungsinya. Lokomotif kelas
terakhir bentuknya seperti bak terbuka (pada zaman itu disebut pikolan), dan
difungsikan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah-buahan, dll.
Terdapat 4 rute trem di Jakarta, yaitu:
Rute 1

Berawal dari stasiun di pintu Gerbang Amsterdam menuju Stadhuisplein


(Taman Fatahillah) Nieuwpoort Straat (Jalan Pintu Besar Utara dan

Selatan) Molenvliet West (Jalan Gajah Mada) Harmoni


Rute 2
Rute ini merupakan lanjutan dari rute 1. Dari Harmoni - Rijswijk (Jalan
Veteran) - Wilhelmina Park (Masjid Istiqlal) - Pasar Baru - Senen - Kramat

- Salemba - Matraman - Meester Cornelis (Jatinegara)


Rute 3
Dari Harmoni menuju Tanah Abang - Kampung Lima Weg (Sarinah)
Tamarin Delaan (Jalan Wahid Hasyim) Kebon Sirih Kampung Baru

(Jalan Cut Mutia) Kramat


Rute 4
Dari Harmoni menuju Istana Gubernur Jenderal (Istana Merdeka),
Koningsplein (Medan Merdeka) - Stasiun Gambir - Tugu Tani - Kampung

Baru (Jalan Cut Mutia)


Sekitar 20 tahun berjalan, seiring perkembangan teknologi, trem uap tergeser oleh
trem listrik. Trem listrik mulai berjalan di Indonesia sejak tanggal 10 April 1899.
Namun, trem uap masih mengiringi kemunculan trem listrik hingga akhirnya
dihapus pada tahun 1933.
b. Surabaya
Trem di Surabaya mulai ada pada paruh kedua abad ke-19. Seperti di kota-kota
lain, trem ini bagian dari upaya modernisasi transportasi semasa pemerintah
kolonial Hindia Belanda demi alasan kepentingan perekonomian. Berbekal izin
pada 1886, Ooster Java Stoomtram Maatschappij (OJS) menjadi perusahaan
pengelolanya. Trayek awalnya meliputi tiga jalur (Belanda: lijn): UjungSepanjang, Mojokerto-Ngoro, dan Gemekan-Dinoyo. Trem ini mulai beroperasi
pada 1889. Trem-trem tersebut hilir-mudik saban setengah jam.

Trem jalur Wonokromo-Willemsplein di Surabaya, 1928


Seiring perkembangan kota, OJS terus menambah jalur, terutama di dalam kota.
Antara 1913-1916, jalur sisi barat ke pusat kota dibuka. Beberapa persimpangan
jalur lalu dibuat untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang terpisah, seperti
dari Wonokromo dan Boulevard Darmo ke Willemspein (kini Jembatan Merah).
OJS sebelumnya menggunakan trem uap, tetapi justru membawa banyak masalah
seperti kemacetan, polusi, dan lain-lain. Pada akhirnya OJS mengandalkan trem
listrik (dibangun pada 1911 dan selesai pada 1924) karena efisien, bebas polusi
dan lebih bersih. Untuk mengoperasionalkan trem listrik, OJS harus
membebaskan lahan sangat luas.
c. Solo
Jalur Solo Boyolali adalah jalur kereta yang merupakan perpanjangan jalur dari
Stasiun Purwosari Solo hingga Stasiun Kartosuro di Sukoharjo yang memiliki
panjang 4 kilometer, kemudian jalur tersebut diperpanjang hingga Boyolali sejauh
23 kilometer dan dibuka pada tahun 1911. Perusahaan yang mengelola jalur ini
adalah perusahaan tram swasta Solosche Tramweg Maatschappij (SoTM) yang
memiliki lebar rel (gauge) 1067 milimeter. Pembukaan jalur ini selain untuk
angkutan penumpang juga diperuntukkan untuk angkutan distribusi barang dan
kebutuhan industri seperti angkutan PG Bangak yang ada di Boyolali.
Pada mulanya SoTM menggunakan kuda untuk menarik gerbong, akan tetapi
pada tahun 1905 jalur ini diambil alih oleh NISM dan mengganti tenaga kuda
dengan mesin uap. Selain itu jalur yang pada mulanya berakhir hingga Pasar
Sunggingan kemudian diperpendek hanya sampai Pasar Kota Boyolali. Tercatat

ada beberapa halte dan stasiun yang berada di antara Stasiun Purwosari hingga
Stasiun Boyolali, diantaranya adalah: Halte Gembongan, Stasiun Kartosuro, Halte
Bangak, Halte Banyudono, Halte Mojosongo, dan Stasiun Boyolali.

Anda mungkin juga menyukai