Anda di halaman 1dari 12

Viriensa Filia Putri

03011381722098
Teknik Sipil 17 Kampus Palembang

Tugas Mass Transportation Planning (Perencanaan Angkutan Massal


Terpadu)

SOAL 1

1. Jelaskan mengenai beberapa jenis angkutan umum massal perkotaan (melayani


perjalanan dalam kota) yang kalian ketahui baik di Indonesia maupun negara lain.
Jawab:

A. Bus Rapid Transit / Busway

Gambar 1 Bus Rapid Transit / Busway

Bus Rapid Transit / Busway merupakan angkutan massal yang menggunakan bus
sebagai pengangkut pada penumpang namun berbeda dari bus kota pada umumnya
karena memiliki jalur eksklusif yang membuatnya terbebas dari kemacetan.
Fitur utama Bus Rapid Transit / Busway:
 Jalur khusus bus
Fitur utama BRT adalah jalur khusus di mana jalur tersebut bebas dari jangkauan
mobil pribadi. Hal ini menyebabkan bus dioperasikan di level kualitas tinggi sejak
hanya pengendara bus profesional yang hanya ada di busway. Sebuah sisi benefit bisa
direndahkan biaya konstruksinya sejak busway diengineered untuk memasuki zona
aman bila dikomparasikan dengan untuk jalan yang dibuka untuk pengemudi non
profesional.
o Terdiri dari jalur yang bisa dielevasikan, dalam permukaan aspal, jalur
sebelah kanan bisa dimodifikasi rel right-of-way.
o Sebuah jalan bus atau street mall bisa dibuat di tempat urban dengan
mendedikasikan semua jalur dari jalan kota untuk digunakan ekslusif
untuk bus.
o Elemen infrastruktur rendah bisa mengurangi kecepatan dan kendala
servis bus termasuk bus yang keluar jalur, bus melanggar peraturan dan
bus yang kecepatannya terlalu tinggi.
 Jalur Komperhensif
Tambahan untuk menggunakan busway, BRT bisa mengambil bagian dari jalan-
jalan di setiap kota dan mempunyai network jalan untuk mobil pribadi. Servis ini
bisa membuat waktu menjadi lebih effisien dan cepat dibandingkan sistem bus
biasa yang memakan waktu lebih lama.
 Melalui Market Tertentu Dengan Frekuensi Tinggi Servis Tiap Hari
Network BRT bisa melayani market tertentu (semua penumpang) dengan
mengangkut penumpang dari lokasi sekarang menuju tujuan mereka dengan
frekuensi tinggi dan waktu yang lebih cepat bisa membuat level kekaguman
konsumen meningkat. Dibandingkan dengan sistem transit yang lain sistem ini
bisa berjalan dengan baik. Jika sistem ini berjalan dengan kacau maka servis
tidak akan melayani market tertentu.
 Prioritas Bus / Jalur Bus
Setiap jalur bus pasti ada rambu tertentu. Bila lampu hijau di interseksi yang
memiliki sinyal pasti akan mendeteksi bila melewati bus. Prioritas interseksi
seharusnya bisa dioptimalkan dan bisa membantu saat pertemuan antara jalur bus
dan jalan, karena lalu lintas bisa kacau di antara bus dan sinyal lalu lintas.
 Lantai Boarding
Banyak sistem BRT yang menggunakan sistem low-floor (atau sistem high-floor
bila bus yang digunakan adalah high-floor bus) untuk mempermudah penumpang
masuk bus.
 Halte
BRT berkualitas tinggi bisa membuat haltenya menjadi berkualitas tinggi dan
menghadirkan fitur yang berkualitas tinggi pula seperti pintu geser yang terbuat
dari kaca, konter tiket yang dijaga dan tempat informasi, dan masih banyak fitur
lain di daftar ini di antaranya off-bus fare collection dan lantai boarding.

