Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rakryan Dhanastri

NIM : 03011381621113

JENIS DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ANGKUTAN


MASAL BERBASIS JALAN RAYA

Transportasi merupakan kegiatan peregerakan mobilitas yang penting dalam


kehidupan masyarakat Indonesia. Angkutan massal memiliki definisi sebagai layanan
angkutan penumpang oleh sistem perjalanan kelompok yang tersedia untuk
digunakan oleh masyarakat umum, biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan
pada rute yang ditetapkan, dan dikenakan biaya untuk setiap perjalanan Angkutan
umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang
memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan
tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek yang sangat strategis
dan diharapkan mampu mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat. hal tersebut
belum dapat diwujudkan terkait dengan berbagai kendala. Rendahnya tingkat
penggunaan kendaraan umum dibandingkan penggunaaan kendaran pribadi di
kawasan perkotaan, menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan pribadi masih tinggi dan di sisi lain pelayanan angkutan umum perkotaan
terlihat masih rendah.

Angkutan umum yang biasanya di dalam perkotaan contohnya adalah LRT,


BRT, KRL, MRT dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan yang ada pada LRT,
BRT, MRT, KRL dan yang lain adalah terletak pada kapasitas penumpang, kecepatan
laju, letak rel atau jalur, dan target penumpang.

Bus Rapid Transit adalah sebuah system transportasi yang biasanya ada di
perkotaan besar. Bus Rapid Transit atau yang dikenal sebagai BRT adalah sebuah
layanan system transportasi yang menggunakan bus untuk menyediakan layanan yang
lebih cepat dan lebih efisien daripada jalur bus biasa atau juga dikenal dengan bebas
hambatan. Jalur yang digunakan oleh BRT ini juga merupakan jalur khusus yang
diperuntukn sebagai jalur dari BRT ini sendiri, sehingga diperoleh efisiensi yang
lebih tinggi dari pada bus-bus dan angkutan umum biasa.

Pelayanan dari BRT ini sendiri terkesan sangat bagus dan kompleks. Sehingga
memiliki pelayanan kualitas serta penyediaan fasilitas sarana pra sarana yang baik
dibandingkan moda angkutan umum lainnya. Walaupun pengembangan BRT ini
sendiri berbeda di setiap kotanya, pengembangan dari BRT ini sendiri sangat
mengacu kepada keamanan dan kenyaman penggunanya. Serta tarif dari BRT hampir
sama di setiap daerahnya Hasil dari pengembangan sistem tersebut mendekati
sistem rail transit yang mana mempertahankan keamanan dan tarif bus. Negara yang
memakai BRT ada di Amerika Utara, di Eropa dan Australia dinamai busway dan
nama tersebut juga dipakai di Indonesia, sedangkan di negara lain disebut quality
bus atau servis bus.

Bus Rapid Transit memakai sebagian nama dari rapid transit yang
mendeskripsikan transportasi rel berkapasitas tinggi atau bisa disebut right-of-way.
Kereta rapid transit memakai terowongan bawah tanah, model kereta ini berbadan
panjang dalam jalur pendek dan relatif cepat. Kecepatan dari bus rapid transit tidak
mengikutsertakan kecepatan dari bus-bus BRT. Kecepatan transit dari sistem BRT
rata-rata dari 19-48 km/jam dimana mengkomparasikan dengan permukaan jalan.