B. Mass Rapid Transit (MRT)

Gambar 2 Mass Rapid Transit (MRT)

MRT adalah sebuah sistem transportasi massal dan transit cepat yang merupakan
transportasi berbasis rel listrik yang efektif dan nyaman dan telah terbukti hasilnya
dengan banyak diterapkannya moda transportasi ini oleh kota-kota besar yang
terdapat di berbagai negara. Untuk Kota yang sangat padat tentunya membutuhkan
angkutan massal yang lebih andal seperti MRT (Mass Rapid Transit) yang dapat
menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.
Dengan Membangun sistem jaringan transportasi seperti MRT bukanlah semata-mata
urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, akan tetapi lebih dari itu Kehidupan
dan aktivitas ekonomi sebuah kota, tergantung dari seberapa mudah warga kota
melakukan perjalanan/mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke
berbagai tujuan dalam kota.

C. Light Rail Transit (LRT)

Gambar 3 Light Rail Transit

LRT (Light Rail Transit) merupakan salah satu sistem Kereta Api Penumpang
(tipe Kereta Api ringan) yang biasanya beroperasi dikawasan perkotaan yang
memiliki konstruksi ringan dan dapat berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam
lintasan khusus, LRT sering juga disebut dengan tram. LRT (Light Rail Transit)
sendiri merupakan moda transportasi masal yang merupakan bagian dari Mass Rapid
Transit (MRT) dengan cakupan wilayah yang lebih kecil.
Pertimbangan Penerapan Sistem LRT di Indonesia:
 Perlu Investasi Besar
Biaya per kilometer LRT sangatlah tinggi, setiap 1 kilometer biaya yang
digunakan untuk membangun LRT sama dengan Biaya 5 kilometer untuk
membangun Bus Rapid Transit / BRT (membangun 1KM LRT lebih mahal 5
Kali dari membangun 1KM jalur BRT), selain dari revenue (penghasilan) yang
didapatkan dari LRT. Dikhawatirkan tidak sebanding dengan besarnya dana
untuk membangun LRT.
 Perlu Perencanaan Tata Ruang Kota Yang Matang
Perencanaan tata ruang kota sangat penting hal ini berkaitan dengan optimalisasi
wilayah yang perlu dibangun LRT, hal tersebut terkait juga dengan rencana
pengembangan jalur LRT dalam jangka waktu panjang dan terkait dengan
demand serta lahan yang tersedia.
 Perlu Integrasi Antar Moda
Integrasi sangat penting hal itu menyangkut aksesibilitas yang tinggi sehingga
diharapkan memudahkan pengguna untuk berpindah dari moda transportasi lain
ke LRT. Integrasi antar stasiun-bandara, atau stasiun-terminal sangatlah penting.
 Perlu Adanya Pelayanan Yang Terbaik
Biaya investasi yang besar akan sia-sia jika tidak didukung oleh pelayanan yang
prima. Misalnya memiliki ketepatan waktu jarak tiap armadanya (misal jarak tiap
armada 10-12 menit, tidak molor atau terlalu cepat), karena di indonesia
ketepatan waktu seperti dikesampingkan.

D. Kereta Rel Listrik (KRL)

Gambar 4 Kereta Rel Listrik (KRL)

Kereta Rel Listrik (disingkat KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan
sistem motor listrik. Berikut Perbedaan LRT, MRT, dan KRL:

 Kereta Rel Listrik


o KRL merupakan jenis moda transportasi kereta yang digerakkan melalui
tenaga listrik. Sejak tahun 1976. KRL sudah ada di jakarta.
o Dalam pengoperasiannya KRL masing menggunakan tenaga masinis
mengingat dalam hal teknologi masih menggunakan sistem propulsi
motor listrik.
o Dari segi kecepatan, tidak jauh dengan MRT, KRL dapat melaju dengan
kecepatan 100 km/jam.
o Dengan gerbong yang lebih besar, KRL dapat mengangkut penumpang
yang lebih banyak, Hanya saja KRL memiliki radius putar yang sangat
lebar layaknya kereta api.
o Biasanya kereta yang akan digunakan oleh KRL adalah rangkaian kereta
yang terdiri dari delapan hingga sepuluh kereta.

 Light Rail Transit


o LRT tergolong dalam kereta ringan dan merupakan moda transportasi
masal yang cocok dioperasikan di daerah kota.
o LRT memiliki lebar antar 2,7-2,8 meter, dan dikendalikan dengan sistem
otomatis (melaui ruang kontrol) tanpa menggunakan masinis yang ada di
kereta seperti KRL.
o LRT dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat kecepatan
LRT biasanya hanya sekitar 30-40 kilometer / jam.
o Dengan dimensi yang relatif kecil, LRT memiliki keunggulan pada radius
putarnya yang hanya 20-30 meter, jauh lebih kecil dari KRL atau MRT.
hal ini lah yang menyebabkan pemerintah kepincut dengan LRT
ketimbang monorail, karena dengan radius putar yang relatif kecil LRT
cocok dengan kondisi Jakarta yang memiliki banyak gedung tinggi.

 Mass Rapid Transit


o Sama seperti LRT, MRT juga merupakan kereta yang dioperasikan
secara otomatis tanpa harus dijalankan oleh masinis. (dijalankan
melalui pusat kendali)
o MRT biasanya mampu melaju hingga kecepatan 100 km/jam.
o Mengingat dimensi gerbong yang cukup besar. Lebar gerbong sekitar
3,2-3,5 meter, sehingga MRT memiliki radius putar lebih lebar
dibanding LRT.
o Biasanya kereta yang akan digunakan oleh MRT adalah rangkaian
kereta yang terdiri dari maksimal enam kereta.

E. Monorail

Gambar 5 Monorail

Monorail adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel
tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan
sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan
roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.
Monorail merupakan moda transportasi yang terlihat paling modern
diantara yang lainnya, mengapa? karena kereta ini hanya menggantung di rel
tunggal. Dengan bobotnya yang ringan dan bentuk yang umumnya aerodinamis,
Monorail memungkinkan untuk beroperasi lebih cepat daripada moda transportasi
massal lainnya. Karena itu, monorail juga merupakan Moda Transportasi yang
paling diminati para turis.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari monorail sebagai berikut.
Kelebihan:
 Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan
hanya menutupi sebagian kecil langit.
 Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.
 Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.
 Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh
lebih kecil. Risiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim.
 Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.

Kekurangan:
 Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena
tidak ada jalan keluar kecuali distasiun.
 Dibanding dengan kereta bawah tanah, monorel terasa lebih memakan
tempat.
SOAL 2

2. A. Jenis angkutan umum massal perkotaan apa saja yang beroperasi di Kota Palembang ?

Jawab: Jenis angkutan massal perkotaan yang sudah beroperasi di Kota Palembang
adalah Bus (Damri dan Transmusi) dan Light Rail Transit (LRT).

B. Menurut kalian apakah angkutan umum massal perkotaan di Palembang sudah cukup
baik pelayanannya ? (ya atau tidak, jelaskan alasannya).

Jawab: Bagi Bus (Damri dan Transmusi) menurut pendapat pribadi saya, sudah cukup
baik pelayanannya. Dikarenakan bus (Damri dan Transmusi) di Kota Palembang sudah
banyak menyediakan beberapa jalur halte yang sudah cukup efisien dan ekonomis.
Tetapi untuk Light Rail Transit (LRT), menurut saya belum cukup baik dikarenakan
untuk tempat pemberhentian stasiunnya masih belum ekonomis dan efisien.
Dibutuhkan penambahan pemberhentian stasiun agar LRT Palembang kedepannya
bisa menjadi lebih baik pelayanannya.

C. Apakah angkutan massal tersebut cukup diminati oleh masyarakat ? (ya atau tidak,
jelaskan alasannya)

Jawab: Angkutan massal di Palembang menurut saya, belum cukup diminati


dimasyarakat Palembang. Dikarenakan belum ekonomis dan efisiennya tempat
pemberhentiannya dan juga kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri apa
manfaatnya dari menggunakan angkutan massal yang ada di Palembang. Jadi menurut
pendapat saya, jika ingin angkutan massal diPalembang ingin cukup diminati di
Palembang, maka harus adanya penambahan tempat pemberhentian dari angkutan
massal tersebut dan adanya penyuluhan terhadap masyarakat Palembang apa manfaat
dari penggunaan angkutan massal tersebut agar masyakat kedepannya bisa lebih
tertarik untuk menggunakan angkutan massal di Palembang.
SOAL 3

3. Buatlah tulisan mengenai “Perencanaan Angkutan Massal LRT Koridor II” Lingkup
penulisan : Teori dan penelitian terdahulu yang bisa di jadikan referensi