BRT ini mengangkat penumpang bus secara kolektif melalui stasiun atau halte
yang telat disediakan. Jalur yang umum digunakan bus rapid transit antara lain adalah
jalur khusus bus, jalur khusus (atau jalur ekslusif) right-of-way: merupakan jalur
khusus dimana jalur tersebut bebas dari jangkauan kendaraan pribadi. Hal ini
menyebabkan bus dioperasikan di level kualitas tinggi dan hanya pengendara bis
profesional yang mengoperasikan busway. Manfaatnya adalah bisa menurunkan biaya
konstruksinya sejak busway dicanangkan untuk memasuki zona aman bila
dibandingkan dengan jalan yang dibuka untuk pengemudi non profesional. Terdiri
dari jalur yang bisa dielevasikan, dalam permukaan aspal, jalur sebelah kanan bisa
dimodifikasi rel right-of-way. Jalur komprehensif adalah jalur BRT yang bisa
mengambil bagian dari jalan-jalan di setiap kota dan mempunyai jaringan jalan untuk
mobil pribadi. Hal ini bisa membuat waktu menjadi lebih efisien dan cepat
dibandingkan sistem bus biasa yang memakan waktu lebih lama. Melayani market
tertentu dengan frekuensi pelayanan tinggi setiap hari: jaringan BRT bisa melayani
market tertentu (semua penumpang) dengan mengangkut penumpang dari sebuah
tempat menuju tujuan mereka dalam jumlah besar dan waktu yang lebih cepat yang
dapat meningkatkan apresiasi masyarakat. Dibandingkan dengan sistem transit yang
lain sistem ini bisa berjalan dengan baik.
Nama : Rakryan Dhanastri

NIM : 03011381621113

KAITAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA BRT


DENGAN PERENCANAAN TRANSPORTASI

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan


prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana
untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan
lingkungan. Diawali dengan identifikasi awal kenapa perencanaan diperlukan,
dilanjutkan dengan pengumpulan informasi mengenai pola perjalanan melalui survai
asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder, modelling dan dilanjutkan dengan
membuat perkiraan permintaandimasa yang akan datang. Selanjutnya dirumuskan
kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai tahapan terakhir
adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang akan
datang beserta jadwal waktunya.Didalam system transportasi ini sendiri memili 4
aspek penting yaitu, system kegiatan, system jaringan, dan system kelembagaan.
Keempat system ini menjadi acun penting dalam perencanaan transportasi.

Adapun tujuan perencanaan transportasi yaitu:


a. Mengatasi masalah yang ada
b. Melayani kebutuhan secara optimal
c. Mencegah persoalan yang diduga akan timbul
d. Mempersiapkan tindakan yang tanggap pada keadaan di masa depan
e. Mengoptimumkan daya guna dari dana yang dapat digunakan sehingga
tercapai daya guna dan hasil guna yang tinggi
BRT adalah suatu system kendaraan umum yang memiliki teknologi
contohnya adalah smart card yang memudahkan para penumpang tidak perlu lagi
menggunakan karcis yang terbuat dari kertas. BRT ini sendiri berkembang dari
system bus biasa yang tidak memiliki stasiun/halte menjadi memiliki stasiun disetiap
titik keramaian yang memudahkan para penumpang dan mendisiplinkan para
penumpang sehingga penumpang tidak bisa berhenti secara sembarangan yang
mengakibatkan macet. Dari kelebihan dan pengembangan teknologi yang telah ada,
BRT ini sendiri telah memenuhi point 1 dari tujuan perencanaan transportasi. Yaitu
lebih kurangnya untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat.
Semakin banyaknya masyakat yang ada, semakin banyaknya pula transportasi
yang melintasi ruas jalan. Semakin banyak pula persoalan yang muncul contohnya,
kemacetan, keterbatasan ruang kendaraan, pemborosan bahan bakar, polusi dan
banyak lagi. Banyaknya penggunaan transportasi ini menimbulkan efek
berkelanjutan. Demi mengatasi hal tersebut maka dikembangkan angkutan masal
guna untuk mengurangi dampak dari setiap permasalahan yang ada. Contohya dengan
BRT. BRT ini sendiri berperan mengangkut penumpang dalam jumlah banyak.
Sehingga, penggunaan ruang kendaraan bisa berkurang. Kemudian lagi penggunaan
bahan bakar yag digunakan dapat berkurang sehingga polus yang diciptakan dapat
berkurang. Contoh lain dengan kendaraan yang sedag berkembang saat ini contohnya
LRT. LRT adalah kereta yang meggunakan satu jalur di atas sebagai relnya. Jadi
penggunaan ruang kendaraan bisa berkurang dengan signifikan. Dan manfaat dari ini
sendiri telah memenuhi point 2 dan 3 pada tujuan perencanaan transportasi.

Anda mungkin juga menyukai