Perencanaan Angkutan Massal LRT Koridor II

Kota Palembang yang merupakan ibu kota Provinsi Sumatra Selatan, dan termasuk salah
satu kota metropolitan di Indonesia. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera
setelah Medan. Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan perdagangan. Kota
Palembang mempunyai Bandar Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) dan telah berfungsi
sebagai Bandar Udara Internasional yang artinya konektivitas Kota Palembang dengan dunia
Internasional telah terbuka dan juga Universitas Sriwijaya yang berada di Jalan Srijaya Negara
Palembang yang menjadi pusat konektivitas mahasiswa untuk mencari ilmu.
Di sisi lain, transportasi darat Kota Palembang juga telah dilakukan pembenahan. Dengan
adanya Surat Keputusan Walikota Kota Palembang No 1465 Tahun 2008 tentang Penghentian
dan Penggantian kendaraan bus kota dan angkutan sejenis diganti dengan Bus Mass Rapid
Transit yang bernama Trans Musi dan Damri menjadi langkah awal yang baik untuk menata
sistem transportasi darat yang ada. Namun demikian seiring perkembangan kota maka jumlah
penduduk akan meningkat. Oleh karena itu perlu ada alternatif transportasi massal lain yang
dapat mengantisipasi hal tersebut dan untuk penataan kota yang lebih terencana.
Light Rail Transit atau disingkat adalah salah satu sistem kereta api penumpang yang
beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas
lain atau dalam lintasan khusus. LRT tergolong dalam kereta ringan dan merupakan moda
angkutan massal yang cocok dioperasikan dikota. LRT memiliki lebar antara 2,7-2,8 meter, dan
dikendalikan dengan sistem otomatis (melalui ruang kontrol) tanpa menggunakan manisis yang
ada dikereta seperti KRL. LRT dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat
kecepatan LRT biasanya hanya sekitar 30-40 kilometer / jam.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 116 tahun 2015
tentang Percepatan Penyelenggaran Kereta Api Ringan (light rail transit) di Provinsi Sumatera
Selatan untuk mendukung pembangunan di Provinsi Sumsel dan meningkatkan pelayanan
transportasi. Dengan adanya LRT ini, dukungan pelayanan dapat terencana dengan baik sebagai
upaya antisipasi kepadatan jalan raya di kota.
Didalam LRT Palembang koridor I, memiliki panjang rute sejauh 23,4 KM dari stasiun
bandara SMB II dan Stasiun DJKA serta memiliki total 13 stasiun, yaitu:

Bandara SMB Asrama Haji Punti Kayu RSUD


II

Dishub Bumi Sriwijaya Demang Garuda Dempo

Cinde Ampera Polresta Jakabaring

DJKA

LRT Palembang beroperasi dari pukul 07.00-16.00 WIB . LRT akan berhenti selama 1
menit ditiap stasiunnya untuk menurunkan penumpangnya serta berhenti selama 10 menit di
pemberhentian akhir. Untuk stasiun koridor I ini tentunya belum menjangkau semua wilayah di
kota Palembang. Maka dari itu, belum cukuplah efisien dan ekonomis untuk LRT koridor I.
Dengan hal ini sangat diperlukan perencanaan LRT koridor II agar penggunaan LRT bisa lebih
efisien.
Untuk perencanaan rute koridor II sejauh 12,1 KM dari stasiun Prameswara menuju
Stasiun Pusri dengan total membangun 7 stasiun:

Prameswara Unsri Bukit Kapten Arivai Demang II

Pusri Sekolah PTC


Kusuma Bangsa
Pemilihan lokasi rute Koridor LRT II ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari
penggunaan LRT, agar masyarakat kedepannya bisa lebih tertarik untuk menggunakan LRT.
Dalam pemilihan pemberhentian stasiun sendiri tentunya dengan memilih tempat yang memiliki
ketertarikan yang tinggi seperti mall, tempat kerja, dan sekolah. Dengan adanya LRT koridor II
ini maka dapat membantu meminimalkan pergerakan masyarakat menggunakan angkutan pribadi
yang ingin menuju kesuatu tempat seperti mall, tempat kerja, dan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai